Proposal PKL Pabrik Kelapa Sawit Pabatu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak kelapa sawit yang diperoleh dari



proses pengolahan daging buah kelapa sawit,perkebunan kelapa sawit menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang digunakan sebagai bahan baku oleh pabrik kelapa sawit yang menghasilkan CPO dan kernel.CPO yang di gunakan sebagai bahan baku oleh



industri



lainnya



produk



turunan



seperti



oleopangan



(Minyak



goreng,Margarin,dan Shortening) dan oleokimia (Fatty accidas, Fatty alkohol dan Glycerin). Fungsi CPO sebagai bahan baku bagi industri lainnya tentu memberikan konsekuensi perhatian yang lebihterhadap kualitas. Produksi CPO merupakan rangkaian kegiatan yang diawali dengan mengolah tandan buah segar (TBS).Untuk mendapatkan mutu CPO yang baik perlu di perhatikan mulai dari bahan baku yaitu tandan bauh segar (TBS) yang akan diolah,kemudian pengolahan TBS yang baik sesuai dengan standart dan sesuai dengan prosedur operasional juga yang akan mempengaruhi mutu atau kualitas CPO yang dihasilkan.Sebuah industri di wajibkan untuk ramah lingkungan, oleh sebab ituperlu dilakukan penanganan tehadap limbah yang dihasilkan. Pengendalian mutu merupakan aktivitas yang wajib diterapkan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagai mana yang telah direncanakan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan mutu harus dalam setiap proses pembuatan produk untuk jaminan kualitas produk itu sendiri,karena kualitas dari produk jadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan dasar dan cara penanganan selama proses produksi. Jika proses produksi berjalan dengan lancar dan tandan buah yang di olah bermutu baik, serta adanya pengawasan dan pengendalian mutu dari bahan baku.Pengendalian dan pengawasan mutu ketika proses produksi serta pengawasan dan pengendalian mutu perusahaan produk maka tujuan perusahaan yaitu laba (profit),pertumbuhan (growth) dan keberlajutan usaha (sustainable business) akan tercapai. 1



1.2



Tujuan Praktek Lapangan Kegiatan praktek lapangan di PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) unit



usaha PKS PABATU memiliki tujuan sebagai berikut :



1.2.1



Tujuan Umum



Menciptakan keterkaitan dan kesepadanan antara ilmu pengetahuan yang telah diperoleh diperguruan tinggi dengan kenyataan langsung,memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai keadaan di suatu industri dan meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa dalam mengidentifikasi dan pemecahan suatu masalah sesuai dengan bidang keahliannya dilapangan secara sistematis dan inter disiplin.



1.2.2



Tujuan Khusus



Adapun tujuan khusus dari kegiatan praktek lapangan ini adalah : a. Mempelajari proses pengolahan tandan buah sawit menjadi CPO di PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) unit usaha PKS PABATU,serta bagaimana pengawasan mutu terhadap produk yang dihasilkan dan kegiatan pengolahan limbah cair dan padat serta mengidentifikasi permasalahan yang mungkin saja muncul selama proses pengolahan tandan buah sawit menjadi CPO. b. Melatih kemampuan mahasiswa dan menganalisa,melakukan observasi dan memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dalam industri berdasarkan disiplin ilmu yang dipelajari. c. Menambah wawasan dan melatih pikiran dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa yang bersangkutan. d. Mahasiswa mampu menguasai, mengevaluasi dan mengkoreksi terhadap kemampuan sendiri. e. Mengetahui dan mengenal peralatan yang digunakan untuk melakukan proses diperusahaan tersebut.



2



1.3



Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan praktek lapangan yang diberikan perusahaan adalah :



1. Profil dari PKS UNIT PABATU PT.Perkebunan Nusantara IV. 2. Proses produksi kelapa sawit menjadi CPO dan Inti sawit serta mesin-mesin sebagai penunjang produksi. 3. Laboratorium analisis. 4. Penanganan dan pengolahan Limbah. 5. Kinerja pabrik.



1.4



Metodelogi Pelaksanaan Adapun kegiatan dari praktek lapangan menggunakan beberapa metode



sebagai berikut : a) Pengamatan lapangan. Dilakukan dengan mengamati secara langsung dan ikut terlibat dalam kegiatan dilapangan. b) Wawancara. Dilakukan dengan mengklarifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan



dengan



menanyakan



langsung



ke



pada



pihak



yang



terkait



selama



dalam



(Operator,Mandor,dan Asisten). c) Pengambilan dan analisa data primer. Diperlukan



untuk



mengetahui



perkembangan



mutu



prosespengolahan. d) Studi pustaka. Dilakukan sebagai pelengkap dan pembanding secara mencari alternatif penyelesaian masalah sesuai dengan bidang ilmu yang dikaji dan pendapat para ahli.



3



BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN



2.1 Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV. Secara kronologis riwayat PT Perkebunan Nusantara IV, dapat disajikan sebagai berikut : a.



Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi. Perusahaan-perusahaan



swasta



asing



(Belanda)



seperti



Namblodse



Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam (NV HVA) dan Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (NV RCMA) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19. b.



Tahun 1967, Tahap Regrouping I. Pada tahun 1967 sampai dengan 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan



regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat. c.



Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN)



yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX. d.



Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan. Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan



Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I sampai dengan IX (Persero). Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan 4



(Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972. e.



Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di



Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I sampai dengan XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Universitas Sumatera Utara Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV. PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) didirikan di Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2- 8332.HT.01.01. Thn. 96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera Utara c.q. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Simalungun No. 001/BH.2.15/ IX/1996 tanggal 16 September 1996 dan telah diperbaharui dengan Nomor 07/BH/0215/VIII/01 tanggal 23 Agustus 2001. Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah berdasarkan Akta No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, S.H. tanggal 26 September 2002, tentang tempat kedudukan Kantor Pusat (dari Bah Jambi Kabupaten Simalungun ke Medan) dan Universitas Sumatera Utara Modal Dasar Perusahaan (dari 425.000 lembar saham Prioritas dan 550.000 lembar Saham Biasa yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 975.000 lembar Saham). Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-20652.HT.01.04. TH.2002 tanggal 23 Oktober 2002. Pada tahun 2008 telah dilakukan perubahan 5



Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan Akta No. 11 dari Notaris Sri Ismiyati, SH tanggal 4 Agustus 2008 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-60615.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Namun dari perkembangan dan perubahan yang ada hingga saat ini, berdasarkan Keputusan Kepala BPN RI dengan Surat No.: 40/HGU/BPN RI/200 tanggal 19 April 2005, Keputusan Kepala BPN RI dengan Surat No.: 20-HGU-BPN RI-2005 tanggal 29 Mei 2007, memberikan Hak Guna Usaha kepada PTPN-IV Unit Kebun Pabatu atas areal seluas 5.754,04 ha.



Sejarah tahun ketahun hingga terbentuknya PTPN IV Kebun Pabatu adalah sebagai berikut : 



Tahun 1938 – 1942 dikuasai oleh B.O.C.M







Tahun 1943 – 1945 dikuasai oleh pemerintahan Jepang







Tahun 1958 – 1959 diorganisasi menjadi PPN Baru







Tahun 1968 – 1978 menjadi PNP VI







Tahun 1978 – 1996 menjadi PTP VI







Pada bulan Maret 1996 sesuai PP No Tahun 1996, terjadinya peleburan PTP VI, VII, VIII, menjadi PTPN IV (Persero) yang berpusat di Bah Jambi Pematang Siantar dan sekarang di Medan.



PTPN IV Unit Kebun Pabatu juga memiliki dua buah pabrik pengolahan yang terdiri dari :



2.1.1



Pabrik Kelapa Sawit (PKS)



Pabrik Kelapa Sawit Pabatu dibangun oleh Bandar Oil Company Mashcapay (BOCM) pada tahun 1940 dengan kapasitas design 30 ton TBS/jam.



2.1.2



Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS)



Pabrik Pengolahan Inti Sawit dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas 16 ton/jam dan mulai beroperasi secara komersil pada bulan Januari tahun 2000.



6



Selain kedua pabrik diatas PTPN IV Unit Kebun Pabatu juga memiliki Power plant dengan kapasitas 3 Mwatt yang berbahan baku cangkang dan tandan kosong kelapa sawit sehinggal menjadi sumber listrik.



2.2 Letak Geografi. Unit Usaha Pabatu terletak di antara Kecamatan Tebing Tinggi dan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai serta mempunyai letak geografis yang berjarak ± 7 Km dari Kota Tebing dan ± 88 Km dari Kota Medan serta ± 40 Km dari Kota Pematang Siantar. Unit Kebun Pabatu berada pada ketinggian ± 300 m di atas permukaan laut dengan topografi bergelombang. Batas-batas kebun sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Para. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Sibulan dan PTPN-IV Kebun Dolok Ilir. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Pamela dan Kebun Bandar Jambu. 5. Di tengah-tengah dan pinggir areal kebun terdapat 12 Desa/13 Kampung.



Gambar 2.2 Letak Geografi Pabatu.



7



Luas Areal PTPN-IV Unit Kebun Pabatu dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2. Luas Area PTPN IV unit Pabatu AFD



TM



TBM III



TBM II



TBM I



Lain-lain



Jumlah



I



-



74



33



252



9



368



II



1.002



-



-



-



8



1.010



III



903



-



-



-



7



910



IV



804



-



--



-



201



1.005



V



-



-



52



334



205,07



591,07



VI



781



-



-



-



63



844



VII



-



-



-



227



88



315



VIII



-



-



81



263



43



387



IX



-



-



336



4



340



1.412



626,07



5.770,07



Jumlah 3.490



74



166



Sumber : PTPN IV Unit Kebun Pabatu. Sehingga luas seluruh areal afdeling di PKS PTPN IV Unit Usaha Kebun Pabatu ialah 5.754,04 Ha. Adapun kebun atau estate dari peleburan atau penggabungan dari PTP VI menjadi PTPN IV (Persero) adalah : 1. Bah Jambi



11. Sei Kopas



21. Ajamu II



2. Marihat



12. Pabatu



22. Panai Jaya



3. Dolok Hilir



13. Adolina



24. Bah Birong Ulu



4. Laras



14. Tanah Itam Ulu



25. Bah Butong



5. Dolok Sinumbah



15. Padang Matinggi



26. Marjandi



6. Tonduhan



16. Aek Nauli



27. Toba Sari



7. Gunung Bayu



17. Tinjauan Sawit



28. Balimbigan



8. Mayang



18. Air Batu



29. Madina



9. Bukit Lima



19. Pulo Raja



30. Sosa



10. Pasir Mandoge



20. Ajamu I



31. Sawit Langkat



8



2.3 Daerah Pemasaran a.



Daerah Pemasaran dan Distribusi Pasar



Pemasaran produk merupakan salah satu bidang yang terpenting dalam perusahaan. Bidang pemasaran yang mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan sebab apabila pemasaran produk tersebut berjalan dengan lancar maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Pabrik pengolahan minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dalam memasarkan produknya tidak menangani secara langsung khususnya mencari pelanggan atau konsumen. PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai instansi khusus bagian pemasaran baik untuk kebutuhan dalam negeri (lokal) maupun ekspor. Pelaksanaan rencana penjualan atau pemasaran produk palm kernel oil PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dan produk lainnya berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Pengiriman produk dilakukan oleh pihak PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dengan memakai jasa Perumka, dan pihak ketiga dengan menggunakan mobil tangki. Pengiriman produk dengan menggunakan jasa Perumka dan mobil tangki diikat dengan surat perjanjian. Perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap jumlah dan mutu produk yang dikirim mulai dari pabrik sampai barang yang dimaksud diterima di tempat tujuan.



b.



Segmen Pasar



Suatu organisasi yang beroperasi dalam pasar selalu menyadari bahwa pada hakekatnya pelanggan dalam pasar tidak dapat dilayani secara menyeluruh. Pasar terdiri dari pasar pembeli, dan setiap pembeli berbeda dalam satu hal atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi. maupun perilaku pembeli. Hal ini dapat dilakukan memisah-misahkan pasar atau yang disebut juga dengan segmentasi pasar. pengolahan lebih lanjut. Oleh karenanya segmen pasarnya adalah industri-industri pengolahan minyak inti menjadi produk-produk jadi.



9



c.



Strategi Pemasaran



Persaingan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan pasar maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan teknologi yang digunakannya dalam menghasilkan produk. Perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.



Mutu produksi yang sesuai dengan standar minyak mentah Indonesia



2.



Melayani pelanggan dengan waktu pelayanan yang tepat



3.



Penetapan harga yang cukup bersaing disbanding dengan produk sejenis



4.



Promosi produk ke dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB).



2.4 Organisasi dan Manajemen 2.4.1



Struktur Organisasi Perusahaan.



Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing- masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Dari struktur organisasi tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan menggunakan struktur organisasi garis dan fungsional dimana masing-masing manager merupakan pimpinan tingkat paling tinggi dalam satu unit dan adanya spesialisasi setiap fungsi organisasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Struktur organisasi pada pabrik minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu ini adalah stuktur organisasi funsional. Pimpinan tertinggi dipegang oleh Kepala Unit/Manajer Unit, sebagai pimpinan tertinggi bertanggung jawab dan berwenang penuh terhadap jalannya pabrik minyak inti Pabatu ini. Struktur organisasi perusahaan pabrik minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dilihat pada Gambar 2.4.1.



10



Gambar 2.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV 11



2.4.2



Uraian Tugas dan Tanggung Jawab



Pembagian kerja dalam organisasi dilakukan menurut struktur yang telah ditetapkan, dimana setiap personil akan diberikan tugas atas dasar kualifikasi dan tanggung jawab. Dalam melaksanakan tugasnya manajer dibantu oleh beberapa staff dengan bidangnya. Adapun pendelegasian tugas dan tanggung jawab masingmasing bagian pada PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu yaitu sebagai berikut : 1.



Manajer unit



a. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma/pedoman dan intruksi dari pimpinan umum (direksi). c. Menandatangani surat-surat keluar, laporan-laporan dan kontrak d. Menelaah dan mendisposisikan surat-surat masuk untuk menyelesaian selanjutnya. e. Mengajukan permintaan barang dan uang kepada kantor direksi.



2.



Kepala Dinas Tanaman Sawit (KD. Tan. Sawit).



Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Tanaman Kelapa Sawit (KD. Tan Sawit). a. Meneliti, memberi petunjuk, dan mengawasi pelaksanaan administrasi dan laporan afdeling b. Mengkoordinir dan memberi petunjuk dan mengawasi pelaksanaan norma-norma dan instruksi atasan c. Mengkoordinir, meneliti dan mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat kebutuhan tanaman d. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan anggaran belanja afdeling dan meneliti serta mengajukannya e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efisiensi guna penekanan biaya dibidang tanaman sawit.



3.



Kepala Dinas Teknik (KDT)



a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang teknik yang meneliti dan mengawasi pembuatan laporan-laporan teknik atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat produksi lainnya 12



b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan alat-alat produksi lainnya c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya di bidang teknik d. Meneliti,



memberikan



petunjuk



dan



mengajukan



rencana



serta



perhitungan guna memelihara, rehabilitas, dan pembangunan.



4.



Kepala Dinas Pengolahan PPIS



Adapun tugas-tugas kepala dinas pengolahan PPIS yaitu: a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang pengolahan PPIS yang meneliti dan mengawasi pembuatan laporan-laporan atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan baku dan alat-alat keperluan pengolahan inti sawit b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya di bidang pengolahan inti sawit d. Meneliti dan menandatangani surat pengiriman hasil jadi.



5.



Kepala Dinas Pengolahan PKS



Adapun tugas-tugas kepala Dinas Pengolahan PKS yaitu : a. Meneliti dan menandatangani surat pengiriman hasil pengolahan b. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu hasil sepanjang masih dalam pabrik c. Mengkoordinir,



memberi



petunjuk,



dan



mengawasi



penyusunan



rancangan anggaran belanja pengolahan d. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan bahan-bahan alat pengolahan e. Mengatur dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan serta membina kerja sama yang baik dengan dinas yang lain f. Meneliti dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan serta meningkatkan efisiensi dan pengawasan pengeluaran biaya pengolahan.



13



6.



Kepala Tata Usaha



Adapun Tugas-tugas Kepala Tata Usaha yaitu: a. Membuat dan mengadministrasikan faktor-faktor penjualan lokal/ekspor hasil jadi b. Mengadministrasikan surat-surat dan mempersiapkan surat-surat keluar c. Mengkoordinasikan, membimbing dan mengawasi kelancaran dan mempersiapkan laporan manjemen dan laporan rugi laba d. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar barang-barang dan mengawasi kegiatan bidang kesejahteraan.



7.



Asisten Sumber Daya Manusia dan Umum



Adapun tugas-tugas Asisten Sumber Daya Manusia dan Umum yaitu : a. Membina hubungan kekeluargaan antara sesuatu karyawan atau perusahaan b. Memberikan Informasi perusahaan kepada instansi pemerintah/swasta c. Bertanggung jawab kepada manajer.



8.



Asisten Afdeling I, II, III, IV, V,VI, VII, VIII, IX.



Adapun Tugas-tugas Asisten Afdeling I, II, III, IV, V,VI, VII, VIII, IX. yaitu: a. Bertanggung jawab kepada kepala dinas tanaman sawit b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di afdeling c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan di afdeling d. Membimbing bawahan dan menjalankan tugas masing-masing serta memberi petunjuk.



9.



Pengamanan



Adapun Tugas-tugas Pengamanan yaitu : a. Membantu pimpinan perkebunan dalam usaha memantapkan dan menciptakan kondisi keamanan agar PTP Nusantar IV Unit Kebun Pabatu dapat melaksanakan program peningkatan produksi yang diharapkan semaksimal mungkin b. Memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu agar tercipta kondisi yang aman dan tertib. 14



2.4.3 a.



Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Jumlah Tenaga kerja



Tenaga kerja atau karyawan merupakan faktor produksi yang disebut dengan man power yang sangat mendukung keberhasilan dari suatu perusahaan atau pabrik. Tenaga kerja ini direkrut oleh PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu. Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari masingmasing karyawan tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi berjumlah 1.611 orang. Tenaga kerja di PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu terbagi dalam 2 golongan yaitu : 1.



Pegawai Staf



Pegawai staf adalah para pimpinan, kepala dinas, asisten.



2.



Pegawai Pelaksana



Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan, surat pengangkatannya dikeluarkan oleh kantor direksi PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu. Dapat diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan penilaian prestasi kerja pegawai. Jumlah tenaga kerja karyawan di setiap bagian kerja dapat dilihat pada Tabel 2.4.3.



15



Tabel 2.4.3.a Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu Karyawan AFD/BAG



Karyawan Pelaksana



Pimpinan



Total



Lk



Pr



Jlh



Lk



Pr



Jlh



I



1



-



1



47



30



77



155



II



1



-



1



124



30



154



155



II



1



-



1



105



31



136



137



IV



1



-



1



125



66



191



192



V



1



-



1



40



67



107



108



VI



1



-



1



83



46



129



130



VII



1



-



1



31



39



70



71



VIII



1



-



1



42



38



80



81



IX



1



-



1



41



34



75



76



PPIS A



2



-



3



50



3



53



55



PPIS B



-



-



19



-



19



19



PPBK



-



-



-



17



1



18



18



KDP



2



-



2



28



3



31



33



PKS



3



-



3



75



2



77



80



B. Umum



1



-



1



36



-



36



37



B. Listrik



1



-



1



10



-



10



11



B.M/Air



-



-



-



41



-



41



41



Transport



-



-



-



30



-



30



30



CD-1



1



-



1



57



22



79



80



16



Tabel 2.4.3.b Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu (Lanjutan)



AFD/BAG CD-2



Karyawan Pimpinan Lk Pr Jlh -



Karyawan Pelaksana



Total



Lk 53



Pr 1



Jlh 54



54



M. Unit



1



-



-



-



-



-



1



DinasTU



1



-



-



17



6



23



24



SDM & U



1



-



1



-



-



-



1



Dinas Tan.



2



-



2



7



3



10



12



C. Gudang



1



-



1



7



1



8



9



Pam.



1



-



1



39



-



39



40



Guru SMP



5



3



-



-



-



8



Jumlah



31



3



34



1.137



440



1.577 1.611



Sumber: PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu b.



Jam Kerja



Waktu Kerja karyawan di PPIS Pabatu di bagi 2 kelompok kerja yaitu : 1.



2.



Waktu kerja non shift (harian) Senin-jum’at



: 07.00-15.30 WIB



Sabtu



: 07.00-12.30 WIB



Istirahat



: 10.00-11.00 WIB



Minggu



: Libur



Waktu Kerja Menurut Shift Shift 1



: 06.30-18.30 WIB



Shift 2



: 18.360-0630 WIB



Khusus untuk karyawan di pabrik (karyawan produksi) waktu kerjanya menurut shift secara bergantian. Pergantian shift dilakukan setiap minggu atau per minggu .Pada pabrik Inti sawit PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu proses produksi berlangsung 24 jam setiap hari. Berdasarkan Syarat Kerja Umum (SKU), karyawan memiliki waktu kerja 7-8 jam kerja per hari dan bekerja 6 hari kerja seminggu, jadi setiap karyawan memiliki hari libur satu hari dalam satu minggu. Untuk itu dilakukan pergiliran waktu libur agar tidak terjadi kekosongan operator 17



pada setiap stasiun kerja sehingga dengan demikian proses produksi tetap berjalan dengan baik. Apabila jam kerja karyawan lebih dari 7 jam perhari, maka jam kerja berikutnya dihitung lembur.



2.4.5 a.



Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Sistem Pengupahan



Sistem pengupahan pada PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu diatur dan ditetapkan oleh dewan direksi PTP Nusantara IV. Upah atau gaji yang diberikan kepada karyawan tergantung kepada golongan dan masing-masing karyawan. Setiap karyawan memiliki : 1.



Sistem Pengupahan Karyawan Harian Tetap (KHT)



beras. Perhitungan lembur pada hari biasa atau pada waktu hari kerja normal yaitu: untuk jam pertama kali dengan 1,5. Untuk jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2. Sedangkan perhitungan lembur untuk hari minggu dan hari-hari besar yaitu : jam pertama sampai jam ketujuh dikali dengan 2, untuk jam kedelapan dikali dengan 3. Gaji total yang diterima oleh karyawan KHT adalah gaji pokok + premi lembur + tunjangan keluarga (untuk karyawan yang sudah menikah) + tunjangan kota + nilai catu beras yang sudah dikonversi ke dalam nilai rupiah.



2.



Sistem Pengupahan Pegawai Rendah Bulanan (PRB)



Karyawan PRB mendapat gaji pokok, tunjangan dan jaminan sosial. Premi lembur yang diberikan kepada karyawan PRB bervariasi berdasarkan nilai catu beras. Perhitungan lembur untuk karyawan PRB sama halnya dengan karyawan KHT. Untuk lembur pada hari kerja normal yaitu : jam pertama dikali dengan 1,5. Untuk jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2. Sedangkan untuk hari minggu dan hari-hari besar yaitu : jam pertama sampai jam ketujuh dikali dengan 2, untuk jam kedelapan dan seterusnya dikali dengan 3. Gaji total yang diterima oleh karyawan PRB adalah : gaji pokok + premi lembur + nilai catu beras + tunjangan keluarga (untuk karyawan yang sudah menikah) + tunjangan kota + tunjangan variabel. Tunjangan kota adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan karena perumahan karyawan.



18



b.



Fasilitas-Fasilitas



Dalam memnuhi kesejahtean kayawan, pabrik minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu membeikan berbagi fasilitas kepada kayawan antara lain : 1.



Perumahan



Fasilitas perumahan dibeikan perusahaan kepada kayawan staff maupun non staff dan keluarganya. Fasilitas perumahan diberikan lengkap dengan listrrik dan air. 2.



Pendidikan anak-anak



Perusahaan juga menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak karyawan untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak kayawan. Fasilitas pendidikan yang diberikan berupa : Sekolah Dasar (SD), Sekolah lanjutan menengah pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan menengah atas perusahaan tidak menyediakannya karena perumahan Pabatu dekat dengan kota Tebing inggi. Untuk tunjangan SLTA dan Perguruan Tinggi perusahaan memberikan tunjangan pemondokan.



3.



Cuti



Karyawan PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu berhak mendapatkan cuti setiap tahunnya selama 12 hari kerja untuk karyawan yang telah bekerja terus menerus selama setahun. Pengaturan cuti ditetapkan oleh dewan direksi PTPN IV Unit Kebun Pabatu.



4.



Kesehatan dan Asuransi



Semua karyawan dan anggota keluarga mereka mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan, untuk melindungi keselamatan kerja. maka semua karyawan mendapat asuransi. Perusahaan telah memberikan rujukan pada beberapa rumah sakit di kota Tebing Tinggi dan Medan untuk tempat berobat karyawan dan anggota keluarga yang masih dalam tanggungan keluarga. 5.



Tunjangan



Pensiun dilaksanakan pada karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun. Karyawan yang telah pensiun mendapat uang pensiun yang besarnya tergantung masa pengabdian dan golongan/jabatan masing-masing karyawan.



6.



Pesangon



Pesangon adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang diberhentikan bukan karena masa jabatannya berakhir tetapi karena perubahan 19



struktur pada perusahan sehingga terjadi perubahan tenaga kerja yang mengkibatkan beberapa tenaga kerja harus diberhentikan dengan hormat dalam rangka perampingan perusahaan. Pemberhentian ini juga dapat terjadi apabila ada karyawan yang telah melakukan kesalahan fatal.



7.



Tunjangan Hari Raya



Tunjangan hari raya ini dilakukan setahun sekali dan dilakukan beberapa hari sebelum hari raya. Besarnya Tunjangan Hari Raya yang diberikan sesuai dengan golongan atau jabatan karyawan tersebut.



8.



Koperasi



Koperasi didirikan perusahaan untuk membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Koperasi ini biasanya menyediakan barang-barang kebutuhan pokok seperti : Minyak goreng, gula, telur, dan lain lain dengan harga yang lebih murah dari harga umum. Selain itu pembayarannya dapat dilakukan dengan sistem cicilan.



2.5 Proses Produksi 2.5.1



Standar Mutu Produk



Mutu suatu produk adalah hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan sebab mutu produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan sebab mutu produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai standart mutu produk yang harus dicapai dalam mengolah produknya sehingga mendapatkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar atau produk yang mempunyai daya saing tinggi. Dalam mempertahankan mutu produk tersebut PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu melakukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu ini dilakukan mulai dari bahan baku (PKO) sampai produk akhir minyak inti. Pengawasan mutu ini dilakukan oleh bagian laboratorium, standar mutu produk pabrik pengolahan inti sawit (PPIS) ini adalah :



20



1.



Inti sawit (Kernel)



a. Kadar air



: 0.20 – 0.30 %



b. Asam Lemak Bebas (ALB)



: 2.0 – 3.50 %



c. Kotoran



: 0.02 – 0.03 %



2.



Norma di Kempa Inti



a. Kadar air



: 8-9 %



b. Kadar minyak



: 16- 17 %



3.



Norma di Kempa Cake



a. Kadar minyak



: 9-9,50 %



b. Kadar air



: 4- 5 %



2.5.2



Bahan-Bahan Yang Di Gunakan



1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan minyak inti sawit (CPKO) di perkebunan PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu adalah Inti Kelapa Sawit (IKS/kernel) yang hanya diperoleh dari seluruh pabrik kelapa sawit milik PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu yang berada di daerah Sumatera Utara. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produk CPKO pada kernel, faktor-faktor tersebut adalah : a. Kadar air Kadar air yang tinggi akan menyebabkan terjadinya proses hidrolisa pada minyak yang menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid). Kadar air yang baik untuk mengurangi kenaikan kadar asam lemak bebas adalah dibawah 7%. b. Inti Pecah Pada inti yang pecah akan mudah sekali terjadi proses hidrolisa yang akan menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas. Persentase inti pecah yang dapat diterima maksimum sebesar 15% Inti yang pecah dapat menaikkan kadar FFA selama penyimpanan.



21



c. Kotoran Inti sawit yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit telah banyak mengalami perpindahan tempat mulai dari pemisahan inti dari buah sampai dengan penerimaan di loading ramp dan disimpan di kernel silo. Selama perpindahan tersebut banyak kotoran-kotoran yang terikut seperti halnya cangkang, serabut kelapa sawit dengan besi-besi yang berada dalam kumpulan IKS. Kotoran ini dapat mempengaruhi mutu minyak inti ataupun ataupun dapat mempengaruhi proses produksi. Kotoran-kotoran ini sebaiknya dikurangi dengan berbagai inspeksi seperti pada bagian penerimaan dan proses pada mesin lainnya.



2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam suatu produk, untuk meningkatkan mutu produk tersebut agar lebih baik. Pada proses pengolahan inti sawit ini tidak memerlukan bahan tambahan karena memiliki proses yang sederhana.



3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Bahan penolong yang digunakan adalah uap air dimana mempunyai fungsi untuk pemurnian minyak.



22



BAB III PROSES PENGOLAHAN MINYK DAN INTI SAWIT



Proses Pengolahan TBS di PKS PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu sama pada seperti umumnya pabrik kelapa sawit lainnya. TBS yang diolah akan menjadi minyak CPO, minyak yang berasal dari daging buah dan minyak PKO yang berasal dari inti atau kernel. Sistem pengolahan dari TBS menjadi CPO dan PKO di PKS memunyai stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama meliputi : 1. Penerimaan buah 2. Perebusan (sterilizer) 3. Penebahan (threser) 4. Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser) 5. Pemurnian (clarifier) 6. Pemisahan biji dan inti



Sementara stasiun pendukung meliputi : 1. Pembangkit tenaga (power) 2. Laboratorium 3. Pengolahan air (water treatment) 4. Bengkel 5. Pengolahan air limbah



3.1 Stasiun Penerimaan TBS yang telah dipanen langsung dibawa ke PKS. TBS yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) dan ditampung sementara pada penampungan buah (loading ramp).



3.1.1



Jembatan timbang (weighting bridge).



Proses pengilahan dimulai dari penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan sistem Komputerisasi. Data dari hasil penimbangan merupakan data yang perlu 23



untuk semua fungsi manajemen (organisasi yang ada), yaitu: untuk bagian tanaman (produksi), untuk karyawan (pendapatan/upah dan premi), untuk pengangkutan (biaya pengangkut), dan untuk pengolahan. Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk serta pada saat keluar. Truk pengangkut TBS ditimbang di jembatan timbang untuk memperoleh netto dari TBS. Perhitungan netto ini dilakukan dengan mencari selisih antara bruto (berat truk ditambah TB) dan tarra (berat truk).



3.1.2



Sortasi.



Proses sortasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan TBS yang diterima dan diolah di PKS. Adapun kriteria matang panen TBS yang diterima di PKS PTPN IV Unit Pabatudapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1.2 Kriteria Matang Panen TBS PTORA Fraksi



% Brondolan Lepas



Derajat Kematangan



00



0



Sangat mentah



0



1 – 12,5



Mentah



1



12,5 – 25



Matang



2



25 – 50



Matang I



3



50 – 75



Matang II



4



75 – 100



Lewat matang I



5



Buah dalam membrondol



Lewat matang II



TBS yang diolah di PKS Pabatu berasal dari buah yang dihasilkan kebun PTPN IV sebesar 70 % dan buah dari pihak ketiga (buah rakyat) sebesar 30%. Untuk buah rakyat, berat TBS kurang dari 5 kg tidak diterima/ dikembalikan. TBS dengan fraksi 00, fraksi 0, buah sakit, sampah dan panjang tangkai > 2,5 cm akan dikenai pinalti 100 %. Dalam proses sortasi dikenal pula dua jenis dari buah sawit yaitu buah dura dan buah tenera.Buah dura memiliki ciri fisik berupa cangkang yang lebih tebal 24



namun dengan daging buah yang lebih tipis, sedangkan buah tenera memiliki cangkang yang lebih tipis namun dengan daging buah yang lebih tebal serta kandungan minyak yang lebih banyak dibandingkan buah dura.



3.1.3



Loading ramp.



Buah yang telah ditimbang dan di sortir selanjutnya akan ditampung di loading ramp untuk disortasi. Loading ramp dibuat miring dengan kemiringan 45o agar buah jatuh dengan mudah. Pintu loading ramp pada PKS ini berjumlah 14 buah. Buah yang jatuh ditampung ke dalam lori yang ada di bawah loading ramp yang selanjutnya akan diproses pada stasiun perebusan.



3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer). Lori yang telah berisi buah selanjutnya akan ditarik masuk ke rebusan dengan kapsitas lori 2,5 ton. Di PKS ini terdapat 3 tank perebusan, 2 beroperasi dan 1 sebagai cadangan. Proses perebusan memerlukan tekanan 2,8-3,0 Kg/cm2 dan temperatur ± 140°C dengan lama perebusan antara 85-90 menit serta siklus perebusan 105 menit. Sterilizer yang digunakan yaitu bejana tekan horizontal dengan kapasitas penampung lori 10 per unit.



3.3 Stasiun Penebahan (Threser). TBS berikut lori yang telah selesai pada tahap perebusan selanjutnya dikirim ke stasiun penebahan. Lori berisi TBS dituangkan ke hopper dengan bantuan hoisting crane. Threser dilengkapi dengan autofeeder yang mengumpan buah secara teratur ke dalam threser. Proses penebahan terjadi akibat tromol pada autofeeder berputar sehingga TBS di dalamnya membanting – banting dan brondolan lepas dari tandannya. Brondolan yang lepas akan keluar dari kisi – kisi penebah. Brondolan yang lepas ditampung oleh sebuah screw conveyor kemudian diangkut menggunakan fruit elevator untuk selanjutnya dikirim ke bagian pengepresan. Tandan (janjang) yang kosong keluar dari bagian belakang threser dan dibawa oleh empty bunch conveyor. Selanjutnya janjang kosong tersebut akan dikumpulkan dan dibuang ke kebun sawit sebagai mulsa atau limbah padat.



25



3.4 Stasiun Pencacahan (Digester) dan Pengepresan (Presser). Di dalam pengepresan terdapat alat pencacah (digester) yang berfungsi untuk melumatkan buah sehingga daging buah dan biji terpisah. Alat yang digunakan untuk pencacahan berupa tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan – lengan atau pisau – pisau yang terdiri dari 6 tingkat. Hasil dari pencacahan akan masuk ke pengepresan (presser) yang terletak dibawah digester. Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah unit konus (cones) berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidraulik. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui feeder screw bagi kempa yang memakainya (sebagai minyak keluar) masuk dalam main screw untuk di kempa lebih lanjut. Hasil pengempaan berupa minyak dan ampas. Ampas yang dihasilkan digunakan sebagai bahan bakar dapur dengan kandungan minyak pada ampas ≤ 4%. Minyak yang dihasilkan masuk ke dalam sand trap tank untuk dipisahkan dari kotoran – kotoran dan pasir yang masih terkandung dalam minyak.



3.5 Stasiun Penjernihan Minyak (Clarification) Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan (solid), lumpur (sludge), maupun air. Tujuan pemurnian/pembersihan minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin untuk dipasarkan. Minyak yang keluar dari screw press ditampung sebuah talang dan dialirkan ke dalam sand trap tank. Tangki ini dipakai untuk memisahkan pasir dan kotoran dari minyak kasar yang berasal dari screw press dengan cara pengendapan. Minyak dari sand trap tank dialirkan ke vibrating screen. Vibro separator memiliki vibrating screen dengan double screen yang berukuran30 – 40 mesh. Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan padatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar. Minyak ditampung di bak RO dan diteruskan ke CST. Setelah dari CST, minyak akan dtampung di oil tank dan akan dipompakan ke oil purifier untuk mengurangi kadar kotoran yang terdapat dalam minyak. Minyak yang telah bersih kemudian dipompakan ke oil drier untuk mengurangi kadar air dalam minyak. Minyak murni setelah diproses di oil drier akan disimpan di tangki timbun sebelum dijual ke masyarakat. Sludge dikirim ke sludge tank, sludge tank merupakan fase campuran yang masih mengandung minyak. Sludge diolah kembali untuk mengutip minyak 26



yang masih terkandung didalamnya dengan sludge separator. Minyak dari sludge tank dialirkan ke strainer. Didalam strainer ada brush yang berfungsi untuk membersihkan minyak dari ampas sisa yang tidak tertangkap di sludge tank. Ampas akan dibuang melalui saluran pengeluaran dan minyak akan diteruskan ke pre cleaner. Didalam pre cleaner terdapat sand cyclone yang berfungsi untuk menangkap pasir. Minyak dari pre cleaner di teruskan ke balance tank, balance tank berfungsi untuk melumatkan minyak yang dicampur dengan air. Didalam balance tank terdapat pompa yang akan menurunkan minyak ke sludge separator. Didalam sludge separator, minyak yang telah dibersihkan akan dipompakan lagi ke CST sedangkan limbahnya akan dikirim ke fit put. Jika didalam fit put masih terdapat minyak maka minyak akan dikirim ke fat pit dan akan dkembalikan ke sand trap tank yang selanjutnya akan dikirim ke oil tank dan berakhir di tangki penimbunan.



3.6 Stasiun Pemisahan Inti dan Biji Ampas presan yang terdiri dari campuran biji dan ampas dari hasil pengempaan dibawa ke alat pemisah serat dan biji dengan menggunakan cake breaker conveyor. Alat pemisah serat dan biji menggunakan depericarper, yaitu alat pemisah antara serat dan biji dimana serat dipisahkan dengan cara disedot dengan cara pneumatik, yaitu dengan menggunakan tarikan atau hisapan udara pada kolom pemisah. Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat antara dua jenis bahan yang akan dipisahkan. Bahan yang lebih ringan akan tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh ke bawah. Biji yang jatuh ke bawah akan memasuki nut polishing drum (tromol pembersih biji) untuk membersihkan sisa serabut yang masih menempel pada biji. Biji akan diteruskan masuk ke dalam nut hopper dengan bantuan destoner. Biji yang akan masuk ke dalam nut hopper dipisahkan berdasarkan ukuran fraksinya di nut grading screen. Kemudian biji akan dipecahkan dengan ripple mill, yaitu dengan cara menggiling biji dalam putaran rotor bar, sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate. Magnit berfungsi sebagai alat untuk menangkap benda – benda logam dan vibrator berfungsi mengatur biji masuk ke ripple mill agar merata dan tidak menumpuk. Campuran pemecahan terdiri atas cangkang, inti, dan biji tidak pecah untuk selanjutnya dipisahkan. Ada dua metode pemisahan inti dan cangkang, yaitu metode



27



kering dan metode basah. Metode kering menggunakan Light Tenera Dust Separator (LTDS), sedangkan cara basah menggunakan clay bath. Pemisahan inti dan cangkang menggunakan Light Tenera Dust Separator (LTDS) yang pemisahannya berdasarkan berat fraksi dengan bantuan hisapan udara dari sebuah blower. Pada LTDS-I, kraksel dipisahkan berdasarkan berat fraksi. Fraksi ringan (cangkang halus, fibre) akan terhisap ke atas dan dikirim ke silo cangkang untuk bahan bakar boiler. Fraksi medium (inti utuh/pecah dan cangkang kasar) masuk ke LTDS-II, sedangkan fraksi berat (inti utuh, biji ½ pecah, biji utuh) jatuh ke conveyor inti dan masuk ke silo inti. Fraksi medium LTDS-I yang masuk ke LTDS-II dipisahkan lagi menjadi 3 fraksi, yaitu ringan, medium dan berat seperti di LTDS-I. fraksi ringan ke silo cangkang, fraksi medium ke bak clay bath untuk dipisahkan intinya dan fraksi berat jatuh ke conveyor inti masuk ke silo inti. Pemisahan inti pada hydrocyclone terjadi karena adanya tekanan pompa sehingga terjadi gaya sentrifugal. Inti yang berat jenisnya lebih kecil naik ke bagian atas cyclone dan cangkang yang beratnya lebih besar turun ke bagian bawah cyclone serta keluar melalui bottom cone. Pemisahan inti di clay bath terjadi karena adanya perbedaan berat jenis cairan, inti dan cangkang. Air sebagai media pemisah di clay bath dicampur dengan tanah liat dapat memisahkan inti dan cangkang karena adanya perbedaan berat jenis. Inti yang telah terpisah dari cangkang dan masih mengandung air sehingga dilakukan pengeringan di silo pengering. Inti yang telah kering dikirim ke bulk silo yang berfungsi sebagai tempat penimbunan inti.



28



BAB IV PEMBAHASAN



4.1 Stasiun Penerimaan Buah 4.1.1 Jembatan timbang. Sebelum diolah dalam PKS, TBS yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penimbangan untuk ditimbang di jembatan timbang (Weight Bridge) dengan diketahui terlebih dahulu berat truk sehingga didapat berat netto TBS dan brondolannya.  bruto- tara = netto  bruto = berat truk dan TBS serta brondolannya  tara = berat truk  netto = berat TBS dan Brondolannya.



Di PKS PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu memiliki dua jenis timbangan, yaitu timbangan digital dan timbangan manual. Timbangan digital degan merk Tunas Jaya buatan Indonesia, kapasitas 60 ton, tipe AD-4329, unit 33, ID timbangan: 33.01, Com Port 1, dan Setting Port 2400 E 71 dengan sistem komputerisasi. Timbangan manual dengan merk Rep Jaya Stainless Steel Tebing Tinggi, tipe N0. 9013, kapasitas 30000 kg. Jika timbangan ditigal rusak, maka operator akan menggunakan timbangan manual untuk menimbang setiap angkutan TBS. Setiap truk yang masuk ke penimbangan membawa kelengkapan surat yang berguna untuk mengisi data-data asal buah.



Gambar 4.1.1 (a) Timbangan manual.



Gambar 4.1.1(b) Prosespenimbangan.



29



4.1.2 Sortasi buah. Buah yang masuk selanjutnya akan dibongkar di loading ramp untuk disortasi. Untuk pengiriman TBS dari pihak ketiga, maka sortasi dilakukan untuk semua truk. Sebelum dibongkar diambil sekitar 40 brondolan untuk mengetahui apakah buah termasuk jenis dura atau tenera. Untuk TBS dari pihak ketiga, buah yang ditolak adalah buah mentah (fraksi 00 dan 0), buah dura (bila komposisinya > 15%), dan buah yang bertnya lebih kurang 10 kg. Sortasi buah dilaksanakan dengan beberapa kriteria TBS : 



Bekas brondolan normal dan segar pada tandan ; − F 00 (aktif) : tidak ada (tidak membrondol) − F 0 (mentah) : membrondol 1 sd 9 − Matang







: membrondol ≥ 10



Sebagai brondolan luar sakit/parthenocarpy kriteria matang panen seperti buah normal







100% brondolan luar sakit/parthenocarpy tidak dihitung beratanya







TBS bongkong (koling/gila/batu) dikategorikan F00



Gambar 4.1.2 Penyortiran buah.



4.1.3 Loading ramp. Lantai loading ramp dibuat miring dan berkisi-kisi untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah lain yang terikut. Untuk ketahanan kisi-kisi loading ramp, bagian atas (tempat jatuhnya buah sepanjang loading ramp dilapis besi plate dengan lebar 2 m (rata-rata jatuhnya buah dari bak truck colt diesel ke kompartemen ± 1,7 m). kapasitas setiap pintu loading ramp (kompartemen) ± 15 ton TBS. Lantai loading ramp menggunakan lantai avron sebagai tempat penyimpanan TBS sementara dan sebagai tempat dilakukannya sortasi serta lantai 30



konvertment sebagai tempat menyaring kotoran seperti pasir. Pintu loading ramp sebagai pengatur buah yang masuk ke dalam lori. Pintu loading ramp digerakkan secara hidraulik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori. Loading ramp di PKS PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu mempunyai loading ramp nomor 1 berjumlah 12 pintu dan loading ramp nomor 2 berjumlah 2 pintu. Loading ramp nomor satu berjumlah 1 unit dengan merk PT. Santa Bima Nagasaki buatan Indonesia dengan kapasitas 180 ton. Loading ramp nomor 2 berjumlah 1 unit dengan merk PT. Karisma Abdi Perkasa. Loading ramp di PKS Kebun Pabatu memiliki tabung angin berjumlah 12 buah, handle valve hydraulic berjumlah 12 buah buatan Jepang, kompresor dan pemipaan berjumlah 12 unit dengan merk PUMA buatan Taiwan, elektromotor 2 buah dengan merk TECO buatan Singapura dengan 7,4 kW/Hp; 8,4 A; 380 V; 1460 rpm dan panel listrik berjumlah 1 unit dengan merk Mitsubishi buatan Jepang. TBS selanjutnya dimasukkan ke dalam lori yang ada di dalam loading ramp dan akan diproses di stasiun perebusan (sterilizer).



Gambar 4.1.3 Loading ramp.



4.1.4 Lori Lori adalah alat yang digunakan sebagai tempat tandan buah segar dari TBS untuk direbus ke dalam sterilizer. Lori didesain berlubang - lubang ±0,5 inch yang berfungsi untuk mempertinggi ventilasi uap pada buah dan penetesan air kondensat, selain itujuga mempermudah air untuk keluar masuk. Satu buah lori dapat diisi TBS/desain lori : 2,5 ton. Satu set lori berjumlah 10 lori dan sepuluh lori dapat mengangkut TBS 25 ton. TBS masuk ke lori dan lori ditarik dengan capstand untuk dimasukkan ke perebusan.



31



Gambar 4.1 4 Lori.



4.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer) 4.2.1 Alat penarik (capstand) Capstand adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer. Bolard harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindari terjadinya tali slip waktu digunakan. Bolard capstand dijalankan untuk menarik lori dengan melilitkan tali secara teratur dan tidak bertindih. Capstand di PKS berjumlah 1 unit dengan merk ALLROYD dengan kapasitas 40 ton, rasio 40 : 1 dengan tipe roll memiliki gear box 1 unit dan elektromotor bolard nomor 1 berjumlah 2 buah, dan elektromotor 1 buah dengan merk TECO buatan Singapura 10,05 kW/Hp, 16 A, 380 V, dan 965 Rpm dengan tipe AEEBUK.



Gambar 4.2.1 Alat penarik (capstand)



4.2.2 Transfer Carriage Transfer carriage merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menempatkan posisi lori sesuai pada stasiun rebusan yang akan beroperasi (bekerja). Transfer carriage di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu memiliki satu unit 32



dengan merk SAS buatan PT. SAS/Ina dengan kapasitas 7,5 ton, chain 40 m dengan merk TSUBAKI buatan Jepang dengan kapasitas 30 ton dengan tipe RF.94 R.SRW, hydraulic pump 5 unit dengan merk MANESMAN dengan tipe ZDB.6.YP142/200V, bearing roda 8 buah tipe 2309NU, panel listrik 1 unit dengan merk MITSUBISHI buatan Jepang, dan elektromotor 1 buah merk TECO buatan Singapura dengan 7,4 kW/Hp, 8,4 A, 380 V, dan 1450 rpm.



Gambar 4.2.2 Transfer carriage



4.2.3 Jaringan Rel (Rail Track). Rel merupakan jalur tempat lori bejalan, rel harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jarak rel kiri dan kanan harus tetap, yaitu sekitar 60 cm. Rel memiliki 4 jalur buatan PMTDOI dan roll antar/capstand 7 unit.



4.2.4 Rebusan (Sterilizer). Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah sawit. Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi katup pengaman (safety valve). Proses perebusan memerlukan tekanan 2,8-3,0 Kg/cm2 dan temperatur ± 140°C dengan lama perebusan antara 85-90 menit serta siklus perebusan 105 menit. Sterilizer yang digunakan yaitu bejana tekan horizontal dengan kapasitas penampung lori 10 per unit. Sterilizer yang ada dan digunakan pada PKS Pabatu ini berjumlah 3 buah. Setiap ketel rebusan memiliki 2 pintu rebusan, ketel rebusan 1 memiliki merk SAS buatan Indonesia. Setiap ketel rebusan memiliki kapasitas 25 ton. Strerilizer menggunakan 1 unit compressor merk SWAN buatan Taiwan dengan kapasitas 10 kg/cm yang memiliki elektromotor 1 unit merk TATUNG buatan Korea dengan 10,05 kW/Hp, 15,3 A, 380 V, 1445 rpm



33



dan tipe FDFC. Proses perebusan memiliki fungsi mempermudah brondolan lepas dari tandan pada waktu proses penebahan di threser dan menghentikan proses peningkatan asam lemak bebas (ALB). Ketel perebusan juga dilapisi oleh mantel yang terbuat dari alumunium dan baja paduan.



Sistem perebusan di PKS PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu adalah sistem tiga puncak (triple peak). Triple peak adalah jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan tiga puncak akibat dari tindakan pemasukan uap yang silih berganti. Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual dan otomatis.



Gambar 4.2.4.(a) Rebusan (sterilizer)



Waktu perebusan terdiri dari tiga puncak : (1) Puncak I (15 menit) − Menutup kran blow up dan membuka kran pemasukan uap (steam inlet) selama 13 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kg/cm2. − Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2. − Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua. (2) Puncak II (14 menit)



34



− Operasionalnya sama dengan puncak I, tetapi tanpa pembuangan udara. Tekanan puncak II adalah 2,5 kg/cm2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam ± 12 menit dan untuk pembuangan 2 menit. − Kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak III. (3) Puncak III (63 menit) − Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm2 selama 14 menit. − Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 40-50 menit. − Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak tiga kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kg/cm2. − Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet (blow up) sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu untuk penurunan steam ± 4 menit. − Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2, kran control steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cm2.



Gambar 4.2.4.(b) Grafik triple peak.



Spesifikasi Alat ; 1.



Jumlah lori,  PKS berkapasitas 30 ton/jam adalah 66 unit lori  PKS berkapasitas 60 ton/jam adalah 132 unit lori



2.



Diameter pipa steam inlet ≥ 8 inci



3.



Diameter pipa kondensat ≥ 4 inci. 35



4.



Diameter strainer kondensat 40 – 50 cm dengan lubang perforasi (oval) 8 – 9 mm.



5.



Ketebalan rebusan 20 mm tanpa slyt plate atau 16 mm dengan slyt plate 9-10 mm dan diganti setiap 6 tahun.



Di dalam pengawasan operasionalnya yang harus diperhatikam adalah tekanan rebusan 2,8-3,0 Kg/cm2, kandungan minyak dalam air kondensat (maksimum 0,50%), kandungan minyak dalam tandan kosong (maksimum 0,39% terhadap TBS), brondolan tidak lepas dalam tandan kosong (maksimum 0,16% terhadap TBS), dan tidak ada air kondensat yang keluar pada saat mengeluarkan buah masak.



4.2.5 Metode Pengoperasian. Jumlah rebusan yang dioperasikan untuk PKS berkapasitas 30 ton/jam adalah 2 unit dan PKS berkapsitas 60 ton/jam adalah 4 unit dengan siklus perebusan ≤ 100 menit. Perebusan dilakukan dengan tekanan uap 2,8 -3,0 Kg/cm2 dan temperatur ± 140°C. Pengaruh tekanan uap yang tidak cukup disebabkan karena: 



Jarak terlalu jauh/banyak tahanan antara BPV dan rebusan sehingga tekanan antara BPV dan rebusan > 0,2 Kg/cm2.







Banyak kebocoran steam di rebusan atau pada pipa dari BPV menuju instalasi.







Terlalu banyak pemakaian steam untuk instalasi luar.







Tekanan uap daro boiler < 19 Kg/cm2, sehingga tekanan di BPV harus diturunkan.



Adapun tujuan dari perebusana antara lain : − Menonaktifkan enzim-enzim lipase yamg merupakan biokatalisator pembentuk ALB. − Mempermudah perontokan buah dari tandan atau inti. − Melunakkan daging buah agar lumat dalam digester. − Mengurangi kadar air dalam buah sehingga memudahkan pengepresan. − Mengkoagulasi protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.



Masalah-masalah yang mungkin terjadi diproses perebusan: 36



a) Kandungan minyak dalam air kondensat yang lebih tinggi dari normal kemungkinan disebabkan kerana: − buah restan dicampur buah segar dalam satu perebusan − holding time terlalu lama − buah banyak terluka/memar akibat sering terbanting atau brondolan terlindas kendaraan − pembuangan air kondensat tidak tuntas. b) Kandungan minyak dalam tandan kosong diatas normal karena: − buah banyak yang terluka karena akibat sering terbanting atau brondolan terlindas kendaraan. − waktu perebusan atau holding time yang terlalu lama − buah terlalu banyak/menumpuk di autofeeder c) Brondolan lekat pada tandan kosong diatas normal kemungkinan akibat: − TBS belum memenuhi kriteria matang panen perebusan yang trelalu singkat − buah masak terlalu lama tidak dituang ke autofeeder, sehingga kondisinya dingin − air kondensat masih tersisa dalam perebusan − proses perebusan yang kurang sempurna d) Ada air kondensat yang keluar pada saat pintu rebusan dibuka/mengeluarkan buah masak ; − strainer kondensat tumpat atau jumlah luas penampang lubang strainer lebih kecil dibandingkan dengan luas penampang pipa kondensat − tidak dilakukan pembuangan kondensat pada saat holding time puncak ketiga − posisi blow down silencer lebih tinggi dibandingkan rebusan − diameter pipa buangan kondensat terlalu kecil dan jumlahnya terlalu sedikit e) buah terlalu lama menunggu untuk dituang ke autofeeder (maksimum 3 lori/line sebelum keluar buah masak berikutnya ; − pemakaian unit rebusan terlalu banyak (untuk kapasitas olah 30 ton/jam > 2 unit dan kapasitas 60 ton/jam > 4 unit) − stagnasi setelah instalasi rebusan f)



jumlah buah di autofeeder terlalu banyak/menumpuk − interval penuangan buah masak ke autofeeder tidak konsisten setiap 5 menit. 37



4.3 Stasiun Penebahan (Threser) Threser digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan cara buah dari pengisi otomatis masuk ke dalam drum, buah terangkat dan janjangan terbuang, sehingga buah atau brondolan lepas dari tandan melalui kisi-kisi drum. Threser di PKS Kebun Pabatu berjumlah 2 unit. Threser memliki kapasitas 30 ton TBS/jam dengan gear box merk SUMITOMO buatan Jepang, memiliki elektromotor 1 unit setiap 1 threser dengan merk YUEMA buatan Cina dengan 20 kW/Hp 30,8 A, 380 V, 1460 rpm dan tipe YUA 160L 4A. Diamater threser kapasitas 30 ton TBS/jam adalah 1,9-2,0 m, panjang 3-5 m, 23 rpm dan dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm.



Gambar 4.3.(a) Thresher



TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian penebahan buah dan dituangkan ke hopper dengan bantuan hoisting crane. Hoisting crane berjumlah 2 buah dengan merk DEMAG buatan Jerman dengan kapasitas hoisting crane 5 ton/unit. Hoisting crane memiliki elektromotor angkat 1 unit dengan 20 kW/Hp, 3,7 A, 380 V, dan 2900 rpm. Untuk elektromotor jalan 1 unit dengan 0,19 kW/Hp, 1,2 A, 380 V, dan 630 rpm. Untuk elektromotor tuang 1 unit merk TECO buatan Singapura dengan 3 kW/Hp, 3,7 A, 380 V, dan 1450 rpm dengan monorail 1 batang per hoisting crane.



38



Gambar 4.3.(b) Hoisting crane.



Threser dilengkapi dengan autofeeder berjumlah 2 buah yang mengumpan buah secara teratur ke dalam threser. Autofeeder dengan kapasitas 30 ton/unit yang memiliki elektromotor 7,5 kW/Hp, 2,5 A, 380 V, dan 1440 rpm dengan tipe TC-F dengan gear box merk SUMITOMO buatan Jepang berjumlah 1 unit per autofeeder.Dan memiliki chain 30 unit per autofeeder. Putaran autofeeder memiliki maksimal putaran 2 rpm (gear box dilengkapi dengan tipe variable speed) yang berfungsi untuk menyorong buah masuk ke dalam thresher. Proses penebahan buah terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Proses perontokan terjadi berulang-ulang sebanyak 8 kali bantingan dengan kecepatan putaran 23 rpm. Brondolan yang keluar dari bagian bawah threser ditampung oleh sebuah bottom fruit conveyor dan diangkat dengan fruit elevator.



Gambar 4.3.(c). Autofeeder.



39



Fruit conveyor pada umumnya terdiri dari:  Conveyor buah yang ada di bawah penebah (bottom fruit conveyor) dipakai untuk menghantar buah dari penebah ke conveyor silang (bottom cross fruit conveyor).  Conveyor buah silang bawah membawa buah ke timba buah.  Conveyor buah silang atas (top cross fruit conveyor) pada bagian atas timba buah dipakai untuk menerima buah dari timba buah dan menghantarkan ke conveyor pembagi (distributing conveyor).  Conveyor pembagi dipakai untuk menghantar dan membagi buah ke dalam ketel adukan (digester).  Conveyor ulang (recycling conveyor) dipakai untuk menghantar buah yang lebih dari ketel adukan kembali ke timba buah.



Timba buah (fruit elevator) adalah alat untuk mengangkut



buah atau



berondolan dari conveyor silang bawah ke conveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke conveyor pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.



Gambar 4.3.(d) Fruit elevator



Tandan kosong dari threser akan dibawa oleh empty bunch conveyor dengan gear box 1 unit dan elektromotor 1 unit per empty bunch conveyor dengan 10,05 kW/Hp, 13 A, 380 V, dan 710 rpm. Empty bunch conveyor berjumlah 4 unit, tandan kosong akan dibawa ke bottom hoper berjumlah 7 pintu dengan elektromotor 5,5 kW/Hp 11,4 A, 380 V, dan 1450 rpm.



40



4.4 Stasiun Pencacahan (Digester) Dan Pengempaan (Presser) 4.4.1 Pencacah (Digester). Ketel adukan (digester) adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji yang berupa tangki vertikal yang dilengkapi



dengan



lengan-lengan atau pisau-pisau pencacah di bagian dalamnya dan melumatkannya. Pisau pencacah terdiri dari 6 tingkat pisau (5 tingkat pisau pencacah dan 1 tingkat pisau lempar yang berada paling bawah). Panjang pisau 12 mm dari dinding digester. Umur teknis pisau aduk/lempar adalah 4000 jam. Volume digester 3,2-3,5 m3 untuk kapasitas presan 10-12 ton TBS/jam. Dipasang bottom wearing plate dengan ketebalan 9 mm (berperforasi). Jumlah lobang pada bottom wearing plate 1200 buah dengan diameter 5 mm atau 1800 buah dengan diameter 4 mm. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas sekitar 90-95°C. Waktu pelumatan (retention dalam digester) adalah 20-25 menit. Norma lossis dalam fibre ≤ 3,90% terhadap contoh. Norma lossis minyak pada biji ≤ 0,8% terhadap contoh. Pada pabrik ini terdapat 4 digester. Permasalahan yang sering terjadi, yaitu: − Banyak biji yang berekor (masih banyak serat lekat pada biji). Volume isian digester ≤ 3/4 kemungkinan disebabkan karena siklus perebusan terlalu lama akibat tekanan rebusan ≤ 2,8 kg/cm2, stagnasi pada instalasi sebelum digester, kapasitas rebusan ≤ 90% terhadapa kapasitas terpasang, timba-timba buah tidak lengkap, interval pembuangan buah masak ke autofeeder> 5. − Aliran minyak dari bottom plate tidak lancar kemungkinan disebabkan lubang perforasi bottom wearing plate tumpat (akibat pembersihan tidak dilakukan setiap minggu), jumlah lubang perforasi terlalu sedikit (< 1200 buah diameter 5 mm atau < 1800 buah diameter 4 mm), kran drain dalam kondisi rusak. − Keausan pisau digester (jarak ujung pisau ke dinding digester masih > 1,5 cm) kemungkinan disebabkan umur teknis pisau sudah terlampaui (> 4000 jam). − Keausan worm screw (jarak ulir dengan silinder press > 7 mm) kemungkinan disebabakan umur teknis worm screw sudah melampaui > 600 jam. − Bila lossis minyak dalam fibre melebihi norma kemungkinan penyebabnya karena proses perebusan tidak sempurna (temperatur adukan < 95°C, isian digester < 3/4 bagian, pisau aduk aus, tekanan presan < 40 bar.



41



− Biji pecah diatas norma kemungkinan penyebabnya adalah buah belum memenuhi kriteria matang panen (buah kahir/mentah), perebusan terlalu lama, tekanan presan < 50 bar. − Bila kadar minyak pada biji > 0,8% terhadap contoh karena proses perebusan kurang sempurna sehingga .



Gambar 4.4.1 Digester.



4.4.2 Screw Press. Screw Press dipakai untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp) dengan tekanan hidraulik 50-60 Kg/cm2 dan putaran pressan 9-10 rpm. Kapasitas pengempaan adalah 10-12 ton TBS/jam. Presser di PKS ini dengan merk SEW EURODRIVE tipe M3PSE50P, dengan daya 30 kW. Untuk elektromotor presser memiliki merk TECO dengan tipe AEEBKB040040FMB, 4 pole , kW 30, 60 Hz, 1470 rpm,



53,8 A, 380-475 V dan HP 40. Alat ini terdiri dari sebuah silinder



(press cylinder) yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah unit konus (cones) berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidraulik. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui feeder screw bagi kempa yang memakainya (sebagai minyak keluar) masuk dalam main screw untuk di kempa lebih lanjut. Umur teknis main screw adalah 600 jam dan silinder press 2000 jam. Jarak ulir screw dengan silinder press ± 2 mm. Hasil pengempaan berupa minyak dan ampas. Ampas yang dihasilkan digunakan sebagai bahan bakar dapur dengan kandungan minyak pada ampas ≤ 4%. Minyak yang dihasilkan masuk ke dalam sand trap tank untuk dipisahkan dari kotoran-kotoran dan pasir yang masih terkandung dalam minyak.



42



Gambar 4.4.2 Screwpresser.



4.5 Stasiun Penjernihan Minyak (Clarification) Stasiun ini merupakan tempat pemurnian minyak dari proses sebelumnya (pressing) yang bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah dan biji (kernel). Dimana minyak kasar yang diekstraksi dari daging buah sawit dengan proses pressing mengandung sejumlah air dan kotoran berupa partikelpartikel dari tempurung dan serabut buah sawit.



Gambar 4.5 Stasiun penjernihan minyak (clarification).



4.5.1 Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir). Minyak yang keluar dari screw press ditampung sebuah talang dan dialirkan ke dalam sand trap tank. Tangki ini dipakai untuk memisahkan pasir dan kotoran dari minyak kasar yang berasal dari screw press dengan cara pengendapan. Pengendapan butir-butir pasir dan kotoran disebabkan adanya perbedaan berat jenis antara minyak dan kotoran. Minyak kasar (crude oil) dengan berat jenis yang lebih kecil akan naik ke atas sedangkan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar akan turun mengendap yang selanjutnya akan dikeluarkan. Untuk pengendapan pasir, cairan 43



minyak kasar diinjeksikan uap (steam) yang cukup panas dengan suhu 95115°C. Sand trap tank dilakukan spui setiap 4 jam pada saat pengoperasian dan dilakukan spui setiap pagi sebelum pengolahan.



Gambar 4.5.1 Sand Trap Tank.



4.5.2 Vibro separator. Minyak dari sand trap tank dialirkan ke vibrating screen. Vibro separator berjumlah 2 buah dengan merk SWCO dengan tipe XS60 dengan elektromotor 7,5 kW/Hp, 12 A, 380 V, dan 1450 rpm. Vibro separator memiliki vibrating screen dengan double screen yang berukuran 30-40 mesh. Vibrating screen berfungsi untuk mmisahkan padatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar. Temperatur yang harus dicapai dalam proses ini adalah 90°C. ampas yang tersaring selanjutnya dibawa naik oleh konveyor masuk ke digester untuk kembali di olah.



Gambar 4.5.2 Vibro separator.



4.5.3 CST (Continuous settling Tank). Minyak yang telah disaring oleh vibro separator kemudian dipompa ke CST. CST berfungsi sebagai alat pemisah pertama minyak dengan sludge dengan cara pengendapan. CST berjumlah 2 unit dengan elektromotor 1 unit per CST dengan 3 kW/Hp, 3,1 A, 380 V, dan 1500 rpm. Setiap CST memiliki 1 buah gear box. CST 44



dilengkapi dengan agitator (3 buah pisau pengaduk) dengan kecepatan berputar 3-4 rpm. Kapasitas CST 90 ton untuk PKS TBS/jam dan suhu pada CST sebesar 9598°C. Pemanasan awal dengan steam injeksi dan selanjutnya dengan steam coil, diusahakan cairan tidak bergejolak. Ketebalan minyak pengutipan/akhir olah minimal 30 cm. Setelah melakukan pencucian CST diisi dengan air panas hingga ¾ volume. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan. Hasil akhir dari CST adalah minyak murni dan lumpu yang selanjutnya dialirkan ke oil tank dan sludge tank.



Gambar 4.5.3 CST (Continuous settling Tank).



4.5.4 Oil tank. Berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari tangki pemisah yang kemudian dipanaskan ditangki sebelum diolah. Oil tank berjumlah 2 unit dengan merk CV. BELCOM. Oil tank memiliki kapasitas 30 ton/jam adalah 10 m3 dan untuk kapasitas 60 ton/jam adalah 20 m3. Suhu oil tank ≥ 95°C.



Gambar 4.5.4 Oil tank.



45



4.5.5 Oil purifier. Berfungsi untuk menangkap lumpur yang terendap pada minyak. Oil purifier dioperasikan jika oil tank telah terisi minimal setengah dari volume tangki. Oil purifier membilas tiap dua jam sekali. Alat ini harus memilik temperatur minyak mencapai 90-95°C. Oil purifier berjumlah 3 unit dengan merk WESTLAKE, 15 kW/Hp, 20 A, 380 V, 1450 rpm. Setiap oil purifier memiliki satu eletromotor pada purifier dengan merk SPT tipe PRR350-PO, dan no. pembuatan 3502011010.



Gambar 4.5.5 Oil purifier.



4.5.6 Oil Dryer. Berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan sistem penguapan hampa berkisar 0.8-1 Kg/cm2. Biasanya minyak normal mengandung air sebesar 0,15%. Minyak dipompakan ke dalam tabung melalui pemercik atau nozzle sehingga pengeringan minyak mudah dilakukan, dimana uap air dari tabung terhisap oleh steam injector dan kemudian dibuang ke atmosfer. Elektromotor pada vacum dryer memiliki merk electric motor dengan tipe EM160M4, 11 KW, 380-660 V, 2.2-12.8 A, 15 HP, 1460 rpm dengan berat 118 kg, 4 pole, 50 Hz, IP 55 dan Ph 3.



Gambar 4.5.6 Vacuum dryer. 46



4.5.7 Oil Transfer Tank. Oil transfer tank berjumlah 1 unit yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak dari hasil pengolahan sebelum dikirim ke tangki penimbunan. Storage tank memiliki temperatur 45-50°C. Oil transfer tank dengan type KSSE 3, model SEEK 58.



Gambar 4.5.7 Oil transfer tank.



4.5.8 Storage Tank (Tangki Penimbun Minyak Sawit). Tangki timbun adalah suatu alat atau tempat yang berfungsi untuk menampung produksi minyak hasil olahan pabrik (dan mempertahankan mutu) sebelum dikirim ke pembeli. Pada tangki timbunan, minyak disimpan dengan menjaga temperatur dengan cara pemanasan oleh steam dengan memakai coil pemanas, untuk menjaga agar ALB minyak tidak naik. Jumlah tangki timbun ada tiga buah dengan merk STORK dengan kapasitas tangki I 1500 ton, tangki II 1000 ton, dan tangki III 1000 ton dan memiliki pompa pengiriman minyak berjumlah 3 unit dengan kapasitas 3040 ton/jam per unit dengan merk IMO dan setiap pompa pengiriman memiliki 1 elektromotor merk ASEA 15 kW/Hp, 23 A, 380 V, dan 1500 rpm tipe elektrik. Standar mutu minyak di tangki timbun adalah ALB < 5%, kadar air ≤ 0,15 %, dan kadar kotoran ≤ 0,02 %. Rendemen minyak CPO di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu antara 24,5-25 %.



47



Gambar 4.5.8 Storage tank.



4.5.9 Sludge tank. Sludge tank berjumlah 2 unit yang berfungsi menampung sludge dari hasil pemisahan yang mengandung minyak sekitar 7-9%. Sludge tank memiliki tipe cylinder. Sludge yang berada dalam sludge tank diberi steam dengan menggunakan pipa spiral uap dengan suhu tangki 95-115°C. Sludge tank memiliki kapasitas 30 ton/jam adalah 17,5 m3 dan untuk kapasitas 60 ton/jam adalah 35 m3. Di PKS PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu terdapat dua sludge tank.



Gambar 4.5.9 Sludge tank.



4.5.10 Pre Cleaner. Cairan yang keluar dari brush strainer masih mengandung pasir. Untuk membuang pasir itu digunakan sludge pre cleaner. Bagian atas alat ini berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk konus. Dibawah konus terdapat tabung pengendap pasir (sand cyclone). Sand cyclone pada PKS Pabatu berjumlah 2 unit (1 unit beroperasi dan 1 unit cadangan untuk PKS 30 ton/jam). Sand cyclone akan 48



membuang pasir ketika katup sand cyclone dibuka setiap 30 menit. Proses yang terjadi dalam alat ini memakai prinsip pemisahan gaya sentrifugal. Setelah itu minyak dipompakan ke Balance Tank. Pre cleaner memiliki merk SMSS dengan air compressor setiap pre cleaner 2 kW/Hp, 50 A, dan 380 V. model KP-75, tipe Double acting dengan tekanan maksimal 8 bar. Pompa yang digunakan pada pre cleaner ialah dengan merk STARKE, model TA110-100L, dengan daya 2 HP tekanan 8 bar, kapasitas udara 0.36 m3/min, tahun pembuatan 2010. Kapasitas tangki 100 L. untuk elektromotor memiliki tipe Y100L, 220/380 V, 8.7 A, 2 HP, 2.2 KW, 1430 rpm dan 50 Hz.



Gambar 4.5.10 Pre cleaner.



4.5.11 Strainer. Minyak dari unit 2 sludge tank masuk ke strainer. Didalam strainer terdapat brush yang berfungsi untuk membersihkan minyak dari kotoran-kotoran (berupa serat-serat) sisa yang tidak tertangkap oleh sludge tank. Setiap 2 jam saluran pembuangan kotoran strainer harus dibuka untuk mengeluarkan kotoran. Strainer dicuci setiap 6 jam. Minyak dari strainer dipompa ke pre cleaner. Strainer memiliki merk KEWPUMP, tipe KS SE2, model SEN 50.



Gambar 4.5.11 Strainer.



49



4.5.12 Balance tank berfungsi untuk melumatkan minyak yang dicampur dengan air. Didalam Balance Tank terdapat pompa yang akan menurunkan minyak ke sludge separator. Balance tank berjumlah 1 unit dengan kapasitas 2 ton dengan tipe silinder vertikal.



Gambar 4.5.12 Balance tank.



4.5.13 Sludge Separator. Cairan sludge yang telah melalui balance tank dialirkan kedalam sludge separator untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudusudu (paring disc) ditambung di fat pit sebelum dipompakan ke ruang pertama tangki pemisah (Continuous Settling Tank). Cairan dan sludge yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Sludge separator berjumlah 4 unit dengan merk ALVALAVAL tipe PASX 410 T-74 G dan memiliki elektromotor 1 unit per sludge separator dengan 25 kW/Hp, 34,5 A, 380 V, dan 1470 rpm. Suhu sludge dijaga 95- 98°C. Pencucian pada sludge separator dilakukan setiap 6 jam. Kapasitas olah sludge separator 10 ton TBS/jam dengan kadar minyak dalam sludge buang ≤ 0,60 %. Minyak dari sludge separator akan dikirim ke Continuous Settling Tank menggunakan pompa dengan merk SPT, type SPT 410, berat 1040 kg, 121 rpm, bowl no 200042.



50



Gambar 4.5.13 Sludge separator.



4.5.14 Fat Pit. Minyak hasil penyerpihan dari sludge tank, minyak tumpahan -tumpahan dan dari bekas cucian di stasiun klarifikasi ditampung di bak-bak penampung. Minyak hasil kumpulan tersebut dipanasi dengan sistem injeksi, minyak yang berat jenisnya lebih rendah akan berada di bagian atas dan dikirim ke Bak RO. Minyak hasil pemisahan dikirim kembali ke pabrik untuk diproses, sedangkan cairan sludge dialirkan ke bak limbah.



4.6 Stasiun Pemisahan Biji dan Inti 4.6.1 Cake Breaker Conveyor. Cake Breaker Conveyor memiliki tipe PD 2090/MP/20/02-254 yang berfungsi sebagai alat yang membawa atau menghantarkan ampas kempa yang berupa serat dan biji (sekaligus mengeringkannya) dari pressan ke depericarper. CBC bekerja dengan putaran 55 rpm yang dilengkapi dengan screw blade untuk memecahkan cake. CBC memiliki kapasitas 18,5 kW, 50 Hz, 380 V, dan 1500 rpm dan memiliki 1 unit gear box tipe BREVINI. CBC memiliki panjang minimal 24 m dan lebar 70 cm.



Gambar 4.6.1 Cake Bake Conveyor.



51



4.6.2 Depericarper. Depericarper berjumlah 1 unit yang terdiri dari separating column (kolom pemisah), drum pemolis (polishing drum) dan fibre cyclone yang dilengkapi fan (blower).  Separating column adalah alat untuk mengatur kecepatan udara dan tekanan statis yang dibutuhkan dengan sistem isapan blower untuk memisahkan ampas dan biji berdasarkan perbedaan berat jenis.  Fibre cyclone dan blower depericarper adalah alat yang berbentuk cyclone tempat mengisap atau menampung fibre yang terpisah dari biji akibat isapan blower di separating column. Fibre cyclone berjumlah 1 buah dengan 1 buah elektromotor dan 1 buah fibre cyclone air lock.  Polishing



drum



adalah



tromol



berputar



yang



berfungsi



untuk



memolish/membersihkan sisa – sisa serabut yang masih lengket pada permukaan biji. Drum berputar dengan kecepatan 24 – 25 rpm. Polishing drum memiliki merk SEW dengan type A F, 4 pole, 380/660 volt, 1460 Rpm, 10 HP, 7,5 Kw, 50 Hz, dan dengan berat 84 kg.



Gambar 4.6.2 Depericarper.



4.6.3 Destoner. Destoner adalah untuk menaikkan/mengangkat biji dengan sistem isap masuk ke dalam nut hopper (silo biji), berfungsi untuk pemisah batu-batuan, besi dan biji dura yang dilengkapi dengan air lock (pengunci udara).



52



Gambar 4.6.3 Destone.



4.6.4 Nut grading screen. Nut grading screen adalah alat yang berbentuk tromol untuk memisahkan dan membagi biji yang berasal dari destoner sesuai dengan ukuran fraksinya. Nut grading screen memiliki kecepatan perputaran tromol sebesar 27-28 rpm.



Gambar 33.Nut grading screen.



4.6.5 Nut hopper (Silo Biji). Nut hopper adalah tempat penampungan biji sebelum dipecah di ripple mill/cracker. Nut hopper memiliki elektromotor dengan merk Eriez dengan 15 kW/Hp, 3,9 A, 380 V, dan 1450 rpm. Pada pabrik ini ada 2 nut hopper, nut hopper 1 berfungsi unuk menampung biji yang kecil, nut hopper 2 berfungsi untuk menampung buji yang besar.



53



Gambar 4.6.5 .Nut hopper.



4.6.6 Ripple Mill. Ripple mill adalah alat untuk memecahkan biji (nut) dengan cara digiling dalam putaran rotor bar, sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate dengan putaran 2600-2800 rpm. Magnit berfungsi sebagai alat untuk menangkap benda – benda logam dan vibrator berfungsi untuk mengatur biji masuk ke ripple mill agar merata dan tidak menumpuk. Umur teknis rotor bar dan ripple plate adalah 1200 – 1500 jam. Ripple Mill memiliki merk Hendra Jaya dengan kapasitas 6 ton biji/jam dan elektromotor dengan merk TECO buatan Inggris dengan 15 kW/Hp, 21,5 A, 380 V, dan 1450 rpm.



Gambar 4.6.6 Ripple mill.



4.6.7 Conveyor. Conveyor adalah alat pembawa atau penghantar massa dari suatu instalasi ke instalasi berikutnya yang berbentuk ularan.



54



4.6.8 Elevator. Elevator adalah alat untuk memindahkan massa dari suatu instalasi ke instalasi berikutnya yang berbentuk timba-timba. Mempunyai kecepatan 18 m/menit, dan ketinggian elevator 12- 14 m. 4.6.9 Light Tenera Dust Separator (LTDS I – II) LTDS adalah alat pemisah inti dan cangkang dalam kraksel dengan sistem kering. LTDS



I berfungsi untuk memisahkan inti dengan cangkang, cangkang



masuk ke shell bin. LTDS II berfungsi untuk memisahkan inti dengan cangkang, inti masuk ke kernel drier, cangkang masuk ke shell bin dan yang mengambang masuk ke hydrocyclone. LTDS I dan II masing-masing memiliki 1 buah blower dengan elektromotor 1 buah dengan 25 kW/Hp, 380 V, dan 1450 rpm. LTDS memiliki 1 buah cyclone dan 1 buah air lock dengan elektromotor 1,5 kW/Hp, 380 V, dan 1435 rpm.



Gambar 4.6.9 LTDS I-II.



4.6.10 Hydrocyclone. Hydrocyclone adalah alat pemisah inti dan cangkang dalam kraksel dari LTDS – II dengan media air. Pompa hydrocyclone dilengkapi dengan manometer inti dan cangkang. Bak air penampung cracked mixture (separating tank) terdiri dari dua sekat yang masing-masing dilengkapi dengan 2 unit pompa, 2 buah cyclone yang dilengkapi vortex finder dan cones. Diameter cones inti 60 – 70 mm, dan cones cangkang 50-55 mm. Umur teknis cones inti dan cangkang adalah 1000 jam.



55



Gambar 4.6.10 Hydrocyclone.



4.6.11 Clay Bath. Clay Bath adalah suatu alat berbentuk bak untuk pemisah inti dan cangkang dalam kraksel dengan menggunakan larutan tanah liat/kaolin. Clay bath memiliki pompa untuk membuat sirkulasi dlam larutan sehingga berat jenis larutan merata dan vibrating screen yang berfungsi untuk meniriskan air yang terikut inti yang keluar dari clay bath.



4.6.12 Silo Inti atau Kernel Dryer. Silo inti atau kernel dryer adalah suatu tempat penampung dan pengeringan inti yang berasal dari LTDS maupun hydrocyclone/clay bath dengan tujuan menurunkan kadar air. Kernel dryer berjumlah 4 buah, masing – masing kernel dryer dilengkapi dengan kernel dryer fan dengan elektromotor 15 kW/Hp, 26 A, 380 V, dan 1500 rpm, kernel dryer shaking grade dengan elektromotor 0,37 kW/Hp, 14 A, 380 V, an 1370 rpm, dan 1 buah gear box serta 1 buah heating element.



Gambar 4.6.12..Kernel dryer.



56



4.6.13 Blower winnowing. Blower winnowing adalah alat untuk memisahkan inti kering dari sampah dan cangkang halus yang keluar dari silo inti.



4.6.14 Kernel silo. Kernel silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti yang diproduksi. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas dari steam heater. Udara dipanaskandengan steam, kemudian oleh blower dihembuskan ke dalam silo. Temperature dalam kernel silo terbagi dalam 3 tingkatan yaitu bagian atas 80 oC, bagian tengah 70 oC, dan bagian bawah 60 oC. PKS Unit pabatu menggunakan 4 buah kernel silo dengan kapasitas masing-masing 19 ton inti sawit.



Gambar 4.6.14 Kernel Silo.



Pengeringan dilakukan di dalam kernel silo selama 5 – 8 jam. Kadar air inti yang terlalu rendah dapat menyebabkan inti berubah warna. Sebaliknya, jika inti kurang kering menyebabkan inti akan berjamur, kadar ALB dalam minyak inti tinggi dan kadar minyak yang diperoleh lebih rendah.



4.6.15 Banker kernel. Banker kernel berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Banker kernel berada dalam keadaan terbuka agar inti tidak berada dalam keadaan lembab. Inti dari kernel silo diangkut ke Banker kernel menggunakan kernel transport fan. Gudang inti PKS Unit Pabatu berkapasitas 500 ton.



57



Gambar 4.6.15 Banker kernel.



4.5.16 Boiler (Ketel uap). Boiler berfungsi untuk menghasilkan steam, baik untuk keperluan pembangkit listrik maupun untuk memenuhi kebutuhan steam proses. Boiler yang digunakan di PKS Unit Pabatu berjenis boiler pipa air atau water tube boiler. Temperature adalah panas yang dihasilkan Steam Boiler. Kapasitas boiler di PKS Unit Pabatu adalah 25 Ton uap /jam. Terdiri dari : a.



Ruang pertama berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Panas di ruang bakar pertama diterima pipa air dari upper drum menuju header.



b.



Ruang kedua berfungsi untuk menampung gas panas hasil pembakaran. Panas di ruang kedua diterima pipa air upper drum sampai lower drum.



c.



Upper drum, berfungsi sebagai tempat pengumpulan uap. Dilengkapi sekat penahan butir uap untuk mencegah air terbawa uap.



d.



Lower drum, berfungsi sebagai tempat pemanasan air didalamnya dilengkapi plat pengumpul endapan, untuk memudahkan pada saat blowdown.



e.



Pipa-pipa air, berfungsi untuk mengoptimalkan pemanasan/perebusan air.



f.



Pipa superheater, uap yang dihasilkan dan tertampung di upper drum belum dapat digunakan untuk menggerakkan turbin. Hal ini disebabkan uap masih berupah wet steam (uap basah yang mengandung titik-titik air),oleh karena itulah untuk membuat uap benar-benar kering atau menjadi superheated steam maka uap kembali dipanaskan di pipa superheater, hingga mencapai suhu 260280oC. Pipa super heater berada diruang bakar kedua dengan memanfaatkan panas dari ruang bakar pertama.



g.



Dust Collector, pembuangan abu berbentuk kerucut mirip siklon, fungsi untuk menangkap abu hasil pembakaran agar tidak keluar kelingkungan. Pembuangan 58



abu dilengkapi dengan damper untuk mengatur pengeluaran abu secara otomatis. h.



Pembuangan gas, gas hasil pembakaran setelah terpisahkan abunya, akan dihisap oleh Induced Draft Fan ( IDF) untuk dikeluarkan melalui cerobong/chimney.



i.



Safety Device, Pada boiler ada beberapa Safety Device, antara lain:  Safety Valve, berfungsi untuk mengeluarkan Steam pada saat over pressure (22,6 barg) sehingga tidak terjadi ledakan.  Sight Glass, berfungsi untuk memonitor level air pada upper drum.  Blowdown valve, untuk mengatur pengeluaran air lower drum.  Manometer ( pressure Gauge ) dan termometer, untuk mengontrol tekanan dan temperatur.



PKS Unit Pabatu memiliki 3 buah boiler dengan spesifikasi: a. Boiler 1 Merk



: Mechmar ( Sudah Usang ).



Kapasitas



: 25 ton/jam



Tahun instalasi



: 2005



b. Boiler 2 Merk



:TAKUMA



Kapasitas



: 25 ton/jam



Tahun Instalasi



: 2008



c. Boiler 3 Merk



: TAKUMA



Kapasitas



: 25 ton/jam



Tahun Instalasi



: 2012



Gambar 4.6.16(a) Ketel uap. 59



a. Persiapan Pengoperasian Boiler. 1. Periksa kebersihan ruang dapur & Boiler Proper Periksa kondisi Rooster, coba dioperasikan Dumping Grate. 2. Periksa persediaan air dalam Feed Water tank. 3. Periksa pemasangan kerangan – kerangan. 4. Periksa panel & Instrument Panel ( Terutama System Cutt Off & Interlock ). 5. Periksa jumlah persediaan bahan bakar. 6. Periksa Level air dalam Boiler melalui gelas penduga. 7. Beri Minyak pelumas pada semua peralatan yang bergerak & berputar. 8. Periksa Parameter tekanan pada Superheater & UpperDrum. 10. Periksa Thermometer pada Superheater & Gas bekas. 11. Periksa alat kontrol tekanan ruang dapur ( Panel& Draft Control ). 12. Buka Damper ID Fan 100 %. 13. Buka Valve Air Vent pada Drum & Superheater 100 %. 14. Buka kerangan Blow Down pada Super Heater Header 100 %. 15. Buka Starting Valve 100 %. 16. Masukan bahan bakar diatas rangka bakar hingga merata. 17. Boiler siap untuk dilakukan pengapian ( Fire – Up )



b. Pengawasan Boiler Takuma (25 ton/jam) 1.



Setiap 45 menit membuang abu Ex Dust Collector dan Dust Hopper.



2.



mengamati ruang abu ( dibawah rangka bakar ).



3.



Periksa Water Level Gelas penduga ( Spui ).



4.



Setiap 4 jam lakukan Soot Blowing sesuai petunjuk, menarik/buang abu dari atas Roster.



60



Gambar 4.6.16(b) Kontruksi ketel uap.



61



BAB V STASIUN PENDUKUNG Selain stasiun utama sebagai inti proses pengolahan, sebuah PKS memerlukan stasiun pendukung demi kelancaran operasional. Stasiun pendukung terdiri dari stasiun pengolahan air, bengkel dan laboratorium.



5.1 Laboratorium Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendalian terhadap proses dan kualitas yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Hasilhasil analisa laboratorium digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan proses produksi. Analisa yang dilakukan di laboratorium meliputi halhal berikut : − Analisa TBS ( % JJK/TBS, % buah dan sampah/TBS, serta kehilangan dalam rebusan / TBS ). − Analisa kehilangan minyak dalam janjang kosong (%) − Analisa ampas press ( % biji terhadap ampas, % minyak dalam fiber, % biji pecah serta kadar air dan minyak dalam biji ). − Analisa fibre cyclone ( % kernel pecah, % kernel utuh, dan % total kehilangan kernel) − Analisa biji dari depericarper ( % cangkang/biji, % inti/biji, % kadar air biji, dan % biji/TBS) − Analisa biji dari nut silo − Analisa pemecahan biji − Analisa minyak pada oil tank ( % kadar air dan % kotoran ) − Analisa minyak produksi ( % kadar kotoran, % kadar air, dan kadar air ).



62



Tabel.5.1 Parameter mutu CPO Parameter



Standart (%)



ALB Golden CPO



2.0 % maks



ALB CPO Super



2.5 % maks



ALB CPO Non Super



3.5 % maks



Kadar air



0.15 maks



Kadar Kotoran



0.02 maks



DOBI



2.5 min



Bilangan Lodin



51 min



Bilangan peroksida, mek/kg



5.0 maks



Bilangan Anidine, mek/kg



5.0 maks



Fe (Besi), ppm



5.0 maks



Cu ( tembaga)



0.3 maks



Titk cair



39- 410 C



β –carotene



≥ 500 rpm



5.2 Stasiun Pengolahan Limbah Fungsi dari stasiun ini adalah untuk mengolah limbah cair sampai pada tingkat baku yang telah ditentukan oleh Departemen Lingkungan Hidup melalui kepmen No : KEP-51/MENLH/10/1995, tanggal 23 Oktober 1995, yaitu kadar BOD ≤ 100 ppm dan COD ≤350 ppm. Menghasilkan bahan organik yang berguna sebagai pupuk. Limbah cair yang dihasilkan PKS ± 60 % dari TBS diolah.



Berikut peralatan yang digunakan dalam stasiun pengolahan limbah : a. Deoling Pond : untuk mengutip kembali sisa minyak yang masih belum terkutip di bak fat-pit hingga maksimum kadar minyak menjadi 0.5 % terhadap contoh. Kedalaman = 3 m dengan retention time 4 hari. b. Acidification pond: untuk menaikkan kandungan asam mudah menguap dari ± 1000 ppm menjadi ± 5000 ppm. Kedalam = 3 m dengan retention time 4 hari. 63



c. Anaerobic pond : untuk menguraikan butiran- butiran minyak yang masih tersisa atau senyawa- senyawa organik yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Kedalaman harus dipertahankan > 3 m agar aktifitas bakteri tidak menurun. Retention time ≥ 80 hari. d. Anaerobic sedimentation pond : untuk mengendapkan hasil penguraian butiran minyak dan padatan lain yang berasal dari kolam anaerobic. Kedalaman harus dipertahankan > 3 m, dengan retention time ≥ 80 hari. e. Facultative pond: untuk merombak senyawa organik yang masih tersisa dari kolam anaerobic dengan menggunakan oksigen. Kedalaman kolam = 3 m dengan retention time 25 hari. f. Aerobic pond



: untuk proses aerobic dengan cara memasukkan oksigen



ke dalam air limbah dengan bantuan aerator. Kedalaman ≤ 2 m sehingga sinar matahari masuksamapai ke dasar kolam dengan retention time ≥ 50 hari. g. Land Aplication



:



pemanfaatan



limbah



cair



pabrik



untuk



meningkatkan kesuburan tanah dengan menyalurkannya ke gawangan. Ukuran parit : lebar = 1 m dan kedalaman = 0.4 m. volume parit = 60 % x kapasitas olah per hari x 60 hari.



5.3 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment) Air merupakan kebutuhan vital baagi sebuah PKS karena sebagian besar proses pengolahan membutuhkan air. Air yang digunakan harus memiliki syarat-syarat tertentu seperti kesadahan dan kadar silika. Berikut mesin dan peralatan yang digunakan dalam stasiun pengolahan air ; − Pompa Air: untuk menghisap air dari sumber air (sungai dll) untuk dialirkan langsung ke bak penampung sementara (water basin) sebelum dijernihkan di water clarifier tank. Jumlah pompa minimal 2 unit. Kapasitas pompa masing-masing = 1.5 kali kapasitas pabrik. − Water basin: untuk mengendapkan kotoran/ pasir sehingga air yang dijernihkan di water clarifier bisa lebih bersih, pemakaian tawas lebih hemat, pompa tidak cepat aus dan kualitas air tidak berfluktuasi.



64



− Water clarified tank: untuk melanjutkan penjernihan terhadap air dari water basin. Waktu tinggal di tamgki water clarifier 2-4 jam. Jarak antara selang injeksi masuk dengan tangki water clarifier ± 6 jam. − Tawas (alum): untuk menjernihkan atau membersihkan air dari padatan yang tidak larut dengan cara membentuk floc dan mengendap di klarifikasi. − Sand filter: untuk menangkap atau menyaring kotoran yang melayang dengan menggunakan pasir kwarsa (atas), batu kerikil kecil (tengah) dan batu kerikil yang agak besar (bawah). Perbandingan antara jumlah pasir kwarsa, kerikil kecil dan batu kerikil yang agak besar ialah 40:30:30. − Water tower tank: sebagai tempat penimbunan air hasil penyaringan dari sand filter serta agar tekanan air masuk ke dalam demin plant stabil dan dalam kondisi yang kontiniu. − Demin plant: untuk menangkap padatan terlarut dalam air yang berupa kation dan anion. Kapasitas minimal = 25 m3/jam.



Gambar 5.2 Tangki Pengendapan.



5.4 Bengkel PKS Proses pengolahan kelapa sawit di PKS sangat tergantung dari jumlah dan kualitas TBS yang dihasilkan oleh kebun. Produksi TBS tinggi mengharuskan PKS beroperasi dengan jam olah yang tinggi karena TBS yang dibiarkan terlalu lama restan akan mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak bebas. Untuk mencapai jam olah yang tinggi dan kualitas produk yang baik, PKS harus didukung oleh sebuah bengkel yamg memiliki bagian mekanikal dan elektrikal.



65



5.4.1



Bagian Mekanikal.



Bagian mekanikal melakukan pemeliharaan umum terhadap semua peralatan pabrik. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain : perbaikan alatalat, pembuatan suku cadang, maupun modifikasi peralatan sesuai dengan kondisi lapangan. Adapun peralatan yang dijumpai pada bagian mekanikal ini antara laian : mesin shaping, mesin bor, mesin bubut, gerinda listrik, gergaji listrik, benchvise, tabung elpiji, tabung angin, mesin las, alat press manual dan lain-lain.



5.4.2



Bagian Elektrikal.



Bagian elektrikal melakuakan pemeliharaan terhadap seluruh peralatan listrik di PKS. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain perawatan panel-panel listrik, pembuatan atau modifikasi sirkuit listrik, dan pembuatan gulungan kawat bagi motor-motor listrik .



5.5 Stasiun Pembangkit Tenaga Stasiun pembangkit tenaga merupakan stasiun yang sangat penting di sebuah PKS, karena stasiun ini merupakan sumber energi yang menyuplai tenaga untuk menggerakkan mesin dan peralatan lain yang memerlukan tenaga dalam jumlah besar. Kebutuhan energi di PKS dipasok dari ketel uap (boiler) yang menghasilkan tenaga uap dan mesin genset yang menghasilkan energi listrik. Stasiun pembangkit tenaga ini terdiri atas beberapa elemen, yaitu turbin uap, back pressure vessel (BPV) dan mesin diesel (genset).



66



5.5.1



Turbin Uap.



Pada umumnya turbin uap yang di pakai PKS Unit Pabatu adalah turbin uap single stage. Bagian turbin uap dibagi menjadi 2, bagian yang bergerak (rotor) dan bagian yang diam (chasing). Uap dari boiler masuk ke sudu – sudu turbin dan kemudian menggerakkan rotor. Putaran turbin diatur dengan alat pengatur otomatis (governor) sehingga mencapai putaran yang ditentukan dengan stabil meski tekanan steam berubah – ubah. Governor bergerak menggunakan sistem hidrolik yang mengatur bukan valve steam inlet. PKS Torgamba memiliki 3 buah unit turbin, dengan spesifikasi : 1. Turbin 1 :Dresser rand, 5400 rpm, 20 barg – 3,5 barg, 1200 kw 2. Turbin 2 :Dresser rand, 5400 rpm, 18/21 barg – 3,11 barg, 1200 kw 3. Turbin 3 : Elliot, 4500 rpm, 227,5 psig – 44,1 psig, 1600 kw.



Gambar 5.5.1 Turbin Uap



5.5.2



Back Pressure Vessel (BPV).



Back Pressure Vessel adalah bejana bertekanan untuk menyimpan dan mendistribusikan uap tekanan rendah ke instalasi pengolahan di pabrik. BPV dilengkapi manometer, termometer dan make up valve/bypass yang dilengkapi reducer valve.



67



Gambar 5.5.2 Back Pressure Vessel (BPV).



5.5.3



Mesin Diesel (Genset).



Berfungsi sebagai pembangkit listrik darurat. Genset digerakkan dengan bahan bakar solar. Apabila tenaga listrik dari turbin tidak mampu menahan beban penggunaan listrik, atau dalam keadaan stop plant (boiler stop), maka genset dinyalakan untuk menyuplai tenaga listrik pabrik. PKS Torgamba memiliki 2 unit genset, dengan spesifikasi: 1. Genset 1 : merk cummins dengan kapasitas 360 kw 2. Genset 2 : merk deutz dengan kapasitas 400 kw.



Gambar 5.5.3 Genset.



68



BAB VI SPESIFIKASI PERALATAN



6.1 Stasiun Penerimaan TBS 1) Jembatan Timbang Fungsi



:Memperoleh berat bersih (netto) dari TBS, CPO, inti, tankos, fiber,cangkang serta sampah.



Spesifikasi



;



1. Merk



: Tunas Jaya (Digital)



Made



: Indonesia



Type



: AD-4329



Kapasitas



: 60 Ton



2. Merk



: Rep Jaya Stainless Steel (Manual)



Made



: Indonesia



Kapasitas



: 30 Ton



Type No



: 9013



2) Loading Ramp Fungsi



: Sebagai tempat pendistribusian TBS menuju setiap lori.



Spesifikasi alat ; 1. Merk



: PT. Santa Bima Nagasaki



Made



: Indonesia



Jumlah



: 12 Pintu



Kapasitas



: 180 Ton



Kemiringan



: 35°



Kisi-kisi



: 2 mm



2. Merk



: PT. Karisma Abdi Perkasa



Made



: Indonesia



Jumlah



: 2 Pintu



Kapasitas



: 15 Ton/Pintu



Kemiringan



: 35°



Kisi-kisi



: 2 mm 69



3) Alat Penggerak (Cap Stand) Fungsi



: Untuk menarik lori ke sterilizer dan menarik lori kosong ke loading .



Spesifikasi Alat



;



Merk



: ALLAROYD



Tipe



: Double Drum



Tahun Perolehan



: Desember 1999



Kapasitaas



: 40 ton



Rasio



: 40 : 1



Elektromotor



: 13,5 HP,10 KW,16 Amp,380 Volt,965 rpm.



6.2 Stasiun Rebusan 1) Sterilizer (Stasiun Perebusan) Fungsi



: Menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya ALB, memudahkan buah lepas dari tandanya, melunkkan daging buah, mengurangi kadar air dan melelehkan lapisan lilin pada daging buah dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap biji inti mudah lepas dari cangkangnya.



Spesifikasi alat : Kapasitas



: 25 Ton



Diameter



: 2070 mm



Panjang



: 27000 mm



Bentuk



: Silinder Horizontal



Siklus



: 105 Menit (Triple Peak)



Tekanan



: 2,8-3,0 Kg/cm2



Temperatur



: 140 °C



Jumlah



: 3 unit



Sterilizer dengan bagian pelengkap sebagai berikut : a. Compressor rebusan ; Merk



: SWAN



Buatan



: Taiwan



Kapasitas



: 10 kg/cm



Tahun Perolehan



: 1997 70



b. Blow down ; Merk Tipe Buatan Tahun Perolehan



: PMT : Cylinde : PMT : 2009



c. Elektro motor ; Merk Tipe Buatan Tahun Perolehan ElektroMotor



: TECO : AEEBUK : Singapura : 2006 : 13,5 HP,10 KW,15,5/8.9,1450 Rpm



d. Ketel Rebusan 1 ; Merk Buatan Tahun Perolehan Kapasitas



: SAS : Indonesia : 2006 : 10 lori (25 ton).



e. Ketel Rebusan 2 ; Merk Buatan Tahun Perolehan Kapasitas



: Karisma Abadi : Indonesia : 2007 : 10 lori (25 ton)



f. Ketel Rebusan 3 ; Merk Buatan Tahun Perolehan Kapasitas



: Anugrah Mandiri : Indonesia : 2008 : 10 lori (25 ton)



2) Lori (Keranjang Buah) Fungsi



: Sebagai tempat TBS yang telah disortir yang akan direbus.



Spesifikasi alat : Panjang



: 250 cm



Lebar



: 150 cm



Kapasitas



: 2500 kg



Jumlah



: 65 Unit



71



6.3 Stasiun Penebah 1) Hosting crane Fungsi



: Untuk mengangkat dan membuang TBS yang berada pada lori ke Thressing serta mengembalikan lori kosong ke posisi semula.



Spesifikasi alat : Jumlah



: 2 Unit



Buatan



: Jerman



Merk



: MHE.DEMAG dan DEMAAG



Model



: EL.I.DH.1025.H.24.KV.2-4/2 F.6



Kapasitas



: 5 ton/unit



Pelengkap



: wire rope, roda jalan,breake motor dan Limit switch (Alat Pengaman)



Spesifikasi untuk elektromotor angkat adalah sebagai berikut : Buatan



: Jerman



Kapasitas



: 27,2 HP, 20 KW, 2900 rpm, 40 A,380 V



Spesifikasi untuk elektromotor jalan adalah sebagai berikut : Buatan



: Jerman



Kapasitas



: 1 HP, 0,75 KW, 630 rpm, 1,5 A,380 V



Spesifikasi untuk electromotor tuang adalah sebagai berikut : Buatan



: Jerman



Kapasitas



: 6,08 HP, 4,5 KW, 1450 rpm, 12 A,380 V



2) Automatic feeder Fungsi



: Tempat buah masak sebelum masuk ke thresser.



Spesifikasi alat



:



Merk



: SAS



Buatan



: Indonesia



Kapasitas



: 30ton TBS/jam



Jumlah



: 2 unit 72



Menggunakan electromotor Tegangan



: 380 Volt



Power



: 3 Kw



Putaran



: 1425 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



3) Threshing (Stipper) Fungsi



: Melepaskan atau memisahkan buah dari jajang dengan cara membanting TBS dengan bantuan putaran pada thressing.



Spesifikasi alat



:



Merk



: PMT dan SAS



Buatan



: Indonesia



Tahn Pembuatan : 2007 dan 2008 Bentuk



: selinder



Kapasitas



: 30 ton TBS/jam



Putaran



: 23-25 rpm.



Menggunakan dua elektromotor ; a.



b.



Merk



: Yuema (China)



Power



: 1,5 Kw



Tegangan



: 380 – 415 volt



Putaran



: 1400 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



Merk



: TECO (Singapura)



Power



: 1,5 Kw



Tegangan



: 380 – 415 volt



Putaran



: 1450 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



4) Empty Bunch Conveyor. Fungsi



: Sebagai alat angkut janjangan kosong dari stasiun cthresher ke hopper Janjangan.



Spesifikasi alat



:



Jumlah



: 4 Unit,



Merk



: SAS,Subur,Subur, dan SAS 73



Buatan



: Indonesia



Tahun Perolehan



: 1998



Menggunakan dua elektromotor ; Elektromotor Unit I: 10 HP, 7,37 KW, 1430 rpm, 11,3 A, 380 V Elektromotor Unit II: 13,5 HP, 10,05 KW, 1430 rpm, 15 A, 380 V Elektromotor Unit III: 13,5 HP, 10,05 KW, 1430 rpm, 13 A, 380 V Elektromotor Unit IV: 13,5 HP, 10,05 KW, 1430 rpm, 13 A, 380 V



5) Bunch Hopper Fungsi



: Untuk menimbun janjangan kosong yang akan dibawah kembali ke kebun ataupun ke afdeling yang kurang subur untuk dijadikan pupuk.



Spesifikasi



:



Tipe



: Pintu Hidraulik



Merk



: SAS



Buatan



: Indonesia



Tahun Perolehan



: 1997/1998



Jumlah



: 1 Unit (7 Pintu)



6) Fruit Elevator Fungsi



: Untuk mengankut brondolan dari fruit Conveyor menuju digester. Spesifikasi Peralatan : Jumlah : 2 Unit Tahun Perolehan : 1998 Kapasitas : 30 ton TBS/jam Elektromotor : 13,5 HP, 10,05 KW,1500 rpm, 12 A, 380 V



7) Fruit Conveyor Fungsi



: Untuk mengatur aliran (line) buah dari Penebah (rotary drum) ke elevator buah dan diteruskan ke digester.



Spesifikasi



:



Jumlah



: 2 uni



Tahun Perolehan



: 1998



Kapasitas



: 30 ton TBS/jam



Elektromotor



: 3 Hp, 2,2 KW, 1430 rpm, 5 A, 380 V 74



6.4 Stasiun Press 1) Top Cros Conveyor Fungsi



: untuk mendistribusikan ke masing-masing digester melalui distributing conveyor



Spesifikasi alat



:



Merk



: CV.BU



Kapasitas



: 18 ton



Menggunakan elektromotor Power



: 2,2 Kw



Tegangan



: 220 volt



Frekuensi



: 50 Hz



Putaran



: 1425 rpm



2) Digester Fungsi



: Untuk melunakkan/mengaduk buah agar mudah dalam proses pengepresan sehingga ampas bebas dari minyak dan merusak struktur buah dan membuka sel-sel yang mengandung minyak.



a. Digester I Merk Buatan Type Tahun Perolehan Kapasitas Kecepatan putar pisau Elektromotor



: PMT/ D ilir : INA : Cylinder : 2005 : 3.2 M :30 rpm : 54HP, 40,2 KW, 950 rpm, 11,4 A, 380 V : Brevini : ED.2400 /MNI/35.5/02 : USA : 2005



Gearbox Merk Tipe Buatan Tahun Perolehan b. Digester II Merk Buatan Type Tahun Perolehan Kecepatan putar pisau Elektromotor



: PMT/D ilir : INA : Cylinder : 3.2 m : 30 rpm : 40 HP, 29,5 KW, 1460 rpm,42,5 A,380 V (Merk MEZ) 75



Gearbox Merk Tipe Tahun Perolehan



: Brevini : ED.2255/MNI/35,5/02 : 2007



c. Digester III Merk Buatan Type Tahun Perolehan Kapasitas Kecepatan Putar Pisau Gearbox Merk Type Tahun Perolehan



: PMT/ D ilir : INA : Cylinder : 2004 : 3.2 M : 30 rpm : Brevini : ED. 2255/MNI/35,5/02 : 2009



d. Digester IV Merk Buatan Type Tahun Perolehan Kapasitas Kecepatan Putar Pisau Gear box Cyclo Drive Merk Type Buatan Tahun Perolehan



: PMT/ D ilir : INA : Cylinder : 2004 : 3.2 M : 30 rpm : Sumitomo : CVVS.223-43 : Jepang : 1996



3) Screw Press Fungsi



: untuk memeras berondolan yang telah dicincang,dilumati dari digester untuk mendapatkan minyak kasar.



Spesifikasi digester adalah sebagai berikut : a. Screw press I Merk



: CB.10



Tipe



: CB.10 T/C



buatan



: Malaysia



Tahun Perolehan



: 2006



Kapasitas



: 10-12 Ton TBS/Jam



Elektromotor



: 40 Hp, 30 KW,38,8 A,380 – 420 Volt (Type EM.180 L.4)



Kecepatan press



: 10-12 rpm 76



Gearbox Merk



: SEW EURO DRIVE



Tipe



: M.3.PSF.50.POM



Buatan



: Germany



Tahun Perolehan



: 2006



Hydroulic Merk



: Vickers



Tahun Perolehan



: 2006



b. Screw press II Merk



: APINDO



Tipe



: AP-12



buatan



: Indonesia



Tahun Perolehan



: 2009



Kapasitas



: 10-15 TonTBS/Jam



Elektromotor



: 30 Hp, 22 KW (Merk Electrim)



Kecepatan presser



: 10-12 rpm



Gearbox Merk



: SEW EURO DRIVE



Hydroulic Merk



: Vickers



c. Screw Press III Merk



: Universal



Type



: US-12



Buatan



: Indonesia



Tahun Perolehan



: 1997



Kapasitas



: 10-12 Ton TBS/Jam



Elektromotor



: 54 Hp, 40 KW, 1427 Rpm, 56 A,380 Volt (Merk SEW,Germany)



Kecepatan presser



: 10-12 rpm



Gearbox Merk



: Brevini



Tipe



: ET./3520/MNI/56/02



Buatan



: Germany



Tahun Perolehan



: 2006



Hydroulic Merk



: Mannasmen



Buatan



: Germany



Elektromotor



: 2,7 HP, 2 KW, 1400 Rpm, 56 A,380 Volt (Merk Nudong) 77



d. Screw Press IV Merk



: CB. 10



Tipe



: CB. 10 T/C



buatan



: Malaysia



Tahun Perolehan



: 2005



Kapasitas



: 10-12 TonTBS/Jam



Elektromotor



: 30 Hp, 22 KW (Merk Electrim)



Kecepatan presser



: 10-12 rpm



Gearbox Merk



: SEW EURO DRIVE



Tipe



: M.3.PSF.50.POM



Buatan



: Germany



Tahun Perolehan



: 2005



Hydroulic Merk



: Vickers



Tahun Perolehan



: 2005



6.5 Stasiun Empty Bunch Hopper 1) Empty Bunch Conveyor Fungsi



: Alat untuk mengangkut tandan kosong dari hasil bantingan



Spesifikas alat Merk



: : DBE



Tahun peroleh : 1983 Jumlah



: 4 unit



Menggunakan eletromotor : Power



: 5,5 kW



Tegangan



: 380 Volt



Putaran



: 1445 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



78



6.6 Stasiun Klarifikasi 1. Sand Trap Tank Fungsi



: Untuk menangkap pasir atau memisahkan Pasir



dari



cairan minyak kasar yang berasal dari screw press.



Spesifikasi peralatan : Merk



: Lokal



Tipe



: Silinder Tabung



Buatan



: PT.SAS



Tahun Perolehan



: 2001



Kapasitas



: 10 Ton



2. Vibro Separator Fungsi



: untuk menyaring kelapa sawit dari serat-serat kotoran kotoran kasar.



Spesifikasi alat : a. Vibro Separator I Merk



: SWECO



Tipe



: XS.60



Tahun Perolehan



: 1997



Kapasitas



: 30 ton TBS/Jam



Elektromotor



: 10 HP, 7,5 KW, 1450 rpm, 12 A, 380 V



b. Vibro Separator II Merk



: SWECO



Tipe



: XS.60



Tahun Perolehan



: 1997



Kapasitas



: 30 ton TBS/Jam



Memiliki elektromotor



:



Power



: 7,5 Kw



Tengangan



: 380 – 415 volt



Frekuensi



: 50 Hz



Putaran



: 1450 rpm



79



3. Crude Oil Tank/ Bak RO (Raw Oil) Fungsi



: Sebagai tangki penampung crude oil atau minyak kasar dan untuk meningkatkan temperatur sebelum minyak kasar dipompa-kan ke CST melalui balance tank terlebih dahulu.



Spesifikasi peralatan : Merk



: Siantar sakti



Tipe



: Bahan Plat Stainles steel



Buatan



: Indonesia



Tahun Perolehan



: 2010



Memiliki elektromotor : Tegangan



: 380 – 415 volt



Putaran



: 1450 rpm



Frekuensi



: 50 Hz



Power



: 22 Kw



Kapasitas



: 12 Ton



4. Vertical clarifier tank (VCT) Fungsi



: untuk memisahkan minyak, air, dan NOS berdasarkan perbedaan berat jenis.



Spesifikasi alat : Vertical clarifier tank (VCT) I: Kapasitas



: 90 m3



Tinggi total



: 6225 mm



Buatan



: PMT



Tahun Pembuatan



: 2007



Tipe



: Slinder



Diameter



: 4262 mm



Tinggi



: 1180 mm



Lebar



: 1230 mm



Temperature



: 90-95˚C



Jumlah



: 2 unit



Vertical clarifier tank (VCT) II



: 80



Kapasitas



: 90 m3



Tinggi total



: 6225 mm



Buatan



: CV . ADIGUNA



Tahun Pembuatan



: 2004



Tipe



: Slinder



Diameter



: 4262 mm



Tinggi



: 1180 mm



Lebar



: 1230 mm



Temperature



: 90-95˚C



Jumlah



: 2 unit



5. Oil Tank Fungsi



: Untuk memisahkan kotoran yang masih terikut bersama minyak yang keluar dari verticl clarifier tank serta memperkecil kandungan air yang terdapat dalam minyak.



Spesifikasi alat a. Oil Tank I



: :



Merk



: STORK



Buatan



: Belanda



Diameter



: 2270 mm



Tahun Pembatan : 1958 Kapasitas



: 6 m3



Tinggi



:1220 mm



Temperature



: 90-95˚C



Jumlah



: 2 unit



a. Oil Tank II



:



Merk



: HENGELO



Buatan



: Belanda



Diameter



: 2270 mm



Tahun Pembatan : 1940 Kapasitas



: 6 m3



Tinggi



:1220 mm



Temperature



: 90-95˚C



Jumlah



: 2 unit 81



6. Oil Purifier Fungsi



: untuk memisahkan air dan kotoran yang terikut bersama minyak dengan prinsip gaya sentrifugal.



Spesifikasi alat : a. Oil Purifier I Merk



: Separatech



Tipe



: P.207



Buatan



: Malasya



Tahun



: 2006



Kapasitas



: 4500 Ltr/Jam



Elektromotor : 20 HZ, 11,2 A, 1440 Rpm,380 Volt (Merk EM.M, Tipe EM. 1326-4, Tahun 2006) b. Oil Purifier II Merk



: WEST LAKE



Buatan



: China



Tahun



: 1997



Kapasitas



: 4000 Ltr/Jam



Elektromotor : 20 HZ, 20 A, 15 KW, 1440 Rpm,380 Volt (Tahun 1997) c. Oil Purifier III Merk



: ALVALAVAL



Buatan



: Spanyol



Tahun



: 21988



Kapasitas



: 4000 Ltr/Jam



Elektromotor : 20 HP, 15 KW, 20 A, 1440 Rpm,380 Volt (Tahun 1988)



7. Oil Dryer Fungsi



: Untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan sistem penguapan hampa berkisar 0,8 -1 Kg/cm2



Spesifikasi alat : Merk



: Elektric Motor



Tipe



: EM160M4,4 Pole 82



Power



: 11Kw, 380-660 V, 2.2-12.8 A 145 Rpm



8. Oil Transfer Tank Fungsi



: Berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain.



Spesifikasi alat



:



Tipe



: KSSE 3



Model



: SEEK 58



Temperatur



: 45-50 C



9. Buffer Tank Fungsi



: sebagai umpan feed bagi low speed sludge separator yang bekerja dengan memanfaatkan gaya gravitasi.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Diameter : 1650 mm



3.



Tinggi



4.



Kapasitas : 5 m3



5.



Jumlah



: 2400 mm



: 2 Unit



1. Decenter Spesifikasi alat : 1.



Merk



: SIHI



2.



Panjang



: 2950 mm



3.



Lebar



: 1850 mm



4.



Tinggi



: 1050 mm



5.



Berat approx



: 3100 kg



6.



Bowl speed



: 4000 rpm



7.



Bowl ID



: 400 mm



8.



Kapasitas



: 13 m3/jam



10. Oil purifier Fungsi



: untuk memisahkan air dan kotoran yang terikut bersama minyak dengan prinsip gaya sentrifugal 83



Spesifikasi alat : 1. Jumlah



: 4 unit



2. Merk



: ALFA LAVAL



3. Separator



: PAPX 207/SN



4. Kapasitas



: 4 Ton/jam



5. Power



: 5,5 Kw



6. Jumlah



: 5 unit



11. Vacuum Dryer Fungsi



: mengeringkan dan mengurangi kadar air minyak sampai kurang dari 0,1% dengan sistem penguapan hampa udara.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: ROBUSHI



2.



Type



: RVA.17



3.



Kapasitas



: 10 m3 / jam



4.



Power



: 5,5 Kw



5.



Jumlah



: 2 unit



6.



Menggunakan elektromotor a.



Putaran



: 1450 rpm



b.



Tegangan : 380 – 415 volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 5,5 Kw



Vacuum Drayer Pump Spesifikasi alat



:



1.



Merk



: SIHI



2.



Type



: AC – 135.020



3.



Kapasitas



: 10 m3 / jam



4.



Power



: 5,5 Kw



5.



Jumlah



: 2 unit



6.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1435 rpm



b.



Tegangan : 380 – 415 volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 2,2 Kw 84



12. Oil Storage Tank Fungsi



: Berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: G.HARAPAN



2.



Kapasitas



: 2000 Ton



3.



Jumlah



: 6 unit



6.7 Stasiun Kernel Plant 1. Nut Polishing Drum Fungsi



: Membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat juga membawa nut dari depericarper ke nut transport lalu memisahkan nut dari sampah.



Spesifikasi alat : 1. Merk



: CV. Alfa Omega



2. Kapasitas : 18 Ton nut / jam 3. Ukuran



: Line -1 Diameter 0,96 x 4,1 m



Line -2 Diameter 0,96 x 7 m 4. Jumlah



: 2 unit



5. Menggunakan electromotor a.



Merk



: ERT BK A



b.



Putaran



: 75 rpm



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 11 Kw



2. Fibre Fan Fungsi



: Sebagai penghisap.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Mecomb Chicago



2.



Kapasitas



: 18 Ton nut / jam



3.



Tegangan



: 37 Kw



4.



Size



: 36,5 85



5.



Jumlah



: 2 unit



6.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1470 rpm



b.



Tegangan : 380 -415 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 60 Hp



e.



Jumlah



: 2 unit



3. Fibre Cyclone Fungsi



: Sebagai saluran fiber yang akan diangkut conveyor.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: WL



2.



Panjang



: 850 mm



3.



Lebar



: 750 mm



4.



Diameter



: 3115 mm



5.



Jumlah



: 2 unit



4. Nut Conveyor Fungsi



: Menghantar nut menuju nut elevator.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Kapasitas



: 18 Ton nut / jam



3.



Jumlah



: 2 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1470 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 15 Kw



5. Nut Transport Fan Fungsi



: Untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum ke nut silo.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Mecomb Chicago 86



2.



Type



: LS - 15



3.



Kapasitas



: 18 Ton TBS / jam



4.



Tegangan



5.



Jumlah



6.



Menggunakan electromotor



: 30 Kw : 2 unit



a.



Putaran



: 2950 rpm



b.



Tegangan : 380 / 415 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 60 Hp



6. Nut cyclone Fungsi



: Sebagai penghisap fiber



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Kapasitas



: 18 Ton / jam



3.



Jumlah



: 2 unit



7. Nut Silo Fungsi



: Tempat menyimpan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Type



: Rectangular silo



3.



Panjang



: 3000 mm



4.



Lebar



: 3000 mm



5.



Tinggi



: 12390 mm



6.



Kapasitas : 58,32 Ton nut



7.



Jumlah



8.



Menggunakan electromotor



: 4 unit



a.



Tegangan : 220-240 Volt



b.



Putaran



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 435 rpm



: 2,2 Kw 87



8. Nut Elevator Fungsi



: Sebagai alat angkut biji sawit menuju nut grading drum.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CV.MN



2.



Type



: Bucket Chain Elevator 15.000 LBF



3.



Kapasitas



: 12 nut / jam



4.



Tegangan



: 2,2 Kw



5.



Jumlah



: 2 unit



6.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 220 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Power



: 5 Hp



d.



Putaran



: 1460 rpm



e.



Jumlah



: 2 unit



9. Ripple Mill Fungsi



: Untuk memecahkan cangkang dari biji sehingga mempermudah proses pemisahan biji dan cangkang.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: SIL



2.



Kapasitas



: 6 Ton nut / jam



3.



Tegangan



: 11 Kw



4.



Jumlah



: 4 unit



5.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 280 – 415 Volt



b.



Putaran



c.



Frekuensi : 60 Hz



d.



Power



: 1455 rpm



: 11 Kw



10. Super Cracker Fungsi



: alat pemecah untuk memisahkan cangkang dan inti dengan metode perputaran sekaligus pembantingan nut.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: SIL



2.



Kapasitas



: 6 Ton nut / jam 88



3.



Tegangan



: 11 Kw



4.



Jumlah



: 4 unit



5.



Menggunkan electromotor a.



Tegangan : 380 – 415 Volt



b.



Putaran



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 11 Kw



e.



Jumlah



: 2 unit



: 1455 rpm



11. Nut Grading Drum Fungsi



: Memisahkan biji berdasarkan fraksi dan diameternya. Tujuan pemisahan biji adalah untuk mengoptimalkan efisiensi pemecah biji yang telah diset untuk memecahkan biji dengan ukuran terterntu.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Diameter



: 380 x 5650 mm



3.



Kapasitas



: 12 Ton nut / jam



4.



Jumlah



: 2 unit



5.



Menggunakan electromotor a.



Merk



: TECO



b.



Putaran



: 1456 rpm



c.



Frekuensi : 60 Hz



d.



Power



: 5,5 Kw



12. Nut Recycling Conveyor Fungsi



:



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Tegangan



: 1,5 Kw



3.



Jumlah



: 2 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1470 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt 89



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 15 Kw



e.



Jumlah



: 2 unit



13. Mixture Conveyor Fungsi



: Untuk mengangkut biji yang telah dipisahkan dari nut granding



Spesifikasi alat : 



Merk



: DBE



14. Light Tenera Dust Separation LTDS Fungsi



: Memisahkan cangkang dan fiber, abu halus, kernel bercampur cangkang dan notten.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Kapasitas



: 12 Ton nut / jam



3.



Tegangan



: 2,2 Kw



4.



Jumlah



: 4 unit



5.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 380 -415 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Power



: 25 Hp



d.



Putaran



: 1755 rpm



15. Clay Bath Fungsi



: Memisahkan kernel kecil, kernel pecah dan cangkang.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: MIL



2.



Type



: MS.PLATE



3.



Kapasitas



: 12 Ton nut / jam



4.



Diameter



: 300 mm



5.



Panjang



:6m 90



6.



Jumlah



: 2 unit



17. Wet Shell Transport Fungsi



: Sebagai Saluran cangkang yang basah.



Spesifikasi alat : 



Jumlah







Menggunakan electromotor



: 2 unit



a.



Putaran



: 2925 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 50 Hp



18. Wet Kernel Transport Fungsi



: Sebagai saluran inti yang basah.



Spesifikasi alat : 1.



Jumlah



: 2 unit



2.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 2925 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 50 Hp



19. Dry Kernel Fungsi



: Tempat kernel yang telah kering.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Jumlah



: 2 unit



3.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1445 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 4 kw



91



20. Kernel Distributor Conveyor Fungsi



: Mengangkut dan membagi inti yang keluar dari ripple mill



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Tegangan



: 5,5 Kw



3.



Jumlah



: 1 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



21.



: 1460 rpm



: 15 kw



Kernel Silo



Fungsi



: Mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti yang diproduksi.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: GMN



2.



Kapasitas



: 13,78 Ton inti sawit



3.



Jumlah



: 4 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 380 – 415 Volt



b.



Frekuensi : 60 Hz



c.



Putaran



: 1460 rpm



d.



Power



: 30 Hp



e.



Jumlah



: 4 unit



22. Kernel Silo Fan Fungsi



: Sebagai tempat pengeringan inti sawit.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: GMN



2.



Tegangan



: 11 Kw



3.



Jumlah



: 4 unit



4.



Menggunakan electromotor 92



a.



Tegangan : 380 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Putaran



: 1450 rpm



d.



Power



: 30 Hp



e.



Jumlah



: 4 unit



23. Kernel Sorting Conveyor Fungsi



: Untuk memisahkan kernel dengan fiber atau benda-benda lain yang terikut agar inti sawit lebih bersih.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: GMN



2.



Tegangan



: 5,5 Kw



3.



Jumlah



: 1 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 220 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Power



: 5 Hp



d.



Putaran



: 1445 rpm



e.



Jumlah



: 1 unit



24. Kernel Transport Fan Fungsi



: Sabagai alat angkut inti sawit, dari kernel silo menuju kernel storage.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: GMN



2.



Tegangan



: 22 Kw



3.



Jumlah



: 1 unit



4.



Memakai electromotor a.



Tegangan : 380 – 415 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Power



: 50 Hp



d.



Putaran



: 2950 rpm



e.



Jumlah



: 2 unit 93



25. Kernel Storage Fungsi



: Tempat penyimpanan inti sawit.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CHIEF



2.



Diameter



: 11280 mm x Tinggi 6270 mm



3.



Kapasitas



: 500 Ton



4.



Jumlah



: 2 unit (1 unit dalam perbaikan)



26. Gudang Inti Fungsi



: penyimpanan inti sawit setelah dari kernel storage sebelum dipasarkan.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Kapasitas



: 600 Ton



3.



Jumlah



: 1 unit



6.8 STASIUN BOILER 1. Fibre And Shell Conveyor Fungsi



: Sebagai penghantar fiber dan cangkang dari kernel plant menuju boiler.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CV. Aur Indah



2.



Panjang



: 35, 5 m



3.



Lebar



: 75 cm



4.



Jumlah



: 1 unit



5.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1445 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 15 kw



94



2. Fuel Distributor Conveyor Fungsi



: Sebagai pendistribusi fiber dan cangkang menuju Fuel Excess Conveyor.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Pramindo Mandiri



2.



Diameter : 55 cm x 30 m



3.



Jumlah



4.



Menggunakan electromotor



: 1 unit



a.



Putaran



: 1460 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 20 Hp



3. Fuel Excess Conveyor Fungsi



: Untuk membagi bahan bakar kedalam ruangdapur



boiler. Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CV. LTS



2.



Diameter



: 55 cm



3.



Panjang



: 21,5 m



4.



Jumlah



: 1 unit



5.



Menggunakan electromotor a.



Putaran



: 1460 rpm



b.



Tegangan : 220 Volt



c.



Frekuensi : 50 Hz



d.



Power



: 11 Kw



4. Boiler Fungsi



: Untuk mengubah air untuk menghasilkan steam, dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran. Steam digunakan untuk keperluan pembangkit listrik maupun untuk memenuhi kebutuhan steam proses.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Boiler 1 MECHMAR 95



: Boiler 2 TAKUMA : Boiler 3 MECHMAR 2.



Buatan



: PT. Super Andalas



3.



Type



: N – 600 SA



4.



Tahun Pembuatan



: 1995



5.



Tekanan Uap Normal



: 23, 6 kg / cm2



6.



Temperatur Kerja



: 18 - 19˚C



7.



Kapasitas Uap



: 20 Ton / jam



8.



Temperatur Steam



: 260˚C



9.



Temperatur Feed Water



: 95˚C



10. Temperatur Udara



: 30˚C



11. Heating Surface



: 172 m2



12. Camber Volume



: 80 m2



13. Heating Surface Boiler Paper



:403 m2



14. Komsumsi Bahan Bakar



: 5200 kg / jam



15. Jenis Bahan Bakar



: Fiber 60 %, dan Cangkang 40 %



16. Kapasitas



: 25 Ton uap / jam



17. Jumlah



: 3 unit



5. Deaerator Tank Fungsi



: untuk menghilangkan O2 dan CO2, tujuannya untuk mencegah terjadinya korosi pada pipa boiler.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Kapasitas



: 135 m3



3.



Jumlah



: 1 unit



6. Demint Tank Fungsi



: Tempat untuk menampung demin water dari vesel.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Surya Agung Sejati



2.



Kapasitas



: 1163 m3



3.



Jumlah



: 1 unit 96



7. Demineralizer Plant Fungsi



: untuk menyediakan air umpan boiler yang memenuhi standard air umpan boiler, yakni meliputi pH, suhu, kesadahan, TDS, dan lainnya.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Mekar Agung; DBE



2.



Kapasitas



: 30 m3 / jam; 25 M3 / Jam



3.



Jumlah



: 2 unit



8. Electric Pump Fungsi



: Untuk memompa air menuju pipa yang berada pada ruang dapur boiler.



Spesifikasi alat : 1. Merek



: HALBERG; HALBERG, HARLBERG, KSB.



2. Kapasitas : 28 m3 / jam; 28 m3 / jam; 33,75 m3 / jam; 33,75 m3 / jam. 3. Tegangan : 37 Kw; 37 Kw; 45 Kw; 45 Kw. 4. Jumlah



: 4 unit



5. Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 380 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Putaran



: 2950 rpm



d.



Power



: 1,3 Kw



e.



Jumlah



: 4 unit



9. Turbin Pump Fungsi



: Untuk memompakan air kedalam pipa boiler.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: WOODWARD / KSB



2.



Kapasitas



: 33, 75 m3 / jam



3.



Jumlah



: 1 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 380 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz 97



c.



Putaran



: 2950 rpm



d.



Power



: 4 Kw



e.



Jumlah



: 1 unit



10. Deaerator Pump Fungsi



: mengalirkan air dari deaerator tank menuju pipa boiler.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: BARNS VOGEL



2.



Kapasitas



: 40 m3 / jam



3.



Jumlah



: 2 unit



4.



Menggunakan electromotor a.



Tegangan : 380 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Putaran



: 1644 rpm



d.



Power



: 2 Kw



e.



Jumlah



: 2 unit



11. Steam Pump Fungsi



: sebagai pemompa uap air.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: WORTHINGTON



2.



Jumlah



: 1 unit



3.



Menggunakan electromotor



a.



Tegangan : 380 Volt



b.



Frekuensi : 50 Hz



c.



Putaran



: 2950 rpm



d.



Power



: 5 Kw



6.9 Stasiun Kamar Mesin 1. Turbin Fungsi



: Untuk mengubah tekanan uap menjadi energi listrik.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DRESSER RAND 98



2.



Type



: 703 WB



3.



Tegangan



: 1200 Kw



4.



Menggunakan electromotor a.



Power



: 1200 Kw



b.



Putaran



: 5400 rpm



c.



Trip Speed



: 5940 rpm



d.



Inlet Temp ( stand )



: 250˚C



e.



Inlet Temp ( max )



: 253˚C



f.



Inlet Press ( stand )



: 20 Bar



g.



Inlet Press ( max )



: 23 bar



h.



Buatan



: Singapore



i.



No



: 10 k 45084



j.



Frekuensi



: 50 Hz



k.



Insul Clase



: CLASS H



2. Mesin Diesel Fungsi : Memenuhi kebutuhan Listrik bila turbin sedang tidak beroperasi. Spesifikasi alat : 1.



Merk



: Cummins Onan



2.



Type



: Model KTA 19. G 3



3.



Tegangan



: 360 Kw



4.



Jumlah



: 2 unit



6.10 Stasiun Fat-fit 1. Bak Fat-fit Fungsi



: Agar pemisahan minyak lebih mudah serta akibat adanya perbedaan berat jenis maka akan terjadi pengendapan. Minyak yang berat jenisnya lebih rendah akan berada pada permukaan bagian atas, sedangkan air dan lumpur akan berada pada bagian bawah.



Spesifikasi alat 1.



Merk



: LAUTAN PERKASA 99



2.



Type



: Bak besi



3.



Tahun



: 2005



4.



Jumlah



: 2 unit



2. Cooling Pond Fungsi



: sebagai tempat pendinginan limbah pabrik yang masih panas.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CENDANA WANGI



2.



Type



: Kolam tanah



3.



Kapasitas : 1984 m3



4.



Tahun



: 1995



3. Kolam Limbah Fungsi



: Untuk menampung limbah hasil proses pengolahan pabrik kelapa sawit.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: KESCO



2.



Type



: Kolam tanah



3.



Kapasitas : 4184m3



4. Tahun



: 1995



6.11 Stasiun Water Treament 1. Raw Water Pump Fungsi



: untuk memompakan air dari waduk ke clarifier tank.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: SIHI



2.



Type



: ZPNA 8020



3.



Kapasitas : 60 m3/jam



4.



Power



: 30 Kw 100



2. Clarifier Tank Fungsi



: untuk mengendapkan padatan yang tidak larut dalam air.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



D.Cylindris



: 6000 mm



3.



Tinggi



: 1850 mm



4.



H. Concial



5.



Kapasitas



: 100 m3/jam



6.



Jumlah



: 2 unit



: 5000 mm



3. Bak Sendimentasi Fungsi



: untuk menampung air dari clarifier tank dan mengendapkan padatan-padatan tersisa yang belum mengendap di clarifier tank.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Panjang



: 9740 mm



3.



Lebar



: 7580 mm



4.



Tinggi



: 2740 mm



5.



Kapasitas : 200 m3



4. Water Transport Pump Fungsi



: untuk memompakan air pabrik



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: SIHI



2.



Type



: ZPNA 8020



3.



Kapasitas : 60 m3/jam



4.



Power



: 30 Kw



5.



Jumlah



: 2 unit



5. Chemincal Pump Fungsi



: Menginjeksi bahan kimia ke clarifier.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: NIKKISO – EIKO 101



: BD – 30



2.



Model



3.



Kapasitas : 800 ml/menit



4.



Power



: 0,04 Kw



6. Domestic Pump Fungsi



: Sebagai pompa pembantu.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: GALIGHER



2.



Type



: C.2 – VRA 220



3.



Size



:2



4.



Kapasitas : 40 m3/jam



5.



Power



: 5,5 Kw



7. Sand Filter Fungsi



: untuk menghilangkan atau untuk menyaring endapan yang masih terdapat dalam air setelah pengendapan pada bak sedimentasi.



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



Diameter : 2250 mm



3.



Tinggi



4.



Kapasitas : 35 m3/jam



5.



Jumlah



: 1220 mm



: 4 unit



8. Water Tower Fungsi



: Tempat penampungan air setelah selesai dari proses



filter. Spesifikasi alat : 1.



Merk



: DBE



2.



D.Cylindris



: 3890 mm



3.



Tinggi



: 1150 mm



4.



Kapasitas



: 50 m3



5.



Jumlah



: 3 unit 102



5.12 COMPRESSOR 1. Air Compressor St.Rebusan Spesifikasi alat : 1.



Merk



: MEIJI



2.



Tekanan : 10 Kg/cm2



3.



Kapasitas : 200 Liter



2. Air Compressor St. Clarifikasi Spesifikasi alat : 1.



Merk



: CHARK



2.



Type



: LWP 6502



3.



Jumlah



: 2 unit



3. Air Compressor St. Boiler Spesifikasi alat : 1.



Merk



: MEIJI



2.



Kapasitas : 0,12 m3



3.



Tekanan : 125 Psi



4.



Jumlah



: 3 unit



5.13 BENGKEL WORKSHOP/UMUM 1.



Trafo Las



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: HITACHI



2.



Type



: A.T – SS 5



3.



Arus



: 55 – 300 Amp



4.



Jumlah



: 6 unit



2.



Mesin Las



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: YANMAR 103



2.



Type



: TS – 190 Di



3.



Daya listrik



: 24,3 KVA



3.



Mesin Bubut



Spesifikasi alat : 1.



2.



3.



4.



Merk



: L. 5



a.



Diameter



: 500 mm



b.



Panjang



: 2000 mm



Merk



: C. 6240 A



a.



Diameter



: 400 mm



b.



Panjang



: 1000 mm



Merk



: Changsa jiang



a.



Diameter



: 1230 mm



b.



Panjang



: 3000 mm



Mesin Bor Duduk



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: KAO MING



2.



TYPE



: 700 – DS



3.



Jumlah



: 2 unit



5.



Mesin Gergaji Potong



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: BEHRINGAR



2.



Type



: KS – 200



6.



Mesin Grenda Tangan



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: HITACHI



2.



Type



: G. 15 3A



7.



Mesin Bor Tangan



Spesifikasi alat : 1.



Merk



: HITACHI 104



2.



Model



: F. 10 SA



BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN



7.1 Kesimpulan 1.



Dalam pengolahan TBS pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PTP. Nusantara IV kebun Pabatu, terdiri dari beberapa stasiun utama yang meliputi: stasiun penerimaan buah, perebusan, penebahan, pencacahan dan pengepressan, penjernihan minyak serta stasiun pemisahan inti dan biji.



2.



Selain stasiun utama, pada PTP. Nusantara IV kebun Pabatu terdiri dari stasiun pendukung yang meliputi : stasiun pembangkit tenaga, pengolahan air, pengolahan limbah, bengkel PKS, laboratorium dan lain-lain.



3.



Kadar asam lemak bebas yang diizinkan pada CPO ialah