Proposal Tugas Akhir FT TTL Unjani 2015 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANG BANGUN ALAT PERANGKAP WERENG PADI DENGAN LED BERDAYA RENDAH DAN PEMBANGKITAN SUMBER LISTRIK TENAGA ANGIN



TUGAS AKHIR



Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratam Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro



Oleh: INSAN MAULANA 2212132042



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2014



ABSTRAK



Padi merupakan komoditas pangan utama di Indonesia. Akan tetapi, hasil panen padi ini tidak selalu memuaskan akibat serangan hama. Hama yang paling utama adalah wereng. Wereng merusak batang padi sehingga padi menjadi tidak berisi. Akibat dari serangan wereng ini petaqni mengalami kerugian dan kemudian menggunakan pestisida dan insektisida yang berlebihan. penggunaan pestisida dan insektisida yang berlebih justru akan menjadi racun bagi tubuh manusia dan dalam jangka waktu yang panjang berpotensi mengakibatkan penyakit kanker. Guna mengatasi hal tersebut, berbagai macam alat perangkap dengan teknologi yang ramah lingkungan dan tidak beracun dikembangkan guna menanggulangi gangguan akibat hama wereng ini. Salah satunya perangkap wereng dengan memanfaatkan sifat wereng yang tertarik pada cahaya. Penulis mencoba mengembangkan perangkap wereng yang sudah banyak dilakukan penelitian sebelumnya. Karena areal lahan padi yang jauh dari jaringan listrik PLN, penggunaan LED sebagai sumber cahaya yang berdaya rendah sehingga menghemat daya listrik dari baterai. Baterai sebagai penyimpan energi listrik sementara yang dihasilkan oleh Generator DC dan turbin angin sumbu vertikal berjenis savonius sebagai pembangkit listrik.



Kata kunci: Perangkap Wereng, LED, Turbin Savonius



i



ABSTRACT



Rice is the main food commodities in Indonesia. However, the harvest is not always satisfactory due to pests. The most important pests are leafhoppers. Planthopper damage to paddy into rice straw containing not. As a result of this planthopper attack petaqni losses and then use excessive pesticides and insecticides. the use of pesticides and insecticides that excess it will be toxic to the human body and in the long term potential to cause cancer. To overcome this, various kinds of traps with technology and non-toxic environmentally friendly developed to overcome this interference due planthoppers. One of these traps hopper hopper by utilizing the properties interested in light. The author tries to develop a trap leafhoppers that previous research has been done. Because rice land area far from the grid, the use of LEDs as a low power light source thus saving electric power from the battery. Battery as a temporary storage of electrical energy generated by the DC generator and a vertical axis wind turbine manifold savonius as power plants.



Keywords: Trap leafhoppers, LED, Savonius Turbine



ii



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah swt atas nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “RANCANG BANGUN ALAT PERANGKAP WERENG PADI DENGAN LED BERDAYA RENDAH DAN PEMBANGKITAN SUMBER LISTRIK TENAGA ANGIN”. Tugas akhir yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh guna memperoleh gelar sarjana strata I di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak sendirian. Banyak sekali bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Sehingga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Kedua orang tua terhormat yang telah memberikan bantuan moral maupun materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Syaifatul Jannah, istri tercinta yang selalu menemani dan membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Bapak Yuda Bakti Zaenal, ST., MT., selaku ketua jurusan teknik elektro. 4. Pembimbing yang membimbing penulis sehingga tugas akhir ini bisa terselesaikan dengan baik. 5. Seluruh dosen pengajar di jurusan teknik elektro yang sudah mengajarkan banyak hal kepada penulis. 6. Rekan-rekan seperjuangan TTL 13, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.



iii



Semoga tugas akhir yang penulis susun ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pribadi, Jurusan Teknik Elektro dan masyarakat. Aamiin.



Cimahi, 14 Pebruari 2015



Penulis



iv



DAFTAR ISI



ABSTRAK .............................................................................................. i ABSTRACT .............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 Latar Balakang Masalah ....................................................... 1 1.2 Tujuan Tugas Akhir ............................................................. 2 1.3 Perumusan Masalah .............................................................. 3 1.4 Batasan Masalah ................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 4 2.1 Hama Wereng ...................................................................... 4 2.2 LED (Light Emitting Diode) ................................................ 5 2.3 Turbin Savonius ................................................................... 8 BAB III PERANCANGAN ALAT ....................................................... 11 3.1 Diagram Blok Alat ............................................................... 11 3.2 Cara Kerja Alat .................................................................... 11 3.3 Rancangan Alat .................................................................... 12 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 13 4.1 Studi Literatur ...................................................................... 13 4.2 Perancangan Alat ................................................................. 13 4.3 Realisasi Alat ....................................................................... 13 4.4 Pengukuran dan Pengujian Alat ........................................... 13



v



4.5 Analisa dan Evaluasi ............................................................ 14 4.6 Perbaikan dan Penyempurnaan ........................................... 14 4.7 Pembuatan Laporan ............................................................. 14 4.8 Rincian Biaya ....................................................................... 14 4.9 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir ......................... 15 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 16



vi



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Padi merupakan hasil pertanian yang utama karena merupakan bahan pokok makanan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Akan tetapi, tidak setiap musim panen padi sesuai dengan harapan para petani. Hal ini diakibatkan banyak faktor, salah satunya akibat serangan hama padi yang merusak tanaman padi. Hama yang merupakan musuh utama para petani adalah wereng. Wereng mempunyai musuh alami, yaitu laba-laba. Namun pada kenyataannya musuh alami wereng tidak dapat menghilangkan keberadaan wereng ini. Kemudian yang dilakukan oleh petani adalah menggunakan bahan kimia insektisida secara berlebihan untuk menanggulangi serangan wereng tersebut. Akibat dari pemakaian insektisida tersebut adalah matinya musuh alami wereng. Akibat lainnya, nasi yang dimakan oleh manusia adalah nasi yang tercemar oleh bahan kimia yang beracun dan berpotensi tumbuh berbagai penyakit di dalam tubuh pengonsumsi nasi tersebut.[3] Saat ini, sudah terdapat berbagai macam alat untuk menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu menggunakan alat perangkap wereng dengan memanfaatkan sifat wereng yang tertarik kepada cahaya. Alat perangkap yang dikembangkan oleh Baehaki (2010). Alat perangkap ini menggunakan lampu minimal 100 watt sebagai sumber cahaya dan Solar cell sebagai sumber dayanya.[1]



1



Berdasarkan



pada



masalah



tersebut



diatas,



penulis



tertarik



melakukan penelitian dan inovasi alat yang sudah ada agar lebih efisien dan menerapkannya untuk kemudian dituangkan menjadi topik tugas akhir yang akan penulis susun dengan judul “Rancang Bangun Alat Perangkap Wereng Padi dengan LED Berdaya Rendah dan Pembangkitan Sumber Listrik Tenaga Angin”. Dengan konsep yang sama dengan alat yang sudah ada, penulis berinovasi menggunakan turbin angin sebagai sumber listrik dan LED sebagai sumber cahaya perangkapnya agar lebih hemat energi. Harapannya, alat perangkap wereng padi ini dapat membantu petani mengendalikan hama wereng, melakukan pengamatan keberadaan hama wereng yang kemudian dilakukan penanganan lebih lanjut sehingga meningkatkan hasil panen padi yang minim pestisida dan insektisida pada lahan padi seluas 1ha di Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan-Subang.



1.2 Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari pembuatan laporan Tugas Akhir ini, adalah: 1. Tujuan Umum Untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana strata I di Universitas Jenderal Achmad Yani 2. Tujuan Khusus Merancang dan merealisasikan alat perangkap wereng padi dengan led berdaya rendah dan pembangkitan sumber listrik tenaga angin.



2



1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah yang ada, maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan pokok dalam proses perancangan dan realisasi dari sistem ini sebagai berikut: 1. Komponen dan warna cahaya apa yang digunakan untuk sumber cahaya berdaya rendah. 2. Bagaimana rancangan turbin angin sebagai pembangkit listrik. 3. Bagaimana energi penyimpanan energi listrik. 4. Bagaimana rancangan kendali untuk waktu operasi alat.



1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada proyek akhir yang akan direalisasikan adalah sebagai berikut: 1. sumber cahaya (beban) menggunakan LED (Light Emitting Diode) spot berwarna putih. 2. Turbin angin yang digunakan adalah turbin angin sumbu vertikal jenis savonius-Darrieus. 3. Menggunakan baterai Rechargeable sebagai penyimpan energi listrik dari turbin angin. 4. Kendali operasi alat perangkap hama wereng ini digunakan sensor cahaya (matahari) sebagai on-off waktu operasi alat (pukul 18.0006.00).



3



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Hama Wereng Beberapa jenis wereng merupakan hama utama padi dan tersebar luas di dunia. Di Indonesia, populasi wereng sering ditemukan dalam jumlah yang tinggi sehingga mengakibatkan rusaknya tanaman padi menjadi kering atau disebut hopperburn. Jenis wereng yang sangat merusak adalah wereng cokelat, wereng putih, dan wereng hijau, serta wereng loreng.[2] Wereng batang cokelat (WBC) (Nilaparvata lugens Stål) merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia. Wereng ini mampu berkembang biak membentuk populasi cukup besar dalam waktu singkat dan merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan. [3] Wereng tinggal di pangkal batang padi, ukurannya kecil-kecil, jumlahnya banyak, aktif bergerak. Serangga ini mempunyai siklus hidup 3-4 minggu yang dimulai dari telur (7-10 hari), nimfa (8-17 hari), imago (18-28 hari). Nimfa (wereng pra dewasa) dan imago (wereng dewasa) menghisap cairan dari batang padi. [3] Wereng coklat dewasa sangat tertarik dengan cahaya. Daya tarik tersebut merupakan sifat fototaksis yang ada pada serangga umumnya. Serangga mampu memberikan respon terhadap cahaya dengan panjang gelombang antara 300-400 nm (warna mendekati ultraviolet) sampai 600650 nm (warna jingga). [3] Berdasarkan hasil penelitian Pinandita (2009), Lalu pengujian dilakukan di sawah pada pukul 18.00 sampai 19.00. Luas sawah untuk uji



4



tiap warna lampu 4m2, selama 10 menit diulang lima kali. Hasil ujicoba di lapangan diperoleh data lampu LED warna putih rata-rata dapat menarik 149 ekor, Biru 148 ekor, Merah 115 ekor, Hijau 72 ekor, dan Kuning menarik 66 ekor. Dalam Tugas akhir ini, penulis menggunakan LED berwarna putih.[3]



2.2 LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED dapat memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. [4] LED akan memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai pembatas arus. [4]



Gambar 2.1 Simbol dan bentuk fisik dari LED [4]



5



Gambar 2.2 Rangkaian Dasar Menyalakan LED [4] Besarnya arus maksimum pada LED adalah 20 mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut: [4]



Dimana : R



: resistor pembatas arus (Ohm)



Vs



: tegangan sumber untuk suplai tegangan ke LED (volt)



2 volt : tegangan LED (volt) 0,02 A : arus maksimal LED (20 mA)[4] Pemilihan LED sebagai sumber cahaya pada perancangan alat yang akan dibuat ini berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh LED, diantaranya yaitu: -



Masa hidup yang panjang Kebanyakan produk penerangan LED yang ada sekarang ini memiliki masa hidup 30,000-50,000 jam. Ini berarti bahwa



6



produk penerangan LED akan bertahan selama antara 10-18 tahun. Teknologi Penerangan



Masa Hidup (Jam)



LED



30.000 – 50.000



Lampu Hemat Energi (LHE)



4.000 – 8.000



Halogen



800 – 2.000



Lampu Pijar



300 – 600



Tabel 2.1 Masa hidup teknologi penerangan [5] -



Konsumsi energi sangat rendah (efisiensi tinggi) Sekitar 95% dari energi yang dikonsumsi oleh LED dipancarkan sebagai cahaya yang terlihat oleh mata telanjang. Ini membuat LED sebuah sistem penghasil cahaya untuk penerangan yang sangat efisien.



Teknologi Penerangan



% energi



% energi



menjadi



menjadi panas



cahaya 90 – 95



5 – 10



40 – 50



50 – 60



Halogen



10 – 25



75 – 90



Lampu Pijar



5 – 10



LED Lampu Hemat Energi (LHE)



0



– 95



Tabel 2.2 Persentase perubahan energi teknologi penerangan[5] -



Cahaya yang dipancarkan tidak mengandung radiasi ultraviolet (UV) atau inframerah (IR) Lampu pijar, halogen, neon, dan lampu HID memancarkan radiasi UV dan IR dengan intensitas tinggi yang menimbulkan panas yang berlebihan dan tidak berguna dalam hal penerangan



7



(karena UV dan IR tidak dapat terlihat oleh mata) serta berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia.[5] -



LED sangat aman bagi lingkungan LED tidak mengandung zat kimia beracun, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Tidak seperti lampu hemat energy (LHE) yang mengandung gas merkuri, atau lampu halogen yang mengandung gas yodium / gas bromium, dan lampu HID yang mengandung uap logam berat yang sangat beracun, mudah terbakar, dan kadang dapat meledak terutama pada akhir siklus hidupnya. Pembuangan LHE, Halogen, HID, dan neon berdampak sangat buruk bagi lingkungan karena kandungan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan LED dapat didaur ulang secara sempurna dan secara aman karena LED tidak mengandung zat beracun.[5]



2.3 Turbin Angin Savonius Pemilihan sumber pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga angin adalah karena alasan sebagai berikut: 1. Area pesawahan yang jauh dari pemukiman penduduk dan jaringan listirk PLN 2. Biaya pembuatan murah untuk daya yang kecil 3. Sumber angin yang selalu ada baik saat siang maupun malam 4. Suara dari turbin angin bisa dimanfaatkan untuk mengusir burung di area pesawahan



8



Turbin



angin



adalah



kincir



angin



yang



digunakan



untuk



membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak digunakan di Denmark, Belanda, dan Negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan windmill.[6] Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibelakang bagian turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. [6] Jenis turbin angina ada dua macam, yaitu: 1. TASH (Turbin Angin Sumbu Horizontal) Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara.[6]



Gambar 2.3 Turbin Angin Sumbu Horizontal[6] 2. TASV (Turbin Angin Sumbu Vertikal) Turbin



angin



sumbu



vertikal/tegak



(atau



TASV)



memiliki



poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama



9



susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah.[6]



Gambar 2.4 Turbin Angin Sumbu Vertikal jenis Savonius[6] Indonesia merupakan negara dengan potensi energi angin kecepatan rendah, yaitu dengan kecepatan sekitar 3-6 m/s. Turbin angin tipe Savonius merupakan salah satu turbin angin yang cocok untuk daerah dengan potensi energi angin kecepatan rendah. Turbin angin Savonius pertama kali ditemukan oleh S.J. Savonius pada tahun 1920. Pada prinsipnya turbin angin tipe Savonius pada mulanya (konvensional) adalah plat tabung yang dibelah dua dan saling disatukan sehingga berbentuk huruf S. Sehingga pada turbin angin Savonius konvensional hanya terdiri atas dua buah sudu saja.[7] Berdasarkan penelitian Haqqqi (2013), turbin angin savonius dengan dua sudu lebih baik dari pada turbin angin dengan lebih dari dua sudu yaitu nilai rpm (rotation per minute) yang dihasilkan lebih tinggi pada kecepatan angina 3,8 m/s, sehingga daya listrik yang dihasilkan oleh generator lebih optimal.[7]



10



BAB III PERANCANGAN ALAT



Alat perangkap wereng yang akan direalisasikan pada tugas akhir ini adalah alat untuk mengurangi serangan hama pada tanaman padi dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yaitu angin untuk membangkitkan listrik guna menjalankan sistem alat tersebut.



3.1 Diagram Blok Alat Berikut ini adalah diagram blok alat perangkap wereng yang akan direalisasikan. RANGK. SAKLAR PHOTOSENSOR



TURBIN ANGIN



GENERATOR AC



AC



DC BATERAI DC



DC LED (CAHAYA PERANGKAP)



Gambar 3.1 Diagram blok alat perangkap wereng



3.2 Cara Kerja Alat Sumber listrik untuk menjalankan sistem ini berasal dari energi angin yang diubah menjadi listrik oleh turbin angin dan generator arus bolak-balik. Tegangan yang diperlukan untuk pengisian baterai adalah tegangan arus searah. Oleh karena itu, keluaran generator disearahkan lebih dulu oleh penyearah. Proses pengisian baterai memerlukan kondisi tegangan yang stabil sehingga sebelum masuk ke baterai, tegangan lebih dulu masuk ke bagian DC to DC converter atau Buck-Boost Converter.



11



Pada siang hari (sekitar pukul 06.00 sampai dengan 18.00), alat perangkap ini tidak beroperasi (led perangkap dalam kondisi mati). Alat perangkap ini akan beroperasi ketika malam (sekitar pukul 18.00 sampai dengan 06.00). Dua kondisi on-off ini diatur oleh rangkaian penyaklaran dengan mendeteksi cahaya matahari sebagai indikator siang atau malam. Ketika led perangkap menyala, diharapkan akan banyak wereng yang berkumpul pada sumber cahaya led tersebut. Kemudian wereng terjebak ke tempat pengumpulan wereng.



3.3 Rancangan Alat Dibawah ini merupakan rancangan alat yang akan direalisasikan.



TURBIN ANGIN SAVONIUS GENERATOR AC



KOTAK KELISTRIKAN LED PERANGKAP



PENGUMPUL WERENG



TIANG PENYANGGA



Gambar 3.2 Rancangan alat perangkap wereng 12



BAB IV METODOLOGI PENELITIAN



4.1 Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencari dan mempelajari sumber – sumber informasi yang berhubungan dengan perancangan tugas akhir ini baik dari tugas akhir yang telah dibuat, buku maupun dari internet.



4.2 Perancangan Alat Dengan spesifikasi yang telah ditentukan berdasarkan teori dari hsil studi literatur maka pada tahap ini, penulis mencoba merancang blok diagram umum dari sistem yang diusulkan kemudian mencari skema rinci dari masing-masing blok diagram.



4.3 Realisasi Alat Setelah mendapatkan skema yang terperinci, penulis mulai menginventarisir kebutuhan komponen dengan membuat daftar komponen yang digunakan kemudian mengadakannya. Pada tahapan ini, merupakan realisasi berupa perangkat keras yang terdiri dari mekanikal dan elektrikal. Dan porsi mekanikal lebih besar dibandingkan dengan elektrikalnya yaitu 70% : 30%



4.4 Pengukuran dan Pengujian Alat Tahapan selanjutnya yaitu pengukuran dan pengujian alat pada setiap blok pada blok diagram. Pengukuran dan pengujian alat yakni sebagai berikut: 1. Pengukuran dan pengujian keluaran generator 2. Pengukuran dan pengujian sensor cahaya 3. Pengukuran dan pengujian cahaya LED perangkap 4. Pengukuran dan pengujian hasil dari sistem perangkap wereng berupa banyaknya wereng yang terperangkap pada alat.



13



4.5 Analisa dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan analisis dan evaluasi terhadap kinerja dan kehandalan alat yang telah direalisasikan.



4.6 Perbaikan dan Penyempurnaan Bila terdapat beberapa kesalahan yang masih dapat diperbaiki, maka pada kesempatan ini penulis berusaha untuk memperbaikinya dan menyempurnakannya.



4.7 Pembuatan Laporan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap yang lainnya. Pembuatan laporan ini merupakan laporan dari alat yang telah dibuat, di dalamnya berisi hasil perancangan dan analisa sistem serta spesifikasi alat berdasarkan pengukuran dan pengujian.



4.8 Rincian Biaya No 1.



2.



3.



4.



Keperluan



Biaya



Komponen mekanikal Rp. 2.000.000,00 Pembuatan Turbin angin Pembuatan Tiang penyangga Pembuatan Box Komponen elektrikal Rp. 2.500.000,00 Generator AC Komponen Penyearah AC/DC Komponen DC/DC Baterai LED Studi Literatur Rp. 100.000,00 Pengadaan Buku Penunjang Referensi di Internet (Pulsa) Laporan Rp. 400.000,00 Foto Kopi Print Total Rp. 5.000.000,00 Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Tugas Akhir 14



4.9 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir Berikut dibawah ini merupakan jadwal rencana kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir yang akan direalisasikan.



Jadwal Pelaksanaan Proyek Akhir No



Kegiatan



Pebruari



Maret



April



Mei



Juni



Juli



1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1



Studi Literatur



2



Perancangan



3



Realisasi



4



Pembuatan Laporan



5



Pengujian



6



Analisa



7



Perbaikan



8



Sidang TA



Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir



15



DAFTAR PUSTAKA



[1].Sofwan, Sukip. Lampu Perangkap Sebagai Pengendali Hama wereng dan penggerek batang. 2013. (http://sukipbinsofwan.blogspot.com/2013/10/lampu-perangkap-lighttrap-monitoring.html diakses pada tanggal 8/11/2014 pukul 15:34 WIB) [2].Baehaki-S.E. dan I Nyoman Widiarta. Hama Wereng dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009. (http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_13.pdf diunduh pada 6/11/2014 pukul 13:49 WIB) [3].Pinandita, Satria. Racang Bangun Alat Penangkap Hama Wereng Berdasarkan



Pengaruh



Warna



Cahaya



Led.



Universitas



Dian



diunduh



pada



Nuswantoro. 2009. (http://eprints.dinus.ac.id/8075/1/jurnal_13144.pdf 8/11/2014 pukul 15:20 WIB) [4].NN. LED (Light Emitting Dioda). 2012. (http://elektronika-dasar.web.id/komponen/led-light-emitting-dioda/ diakses pada 9/11/2014 pukul 12:40 WIB) [5].NN. About LED. (http://www.orion-led.com/index/about diakses pada 9/11/2014 pukul 12:55 WIB) [6].Putranto, Adityo, dkk. Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Untuk Penerangan Rumah Tangga. Universitas Diponegoro. 2011. (http://eprints.undip.ac.id/34839/1/Rancang_Bangun_Turbin_Angin_Ver tikal_unt_RT.pdf diunduh pada 8/11/2014 pukul 16:12 WIB) [7].Haqqi, M. Haydarul, dkk. Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis Savonius dengan Variasi Jumlah Blade Terintegrasi Circular Shield untuk Memperoleh Daya Maksimum. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2013. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29842-2411105008-Paper.pdf diunduh pada 9/11/2014 pukul 3:52 WIB). 16