6 0 794 KB
PROPOSAL SEMINAR (PERIODE SEMESTER GASAL 2017 – 2018)
KAJIAN KESELAMATAN BANGUNAN PADA MATERIAL DINDING PRECAST BETON RINGAN (Studi Kasus: Simulasi Kebakaran Material Dinding Precast Beton Ringan pada produk Indostar Moduler)
DISUSUN OLEH: Steven Evan Nugroho NIM: 14.A1.0141
PEMBIMBING: Christian Moniaga, ST, M.Ars
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SEMINAR JUDUL: KAJIAN KESELAMATAN BANGUNAN PADA MATERIAL DINDING PRECAST BETON RINGAN
, Nama Lengkap
: Steven Evan Nugroho
N.I.M
: 14.A1.0141
Mata Kuliah
: Seminar (AR.4750)
Program Studi
: Arsitektur
Fakultas
: Fakultas Arsitektur dan Desain Program Studi Arsitektur, Unika Soegijapranata Semarang
Alamat
: Unika Soegijapranata Semarang Jl. Pawiyatan Luhur IV No.1 Bendan Duwur Semarang 50234
Pembimbing
: Christian Moniaga, ST, M.Ars
Dosen Koordinator
: Ir. Yulita Titik Sunarimahingsih, MT
Semarang, 10 Oktober 2017 Menyetujui, Pembimbing
Penyusun
Christian Moniaga, ST, M.Ars
Steven Evan Nugroho
NPP : 05812015300
NIM : 14.A1.0011 DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. 4 DAFTAR ISI .................................................................................................................... 5 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 8 1.1 Judul Penelitian ..................................................................................................... 8 1.2 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 8 1.3 Perumusan Masalah .............................................................................................. 9 1.4 Keaslian Penelitian ................................................................................................ 9 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 10 1.7 Lingkup Penelitian ............................................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 10 2.1 Dinding ................................................................................................................ 10 2.1.1
Pengertian ................................................................................................. 10
2.1.2
Jenis-jenis dinding ..................................................................................... 11
2.2
Teknologi Beton ............................................................................................... 12
2.1.2
Pengertian Beton ....................................................................................... 12
2.1.3
Sejarah Beton ............................................................................................ 13
2.1.4
Karakteristik Beton .................................................................................... 13
2.1.5
Kelebihan dan Kekurangan Beton ............................................................. 14
2.3
Lapisan Material Dinding Precast Beton Ringan pada Wallplus....................... 14
2.3.1
Papan Semen / FiberCement .................................................................... 15
2.3.2
EPS (Expanded Polystyrene) .................................................................... 15
2.3.3
Beton Agregat............................................................................................ 16
2.3.4 Perbandingan Material Beton, Bata konvensional dan Precast Beton Ringan .................................................................................................................. 16 BAB III METODA PENELITIAN ..................................................................................... 17 3.1. Deskripsi Penelitian .......................................................................................... 17 3.2. Obyek Penelitian .............................................................................................. 17 3.3. Pengambilan Data............................................................................................ 17 3.3.1. Data Primer ............................................................................................... 17
3.3.2. Data Sekunder........................................................................................... 17 3.5. Kerangka Penelitian ......................................................................................... 18 BAB IV JADWAL PENELITIAN ..................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21
ABSTRAK Api adalah salah satu unsur yang berasal dari oksidasi dari suatu material yang menimbulkan panas, cahaya dan proses kimia lainnya. Unsur tersebut dapat menimbulkan dampak negatif apabila penggunaannya yang salah maupun merupakan bencana yang tidak disengaja. Salah satu bencana itu yang menimbulkan banyak korban dan sering terjadi di Indonesia adalah bencana kebakaran. Menurut Ir. R.B. Tular dalam bukunya Perencanaan Bangunan Tahan Gempa, Indonesia terletak di antara dua lempeng benua: Lempeng Eurasia (Lempeng Sunda) dan lempeng Australia (Paparan sahul); dan juga terletak di antara dua lempeng samudera: Lempeng laut filipina dan Lempeng Pasifik. Mendesain bangunan di Indonesia yang tahan kebakaran gempa perlu mendapat perhatian khusus tentang material yang digunakan. Salah satu hal yang menelan banyak korban jiwa saat terjadi gempa adalah material dinding yang terlalu berat dan struktur bangunan mengalami beban yang sangat besar, sehingga berpotensi merusak struktur bangunan yang menimbulkan kematian. Dalam keadaan statis, sebuah bangunan hanya memikul beban gravitasi yaitu beratnya sendiri dan beban hidup (R.B.Tular,1984). Apabila terjadi gempa, percepatan permukaan gempa bumi mengakibatkan gaya horizontal maksimum dan gaya transversal sehingga sangat mempengaruhi kekakuan konstruksi bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu pemecahan masalah dengan memperkenalkan material bangunan precast ringan yang kokoh, ramah lingkungan dan hemat energy terhadap dinding rumah tinggal. Dinding precast ringan ini merupakan pilihan material yang lebih ringan dari pada batu bata konvensional, tahan gempa, cepat untuk dipasang sehingga dapat meminimalkan korban gempa bumi dan memudahkan perbaikan bangunan saat terjadi kerusakan akibat gempa.
Kata kunci: Gempa Bumi, Indonesia, Korban Jiwa, Beban, Dinding Precast Ringan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Judul Penelitian Material Dinding Tahan Gempa Pada Rumah Tinggal 1.2 Latar Belakang Masalah Gempa bumi adalah hal yang perlu diperhatikan dan ditanggapi dengan baik dalam pembuatan desain rumah tinggal di Indonesia terutama untuk kawasan rawan bencana. Hal itu dikarenakan keadaan tektonik Indonesia yang kompleks dan tidak stabil dimana merupakan titik pertemuan dari beberapa lempeng tektonik. Indonesia terletak di antara dua lempeng benua: Lempeng Eurasia (Lempeng Sunda) dan lempeng Australia (Paparan sahul); dan juga terletak di antara dua lempeng samudera: Lempeng laut filipina dan Lempeng Pasifik. Adanya pergeseran lempeng-lempeng bumi dalam waktu tertentu inilah yang membuat Indonesia merupakan Negara rentan gempa. Dinding merupakan salah satu unsur yang ada pada bangunan yang berfungsi sebagai pembatas, pelingkup, pelindung dari luar bangunan dan sebagainya. Selain harus memenuhi fungsi dan berdiri kokoh, pemilihan material dinding harus diperhatikan dengan cermat karena dinding berperan dalam menambah beban terhadap keseluruhan struktur bangunan. Teknologi konvensional dalam pembuatan dinding rumah tinggal pada umumnya adalah menggunakan batu bata tanah liat yang berpotensi merusak alam karena pengambilan tanah dan memiliki beban yang berat terhadap bangunan. Pada masa kini yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan, sangatlah perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk keamanan dan kekakuan material dinding. Maka, dalam penulisan ini, diperlukan penelitian tentang lapisan-lapisan bahan dinding, kinerja dinding dan kemampuan dinding yang bisa menyesuaikan dengan keadaan gempa bumi di Indonesia
1.3 Perumusan Masalah Dalam pemaparan latar belakang penulisan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.3.1. Bagaimana dampak fisik dinding precast ringan terhadap kebakaran? 1.3.2. Bagaimana lapisan-lapisan dinding precast beton ringan yang dapat mendukung bangunan tahan terhadap kebakaran? 1.3.3. Bagaimana waktu dan suhu yang aman untuk manusia dalam dinding precast beton ringan yang terbakar? 1.4 Keaslian Penelitian Pembahasan dalam penulisan seminar ini mengacu pada penelitian yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada produk dinding Indostar Modular. Ada beberapa penelitian mengenai material dinding tahan kebakaran yang pernah dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut ; No
Nama Penulis
Judul Analisis Pemilihan Bahan Penghambat
1
Sentosa Limanto
Kebakaran Pada Dinding
Proses Perpindahan Panas Pada Dinding 2
Nezekiel
Rotary Kiln (Tanur Putar) Di Pt.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
Kemungkinan kesamaan pembahasan akan hanya dapat ditemui pada studi literatur, kutipan, dan acuan dari sumber referensi yang dicantumkan saja. Sejauh pengamatan penulis, masalah yang akan dibahas di dalam penulisan ini belum ditemui sebelumnya.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari pembahasan dalam seminar ini antara lain:
Memahami dan mengerti lapisan dan bahan dinding precast beton ringan yang tahan terhadap kebakaran. Mengetahui daya tahan dinding precast beton ringan terhadap kebakaran selama 1 jam. Memahami suhu maksimal manusia dapat bertahan dalam dinding bangunan yang mengalami kebakaran.
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar daya tahan kekuatan dinding precast beton ringan terhadap kebakaran sesuai dengan standar uji bakar SNI dalam waktu minimal 1 jam, kesesuaian suhu dinding terhadap manusia dan bahan-bahan dasar dari dinding precast ringan
1.7 Lingkup Penelitian Lingkup pembahasan dari penulisan seminar ini akan dikhususkan dalam teknologi bangunan dalam kaitannya pembahasan material yang tepat dan ringan pada bangunan rumah tinggal Dalam hal ini, akan lebih didalami lapisan – lapisan dinding precast beton ringan dan ketahanan material dinding precast ringan terhadap bencana gempa bumi di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dinding 2.1.1
Pengertian Dinding merupakan suatu elemen padat maupun berongga dalam bangunan yang penting untuk melingkupi dan melindungi suatu bangunan
dari kondisi cuaca maupun faktor lain dari luar serta membagi dan membatasi suatu bidang menjadi ruangan-ruangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada berbagai macam definisi dari dinding antara lain: dinding1/din·ding/ n penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dan sebagainya (dibuat) dari papan, anyaman bambu, tembok, dan sebagainya: -- nya terbuat dari papan;-- teretas, tangga terpasang, pb -sekat Kap dinding tegak, baik melintang maupun membujur yang memisahkan
2.1.2
ruang
satu
dengan
ruang
lainnya.
Jenis-jenis dinding Dinding berdasarkan jenisnya, dapat dibedakan menjadi 4 bagian utama antara lain: 1. Dinding partisi, penyekat Dinding yang mempunyai karakteristik yang mudah dipasang dan dipindah dan berfungsi sebagai pembatas ruang sementara maupun permanen. Contoh: partisi multiplex rangka kayu, partisi tirai, dan sebagainya 2. Dinding Penahan (retaining wall) Dinding yang masif, tebal dan kokoh karena fungsinya yang harus menahan beban dorongan dari samping / lateral. Contoh: talud, sheet pile, dan lain-lain 3. Dinding Struktural (load bearing wall) Dinding yang menopang dan mengalirkan beban bangunan vertikal dari atas (salah satunya, beban atap) sampai bawah (pondasi). Contoh: gunungan, dinding massif 30 cm, dinding plat sejajar. 4. Dinding Non-Struktural (non-load bearing wall)
Dinding yang sama sekali tidak menopang beban bangunan sehingga fungsinya hanyalah sebagai pengisi. Contoh: dinding kaca, dinding papan kayu, dan sejenisnya. Dinding precast beton ringan ini termasuk dalam dinding non struktural / dinding pengisi yang sama sekali tidak menahan beban bangunan, sehingga dalam pembuatan bahan material dikhususkan untuk meminimalkan beban dinding terhadap bangunan, cepat, ringan dan tahan gempa
2.2 Teknologi Beton 2.1.2
Pengertian Beton Menurut
Tri
Mulyono,
bahan bangunan komposit yang
beton adalah
terbuat
dari
sebuah
kombinasi aggregat dan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland,
yang
terdiri
dari
agregat
mineral
(biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Sedangkan Menurut SNI-032847-2002, beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Beton disusun dari agregat kasar dan agregat halus. Agregat halus yang digunakan biasanya adalah pasir alam maupun pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu, sedangkan agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu alam maupun batuan yang dihasilkan oleh industri pemecah batu. Beton merupakan suatu inovasi material canggih yang mulai terkenal pada masa era modern, memiliki kandungan agregat mineral (pasir, kerikil) yang diikat oleh semen dan air sehingga menyatu membentuk komposit yang homogen.
2.1.3
Sejarah Beton Bahan beton dan zat-zat dari vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya sebenarnya sudah ditemukan sejak zaman Yunani dan Romawi atau mungkin pada era sebelumnya. Bangsa Romawi telah membangun bangunan infrastruktur seperti waduk, drainase dan bangunan lainnya menggunakan material campuran kapur, pozzolan dan batu apung. Indonesia juga merasakan penggunaan yang serupa, dimana benteng Indraprasta di Aceh pada abad ke 7 menggunakan bahan kapur, tanah liat dan batu gunung. Mesir juga telah menemukan aditif debu vulkanik yang dapat meningkatkan kuat tekan beton. Hal inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya material beton. Kepopuleran beton dan penggunaannya yang membanyak dimulai pada permulaan abad 19 dan akan menuju ke era beton bertulang. Perkembangan beton ini terus ditinjau, diteliti dan diperbincangkan dari tahun 1801, 1850, samapai J.Moiner, seorang ahli taman dari Prancis menemukan teknologi tulangan untuk memperkuat beton. Kemudian C.A.P Turner pada tahun 1906 mengembangkan pelat slab tanpa balok.
2.1.4
Karakteristik Beton Karakter beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah dan untuk mengatasi kelemahannya maka diberilah tulangan besi pada beton. Satuan
Indonesia untuk kuat tekan beton adalah kg/cm²
dengan simbol K. Beton sangat mudah dibentuk dengan variasi apapun seperti gypsum. Kekuatan dan ketahanan dari beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Kualitas semen yang memiliki kadar yang sesuai standar
Homogen atau tidak saat pencampuran bahan semen, pasir, air dan kerikil.
Perawatan beton secara berkala
Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.
2.1.5
Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya.
Kelebihan dan Kekurangan Beton 2.1.5.1 Kelebihan beton
Dapat fleksibel mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
Memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi,
Material mudah dibuat dan material banyak tersedia di pasaran.
2.1.5.2 Kekurangan beton
Rentan retak bila komposisi bahan yang dicampur tidak sesuai standard dan tidak homogen
Bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan
Butuh biaya mahal untuk mengubah struktur dari material beton.
Setelah beton rusak atau tidak terpakai tidak dapat di daur ulang dan tidak bisa dimanfaatkan kembali
2.3 Lapisan Material Dinding Precast Beton Ringan pada Indostar moduler dan Wallplus
Potongan material lapisan dinding precast beton ringan pada produk Wallplus Sumber: Dokumen pribadi
2.3.1
Papan Semen / FiberCement
https://www.alsfordtimber.com/media/catalog/category/102880_A.jpg 2.3.2
EPS (Expanded Polystyrene)
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2b/Polistirolo.JPG
2.3.3
Beton Agregat
https://ebc.boral.com.au/ProductCatalogueimages/996_I_quarry_aggregate.jpg
2.3.4
Perbandingan Material Beton, Bata konvensional dan Precast Beton Ringan BETON KONVENSIONAL Fleksibel pembentukannya, pengerjaan rumit Rentan retak bila komposisi campurannya tidak baik, biaya mahal Bila sudah rusak tidak bisa didaur ulang
BATA KONVENSIONAL Pengerjaan lama
PRECAST BETON RINGAN Lebih cepat pengerjaannya
Biaya mahal
Hemat tenaga kerja sehingga
Bisa didaur ulang tetapi unsur tanah liat terkuras dan tidak ekologis
Hemat kolom praktis dan bisa didaur ulang
BAB III METODA PENELITIAN 3.1.
Deskripsi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini membahas mengenai material dinding yang tahan gempa di Indonesia, khususnya pada pemahaman lapisanlapisan material dinding precast beton ringan pada Wallplus. Pentingnya mengenali dan mengerti lapisan-lapisan apa saja yang terkandung pada dinding untuk rekomendas material dinding tahan gempa di Indonesia.
3.2.
Obyek Penelitian Untuk melakukan penelitian ini maka perlu obyek peneltian berupa produk dinding precast beton ringan pada produk Wallplus.
3.3.
Pengambilan Data 3.3.1. Data Primer Merupakan data utama / pokok yang berupa informasi mengenai aspek-aspek penting dalam pembahasan penelitian. Data ini didapat melalui observasi langsung. Adapun metoda yang digunakan dalam survey adalah: 1. Mengikuti seminar tentang produk dinding precast beton ringan tahan gempa pada produk Wallplus 2. Mengamati secara langsung sample dari salah satu produk Wallplus dinding precast beton ringan 3.3.2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh melalui dari sumber-sumber literatur melalui buku atau internet yang bersangkutan serta sifatnya mendukung dalam menganlisa dan penyelesaian penelitian ini. 3.3.2.1. Literatur Pencarian data dilakukan melalui buku, jurnal dan internet yang terkait dengan pokok bahasan penelitian. Data yang diperoleh kemudian dipilah dan disarikan untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan dinding precast beton ringan tahan gempa
3.4.
Instrumen Penelitian Kamera; Digunakan
untuk mendokumentasikan
produk material
dinding
Wallplus. Buku literatur (buku, jurnal penelitian); Digunakan menjadi pembanding dan referensi dengan pengamatan produk yang dilakukan.
3.5.
Kerangka Penelitian
3.6.
Analisa Data Melakukan analisa data disesuaikan dengan metode penelitian yang diambil dalam penulisan ini, yaitu mengalisa
data dengan menggunakan data pengukuran , perhitungan dan deskriptif, yang disusun dengan proses sebagai berikut ; Studi Literatur; yaitu dengan mempelajari informasi – informasi yang ada dalam buku, jurnal penelitian, peraturan dan SNI yang berkaitan dengan penelitian. Survey uji coba material dinding precast beton ringan dengan membakar menggunakan flame torch, melihat, mendata, mengukur dan mendokumentasikan Pengolahan Data ; mengolah, membandingkan, mencari lebih dalam tentang kebenaran data dan mengkonfirmasi data itu
BAB IV JADWAL PENELITIAN
September No
Kegiatan
Brainstorming dan Sinopsis
2
Proposal
3
BAB I Pendahuluan
4
BAB II Landasan Teori
5
BAB III Studi Kasus
6
BAB IV Analisis
7
BAB V Kesimpulan
8
Seminar
9
Revisi
10
Pengumpulan
November
Des
Minggu 1
1
Oktober
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET Tular, R.B. 1984. Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung https://wallplus.id/
LAMPIRAN
Banyak sekali keuntungan yang akan Anda dapatkan jika menggunakan product panel beton ringan / precast dinding ringan wallplus baik secara financial dan waktu.
Pemasangan yang cepat ± 8x lebih cepat dibandingkan system konvensional (pasang bata), merupakan keuntungan bagi para investor apalagi untuk bangunan yang mengejar waktu.
Beban yang ringan, menggunakan panel ringan wallplus dibanding dengan sistem tradisional dinding akan mengurangi beban yang diterima oleh struktur bangunan dimana akan memberikan dampak pengurangan biaya di struktur utama.
Produk beton / precast yang 90% finishing produk hasil pabrikasi ini memiliki bentuk yang presisi dan lapisan yang rata, sehinggal hal ini dapat menghemat biaya bahan baku tambahan lainnya.
Hemat tempat, dengan ketebalan panel ringan wallplus yang lebih tipis dibandingkan dengan produk konvensional, panel ringan wallplus dapat meningkatkan luas area efektif sekitar 4-6%.