PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI TLM Fifi Trisna [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER



Penelitian Kimia Klinik



OLEH : FIFI TRISNA NIM: 1705014



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG TAHUN 2020



PROPOSAL PENELITIAN



PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER



Penelitian Kimia Klinik



Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan (S.Tr) Pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik STIKES Syedza Saintika



FIFI TRISNA NIM: 1705014



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG TAHUN 2020



ii



HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING



PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER



PROPOSAL PENELITIAN



Oleh : FIFI TRISNA NIM: 1705014



Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Penelitian Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Tanggal Oktober 2020 Pembimbing I



Pembimbing II



Rahmi Novita Yusuf, S. SiT, M.Biomed



Fenny Fernando, M.Keb



Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Laboratorium Medik



Rahmi Novita Yusuf, S. SiT, M.Biomed



PERNYATAAN PERSETUJUAN iii



Nama



: FIFI TRISNA



Nim



: 1705014



Prodi



: Teknologi Laboratorium Medik



Judul skripsi : PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim penguji Skripsi Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Pada Tanggal:



Desember 2020.



Komisi Pembimbing Pembimbing I



Pembimbing II



Rahmi Novita Yusuf, S. SiT, M.Biomed



Fenny Fernando, M.Keb



Menyetujui, SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG



(Drs.H. Hasrinal,Amd.Kep,MM)



iv



PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER



PROPOSAL PENELITIAN



Oleh: FIFI TRISNA NIM: 1705014



Proposal Penelitian ini telah di uji dan dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Tanggal 20 Oktober 2020



Panitia Penguji



1. Niken, S.Pd, M.Pd



( ……………………)



2.



(…………………….)



Arniat Cristian T, S.ST, M. Biomed



v



PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



: FIFI TRISNA



NIM



: 1705014



Judul Skripsi



: PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER



Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah tulisan saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian dari skripsi orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk kalimat ataupun simbol yang menunjukkan pendapat atau pemikiran orang lain yang saya akui seolah - olah tulisan tersebut adalah saya sendiri tanpa sepengetahuan dan seizin penulis aslinya. Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas baik sengaja maupun tidak disengaja, maka saya bersedia menarik kembali skripsi yang saya ajukan sebagai tugas akhir. Bila terbukti saya menyalin dan melakukan plagiat dikemudian hari, berarti gelar sarjana dan ijazah yang diberikan oleh Syedza Saintika Padang tidak sah saya terima. Padang, Oktober 2020 Peneliti



( FIFI TRISNA)



vi



KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul



“PERBEDAAN



HASIL



PEMERIKSAAN



GLUKOSA



DARAH



MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER”. Selama penyusunan ini peneliti telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari Ibu Rahmi Novita Yusuf, S. SiT, M.Biomed sebagai pembimbing I dan Ibu Fenny Fernando, M.Keb



sebagai pembimbing II, maka dari itu



perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulusnya semoga menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Amin. Selanjutnya peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada : 1.



Bapak Prof. DR. Syamsul Amar, MS sebagai Ketua Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPSDM)



2.



Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM sebagai Ketua Stikes Syedza Saintika Padang



3.



Ibu Rahmi Novita Yusuf, S.SiT, M.Biomed sebagai Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medik Stikes Syedza Saintika Padang



4.



Ibu Niken, S.Pd, M.Pd Sebagai Penguji I dan Ibu Arniat Cristiani T, S.ST, M.Biomed Sebagai Penguji II



5.



Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang yang telah memberi izin dan bantuan yang peneliti perlukan dalam proses pelaksanaan penelitian



6.



Bapak Herman, SKM, M.Kes, Kepala PUSKESMAS Andalas beserta staf yang telah memberikan izin dan membantu peneliti



vii



7.



Bapak/Ibu Dosen pengajar Stikes Syedza Saintika Padang yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan



8.



Teristimewa kepada orang tua yang telah memberikan kasih sayang, mendidik, memberikan dukungan yang maksimal dan do’a yang tulus kepada peneliti selama ini



9.



Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang tak pernah berhenti



untuk



saling memberikan semangat dalam penyelesaian proposal ini Peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir kata, peneliti mengharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Padang,Desember 2020



Peneliti



viii



DAFTAR ISI LEMBAR HALAMAN JUDUL DALAM....................................................... LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. LEMBAR KEABSAHAN PENELITIAN ....................................................... KATA PENGANTAR...................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR BAGAN........................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... BAB 1



BAB II



PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................... B. Rumusan Masalah..................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................... 1. Tujuan Umum....................................................................... 2. Tujuan Khusus...................................................................... D. Manfaat penelitian..................................................................... 1. Bagi tempat penelitian.......................................................... 2. Bagi institusi pendidikan...................................................... 3. Bagi peneliti selanjutnya....................................................... E. Ruang lingkup penelitian.......................................................... TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa...................................................................................... 7 1. Definisi Glukosa................................................................... 7 2. Definisi Glukosa Darah........................................................ 7 3. Metabolisme Glukosa Darah................................................ 8 4. Manfaat Glukosa………………………………………….. 9 5. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah…....... 10 6. Hormon-hormon Yang Berperan Dalam Menaikan Dan Menurunkan Glukosa Darah................................................ 11 7. Sumber Glukosa Darah........................................................ 12 B. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah............................................. 14



ix



ii iii iv vi vii ix xi xii xiii 1 4 5 5 5 5 5 5 6 6



1. Glukosa darah sewaktu........................................................ 14 2. Glukosa darah puasa............................................................ 14 3. Glukosa darah 2 jam post prandial ………………….......... 15 4. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)…………………...... 15 C. Metode Pengukuran Kadar Glukosa.......................................... 16 1. Metode kimia........................................................................ 16 2. Metode Enzimatik................................................................ 17 D. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah.......................................................................................... 19 E. Glukometer (POCT)................................................................... 19 F. Fotometer................................................................................... 21 BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian............................................................................. B.Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... C.Populasi dan Sampel..................................................................... 1. Populasi................................................................................. 2. Sampel................................................................................... 3. Kriteria Sampel..................................................................... 4. Teknik Pengambilan Sampel................................................. D.Variabel dan Defenisi Operasional.............................................. 1.Variabel.................................................................................. 2.Definifi Operasional .............................................................. E.Bahan Penelitian atau Instrumen Penelitian................................. 1. Bahan Penelitian................................................................... 2. Alat Penelitian...................................................................... 3. Prosedur Penelitian............................................................... F.Teknik Pengumpulan data ........................................................... G.Teknik Pengolahan Data ............................................................. H.Analisis Data................................................................................ I.Kerangka Konsep........................................................................... J.Hipotesa penelitian........................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



x



22 22 22 22 23 23 24 24 24 24 25 25 25 26 29 30 30 31 31



DAFTAR BAGAN HALAMAN Bagan 2.1 Kerangka Teori………………………………………….............41 Bagan 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………. 49



xi



DAFTAR TABEL HALAMAN Tabel 3.1



Definisi Operasional…………………………………………..



Tabel 4.1



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rentang Umur… 51



Tabel 4.2



Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indek Masa Tubuh (IMT)……………………………………



xii



50



................................................................................................... ................................................................................................... 51 Tabel 4.3



Definisi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Seksual....



Tabel 4.4



Pengaruh Obesitas Dengan Disfungsi Seksual……………… ................................................................................................... ................................................................................................... 52



DAFTAR LAMPIRAN



xiii



52



Lampiran 1.



Permohonan menjadi responden



Lampiran 2.



Format persetujuan (inform consent)



Lampiran 3.



Genchart Penelitian



Lampiran 4.



Lembar Observasi Penelitian



xiv



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Diabetes mellitus ( DM ) merupakan suatu kondisi kronik yang bersifat menahun, ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dikarenakan tubuh tidak dapat menghasilakn insulin ataupun menggunakan insulin secara efektif. Apabila dibiarkan akan menimbulkan komplikasi akut akibat dari ketidakseimbangan gula darah seperti hipoglikemia, keatoadosis diabetikum (DKA), dan sindrom hiperosmular hiperglikemik dan ketonik (HHNK). Sedangkan, komplikasi jangka panjang



yakni



mikroangiopati



ataupun



makroangiopati



(Smeltzer,



et.



al;



Intermmasional Diabetes Federation, 2017) Menurut World Health Oraganization (2016) diabetes mellitus telah menjadi masalah kesehatan dunia, insiden dan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Secara global diperkirakan 422 juta orang dewasa menderita diabetes mellitus dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Internasional Diabetes Federation (2017) mengatakan bahwa pada tahun 2017 tercataT 425 jual kasus dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 629 juta kasus sebesar 48%pada tahun 2025. Indonesia berada dalam urutan ke 6 dari 10 negara dengan penderita diabetes terbesar dengan prevalensi 8,9 – 11,1% setelah negara China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico ( International Diabetes Federation, 2017). Hasil data Riskedes (2018) menyediakan DM berada dalam urutan ke- 4 penyakit kronik di Indonesia



berdasarkan hasil prevalensi nasional. Prevalensi DM didapat data dengan angka kejadian tertinggi terdapat didaerah DKI Jakarta ( 3,4% ) yang diiukti oleh Kalimantan Timur dan DI Yogyakarta. Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah mengalami 6,9% menjadi 8,5% sedangkan berdasarkan diagnose dokter meningkat dari1,5% menjadi 2% pada tahun 2018 (Kementrian Kesehatan, 2018) Sumatera Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak 1,6% pada tahun2018 dimana Sumatera Barat berada diurutkan ke 21 dari 34 provinsi di Indonesia (Kementrian Kesehatan, 2018). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2018, Jumlah kasus DM di Sumatera Barat tahun 2018 berjumlah 44.280, dengan jumlah kasus tertinggi berada diwilayah Kota Padang berjumlah 12.231 kasus ( DKD, 2018). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting yang kebanyakan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar utama dalam jaringan tubuh serta berfungsi untuk menghasilkan energi. Kadar glukosa darah sangat erat kaitannya dengan penyakit DM. Peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL yang disertai dengan gejala poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM (Amir S.M.J, dkk. 2015). Pemeriksaan glukosa darah dapat menggunakan dua alat yaitu Glukometer (Point of Care Test) POCT dan Fotometer. POCT adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah total berdasarkan deteksi elektrokimia dengan dilapisi 2



ensim glukosa oxidase pada strip membran. (Menkes, 2010) Kelebihan dari alat POCT, Yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh perawat, pasien dan keluarga untuk monitoring pasien, hasil yang relatif singkat, volume sampel yang dipakai lebih sedikit, alat lebih kecil sehingga tidak perlu ruang khusus dan bisa dibawa. Adapun kekurangan dari alat POCT kemampuan pengukuran terbatas, hasil dipengaruhi oleh suhu, hematokrit dan dapat terintervensi dengan zat tertentu, pra analitik sulit dikontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten. Jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan POCT yaitu glukosa darah, kolesterol, asam urat, dan pemeriksaan Hemoglobin (Endyasa dkk, 2018). Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Kelebihan dari fotometer menggunakan serum atau plasma sehingga tidak dipengaruhi sel-sel darah, sedangkan kekurangannya memerlukan lebih banyak darah dan dalam pengerjaannya memerlukan waktu yang lama dan harga yang mahal. Pemeriksaan glukosa darah dengan fotometer sering digunakan dilaboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah. Tak heran fotometer dijadikan sebagai standar pemeriksaan kadar glukosa darah (Endyasa dkk, 2018). Di Laboratorium rumah sakit RSI Ibnu sina Simpang Empat pengukuran kadar glukosa darah pasien menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat fotometer merk DIRUI DR 7000D. Untuk pengukuran kadar glukosa darah puasa pada pasien 3



penderita diabetes melitus yang sering digunkan yaitu alat POCT merk Gluco Dr, dimana alat fotometer digunakan apabila alat gluko Dr mengalami error atau kondisi tertentu. Berdasarkan penelitian sebelumnya Julik Wulandari, 2019 Perbedaan hasil pemeriksaan



glukosa



darah



menggunakan



alat



POCT



dengan



fotometer



menghasilkan rata-rata 109,10 mg/dL dan 114,45 mg/dL, sampel diambil dari darah vena untuk untuk alat POCT dan Fotometer. Hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan alat POCT dan Fotometer menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga dengan hasil penelitian sebelumnya tidak menunjukan hasil yang berbeda terhadap alat yang berbeda dan asal sampel yang sama maka peneliti ingin mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan hasil kadar glukosa darah diantara kedua alat tersebut dengan menggunakan darah kapiler untuk alat POCT merk Gluko Dr dan darah vena untuk alat fotometer merk DIRUI DR 7000D.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, rumusan masalah penelitian adalah Apakah terdapat perbedaan hasil kadar glukosa darah menggunakan alat POCT dan fotometer di RSI Ibnu Sina Simpang Empat?



4



C.



Tujuan Penelitian



1.



Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil kadar glukosa mengunakan alat POCT dan fotometer.



2.



Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kadar glukosa darah dengan menggunakan alat POCT merk Gluko Dr. b. Untuk mengetahui kadar glukosa darah dengan menggunakan alat Fotometer merk DIRUI DR 7000D. c. Menganalisa apakah terdapat perbedaan hasil kadar glukosa darah dengan menggunakan alat POCT merk Gluko Dr dan Fotometer merk DIRUI DR 7000D.



D.



Manfaat Penelitian



1.



Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Manfaat penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penentuan kadar glukosa darah.



2.



Manfaat bagi peneliti adalah menambah pengetahuan dan keahlian peneliti dalam mengaplikasikan teori dan praktek yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, khususnya pada mata kuliah. 5



3.



Manfaat bagi masyarakat Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah sebagai tambahan informasi tentang perbedaan pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan alat glukometer dan fototmeter.



E.



Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kwantitatif yang bertujuan untuk melihat



Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah menggunakan alat POCT dengan fotometer pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pasaman Barat tahun 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang datang atau yang memeriksakan kadar glukosanya di Laboratorium. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 43 sampel pasien yang melakukan pemeriksaan glukosa darah di laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pasaman Barat.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Glukosa 1.



Defenisi Glukosa Glukosa adalah karbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat terdapat dalam



makanan diserap kedalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula ini diubah menjadi glukosa dihati. Glukosa adalah precursor untuk sistesis semua karbohidrat lain ditubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu dan glikolipid dan sebagai kombianasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan (Firgiansyah A, 2016). 2.



Defenisi Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari



karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan otot rangka. Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah antar lain, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta berolahraga. Kadar glukosa didalam darah diatur oleh mekanisme hemostatic. Pada keadaan normal ketika sedang berpuasa pengaturan besar konsentrasi glukosa darah biasanya antara 80 – 90 mg/100ml darah ( Harymbawa, 2016).



3.



Metabolisme Glukosa Darah Metabolisme glukosa sebagian besar menghasilkan energi bagi tubuh. Glukosa



yang berupa disakarida, dalam proses pencernaan dimukosa usus halus akan diuraikan menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase, enzim – enzim maltose, sukrose,laktase yang bersifat spesifik untuk satu jenis disakarida. Dalam bentuk monoosakarida, gula akan diserap oleh usus halus. Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yanh dapat terjadi secara anaerob, denagan produkakhir yaitu laktat. Jaringan aerobic metabolisme piruvat menjadi asetil –KoA, yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasi sempurna menjadi C02 dan H2O, berhubungan dengan pembentukan ATP dalam prose fosforilasi oksidatif (Firgiansyah A, 2016). Glukosa dan metabolitnya juga berperan dalam beberapa proses lain, seperti konversi menjadi polimer glikogen dalam otot rangkan dan hepar, jalur pentosa fosfat yang merupakan jalur alternatif dalam glikolisis untuk biosintesis molekul pereduksi (NADPH) dan sumber ribosa bagi sistesis asam nukleat, triosa fosfat membentuk gugus gliserol dari triasilgliserol, serta piruvat dan zat – zat antara dalam siklus asam sitrat yang menyediakan kerangka karbon untuk asam amino dan asetil KoA sebagai prekursor asam lemak dan kolesterol (Murray et al,2006) di dalam (Firgiansyah A, 2016).



8



4.



Manfaat Glukosa



1.



Sumber energi Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makluk hidup.



Penggunaan glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik, respirasi anaerobik, atau fermentasi. Glukosa adalah bahan bakar utama manusia. Melaui respirasi aerob, dalam satu gram glukosa mengandung sekitar 3,75 kkla (16 kilo Joule). Pemecahan karbohidrat menghasilkan monosakarida dan disakarida, dengan hasil yang paling banyak adalah glukosa melaui glikolisis dan siklus asam sitrat, ghlukosa dioksidasi membentuk CO2 dan air, memghasilkan sumber energi dalam bentuk ATP. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk otak. Kadar glukosa yang rendah akan mengakibatkan efek tertentu. 2.



Analit dalam tes darah Glukosa merupkan analit yang diukur pada samapel darah. Darah manusia



normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap yaitu 70 - 100 mg tiap 100 mL darah. Glukosa dalam darah dapat bertambah setelah memakan makanan berkarbohidrat. Namun 2 jam setelah itu, jumlah glukosa akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah. Glukosa diserap kedalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot yang menyimpannnya sebagai glikogen (pati hewan) dan sel lemak yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupkan sumber energi cadangan yang 9



akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat langsung diangkut kehati yang mengkonversinya menjadi glukosa.



5. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah 1.



Enzim Glukokinase penting dalam pengaturan glukosa darah setelah makan.



2.



Hormon Insulin Hormon insulin bersifat menurunkan kadar glukosa darah. Glukagon, GH,



ACTH, glukokortikoid, epinefrin, dan hormon tiroid cenderung menaikkan kadar gula darah, dengan demikian mengantagonis kerja insulin. 3.



Sistem gastrointestinal Gangguan pada sistem gastrointestinal dapat mengurangi absorbsi karbohidrat di



usus dan menurunkan glukosa darah. 4.



Stres Hampir semua jenis stres akan meningkatkan sekresi ACTH oleh kelenjar



hipofise anterior. ACTH merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol. Kortisol ini yang akan meningkatkan pembentukan glukosa. 5.



Asupan karbohidrat



10



Penurunan dan peningkatan asupan karbohidrat (pati) mempengaruhi kadar gula dalam darah (Dewa Muh. Erwan. 2016).



6.



Hormon-hormon Yang Berperan Dalam Menaikan Dan Menurunkan Glukosa Darah



a)



Insulin Insulin adalah hormon yang terbentuk di sel beta pankreas, memiliki efek



metabolik



meningkatkan



masuknya



glukosa



ke



dalam



sel,



meningkatkan



penyimpanan glukosa sebagai glikogen atau konversi menjadi asam lemak, meningkatkan sintesis protein dan asam lemak, dan menekan perombakan protein menjadi asam amino, jaringan lemak menjadi asam lemak bebas. b) Somatostatin Somatostatin adalah hormon yang terbentuk di sel D pankreas, memiliki efek metabolik menekan pelepasan glukagon dari sel alfa (bekerja lokal), menekan pelepasan insulin, hormon-hormon tropik gastrin dan sekretin. c)



Glukagon Glukagon adalah hormon yang terbentuk dari sel alfa pankreas memiliki efek



metabolik meningkatkan pelepasan glukosa dari glikogen, meningkatkan sintesin glukosa dari asam amino atau asam lemak.



11



d) Adrenalin Adrenalin adalah hormon yang terbentuk di sel medulla adrenal memiliki efek metabolik meningkatkan pelepasan glukosa dari glikogen, meningkatkan pelepasan asam lemak dari jaringan lemak. e)



Cortisol Cortisol adalah hormon yang terbentuk di sel cortex adrenal yang memiliki efek



metabolik meningkatkan sintesis glukosa dari asam amino atau asam lemak, dan melawan insulin (Dewa Muh. Erwan. 2016).



7.



Sumber Glukosa Darah



a)



Karbohidrat dalam makanan (glukosa, galaktosa, fruktosa) Karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk polisakarida, disakarida, dan



monosakarida. Karbohidrat dipecah oleh ptyalin dalam saliva di dalam mulut. Enzim ini bekerja optimum pada pH 6,7 sehingga akan dihambat oleh getah lambung ketika makanan sudah sampai di lambung. Dalam usus halus, amilase pankreas yang kuat juga bekerja atas polisakarida yang dimakan. Ptyalin saliva dan amilase pankreas menghidrolisis polisakarida menjadi hasil akhir berupa disakarida, laktosa, maltosa, sukrosa. Laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase. Glukosa dan fruktosa dihasilkan dari pemecahan sukrosa oleh enzim sukrase. Sedangkan enzim maltase akan mengubah maltosa menjadi 2 molekul glukosa. Monosakarida akan masuk melalui sel mukosa dan kapiler darah untuk 12



diabsorbsi di intestinum. Masuknya glukosa ke dalam epitel usus tergantung konsentrasi tinggi Na+ di atas permukaan mukosa sel. Glukosa diangkut oleh mekanisme ko-transpor aktif natrium- glukosa di mana transpor aktif natrium menyediakan energi untuk mengabsorbsi glukosa melawan suatu perbedaan konsentrasi. Mekanisme di atas juga berlaku untuk galaktosa. Pengangkutan fruktosa menggunakan mekanisme yang berbeda yaitu dengan mekanisme difusi fasilitasi (Ganong, 2003). Unsur-unsur gizi tersebut diangkut ke dalam hepar lewat vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa segera dikonversi menjadi glukosa di dalam hepar (Dewa Muh. Erwan. 2016). b) Glukoneogenesis Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab atas perubahan senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Proses ini memenuhi kebutuhan tubuh atas glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dengan jumlah yang cukup di dalam makanan. Substrat utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hepar dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat karena kedua organ tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan (Dewa Muh. Erwan. 2016). c)



Glikogenolisis Mekanisme penguraian glikogen menjadi glukosa yang dikatalisasi oleh enzim



fosforilase dikenal sebagai glikogenolisis. Glikogen yang mengalami glikogenolisis terutama simpanan di hati, sedang glikogen otot akan mengalami deplesi yang berarti 13



setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Di hepar dan ginjal (tetapi tidak di dalam otot) terdapat enzim glukosa 6-fosfatase, yang membuang gugus fosfat dari glukosa 6-fosfat sehingga memudahkan glukosa untuk dibentuk dan berdifusi dari sel ke dalam darah (Dewa Muh. Erwan. 2016).



B. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah 1.



Glukosa darah sewaktu Pemeriksaan glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan penyaring untuk



mendiagnosa penyakit diabetes mellitus. Setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah lebih lanjut. Peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia) dapat terjadi jika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik. Keadaan ini disebut diabetes mellitus (Dewa Muh. Erwan. 2016). 2.



Glukosa darah puasa Test glukosa darah puasa dapat memberikan petunjuk terbaik mengenai



homeostasis keseluruhan. Test ini digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk mengatur kadar glukosa agar tetap dalam batas normal. Dalam keadaan puasa dimana tidak ada makanan yang diabsorbsi maka proses untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa normal tergantung oleh hati, jaringan perifer, dan hormon – hormon yang dapat menurunkan dan meningkatkan kadar glukosa darah yang beritegersi dengan baik. Jika sesorang tidak mengatur glukosa 14



secara normal, maka ketidakmampuannya ini akan tercermin dari kadar glukosa darah puasa yang meningkat atau menurun. Dengan demikian, tes glukosa darah puasa dapat membantu mengevaluasi integritas mekanisme yang mengatur glukosa darah (Dewa Muh. Erwan. 2016). 3.



Glukosa darah 2 jam post prandial Test glukosa 2 jam post prandial merupakan suatu test penyaring sederhana



untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk membuang beban glukosa yang ada. Test ini terdiri dari pengukuran kadar glukosa darah pasien 2 jam setelah makan. Jika kadar glukosa kurang dari 140 mg/dl 2 jam setelah makan, maka dapat disimpulkan bahwa kadar glukosanya sudah kembali ke kadar semula sesudah kenaikan awal. Ini merupakan petunjuk bahwa orang tersebut mempunyai mekanisme pembuangan glukosa yang normal. Sebaliknya, jika kadar glukosa pasien sesudah 2 jam masih tinggi, maka dapat disimpulkan adanya gangguan mekanisme pengaturan kadar glukosa (Dewa Muh. Erwan. 2016). 4.



Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan jika kadar glukosa darah 2 jam



post prandial abnormal. Test dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Pada test toleransi glukosa, kadar glukosa puasa diukur, kemudian pasien makan 75 g glukosa dalam waktu 5 menit. Kadar glukosa kemudian diukur dalam interval setengah jam selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada orang yang sehat dan tidak beristirahat ditempat tidur, kadar glukosa setelah pemberian beban glukosa mula-mula meningkat, tetapi 15



kemudian kembali ke kadar asal dalam waktu 2 jam. Nilai – nilai normal untuk TTGO didefinisikan sebagai berikut: kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60, dan 90, dan kurang dari 140 mg/dl pada menit ke-120 (Dewa Muh. Erwan. 2016).



C. Metode Pengukuran Kadar Glukosa 1.



Metode kimia Sebagian besar pengukuran dengan metode kimia yang didasarkan atas



kemampuan reduksi sudah jarang dipakai karena spesifitas pemeriksaan kurang tinggi. Prinsip pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin dan asam asetat glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau kemudian diukur secara fotometri (Departemen Kesehatan RI, 2005 ) di dalam (Dewa Muh. Erwan. 2016). Beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan dengan metode enzimatik. Selain itu, reagen-reagen pada metode kimiawi ini bersifat korosif pada alat laboratorium. Dan gula selain glukosa dapat terukur kadarnya sehingga menyebabkan hasil tinggi palsu. Pada penderita gagal ginjal, kadar ureum tinggi akan terjadi hasil pengukuran kadar glukosa yang lebih tinggi. Demikian juga pada bayi yang baru lahir, akan tetapi penyebabnya kadar bilirubin yang tinggi. Peningkatan kadar glukosa pada bayi yang baru lahir karena terbentuk biliverdin yang berwarna hijau dan pada metode kimiawi



16



ini hasil reaksi antara glukosa dan reagen adalah warna hijau (Dewa Muh. Erwan. 2016). 2.



Metode enzimatik Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan hasil dengan



spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai batas. Ada 3 macam metode enzimatik yang digunakan yaitu glucose oxidase dan metode hexokinase (Dewa Muh. Erwan. 2016). a)



Metode glucose oxidase merupakan metode yang paling banyak digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia Klinik (PNPME-K) memeriksa glukosa serum kontrol dengan metode ini (Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4amino



phenazone



dengan



bantuan



enzim



peroksidase



menghasilkan



quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel . Digunakannya enzim glucose oxidase pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa (Dewa Muh. Erwan. 2016). b) Metode hexokinase merupakan metode pengukuran kadar glukosa darah yang dianjurkan oleh WHO dan IFCC. Baru sekitar 10% laboratorium yang ikut



17



PNPME-K menggunakan metode ini untuk pemeriksaan glukosa darah (Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah hexokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat dengan nicotinamide adenine dinocleotide phosphate (NADP+). Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang baik karena kedua enzim ini spesifik. Akan tetapi, metode ini membutuhkan biaya yang relatif mahal (Dewa Muh. Erwan. 2016). c)



Cara Strip Merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk pengukuran glukosa dalam darah kapiler (Dewa Muh. Erwan. 2016). Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah. Cara strip memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis, dan mudah dipergunakan, serta dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan hemoglobin), suhu, volume sampel yang kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa 18



klinis melainkan hanya untuk pemantauan kadar glukosa (Dewa Muh. Erwan. 2016).



D. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah 1.



Obat-obatan, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah



2.



Trauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah



3.



Merokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah



4.



Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat menurunkan kadar Glukosa garah



5.



Penundaan pemeriksaan Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah dalam



sampel, hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per jam.



E. Glukometer (POCT) Glukometer yang menggunakan prinsip Point of Care Testing (POCT) atau disebut juga Bedside Test didefinisikan sebagai pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien diluar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Menurut kriteria dari CLIA (Clinical Laboratori Improvement Amendement). POCT pada umumnya dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan kompleksitasnya yaitu “waive” dan “non –waive”. Yang dimaksud dengan waive 19



test adalah pemeriksaan non kritis yang disetujiu FDA untuk penggunaan dirumah, menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak beresiko untuk membahayakan pasien bila hasil pemeriksaan tidak tepat. Sedangkan non wive test adalah pemeriksaan yang cukup kompleks dimana pemeriksaan yang dilakukkan membutuhkan pengetahuan minimal teknologi dan pelatihan untuk menghasilkan pemeriksaan yang akurat, langka – langka pengoperasian secara otomatis dapat dengan mudah dikontrol dan membutuhkan interprentasi minimal. Nama lain POCT adalah “near patient testing”,”patient self testing”,”rapid testing”. Atau “bedside testing”(Firgiansyah A, 2016). Pemeriksaan yang seringkali mengguankan POCT adalah pemeriksaan kadar gula darah, HbA1c, gas darah, kadar elektrolit, masker jantung, masker sepsis, urine dipstik, koagulasi (PT/NR), hemoglobin darah, tes kehamilan dan ovulasi. Keuntungan penggunaan POCT yang utama adalah kecepatan. POCT sudah banyak digunakan dirumah. Sekitar Pemeriksaan glukosa darah dapat menggunakan dua alat yaitu Glukometer (Point of Care Test) POCT dan Fotometer. POCT adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah total berdasarkan deteksi elektrokimia dengan dilapisi enzim glukosa oxidase pada strip membran (Firgiansyah A, 2016). Kelebihan dari alat POCT, yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh perawat, pasien dan keluarga untuk monitoring pasien, hasil yang relatif singkat, volume sampel yang dipakai lebih sedikit, alat lebih kecil sehingga tidak perlu ruang khusus dan bisa dibawa. Adapun kekurangan dari alat POCT kemampuan 20



pengukuran terbatas, hasil dipengaruhi oleh suhu, pra analitik sulit dikontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten. (Firgiansyah A, 2016).



F. Fotometer Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Kelebihan dari fotometer menggunakan serum atau plasma sehingga tidak dipengaruhi sel-sel darah, sedangkan kekurangannya memerlukan lebih banyak darah dan dalam pengerjaannya memerlukan waktu yang lama dan harga yang mahal. Pemeriksaan glukosa darah dengan fotometer sering digunakan dilaboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah. Tak heran fotometer dijadikan sebagai standar pemeriksaan kadar glukosa darah (Endyasa dkk, 2018).



21



BAB III METODE PENELITIAN



A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini digunakan adalah observasi laboratorik, untuk membandingkan hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat POCT dengan alat Fotometer



B. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat mulai dari bulan Desember 2020 sampai bulan Januari 2021.



C. Populasi dan Sampel 1.



Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang



melakukan pemeriksaan glukosa darah pada penderita penyakit DM di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat. Jika populasi > 100 maka diambil sampel 15-30 %, jika besarnya populasi < 100 maka di ambil sampel sebanyak 25-50% ( Dewa Muh. Erwan. 2016).



Besar sampel



=



Total populasi X 15%



Besar sampel



=



285 X 15%



Besar sampel



=



42,7



Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 43 sampel



2.



Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan Accidental Sampling yaitu sampel



yang diambil adalah sampel yang datang atau yang memeriksakan kadar glukosanya di Laboratorium.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 sampel pasien yang melakukkan pemeriksaan glukosa darah puasa di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat.



3.



Kriteria Sampel



a.



Kriteria Inklusi 1) Sampel darah puasa 2) Sampel darah tidak rusak atau lisis 3) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat. 4) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah puasa.



b.



Kriteria Ekslusi 1) Sampel darah lisis . 2) Sampel darah bukan Puasa. 3) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah bukan Puasa.



23



4.



Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian kali ini



adalah secara Accidental Sampling yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang datang atau yang memeriksakan kadar glukosanya di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat.



D. Variabel dan Defenisi Operasional 1.



Variabel a.



Variabel bebas (Independent Variable) = X Variabel bebas pada penelitian kali ini adalah alat POCT dan Fotometer.



b.



Variabel terikat (Dependent Variable) = O Variabel terikat pada penelitian kali ini adalah hasil kadar Glukosa darah.



2. No 1



2



Defenisi Operasional Definisi Alat Pengukuran Operasional Ukur POCT Alat POCT atau Eksperimen POCT Point of Care Testing merupakan tes yang dirancang untuk digunakan pada atau dekat lokasi di mana pasien berada. Fotometer Fotometer Eksperimen Fotometer merupakan peralatan dasar di laboratorium untuk Variabel



24



Hasil ukur dan skala Hasil Pengukuran mg/dL Skala Rasio.



Hasil Pengukuran mg/dl Skala Rasio.



3



Kadar glukosa darah



mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah



Eksperimen



E. Bahan Penelitian Atau Instrumen Penelitian 1.



Bahan Penelitian ˗ Reagen glukosa ˗ Aquadest ˗ Reagen kontrol ˗ Strip gluco DR



2.



Alat Peneltian ˗ Kapas alkohol ˗ Reagen glukosa ˗ Handscoon ˗ Lancet, Pen Lancet ˗ Tabung disposable ˗ Pipet mikro 10 µl ˗ Pipet 1000 µl ˗ Spuit 3 cc ˗ Rak tabung



25



Poct dan Hasil fotometer Pengukuran mg/dl Skala Rasio.



˗ Tourniquit Centrifuge ˗ Stopwatch ˗ Fotometer merk Dirui DR 7000D.



3.



Prosedur Penelitian Pasien dijelaskan mengenai maksud dan tujuan pengambilan darah guna



pemeriksaan glukosa menggunakan alat POCT dan Fotometer. 1.



Pra Analitik a.



Persiapan Pasien Karena gluosa yang diperiksa adalah glukosa puasa, jadi pasien diberikan perintah untuk puasa selama 10 jam.



b.



Pengambilan Sampel Pada orang dewasa, dipakai salah satu vena dalam fosa cubiti, pada bayi vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus sagittalis superior dengan cara : 1) Bagian kulit yang akan diambil darah venanya dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai menjadi kering lagi. 2) Vena memakai fosa cubiti, ikatan pembendung pada lengan atas dipasangkan dan meminta agar orang itu mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dan agak menonjolkan vena. 26



3) Kulit di atas vena diregangkan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak. 4) Kulit ditusuk dengan spuit 3 cc dalam tangan kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. 5) Pembendungan dilepaskan dan direganggkan, dan perlahan-lahan tarik spuit 3 cc sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat. 6) Pembendungan dilepaskan jika masih terpasang. 7) Kapas disimpan di atas jarum, lalu semprit dan jarum dicabut. 8) Orang yang darahnya di ambil diminta supaya menekan tempat tusukan itu selama beberapa menit dengan kapas tadi 9) Jarum spuit 3 cc dan darah dialirkan (tidak disemprotkan) ke dalam wadah atau tabung reaksi melalui dinding tabung (Wulandari, J. 2019).



2.



Analitik 1.



Prosedur penelitian a.



Metode strip dengan Alat POCT Merk Gluco Dr  Prinsip Kerja Prinsip kerja pada Alat POCT Merk Gluco Dr adalah Reflectance (pemantulan) didefinisikan sebagai rasio antara jumlah total radiasi (seperti cahaya) yang dipantulkan oleh sebuah permukaan dengan jumlah total radiasi yang diberikan pada permukaan tersebut. Reagen yang ada pada tes strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding



27



lurus dengan kadar bahan kimia yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari arah bawah strip.  Prosedur Kerja 1)



Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan



2)



Masukan strip Gluco Dr kedalam alat Gluco Dr, check kode yang tertera di layar alat dengan di tabung srip Gluco Dr



b.



3)



Lakukan fiksasi pada jari pasien dan tusuk menggunakan lancet



4)



Hapus tetesan darah pertama dengan mengguanakn kapas kering



5)



Masukan tetesan darah pada garis yellow di strip



6)



Tunggu hasil kadar glukosa keluar selama 5 detik



Metode GOD -PAP dengan Alat Fotometer  Prinsip kerja pemeriksaan Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk direaksikan dengan 4 aminoantypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks yang berwarna. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.  Prosedur Kerja



28



1) Siapkan semua alat dan bahan untuk pemeriksaan 2) Hubungkan alat fotometer ke arus listrik dan hidupkan alat. 3)



Tekan sample tasting dan kode untuk pengukuran kadar glukosa yang tertera pada layar (panjang gelombang 546 nm)



4) Hisap aquadest yang tertera di layar alat fotometer 5) Pipet reagen glukosa untuk tabung blank sampel, standar, serum kontrol dan sampel pasien dengan masing-masing volume 1000 µL 6)



Tambahkan pada masing-masing tabung standar, serum kontrol dan sampel pasien sebanyak 10 µL dan homogen kemudian inkubasi selama 10 menit.



7)



Baca setiap tabung yang diinkubasi dan catat hasil pengukuran yang tertera pada layar alat.



2.



Pasca Analitik Interpretasi Hasil Nilai normal menurut WHO adalah 72 – 126 mg/dL.



F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data yang di perlukan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan dengan menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk DIRUI DR 7000D.



29



G. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data menggunakan progran SPSS 16.



H. Analisis Data Analisis data secara univariate dan bivariate dengan menggunakan uji statistik. Hasil penelitian disajikan dengan bentuk tabel. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan maka dilakukan pengujian statistik dengan “uji t independent sampel” dengan kriteria pengujian jika P value < α maka hipotesis di terima. Dengan tingkat kemaknaan α : 0,05. Hipotesis diterima berarti ada perbedaan yang bermakna terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk DIRUI DR 7000D.



30



I.



Kerangka Konsep Sampel diperiksa dengan metode POCT



Kadar glukosa darah



Perbedaan hasil



Sampel diperiksa dengan merode fotometer



J.



Hipotesa Penelitian Ho : Ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk DIRUI DR 7000D di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat. H1 : Tidak ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk DIRUI DR 7000D di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat.



31



DAFTAR PUSTAKA



Amir S.M.J, dkk. 2015. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes. Dewa Muh. Erwan. 2016. Perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan metode glucose oksidase para amino peroksidase ( god-pap ) dengan metode strip Di rs. Dr. R. Ismoyo kota kendari Sulawesi tenggara, Politeknik kesehatan kendari jurusan analis kesehatan, Kendari. Dinas Kesehatan Provinsi, [DKD].(2018). Data Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM)2016-2018 Propinsi Sumatera Barat. Padang: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Endyasa dkk, 2018. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Metode Poin Of Care Test (Poct) Dengan Photometer Pada Sampel Serum Diwilayah Kerja Puskesmas Jereweh. Analis Kesehatan. Poltekes Kemenkes. Mataram. Firgiansyah A. 2016. Perbandingan kadar glukosa darah menggunakan spektrofotometer dan glucometer. Analis kesehatan. Universitas muhamadiyah Semarang Frishastuti, Nanda dkk. 2016. Survei kadar gula darah lansia pada komunitas senam lansia di kota malang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Keolahragaan. Universias Negeri Malang. Harymbawa, I. W. A (2016). Hubungan Sedentary Lifestyle Dengan KADAR Glukosa Darah Pada Orang Dewasa Pekerja Konversi Di Kelurahan Genuk Unggaran Barat. STIKES Ngudi Waluyo. Artikel International Diabetes Federation, ( IDF ).2017.IDF Diabetes Atlas (8 th Eds), 14-25 retrived from http://diabetasatlas.org/IDF_Atlas _8e_EN/



32



Kemetrian Kesehatan, [Kemenkes]. (2018). Laporan Hasil Riset KesehatanDasar Tahun 2018



33



Kimbal, John W. 1983. Biology. Harvard University.Publisher: Addison-Wesley. Kosasih EN, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Karisma Publising Group. Jakarta Wulandari, J. 2019. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan Alat Poct Dengan Fotometer. Analis Kesehatan. Kemenkes Kupang.



34



LAMPIRAN HAL BELAKANG SETELAH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I GENCHART



35



Lampiran 2 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN



Kepada YTH : Ibu/Bapak Calon Responden Di Tempat



Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Teknologi Laboratorium Medik STIKES Syedza Saintika Padang : Nama



: FIFI TRISNA



Nim



: 1705014



Alamat



: Pasaman Barat



Akan mengadakan penelitian dengan judul “PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Atas perhatian saudara/i sebagai responden saya ucapkan terimakasih. Padang,



Desember 2020



(FIFI TRISNA)



Lampiran 3 INFORMED CONSENT 36



Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



:



Umur



:



Saya menyadari partisipasi ini bersifat suka rela dan tidak menimbulkan dampak buruk dalam kehidupan saya maka saya bersedia dijadikan responden peneliti oleh FIFI TRISNA mahasiswa STIKes Syedza Saintika Padang dengan judul “PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN FOTOMETER”. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberikan informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.



Padang,



Desember 2020



Yang Membuat Pernyataan



(



37



)