Program Pengembangan Kota Hijau Kab Gresik PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



MASTER



PLAN



KOTA



HIJAU



KABUPATEN



GRESIK



2012



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



LATAR BELAKANG Kabupaten Gresik sebagai wilayah hinterland kota Surabaya berpotensi menjadi wilayah



yang berkembang. Ditinjau dari lokasinya, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya memiliki wilayah ini saling berbatasan. Hal ini berpeluang bagi Kabupaten Gresik sebagai jalur penunjang utama aktivitas ekonomi dan jasa, serta adanya daya tarik internal. Salah satu konsekuensi perkembangan suatu wilayah adalah semakin meningkatnya kebutuhan akan ruang terbangun untuk menampung berbagai jenis kegiatan. Semakin banyak kebutuhan ruang terbangun dapat berpotensi menimbulkan konflik alih fungsi lahan, kerusakan lingkungan, menurunkan daya dukung lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga, menyeimbangkan dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang memadai. Sesuai dengan amanat Undang-Undang no 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap kabupaten/kota diwajibkan menyediakan sekurang-kurangnya 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH), dimana 20% diantaranya merupakan RTH publik dan 10% RTH privat. RTH tersebut dimaksudkan sebagai salah satu instrumen untuk menjaga lingkungan perkotaan yang berkelanjutan secara ekologis dengan peningkatan nilai lahan. RTH sekaligus merupakan ruang publik yang memiliki manfaat rekreatif dan rasa nyaman karena faktor estetikanya. Pemerintah Kabupaten Gresik telah memiliki landasan hukum dalam penanganan RTH melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau. Dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah ini melalui kegiatan P2KH dilakukan upaya untuk menata RTH di Kabupaten Gresik pada tahun 2012 dengan produk acuan sebagai arahan penataan berupa Master Plan Kota Hijau. Program Pengembangan Kota Hijau ini akan mengalokasikan ruang yang akan dilindungi dan dipertahankan untuk RTH sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada faktor kebutuhan RTH berdasarkan fungsi ekologi dan estetika. Diharapkan pula selanjutnya masyarakat sebagai elemen penting pendukung, pelaksana serta pengawas pembangunan turut serta dalam kegiatan Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH).



1



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



1.2.



MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT



1.2.1. MAKSUD Maksud penyusunan Master Plan Kota Hijau Kabupaten Gresik adalah menyusun panduan penataan RTH yang dapat dijadikan salah satu panduan bagi perwujudan pemanfaatan ruang yang serasi dan seimbang antara kawasan terbangun dan RTH, sehingga terjamin pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.



1.2.2. TUJUAN Tujuan Penyusunan Master Plan Kota Hijau Kabupaten Gresik adalah untuk menjamin tersedianya RTH yang Cukup di Kabupaten Gresik khususnya di kawasan Perkotaan, sehingga terjamin ruang – ruang yang berfungsi sebagai berikut :



1) Area pengembangan keanekaragaman hayati; 2) Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan; 3) Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat; 4) Pembatas perkembangan perkotaan ke arah yang tidak diharapkan; 5) Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis; 6) Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya.



1.2.3. MANFAAT Kegiatan penyusunan dokumen Master Plan Kota Hijau Kabupaten Gresik memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:



1) Sebagai pedoman untuk penentuan lokasi RTH kota dan panduan perencanaan RTH sesuai dengan tujuan yang diinginkan.



2) Sebagai bahan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan P2KH. 1.3.



LANDASAN HUKUM Penyusunan Master Plan Kota Hijau Kabupaten Gresik ini disusun dengan berdasarkan



ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi: a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; b) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; c) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;



2



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK d) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; e) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; f) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; g) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; h) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota; i) Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum; j) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum; k) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; l) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan; m) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Perkotaan; n) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan; o) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau.



1.4.



RUANG LINGKUP



1.4.1. RUANG LINGKUP PERENCANAAN Lokasi Penyusunan Master Plan Kota Hijau di Kabupaten Gresik adalah Kawasan Perkotaan Kabupaten Gresik, yang meliputi 2 Kecamatan terdiri dari: 1) Kecamatan Gresik, dan 2) Kecamatan Kebomas



1.4.2. LINGKUP PERIODE PERENCANAAN Master Plan Kota Hijau disusun dalam lingkup periode perencanaan maksimal 20 tahun sesuai dengan RTRW Kabupaten Gresik, dan dilakukan evaluasi secara periodik dalam kurun waktu setiap 5 tahun. Setelah selesainya kurun waktu 20 tahun, Master Plan ini perlu ditinjau ulang secara menyeluruh untuk menyesuaikan perkembangan pembangunan yang berjalan.



1.4.3. LINGKUP TARGET GROUP Penyusunan Master Plan Kota Hijau di Kabupaten Gresik ditujukan untuk Pemerintah Kabupaten, pihak swasta dan masyarakat, serta para pelaku pembangunan lainnya. Pemerintah



3



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Kabupaten dapat memanfaatkan Master Plan Kota Hijau sebagai salah satu suplemen utama dalam penetapan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.



1.5.



KELUARAN



1.5.1. DOKUMEN TEKNIS Dalam dokumen teknis Penyusunan Masterplan Kota Hijau ini akan memuat beberapa laporan, yaitu : a. Profil Kota/Kabupaten b. Identifikasi dan Evaluasi RTH Perkotaan (RTH Eksisting) c. Analisa Kebutuhan RTH Perkotaan d. Rencana Pembangunan RTH Kota e. Tabel Indikasi Program



1.5.2. ALBUM PETA Dalam album peta Penyusunan Masterplan RTH Perkotaan disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal 1:25.000 dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Berikut adalah data album peta : a. Peta eksisting RTH Perkotaan (taman, jalur hijau jalan, sempadan sungai, jalur SUTET, dll). b. Peta RTH Perkotaan rencana periode 20 tahun. c. Peta lokasi prioritas pembangunan RTH Perkotaan skala 1:5.000. d. Peta tematik (topografi, geologi, hidrologi, resapan air, dll).



4



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



1.6.



JADWAL PELAKSANAAN Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Kota Hijau Kabupaten Gresik dalam rangka kegiatan P2KH dilaksanakan selama 4



(empat) bulan terhitung sejak awal Bulan Mei hingga akhir Bulan Agustus 2012. Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan Master Plan Ruang Terbuka Hijau dan Raperbup Tentang RTH



5



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



1.7.



TENAGA AHLI PENDAMPING Setiap



pengerjaan



sebuah



perencanaan



memerlukan



sebuah



tim



sebagai



pekerja/pelaksana, begitu pula dalam penyusunan Masterplan RTH Perkotaan ini. Dalam sebuah tim didalamnya terdapat beberapa ahli yang lebih spesifik terhadap pekerjaan apa yang akan dilakukan, dalam hal ini yaitu perencanaan Masterplan RTH Perkotaan yang akan melibatkan lebih kurangnya 5 tenaga tim ahli, diantaranya yaitu : 1. Ahli Perencanaan atau perancangan Kota 2. Ahli Arsitektur Lansekap atau Arsitektur 3. Ahli pemberdayaan Masyarakat 4. Ahli Pemetaan/Geodesi/GIS 5. Ahli Ekonomi Pembangunan



6



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



MASTER



PLAN



KOTA



HIJAU



KABUPATEN



GRESIK



2012



BAB II MUATAN MASTER PLAN RTH KOTA



2.1.



PROFIL KOTA



2.1.1. BIOGEOFISIK 2.1.1.1. Letak geografis Ruang lingkup wilayah perencanaan untuk Master Plan RTH Perkotaan berada di kawasan Perkotaan Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Wilayah ini dipilih berdasarkan kebutuhan perencanaan yang mengangkat tema RTH Perkotaan sebgai pemenuhan kebutuhan RTH dalam wilayah perkotaan. Luas wilayah perencanaan adalah 41,13 km2, dengan luas wilayah Kecamatan Gresik 34,01 km2 dan wilayah Kec Kebomas 7,12 km2.



2.1.1.2. Klimatologi Kondisi klimatologi di kawasan rencana tidak jauh berbeda dengan iklim wilayah pesisir Kabupaten Gresik pada umumnya. Salah satu komponen iklim yang sangat berpengaruh yaitu curah hujan. Berdasarkan data dari laporan Gresik Dalam Angka tahun 2009, diketahui jumlah curah hujan pada wilayah perencanaan seperti yang telihat dalam tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 2.1. Kondisi curah hujan di Kabupaten Gresik 2009 Curah Hujan (mm)



Hari Hujan (Hari)



Rata-Rata Per Hari (mm)



1 Januari 136 2 Februari 200 3 Maret 322 4 April 97 5 Mei 63 6 Juni 25 7 Juli 7 8 Agustus 9 September 55 10 Oktober 11 November 57 12 Desember 83 Jumlah 1.045 Sumber : Kab Gresik Dalam Angka 2010



12 13 8 6 6 2 2 2 2 7 60



11,33 15,38 40,25 16,17 10,50 12,50 3,50 27,50 28,50 11,86 17,42



No



Bulan



7



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.1.



Grafik Curah Hujan Kabupaten Gresik



Sumber : Kab Gresik Dalam Angka 2010



Dari tabel dan grafik di atas terlihat bahwa curah hujan dan rata-rata per hari tertinggi terjadi pada Bulan Maret yaitu sebesar 322 dengan rata-rata perhari sebesar 40,25 mm. sedangkan hari hujan terbanyak terjadi pada Bulan Februari yaitu sebanyak 13 hari.



2.1.1.3. Topografi Secara keseluruhan kondisi topografi wilayah perencanaan sama dengan kondisi topografi Kota Gresik pada umunya yaitu berada pada kemiringan 0 – 2%, dan sebagian kecil mempunyai kelerengan 3 – 15 %, dan 16 – 40 %. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah perencanaan termasuk daratan yang relatif datar. Kondisi kelerengan ini memudahkan pemanfaatan wilayah perencanaan untuk berbagai jenis peruntukan ruang.



2.1.1.4. Jenis tanah Hampir seluruh bagian wilayah perencanaan Kec. Gresik – Kec. Kebomas memiliki jenis tanah Aluvial. Namun pada bagian daerah pegunungan Kapur, wilayah perencanaan memiliki tanah relatif kurang subur. Adapun kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm.



8



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.2.



Peta Kondisi Topografi



Sumber: RDTR dan ZR Kota Gresik 2008, diupdate Citra 2011



9



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.3.



Peta Kondisi Geologi



Sumber: RDTR dan ZR Kota Gresik 2008, diupdate Citra 2011



10



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.1.1.5. Geologi Berdasarkan Peta Geologi Kabupaten Gresik, susunan satuan batuan atau Lithostratigrafi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Gresik, seperti terlihat seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Kolom Susunan Satuan Batuan Kabupaten Gresik Umur



Satuan Batuan



K HOLOSEN/



ENDAPAN



ALUVIAL,



U RESEN



PANTAI DAN DELTA



Kolom Litho-Stratigrafi



Deskripsi/Keterangan Kerakal, kerikil, pasir, lumpur/ lempung mengandung cangkang



A



fossil



R PLEISTOSEN FORMASI BATUAN



Batupasir



T



GUNUNG



kerikilan, kasar, lava,



E



API



konglomeratan,



R



BALIBAK



kemas terbuka, khusus



KABUH



Perselingan breksi



dan



tuff, di



khusus di pesisir Pulau Bawean Gresik FORMASI



Batupasir tufan berlapis baik



PULANGAN



bersisipan



konglomeratan,



terdapat di Pesisir Gresik T MIOSEN



FORMASI



Batulempung



Batupasir



E AKHIR



LIDAH



biru sisipan batu kwarsa sisipan



R



FORMASI



pasir lempungan batulempung



S



KEPONGAN



terdapat



di di



I



wilayah



pesisir Bawean



E



Gresik



R MIOSEN TENGAH



FORMASI FORMASI



Batugamping



MADURA GELAM



terumbu Pesisir Gresik



Pulau



Batugamping di terumbu



dan



klastik di Pulau Bawean



Sumber : RZWP Kab Gresik, 2010



Berdasarkan tabel satuan bantuan Kabupaten Gresik, dapat diketahui bahwa susunan batuan di kawasan wilayah perencanaan, pesisir Kecamatan Ujung Pangkah termasuk jenis satuan Endapan Aluvial, Pantai Dan Delta yang tersusun dari kerikil, pasir dan lumpur.



11



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.1.1.6. Hidrologi Kali Lamong merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang mengalir di wilayah Kabupaten Gresik mulai dari Kecamatan Balongpanggang dan bermuara di Kecamatan Kebomas. Kali Lamong merupakan jenis kali banjir yang mempunyai fluktuasi debit sangat besar antara musim penghujan dan musim kemarau, sehingga pada musim penghujan sering terjadi banjir di daerah sekitar sungai, sedangkan pada musim kemarau debit air sangat kecil bahkan didaerah tertentu kering, kualitas air sangat dipengaruhi oleh intrusi air laut. Selain kali Lamong Ada beberapa sungai yang terdapat di wilayah perencanaan antara lain Kali Indro, Kali Tutup Timur, Kali Tutup Barat, Kali Towo, Kali Roomo, dan Kali Tenger. Pada wilayah Utara Kota, berbatasan dengan Kecamatan Manyar terdapat Telaga Ngipik yang saat ini telah dimanfaatkan sebagai obyek wisata Giri Wana Tirta, letaknya di sekitar kompleks Kawasan Industri Gresik dan Petrokimia Gresik. Air di telaga ini dapat juga dimanfaatkan sebagai cadangan sumber air baku untuk kebutuhan air bagi Kota Gresik. 2.1.1.7. Daerah resapan air Daerah peresapan air berupa ruang-ruang terbuka hijau di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas. Penggunaan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Gresik adalah 89,39 Ha atau sebesar 16,14 % dari total penggunaan lahan dengan penjabaran 4,59 % berupa makam, 0,91 % kolam, 7,75 % lahan kosong, 2,88 % belukar. Sementara itu, di Kecamatan Kebomas penggunaan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau adalah 562,17 Ha atau sebesar 18,7 % dari total penggunaan lahan dengan penjabaran 0,18 % berupa makam, 1,99 % kolam, 0,92 % lahan kosong, 14,21 % belukar, 0,22 % tanah urug dan 1,19 % tambang kapur. Jadi, total Ruang Terbuka Hijau di wilayah perencanaan adalah 651,56 Ha atau sebesar 18,3 % dari total penggunaan lahan.



12



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.4.



Peta Kondisi Hidrologi Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: RDTR dan ZR Kota Gresik 2008, diupdate Citra 2011



13



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.1.1.8. Kependudukan Adapun kondisi kependudukan yang diidentifikasi meliputi kondisi nyata atau faktual jumlah dan perkembangan penduduk, kepadatan penduduk, dan komposisi penduduk. Masingmasing kondisi kependudukan tersebut dijabarkan lebih lanjut pada sub bab dibawah ini. A.



Jumlah penduduk Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah sangat mempengaruhi kegiatan apa saja yang



ada di dalam wilayah tersebut. Pada wilayah studi terdaftar jumlah penduduk dan kepadatan penduduk yang diperoleh dari Kabupaten Gresik Dalam Angka 2011 serta di dukung oleh RDTR Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Tahun 2008 yang diupdate. Berikut adalah tabel yang menyatakan jumlah penduduk di wilayah studi. Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Wilayah Perencanaan Nama Kec.



Laki-laki



Perempuan



Jumlah



Kec. Gresik 45.880 45.266 Kec. Kebomas 48.410 47.018 Total 94.290 92.284 Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



91.146 95.428 186.574



Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk pada kedua kecamatan perkotaan ini hampir sebanding, dengan jumlah penduduk di Kecamatan Kebomas lebih besar.



B.



Sebaran penduduk Besarnya jumlah penduduk di suatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayah yang



interaksinya menunjukkan besarnya tingkat kepadatan penduduknya, sedangkan seberapa besar jumlah penduduk yang dapat ditampung dalam suatu wilayah akan menunjukkan seberapa besar daya tampung wilayah terhadap jumlah penduduk. Penduduk di wilayah perencanaan saat ini cenderung untuk mengelompok pada daerah yang mempunyai tingkat ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap. Tabel 2.4. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Nama Kec.



Luas Kec. (Km2)



Jumlah Rumah Tangga



Kec. Gresik 5,54 16.486 Kec. Kebomas 30,06 23.972 Total 35,60 40.458 Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



Jumlah Penduduk 84.092 95.594 179.686



14



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



C.



Laju pertumbuhan penduduk Komposisi penduduk yang diidentifikasi meliputi struktur penduduk berdasarkan jenis



kelamin dan mata pencaharian. 1) Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berikut adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) yang terdapat pada Kec. Gresik – Kec Kebomas. Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menutut Jenis Kelamin Nama Kec.



Laki-laki



Perempuan



Jumlah



Kec. Gresik 42.459 41.633 Kec. Kebomas 48.538 47.056 Total 90.997 88.689 Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



84.092 95.594 179.686



2) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Berikut adalah jumalah penduduk menurut matan pencaharian (pertanian, industri, konstruksi, perdagangan, angkutan, jasa, dll) yang terdapat pada Kec. Gresik – Kec Kebomas. Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Nama Kec.



Pertanian



Industri



Konstr.



Perdag.



Kec. Gresik 1.792 5.092 241 3.985 Kec. Kebomas 1.271 19.282 108 2.768 Total 3.063 24.374 349 6.753 Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



Angkutan



Jasa



lainnya



232 480 712



17.720 1.242 18.962



9.261 2.108 11.369



2.1.2. EKONOMI 2.1.2.1. Perkembangan ekonomi makro Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Berlaku pada Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.7. PDRB Kab Gresik Menurut lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) No



Sektor



1 Pertanian Pertambangan/ Penggalian 2 (Sub sektor ) Penggalian Industri 3 Pengolahan Listrik, Gas & Air 4 Bersih Bangunan/Kons 5 truksi



2006 2,551,959.76



2007 2,779,817.89



Tahun 2008 3,190,366.47



2009 3,498,945.33



2010 3,892,798.01



619,418.81



662,336.36



737,741.92



949,553.67



1,006,361.65



619,418.81



662,336.36



737,741.92



758,397.32



762,759.72



12,444,323.56



14,391,968.14



16,954,065.65



18,858,856.90



20,557,722.58



366,934.28



398,639.14



424,441.53



448,796.40



515,986.99



331,928.30



367,109.02



425,258.87



506,292.68



653,764.51



15



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No 6 7 8 9



Sektor



2006



2007



Perdagangan, Hotel & 3,695,473.29 4,500,508.16 Restoran Angkutan & 587,280.43 700,078.15 Komunikasi Keuangan, Persewaan & 812,959.93 914,546.41 Jasa Pers Jasa-jasa 1,117,004.38 1,296,268.81 Jumlah 22,487,282.74 26,031,272.08 Sumber : PDRB Kabupaten Gresik, BPS, 2012



Tahun 2008



2009



2010



5,489,378.98



6,323,074.18



7,672,680.96



846,006.71



976,426.78



1,083,579.93



1,048,005.69



1,154,807.12



1,325,390.74



1,595,023.51 30,710,289.32



1,828,325.37 34,545,078.43



2,050,596.35 38,758,881.71



2.1.2.2. Peranan ekonomi daerah terhadap ekonomi nasional Berdasarkan data PDRB Kabupaten Gresik, penambangan/galian memiliki jumlah yang bukan mendominasi pemasukan bagi KabupatenGresik karena daerah penghasil tambang galian hanya tersebar di beberapa desa. Sehingga tidak memberi sumbangan yang terlalu tinggi bagi wilayah Gresik. Bila dibandingkan dengan data PDRB Jawa Timur dapat dilihat pada tabel di berikut. Tabel 2.8. PDRB Jawa Timur Menurut lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) No



Sektor



2006 80,910,218.45



2007 89,627,587.45



Tahun 2008 102,815,940.42



2009 2010 1 Pertanian 112,233,859.16 122,623,967.68 Pertambangan 10,036,669.96 11,651,721.50 13,811,999.33 15,275,669.63 17,030,742.77 /Penggalian 2 (Sub sektor) 7,939,824.22 9,014,660.93 10,649,045.16 11,442,223.03 12,083,968.52 Penggalian Industri 3 137,966,414.65 154,363,456.10 176,922,161.82 193,256,482.06 214,024,729.77 Pengolahan Listrik, Gas & 4 7,030,764.09 8,546,731.79 9,789,252.59 10,625,414.01 11,768,641.20 Air Bersih Bangunan/Kon 5 19,105,282.57 21,100,431.35 24,142,668.27 27,552,354.80 34,993,979.71 struksi Perdagangan, 6 Hotel & 128,690,339.40 150,733,654.30 177,014,046.59 195,184,787.50 229,404,871.55 Restoran Angkutan & 7 25,290,593.23 28,576,726.61 32,649,780.82 37,785,346.57 42,947,758.98 Komunikasi Keuangan, 8 Persewaan & 21,771,304.34 25,255,804.60 29,734,777.58 33,145,827.89 38,055,173.52 Jasa Pers 9 Jasa-jasa 41,485,367.02 47,125,768.21 54,511,047.19 61,787,816.10 67,605,907.67 Jumlah 472,286,953.70 536,981,881.91 621,391,674.61 686,847,557.72 Sumber : PDRB Jawa Timur, BPS, 2012



16



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.1.3. SARANA DAN PRASARANA 2.1.3.1. Sarana pendidikan Sarana pendidikan di kawasan perencanaan tersebar di titik permukiman. Pesebaran fasilitas pendidikan di wilayah perencanaan dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2.9.



Jumlah Fasilitas Pendidikan Negeri



Kec. Gresik



-



16



4



1



5



13



24



9



SMA/ SMK/ MA 10



Kec. Kebomas



-



20



2



1



-



29



12



6



5



1



Total



-



36



6



2



5



42



36



15



15



8



Nama Kec.



TK



SD



Swasta



SMP



SMA/ SMK



PT



TK



SD/ MI



SMP/ MTs



PT



7



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



2.1.3.2. Sarana kesehatan Sarana kesehatan yang di wilayah perencanaan umumnya berada di pusat pelayanan. Beberapa sarana kesehatan ditunjang dengan ketersediaan apotik. Tabel 2.10. Jumlah Fasilitas Kesehatan RSU



Rumah Sakit Bersalin



Poliklinik



Puskesmas



Puskesmas Pembantu



Prak. Dokter



Apotek



Kec. Gresik



1



3



3



2



1



24



13



Kec. Kebomas



1



1



7



2



7



22



8



Total



2



4



10



4



8



46



21



Nama Kec.



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



2.1.3.3. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan yang di wilayah perencanaan umumnya berada tersebar di kawasan permukiman. Jumlah dan jenis sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Mayoritas tempat ibadah adalah surau/langgar pada skala administrasi pemerintahan terkecil di tingkat RW/RT. Tabel 2.11. Jumlah Fasilitas Peribadatan Masjid



Surau/ Langgar



Gereja



Pura



Vihara



Kec. Gresik



34



185



5



1



1



Kec. Kebomas



55



260



1



-



-



Total



89



445



6



1



1



Nama Kec.



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



17



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.1.3.4. Sarana Prasarana Transportasi Prasarana dan sarana transportasi di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas pada umumnya cukup baik. Kondisi dan panjang jalan serta jumlah dan jenis kendaraan bermotor pada kedua wilayah tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.12. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaannya (Km) Jalan Aspal



Jalan Cor/ Paving



Jalan Diperkeras



Jalan Tanah



Jumlah



Kec. Gresik



28,40



7,80



-



-



36,20



Kec. Kebomas



40,50



68,00



-



-



108,50



Total



68,90



75,80



-



-



144,70



Nama Kec.



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



Tabel 2.13. Jumlah Kendaraan Bermotor Roda Empat (Unit) Nama Kec.



Bus



Kec. Gresik



Truk



Pick up



Sedan



Minibus



36



150



165



84



Kec. Kebomas



81



364



216



174



378



Total



81



400



366



339



462



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



2.1.3.5. Prasarana Telekomunikasi Prasarana komunikasi yang ada di wilayah perencanaan yaitu wartel dan warnet, untuk melayani wilayah permukiman. Jumlah kedua jenis sarana tersebut pada wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.14. Jumlah Warnet dan Wartel (Unit) Nama Kec. Kec. Gresik Kec. Kebomas Total



Warnet



Wartel



41



14



(NA)



(NA)



41



14



Sumber : Kecamatan Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2011



18



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.2.



IDENTIFIKASI DAN EVALUASI RTH KOTA



2.2.1. RUANG TERBUKA HIJAU KOTA 2.2.1.1. Penggunaan Lahan Kota Secara makro, penggunaan lahan di Kecamatan Gresik dan Kebomas cukup berbeda. Kecamatan Gresik yang merupakan kota lama didominasi oleh permukiman, perdagangan dan jasa, sedangkan Kecamatan Kebomas umumnya didominasi oleh industri dan banyaknya lahan yang belum terbangun. Beberapa penggunaan lahan yang dapat diidentifikasi di wilayah perencanaan antara lain : 1. Perumahan/Permukiman Saat ini, kejenuhan yang terdapat di Kecamatan Gresik adalah karena padatnya permukiman yang ada di sana, sehingga banyak tumbuh permukiman baru di Kecamatan Kebomas yang memanfaatkan lahan-lahan kosong dan lahan-lahan bekas galian industri. Kawasan perumahan ini umumnya berkembang secara linier mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Perumahan kepadatan tinggi terdapat di pusat Kota Gresik yaitu di sepanjang jl. Usman Badar, Jl. G. Suryo, Jl. Sindujoyo, Jl. Kh. Kholil, Jl. Wahid Hasyim, Jl. Fikih Usman, Jl. Pasar Baru, Jl. Kyai Arem-arem, Jl. Abd. Karim, Jl. Santri, Jl. Hakim Kayat, Jl. Thamrin, Jl. Malik Ibrahim, Jl. AK. S Tubun, Jl. Pahlawan dan Jl. Harun Tohir. Jenis perumahan di wilayah perencanaan berupa perumahan permanen (bangunanbangunan perumahan lama dan baru). Perumahan baru banyak berkembang di luar pusat perkotaan menempati lahan kering maupun bekas galian industri Semen Gresik, antara lain berkembang di Kelurahan Kembangan Perumahan Griya Kembangan (bekas galian), Perumahan Graha Kembangan Asri, Perumahan Gresik Kota Baru, Bakti Pertiwi, Sidorukun Indah, Kelurahan Suci Perumahan Suci Permai, Kelurahan Sidomukti, dan Kelurahan Kedanyang, Perumahan Griya Kedanyang Giri. Penggunaan lahan untuk perumahan/permukiman di Kecamatan Gresik adalah sebesar 292,37 Ha atau sekitar 52,77 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah 509,27 Ha atau sebesar 16,94 % dari total penggunaan lahan.



2. Perdagangan dan Jasa Kegiatan perdagangan dan jasa banyak dijumpai di pusat Kota Gresik, yaitu di sepanjang Jl. Usman Badar, Jl. G. Suryo, Jl. Sindujoyo, Jl. Kh. Kholil, Jl. Santri, Jl. Malik Ibrahim, Jl. Pahlawan dan Jl. Jagung Suprapto (sepanjang jalan Kolektor Primer). Bentuk kegiatan perdagangan dan jasa ini di antaranya adalah pertokoan, toko, warung, bengkel (bengkel truk, bengkel sepeda motor dan mobil), pasar, plasa pedakang kaki lima, perdagangan barang bekas, dan wartel. Saat ini kegiatan tersebut juga mulai berkembang di sepanjang



19



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Jalan Arteri di wilayah Kecamatan Kebomas, yaitu Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Jalan R.A. Kartini dan Jalan Pahlawan. Penggunaan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gresik adalah 4.11 Ha atau sebesar 0,74 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah 5.03 Ha atau sebesar 0,17 % dari total penggunaan lahan.



3. Perkantoran Saat ini pusat perkantoran pemerintahan Kota Gresik berada di Bunder yang terletak Kecamatan Kebomas. Beberapa kantor pemerintahan yang ada di kawasan Bunder ini sebelumnya berada di sekitar alun-alun kota, namun pembangunan di Gresik yang semakin dinamis menyebabkan beberapa perkantoran yang mengitari alun-alun tersebut semakin sumpek dan perlu di pindahkan ke lokasi yang baru yang lebih luas. Berkembangnya Bunder juga merupakan dampak dari perkembangan infrastruktur kota yang semakin cepat, sehingga Kawasan Kebomas yang dulu merupakan RTH telah menjadi kawasan yang ramai hingga ke Bunder. Penyebaran perkantoran pemerintahan ini terdapat di sepanjang Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo salah satunya kantor pemda yang berdampingan dengan Rumah Sakit Umum Gresik yang lebih dulu pindah.



Gambar 2.5.



Kompleks Pemerintahan Kabupaten Gresik



Penggunaan lahan untuk kegiatan perkantoran di Kecamatan Gresik adalah 2.25 Ha atau sebesar 0,41 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah 12,56 Ha atau sebesar 0,42 % dari total penggunaan lahan.



4. Industri dan Pergudangan Kegiatan industri dan pergudangan banyak tersebar di Kecamatan Kebomas dan masingmasing industri membentuk kawasan tersendiri. Kegiatan industri dan pergudangan yang terdapat di Kecamatan Kebomas ini umumnya berada di daerah pesisir karena dekat dengan pelabuhan serta berada di sepanjang Jl. Kapten Dharmo sugondo dan Jl. Mayor Sungkono. Selain itu, beberapa industri besar juga terdapat di tengah kota, yaitu PT. Semen Gresik, PT. Petrokimia dan Kawasan Industri Gresik. Pada umumnya industri-



20



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



industri besar tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap di lingkungannya untuk menunjang kinerja karyawannya. Namun saat ini kegiatan operasional PT. Semen Gresik sudah dipindahkan ke wilayah Tuban sehingga kawasan industri tersebut sudah tidak berfungsi sepenuhnya. Penggunaan lahan untuk kegiatan industri dan pergudangan di Kecamatan Gresik adalah 138,57 Ha atau sebesar 25 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah 661,08 Ha atau sebesar 22 % dari total penggunaan lahan.



5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dari keseluruhan wilayah perencanaan, ketersediaan RTH di Kecamatan Gresik sangat minim jika dibandingan dengan Kecamatan Kebomas. Beberapa bentuk RTH yang terdapat di wilayah perencanaan adalah makam, kolam, belukar, lahan-lahan kosong, tanah urug dan tambang kapur. Selain itu, beberapa bentuk RTH di Kecamatan Gresik yang dapat diidentifikasi karena sudah memiliki fungsi antara lain adalah RTH di lingkungan PT. Petrokimia dan PT. Semen Gresik, seperti lapangan sepakbola dan golf, taman-taman kota, RTH di sepanjang jalur pipa gas, dan alun-alun, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah taman-taman kota dan taman-taman lingkungan. Penggunaan lahan untuk RTH di Kecamatan Gresik adalah 89,39 Ha atau sebesar 16,14 % dari total penggunaan lahan dengan penjabaran 4,59 % berupa makam, 0,91 % kolam, 7,75 % lahan kosong, 2,88 % belukar. Sementara itu, di Kecamatan Kebomas penggunaan lahan untuk RTH adalah 562,17 Ha atau sebesar 18,7 % dari total penggunaan lahan dengan penjabaran 0,18 % berupa makam, 1,99 % kolam, 0,92 % lahan kosong, 14,21 % belukar, 0,22 % tanah urug dan 1,19 % tambang kapur. Jadi, total Ruang Terbuka Hijau di wilayah perencanaan adalah 651,56 Ha atau sebesar 18,3 % dari total penggunaan lahan.



Gambar 2.6.



Beberapa Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Gresik



21



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.7.



Beberapa Bentuk Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Kebomas



6. Fasilitas Umum dan Sosial Fasilitas umum dan sosial yang tersebar di wilayah perencanaan antara lain adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas pelayanan umum lainnya seperti jaringan listrik, air dan telepon. Penggunaan lahan untuk fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Gresik adalah 15,26 Ha atau sebesar 2,75 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Kebomas adalah 7,62 Ha atau sebesar 0,25 % dari total penggunaan lahan.



7. Pertanian/Tanah Sawah Perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu dekade terakhir dari lahan persawahan menjadi kawasan terbangun perkotaan mengakibatkan makin sempitnya lahan persawahan perkotaan. Penggunaan lahan untuk pertanian/tanah sawah hanya terdapat di Kecamatan Kebomas, yaitu sebesar 215,37 Ha atau sebesar 7,16 % dari total penggunaan lahan.



8. Ladang Hal yang sama pada lahan pertanian terjadi pula pada perladangan perkotaan. Penggunaan lahan untuk ladang hanya terdapat di Kecamatan Kebomas, yaitu sebesar 303,85 Ha atau sebesar 10,11 % dari total penggunaan lahan.



9. Perkebunan/Tegalan Penggunaan lahan untuk kebun hanya terdapat di Kecamatan Kebomas, yaitu sebesar 132,26 Ha atau sebesar 4,40 % dari total penggunaan lahan.



22



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



10. Perikanan/Tambak Tambak merupakan areal penggenangan permanen yang telah mendapat campur tangan manusia, baik berupa kolam air tawar maupun air laut. Penggunaan lahan perikanan/tambak ini banyak terdapat di Kecamatan Kebomas, yaitu seluas 596,80 Ha atau sebesar 19,85 % dari total penggunaan lahan, sedangkan di Kecamatan Gresik hanya seluas 12,07 Ha atau sebesar 2,18 % dari total penggunaan lahan.



11. Lahan Bekas Tambang PT Semen Gresik Peruntukan lahan-lahan bekas hak pakai PT. Semen Gresik ada yang diperpanjang, sudah berakhir haknya dan atau yang sudah beralih haknya. Lahan-lahan bekas Hak Pakai PT. Semen Gresik ini, di wilayah perencanaan berada di wilayah kecamatan Kebomas. Berikut ini akan disajikan data, lahan-lahan bekas penambangan, status kepemilikan dan status penggunaannya.



23



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.15. Daftar Inventarisasi Hak Pakai PT. Semen Gresik (Persero) yang Sudah Berakhir, Belum Berakhir dan Beralih Hak Atas Tanahnya Luas yang Letak Tanah sudah berakhir No. Desa/Kel (Kecamatan) haknya (Ha)



Luas yang Diperpanjang Haknya (Ha)



Luas yang sudah beralih haknya (Ha)



1



Gulomantung (Kebomas)



2



Gulomantung (Kebomas)



0,0200



TN bekas Yasan, berakhir 10-5-2004 diperpanjang 20 tahun berakhir 30-1-2024 SK Kakan Gresik tgl. 15-12-2004 No. 02-530.2.35.2004



3



Giri (Kebomas)



8,6900



TN bekas Yasan, berakhir 21-12-2004, diperpanjang 20 tahun berakhir 30-1-2024 SK Kakanwil tgl. 7-1-2004 No. 02-530.2.35.2004



4



Sidomukti (Kebomas)



1,6800



TN bekas Yasan, berakhir 10-5-2004, diperpanjang 20 tahun berakhir 30-1-2024 SK Kakanwil tgl. 7-1-2004 No. 03-530.2.35.2004



5



Sidomukti (Kebomas)



3,5400



TN bekas Yasan, berakhir 30-1-2004, diperpanjang 20 tahun berakhir 30-1-2024 SK Kakanwil tgl. 7-1-2004 No. 03-530.2.35.2004



6



Ngargosari (Kebomas)



1,6205



TN bekas Yasan, diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01-530.2.35.2004



7



Ngargosari (Kebomas)



2,1205



TN bekas Yasan, diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01-530.2.35.2004



8



Ngargosari (Kebomas)



1,1595



TN bekas Yasan, diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01-530.2.35.2004



9



Ngargosari (Kebomas)



0,6930



TN bekas HM No. 17, diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01-530.2.35.2004



10 Ngargosari (Kebomas)



7,2335



TN bekas HM No. 10,11,12,13,15 dan sebagian 16 diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01530.2.35.2004



11 Ngargosari (Kebomas)



11,3200



TN bekas Yasan, diperpanjang 20 tahun s/d 30-1-2024 SK Kakanwil BPN tgl. 7-1-2004 No. 01-530.2.35.2004



12 Kembangan (Kebomas)



0,5000



Keterangan TN bekas Yasan, berakhir 10-5-2004 belum diperpanjang



23,5800



Sudah dipecah menjadi P6 dan P7/Kembangan



24



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Luas yang Letak Tanah sudah berakhir No. Desa/Kel (Kecamatan) haknya (Ha) 13 Kembangan (Kebomas)



Luas yang Diperpanjang Haknya (Ha)



16,6300



6,9550



15 Kembangan (Kebomas)



17 Klangonan (Kebomas)



Keterangan Jangka waktu 10 tahun s/d 30-8-2004 (belum diperpanjang) SK Kakan Pertanahan Kab. Gresik menjadi 5 bidang (P24 Luas 18,825 m² untuk RTH dan Mushola, P25 Luas 52,239 m² untuk RTH dan makam, P26 Luas 37,963 m² untuk RTG, P27 Luas 11,418 m² untuk jalan tambang dan rencana jalan kabupaten, P28 Luas 46,288 m² untuk resapan air.



14 Kembangan (Kebomas)



16 Sidomoro (Kebomas)



Luas yang sudah beralih haknya (Ha)



23,6000 0,9200



P7 sudah dipecah menjadi B2 s/d No... atas nama PT. Swadaya Graha yang kemudian dipecah menjadi 328 bidang. Berakhir tanggal 8-5-2004, kemudian diperpanjang dengan Kep. Ka. BPN No. 16/HP/BPN RI/2006 tanggal 29-09-2006 TN DI 301 : 1784/II/i/97



18,1200



TN bekas Yasan, diperpanjang dengan SK Ka BPN No. 12/HP/BPN/04 tgl 3-3-2004 (20 Tahun) berakhir 03-11-2023



Sumber : PT Semen Gresik, Tahun 2008.



25



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tabel 2.16. Penggunaan Lahan di Kecamatan Gresik (Ha) Penggunaan Lahan (Ha) No



Kelurahan/ Desa



Perumahan



Fasilitas Fas. Fas. Pendidikan Kesehatan Peribadatan



Fasilitas Fas. Jaringan Pedagangan Olah Pergudangan Perkantoran Industri Tambak Umum Listrik & Jasa raga



Kolam



Makam



Lahan Belukar Kosong



Total



1



Ngipik



21.05



0.00



0.00



0.37



4.65



1.06



0.00



0.00



0.60



0.00



24.85



0.00



3.55



0.00



0.55



8.32



65.00



2



Tlogopatut



26.36



0.00



0.37



0.02



0.00



0.09



0.00



0.00



0.00



0.00



2.05



0.00



0.00



0.00



3.08



1.03



33.00



3



Sidokumpul



35.24



0.87



0.00



0.05



0.67



0.00



2.84



0.39



0.00



0.20



25.94



0.00



0.00



2.01



3.80



0.00



72.00



4



Kramatinggil



17.48



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



1.56



1.95



21.00



5



Sidorukun



4.80



0.04



0.00



0.00



0.00



0.00



0.23



1.03



0.00



0.00



41.25



0.00



1.48



1.17



0.00



0.00



50.00



6



Pulopancikan



9.51



0.03



0.00



0.04



0.00



0.70



0.00



0.77



0.07



1.76



9.56



0.00



0.00



0.03



0.53



0.00



23.00



7



Gapurosukolilo



3.34



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.02



0.64



0.00



0.00



8.00



0.00



0.00



12.00



8



Tlogobendung



5.93



0.00



0.00



0.00



0.07



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



6.00



9



Pekauman



3.80



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.20



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



4.00



10 Sukorame



16.54



0.21



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.44



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



4.81



0.00



22.00



11 Karangturi



41.62



0.00



0.00



0.00



1.01



0.44



0.00



0.00



0.79



0.00



0.00



0.00



0.00



4.14



15.72



0.28



64.00



12 Trate



7.99



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.01



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



8.00



13 Karangpoh



8.48



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.52



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



9.00



14 Bedilan



7.46



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.09



8.45



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



16.00



15 Kebungson



7.20



0.19



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



2.61



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



10.00



16 Pekelingan



4.21



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.08



0.00



3.28



0.00



0.00



0.00



0.00



0.42



8.00



17 Kemuteran



13.37



0.39



0.16



0.00



0.00



0.00



0.00



0.08



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



14.00



18 Sukodono



2.89



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.11



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



3.00



19 Kroman



4.39



0.03



0.02



0.00



0.00



0.27



0.00



0.00



0.00



0.00



0.29



0.00



0.00



0.00



0.00



0.00



5.00



20 Lumpur



10.76



0.03



0.00



0.00



0.00



0.07



0.00



0.00



0.77



0.00



7.31



12.07



0.00



0.00



0.00



0.00



31.00



21 Tlogopojok



39.94



0.00



0.00



0.00



0.36



0.00



0.00



0.00



0.51



0.19



10.07



0.00



0.00



10.07



12.88



3.98



78.00



292.37



1.79



0.55



0.48



6.76



2.62



3.06



2.27



4.11



2.25



136.30



12.07



5.03



25.43



42.95



15.98



554.00



TOTAL



Sumber : Interpretasi Peta Citra Ikonos Tahun 2006 dan Ground Cek Lapangan tahun 2008.



26



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.8.



Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: RDTR dan ZR Kota Gresik 2008, diupdate Citra 2011



27



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK 2.2.1.2. Identifikasi jenis RTH Perkotaan Pola sebaran RTH yang terdapat di kawasan Kota Gresik yaitu berpola scattered (tersebar). Sebaran RTH tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Berdasarkan distribusinya maka dapat diketahui bahwa tanah kering masih mendominasi sebagian besar pemanfaatan lahan wilayah Kota Gresik, sawah sebagian di Kecamatan Manyar dan Kebomas, sedangkan lapangan olahraga banyak terdapat di Kecamatan Gresik antara lain lapangan sepak bola, lapangan golf, lapangan tenis.



Gambar 2.9.



Eksisting Persebaran RTH di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



Dari persebarannya di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas, lokasi-lokasi RTH adalah sebagai berikut: A.



Ruang Terbuka Hijau Publik Identifikasi jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang terdapat di Kota Gresik berdasarkan kondisi eksisting, dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis RTH tersebut diantaranya yaitu taman kota; taman rekreasi; bukit/pegunungan; jalur hijau: jalur hijau sempadan sungai, jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau tegangan tinggi; RTH pemakaman; parkir terbuka, dan lapangan olahraga.



28



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK A.1. RTH Kawasan Taman Kota dan Lingkungan RTH taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Taman kota memiliki fungsi ekologis, rekreatif, estetis, dan olahraga (terbatas).



Gambar 2.10. RTH Taman Kota dan Taman Bermain di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



Tabel 2.17. RTH Taman Kota di Kota Gresik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Nama Taman Kota



Lokasi/Alamat



Taman Kota Alun-alun Jl. Wachid Hasyim Segoromadu Jl. Veteran Taman GNI Jl. Pangsud – Jl. Pahlawan Sidomoro Perempatan sentolan Bunderan GKB Jl. Sumatra Taman Lingkungan Perumahan dan Pemukiman Taman Randuagung Perum. BP. Randuagung Jl. Wahidin Sudiro Husodo Taman Segunting Perum. Semen Gresik Segunting Taman Tubanan Perum. Semen Gresik Tubanan Taman Sidokumpul Perum. BP Kulon Taman Lingkungan Perkantoran dan Gedung Komersial Taman Tri Darma Jl. Tri Darma



Luas (Ha)



Penanggung Jawab



0,80 1,50 0,25 0,25 1,20



Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU



2,40



Dinas PU



12,30 5,70 2,60 7,50



PT. Semen Gresik PT. Semen Gresik Warga BP.Kulon PT. Petrokimia Gresik dan PT. AJG



29



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No



Nama Taman Kota



Luas (Ha) 5,80



Lokasi/Alamat



11



Taman Petrokimia Perum. Petrokimia Gresik Gresik 12 Taman pemda Jl. Wahidin Sudiro Husodo TOTAL Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



3,75 44,05



Penanggung Jawab PT. Petrokimia Gresik dan PT. AJG Dinas PU



A.2. RTH Kawasan Hutan Kota Hutan Kota memiliki fungsi sebagai berikut pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan plasma nutfah, keanekaragamn hayati, pendidikan, dan penelitian. Hutan kota yang terdapat di Kota Gresik adalah sebagai berikut:



Gambar 2.11. RTH Hutan Kota di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



Tabel 2.18. RTH Hutan Kota di Kota Gresik No



Nama Hutan Kota



1



Hutan Petrokimia



2



Hutan Semen



Lokasi/Alamat Jl. A.Yani (Perum. Petrokimia Gresik) Jl. Veteran (Perum. Sunan Giri)



Luas (Ha) 6,25 8,00



Jenis Pohon Keben, Sono, Mahoni, Cemara Sono, Mahoni, Sengon, Lamtoro



Kerapatan (batang/Ha) 60 40



30



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No



Nama Hutan Kota



Luas



Lokasi/Alamat



(Ha)



3



Hutan Giri



4



Hutan Ngargosari



Desa Klangonan, Sekarkurung, dan Kembangan Desa Ngargosari



5 6



Hutan Tenggulunan Hutan Prambangan



Desa Tenggulanan Desa Prambangan



7



Hutan Perkebunan Rakyat dan Holtikultura



Desa Suci, Pongangan, Kembangan



Kerapatan (batang/Ha)



105,00



Beringin, Kelapa



50



18,50



Jati, Sono, Sengon Mangrove, Jati Mangga, Pisang, Sengon Tanaman, Budidaya, Tahunan dan Semusim



60



75,45 13,50



Jumlah Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Jenis Pohon



115,24



150 60



341,94



A.3. RTH Kawasan Pemakaman Pemakaman merupakan salah satu RTH Publik yang memiliki fungsi pelayanan publik (umum) dan keindahan. RTH pemakaman yang terdapat di Kota Gresik adalah sebagai berikut: Tabel 2.19. RTH Pemakaman di Kota Gresik No.



Nama Kelurahan/ Desa



1



Kel. Tlogopojok



2



Ds. Pulopancikan



3



Kel. Sukorame



4



Kel. Tlogopatut



5



Kel. Ngipik



6



Kel. Sidokumpul



7



Kel. Karangturi



8



TMP



Luas Wilayah (m2) 20.000 3.877



227 1.000 1.500



Status Tanah



Letak Wilayah



Tanah Negara/Makam umum Hak Milik (sertifikat), Makam Islam Pulopancikan Tanah Negara/Makam Desa Makam Desa Makam Desa



Sebelah Selatan Kantor Kelurahan Kel. Sidokumpul (Gumuk)



15.000



Makam Desa



5.200



Makam Desa



10.406 Makam Arab 20.640 Makam Umum Sumur Songa 4.710 Makam Doro Payung 6.490 Makam Umum Kristen 44.800 Makam Desa



675 750 Jumlah (13,53 Ha) 135.275 Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Sebelah Timur Kantor Kelurahan Sebelah Barat Jl. Dr. Sotema Sebelah Barat Makam Semen Gresik Sebelah Diklat PT. Petrokimia Gresik Sebelah Selatan Kantor Kelurahan Jl. Panglima Sudirman Gg. VI Jl. Panglima Sudirman Gg. VI Jl. Panglima Sudirman Gg. VI Jl. JA Suprapto Sebelah Selatan Makam Tlagapojok Jl. Pahlawan Jl. Wahidin Sudirohusodo



31



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.12. RTH Makam di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.4. Jalur Hijau Sempadan Jalan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sempadan jalan dapat berupa taman pulau jalan dan median yang memiliki fungsi seperti sebagai peneduh, penyerap polusi udara, penyerap kebisingan, pemecah angin, pembatas pandang, penahan silau lampu kendaraan, dan sebagainya. Tabel 2.20. RTH Median dan Pulau Jalan di Kota Gresik No



Median/Pulau Jalan



1 2 3 4 5 6



Median Gub. Suryo Median Veteran Median Kartini Median Akses Tol Median Dr. Wahidin SH Pulau Jalan Sidomoro



7



Pulau Jalan Kebomas



8



Pulau Jalan GNI



Lokasi Jl. Gubernur Suryo Jl. Veteran Jl. Kartini Entrance Jalan Tol Bunder Jl. Dr. Wahidin SH Perempatan Jl. Kartini – Jl. Veteran – Jl. Pangsud – Jl. Kapt. Dulasim Perempatan Jl. Sunan Giri– Jl. Kartini-Jl. Dr.Wahidin-Jl. Dr.Sutomo Perempatan Jl.Pang.SudirmanJl.Jagung Suprapto-Jl.PahlawanJl.Malik Ibrahim



Luas (Ha)



Keterangan



0,12 Penghijauan Glodokan PJU 0,27 PJU 0,16 PJU 1,50 PJU 0,48 Taman dan PJU 0,001 PJU, Penghijauan dalam Pot 0,001 Taman Kota dan Lampu Taman 0,001 Taman Kota dan PJU



32



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No 9



Median/Pulau Jalan Pulau Petro



Jalan



Lokasi



Perlimaan Pojok Jl. Dr.Sutomo – Jl. Proklamasi



Jumlah Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Luas (Ha)



Keterangan



0,001 Taman Kota dan Papan Himbauan 2,354



Gambar 2.13. RTH Sempadan Jalan di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.5. Jalur Hijau Sempadan Sungai Terdapat delapan sugai yang melintasi kawasan Kota Gresik, tidak semua kondisi bantaran/sempadan sungai tersebut memiliki jalur hijau. Kegiatan penggunaan lahan pada bagian bantaran/sempadan sungai yang tidak memiliki jalur hijau didominasi oleh penggunaan lahan berupa pemukiman. Berikut sungai-sungai yang melewati kawasan Kota Gresik.



33



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tabel 2.21. RTH Sempadan Sungai di Kota Gresik No



Nama Sungai



Lokasi/Alamat



Panjang Sungai (Km)



1 2 3 4 5 6 7 8



Kali Lamong Ds. Segoromadu Kali Tutup Timur Kel. Pekelingan Kali Tutup Barat Kel. Kroman Kali Roomo Ds. Roomo Kali Tengger Ds. Tengger Kalo Towo dan Pelabuhan Petrokimia Kel. Tlogopojok Kali Pelabuhan Gresik Kel. Bedilan Kali Pelabuhan Semen Kel. Pulopancikan Jumlah Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



6,1 1,15 1,27 2,7 1,1 1,78 0,53 0,92



Luas Bantaran (Km2) 73,2 2,3 2,54 7,62 6,6 7,12 1,06 1,8 102,24



Gambar 2.14. RTH Sempadan Sungai di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.6. Jalur Hijau Sempadan Pantai Kota Gresik memiliki garis pantai sepanjang 7.621,4 m. Penggunaan lahan yang terdapat di sempadan pantai didominasi oleh kegiatan industri dan pemukiman. Penggunaan lahan lain yang terdapat pada kawasan sempadan pantai berupa tambak dan hutan mangrove. Berikut luasan hutan mangrove yang terdapat pada beberapa bagian garis pantai Kota Gresik.



34



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.22. Hutan Mangrove Pantai di Kota Gresik No.



Kawasan Hutan Mangrove



Lokasi



1 2 3 4 5 6 7 8 9



Hutan Mangrove Desa Telaga Pojok Kecamatan Gresik Hutan Mangrove Desa Lumpur Kecamatan Gresik Hutan Mangrove Desa Gulomantung Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Tenggulunan Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Kedanyang Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Terambangan Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Segoro Madu Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Karang Kiring Kecamatan Kebomas Hutan Mangrove Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas Jumlah Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Luasan 0,20 Ha 0,20 Ha 0,30 Ha 0,20 Ha 0,90 Ha 0,75 Ha 0,75 Ha 0,30 Ha 0,14 Ha 3,74 Ha



Gambar 2.15. RTH Sempadan Pantai di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.7. Jalur Hijau Sempadan Telaga Kawasan Kota Gresik memiliki empat telaga yaitu Telaga Ngipik, Telaga Pegat, Telaga Sidomoro dan Waduk Banjar Urip. Telaga Ngipik merupakan telaga yang dikembangkan potensi wisatanya. Pada sempadan Telaga Ngipik dibangun taman bermain sebagai pelengkap fasilitas pariwisata alam ini.



35



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tabel 2.23. Jumlah Luas Jalur Hijau Sempadan Telaga No.



Nama Waduk/Danau/Telaga/Bozem



Luasan Waduk



1. Telaga Ngipik 2. Waduk Banjar Urip 3. Telaga Pegat 3. Telaga Sidomoro Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



(m2) 2.250 7.500 320 475



Gambar 2.16. RTH Sempadan Telaga di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.8. Jalur Hijau Sempadan Rel KA Terdapat dua jalur rel kereta api yang membentang dari wilayah Timur ke Barat dari Utara ke Selatan pada kawasan Kota Gresik. Rel kereta api yang membentang dari wilayah bagian Utara ke Selatan melewati kawasan industri di seoanjang tepi pantai Kota Gresik. Rel kereta api tersebut melayani kebutuhan pengangkutan barang pada kawasan industri Gresik. Berikut data panjang rel kereta api yang melintasi kawasan Kota Gresik.



36



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.24. RTH Sempadan Rel KA di Kota Gresik No



Desa yang Dilalui Rel KA



Panjang Rel KA (m)



1



Desa Tenggulan –Kemuteran



3.693,7 m



2



Desa Sidorukun – Manyar



2.649,7 m



Sumber: Peta Penggunaan lahan RTRW Kota Gresik, 2011



Gambar 2.17. RTH Sempadan Rel KA di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



A.9. Jalur Hijau di Bawah SUTT Kebutuhan listrik penduduk Kota Gresik dilayani oleh Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan kapasitas 150 Kv. Saluran listrik ini memiliki empat jalur lintasan sebagaii jalur distribusi untuk melayani kebutuhan listrik warga Kota Gresik. Empat jalur lintasan SUTT tersebut melewati Desa Sidorukun-Tenggulunan, Desa Kramatinggil-Segoromadu, Desa Kramatinggil-Kembangan, dan Desa SegoromaduNgipik.



37



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.25. RTH Sempadan SUTT di Kota Gresik No



Desa yang Dilalui SUTT



Panjang SUTT (m)



1 SUTT Sidorukun-Tenggulunan 2.093,97 m 2 SUTT Kramatinggil-Segoromadu 2.083,40 m 3 SUTT Kramatinggil-Kembangan 5.152,54 m 4 SUTT Segoromadu-Ngipik 2.093,933 m Sumber: Peta Penggunaan lahan RTRW Kota Gresik, 2001



Gambar 2.18. RTH Sempadan SUTT di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas Sumber: NSPM RTH Kabupaten Gresik, 2008



B.



Ruang Terbuka Hijau Privat Identifikasi jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat yang terdapat di Kota Gresik berdasarkan kondisi eksisting, dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis RTH tersebut diantaranya yaitu RTH pekarangan rumah tinggal, perkantoran, tempat ibadah, sekolah atau kampus, hotel, rumah sakit, dan lain-lain; RTH Kawasan Industri, dan RTH Pertanian Perkotaan.



38



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK B.1. RTH Kawasan Industri Terdapat dua jenis kegiatan industri dan pergudangan di Kota Gresik yaitu yang membentuk kawasan dan yang tersebar (scattered). Kegiatan industri dan pergudangan di wilayah perencanaan yang membentuk kawasan/kelompok tersendiri yaitu Komplek Industri Semen Gresik, Petrokimia Gresik, dan Maspion. Ruang Terbuka Hijau pada kawasan industri tersebut meliputi RTH pekarangan pemukiman, fasilitas sosial, fasilitas pendidikan, dan kawasan penyangga/buffer zone. Tabel 2.26. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Industri di Kota Gresik No.



Kawasan Industri



Luas Wilayah



1 2



KDB (%) 60 55



Semen Gresik 201,25 Petrokimia Gresik 123,125 Jumlah 201,25 Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Luas RTH (Ha) 80,5 55,41 135,41



Sedangkan industri yang relatif besar tersebar di daerah Selatan dan Barat, seperti PT. Nusantara Plywood, Perusahaan Nippon Paint, Pabrik Baja Barata, Pabrik Sepatu New Era, Pabrik spare part kendaraan, SumberMas Plywood dan beberapa lainnya. Untuk industri dan pergudangan luas seluruhnya adalah 786,685 Ha.



B.2. RTH Kawasan Pemukiman RTH pekarangan perumahan merupakan RTH yang terdapat pada lingkungan perumahan baik pemukiman formal maupun informal. RTH yang terdapat pada pemukiman formal selain RTH perkarangan terdapat juga RTH yang berupa taman lingkungan, jalur hijau dan pulau jalan. Perumahan yang terdapat di kawasan Kota Gresik yaitu Perumahan Bhakti Pertiwi Randu Agung (BP), Perumahan Kota Gresik Baru (GKB), Perumahan Graha Kembangan Asri (GKA), Perumahan Alam Bukit Raya, Perumahan BP Randu Agung Indah, dan Perumahan BP Kulon. Tabel 2.27. Ruang Terbuka Hijau Pekarangan Kawasan Perumahan Kota Gresik No.



Nama Perumahan



1



BP Randu Agung



2



Perum. Kota Gresik Baru (GKB)



3



Graha Asri



Kembangan



Batasan Lokasi Utara : Jl. Wahidin Sudirohusodo Timur : Jl. Lokal Selatan : Perum. Bukit Randu Agung Indah Barat : Jl. Wahidin Sudirohusodo Utara : Ds. Yosowilangun Timur : Ds. Suci Selatan : Jl.Wahidin Sudirohusodo Barat : Ds. Suci Utara : Jl. Galian Timur : Kota Gresik Baru (GKB)



Luas Perumahan (Ha) 18,890



KDB



Luas RTH (Ha)



75-90



3,30575



36,637



60-80



10,991



12,923



60-80



3,8769



39



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No.



Nama Perumahan



Batasan Lokasi



Selatan : Jl.Wahidin Sudirohusodo Barat : Jl. Galian 4 Alam Bukit Raya Utara : Ds. Suci Timur : Jl. Lokal Selatan : Jl.Wahidin Sudirohusodo Barat : Jl. Tol 5 Bukit Randu Agung Utara : Perum. BP Randu Agung Indah Timur : Jl. Lokal Selatan : Jl. Galian Barat : Perum.BP Randu Agung 6 BP Kulon Utara : Jl. JA Suprapto Timur : Jl. P. Sudirman Selatan : Jl. R.Hakim Barat : Jl. Proklamasi Sumber: Data non-fisik program adipura 2007-2008



Luas Perumahan (Ha)



KDB



Luas RTH (Ha)



8,197



60-80



2,4591



4,226



75-90



0,739



38,242



60-80



11,4726



Selain pemukiman formal terdapat juga pemukiman informal, yaitu pemukiman yang berkembang secara alami di kawasan tertentu. Kawasan perumahan informal berkembang secara linier mengikuti pola jaringan jalan yang ada. Perumahan kepadatan tinggi terdapat di pusat Kota Gresik yaitu di sepanjang jl. Usman Badar, Jl. G. Suryo, Jl. Sindujoyo, Jl. Kh. Kholil, Jl. Wahid Hasyim, Jl. Fikih Usman, Jl. Pasar Baru, Jl. Kyai Arem-arem, Jl. Abd. Karim, Jl. Santri, Jl. Hakim Kayat, Jl. Thamrin, Jl. Malik Ibrahim, Jl. AK. S Tubun, Jl. Pahlawan dan Jl. Harun Tohir. Luas penggunaan tanah untuk perumahan adalah 1.049,988 Ha (sumber : RTRW Revisi Kawasan Kabupaten Gresik, 2011). Rata-rata proporsi KDB pada tiap persil rumah pada kawasan pemukiman informal yaitu 75-90%.



B.3. RTH Perdagangan dan Jasa, dan Perkantoran Aktivitas pada kawasan perdagangan dan jasa merupakan aktivitas yang mampu menyedot kunjungan terbanyak masyarakat, baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Oleh karena itu, keberadaan RTH sangat dibutuhkan pada masing-masing persil pekarangan fasilitas perdagangan dan jasa. Kegiatan perdagangan dan jasa banyak dijumpai pusat Kota Gresik di sepanjang jalan Jl. Usman Badar, Jl. G. Suryo, Jl. Sindujoyo, Jl. Kh. Kholil, Jl. Santri, Jl. Malik Ibrahim, serta perdagangan dan jasa yang mulai berkembang di sepanjang Jl. Pahlawan dan Jl. Jagung Suprapto (sepanjang jalan Kolektor primer) jalan Veteran, jalan Kartini dan Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Fasilitas perdagangan yang ada diantaranya yaitu pertokoan, toko, warung, bengkel (bengkel truk, bengkel sepeda motor dan mobil), pasar, plasa PK-5, perdagangan barang bekas, wartel. Luas penggunaan tanah untuk perdagangan dan jasa adalah 17,864 ha dari luas wilayah perencanaan (sumber :



40



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK RTRW Revisi Kawasan Kabupaten Gresik, 2011). Rata-rata proporsi KDB pada tiap persil rumah pada kawasan pemukiman informal yaitu 80-90%. Fasilitas perkantoran di Kota Gresik banyak tersebar di Jl. Wahidin Sudiro Husodo dan Jl. Veteran. Rata-rata proporsi KDB pada tiap persil fasilitas perkantoran adalah 60-70%.



2.2.2. EVALUASI RTH KOTA Dari data eksisting jenis-jenis RTH Kota di wilayah perencanaan di atas dapat diketahui total luasan RTH yang dimiliki dan berpotensi di wilayah perkotaan Kota Gresik, sebagaimana dirangkum pada tabel di bawah ini. Tabel 2.28. Jenis dan Luasan RTH di Kawasan Perkotaan Kabupaten Gresik LUASAN NO JENIS RTH NAMA RTH (Ha) I



RTH Publik 1 RTH Kawasan Taman Kota • Alun-alun, Segoromadu, Taman GNI, dan Lingkungan Sidomoro, Bunderan GKB (Taman Kota); • Taman Randuagung, Taman Segunting, Taman Tubanan, Taman Sidokumpul (Taman Lingkungan Perumahan); • Taman Tri Darma, Taman Petrokimia Gresik, Taman Pemda (Taman Lingkungan Perkantoran & Gedung Komersial) 2 RTH Hutan Kota Hutan Petrokimia, Hutan Semen, Hutan Ngargosari, Hutan Tenggulunan Hutan Prambanan, Hutan Perkebunan Rakyat dan Hortikultura 3 RTH Pemakaman Kel. Tlogopojok, Ds. Pulopancikan, Kel. Sukorame, Kel. Tlogopatut, Kel. Ngipik, Kel. Sidokumpul, Kel. Karangturi, TMP 4 Jalur Hijau Sempadan Jalan Median Gub. Suryo, Median Veteran, Median Kartini, Median Akses Tol, Median Dr. Wahidin SH, Pulau Jalan Sidomoro, Pulau Jalan Kebomas, Pulau Jalan GNI, Pulau Jalan Perlimaan Petro 5 Jalur Hijau Sempadan Kali Lamong, Kali Tutup Timur, Kali Tutup Sungai Barat, Kali Roomo, Kali Tengger, Kali Towo dan Pelabuhan Petrokimia, Kali Pelabuhan Gresik, Kali Pelabuhan Semen 6 Jalur Hijau Sempadan Hutan Mangrove Desa-desa: Telaga Pojok, Pantai Lumpur, Gulomantung, Tenggulunan, Kedanyang, Terambangan, Segoro Madu, Karang Kiring, Sukorejo 7 Jalur Hijau Sempadan Telaga Ngipik, Waduk Banjar Urip, Telaga Telaga (lebar sempadan 50 Pegat, Telaga Sidomoro m) 8 Jalur Hijau Sempadan Rel Desa Tenggulan –Kemuteran, Desa Sidorukun – KA (lebar sempadan 20 m) Manyar 9 RTH Sempadan SUTT Sidorukun-Tenggulunan, Kramatinggil(lebar sempadan 50 m) Segoromadu, Kramatinggil-Kembangan, Segoromadu-Ngipik JUMLAH (I)



44,05



341,94



13,53



2,35



102,24



3,74



2,88



25,37 57,12



593,22



41



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



NO



JENIS RTH



NAMA RTH



II RTH Privat 1 RTH Kawasan Industri Semen Gresik, Petrokimia Gresik 2 RTH Kawasan BP Randu Agung, Perum. Kota Gresik Baru permukiman (GKB), Graha Kembangan Asri, Alam Bukit Raya, Bukit Randu Agung Indah, BP Kulon 3 RTH Perdagangan, Jasa, Perkantoran JUMLAH (II) TOTAL Sumber : NSPM RTH Kota Gresik 2008, Hasil Analisa 2012



LUASAN (Ha) 135,41 32,85



4,47 172,73 765,95



2.2.3. EVALUASI RTH KOTA BERDASARKAN CITRA SATELIT Kondisi RTH eksisting berdasarkan data scanning citra satelit dapat diketahui total luasan RTH yang dimiliki dan berpotensi di wilayah perkotaan Kota Gresik lebih kecil daripada perhitungan lapangan, adalah sebagai berikut.



Gambar 2.19. Peta Citra Satelit Kota Gresik (Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas) Sumber: Citra Satelit 2010, Kuartal IV



42



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.29. Hasil Perhitungan Jenis dan Luasan RTH di Kawasan Perkotaan Kabupaten Gresik berdasarkan Peta Citra LUASAN NO JENIS RTH NAMA RTH (Ha) I



RTH Publik 1 RTH Kawasan Taman • Alun-alun, Segoromadu, Taman GNI, Sidomoro, Kota dan Lingkungan Bunderan GKB (Taman Kota); • Taman Randuagung, Taman Segunting, Taman Tubanan, Taman Sidokumpul (Taman Lingkungan Perumahan); • Taman Tri Darma, Taman Petrokimia Gresik, Taman Pemda (Taman Lingkungan Perkantoran & Gedung Komersial) 2 RTH Hutan Kota Hutan Petrokimia, Hutan Semen, Hutan Ngargosari, Hutan Tenggulunan Hutan Prambanan, Hutan Perkebunan Rakyat dan Hortikultura 3 RTH Pemakaman Kel. Tlogopojok, Ds. Pulopancikan, Kel. Sukorame, Kel. Tlogopatut, Kel. Ngipik, Kel. Sidokumpul, Kel. Karangturi, TMP 4 Jalur Hijau Sempadan Median Gub. Suryo, Median Veteran, Median Kartini, Jalan Median Akses Tol, Median Dr. Wahidin SH, Pulau Jalan Sidomoro, Pulau Jalan Kebomas, Pulau Jalan GNI, Pulau Jalan Perlimaan Petro 5 Jalur Hijau Sempadan Kali Lamong, Kali Tutup Timur, Kali Tutup Barat, Kali Sungai Roomo, Kali Tengger, Kali Towo dan Pelabuhan Petrokimia, Kali Pelabuhan Gresik, Kali Pelabuhan Semen 6 Jalur Hijau Sempadan Hutan Mangrove Desa-desa: Telaga Pojok, Lumpur, Pantai Gulomantung, Tenggulunan, Kedanyang, Terambangan, Segoro Madu, Karang Kiring, Sukorejo 7 Jalur Hijau Sempadan Telaga Ngipik, Waduk Banjar Urip, Telaga Pegat, Telaga Telaga (lebar sempadan Sidomoro 50 m) 8 Jalur Hijau Sempadan Desa Tenggulan –Kemuteran, Desa Sidorukun – Manyar Rel KA (lebar sempadan 20 m) 9 RTH Sempadan SUTT Sidorukun-Tenggulunan, Kramatinggil-Segoromadu, (lebar sempadan 50 m) Kramatinggil-Kembangan, Segoromadu-Ngipik JUMLAH (I) II RTH Privat 1 RTH Kawasan Industri Semen Gresik, Petrokimia Gresik 2 RTH Kawasan BP Randu Agung, Perum. Kota Gresik Baru (GKB), Graha permukiman Kembangan Asri, Alam Bukit Raya, Bukit Randu Agung Indah, BP Kulon 3 RTH Perdagangan, Jasa, Perkantoran JUMLAH (II) TOTAL



44,05



226.70



13,53



2,23



87,50



3,74



2,77



25,37



57,12 463.01 100,91 32,85



4,47 138,23 601,24



Dari total luas wilayah perkotaan Kota Gresik seluas 35,60 Km2 atau 3.560 Ha, luas total RTH (Publik dan Privat) yang dimiliki seluas 601,24 Ha, atau hanya 16,89 % dengan rincian RTH Publik seluas 13,01 % dan RTH Privat seluas 3,88 %. Jadi kedua kelompok RTH tersebut masih jauh dibawah target standar minimal pemenuhan RTH Perkotaan menurut Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008.



43



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan Standar Minimal pemenuhan RTH Perkotaan, untuk RTH Publik 20% dan RTH Privat 10%, maka untuk dapat memenuhinya dibutuhkan target penambahan luasan RTH Publik sebesar 6,99 % (lebih kurang 248,99 Ha) dan luasan RTH Privat 6,12 % (lebih kurang 271,77 Ha). Melihat komposisi kedua kelompok RTH tersebut, yang cukup berat adalah untuk mengejar target Standar Minimal RTH Privat. Hal ini memerlukan partisipasi yang serius dari masyarakat perkotaan dan sektor swasta agar tidak lagi menambah luasan kawasan terbangun, atau melalui upaya-upaya peremajaan kawasan dengan cara membangun kawasan secara vertikal.



2.3.



ANALISA KEBUTUHAN RTH KOTA



2.3.1. KEBUTUHAN RTH BERDASARKAN PRESENTASI WILAYAH Memperhatikan hasil evaluasi diatas, sebagai tindak lanjut upaya-upaya peningkatan kebutuhan pemenuhan Standar Minimal luasan RTH sesuai dengan ketentuan perundangundangan, maka dibutuhkan analisis mendalam melalui pengaturan-pengaturan setiap jenis RTH yang teridentifikasi di wilayah perkotaan Kota Gresik. Pengaturan-pengaturan yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut. Memperhatikan hasil evaluasi diatas, sebagai tindak lanjut upaya-upaya peningkatan kebutuhan pemenuhan Standar Minimal luasan RTH sesuai dengan ketentuan perundangundangan, maka dibutuhkan analisis mendalam melalui pengaturan-pengaturan setiap jenis RTH yang teridentifikasi di wilayah perkotaan Kota Gresik. Kebutuhan RTH diproyeksikan hingga pada jangka waktu ditetapkannya program P2KH ini selesai pada Tahap I, yaitu hingga Tahun 2014. Basis perhitungan pertumbuhan penduduk berdasarkan data jumlah penduduk masing-masing Kecamatan Gresik dan Kebomas dari tahun 2001 hingga tahun 2010, yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini. Tabel 2.30. Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas hingga Tahun 2014 Tahun



Jumlah Penduduk (Jiwa)



2001



Kec. GRESIK 76.968



Kec. KEBOMAS 71.567



2002



77.465



74.146



2003



80.741



75.833



2004



80.975



77.506



2005



81.804



79.365



2006



82.353



81.375



2007



86.970



87.404



2008



82.540



91.411



2009



83.458



93.365



2010



84.092



95.594



Jumlah



44



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tahun



Jumlah Penduduk (Jiwa)



2011



Kec. GRESIK 86.190



Kec. KEBOMAS 98.102



2012



86.999



100.892



2013



87.809



103.683



2014



88.619



106.473



Jumlah



195.092



Sumber : Hasil Analisa 2012



Pengaturan-pengaturan kebutuhan RTH yang dilakukan hingga Tahun 2014 dijelaskan dalam sub bab berikut.



2.3.1.1. Penyediaan RTH Privat Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) privat ini didasarkan pada jenis kepemilikan lahan, berdasarkan hal tersebut, maka persyaratan penyediaan RTH privat berdasarkan fungsi dan kepemilikan lahan dijelaskan sebagai berikut : A.



Rumah Tinggal :  Jenis kavling dengan ukuran kurang dari 120 m2 wajib ditanami minimal 1 (satu) pohon pelindung dan penutup tanah/rumput ;  Jenis kavling dengan ukuran 120 m2 - 240 m2 wajib ditanami minimal 1 (satu) pohon pelindung, perdu dan semak hias serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang cukup ;  Jenis kavling dengan ukuran 240 m2 - 500 m2 wajib ditanami minimal 2 (dua) pohon pelindung, perdu dan semak hias serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang cukup ;  Jenis kavling dengan ukuran lebih dari 500 m2 wajib ditanami minimal 3 (tiga) pohon pelindung, perdu dan semak hias serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang cukup ;  Terhadap luas kavling yang tidak dimungkinkan untuk ditanami pohon penghijauan wajib ditanami dengan sistem pot dan tanaman gantung lainnya.  Setiap Pengembang Perumahan berkewajiban untuk mewujudkan pertamanan / penghijauan pada lokasi jalur hijau sesuai dengan rencana tapak / site plan yang telah disahkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.



Terdapat enam kawasan perumahan yang ada di Kota Gresik yaitu BP Randu Agung, Perum Kota Gresik Baru (GKB), Graha, Kembangan Asri, Alam Bukit Raya, Bukit Randu Agung Indah, dan BP Kulon. Kawasan perumahan terbesar yang juga membutuhkan pengembangan RTH privat terluas yaitu perumahan BP Kulon.



45



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Tabel 2.31. Analisis Luasan Lahan RTH Perumahan Kota Gresik No.



Nama Perumahan



1. BP Randu Agung 2. Perum Kota Gresik Baru (GKB) 3. Graha Kembangan Asri 4. Alam Bukit Raya 5. Bukit Randu Agung Indah 6. BP Kulon Jumlah luasan RTH Perumahan



Luasan Perum (m2) 188.900 366.370 129.230 81.970 42.260 382.420



Standar Luasan RTH Perumahan 10% x 188.900 10% x 366.370 10% x 129.230 10% x 81.970 10% x 42.260 10% x 382.420



Kebutuhan Luasan RTH Perumahan 18.890 m2 36.637 m2 12.923 m2 8.197 m2 4.226 m2 38.242 m2 119.115 m2



Sumber : NSPM RTH Kota Gresik, Diolah 2012



Bentuk RTH yang dibutuhkan untuk dikembangkan oleh kawasan perumahan tersbut dapat berupa, taman lingkungan, jalur hijau, dan juga areal pemakaman. Kebutuhan yang ditetapkan berdasarkan hasil analisa adalah sekitar 11,91 Ha.



B.



Bangunan Kantor, Hotel, Industri/Pabrik, Bangunan Perdagangan dan Bangunan Umum lainnya :  Untuk Bangunan yang mempunyai luas tanah antara 120 m2 -240 m2 wajib ditanami minimal 1 (satu) pohon pelindung, perdu dan semak hias serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang cukup ;  Jenis kavling dengan ukuran luas lebih dari 240 m2 wajib ditanami minimal 3 (tiga) pohon pelindung, perdu dan semak hias serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang cukup.  Setiap jalan diseluruh Daerah diusahakan dapat ditanami dengan tanaman penghijauan  Setiap pemilik atau pihak yang bertanggungjawab atas lahan terbuka dengan sudut lereng diatas 15 derajat wajib menanam pohon penghijauan minimal 1 (satu) pohon pelindung untuk setiap 15 m2 dan rumput dengan jumlah yang cukup.



Di wilayah kota Gresik terdapat dua kawasan industri besar yang yang meliputi kawasan industri semen gresik dan petrokimia. Pada kawasan industri, RTH dialokasikan 30 % dari keseluruhan total kawasan ekonomi khusus dengan pembagian RTH publik seperti taman, median jalan, fasilitas olah raga sebesar 20 % dan RTH privat seperti koefisien dasar hijau (KDH) bangunan per blok serta pekarangan di permukiman sebesar 10 %. Tabel 2.32. Analisis Luasan Lahan berdasarkan Jumlah Fasilitas Eksisting No. 1.



Nama Kawasan Industri Semen Gresik



Luasan Kawasan Industri (m2) 2.012.500



2.



Petrokimia 1.231.250 Gresik Jumlah luasan RTH Kawasan Industri



Standar Luasan RTH Kawasan Industri 30% x 2.012.500 30% x 1.231.250



Kebutuhan Luasan RTH Kawasan Industri 603.750 m2 360.375 m2 964.125 m2



Sumber : NSPM RTH Kota Gresik, Diolah 2012



46



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan ruang terbuka hijau yang harus dimiliki kawasan industri yaitu seluas 96,41 Ha.



Tabel 2.33. Analisis Luasan Lahan Berdasarkan Jumlah Fasilitas Eksisting No. 1.



2.



3



4



5



Jenis Fasilitas Fasilitas Pendidikan TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Fasilitas Kesehatan RSU RSB Puskesmas Puskesmas Pembantu Polindes Poliklinik Apotik Fasilitas Peribadatan Masjid Mushola Gereja Vihara Fasilitas Perindustrian Industri Kerajinan RT Industri Sedang Industri Besar Fasilitas Perdagangan Kios Warung Pertokoan Pasar



Jumlah Unit



Standar Luasan Lahan



Total Luasan



KDB Tiap Persil



50 83 27 20 5



1.200 m2 3600 m2 6.000 m2 5.000 m2 10.000 m2



60.000 m2 298.800 m2 162.000 m2 100.000 m2 50.000 m2



50 - 60 %



2 10 6 7 25 18 33



86.400 m2 1.600 m2 2.400 m2 1.200 m2 300 m2 300 m2 350 m2



172.800 m2 16.000 m2 192.000 m2 8400 m2 7500 m2 5.400 m2 11.550 m2



50 - 60 %



m2 m2 m2 m2



50 - 60 %



100 369 4 1 1.819 111 65 283 832 951 3



1.750 300 1.750 1.750



m2 m2 m2 m2



175.000 669 1754 1751



1.000 m2 5.000 m2 10.000 m2



1.819 m2 555.000 m2 650.000 m2



m2 m2 m2 m2



28.300 m2 83.200 m2 1.141.200 m2 9.000 m2



100 100 1200 3000



50 -60 %



70 - 90 %



Sumber : Evaluasu RTRW Gresik, 2011



Masing-masing fasilitas memiliki ketetapan KDB persil yang berbeda-beda sesuai dengan ketetapan yang ada pada RTRW Gresik. Sehingga untuk mendapatkan kebutuhan RTH total kawasan fasum dan fasos maka dilakukan perhitungan KDB dan total luasan lahan fasilitas umum. Tabel 2.34. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan KDB Rencana pada Luasan Penggunaan Lahan Fasilitas No. 1 2 3 4



Fasilitas Umum Pemukiman Fasilitas pendidikan Fasilitas kesehatan Fasilitas peribadatan



Total Luasan m2 5.162.770 670.800 413.650 179.174



KDB yang Ditetapkan 60 – 70% 50 – 60% 50 – 60% 50 – 60%



Kebutuhan RTH Total (Ha) 1.548.831 - 2.065.108 268.320 - 335.400 165.460 - 206.825 71.670 - 89.587



47



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



No.



Fasilitas Umum



5 Fasilitas perindustrian 6 Fasilitas perdagangan Jumlah



Total Luasan m2 1.206.819 261.700 7.894.913



KDB yang Ditetapkan 50 – 60% 70 - 90%



Kebutuhan RTH Total (Ha) 120.682 - 603.410 26.170 - 78.510



Sumber : NSPM RTH Kota Gresik, Diolah 2012



Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan RTH privat kawasan permukiman yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 206,51 Ha dan minimal sebesar 154,88 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas pendidikan yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 33,54 Ha dan minimal sebesar 26,83 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas kesehatan yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 20,68 Ha dan minimal sebesar 16,55 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas peribadatan yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 8,96 Ha dan minimal sebesar 7,12 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas perindustrian yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 60,34 Ha dan minimal sebesar 48,27 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas perindustrian yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 60,34 Ha dan minimal sebesar 48,27 Ha. Kebutuhan RTH privat fasilitas perdagangan yang harus disediakan yaitu maksimal sebesar 7,85 Ha dan minimal sebesar 2,62 Ha. Jadi, kebutuhan total RTH privat untuk fasum dan fasos adalah maksimal sebesar 337,88 Ha dan minimal sebesar 256,32 Ha.



2.3.1.2. Penyediaan RTH publik Sedangkan untuk penyediaan RTH publik, setidaknya dapat tersedia Ruang Terbuka Hijau sebgai berikut:  Berbentuk Jalur  Jalur hijau koridor jalan  Pulau jalan dan median jalan  Pedestrian (jalur pejalan kaki)  Berbentuk Area  Taman kecamatan  Taman kota  RTH Fungsi Tertentu  RTH sempadan Rel Kereta Api  RTH sempadan sungai  Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi  Pemakaman  RTH kawasan Bandara  RTH kawasan Terminal



48



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.3.2. KEBUTUHAN RTH BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK Dalam mempermudah dalam proses perhitungan kebutuhan RTH yang didasarkan pada jumlah penduduk, maka pendekatan awal yang digunakan adalah dengan membagi wilayah perencanaan dalam satuan unit lingkungan yang menunjukkan hierarki wilayah. Berdasarkan NSPM Kabupaten Gresik tahun 2008, bentuk hierarki yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.35. Hierarki Lingkungan Wilayah Perencanaan Unit Lingkungan Perencanaan Lingkungan I Lingkungan II Lingkungan III Lingkungan IV Lingkungan V



Unit Lingkungan Admisnistrasi Rukun Tetangga Rukun Warga Kelurahan Kecamatan Wilayah kota



Jumlah Penduduk yang Mendukung 250 jiwa 3000 jiwa 30.000 jiwa 200.000 jiwa 1 juta jiwa



Sumber : NSPM Kabupaten Gresik, 2008



Berdasarkan pembagian tersebut, maka kebutuhan pengembangan RTH di wilayah Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas adalah sampai dengan Unit Lingkungan III. Perhitungan kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dijelaskan sebagai berikut.



2.3.2.1. Taman  Taman untuk 250 penduduk Setiap 250 penduduk membutuhkan minimal 1 taman sebagai tempat bermain anak dengan luas sekurang-kurangnya 250 m2 dengan standar 1 m2/penduduk.  Taman untuk 2.500 penduduk Untuk setiap kelompok penduduk 2.500 penduduk diperlukan sekurang-kurangnya 1 daerah terbuka, disamping daerah-daerah terbuka yang sudah ada pada tiap kelompok 250 penduduk. Luas area yang diperlukan 1.250 m2 atau dengan standar 0,5 m2/penduduk. Lokasinya dapat disatukan dengan pusat kegiatan RW.  Taman dan Lapangan Olah Raga untuk 30.000 penduduk Sarana ini diperlukan untuk kelompok 30.000 penduduk dapat melayani aktivitas kelompok di area terbuka. Sarana ini dapat berbentuk taman yang dilengkapi lapangan olah raga, sehingga berfungsi serba guna dan tetap terbuka, serta ditanam pohon-pohon yang berfungsi sebagai peneduh. Luas area yang dibutuhkan 9.000 m2 atau dengan standar 0,3 m2/penduduk.  Taman dan lapangan Olah Raga untuk 120.000 penduduk Setiap kelompok penduduk sekurang-kurangnya harus memiliki 1 lapangan hijau terbuka. Luas area yang diperlukan 24.000 m2 atau dengan standar 0,2 m2/penduduk.



49



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Lokasi tidak harus di pusat kecamatan namun apabila dapat disatukan akan menjadi lebih baik.  Taman dan Lapangan Olah Raga untuk 480.000 penduduk Sarana yang ada berbentuk kompleks, meliputi stadion, taman atau tempat bermain, area parkir, bangunan-bangunan fungsional. Luas tanah yang dibutuhkan 144.000 m2 atau dengan standar 0,3 m2/penduduk.



Dari standar penyediaan RTH diatas diperoleh kebutuhan RTH di Kecamatan Gresik dan Kebomas sebagai berikut:



Tabel 2.36. Analisis Hirarki RTH berdasarkan Kriteria Unit Lingkungan III, II, dan I



No.



Kecamatan



Jumlah Penduduk Tahun 2014 (jiwa)



Unit Lingkungan Perencanaan RTH Unit L-III (30.000 jiwa)



Luas (Ha)



Unit L-II (2.500 jiwa)



Luas (Ha)



Unit L-I (250 jiwa)



1. 2.



Luas (Ha)



Gresik 88.619 2 unit 1,80 9 unit 1,13 25 unit 0,63 Kebomas 106.473 3 unit 2,70 5 unit 0,63 16 unit 0,40 Jumlah 5 unit 4,50 14 unit 1,76 36 unit 1,03 Sumber : Hasil Analisis, 2012(Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 05?PRT/M/2008)



TOTAL LUAS (Ha) 3,56 3,73 7,29



Dari jumlah penduduk yang diproyeksikan hingga tahun perencanaan 2014, jumlah penduduk masing-masing Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas diperolah angka kebutuhan penyediaan RTH Taman Kota hingga Tahun 2014 seluas 7,29 Ha dan jumlah penduduk yang masih dibawah standar minimal penyediaan RTH Taman Kecamatan yang melayani 120.000 jiwa, dengan luas minimal/kapita 0,2 m2/jiwa (Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2008). Pada kondisi eksisting RTH taman kota dan taman lingkungan diperoleh luasan sebesar 44,05 Ha, sehingga untuk kedua kecamatan ini masih mempunyai luasan cadangan kebutuhan RTH sebesar 36,76 Ha. Cadangan RTH ini harus dipertahankan, dan tidak dibolehkan untuk dialihfungsikan.



2.3.2.2. Lapangan olah raga Lapangan olahraga ini berupa lapangan sepak bola dengan tingkat pelayanan sebagian wilayah kawasan. Kriteria penyediaan lapangan olah raga ini antara lain:  Didukung jumlah penduduk minimum 30.000 orang.  Luas lahan/persil/kapling sekitar 0,3 m2 per penduduk atau setiap unit seluas 0,9 Ha.  Lokasinya tersebar di setiap bagian wilayah kawasan.



50



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Kebutuhan taman dan lapangan olah raga di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas adalah sebagai berikut: Tabel 2.37. Analisis Jenis dan Jumlah RTH yang Dibutuhkan No.



Kecamatan



1.



Gresik



Unit Lingkungan



Jenis RTH yang Dibutuhkan



Jumlah (unit)



L-III



Taman + Lapangan olahraga Taman + Lapangan olahraga Taman bermain



2



L-II L-I 2.



Kebomas



L-III L-II L-I



Taman + Lapangan olahraga Taman + Lapangan olahraga Taman bermain



9 25 3 5 16



Lokasi Dikelompokkan dengan sekolah Di pusat kegiatan RW Di tengah kelompok permukiman Dikelompokkan dengan sekolah Di pusat kegiatan RW Di tengah kelompok permukiman



Sumber : Hasil Analisis, 2012



2.3.2.3. Jalur hijau Bentuk daerah terbuka selain taman dan lapangan olah raga dapat berupa jalur hijau dan taman-taman lainnya. Fungsi dari Ruang Terbuka Hijau adalah sebagai paru-paru kota, keindahan, penyimpan cadangan air/sumur alam juga sebagai filter bagi polusi udara. Jalur hijau ini berupa penghijauan pada tepi jalan (sempadan jalan), sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan telaga/boozem, sempadan rel Kereta Api, dan jalur hijau di bawah SUTT. dan lainlain. Standar kebutuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau adalah 15 m2 per penduduk. Dengan jumlah penduduk sebesar 195.092 jiwa pada Tahun 2014, maka diproyeksikan luasan Jalur Hijau yang dibutuhkan minimal adalah 292,64 Ha. Sedangkan berdasarkan perhitungan standar penyediaan RTH pada setiap sempadan yang dihitung berdasarkan panjang jalan, sungai, pantai, rel KA, dan keliling telaga/boozem eksisting diperoleh sebagai berikut. Tabel 2.38. Analisis Jumlah Kebutuhan Total RTH di Kota Gresik No. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Jenis RTH



Luasan RTH (Ha)



Jalur hijau Sempadan Sungai Sempadan Pantai Sempadan Telaga Sempadan Jalan Sempadan Rel KA Sempadan SUTT



Jumlah Total Kebutuhan RTH



31.10 76.21 4.64 7.14 19.03 30.84



168.97



Sumber: Hasil Analisis NSPM RTH Kota Gresik, 2008



51



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Dengan demikian hingga Tahun 2014 masih terdapat defisit target penyediaan RTH Jalur Hijau sebesar 123,67 Ha.



2.3.2.4. Pemakaman Sarana lain yang merupakan ruang terbuka adalah pemakaman kota. Kriteria penyediaan RTH pemakaman adalah lahan yang dibutuhkan 2 m2/penduduk. Jadi luasan kebutuhan RTH Pemakaman hingga Tahun 2014 adalah 39,02 Ha. Sedangkan luasan RTH eksisting adalah 24,00 Ha, sehingga masih dibutuhkan luasan lahan RTH Pemakaman sebesar 15,02 Ha.



2.3.2.5. Hutan kota Setiap hamparan Luas hutan kota minimal 0.25 ha. Luas hutan kota minimal 10 % dari total wilayah kawasan perkotaan. Jadi kebutuhan luas Hutan Kota untuk Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas berdasarkan standar luasan wilayahnya adalah 10% x (554,29 + 3006,00)Ha = 356,03 Ha. Sedangkan luasan RTH eksisting Hutan Kota adalah 494,40 Ha, sehingga masih terdapat cadangan luasan RTH Hutan Kota seluas 138,37 Ha.



2.3.3. KEBUTUHAN RTH BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN Lain halnya pada kota berpenduduk padat, dengan jumlah kendaraan bermotor dan industri yang tinggi, maka luas RTH kota yang dibangun dapat dihitung berdasar pendekatan pemenuhan oksigen (Kunto, 1986),dengan rumus :



L=A.v+b.W 20 Keterangan: L = Luas RTH kota (m2) A = Kebutuhan oksigen per orang (kg/jam) b = Rerataan kebutuhan oksigen per kendaraan bermotor (kg/jam) v = Jumlah Penduduk W = Jumlah kendaraan bermotor 20 = Tetapan (kg/jam/Ha) Kemudian dimodifikasi oleh Dahlan (2003) sebagai berikut :



L = Σ A.i. Vi + Σ Bi. WI + Σ Ci .Zi 20 Keterangan : L = Luas Hutan Kota (Ha) Ai = Kebutuhan Oksigen (O2) per orang (ug/jam)



52



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Bi Ci Vi Wi Zi 20



= = = = = =



Kebutuhan Oksigen (O2) per satuan kendaraan bermotor (kg/jam) Kebutuhan Oksigen (O2) per satuan industri (kg/jam) Jumlah Penduduk Jumlah kendaraan bermotor dari berbagai jenis Jumlah industri dari berbagai jenis Konstanta (rerataan oksigen/O2) yang dihasilkan (20kg/jam/Ha)



Selain menggunakan pendekatan Metode Kunto, penentuan luasan RTH berdasarkan kebutuhan oksigen, juga dapat dilakukan dengan Metode Geravkis dalam Fadelli dkk (2004) yang dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:



Lt = Xt + Zt (54)(0,9375) Keterangan : Lt = Luas RTH Kota pada Tahun ke-t (m2) Xt = Jumlah kebutuhan oksigen bagi penduduk pada tahun ke-t Zt = Jumlah kebutuhan oksigen bagi kendaraan bermotor pada tahun ke–t 54 = Tetapan yang menunjukan bahwa 1 m2 luas lahan menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari 0,9375 = Tetapan yang menunjukan bahwa 1 gram berat kering tanaman adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 Berdasarkan ketentuan yang ada Fadelli dkk (2004), kebutuhan oksigen tiap orang dijelaskan dengan rumus sebagai berikut :



Xt = Pt x 4.420,8 Liter/hari/orang x 1,2 kg/m3



Xt = Jumlah kebutuhan oksigen manusia (ton/hari) Pt = Jumlah Penduduk pada tahun (t) 4.420,8 = rata-rata kapasitas isap oksigen pada manusia, sebesar 3,07 liter/menit/orang, setara dengan 4.420,8 liter/hari/orang 1,2 = Konstanta bobot udara, 1 m udara menghasilkan 1,2 kg/m Sedangkan kebutuhan oksigen pada kendaraan (Zt), dalam ketentuan Fadelli dkk (2004) dijelaska sebagai berikut : Zt = Ztbensin + Ztsolar Ztbensin Ztsolar



= Jumlah BBM Bensin x 2,77 x 0,21 x 24 x 10-3 = Jumlah BBM Solar x 2,86 x 0,16 x 24 x 10-3



Dari ketentuan di atas, maka digunakan asumsi sebagai berikut :



53



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK  Berdasarkan ketentuan yang ada (Wisesa, 1988), kebutuhan oksigen tiap orang adalah 0,0193 m3/jam yang setara dengan 19,3 liter/jam (0,0193 x 1000), dengan asumsi kebutuhan per-hari mencapai 463,2 liter/hari (19,3 x 24 jam).  1 liter udara O2 = 1,4 gram O2.  463,2 liter/hari x 1,4 gram O2 = 648,48 gram O2/hari tiap penduduk.  Untuk kendaraan bensin membutuhkan bahan bakar 0,200-0,220 kg/PS.jam (rata-rata 0,210 kg/PS.jam). Ketentuan kebutuhan oksigen adalah 1 kg bahan bakar membutuhkan 2,77 kg O2.



 Diasumsikan kebutuhan bahan bakar per-hari untuk kendaraan bermotor adalah 0,210 kg/PS. Jam x 24 jam = 5,04 kg/hari.  Jadi, kebutuhan oksigen untuk kendaraan bermotor sebesar 5,04 kg/hari x 2,77 kg = 13,9608 Kg O2.



Kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk pada kawasan perkotaan Gresik adalah sebagai berikut: Pt



= 195.091 x 648,48 gram O2/hari = 126.512.611,68 gram O2/hari



Kt = 311.058 x 13,9608 Kg O2 = 4.342.618,53 Kg O2 = 4.342.618.526,40 gram O2 Lt



= (126.512.611,68 + 4.342.618.526,40) gram O2 / (54 gr/m2 x 0,9375) = 4.469.131.138,08 gram O2 / 50,625 gram/m2. = 88.279.133,59 m2 = 8.827,91 Ha



Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa kebutuhan luasan RTH di kawasan perkotaan Gresik (Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas) adalah sekitar 8.827,91 Ha.



2.3.4. KEBUTUHAN RTH BERDASARKAN NETRALISASI KARBON DIOKSIDA Pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya : Ca, Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula (Smith, 1981). Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian proses ini sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menyerap gas yang bila konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses ini menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan.



54



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Daerah yang merupakan tempat penimbunan sampah sementara atau permanen mempunyai bau yang tidak sedap. Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi bau. Tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau. Akan lebih baik lagi hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum.



2.3.5. KEBUTUHAN RTH BERDASARKAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR Kebutuhan air dalam kota tergantung dari faktor: •



Kebutuhan air bersih per tahun







Jumlah air yang dapat disediakan oleh PAM







Potensi air saat ini







Kemampuan hutan menyimpan air



Faktor-faktor diatas dapat ditulis dalam persamaan



L = Po.K (1 + r - c) t - PAM - Pa z Keterangan : L = Luas hutan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air (dalam Ha) Po = Jumlah penduduk kota pada tahun ke 0 K = Konsumsi air per kapita (liter/hari) r = Laju kebutuhan air bersih (biasanya seiring dengan laju pertambahan penduduk kota setempat) t = Tahun c = Faktor koreksi (besarnya tergantung dari upaya pemerintah dalam penurunan laju pertumbuhan penduduk) PAM = Kapasitas suplai air oleh PAM (dalam m3/tahun) Pa = Potensi air tanah saat ini z = Kemampuan lahan menyimpan air (m3/Ha/tahun) LAI menggunakan rumus :



LAI = CT [Ls - 0,27 x EXP.0,035 CS 0.15 / (π(CS / 1,25) 2)]



Keterangan : LS = Koefisien Bentuk Daun Rata-Rata (Mean Leaf-Shape Coefficient) untuk masingmasing kelompok tumbuhan pembentuk hutan kota yang merupakan nisbah antara lebar daun dan panjang daun rata-rata. CS = Koefisen Bentuk Tajuk Rata-Rata (Mean Crown-Shape Coefficient) untuk masingmasing kelompok tumbuhan pembentuk hutan kota, yang merupakan nisbah antara lebar tajuk dan tinggi tajuk rata-rata.



55



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK CT = Koefisien Model Arsitektur Tumbuhan (Plant Architectural Mode Coefficient), yang diperhitungkan berkisar antara 10- 25, dengan rata-rata sebesar 19,72. LS, CS dan CT tidak diukur secara langsung di lapangan, melainkan dianaslisis (dirisalah) berdasarkan Model Arsitektur Pohon yang diperkenalkan pada tahun 1975 oleh Halle & Oldeman (Purnomohadi, 1995).



Berdasarkan pertimbangan isu-isu penting, luas RTH yang harus dibangun, khususnya pada kota-kota yang memiliki masalah kekurangan air bersih, sebaiknya ditetapkan berdasarkan pemenuhan kebutuhan akan air seperti rumus berikut (Sutisna et.al, 1987 dalam Dahlan, 1992):



La = Po.K (1 + r - c) t – PAM.Pa z Keterangan : La = luas RTH kota yang harus dibangun Po = Jumlah penduduk K = Konsumsi air per kapita r = Laju peningkatan pemakaian air C = Faktor pengendali PAM = Kapasitas Suplai Perusahaan Air Minum T = Tahun Pa = Potensi air tanah Z = Kemampuan hutan kota dalam menyimpan air



2.4.



RENCANA PEMBANGUNAN RTH



2.4.1. PERAN RTH DALAM MEMBENTUK KARAKTER KOTA Dalam penentuan jenis dan lokasi RTH Perkotaan yang direncanakan dalam masterplan sebainya dipilih RTH yang memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk image sebuah perkotaan. Beberapa kriteria yang mempu menunjukkan bahwa RTH perkotaan tersebut telah mampu menjadi icon dan membentuk karakter sebuah kota yaitu dengan adanya RTH mampu menjadikan sebuah kota nampak teduh dan nyaman yang ditunjukkan dengan keberadaan penghijauan di jalur hijau yang ditumbuhi pepohonan besar berdaun rindang, yang menghubungkan dengan seluruh node-node RTH yang ada di kota. Konsep Struktur Ruang RTH Kota Gresik dibentuk melalui tatanan letak seluruh RTH yang ada untuk melayani wilayah perkotaan Kota Gresik yang terbagi ke dalam SKP I, II dan III di Kecamatan Gresik dan SKP I, II, III, IV dan V di Kecamatan Kebomas. Antara setiap RTH Cluster/Node satu dengan lainnya terhubung dengan RTH Koridor agar membentuk satu kesatuan Jaringan RTH Kota Gresik dengan Konsep Insect Way Network. Konsep RTH ini akan menjamin keberlangsungan dan keseimbangan kebutuhan hidup penduduk kota dan organism hidup lainnya.



56



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Gambar 2.20. Konsep Insect Way Network Struktur RTH Kota Gresik.



Gambar 2.21. Rencana Pola Ruang RTH Kota Gresik



57



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.4.2. POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN RTH KOTA Masterplan yang disusun harus pragmatis memperhatikan lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagi RTH pada tahun-tahun mendatang sebagai upaya pemenuhan luasan RTH Perkotaan 30%. Disertai pula tahapan-tahapan perwujudan RTH Perkotaan di lokasi-lokasi tersebut. Di sisi lain, pemenuhan luasan RTH tidak selalu berarti pembangunan RTH baru, namun dapat dilakukan melalui akuisisi RTH privat, revitalisasi RTH yang sudah mengalami alih fungsi, atau melalui pengembangan RTH pada fungsi khusus seperti RTH sempadan rel, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, dll. Alternatif penambahan luasan RTH tersebut tergambar dalam potensi dan peluang yang telah tertuang di dalam Peta Pola Ruang RTH Kota Gresik. Melalui Program P2KH diupayakan terjadinya penambahan luasan RTH Publik dan Privat. Tetapi dalam program awal kegiatan ini prioritas penambahan luasan RTH ditujukan untuk RTH Publik. Sasaran berikutnya baru kepada penambahan luasan RTH Privat melalui mekanisme penerapan insentif dan disinsentif Perda tentang IMB dan RTH Kabupaten Gresik yang telah ada. Dalam rangka Program P2KH Tahun 2012 ini, penambahan luasan RTH Publik dilaksanakan pada tiga lokasi. 1) Lokasi pertama yang berada di Kelurahan Lumpur yang merupakan lahan reklamasi telah dilaksanakan kegiatan DED untuk pembuatan taman wisata penunjang wisata religi oleh Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Gresik. Dengan telah adanya kegiatan penyusunan DED ini, lokasi ini tetap dimasukkan ke dalam Master Plan Kota Hijau, hanya pelaksanaan kegiatannya akan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam memberikan masukan dan saran desain dan kebutuhan RTH yang diinginkan oleh masyarakat. Luasan RTH Lumpur ini adalah 0,52 Ha. 2) Lokasi yang kedua di pulau jalan Kelurahan Gulomantung kondisinya jauh dari permukiman kota dan berada di tengah kompleks industri di pinggiran selatan perkotaan yang berbatasan dengan Kota Surabaya. Lokasi ini masih dapat dimanfaatkan untuk RTH namun lebih bersifat memberikan fasilitas untuk pekerja industry dan kampong Rusun Gulomantung yang terdekat. Luasan RTH Pulau Jalan Gulomantung ini adalah 0,66 Ha. 3) Lokasi yang ketiga masih berada di Kelurahan Gulomantung tetapi berada di utara lokasi industri, dekat dengan perkampungan masyarakat. Bersebelahan dengan lokasi RTH ini telah direncanakan pembangunan Rusun untuk Pekerja Industri. Lokasi ini dinilai paling bermanfaat dan lebih strategis untuk program P2KH ini. Luasan RTH Gulomantung ini adalah 0,68 Ha.



58



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Gambaran ketiga lokasi ini pada peta Kota Gresik sebagai berikut.



RTH Lumpur Sebelah timurnya telah dibangun RTH taman rekreasi



RTH Gulomantung 2 Sebelah selatannya adalah perkampungan yang diremajakan menjadi rumah susun



RTH Gulomantung 1 Sebelah utaranya adalah pabrik, dan sebelah timurnya adalah Rusun



Gambar 2.22. Peta Lokasi Usulan RTH Program P2KH Perkotaan Kota Gresik



59



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



2.4.3. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RTH KOTA Pemerintah Kota/Kabupaten harus secara tegas menetapkan kebijakan pengembangan RTH Perkotaan demi pemenuhan amanat 30% luas RT Perkotaan. Adanya Perda Kabupaten Gresik Nomor 10 tahun 2010 tentang Penataan RTH dan Penyusunan Master Plan Kota Hijau ini perlu ditindaklanjuti segera dengan penetapan daerah yang dikonservasi, pelaksanaan pemanfaatan RTH dan pemeliharaannya, dan pengendalian pemanfaatannya dengan melalui peningkatan peran serta masyarakat, serta perangkat indentif dan disinsentif. Mempertimbangkan kebutuhan luasan RTH ini untuk masa depan yang semakin meningkat dengan kebutuhan pembangunan fisik yang meningkat pula, sedangkan ruang tanah Kota Gresik telah padat terbangun, maka kebijakan strategis kota masa depan diarahkan ke arah pengembangan RTH yang tidak hanya secara horizontal produktif, tetapi juga vertikal produktif yang seimbang dengan kebutuhan pembangunan fisiknya.



2.4.4. ARAHAN PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN RTH KOTA Dalam masterplan RTH Perkotaan harus ditentukan arah pengembangan dan pembangunan RTH Perkotaan yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi perkotaan dan kebutuhan masyarakatnya. Dengan keterbatasan ruang lahan perkotaan yang ada saat ini, arahan pembangunan fisik yang masih bersifat horizontal yang terjadi saat ini di perkotaan Kota Gresik harus segera diarahkan menuju kea rah pembangunan fisik secara vertical yang diikuti dengan pemenuhan standar penyediaan RTH Publik dan Privat secara horizontal dan yang tertentu secara vertikal pula. Arah pengembangan tersebut tercermin dari kebijakan yang tertuang dalam indikasi program. Dalam indikasi program yang tertuang di dalam Bab III bagian akhir dari dokumen Master Plan ini akan terlihat prioritas implementasi kebijakan RTH sebuah perkotaan.



2.4.5. STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA Arahan pengembangan masterplan RTH Perkotaan tidak seharusnya bertentangan dengan strategi pembangunan kota. Harus diupayakan agar arah pengembangan RTH Perkotaan



60



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK sejalan bahkan mendukung strategi tersebut. Keduanya perlu disinergikan untuk menciptakan kenyamanan ruang dan kebutuhan biologis mahluk hidup. Pengembangan jalan-jalan perkotaan yang dibutuhkan bagi kendaraan perlu diimbangi dengan penyediaan ruang bagi pejalan kaki yang hijau dan nyaman. Ruang-ruang lahan yang terlantar hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan ketersediaan RTH perkotaan, menjadi taman-taman yang aktif maupun pasif. Pemanfaatan lahan terlantar secara pasif juga dapat mendatangkan nilai ekonomis warga kota melalui program urban farming.



2.4.6. PEMBANGUNAN RTH TAMAN DAN JALUR HIJAU Salah satu bentuk RTH yang paling umum dan memenuhi fungsi RTH baik dari segi ekologi maupaun sosial adalah taman. Adapun pengembangan jalur-jalur hijau berfungsi sebagai pemberi kenyamanan dan keamanan bagi ruang jalan, sungai, rel kereta, SUTT, pantai dan seterusnya. Baik pengembangan taman maupun jalur hijau merupakan elemen yang wajib dimuat dalam rencana pengembangan RTH Perkotaan. RTH untuk taman kota direncanakan mempunyai fungsi sosial tematis sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. RTH taman yang berada dekat dengan fasum sekolahan mempunyai fungsi sebagai fasilitas ruang olah raga dan pengembangan akademik pengetahuan alam. RTH yang berada dekat perumahan berfungsi beragam, dapat berfungsi Taman Lansia, Taman Bunga, Taman Anak-anak, Taman Outbound, Taman Berkebun, dan seterusnya.



RTH jalan dan rel kereta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. RTH sungai memberikan fungsi pemeliharaan sungai, mencegah terjadinya banjir dan genangan air hujan, memberikan barrier terhadap polusi kegiatan didekatnya. RTH SUTT memberikan



61



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK jarak aman terhadap kemungkinan bencana dan gangguan medan listrik terhadap manusia di sekitarnya.



2.4.7. PEMBANGUNAN KAWASAN HUTAN KOTA Jika kondisi fisik perkotaan yang memungkinkan, sebaiknya masterplan RTH Perkotaan mencantumkan beberapa bagian wilayah kota yang dikonservasi dan dibiarkan alami dalam bentuk hutan kota agar fungsi ekologis RTH Perkotaan dapat terpenuhi secara maksimal. Luasan hutan kota yang lebih besar daripada taman-taman kota lainnya akan memberikan fungsi ekologis paling besar untuk kebutuhan kota. Kota Gresik yang mempunyai lahan bekas penambangan untuk kebutuhan bahan baku semen direncanakan segera dikembalikan fungsi ekologisnya menjadi paru-paru kota melalui reklamasi dan penghijauan kembali. Pada bagian lahan ini yang pernah dimanfaatkan untuk pembuangan sampah, akan dimanfaatkan dan dikelola untuk menghasilkan energi dalam bentuk lain, selain dilakukan kegiatan landfill mining.



2.4.8. PEMBANGUNAN RTH DENGAN FUNGSI KHUSUS RTH Perkotaan dengan fungsi khusus adalah RTH untuk perlindungan atau pengamanan, sarana dan prasaranan misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, jalur pedestrian atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu. RTH katagori ini meliputi : jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber air baku/mata air.



62



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK RTH dengan fungsi khusus ini keberadaannya sangat penting seperti dijelaskan di atas. Oleh karenanya rencana pengembangannya harus memenuhi standar kebutuhan ruang penyediaan RTH sesuai dengan fungsi masing-masing.



2.4.9. PEMBANGUNAN RTH PRIVAT (KOEFISIEN DASAR HIJAU) Penerapan Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada lahan-lahan privat yang dimiliki masyarakat dan swasta diterapkan melalui pengurusan Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Pengembang diminta untuk memenuhi kewajiban penyediaan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum). Dalam pengembangan kawasan disyaratkan KDH minimal 20% berupa taman.



2.4.10. PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN RTH KOTA Warga dapat diajak berperan mengelola lahan hijau pekarangan melalui penanaman pohon rindang dan karpet hijau tanaman dan pembuatan lubang biopori. Selain itu, pemerintah daerah dapat mulai mendata dan menetapkan RTH privat pekarangan rumah, sekolah, perkantoran, hingga pengembang (kawasan terpadu, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen) sebagai bagian dari RTH. Insentif bagi warga yang lahannya bersedia diakuisiis berupa keringanan pajakPBB, pajak air, pembayaran tagihan listrik maupun telepon.



2.4.11. TANAMAN PENGHIJAUAN DI WILAYAH PERKOTAAN Penghijauan kota dapat menggunakan jenis-jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai tanaman penghijau kota lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Dapat disertakan pula teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman tersebut sebagai pengetahuan bagi masyarakat. Tanaman yang digunakan harus sesuai dengan jenis tanah dan kondisi cuaca mikro (setempat). Berdasarkan kecenderungan kawasan perkotaan di Kabupaten Gresik, maka arahan bentuk dan jenis vegetasi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan RTH kawasan adalah sebagai berikut :



63



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tabel 2.39. Jenis Vegetasi yang dapat dikembangkan di Wilayah Kota Gresik No 1.



Jenis Vegetasi Sono Kembang/ Agsana



Keterangan Agsana tergolong tanaman keras berbatang lurus yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Kulitnya bergetah, namun keras kering. Daunnya bersirip, panjangnya ± 8 Cm. berbungga mirip kupu – kupu, kuning dan wangi. Buahnya berbentuk polong, berpenampang ± 1 Dm, bersayap, berbiji 1, agak bundar, tapi ujungnya menyerupai parh.



2.



Asem keranji/ Tamarindus indica L.



Perawatan: . Pemupukan 1 kali/ 4 bulan . Pemangkasan insidental Fungsi : . Tanaman pengarah jalan . Tanaman peneduh Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tinggi pohon mencapai 18 m. berdaun majemuk dan menyirip yang berjumlah genap. Bunganya majemuk tandan berwarna kuning. Bunganya berupa polongan bertangkai berwarna coklat rasanya asam. Tajuk pohon ini tidak begitu masif dan bentuk pohonnya cukup unik. Tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, cahaya penuh/ langsung dengan kelembaban sedang dan penyiraman intensif.



3.



Flamboyan/ Delonix regia Raf.



Perawatan :



. . .



Pemupukan NPK kandunagn nitrogen tinggi pada masa pertumbuhan Pemupukan NPK kandungan fosfor tinggi pada masa pembungaan Pemangkasan insidental



Fungsi :



. Point of interest karena warna bunganya menarik . Tanaman pengarah jalan jika ditanam secara missal . Tanaman peneduh karena lebar tajuknya cukup besar dan berukuran tinggi. Perbanyakan :



.



Biji, cangkok, dan steak batang.



Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Bunganya berwarna merah menyala hamper memenuhi tajuknya. Tinggi



64



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



4.



Jenis Vegetasi



Trembesi / Samanea Saman / Rain Tree



Keterangan pohon ini dapat mencapai 20 m. Buahnya termasuk buah polong yang pipih. Jumlah biji pada setiap polong sekitar 10-50 biji.



Fungsi : . Tanaman Peneduh . Point of interest . Tanaman hutan kota. Perbanyakan : . Biji Tingginya mencapai 15 – 25 m dengan diameter kanopi (payung) lebih besar dari tingginya.



5.



Cemara / Araucaria heterophylla



Perawatan :



. . .



Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi pada masa pertumbuhan Pemupukan NPK kandungan fosfor tinggi pada masa pembungaan Pemupukan dengan pupuk buatan , pupuk kandang atau pupuk kompos. Pemangkasan secara insidental



. Fungsi : . Point of interest karena keunikan bentuk tajuk dan susunan cabang serta rantingnya . Tanaman pengarah jalan jika diletakkan secara massal. Perbanyakan : . Cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif



6.



Akasia/ Acacia Auriculiformis



Ketinggian pohon ini dapat mencapai 60 m. Cabang – cabang dan ranting – ranting menyerupai daun, berbentuk seperti jarum-jarum yang tumpul. Bunganya memiliki benangsari yang banyak. Buahnya berbentuk runjung. Buah yang sudah tua besar dengan diameter 10-13 cm. Perawatan : . Frekuensi pemupukan 4-6 bulan sekali. . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Point of interest . Tanaman pengarah jalan yang menarik . Tanaman peneduh karena lebar tajuknya cukup besar dan ukuran pohon yang cukup tinggi. Perbanyakan : . Biji dan setek batang Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman nonintensif



65



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan Pada lingkungan yang ideal, tingginya dapat mencapai 30-40 m dengan diameter batang 80 -100 cm. berbatang lurus dank eras. Warna kayunya bervariasi dari cokelat sampai merah gelap. Bunganya berdiameter 8 cm, berwarna kuning terang, dan beraroma wangi.



7.



Bungur / Pers.



Lagerstromia speciosa



Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan . NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan). Fungsi : . Tanaman tepi jalan jika ditanam secara missal. . Tanaman peneduh . Point of interest Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tingginya dapat mencapai 45 m. Daunnya tunggal, bertangkai cukup pendek, berbentuk oval, elips memanjang, serta berwarna hijau tua dan liat seperti kulit. Bunganya majemuk malai berwarna ungu berbentuk lonceng.



8.



Mahoni / Swietenia mahogany Jacq.



9.



Akasia / Acacia Longifolia



Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman peneduh . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan : . Biji, cangkok, okulasi. Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Buahnya yang berwarna cokelat muncul di ujung-ujung ranting. Tingginya mencapai 30 m. Daunnya majemuk menyirip genap berwarna hijau tua. Buahnya bertangkai, berbentuk bola, dan berwarna coklat. Perawatan : . Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Point of interest . Tanaman pengarah jalan yang baik jika digunakan secara massal . Tanaman peneduh karena lebar tajuknya cukup besar dan ukuran pohonnya cukup tinggi



66



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



10.



11.



12.



Jenis Vegetasi



Kiara payung



Tanjung



Randu/ Malvaceae



Keterangan Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh. . Penyinaran dengan seminaungan Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Daya Tumbuh : . Sedang Percabangannya rendah dan berdaun rimbun. Tingginya mencapai 15-25 m. Bunga berwarna putih kekuningan yang berbentuk bulir dan bertangkai pendek yang sepintas mirip sikat berwarna kuning. Jika tertiup angin yang sedikit keras, bunganya berguguran. Lokasi tumbuh : Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Perawatan : . Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) Fungsi : . Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan masif . Tanaman pengarah jalan Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Bentuk tajuknya bulat atau semiglobular bagai payung terbuka. Daundaunya rimbun berwarna hijau tua mengilap. Ketinggiannya mecapai 25 m. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip. Bunganya majemuk malai yang muncul dari ketiak daun. Mahkotanya berwarna putih. Buahnya termasuk buah batu berbentuk bulat memanjang. Lokasi Tumbuh : Pantai, Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Perawatan . Pemupukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembuangan (NPK dengan kadar P tinggi) . Pemangkasan secara insidental Fungsi . Tanaman peneduh . Tanaman pengarah jalan . Tanaman tabir (screen) jika ditanam massal sejajar. Perbanyakan : . Biji dan cangkok butuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Bentuk tajuknya indah. Perpaduan bentuk dan warna daunnya yang hijau mengilap. Buah matang berwarna hingga jingga. Termasuk jenis pohon bergetah. Tingginya mencapai 15 meter Lokasi tumbuh : Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Perawatan: . Pemangkasan dilakukan pada awal musim penghujan. Fungsi : . Tanaman pengarah jalan



67



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan Tanaman penahan tanah dari erosi, mencegah banjir dan sebagai tanaman penghijauan. Perbanyakan : . Stek .



Dapat tumbuh setinggi 60-70 m.



13.



14.



Glodokan Biasa



Glodokan Tiang/ Polyalthia longifolia



Perawatan : . Pemupukan setiap 4 – 6 bulan . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman pembatas jalan . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan : . Cangkok dan biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif



Bentuk tajuknya bulat. Daunnya berwarna hijau mengilap. Panjang daun 15-20 cm dengan ujung menyempit dan tepinya berombak. Dari ketiak daun atau ranting muncul bunga majemuk yang menghasilkan buah. Buah bulat sebesar 2 cm dan berwarna kuning kehijauan. Perawatan : . Pemupukan setiap 4-6 bulan . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman pengarah jalan dan penghalang tabir yang efektif jika ditanam sejajar karena tajuknya yang massif dengan bentuk fastigiate Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tingginya 10-15 m. daun berwarna hijau mengilap, berbentuk lanset memanjang, bagian ujung menyempit, dan tepi daun berombak. Bunga kecil-kecil warna kuning kehijauan muncul dari ketiak daun. Buah glodokan tiang berbentuk bulat memanjang seperti buah melinjo.



68



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No 15.



16.



Jenis Vegetasi Sawo Kecik/ Manilkara kauki Dup.



Biola Cantik/ Ficus Lyrata



Keterangan Perawatan : . Pemupukan dilakukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Focal point karena bentuk tajuknya yang indah . Tanaman peneduh . Tanaman pengarah jalan jika ditanam massal. Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Bentuk tajuknya indah. Warna permukaan bawah daun cokelat, sedangkan permukaan atas daun hijau. Kayunya keras, halus, dan berwarna kemerahan. Bunga tunggal dengan mahkota berwarna putih kusam dan berbau harum. Buahnya berbentuk lonjong memanjang dan berwarna cokelat kemerahan atau merah jingga. Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) . NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan). . Pemangkasan insidental Fungsi : . Tanaman peneduh karena tajuknya cukup lebar . Point of interest Perbanyakan : . Setek batang dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tingginya dapat mencapai 25 m. helaian daun berbentuk bulat telur, kaku, seperti kulit, dan berwarna hijau tua mengilap. Buahnya seperti buah periuk dengan bunga di dalamnya. Buah berbentuk bulat dan permukaannya terdapat lekukan-lekukan bernoda putih.



17.



Ketapang



Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi pada masa pertumbuhan. . Pemangkasan insidental. Fungsi : . Point of interest . Tanaman peneduh khususnya pada lahan parker . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan : . Cangkok dan biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh dan penyinaran penuh penaungan Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman :



69



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan .



Penyiraman intensif



Bentuk tajuknya bertingkat. Tingginya mencapai 35 m. daunnya tunggal dan duduk daunnya tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur, liat seperti kulit, berwarna hijau. Ketika akan rontok, daun berubah warna menjadi jingga. Bunganya majemuk berbulir berwarna putih. Buah ketapang termasuk buah batu yang setelah tua berwarna merah tua. 18.



Kayu Putih



Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) . NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan). . Pemangkasan insidental Fungsi : . Tanaman peneduh karena tajuknya lebar . Tanaman pengarah jalan jika ditanam secara massal. Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tingginya mencapai 25 m. Kulit batangnya berwarna kuning sampai abu kecokelat-cokelatan dan mudah mengelupas sehingga batang dalamnya terlihat berwarna putih. Daunnya berbentuk bulat telur memanjang seperti lanset, pangkal daun menyempit dan ujung meruncing, berbintik merah dan kaku seperti kulit. Bunganya majemuk paying, sedangkan buahnya berbentuk lonceng dengan tinggi 6-7 mm dan berbiji banyak



19.



Beringin Hijau / Ficus benjamina L.



20.



Beringin Putih



Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) . NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan). . Repotting insidental Fungsi : . Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan ukurannya tinggi . Point of interest Perbanyakan : . Biji, steak batang, dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tingginya dapat mencapai 30 m. daunnya tunggal bertangkai. Duduk daun tersebar, helaian daun berbentuk bulat telur, dan berujung runcing. Daun muda berwarna merah muda atau merah kecokelatan, lalu berubah menjadi hijau tua. Perawatan : . Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) . NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan). . Repotting insidental Fungsi : . Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan ukurannya tinggi . Point of interest Perbanyakan : . Biji, steak batang, dan cangkok Kebutuhan Cahaya :



70



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tingginya dapat mencapai 30 m. daunnya tunggal bertangkai. Duduk daun tersebar, helaian daun berbentuk bulat telur, dan berujung runcing. Daun muda berwarna merah muda atau merah kecokelatan, lalu berubah menjadi hijau tua.



21



Pandan Bali / Pandanus amaryllifolius Roxh.



Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan . Penjarangan secara insidental Fungsi : . Display point jika dikomposisikan dengan beragam tanaman hiaju lainnya . Penyemarak pad ataman gaya Bali. Perbanyakan : . Anakan Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tinggi perdu tahunan ini 0,5 – 1 m. batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang dan menjalar. Akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, pangkal memeluk batang, dan tersusun atas tiga baris dalam garis spiral.



22



Kamboja Bali/ Plumeria sp.



23



Kamboja Jepang/ Adenium sp.



Perawatan : . Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4 – 6 bulan (pupuk kandang) . Frekuensi pemangkasan 1 kali/ tahun Fungsi : . Point of interest taman terutama pada taman gaya Bali . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan : . Setek batang dan biji. Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Bentuk ujung-ujung percabangannya mirip terompet. Sisi dalam bunga beraneka ragam, seperti kuning, ungu, putiih dan merah. Daunnya berwarna hijau, secara tunggal duduk berkarang bergerombol di ujung tangkai yang memiliki ujung runcing. Tepi daun rata dan tulang daun menyirip. Tanaman asal Amerika ini memiliki buah berbentuk tabung yang memanjang dan berwarna hitam kecokelatan jika telah tua. Perawatan : . Pemupukan menjelang berbunga (pupuk P) . Frekuensi pemangkasan 1 kali/ bulan. Fungsi : . Point of interest taman . Tanaman hias pot dengan penggunaan pot ceper dari bahan keramik atau tanah liat dan penambahan batu kerikil hias sebagai aksen. Perbanyakan :



71



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan . Setek batang, cangkok, sambung, dan biji. Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Rendah Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman nonintensif Tanaman hias berbunga indah ini memiliki bonggol yang unik menyerupai bonsai. Ukurannya lebih mungil disbanding kamboja biasa dengan ketinggian hanya 1 m. Bunga berbentuk terompet dan berwarna menarik. Daun hijau mengilap, tebal, dan berbentuk oval membesar pada bagian ujungnya. Asalnya dari Gurun Sahara, Arizona.



24



Daun Kupu-kupu blakeana



/



Bauhinia



25



Sepatu Dea



26



Palem Botol / Mascarena lagenicaulis



Perawatan : . Frekuensi pemupukan 4 – 6 bulan sekali . Pemangkasan insidental Fungsi : . Point of interest . Tanaman tepi jalan yang begitu lebar . Tanaman peneduh Perbanyakan : . Setek batang Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tinggi pohon semi evergreen ini mencapai 6-12 m. Tajuknya menyebar (spread) dengan lebar 6-7,5 m. DAun berwarna hijau dengan bentuk menyerupai hati. Lebar daun 15 – 20 cm dengan 8 – 10 tulang daun. Daun menutup pada malam hari. Bunganya mirip anggrek yang berwarna magenta selebar 15 cm, tetapi tidak membentuk buah atau polong. Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4 – 6 bulan (pupuk kandang/ kompos) . Pemangkasan secara insidental Fungsi: . Tanaman pagar dan tabir . Penyemarak taman bergaya tropis Perbanyakan : . Cangkok dan setek Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Jenis hibridnya telah menghasilkan berbagai bentuk dan warna kelopak bunga, diantaranya ungu, kuning, pink, putih, peach atau varigata. Termasuk tanaman berbunga sepanjang tahun dengan berbagai warna. Kemampuan tumbuhnya dapat bertahan hungga 20 tahun dengan 3 m. Perawatan : . Frekuensi pemupukan setiap 6 bulan sekali . Pemangkasan dilakukan saat daun mulai mongering Fungsi : . Pencipta suasana dalam taman bergaya mediterania atau



72



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan minimalis . Tanaman pengarah pada jalan yang tidak terlalu lebar. . Tanaman pot Perbanyakan : . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Batang bawah tampak menggelembung, sedangkan batang atas menyempit, tanpak menyerupai bentuk botol. Tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan lahan luas.



27



Serut



Semak sampai pohon menengah mencapai tinggi 4 – 10 m. Daunnya bulat telur dengan panjang 4-12 cm, permukaannya kasar, tepi daun bergerigi, ujung runcing, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip.



28



Pinang Sepuluh / Areca Catechu



Perawatan : . Frekuensi pemupukan 4 – 6 bulan sekali . Pemangkasan insidental Fungsi : . Point of interest pada taman . Tanaman pengarah jalan karena bentuk pohonnya lurus dan tidak bercabang memberikan kesan simetris. Perbanyakan : . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tinggi pohon tidak bercabang ini mencapai 25 m. Batangnya berkayu, tegak, berdiameter 15 cm, dan berwarna hijau kecokelatan. Daunnya majemuk berupa roset batang. Bunganya majemuk dan berbentuk bulir terletak di ketiak daun dan berwarna putih kekuningan. Memiliki buah buni berbentuk bulat telur dan berwarna merah jingga. Akarnya merupakan akar serabut.



29



Bintaro



Fungsi : . Point of interest . Tanaman pengarah jalan Daun Bintaro bentuknya memanjang, simetris, dan menumpul pada bagian ujung dengan ukuran bervariasi, tetapi rata-rata memiliki panjang 25 cm. Tersusun secara spiral, terkadang berkumpul pada ujung roset



73



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No 30



Jenis Vegetasi



Keterangan Tingginya mencapai 5 -50 m. Formasi daunnya opposite berpasangan, majemuk atau palmately terdiri atas 3-7 leaflet. Tabebuia termasuk jenis tanaman berbunga. Lebar bunganya berukuran 311 cm



31



Palem Kuning / Chrysalidocarpus lutescens



Fungsi : . Pont of interest . Tanaman Pengarah Jalan Perbanyakan : . Biji Dapat tumbuh setinggi 6 m, daunny tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau terang, cenderung kekuningan. Daun memiliki pelepah yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas – ruas.



32



Palem Ekor Tupai



Perawatan : . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan . Pemangkasan dilakukan saat daun mulai menguning. Fungsi : . Tanaman pengarah jalan jika ditanam sepanjang jalan utama . Pencipta suasana gaya ataman mediterania karena daunnya yang unik. Perbanyakan : . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif



Tabebuia



Bentuk kumpulan daun pale mini menyerupai ekor tupai. Daun berwarna hijau tua menjuntai, seperti ekor panjang. Tingginya dapat mencapai 6 m. Lebih suka ditanam di tanah mengandung pasir dan tidak tergenang air. 33



Palem Putri



Perawatan : . Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan . Pemangkasan secara incidental Fungsi : . Tanaman pengarah jalan . Point of interest pada taman . Penyemarak taman mediterania Perbanyakan : . Anakan dan biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif



Batangnya berwarna merah menyala yang tampak kontras dengan warna



74



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan hijau daunnya. Daun berbentuk lanset yang tumbuh di tangkai daun. Tanaman asli Asia Tenggara ini tumbuh merumpun. Sebaiknya ditanam dengan penggabungan bebatuan alam berwarna putih atau hijau muda.



34



Palem Sadeng



Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan . Pemangkasan dilakukan jika daun menguning Fungsi: . Point of interest . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan: . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya Penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semi intensif



35



Palem Merah / Cyrtostachis renda



Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman pengarah jalan . Point of interest pad ataman . Penyemarak taman mediterania Perbanyakan : . Anakan dan biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya Penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semi intensif Batangnya berwarna merah menyala yang tampak kontras dengan warna hijau daunnya. Daun berbentuk lanset yang tumbuh di tangkai daun. Tanaman asi Asia Tenggara ini tumbuh merumpun. Sebaiknya ditanam dengan penggabungan bebatuan alam berwarna putih atau hijau muda.



36



Palem Phoenix



Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan . Pemangkasan dilakukan jika daun menguning Fungsi: . Point of interest pada taman kering atau mediterania Perbanyakan: . Biji Kebutuhan Cahaya : . Penyinaran dengan seminaungan Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semi intensif Sesuai namanya, pale mini berasal dari Canary Island. Kumpulan daunnya menyerupai sisir. Daunnya cukup tajam jika disentuh. Daun berwarna hijau pucat ini cukup tebal dan licin jika dipegang. Buah berwarna merah tumbuh bergerombol dalam tandan-tandan.



75



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No 37



Jenis Vegetasi Palem Wregu



Keterangan Perawatan : . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan . Penjarangan dilakukan jika rumpun terlalu padat Fungsi : . Tanaman hias indoor jika ditempatkan di dalam pot silinder berbahan stainless steel . Screen jika ditanam secara massal Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tanaman hias asal Cina ini memiliki bentuk daun seperti bintang. Daun berwarna hijau dengan tekstur kasar. Tumbuh merumpun dan tidak memiliki bunga ataupun aroma.



38



Karet



39



Kembang Mentega / Mondokaki



40



Kelapa



Perawatan : . Pemupukan saat penanaman dan setiap 3 bulan sekali . Frekuensi pemangkasan 1 kali/ bulan Fungsi : . Tanaman pengarah jalan jika ditanam di dalam taman . Tanaman pembatas taman jika di tanam massal Perbanyakan : . Setek batang atau cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Bunganya berwarna putih dengan kuning di bagian tengah muncul di antara ketiak daun. Daun berbentuk corong dan berwarna hijau mengilap pada bagian permukaan. Tinggi tanaman semak ini mencapai 2,5 m dan menyebar luas di kawasan Asia Tenggara. Perawatan : . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan . Pemangkasan dilakukan saat daun mulai menguning Fungsi : . Pencipta suasana taman bergaya bali . Tanaman pengarah jalan pada arah rekreasi atau resort Perbanyakan : . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semiintensif Tajuk tanaman berbentuk bulat. Daunnya berwarna hijau dengan tekstur



76



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



Keterangan kasar. Bunganya berwarna putih dan tidak beraroma. Saat muda buah kelapa berwarna hijau, lalu menguning saat tua.



41



Sengon / Paraserianthes falcataria



Perawatan : . Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan kadar N tinggi) . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman peneduh . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan : . Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Tingginya mencapai 20 – 40 m. Ujung rantingnya berambut. Daunnya majemuk yang berbentuk menyirip rangkap dengan sirip daun 5 – 20 pasang. Bagian bawah daun berwarna hijau kebiruan. Bunganya berbilangan lima dan berwarna putih.



42



Bambu Kuning



43



Kersen / Jamaican Cherry



Perawatan : . Pemangkasan secara insidental Fungsi : . Tanaman pembatas jika ditanam secara massal Perbanyakan : . Tunas Kebutuhan Cahaya : . Cahaya penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman intensif Bentuk batangnya unik (culms). Berbunga tiap 60 – 120 tahun sekali. Pohon induk akan mati setelah masa itu berlangsung. Peristiwa ini terjadi secara serentak di seluruh dunia. Tipe pertumbuhan yang ditentukan oleh struktur akarnya, yaitu clumpers (simpodial) dan runners (monopodial). Tipe clumpers tumbuh baik di daerah tropis, sedangkan tipe runners tumbuh di dareh beriklim sedang. Fungsi : . Tanaman Peneduh . Point of interest Tingginya bisa mencapai 12 m. Cabang- cabang mendatar, menggantung di ujungnya membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar. Daunnya memiliki system pertulangan yang menyirip,, daun tidak simetris dan tepinya bergerigi.



44



Palem Washigton



Perawatan: . Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan Fungsi: . Point of interest . Tanaman pengarah jalan Perbanyakan:



77



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK No



Jenis Vegetasi



2.5.



Keterangan . Biji Kebutuhan Cahaya : . Cahaya Penuh Kelembapan : . Sedang Kebutuhan Penyiraman : . Penyiraman semi intensif



DAFTAR PETA



2.5.1. PETA SEBAGAI INPUT Untuk melengkapi analisis pembangunan RTH kawasan perkotaan, dokumen teknis masterplan RTH Perkotaan perlu dilengkapi dengan peta-peta tematik sebagai berikut :



a. Peta administrasi Kota/Kabupaten b. Peta alih fungsi lahan RTH c. Peta geologi lahan d. Peta hidrologi e. Peta tipologi lereng f. Peta kawasan resapan air g. Peta sempadan sungai h. Peta sempadan sutet i.



Peta penggunaan lahan eksisting



2.5.2. PETA SEBAGAI OUTPUT Sebagai keluaran Dokumen Master Plan Kota Hijau di Perkotaan Kota Gresik, kelengkapan peta-peta tematik yang dihasilkan yaitu:



a. Peta RTH Eksisting Perkotaan (Publik dan Privat) b. Peta Konsep Jaringan RTH Perkotaan (Hub/Core/Area dengan Koridor/Jalur Hijau/Penghubung)



c. Peta Rencana Struktur RTH Perkotaan d. Peta Rencana Jaringan RTH Perkotaan (RTH, Infrastruktur) e. Peta Rencana Pola Pengembangan RTH Publik f. Peta Rencana Pola Pengembangan RTH Privat g. Peta Rencana Detail Pengembangan Perluasan RTH Prioritas (Skala 1 : 5000)



78



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



MASTER



PLAN



KOTA



HIJAU



KABUPATEN



GRESIK



2012



BAB III RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN 3.1. RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting, tidak hanya sebagai “paru-paru kota” dan “identitas kota”, tetapi mempunyai fungsi multi guna, yakni sebagai sarana utama untuk menjaga keseimbangan udara, air dan tanah (ekosistem kesuburan serta populasi flora dan fauna). Adapun manfaat yang akan dicapai oleh adanya Ruang Terbuka Hijau adalah sebagai berikut:  Sarana untuk mencerminkan identitas daerah  Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan  Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi social  Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan  Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah  Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula  Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat  Memperbaiki iklim mikro, dan  Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan. Penggunaan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau umumnya berada pada area tertentu misalnya pada lahan di atas ketinggian 750 dpl sebagai kawasan konservasi, lahan penyangga antara kawasan industri dengan kawasan lain, atau lahan yang ditetapkan sebagai taman kota atau taman lingkungan. Penempatan ruang terbuka hijau perlu mendapat perhatian karena selama ini Ruang Terbuka Hijau hanya dianggap sebagai pelengkap dan penempatannya sering tidak direncanakan. Padahal, Ruang Terbuka Hijau ini sangat penting baik karena selain berfungsi sebagai kawasan konservasi yang menjaga lingkungan perkotaan, juga berfungsi sosial sebagai tempat rekreasi bagi warga kota. Selain itu, perlu ditetapkan peraturan-peraturan agar tidak terjadi perubahan pemanfaatan lahan yang menyebabkan semakin berkurangnya Ruang Terbuka Hijau yang dimiliki oleh sebuah kota. Rencana penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perencanaan dilakukan untuk mencapai lingkungan kawasan perkotaan Gresik (Kecamatan Gresik dan Kebomas) yang lebih baik, lingkungan yang secara estetis indah, memiliki karakter yang kuat, sehat, aman dan mendukung kesejahteraan masyarakatnya. Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah perencanaan ini akan diprioritaskan pada kawasan-kawasan yang mempunyai manfaat penting



79



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK untuk kualitas lingkungan, keamanan, kelestarian, keserasian, serta keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan. Kondisi tersebut diharapkan juga meningkatkan nilai lahan dan properti di kawasan perkotaan Gresik dan Kebomas pada khususnya. Pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau secara umum dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1. Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Jenis RTH (Ruang Terbuka Hijau) Kawasan Hijau Lindung 1. Kawasan Sempadan Sungai



2. Kawasan Sempadan Pantai 3. Kawasan Sekitar Danau/Waduk Kawasan Hijau Budidaya 4. Kawasan Hijau Hutan Kota



5. Kawasan Hijau Pertamanan



6. Kawasan Hijau Permakaman



7. Kawasan Hijau Rekreasi dan Olahraga (Lapangan Olah Raga)



8. Kawasan Jalur Hijau



Pola Ruang Terbuka Hijau Kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kawasan di sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk Pengembangannya diarahkan pada kawasan-kawasan kendala yang sulit untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun, misalnya lahan dengan kontur curam, serta lahan eks tambang yang tidak memungkinkan untuk direklamasi Pengembangannya diarahkan tersebar secara merata dikaitkan dengan peruntukan pada kawasan terbangun kota sehingga tercipta keserasian dan keseimbangan lingkungan. RTH pertamanan ini merupakan pelengkap pada kawasan pusat kota maupun pusat-pusat lingkungan. Ruang terbuka hijau ini mempunyai fungsi sebagai sarana untuk menciptakan keindahan dan keserasian lingkungan, sekaligus sebagai sarana untuk mempengaruhi iklim mikro. Pengembangannya diarahkan secara tersebar dengan memanfaatkan keberadaan permakaman-permakaman umum yang telah ada serta disesuaikan dengan kebutuhan Pengembangannya diarahkan tersebar sesuai dengan jenis dan skala pelayanannya. Lapangan olah raga yang melayani kecamatan menjadi bagian dari pemanfaatan ruang, sedangkan lapangan olah raga lainnya diarahkan pengembangannya di pusat kecamatan dan skala terkecil di pusat lingkungan perumahan Pengembangannya diarahkan pada jalan-jalan utama yang membentuk rangka Kota Gresik, termasuk jaringan rel kereta api dan jaringan SUTET. Kawasan jalur hijau yang berfungsi sebagai area penyangga merupakan greenbelt bagi kawasan yang dilindunginya.



9. Kawasan Hijau Pekarangan



Pengembangannya diarahkan pada kawasan perumahan yang tingkat kepadatan sedang dan kepadatan rendah. Pengembangan ruang terbuka hijau ini perlu dijadikan bagian dari persyaratan pembangunan perumahan, yakni dikaitkan dengan penetapan koefisien dasar bangunan (KDB) yang diperbolehkan dan luas kapling minimum 10. Kawasan Hijau Pertanian Pengembangannya diarahkan untuk tetap mempertahankan lingkungan alami pada kawasan yang masih didominasi oleh kegiatan atau guna lahan pertanian/perkebunan Sumber : RDTR Kecamatan Gresik-Kebomas 2008, diolah 2012



80



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Penataan RTH di wilayah perencanaan dikembangkan berdasarkan kriteria konsep rencana sebagai berikut :  Membentuk jaringan tautan (linkage) yang berorientasi menuju pusat-pusat primer, yaitu pusat kota lama dan pusat kota baru, serta pusat-pusat sekunder. Linkage tersebut akan terbentuk melalui komponen-komponen utama RTH sebagai satu kesatuan sistem RTH yang akan mengangkat karakteristik dan ciri khas dari beberapa kawasan yang membentuk citra perkotaan Gresik, khususnya di Kecamatan Gresik dan Kebomas.  Pengembangan RTH sebagai bahasa estetika khusus yang mampu mengekspresikan suasana melalui detail warna, bentuk garis, shape, proporsi, dan vegetasi yang alamiah, terutama pada kawasan-kawasan/fungsi kegiatan khusus.



 Pengembangan vegetasi sebagai elemen yang mempertegas figurasi urban void seperti square, plaza, dan koridor, sehingga dapat berfungsi sebagai elemen pengarah, penghubung, maupun pengalir pergerakan dari masing-masing core pada kawasan perencanaan



 Pengembangan RTH yang berfungsi sebagai buffer zone pada kawasan-kawasan khusus seperti sempadan sungai dan pantai, jalur rel kereta api, dan jalur SUTET



 Pengembangan



RTH



yang



mampu



meningkatkan



kualitas



lingkungan



dan



mempertahankan ekosistem lingkungan perkotaan, salah satunya mempertahankan kawasan hutan untuk paru-paru kota



Adapun komponen-komponen utama dari sistem RTH di wilayah perencanaan antara lain adalah : 1.



Hutan Kota Hutan kota merupakan komunitas vegetasi berupa pohon dengan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat, susana nyaman, sejuk dan estetis. Beberapa tujuan dikembangkannya hutan kota adalah sebagai penyangga lingkungan kota yang berfungsi untuk :  Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetis  Meresapkan air  Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota  Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengembangan Hutan Kota diarahkan pada kawasan-kawasan kendala yang sulit untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun,



81



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK misalnya lahan dengan kontur curam, serta lahan eks tambang yang tidak memungkinkan untuk direklamasi. Tabel 3.2. Rencana Bentuk Hutan Kota Gresik Bentuk Hutan Kota Berbentuk Jalur Hijau Koridor :



Jenis Tanaman Tanjung



• Penanaman - Jarak penanaman : 3-5 meter - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 34,29 kg/tahun - Memiliki daya serap timbal sebesar 0,505 mg/l - Tanaman pengarah jalan - Tanaman peneduh - Meredam kebisingan • Pemeliharaan - Pemupukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembuangan (NPK dengan kadar P tinggi) - Pemangkasan secara insidental - Penyiraman semiintensif



Flamboyan



• Penanaman - Jarak penanaman : 3-5 meter • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 42,20 kg/tahun - Tanaman pengarah jalan - Tanaman peneduh • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi pada masa pertumbuhan - Pemupukan NPK kandungan fosfor tinggi pada masa pembungaan. - Pemangkasan secara insidental - Penyiraman intensif



Kiera Payung



• Penanaman - Jarak : 4 – 6 m - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Fungsi - Menyerap Pb sebesar 50,62 (μg/g) - Menyerap CO2 sebesar 404,83 kg/tahun - Tanaman pengarah jalan - Meredam kebisingan • Pemeliharaan - Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Penyiraman intensif



1. Jalur Berstrata Dua : Komunitas tumbuhtumbuhan hutan kota yang hanya terdiri dari pohon dan rumput / penutup tanah lainnya. 2. Jalur Berstrata Banyak Komunitas tumbuhtumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan da npenutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan, dengan strata dan komposisi mengarah meniru komunitas tumbuhtumbuhan hutan alam.



Keterangan



82



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Hutan Kota



Jenis Tanaman



Keterangan



Palem Putri



• Penanaman - Jarak : 3 - 4 m • Fungsi - Tanaman pengarah jalan • Pemeliharaan - Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan - Pemangkasan secara incidental - Penyiraman semiintensif



Mahoni



• Penanaman - Jarak : 4 – 6 m - Jika ditanam rapat < 3 m , dapat berfungsi sebagai pemecah angin. • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 295,73 kg/tahun - Tanaman pemecah angin - Tanaman peneduh - Tanaman pengarah jalan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang tinggi • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Rumput Kriminil



• Fungsi - Menyerap NO sebesar 61,64 %



Rumput Manila







Kembang sepatu



• Penanaman - Jarak < 2 m • Fungsi - Memiliki daya serap NO sebesar 2,03 (μg/g) - Penyemarak taman bergaya tropis - Tanaman pagar dan bergaya tabir - Sebagai pemecah angin • Perawatan - Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4-6 bulan (pupuk kandang/kompos) - Pemangkasan secara incidental - Penyiraman semiintensif



Fungsi - sebagai penutup tanah - menyerap NO2 sebesar 22,58 (μg/g)



83



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Hutan Kota



Berbentuk Bergerombol : Hutan kota dengan komunitas tumbuhtumbuhannya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah tumbuhtumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.



Jenis Tanaman



Keterangan



Bougenville



• Penanaman - Jarak < 2 m • Fungsi - Menyerap CO sebesar 41,59 % - Sebagai penahan silau lampu kendaraan - Meredam kebisingan • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Puring



• Penanaman - Jarak tanam < 1 m (rapat) • Fungsi - Menyerap CO sebesar 41,59 % - Sebagai penahan silau lampu kendaraan - Meredam kebisingan • Perawatan - Frekuensi pemupukan 1 kali/3 bulan (pupuk N) - Pemangkasan secara insidental



Glodogan Tiang



• Penanaman - Jarak tanam < 3m (rapat) • Fungsi - Glodogan Tiang dapat menyerap NO2 sebesar 3,61 (μg/g) - Sebagai penghalang tabir yang efektif jika di tanam sejajar. - Sebagai tanaman pengarah jalan. • Perawatan : - Pemupukan tiap 4-6 bulan - Pemangkasan secara incidental - Penyiraman semiintensif - Cahaya penuh



Jati



• Penanaman - Jarak : 4 -6 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 135,27 kg/tahun - Meredam Kebisingan



Mahoni



• Penanaman - Jarak : 4 – 6 m - Jika ditanam rapat < 3 m , dapat berfungsi sebagai pemecah angin. • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 295,73 kg/tahun - Tanaman pemecah angin - Tanaman peneduh - Tanaman pengarah jalan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang



84



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Hutan Kota



Jenis Tanaman



Keterangan tinggi • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Trembesi



• Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 28,5 ton/tahun - Menyerap gas NO2 sebesar 35,37 N (μg/g). - Meredam kebisingan - Memiliki kemampuan evapotranspirasisehingga dapat mengatasi penggenangan



Angsana



• Penanaman - Jarak : 3 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 11,12 kg/tahun



Dadap Merah



• Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 4,55 kg/tahun - Tanaman • Pemeliharaan - Pemupukan 4-6 bulan sekali - Pemangkasan insidental



Bunga Kupu-kupu



• Fungsi - Tanaman peneduh • Pemeliharaan - Pemupukan 4-6 bulan sekali - Pemangkasan insidental - Penyiraman semiintensif



Puring



• Penanaman - Jarak : 2 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 295,73 kg/tahun - Tanaman pemecah angin - Tanaman peneduh - Tanaman pengarah jalan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang



85



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Hutan Kota



Jenis Tanaman



Keterangan tinggi • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Berbentuk Menyebar :



Asam Kranji



Merupakan Hutan Kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas tumbuhtumbuhannya tumbuh menyebar, terpencarpencar dalam bentuk rumpun / gerombolgerombol kecil. Trembesi



• Penanaman - Jarak : 3 - 5 m - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 8,48 kg/tahun - Tanaman peneduh • Pemeliharaan - Pemupukan 1 kali/4 bulan - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 28,5 ton/tahun - Menyerap gas NO2 sebesar 35,37 N (μg/g). - Meredam kebisingan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi sehingga dapat mengatasi penggenangan



Akasia



• Penanaman - Jarak : 4 - 6 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 815,19 kg/tahun - Menyerap NO2 sebesar 22,85 (μg/g) - Tanaman peneduh • Pemeliharaan - Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif - Penyinaran penuh



Kenanga



• Penanaman - Jarak : 3-5 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 756,59 kg/tahun - Tanaman peneduh - Tanaman penyerap bau



Kemuning



• Penanaman - Jarak : 3-5 m • Fungsi - Menyerap NO2 4,56 (μg/g)



86



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Hutan Kota



Jenis Tanaman



Keterangan



Bambu



• Fungsi - Bambu selain baik untuk meredam kebisingan juga dapat menurunkan NO2 sebesar 25,33 (μg/g) • Pemeliharaan - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Puring



• Penanaman - Jarak : 2 m • Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 295,73 kg/tahun - Tanaman pemecah angin - Tanaman peneduh - Tanaman pengarah jalan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang tinggi • Pemeliharaan - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Bougenville



• Penanaman - Jarak < 2 m • Fungsi - Menyerap CO sebesar 41,59 % - Sebagai penahan silau lampu kendaraan - Meredam kebisingan



Beringin



• Fungsi - Menyerap CO2 sebesar 539,90 kg/tahun - Mampu menyerap timbal 1,025 mg/l - Meredam kebisingan - Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang tinggi



Sumber: Hasil Rencana, 2012



87



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK 2.



Taman Kota Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. Setiap jenis tanaman mempunyai karakteristik tersendiri baik menurut bentuk, warna dan teksturnya. Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Taman kota dapat dilengkapi fasilitas rekreasi dan olahraga dimana semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. RTH berupa taman dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam satu kecamatan. Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau. Kelengkapan taman ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Ketentuan Rencana Penataan Taman Kecamatan



Jenis Taman Aktif



Koefisien Daerah Hijau (KDH) 70-80%



Fasilitas       



Pasif



80-90%



    



Lapangan terbuka Lapangan basket Lapangan volley Trek lari, lebar 5 m dan panjang 325 m WC umum Parkir kendaraan Termasuk sarana kios (jika diperlukan) Kursi-kursi taman Sirkulasi jalur pejalan kaki,lebar 1,5-2 m WC umum Parkir kendaraan termasuk sarana kios (jika diperlukan) Kursi-kursi taman



Vegetasi (luas ≥ 2,4 ha) 



  







  



Vegetasi (luas ≥ 0,9 ha)



Minimal 50 pohon (sedang dan kecil) Semak Perdu Penutup tanah







Lebih dari 100 pohon tahunan (pohon sedang dan kecil) Semak Perdu Penutup tanah







  



  



Minimal 25 pohon (sedang dan kecil) Semak Perdu Penutup tanah



Lebih dari 50 pohon tahunan (pohon sedang dan kecil) Semak Perdu Penutup tanah



Sumber: Permen No.5 Tahun 2008 dan Hasil Rencana, 2012



Taman kota yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan Beberapa taman kota yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan, antara lain :  Alun-Alun Pusat Kota Lama Alun-alun Kota Gresik ini berada di kawasan pusat kota lama, tepatnya di Kecamatan Gresik pada SKP .I, UP I.9. Saat ini, alun-alun sebagai sebagai wadah interaksi masyarakat kota dan tempat rekreasi keluarga sudah berjalan sebagaimana fungsinya. Namun



88



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK dengan meningkatkan kualitas taman serta fasilitas rekreasi yang menunjang fungsi dari taman kota ini diharapkan alun-alun tersebut dapat menjadi ruang terbuka yang lebih aktif dan menjadi identitas serta kebanggaan Kota Gresik.  Taman Kota Gresik Kota Baru Taman kota di lingkungan Perumahan Gresik Kota Baru I ini berada di Kecamatan Kebomas pada SKP III, UP III.4. Taman ini juga dimanfaatkan sebagai wadah interaksi masyarakat kota karena sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang rekreasi, seperti taman bermain. Kualitas taman kota ini juga perlu ditingkatkan sehingga menjadi salah satu meeting point di kawasan kota baru Gresik.  Taman Kota Pusat Kota Baru Taman kota yang akan direncanakan di sekitar Jalan Tol Surabaya-Gresik ini berada di Kecamatan Kebomas pada SKP IV, UP IV.2. Taman kota yang akan dikembangkan dibuat semacam alun-alun di kawasan kota baru yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah interaksi masyarakat kota dan tempat rekreasi keluarga. Dengan demikian, disamping sebagai meeting point diharapkan taman kota ini dapat mewakili identitasnya sebagai kota baru di kawasan perkotaan Gresik (Kecamatan Gresik dan Kebomas).



3.



Taman Lingkungan Taman lingkungan adalah taman yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat melakukan berbagai aktifitas sosial di lingkungan tertentu. Taman lingkungan ini dapat berupa taman aktif yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olahraga, atau dapat berupa taman pasif sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan. Taman lingkungan dapat dibedakan berdasarkan skala pelayanannya, seperti Taman Rukun Tetangga (RT), Taman Rukun Warga (RW), Taman Kelurahan dan Taman Kecamatan. Taman lingkungan yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan adalah minimal Taman RT yang melayani berbagai kegiatan penduduk dalam satu lingkungan RT.



4.



Jalur Hijau Jalan Ruang Terbuka Hijau pada jalan bermanfaat sebagai pengaman jalan sekaligus sarana estetika kota. Penataan dan pengembangan RTH jalan di wilayah perencanaan terutama dilakukan pada jalan-jalan utama yang membentuk rangka perkotaan Gresik (Kecamatan Gresik dan Kebomas), yaitu Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder, Jalan Kolektor Primer, Jalan Kolektor Sekunder serta beberapa Jalan Lokal yang juga berperan penting bagi sistem transportasi di wilayah perencanaan. Jenis RTH yang dikembangkan antara lain berupa jalur hijau di sempadan jalan, baik di sekitar pedestrian, pulau jalan maupun di median jalan.



89



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Tabel 3.4. Rencana Penataan Jenis Vegetasi Koridor Jalan, Median Jalan dan Pulau Jalan Jenis RTH Jalur Hijau Koridor Jalan



Kelas Jalan TOL



Jenis vegetasi



 Tanjung



Jarak penanaman: 4-6 m



 Filicium Decipiens Thw / Kerai Payung, Kere Payung



Jarak penanaman: 4-6 m



TOL



 Lagerstromia Speciosa Pers. / Bungur, Ketangi



Keterangan Perawatan  Pemupukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembuangan (NPK dengan kadar P tinggi)  Pemangkasan secara insidental Fungsi  Tanaman peneduh  Tanaman pengarah jalan  Tanaman tabir (screen) jika ditanam massal sejajar. Perbanyakan :  Biji dan cangkok butuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Bentuk tajuknya indah. Perpaduan bentuk dan warna daunnya yang hijau mengilap. Buah matang berwarna hingga jingga. Termasuk jenis pohon bergetah. Tingginya mencapai 15 meter Lokasi tumbuh : Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Perawatan :  Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) Fungsi :  Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan masif  Tanaman pengarah jalan Kebutuhan Cahaya : Cahaya penuh Kelembapan : Sedang Kebutuhan Penyiraman : Penyiraman intensif Daya Tumbuh : Lambat Bentuk tajuknya bulat atau semiglobular bagai payung terbuka. Daun-daunya rimbun berwarna hijau tua mengilap. Ketinggiannya mencapai 25 m. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip. Bunganya majemuk malai yang muncul dari ketiak daun. Mahkotanya berwarna putih. Buahnya termasuk buah batu berbentuk bulat memanjang. Perawatan :  Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan



90



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi



Keterangan (NPK dengan kadar P tinggi) Fungsi :  Tanaman tepi jalan jika ditanam massal  Tanaman peneduh  Point of interest Kebutuhan Cahaya : Cahaya penuh Kelembapan : Sedang Kebutuhan Penyiraman : Penyiraman intensif Daya Tumbuh : Lambat Tingginya dapat mencapai 45 m. Daunnya tunggal, bertangkai cukup pendek, berbentuk oval, elips memanjang, serta berwarna hijiau tua dan liat seperti kulit. Bunganya majemuk malai berwarna ungu berbentuk lonceng



Jarak penanaman: 4-6 m Arteri Primer



 Glodokan Tiang/ Polyalthia longifolia



Perawatan :  Pemupukan setiap 4-6 bulan  Pemangkasan secara insidental Fungsi :  Tanaman pengarah jalan dan penghalang tabir yang efektif jika ditanam sejajar karena tajuknya yang massif dengan bentuk fastigiate Perbanyakan :  Biji dan cangkok Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Tingginya 10-15 m. daun berwarna hijau mengilap, berbentuk lanset memanjang, bagian ujung menyempit, dan tepi daun berombak. Bunga kecil-kecil warna kuning kehijauan muncul dari ketiak daun. Buah glodokan tiang berbentuk bulat memanjang seperti buah melinjo.



Arteri Primer



 Sono Kembang/ Angsana



Fungsi  



Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan masif. Tanaman pengarah jalan.



Perawatan : 



Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembuangan)  Pemangkasan secara insidental Daun majemuk menyirip ganjil. Bunganya merupakan majemuk tandan. Kelopak bunganya berbentuk lonceng



91



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi



Keterangan dengan mahkota bunga berwarna kuning jingga. Tinggi Mencapai ± 40 m



Jarak tanam: ± 6 m



 Akasia/ Acacia Auriculiformis



Perawatan :  Frekuensi pemupukan 4-6 bulan sekali.  Pemangkasan secara insidental Fungsi :  Point of interest  Tanaman pengarah jalan yang menarik  Tanaman peneduh karena lebar tajuknya cukup besar dan ukuran pohon yang cukup tinggi. Perbanyakan :  Biji dan setek batang Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman nonintensif Pada lingkungan yang ideal, tingginya dapat mencapai 30-40 m dengan diameter batang 80 -100 cm. berbatang lurus dank eras. Warna kayunya bervariasi dari cokelat sampai merah gelap. Bunganya berdiameter 8 cm, berwarna kuning terang, dan beraroma wangi.



92



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan Arteri Sekunder



Jenis vegetasi



 Glodokan Biasa



Keterangan Perawatan :  Pemupukan setiap 4 – 6 bulan  Pemangkasan secara insidental Fungsi :  Tanaman pembatas jalan  Tanaman pengarah jalan Perbanyakan :  Cangkok dan biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Bentuk tajuknya bulat. Daunnya berwarna hijau mengilap. Panjang daun 15-20 cm dengan ujung menyempit dan tepinya berombak. Dari ketiak daun atau ranting muncul bunga majemuk yang menghasilkan buah. Buah bulat sebesar 2 cm dan berwarna kuning kehijauan.



 Sono Kembang/ Angsana



Fungsi  



Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan masif. Tanaman pengarah jalan.



Perawatan : 



Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembuangan)  Pemangkasan secara insidental Daun majemuk menyirip ganjil. Bunganya merupakan majemuk tandan. Kelopak bunganya berbentuk lonceng dengan mahkota bunga berwarna kuning jingga. Tinggi Mencapai ± 40 m Jarak tanam: ± 6 m Kolektor Primer



 Palem Ekor Tupai



Perawatan :  Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan  Pemangkasan dilakukan saat daun mulai menguning. Fungsi :  Tanaman pengarah jalan jika ditanam sepanjang jalan utama  Pencipta suasana gaya ataman mediterania karena daunnya yang unik. Perbanyakan :



93



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi



Keterangan  Biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Bentuk kumpulan daun pale mini menyerupai ekor tupai. Daun berwarna hijau tua menjuntai, seperti ekor panjang. Tingginya dapat mencapai 6 m. Lebih suka ditanam di tanah mengandung pasir dan tidak tergenang air.



 Palem Putri



Perawatan :  Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan  Pemangkasan secara incidental Fungsi :  Tanaman pengarah jalan  Point of interest pada taman  Penyemarak taman mediterania Perbanyakan :  Anakan dan biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Batangnya berwarna merah menyala yang tampak kontras dengan warna hijau daunnya. Daun berbentuk lanset yang tumbuh di tangkai daun. Tanaman asli Asia Tenggara ini tumbuh merumpun. Sebaiknya ditanam dengan penggabungan bebatuan alam berwarna putih atau hijau muda.



Kolektor Sekunder



 Palem Ekor Tupai



Perawatan :  Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan  Pemangkasan dilakukan saat daun mulai menguning.



94



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Kolektor Sekunder



Jenis vegetasi



 Palem Putri



Keterangan Fungsi :  Tanaman pengarah jalan jika ditanam sepanjang jalan utama  Pencipta suasana gaya ataman mediterania karena daunnya yang unik. Perbanyakan :  Biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Bentuk kumpulan daun pale mini menyerupai ekor tupai. Daun berwarna hijau tua menjuntai, seperti ekor panjang. Tingginya dapat mencapai 6 m. Lebih suka ditanam di tanah mengandung pasir dan tidak tergenang air. Perawatan :  Frekuensi pemupukan 1 kali/ 3 bulan  Pemangkasan secara incidental Fungsi :  Tanaman pengarah jalan  Point of interest pada taman  Penyemarak taman mediterania Perbanyakan :  Anakan dan biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Batangnya berwarna merah menyala yang tampak kontras dengan warna hijau daunnya. Daun berbentuk lanset yang tumbuh di tangkai daun. Tanaman asli Asia Tenggara ini tumbuh merumpun. Sebaiknya ditanam dengan penggabungan bebatuan alam berwarna putih atau hijau muda.



Lokal



 Palem Ekor Tupai



Perawatan :  Frekuensi pemupukan 1 kali / 4 – 6 bulan  Pemangkasan dilakukan saat daun mulai menguning. Fungsi :



95



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi



Keterangan  



Tanaman pengarah jalan jika ditanam sepanjang jalan utama Pencipta suasana gaya ataman mediterania karena daunnya yang unik.



Perbanyakan :  Biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Bentuk kumpulan daun pale mini menyerupai ekor tupai. Daun berwarna hijau tua menjuntai, seperti ekor panjang. Tingginya dapat mencapai 6 m. Lebih suka ditanam di tanah mengandung pasir dan tidak tergenang air. Jalur Hijau Koridor Jalan



Lokal



 Sono Kembang/ Angsana



Fungsi  



Tanaman peneduh karena tajuknya lebar dan masif. Tanaman pengarah jalan.



Perawatan : 



Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembuangan)  Pemangkasan secara insidental Daun majemuk menyirip ganjil. Bunganya merupakan majemuk tandan. Kelopak bunganya berbentuk lonceng dengan mahkota bunga berwarna kuning jingga. Tinggi Mencapai ± 40 m Jarak tanam: ± 6 m



 Pohon Sapu Tangan



Jarak tanam: ± 3-4 m







Perawatan : Pemupukan dilakukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) saat pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi), Pemangkasan secara insidental  Fungsi : Point of interest, Tanaman peneduh karena tajuknya yang lebar  Keistimewaan dari pohon ini adalah daun-daun mudanya terlihat terkulai, seperti lipatan. Daun mudanya seperti sutera menggantung ini berubah warna dari hijau muda, kuning kemerahan, hijau hingga akhirnya hijau tua. Tingginya mencapai 15 m. Daunnya majemuk menyirip. Bunganya merupakan majemuk berwarna putih.  Lokasi tumbuh : Dataran Rendah dan Dataran Tinggi  Tinggi Mencapai ± 15 m



96



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH Median Jalan



Kelas Jalan Semua kelas jalan



Jenis vegetasi



Keterangan



 Bunga Kertas, Bougenvile, Pohon Sapu Tangan, Rumput, Teh-tehan Pangkas, Palem Botol  Rumput Paetan



 Perawatan : Pemupukan 1 kali/bulan, Pemangkasan 1 kali/bulan  Fungsi : Tanaman pada penutup tanah pada aera aktivitas Pertama kali menyebar di daerah Amerika Selatan, Meksiko dan Brasil. Daun berbentuk lanset dengan warna hijau kadang kemerehan. Tinggi tanaman kurang dari 10 cm. Tidak mudah rusak walaupun seing terinjak-injak dan akan tumbuh subur pada tanah yang berpasir yang memiliki drainase baik. Ada jenis yang memiliki daun berukuran kecil.







Cynodon dactylon/ Rumput kawat, rumput gigirinting



 



Perbanyakan : benih, rhizome dan stolon Perawatan : Pemupukan dilakukan 1 kali/bulan (pupuk cair), Pemangkasan sebanyak 1 kali/bulan, jika dipangkas secara teratur akan tampak seperti karpet halus. Jika ternaungi, tanaman akan mati  Fungsi : Tanaman penutup tanah (lantai tanaman) Tekstur daun rumput asal India ini halus dengan panjang sampai 12 meter. Ada yang berbulu dan ada pula yang tidak. Cocok tumbuh pada tanah berpasir yang berdrainase baik. Tanaman mampu menekan pertumbuhan gulma seta tahan terhadap api dan kekeringan karena adanya rhizome.







Bunga Kertas



 Perawatan : Pemupulan dilakukan saat penanaman (pupuk kandang), Penjarangan secara insidential  Fungsi : Penyemarak, terutama pada gaya tanaman bunga, Tanaman display Bunganya berwarna indah, seperti merah, putih, kuning dan jingga. Tanaman semusim ini ada yang berkelopak dan bunga tunggal dan berukuran kecil dengan bulu-bulu halus di tiap sisinya. Tanaman yang mudah beradaptasi akan tumbuh optimal hingga mencapai tinggi 50 cm. Tanaman asal meksiko ini akan semakin mempesona jika ditanam secara massal.



97



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi



Keterangan







Bougenville



 Perawatan : Pemupukan 1 kali/3bulan (pupuk K), Pemangkasan setiap 4 bulan sekali  Fungsi : Point of intersest taman, Tanaman pergola tampat parkir, selasar atau balkon rumah. Berbunga sepanjang tahun. Kelopak bunga semuanya beraneka warna (ungu, pink, putih, merah dan kuning) serta mudah untuk disilangkan. Bunga asli pada bugenvil berbentuk seperti tabung dan biasanya berwarna putih. Tinggi tanaman perdu sedang ini 1,2-1,8 meter. Ada yang tegak dan merambat.







Palem Botol



Perawatan :  Frekuensi pemupukan setiap 6 bulan sekali  Pemangkasan dilakukan saat daun mulai mongering Fungsi :  Pencipta suasana dalam taman bergaya mediterania atau minimalis  Tanaman pengarah pada jalan yang tidak terlalu lebar.  Tanaman pot Perbanyakan :  Biji Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan :  Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Batang bawah tampak menggelembung, sedangkan batang atas menyempit, tanpak menyerupai bentuk botol. Tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan lahan luas.



98



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH Pulau Jalan



Kelas Jalan Semua kelas jalan



Jenis vegetasi



Keterangan



 Bunga Kertas, Bougenvile, Pohon Sapu Tangan, Rumput, Teh-tehan Pangkas, Palem Botol, Kembang Sepatu, Oleander, Puring, Sepatu Dea



 Kembang sepatu



Fungsi  Tanaman pagar dan bergaya tabir  Sebagai pemecah angin Perawatan  Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4-6 bulan (pupuk kandang/kompos)  Pemangkasan secara incidental  Penyiraman semiintensif Penanaman: Jarak tanam rapat







Fungsi  Memiliki kemampuan evapotranspirasi yang tinggi Pemeliharaan  Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi ( masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan)  Pemangkasan secara insidental.  Penyiraman intensif Perawatan:  Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4 – 6 bulan (pupuk kandang/ kompos)  Pemangkasan secara insidental



Puring



99



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Jenis RTH



Kelas Jalan



Jenis vegetasi 



Sepatu Dea



Keterangan Fungsi:  Tanaman pagar dan tabir  Penyemarak taman bergaya tropis Perbanyakan :  Cangkok dan setek Kebutuhan Cahaya :  Cahaya penuh Kelembapan : Sedang Kebutuhan Penyiraman :  Penyiraman semiintensif Jenis hibridnya menghasilkan berbagai bentuk dan warna kelopak bunga, diantaranya ungu, kuning, pink, putih, peach atau varigata. Termasuk tanaman berbunga sepanjang tahun dengan berbagai warna. Kemampuan tumbuhnya dapat bertahan hungga 20 tahun dengan 3 m.



Sumber : Arahan Rencana RTH Kota Gresik 2012



100



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK 5.



Green Belt Greenbelt merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyangga dan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan (batas kota, pemisah kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktifitas satu dengan aktifitas lainnya agar tidak saling mengganggu, serta pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya. Di dalam konsep RTH wilayah perencanaan, Greenbelt ini juga merupakan bentuk pengembangan dari RTH lindung, seperti sempadan sungai, pantai, dan danau/waduk.  Green belt Kawasan Industri Ruang Terbuka Hijau/green belt yang difungsikan sebagai buffer zone akan dikembangkan disekitar pusat kegiatan industri. Tujuan utama pengembangan ruang terbuka hijau ini diantaranya adalah : •



Membatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan yang akan dikembangkan terhadap lingkungan sekitamya atau sebaliknya







Sebagai pengaman







Menjaga kelestarian lingkungan







Sebagai peneduh dan menciptakan lingkungan yang sejuk dan asri







Mengurangi tingkat polusi, terutama polusi udara dan suara



Kawasan industri sangat potensial terhadap pencemaran udara (CO, CO2, Timbal, Merkuri, debu) , air dan suara maka Green belt yang difungsikan sebagai buffer zone akan direncanakan berbentuk memanjang mengikuti batas-batas area industri yang dipenuhi pepohonan/tanaman yang mempunyai kemampuan menyerap polusi udara, air dan suara sehingga meminimalisir dampak polusi kawasan-kawasan industri tersebut. Tabel 3.5. Rencana Jenis Vegetasi Sebagai Buffer Kawasan Industri Fungsi Buffer Peredam Kebisingan



Jenis Vegetasi Bambu Cina



Kembang sepatu



Akasia



Keterangan • Penanaman : < 1 m (rapat)



• Penanaman : < 1 m (rapat) • Perawatan: - Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4 – 6 bulan (pupuk kandang/ kompos) - Pemangkasan secara insidental • Penanaman : < 3 m (rapat) • Perawatan : - penyiraman non intensif - cahaya penuh



101



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Fungsi Buffer



Penyerap Polusi Udara



Jenis Vegetasi



Keterangan



Jati







Soka







Mahoni



• Penanaman : - 3 -4 m • Perawatan : - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara incidental



Tanjung



• Penanaman - Jarak penanaman : 3-4 meter - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Pemeliharaan - Pemupukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembuangan (NPK dengan kadar P tinggi) - Pemangkasan secara insidental - Penyiraman semiintensif



Asam Kranji



• Penanaman - Jarak : 3 m • Pemeliharaan - Pemupukan 1 kali/4 bulan - Pemangkasan secara insidental. - Penyiraman intensif



Angsana



• Penanaman - 3- 5 m



Penanaman : 3 m (rapat)



Penanaman : 3 m (rapat) • Perawatan - Frekuensi pemupukan 1 kali/3 bulan - Frekuensi pemangkasan 1 kali/ bulan



102



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Fungsi Buffer



Penyerap Semen



Debu



Jenis Vegetasi



Keterangan



Kiara Payung



• Penanaman - Jarak : 3-4 m - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Pemeliharaan - Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Penyiraman intensif



Mahoni



• Penanaman : - 3 -4 m • Perawatan : - Pemupukan NPK kandungan nitrogen tinggi (masa pertumbuhan) dan NPK kandungan fosfor tinggi (masa pembungaan) - Pemangkasan secara insidental



Tanjung



• Penanaman - Jarak penanaman : 3-4 meter - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Pemeliharaan - Pemupukan saat pertumbuhan (NPK berkadar N tinggi) dan saat pembuangan (NPK dengan kadar P tinggi) - Pemangkasan secara insidental - Penyiraman semiintensif



Kiara Payung



• Penanaman - Jarak : 3-4 m - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin • Pemeliharaan - Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Penyiraman intensif



Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2010



103



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



 Green belt Instalasi Berbahaya Sempadan instalasi berbahaya merupakan ruang terbuka di sekeliling instalasi berbahaya yang berfungsi sebagai buffer zone sehingga keberadaan instalasi berbahaya tersebut tidak mengganggu kehidupan budidaya yang ada di sekitarnya. Green belt pada instalasi berbahaya yang terdapat di wilayah perencanaan antara lain dilakukan pada jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) serta jalur pipa saluran gas. Besarnya sempadan pada instalasi berbahaya ini berkisar antara 15-50 meter tergantung dari tegangan listrik yang diumpankan ke jalur tegangan tersebut. Penggunaan tanaman/vegetasi yang dipilih adalah berupa tanaman rendah (rumput dan keluarganya) dan tanaman perdu sehingga kemungkinan akan menggangu jalur tegangan tinggi kecil sekali. Sesuai dengan Permen PU No. 5 Tahun 2008, konsep penataan RTH di kawasan sempadan SUTET dijelaskan sebagai berikut:



Tabel 3.6. Ketentuan Jarak Bebas Minimal Jaringan Listrik No



Lokasi



1 2 3 4 5 6 7 8 9



SUTT 66 KV 150 KV 20 20 20 20 50 20 3 20 6,5 20 8 20 3,5 20 3,5 20 8 20



Bangunan Beton Pompa Bensin Penimbunan Bahan Bakar Pagar Lapangan Terbuka Jalan Raya Pepohonan Bangunan Tahan Api Rel Kereta Api Jembatan Besi/Tangga 10 3 Besi/Kereta Listrik Dari Titik Tertinggi Tiang 11 3 Kapal 12 Lapangan Olah Raga 2,5 SUTT Lainnya Penghantar Udara Tegangan Rendah, 13 3 Jaringan Telekomunikasi, Televisi dan Kereta Gantung Sumber : Permen PU. No. 5 Tahun 2008



SUTET 500 KV 20 20 50 3 15 15 8,5 8,5 15



SUTM



SUTR



2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 20 20



1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 20 20



Saluran Kabel SKTM SKTR 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 20 20 20 20



20



8,5



20



20



20



20



20



8,5



20



20



20



20



20



14



20



20



20



20



20



8,5



20



20



20



20



Kriteria pemilihan vegetasi dan pola tanam untuk RTH sempadan SUTET adalah sebagai berikut:  Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat, tidak mudah patah, dan perakaran tidak mengganggu pondasi;



104



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK  Akarnya menghujam masuk ke dalam tanah. Jenis ini lebih tahan terhadap hembusan angin yang besar daripada tanaman yang akarnya bertebaran hanya di sekitar permukaan tanah;  Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang;  Bukan merupakan pohon yang memiliki bentuk tajuk melebar;  Merupakan pohon dengan katagori kecil (small tree);  Fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;  Ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;  Pola penanaman pemilihan vegetasi memperhatikan ketinggian yang diijinkan;  Buah tidak bisa dikonsumsi langsung oleh manusia;  Memiliki kerapatan yang cukup (50-60%);  Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.  Pemilihan jenis dan ketinggian vegetasi dimaksudkan agar penanaman vegetasi pada RTH jalur SUTT maupun SUTET, tidak menimbulkan gangguan terhadap jaringan listrik serta menghindari bahaya terhadap penduduk di sekitarnya. Lokasi penanaman harus memperhatikan jarak bebas minimum yang diijinkan. Tabel 3.7. Rencana Jenis Vegetasi Untuk RTH Sempadan SUTET Bentuk Sempadan Sempadan SUTET



Jenis Vegetasi



Keterangan



KembangSepatu



• Fungsi Tanaman pagar dan bergaya tabir Sebagai pemecah angin • Perawatan Frekuensi pemupukan 1 kali/ 4-6 bulan (pupuk kandang/kompos) Pemangkasan secara incidental Penyiraman semiintensif



Kiera Payung



• Fungsi : - Jika ditanam rapat < 3 m berfungsi sebagai pemecah angin - Tanaman peneduh • Pemeliharaan - Pemupukan pada masa pertumbuhan (NPK dengan N tinggi) dan pemupukan pada masa pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Penyiraman intensif



Bunga Kupu-kupu



• Fungsi - Tanaman peneduh - Memiliki kemampuan evatranspirasi • Pemeliharaan



105



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



Bentuk Sempadan



Jenis Vegetasi



Keterangan -



Bungur



Pemupukan 4-6 bulan sekali Pemangkasan incidental Penyiraman semiintensif



• Fungsi - Pengawet dan penyubur tanah - Pemecah angin • Perawatan - Pemupukan saat pertumbuhan (NPK dengan kadar N tinggi) dan saat pembungaan (NPK dengan kadar P tinggi) - Pemangkasan secara insidental



Sumber: Hasil Rencana, Tahun 2010



 Green belt Sempadan Kereta Api Meskipun jalur kereta api yang terdapat di wilayah perencanaan tidak berfungsi maksimal, namun penyediaan Green belt di sempadan jalan rel kereta api dilakukan untuk membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat dengan jalan rel kereta api. Sesuai dengan peraturan yang ada, garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke jalan lengkung di luar as jalan harus ada jalur tanah yang bebas, yang secara berangsur-angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari 23 meter. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 meter di muka lengkungan untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 meter. Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH untuk sempadan kereta api adalah sebagai berikut:  Tumbuh baik pada tanah padat;  Sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;  Fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;  Ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;  Batang dan sistem percabangan kuat;  Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir;



106



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK  Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;  Daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;  Buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secara langsung;  Tahan terhadap hama penyakit;  Berumur panjang. Pola tanam vegetasi di sepanjang rel kereta api harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas kereta api, tidak menghalangi atau mengganggu penglihatan masinis, serta tidak menggangu kekuatan struktur rel kereta api. Pola tanam yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:  Jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;  Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Tabel 3.8. Rencana Jenis Vegetasi Untuk RTH Sempadan Rel Kereta Api Jenis RTH Sempadan Kereta Api



Jenis Vegetasi Rel



Keterangan



Glodogan tiang



• Penanaman - < 3 m (rapat) • Fungsi - Sebagai pemecah angin - Memperkuat struktur tanah di sekitar rel • Perawatan - Pemupukan setiap 4- 6 bulan - Pemangkasan secara insidental



Bungur



• Penanaman - 85%)



a. b. c.



Perawatan pompa air Perawatan sprinkler Perawatan jaringan perpipaan



Menyusun nilai-nilai faktor rancangan yang meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif dan kebutuhan air irigasi. Pembuatan skema tata letak (lay-out) Penetapan jumlah dan sub unit dan blok irigasi. Perhitungan rancangan hidrolika sub – unit dilihat dari karakteristik hidrolika pipa dan spesifikasi emiter. Jika persyaratan hidrolika sub unit tidak terpenuhi alternative yang dapat dilakukan adalah modifikasi tata letak, mengubah diameter pipa dan mengganti spesifikasi emiter. Penghtungan total kebutuhan tekanan dan kapasitas system, berdasarkan desain tata letak yang sudah final serta mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa yang digunakan. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta tenaga/ mesin penggeraknya.



a. b. c.



Perawatan pompa air Perawatan filter Perawatan jaringan perpipaan



117



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK Sumber Air



Faktor-faktor Yang Harus Diperhatikan semen) yang berfungsi untuk menahan konstruksi lubang bor (minimum 20 m atau melihat kedalaman sumur dangkal di sekitarnya).



Cara Penyiraman



Tahapan Desain -



Perawatan



Persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai koefisien keseragaman harus > 95%)



Sumber : Pedoman teknis pengembangan irigasi bertekanan (irigasi sprinkler dan irigasi tetes)



118



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



3.3. INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN RTH KOTA GRESIK Tabel 3.13. Indikasi Program Pembangunan RTH Kota Gresik 2012-2014 NO



KLASIFIKASI DAN JENIS RTH KOTA



FUNGSI



LOKASI



I 1.



Program Pembangunan RTH Kecamatan Gresik RTH TAMAN Interaksi Sosial, Alun-alun; Taman Ekologis, GNI; Sidomoro; Estetika Sidokumpul



2.



RTH JALUR HIJAU JALAN



Sosial, Ekologis, Pulau Jalan GNI ; Estetika Pulau Jalan Perlimaan Petro



3.



RTH JALUR HIJAU REL KA



Ekologis, Keamanan



4.



RTH JALUR HIJAU SUNGAI



Sosial, Ekologis, Kali Tutup Timur; Keamanan Kali Tutup Barat; Kali Pelabuhan Gresik



5.



RTH JALUR HIJAU WADUK



Pengaman Tepi Telaga Sidomoro Waduk



6.



RTH SEMPADAN PANTAI



Ekologis, Keamanan



7.



RTH HUTAN KOTA



Sosial, Ekologis, Hutan Petrokimia; Estetika



8.



RTH PEMAKAMAN



Sosial



Tenggulan – Kemuteran; Sidorukun – Manyar



Telaga Pojok; Lumpur



Tlogopojok; Pulopancikan; Sukorame; Tlogopatut; Ngipik; Sidokumpul;



LUAS (Ha)



JANGKA WAKTU



3,90 Jangka Pendek; Jangka Menengah 0,002 Jangka Pendek; Jangka Menengah 13,95 Jangka Menengah; Jangka Panjang 5,90 Jangka Menengah; Jangka Panjang 0,05 Jangka Pendek; Jangka Menengah 0,40 Jangka Pendek; Jangka Menengah 6,25 Jangka Pendek; Jangka Menengah 13,38 Jangka Pendek; Jangka Menengah



PROGRAM



PEMANGKU KEPENTINGAN



KETERANGAN



 Pembangunan Taman Lingkungan Badan Lingkungan  Pembangunan Taman Interaksi Hidup Sosial  Penataan Jalur Hijau Jalan  Penghijauan Jalur Hijau Jalan



Badan Lingkungan Hidup



 Penataan Jalur Hijau Rel KA  Penghijauan Jalur Hijau Rel KA



Badan Lingkungan Hidup; PT. KAI



Diperlukan pembebasan lahan sempadan rel KA



 Penataan Jalur Hijau Sungai  Penghijauan Jalur Hijau Sungai



Badan Lingkungan Hidup; Dinas Pekerjaan Umum



Diperlukan pembebasan lahan sempadan sungai



 Penataan Tepian Waduk  Penghijauan Tepian Waduk



Badan Lingkungan Hidup



 Penataan Tepian Pantai  Penghijauan Tepian Pantai



Badan Lingkungan Hidup; Dinas Kelautan



 Penataan Hutan Kota  Penghijauan Hutan Kota



Badan Lingkungan Hidup; Swasta



 Penataan Kawasan Makam  Penghijauan Kawasan Makam



Badan Lingkungan Hidup



119



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



NO II 1.



2.



3.



KLASIFIKASI DAN JENIS RTH KOTA



FUNGSI



LOKASI



Karangturi Program Pembangunan RTH Kecamatan Kebomas RTH TAMAN Interaksi Sosial, Segoromadu; Ekologis, Bunderan GKB; Estetika Randuagung; Segunting; Tubanan; Tri Darma; Petrokimia Gresik; Pemda RTH JALUR HIJAU Sosial, Ekologis, Median Veteran; JALAN Estetika Median Kartini; Median Dr. Wahidin SH; Pulau Jalan Sidomoro ; Median Akses Tol; Pulau Jalan Kebomas RTH JALUR HIJAU Ekologis, Tenggulan – REL KA Keamanan Kemuteran



4.



RTH JALUR HIJAU SUNGAI



Sosial, Ekologis, Kali Lamong; Kali Keamanan Pelabuhan Semen



5.



RTH JALUR HIJAU SUTT



Ekologis, Keamanan



6.



RTH JALUR HIJAU WADUK



7.



RTH SEMPADAN PANTAI



SUTT SidorukunTenggulunan; SUTT KramatinggilSegoromadu; SUTT KramatinggilKembangan; SUTT Segoromadu-Ngipik Pengaman Tepi Telaga Ngipik; Waduk Waduk Banjar Urip; Telaga Pegat Ekologis, Keamanan



Gulomantung; Tenggulunan; Kedanyang; Terambangan;



LUAS (Ha)



JANGKA WAKTU



40,15 Jangka Pendek; Jangka Menengah



2,41 Jangka Pendek; Jangka Menengah



5,08 Jangka Menengah; Jangka Panjang 75,00 Jangka Menengah; Jangka Panjang 57,12 Jangka Menengah; Jangka Panjang



1,01 Jangka Pendek; Jangka Menengah 3,34 Jangka Pendek; Jangka Menengah



PROGRAM



PEMANGKU KEPENTINGAN



KETERANGAN



 Pembangunan Taman Lingkungan Badan Lingkungan  Pembangunan Taman Interaksi Hidup Sosial



 Penataan Jalur Hijau Jalan  Penghijauan Jalur Hijau Jalan



Badan Lingkungan Hidup



 Penataan Jalur Hijau Rel KA  Penghijauan Jalur Hijau Rel KA



Badan Lingkungan Hidup; PT. KAI



 Penataan Jalur Hijau Sungai  Penghijauan Jalur Hijau Sungai



Badan Lingkungan Hidup; Dinas Pekerjaan Umum



 Penataan Jalur Hijau SUTT  Penghijauan Jalur Hijau SUTT



Badan Lingkungan Hidup



 Penataan Tepian Waduk  Penghijauan Tepian Waduk



Badan Lingkungan Hidup; Dinas Kelautan



 Penataan Tepian Pantai  Penghijauan Tepian Pantai



Badan Lingkungan Hidup; Dinas Kelautan



Diperlukan pembebasan lahan sempadan rel KA



120



PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU KABUPATEN GRESIK



NO



KLASIFIKASI DAN JENIS RTH KOTA



8.



RTH HUTAN KOTA



9.



RTH PEMAKAMAN



FUNGSI



LOKASI



LUAS (Ha)



JANGKA WAKTU



Segoro Madu; Karang Kiring; Sukorejo Sosial, Ekologis, Hutan Semen; Hutan 220,45 Jangka Estetika Giri; Hutan Menengah; Ngargosari; Hutan Jangka Panjang Tenggulunan; Hutan Prambanan Sosial



III Program Pembangunan RTH Privat 1. RTH KAWASAN Ekologis INDUSTRI



2.



RTH KAWASAN PERMUKIMAN



Sosial, Ekologis, Estetika



3.



RTH Ekologis, PERDAGANGAN,JASA, Estetika PERKANTORAN



IV Program Penambahan Luasan RTH 1. RTH Reklamasi Sosial, Lumpur Ekologis, Estetika 2. RTH Median Ekologis, Gulomantung Estetika 3. RTH Kawasan Sosial, Industri Ekologis Gulomantung



Taman Makam Pahlawan



0,14 Jangka Pendek; Jangka Menengah



Semen Gresik; Petrokimia Gresik



135,9 1



BP Randu Agung; Perum. Kota Gresik Baru (GKB); Graha Kembangan Asri; Alam Bukit Raya; Bukit Randu Agung Indah; BP Kulon Kecamatan Gresik; Kecamatan Kebomas



32,85



Jangka Pendek; Jangka Menengah Jangka Pendek; Jangka Menengah



PROGRAM



PEMANGKU KEPENTINGAN



 Penataan Hutan Kota  Penghijauan Hutan Kota



Badan Lingkungan Hidup; Swasta



 Penataan Kawasan Makam  Penghijauan Kawasan Makam



Badan Lingkungan Hidup



KETERANGAN



Untuk Hutan Semen akan diperpanjang HPLnya untuk alih fungsi dari pertambangan menjadi RTH Hutan Aktif



 Penghijauan RTH Kawasan Industri



Developer



Dilaksanakan oleh developer industri semen dan petrokimia



 Penataan RTH Lingkungan  Penghijauan RTH Lingkungan



Developer, Kelompok Masyarakat



Sebagian besar melibatkan swadaya masyarakat



4,47



Jangka Pendek; Jangka Menengah



 Penataan RTH Kawasan  Penghijauan RTH Kawasan



Developer



Dilaksanakan oleh developer



Pantai Desa Lumpur



0,52



Jangka Pendek



 Penataan RTH Kawasan  Penghijauan RTH Kawasan



Dinas Pekerjaan Umum



Desa Gulomantung



0,66



Desa Gulomantung



0,69



Jangka Menengah Jangka Pendek



   



Dinas Pekerjaan Umum; Swasta Badan Lingkungan Hidup; Pemerintah Pusat; Swasta



Reklamasi telah selesai. Pelaksanaan oleh Pemkab Melibatkan Peranserta Swasta Industri (CSR) Melalui Program P2KH, melibatkan masyarakat



Penataan RTH Kawasan Penghijauan RTH Kawasan Penataan RTH Kawasan Penghijauan RTH Kawasan



121