Proposal Penyuluhan Kelompok 1 (Revisi) . [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PRAKTIKUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PETERNAKAN Pentingnya Sanitasi Kandang dalam Pengendalian Penyakit di Dusun Crangah



Oleh : Kelompok 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Ibnu Sarma (18021049) Bramastya Liliek W (200220148) Sumarno (190210091) I Gede Khimbawa Putra (190210040) Andi Nur Ikhsan (190210054) Adithya (190210039) Maria Darosta P (17021090)



PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2021



BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi salah satu prioritas utama disamping kualitas makanan ternak dan tata laksana yang memadai. Secara umum bakteri, virus dan penyebab penyakit lainnya menyukai pada tempat-tempat kotor. Untuk mencegah berkembangnya bibit penyakit, perlu dilakukan pemeliharaan dan menjaga kebersihan ternak dan kandang secara rutin minimal dua kali sehari. Hal tersebut bisa dilakukan apabila air tidak begitu tersedia maka pembersihan cukup satu kali sehari pada pagi dan sebelum pemberian pakan. Dalam mencapai keberhasilan usaha peternakan kondisi ternak harus sehat, agar hewan sehat banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satunya sanitasi kandang. Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang meliputi kebersihan kandang dan lingkungan yang bersih, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang bersih, Kesehatan ternak maupun pemiliknya terjamin. Kebersihan kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak menimbulkan lingkuan bau dan lembab. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap darah dapat bersarang dicelah-celah kandang sehingga merupakan sasaran utama dalam melakukan sanitasi. Dusun Crangah memiliki kelompok tani yang bernama Ngudi Subur. Saat ini memelihara ternak kambing. Dengan adanya kelompok tani bertujuan sebagai wadah bagi peternak unuk bersosialisasi sesama peternak dan memudahkan pemerintah untuk menjalankan program-program. Adanya permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat tani, diantaranya adalah kurangnya kebersihan



kandang ternak karena kurangnya pengetahuan petani tentang pentingnya sanitasi kandang dalam pengendalian penyakit. Hal inilah yang melatar belakangi mahasiswa untuk melakukan penyuluhan. Kegiatan ini merupakan alternatif strategis



dalam mengedukasi peternak di Dusun Crangah, Desa Hargotirto,



Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran peternak akan pentingnya sanitasi kandang untuk pengendalian penyakit pada suatu peternakan. Tujuan Penyuluhan Tujuan penyuluhan pertanian/peternakan ini adalah meningkatkan menumbuhkan pemahaman dan kesadaran peternak akan pentingnya sanitasi kandang untuk pengendalian penyakit pada suatu peternakan. Manfaat Penyuluhan 1. Manfaat Bagi Mahasiswa -



Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan bidang Peternakan.



-



Menambah pengalaman baru, yaitu pengalaman bersosialisasi kapada masyarakat.



-



Melatih mahasiswa dalam menerapkan dan mengembangkan hasilhasil penelitian dalam masyarakat.



-



Menerapkan praktik dari hasil pembelajaran teori diperkuliahan dari setiap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat sehingga dapat membantu menyelesaikannya.



2. Manfaat Bagi Kelompok Sasaran (Peternak) -



Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab operasional.



-



Mahasiswa sebagai media belajar para peternak untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam beternak.



3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi



-



Sebagai sarana promosi mengenai keberadaan Universitas Mercu Buana Yogyakarta sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.



-



Sebagai sarana pengenalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.



4. Manfaat Bagi Kemajuan Peternakan Indonesia -



Menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usaha ternak di pedesaan.



-



Penyuluhan mengubah sifat pasif dan statis menjadi peternak yang aktif dan dinamis. Peternak mampu berfikir dan berpendapat sendiri mencoba dan melaksanakan apa yang didengar dan dilihatnya.



BAB II TINJAUAN PISTAKA



Definisi Penyuluhan Pertanian Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluhan merupakan cara pendidikan non-formal bagi masyarakat, khususnya untuk para petani dan keluarganya di pedesaan dengan tujuan agar sasaran mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki usaha taninya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Pendapat Mardikanto penyuluhan merupakan sistem belajar untuk menjadi mau, tahu, dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi (Mardikanto, 1993). Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah menumbuhkan perubahan perilaku petani dan keluarganya, sehingga akan tumbuh minat untuk mengembangkan kemauan guna melaksanakan kegiatan usaha taninya agar tercapai produktivitas usaha yang tinggi. Perubahan perilaku yang ada diharapkan petani lebih terbuka dalam menerima petunjuk dan bimbingan serta lebih aktif dan dinamis dalam melaksanakan usaha taninya (Azwar,S. 2001). Menurut Kartasapoetra (1994), tujuan penyuluhan pertanian dibedakan menjadi 2 yaitu; 1. Tujuan jangka pendek, yaitu menimbulkan dan merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk tidakan petani serta merubah sifat petani yang pasif dan statis menjadi aktif dan dinamis.



2. Tujuan jangka panjang, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat tani atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin. Menurut Mardikanto (1993), tujuan penyuluhan berdasarkan tingkatannya meliputi : 1). Tujuan dasar atau tujuan akhir yang seharusnya terjadi di dalam masyarakat, yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat; 2). Tujuan umum, seperti perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan demi meningkatkan produksi dan pendapatan petani; 3). Tujuan pedoman, yaitu arah tujuan dari kegiatan penyuluhan itu sendiri. Fungsi Penyuluhan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, yang tertuang dalam BAB II Pasal 4, fungsi sistem penyuluhan pertanian meliputi: 1.



Memfasilitasi proses pembelajaran dari penyuluh kepada sasaran;



2.



Mengupayakan kemudahan akses bagi penyuluh dan sasaran terhadap sumber informasi, teknologi dan sumber daya yang ada, agar sasaran dapat mengembangkan usahanya;



3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, organisasi dan kewirausahaan bagi para penyuluh dan sasaran dan 4. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku penyuluhan. Mardikanto (1993) menyatakan bahwa, secara garis besar fungsi penyuluhan pertanian merupakan suatu kegiatan untuk menambah kesanggupan bagi para petani dalam usaha memperoleh hasilhasil yang dapat memenuhi kebutuhan, menambah pengetahuan dan ketrampilan, memperbaiki cara hidup, perubahan perilaku dan sikap yang lebih baik demi meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka. Van den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan, bahwa fungsi utama penyuluhan pertanian selain sebagai sarana alih teknologi baru dari peneliti ke petani, juga sebagai suatu proses bagi petani dalam membantu mengambil suatu



keputusan sendiri dengan menambah pilihan dan dengan cara menolong mengembangkan wawasan atau informasi mengenai konsekuensi dari masingmasing pilihan tersebut, informasi tidak hanya didapat dari agen penyuluhan namun juga dari berbagai sumber lain, termasuk pengalaman pribadi atau pengalaman mitra kerja petani tersebut. Penyuluh dan Peran Penyuluh Menurut Suhardiyono (2005), Penyuluh pertanian bertugas membantu masyarakat tani dalam usaha mereka untuk meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan produksi dan mutu hasil produksi usahatani mereka. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai antara lain : 1. Perbaikan-perbaikan teknologi yang berkaitan dengan usahatani 2. Perbaikan organisasi yang mencakup manajemen usahatani, penganggaran tabungan kelompok dan lainnya. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju (Kartasapoetra 1994). Menurut Suhardiyono (2005), seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu penyuluh mempunyai 5 (lima) peran antara lain penyuluh sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator, teknisi, dan jembatan penghubung . Para penyuluh juga berperan sebagai agen pembaharuan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan. Dengan demikian penyuluh bekerja untuk membangun keharmonisan masyarakat bagi pelaksana berbagai kegiatan proyek. Materi Penyuluhan



Mardikanto (1993) menyatakan, bahwa materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya dalam upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan. Materi atau bahan penyuluhan adalah segala bentuk pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang diajarkan atau disampaikan kepada sasaran meliputi berbagai ilmu, teknik, dan berbagai metode pengajaran yang diharapkan akan dapat mengubah perilaku, meningkatkan produktivitas, efektifitas usaha dan meningkatkan pendapatan sasaran (Isbandi, 2005). Menurut Setiana (2005), materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi baru, yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan pendapatan, memperbaiki produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan. Materi atau pesan yang ingin disampaikan dalam proses penyuluhan harus bersifat informatif, inovatif, persuasif, dan intertainment agar mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran dan mewujudkan perbaikan mutu hidup setiap individu warga masyarakat yang bersangkutan (Mardikanto,1993). Pengetahuan peternak dipengaruhi oleh pendidikan, sedangkan materi penyuluhan dapat memberikan pengetahuan kepada peternak apabila penyuluhan disesuaikan dengan karakteristik peternak (Levis, 1996). Metode Penyuluhan Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi



sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkahlangkah perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang diharapkan. Menurut Mardikanto (1993), pemilihan metode penyuluhan sebaiknya diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran, sumber daya yang tersedia dan kondisi lingkungan (termasuk waktu dan tempat) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut. Media Penyuluhan Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi penyuluhan berdasarkan jenisnya dibagi menjadi media perorangan (PPL, petugas), media forum (ceramah, diskusi), media cetak (koran, poster, leaflet, folder) dan media dengar pandang (TV, radio, film). Media penyuluhan sangat diperlukan agar penyuluh memberi manfaat sehingga penetapan bentuk penyuluhan diharapkan berdasarkan atas pertimbangan waktu, penyampaian, isi, sasaran dan pengetahuan sasaran (Levis, 1996). Penyuluhan dalam prakteknya menurut Kartasapoetra (1994), dapat dilaksanakan dengan menggunakan media penyuluhan langsung dan tidak langsung. Media penyuluhan langsung, yaitu dimana penyuluh dengan petani dapat berhadapan untuk mengadakan acara tukar pikiran yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung dan memperoleh respon langsung dari sasaran dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan media penyuluhan tidak langsung, lewat perantara orang lain, surat kabar atau media lain yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat. Media tidak langsung menurut bentuknya dapat dibagi atas : 1). Media elektronik, yaitu TV, radio, film, slide ; 2). Media cetak, berupa pamflet, leaflet, folder, brosur, placard, dan poster. Pengertian Kelompok Tani



Kelompok adalah sebuah unit yang tersusun dari dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dan menyelesaikan suatu permasalahan secara bersama sama demi mencapai tujuan yang ideal. Definisi ini menekankan bahwa kelompok tumbuh karena adanya kesamaan motivasi untuk mencapai maksud tertentu yang menimbulkan kontak-kontak antar mereka sehingga terbentuklah kelompok. Ciriciri suatu kelompok antara lain adalah : (1) adanya interaksi antar anggota yang berlangsung secara berkelanjutan; (2) adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan lainnya (3) adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai; (4) adanya struktur dalam kelompok, para anggota mengetahui adanya hubungan-hubungan antar peranan, norma tugas, hak dan kewajiban yang semuanya tumbuh di dalam kelompok itu (Winardi, 2004). Jumlah anggota kelompok tani sangat bervariasi, semakin banyak anggota kelompok makin rendah keaktifan dalam pertemuan kelompok. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani didasarkan atas prinsip dari, oleh dan untuk petani. Jumlah anggota kelompok tani 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya (Departemen Pertanian, 2007). Pemilihan kepengurusan pada tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat serta instansi terkait. Susunan kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dan masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok (Nuryanti dan Swastika, 2011). Sanitasi Kandang Sanitasi adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah dan memberantas mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan ternak. Cara sanitasi yang baik adalah suatu faktor yang penting dalam manajeman pencegahan penyakit (Mulyantini, 2010). Semua peralatan yang digunakan harus dicuci bersih agar kuman yang terdapat dalam seluruh peralatan yang di pergunakan untuk membersihkan kandang dapat mati



terbunuh. Kebersihannya harus dijaga karena kandang yang kotor dapat mengundang penyakit dan dapat merusak kesehatan ternak (Rasyaf, 2008). Sanitasi merupakan suatu usaha untuk pencegahan penyebaran bibit penyakit pada ternak sehingga dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit pada ternak (Suprijatna et al., 2008). Tujuan dari adanya kegiatan sanitasi untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit (Herlambang, 2014). Sanitasi kandang ternak adalah sanitasi yang meliputi keberhasilan kandang dan lingkungan, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang bersih, kesehatan ternak maupun pemiliknya akan terjamin. Kebersihan kandang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga lingkungan tidak bau dan lembab (Sarwono, 2012). Kebersihan kandang dan peralatan adalah mutlak dalam setiap usaha peternakan. Kandang yang kotor, peralatan yang kotor merupakan tempat yang sangat disukai oleh penyakit dan tempat sangat nyaman bagi penularan penyakit sehingga bibit penyakit dapat tumbuh dengan baik oleh karena itu pembersihan kandang sangatlah penting (Rasyaf, 2008). Pembersihan kandang dilakukan untuk mencegah adanya bibit penyakit karena sangat rawan bagi tumbuhnya bibit penyakit (Nuroso, 2010). Peralatan yang digunakan di dalam kandang harus selalu bersih. Pembersihan dilakukan terhadap tempat pakan dan tempat minum hal ini dilakukan untuk mengindari tumbuhnya bibit penyakit (Suprijatna et al, 2008). Lingkungan kandang harus bersih agar tidak ada hewan yang bersarang di sekitar kandang yang dapat menyebarkan bibit penyakit. Lingkungan kandang dibersihkan agar udara yang masuk kedalam kandang dapat bersirkulasi dengan baik karena tidak terhalang oleh rumput di sekitar kandang (Rasyaf, 2008). Lokasi di sekitar kandang harus di bersihkan dari semak-semak yang kemungkinan dijadikan sebagai tempat persembunyian hewan liar. Di khawatirkan, hewan tersebut membawa bibit penyakit (Suprijatna el al,. 2008). Kebersihan harus selalu dijaga kotoran harus selalu dibuang pada tempat yang telah disediakan, genangan air di sekitar kandang harus dijaga kebersihannya untuk menghindari



berkembangnya bakteri di dalam genangan air yang kotor dan diuayakan tidak ada lalat atau serangga lainnya yang dapat menganggu ternak di kandang. Penyemprotan obat hama dilakukan di sekitar kandang untuk membasmi hama pembawa penyakit (Fadilah,2005). Menurut Kementerian Pertanian (2012) untuk mencegahan penularan penyakit, maka pemeliharaan ternak dipedesaan harus dilakukan secara tertib dan memenuhi tata cara budidaya ternak yang baik terutama menyangkut masalah higiene dan sanitasi lingkungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu melakukan pembersihan



dan



pencucian



kandang



serta



menyediakan



desinfektan,



membersihkan lingkungan sekitar kandang, melakukan desinfeksi kandang dan peralatan serta melakukan penyemprotan insektisida terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama lainnya. Selain itu kandang ternak harus cukup luas, dibersihkan setiap hari dan didisinfeksi secara teratur ( 2 x dalam seminggu) serta memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.Kebersihan kandang ternak perlu dijaga untuk menghindari tingginyakepadatan lalat disekitar kandang. Penyakit yang Sering Menyerang Kambing Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah : cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf dan koksidiosis (Supriyana, 2019). 1. Kudis (Scabies) Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah dan menebal. Tempat yang sering diserang muka, telinga, pangkal ekor, leher, dll 



Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak sakit







Pengobatan -



Obat tradisional = Oli 1 cangkir + cuka 1 sendok makan + belerang yang sudah dihaluskan 1 sendok makan atau 4 siung bawang merah yang sudah dihaluskan, kemudian semua bahan dicampur dan oleskan 2x sehari pada kulit kambing sampai sembuh. Dapat juga



menggunakan belerang dihaluskan 3 sendok makan + 1 sendok makan minyak goreng oleskan 2x sehari sampai sembuh. -



Obat pabrikan = Suntik dengan Ivermectin secara sub cutan (dibawah kulit).



3. Cacingan Penyebab dari penyakit cacingan adalah cacing gilig, cacing pipih dan cacing pita. Tanda-tanda : kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan berkurang, kambing terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret. 



Pencegahan : Jagalah kandang tetap bersih dan kering, Buanglah kotoran, sampah dan sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat Kompos, Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan berpindah-pindah), Jangan berikan rumput yang masih berembun, Sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.







Pengobatan :



-



Obat tradisonal yaitu menggunakan daun nanas yang dikeringkan dan dihaluskan, kemudian ditimbang 300 mg untuk 1 kg berat badan kambing, dicampur air, selanjutnya diminumkan dan diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak bunting). Daun nanas segar dihilangkan durinya, ditimbang 600 mg untuk 1 kg berat badan kambing, kemudian diberikan pada kambing dan diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak bunting).



-



Obat pabrikan = menggunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap 3 bulan sekali.



4. Kembung perut (Bloat/Thympani) : Penyebab adalah gas yang timbul oleh makanan (rumput muda). Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan. 



Pencegahan : jangan diberi rumput muda.







Pengobatan : berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-urut perut kambing. Apabila ada ternak yang



sakit, harus segera dipisahkan dari kelompoknya agar yang lainnya tidak tertular. 5. Diare Penyebab adalah pakan berjamur atau terlalu muda, bakteri, virus dan protozoa. Tanda-tanda :



Kotoran encer dan warnanya hijau



terang/hijau gelap sampai hijau kekuningan; Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian; bulu-bulu sekitar dubur kotor akibat kotoran. 



Pencegahan : Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare dan  Jagalah kandang tetap bersih.







Pengobatan : Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat. Kemudian berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula dalam 2,5 liter air dingin yang sudah dimasak. Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan).



BAB III MATERI DAN METODE



Waktu dan Tempat Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan pada 25 Desember 2021 di Dusun Crangah, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Materi Penyuluhan Materi yang digunakan pada praktikum penyuluhan adalah : 1. Makalah Penggunaan makalah sebagai materi penyuluhan adalah dengan menjabarkan hal - hal yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi pengertian, jenis, dll. 2. Power point Power point digunakan untuk menyampaikan point – point penting yang akan disampaikan kepada audiens secara singkat dan jelas. Penggunaan power point juga dimaksudkan agar kegiatan penyampaian materi lebih terarah. 3. Brosur brosur ditujukan sebagai pedoman untuk diberikan kepada sasaran kelompok



ternak



guna



digunakan



sebagai



pedoman



pada



saat



mengaplikasikan materi penyuluhan dikehidupan sehari – hari. Metode Penyuluhan Metode yang digunakan adalah metode diskusi partispatif dan praktik langsung jika dimungkinkan. Apabila tidak memungkin memungkinkan dilaksanakan secara online melalui video conference (Google Meet, Zoom, dll). Pembagian tugas anggota kelompok :



Moderator



: Maria Darosta P



Pemrasasaran



: Bramastya Liliek W, Adithya, dan I Gede Khimbawa



Putra Fasilitator



: Andi Nur Ikhsan



Notulen



: Sumarno



Dokumentasi



: Ibnu Sarma



DAFTAR PUSTAKA



Adi, Isbandi Rukminto. (2005). Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. FISIP UI PRESS. Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka pelajar: Yogyakarta. Departemen Pertanian. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Subdit Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan. Erwin, 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. Jambi. http://epetani.deptan.go.id/blog/mengevaluasi-pelaksanaanpenyuluhanpertanian-erwin-sp-3843. Diakses pada 04 Oktober 2021. Fadilah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka, Jakarta. Hawkins dan Van den Ban. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Herlambang, B. 2014. Beternak Sapi Potong dan Sapi Perah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor: Bogor. Kartasapoetra, G.1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Levis, Leta Rafael. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Penerbit PT Citra Aditya Bakti: Bandung. Mardikanto,Totok. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Nuroso. 2010. Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. Penebar swadaya: Jakarta Nuryanti, Sri dan Dewa K.S Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 29 No. 20, Desember 2011, 115 – 128. Rasyaf. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Edisi ke-1. Penebar Swadaya: Jakarta.



Sarwono,B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Penebar swadaya: Jakarta Setiana,L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Penerbit ANDI. 137 hal. Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan : Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta: Erlangga. 240 hal. Suhardiyono, L. 2005. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga: Jakarta. Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya: Jakarta. Supriyana,



D. 2019. Pengendalian Penyakit pada Kambing. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81459/PengendalianPenyakit-pada-Kambing/. Diakses pada 20 Desember 2021.



Winardi, J. 2004. Motivasi Dan Permotivasian Dalam Manajemen. PT. Raja grafindo Persada: Jakarta.