Prosiding Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSIDING DISEMINASI HASIL PENGALAMAN TERBAIK KEGIATAN PEMILIHAN GURU SMA DAN SMK BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2017



DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN



PROSIDING DISEMINASI HASIL PENGALAMAN TERBAIK OLIMPIADE GURU NASIONAL PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2017 ISBN : 978-602-74835-8-3 Penanggungjawab Sri Renani Pantjastuti Penyusun: Kadarisman Editor: Romi Siswanto Penyunting: Wendi Kuswandi Reviewer Sugiyono Samsudi Apri Nuryanto Widiyanto Desain Sampul & Tata Letak Handini & Lukmanul Hakim Penerbit: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Redaksi: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Pintu Satu Senayan, Gedung D Lantai 12 Komplek Kantor Kemdikbud, Jakarta Pusat 10270 Telp./Fax (021) 57974106 E-mail: [email protected] Cetakan Pertama, Oktober 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Prosiding Diseminasi Hasil Pengalaman Terbaik Olimpiade Guru Nasional Pendidikan Menengah Tahun 2017. Penyusunan prosiding diseminasi ini merupakan apresiasi terhadap para guru yang telah mengirimkan karyanya dari perwakilan provinsi masingmasing yang telah melalui seleksi tingkat daerah. Prosiding ini menjadi media dokumentasi dan publikasi ilmiah dari Olimpiade Guru Nasional Pendidikan Menengah Tahun 2017 yang telah memiliki ISBN dari Perpustakaan Nasional. Tentunya kami menyadari dalam prosiding ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan penyusunan prosiding yang akan datang, kami berharap hal tersebut tidak mengurangi nilai, makna dan manfaat prosiding ini bagi dunia pendidikan Indonesia. Terimakasih kami sampaikan kepada para Guru, Panitia Pelaksana serta pihak-pihak terkait yang ikut serta dalam penyusunan prosiding ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.



Jakarta, 07 November 2017 Direktur Pembinaan Guru Dikmen Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan,



Ir. Sri Renani Pantjastuti, MPA



i



DAFTAR ISI Sekapur Sirih ………………………………………………………



i



Kata Pengantar .................................................................................



ii



Daftar Isi ………………………………………………………......



iii-iv



1



Metode Smart Teaching sebagai salah satu solusi belajar ekonomi materi permintaan dan penawaran SMA Negeri 2 Boyolali - Drs. Ismawanto



1-19



2



Penggunaan metode penugasan (resitasi) ringkasan materi belajar ekonomi dan pembahasan soal-soal untuk meningkatkan prestasi siswa pada olimpiade sains nasional (OSN) Bidang Ekonomi Hendro Agus Rianto, S.Pd



20-34



3



Peningkatan kemandirian peserta didik dengan metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi di SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya - Kakang Harudin, M.Pd.



35-53



4



Penerapan media pembelajaran berbasis lagu dalam memahami mekanisme debit kredit kelas XII-IPS SMA Negeri 7 Surakarta Yuni Fermikasari, S.Pd



54-65



5



Peningkatan prestasi belajar peserta didik melalui simulasi perdagangan saham online pada materi pasar modal - Dra. Nina



66-78



Rahayu Kusdiana,Mm



6



Pemanfaatan Soltabsis untuk meningkatkan Remaja Ekonomi Pada X IPS-3 SMA N 2 Batang - Hanjar Giri Anggraini, S.Pd., M.Si.



79-96



7



Model SIM-OVG dalam mengoptimalkan pemahaman siswa terhadap konsep Mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 10 Samarinda – Watini



97-99



iii



METODE SMART TEACHING SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI BELAJAR EKONOMI MATERI PERMINTAAN DAN PENAWARAN SMA NEGERI 2 BOYOLALI Drs. Ismawanto SMA Negeri 2 Boyolali, Jawa Tengah A. Pengantar Untuk yang pertama dan yang utama kami panjatkan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyusun Best Practice dengan judul ”Metode Smart Teaching Sebagai Salah Satu Solusi Belajar Ekonomi Materi Permintaan dan Penawaran SMA Negeri 2 Boyolali.” Best Practice ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti seleksi Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat nasional bidang Ekonomi Tahun 2017. Selesainya penyusunan Best Practice ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Gatot Bambang Hastowo, M.Pd., selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yang telah menugaskan penulis untuk mengikuti seleksi Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat nasional. 2. Bapak Drs. Makno, M.H., selaku Kepala SMA Negeri 2 Boyolali, yang telah memberikan izin dan dukungan kepada penulis, untuk mengikuti seleksi Olimpiade Guru Nasional (OGN) tahun 2017. 3. Rekan-rekan guru SMA Negeri 2 Boyolali yang senantiasa memberikan dorongan, semangat dan doa. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Best Practice ini masih banyak kekuarangan karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk 1



itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya menambah inovasi dan konstruktif agar lebih sempurna dalam Best Practice ini. A. Masalah a. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan merupakan suatu proses yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses dan aspek hasil pembelajaran. Akan tetapi dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan belum menunjukkan adanya interaksi aktif antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa lainnya, serta belum tampak adanya perubahan perilaku yang positif pada siswa dan hasil belajar yang tinggi. Hal ini disebabkan guru belum menerapkan atau menggunakan metode pembelajaran yang lebih efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam mengelola sebuah proses belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk memilih materi, model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan para siswa yang dicerminkan oleh kompetensi yang harus dikuasai. Guru tidak hanya cukup memberikan ceramah di depan kelas saja, karena siswa akan cepat bosan. Kebosanan inilah yang akhirnya dapat menurunkan hasil belajar siswa. Dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang moderat diharapkan terjadi variasi sehingga kebosanan dapat dihindari. Untuk itulah diperlukan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran metode Smart Teaching yang merupakan pengembangan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yakni model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan



2



siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memiliki ketrampilan dalam memecahkan masalah. Pembelajaran dengan metode Smart Teaching merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan aktivitas berfikir, juga memudahkan para siswa dalam mengerjakan atau menjawab soal-soal ekonomi khususnya pada materi permintaan dan penawaran. Penggunaan metode Smart Teaching dilakukan dengan bimbingan guru dalam kelompok kecil dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota. Metode tersebut digunakan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 1 pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Salah satu faktor penting dalam sebuah pendidikan adalah proses belajar mengajar, dimana kualitas proses belajar sangat memengaruhi mutu pendidikan itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1 Semester 1 SMA Negeri 2 Boyolali pada tahun pelajaran 2016/2017 masih rendah, khususnya pada materi permintaan dan penawaran. Hal ini dapat dilihat melalui pengamatan pada saat melakukan proses pembelajaran, dari 38 siswa ternyata masih banyak siswa yang memiliki antusiasme belajar rendah atau kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar siswa tersebut rendah dapat dilihat dari nilai hasil ulangan harian dengan nilai tertinggi mencapai 77 dan nilai terendah mencapai 55, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 81,58%,



nilai KKM yang ditetapkan pada kompetensi permintaan dan



penawaran adalah 70.



3



Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan dalam kondisi tersebut, maka hasil belajar siswa harus ditingkatkan, sebab kalau tidak ditingkatkan akan berakibat siswa tidak dapat menguasai mata pelajaran ekonomi dengan baik sehingga para siswa tidak dapat mencapai KKM, kalau tidak dapat mencapai KKM dimungkinkan para siswa banyak yang tidak naik kelas, padahal mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang diujikan secara nasional.



b. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah di uraikan di atas, maka dalam penyusunan Best Practice ini dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah strategi pembelajaran dengan metode Smart Teaching dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi materi permintaan dan penawaran bagi siswa kelas X IPS 1 pada semester 1 SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah hasil belajar ekonomi materi permintaan dan penawaran dengan metode Smart Teaching bagi siswa kelas X IPS 1 pada semester 1 SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017? c. Strategi Pemecahan Masalah 1. Strategi Smart Teaching sebagai solusi belajar siswa Menurut Depdiknas (2009) Smart merupakan sebuah misi yang dijadikan dasar rujukan dalam menyusun dan mengembangkan program kegiatan. Smart memiliki indicator Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Realistic (dapat dilaksanakan), dan Time Bound (ditentukan batas waktunya).



4



Sedangkan menurut Yuswatoyo at al. (2000) Smart dapat diuraikan sebagai berikut: a. Simple, artinya membuat penyelesaian soal-soal yang dirasakan sulit menjadi sesuatu yang mudah untuk diselesaikan. b. Mind, artinya pemahaman materi dan penyelesaian soal-soal dengan menggunakan rumus-rumus yang mudah diingat. c. Applicable, artinya dapat dan dengan mudah



diterapkan untuk



menyelesaian soal-soal dalam suatu ujian atau evaluasi. d. Rational, artinya penyelesaian soal-soal yang masuk akal



dan



disesuaikan dengan tingkat penalaran siswa e. Trick, artinya soal-soal dapat diselesaikan dengan menggunakan trik-trik tertentu tanpa harus panjang lebar. Dalam belajar Smart terdapat kiat sebagai berikut : a. Belajar tidak hanya menghafal, tetapi harus memahami b. Membaca adalah kuncinya c. Catat pokok-pokok pelajaran d. Memahami dan menghafal kata-kata kuncinya e. Pilih waktu belajar yang pas f. Bikin suasana belajar yang asik g. Buatlah kelompok belajar h. Practice make perfect: tidak usah nunggu diperintah, tetapi kerjakan soalsoal untuk mengukur kemampuan i. Kembangkan materi yang sudah dipelajari / dikuasai j. Belajar juga perlu istirahat 2. Tahapan Operasional Penggunaan Metode Smart Teaching Penggunaan metode Smart Teaching dalam pembelajaran permintaan dan penawaran bagi siswa kelas X IPS 1 diharapkan dapat lebih



5



meningkatkan hasil belajar siswa dan diterapkan sebagai perkembangan rumus praktis. Metode ini merupakan metode pembelajaran praktis, dengan tidak meninggalkan konsep-konsep dasar pemahaman materi pelajaran yang mengacu pada sebuah kurikulum atau standar isi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penggunaan metode Smart Teaching dengan bimbingan guru dalam Kelompok kecil dimaksudkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dilakukan sebanyak 4 sampai dengan 5 siswa. Melalui bimbingan guru siswa dapat lebih terarah dalam belajarnya, dapat lebih tercapai kompetensinya, karena para siswa diajak untuk dapat memahami, banyak membaca, menggunakan bahasa komunikatif sehingga mudah dimengerti, siswa dapat mencatat pokok-pokok pelajaran, siswa dapat mengembangkan materi yang sudah dipelajari dan dikuasai, dan siswa tidak perlu menunggu perintah tetapi mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal latihan secara berkelompok untuk mengukur kemampuannya. Tahapan



operasional



pelaksanaan



dalam



dalam



pembelajaran



menggunakan metode Smart Teaching, terdiri dari 4 tahapan yaitu: a. Siswa mencari informasi berupa materi dan soal-soal latihan b. Guru merancang kegiatan pembelajaran dengan metode Smart Teaching c. Melaksanakan proses pembelajaran dan diskusi untuk menyelesaikan atau mengerjakan soal pemecahan masalah d. Melakukan evaluasi hasil belajar siswa



B. Pembahasan dan Solusi a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah



6



Menurut Webe (2010) metode Smart Teaching merupakan suatu metode mengajar atau pembawaan diri seorang guru/pengajar untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Para guru dan pengajar harus menjadi sosok yang menarik, dikagumi, penuh kharisma, dan kehadirannya selalu ditunggu. Dan dengan Smart Teaching kita tidak hanya melakukan transfer of knowledge, namun kita melakukan transformasi. Pembelajaran



dengan



pendekatan



Smart



Teaching



dapat



menumbuhkan minat siswa, antusiasme belajar siswa, empati pada siswa, dan proses belajar mengajar dapat lebih menyenangkan (fun). Hal ini dikarenakan peran guru sebagai motivator yang dapat mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) lebih efektif, singkat dan jelas, tidak bertele-tele serta sesuai dengan kebutuhan siswa. Dan para guru berusaha untuk memiliki humor sehingga dapat menggairahkan belajar siswa dan dapat menghilangkan ketegangan (stress), dengan tanpa meninggalkan konsep-konsep dasar materi pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran Smart Teaching yang merupakan pengembangan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tepat pada materi permintaan dan penawaran, sehingga dapat berlangsung efektif dan mencapai tujuan pembelajaran terutama pada kemampuan pemecahan masalah secara matematis. Konstruktivisme akan mendorong siswa dalam menggunakan pengalaman dan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dan selanjutnya siswa dapat membangun pengetahuan sendiri sebagai hasil dari pemahaman terhadap masalah yang dipecahkannya. Pelaksanaan pembelajaran pada materi permintaan dan penawaran Smart Teaching, siswa yang mengalami kesulitan dapat melihat langsung contoh dan solusi yang diberikan dari guru pada saat memberikan penjelasan secara



7



singkat. Siswa diperbolehkan bertanya kepada guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian siswa mencatat hasil pembelajaran yang sudah dilakukan. Sehingga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal. Hal ini dimungkinkan karena akan terjalin hubungan yang saling mendukung antar siswa satu dengan yang lain, untuk bersama-sama memperoleh hasil belajar yang maksimal melalui diskusi dengan bimbingan guru dalam kelompok kecil 4-5 siswa. Sehingga para siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penulisan Best Practice ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi perrmintaan dan penawaran. Secara umum, kegiatan pembelajaran dengan metode Smart Teaching dibagi menjadi 5 tahapan. 1. Siswa mencari informasi berupa materi dan soal-soal latihan Langkah ini dilakukan untuk mengaktivkan siswa dalam mencari bahan yang berupa soal-soal latihan. Dalam hal ini siswa diberikan tugas untuk mencari dan melakukan browsing dan downloading soal latihan dari internet sebagai bahan latihan untuk meningkatkan pengetahuan awal siswa dan kompetensinya. Disamping itu siswa juga diberikan tugas pada untuk mencari referensi dari buku paket yang ada di perpustakaan untuk menambah bahan-bahan yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran agar materi dapat lebih diperdalam. 2. Guru merancang kegiatan pembelajaran dengan metode Smart Teaching Pada tahapan ini guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Smart Teaching sebagai berikut.



8



a. Kegiatan pendahuluan (10 menit) Pada kegiatan pendahuluan Kelas dipersiapkan



agar lebih kondusif



untuk proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang kelas, berdoa, presensi (absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta minggu



buku



yang diperlukan), disinggung



tentang



materi



lalu, ditegaskan kembali tentang topik dan menyampaikan



kompetensi yang akan dicapai dan dibentuk diskusi dengan bimbingan guru dalam kelompok kecil, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. b. Kegiatan inti (70 menit) Pada kegiatan ini, guru memberikan konsep dasar tentang materi pembelajaran selama sekitar 20 menit, kemudian siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil sesuai dengan kelompok yang telah dibagi selama 3- menit dan dipresentasikan sekitar 20 menit, dengan pembagian materi sebagai berikut. 1) Kelompok I dan V melakukan



kajian tentang Elastisitas



permintaan. 2) Kelompok



II dan VI melakukan kajian tentang Elastisitas



penawaran 3) Kelompok III dan VII melakukan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas 4) Kelompok IV dan VIII melakukan kajian tentang Elastisitas Silang dan elastisitas pendapatan. 5) Setiap kelompok harus membuat laporan, dipresentasikan dan dikumpulkan. c. Kegiatan penutup (10 menit) Pada kegiatan penutup ini peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran tentang elastisitas permintaan



9



dan elastisitas penawaran serta elastisitas silang dan elastisitas pendapatan, kemudian memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan mengajak berdoa semoga pembelajaran hari ini bermanfaat untuk kita semua. 3.



Melaksanakan proses pembelajaran dan diskusi untuk menyelesaikan atau mengerjakan soal pemecahan masalah Seperti telah dijelaskan di muka bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu guru memberikan materi singkat berupa konsep dasar dengan metode Smart Teaching, kemudian melakukan diskusi dengan bimbingan guru dalam kelompok kecil, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang diharapkan setiap kelompok dapat saling mengisi dan dapat mencapai hasil belajar yang tinggi.



(a)



(b)



10



Gambar 1: Guru saat menyajikan konsep dasar Elastisitas Contoh penyelesaian soal pada materi elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran dengan mengunakan metode Smart Teaching: a.



SOAL UJIAN NASIONAL 2013



Diketahui Pd = 100 –



1 2



Q. Jika jumlah yang diminta berubah dari 20 menjadi



30, maka besar koefisien elastisitasnya adalah … A.



1 5



B.



1 2



C. 9



D. 10



E. 15



b. SOAL SBMPTN 2014 Fungsi penawaran pasar tepung terigu adalah P = 10 + 0,5Q. P adalah harga perkilogram tepung terigu dalam ribuan rupiah, Q adalah jumlah 11



tepung terigu yang ditawarkan persatuan waktu dalam kilogram. Apabila harga perkiligram tepung terigu sebesar 15, elastisitas harga penawaran pada tingkat harga tersebut adalah..... A. 0,33



B. 0,5



C. 1,0



D. 2,0



E. 3,0



Jawab :



c. SOAL UJIAN NASIONAL 2015 Diketahui fungsi permintaan Qd = –2P + 1000. Apabila harga barang Rp200,00 maka koefisien elastisitas yang terjadi adalah … . A. 0,16



B. 0,50



C. 0,67



D. 0,70



E. 1,67



Jawab :



d. SOAL UJIAN NASIONAL 2016 Diketahui fungsi permintaan Qd = 10 – 2P. Jika harga barang Rp10,00, maka jenis elastisitas permintaan adalah ... . A. elastis



C. elastis uniter



B. in elastis



D. elastis sempurna



E. in elastis sempurna



Jawab : 12



(a) (b)



Gambar 2: Aktivitas siswa saat berdiskusi 4. Melakukan evaluasi hasil belajar siswa Pada tahapan ini dilakukan pada pertemuan berikutnya, sehingga penulis telah memperoleh data kuantitatif



untuk dianalisis secara kuantitatif.



Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan ketercapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Kegiatan guru setelah proses pembelajaran adalah : a. mencermati proses dan hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi sudah dikuasai oleh siswa b. melakukan evaluasi tingkat kemampuan siswa dalam menguasai KD 13



c. menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut. (a)



(b)



Gambar 3: Aktivitas siswa saat Ulangan Harian (Tes Akhir)



f.



Hasil yang Dicapai Strategi pembelajaran dengan metode Smart Teaching di kelas X IPS-1



SMA Negeri 2 Boyolali pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut. 1. Meningkatnya Proses Pembelajaran



14



Proses pembelajaran yang berlangsung pada saat guru menjelaskan konsep dengan metode Smart Teaching direspon dengan baik oleh peserta didik, mereka terlihat antusias, terantusiasme dan menyukai metode ini. Hal ini dilakukan karena menggunakan logika berfikir yang sangat simpel, mudah dipahami dan diaplikasikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penyelesaian soal-soal pemecahan masalah. Meningkatnya proses pembelajaran ditunjukkan dengan adanya antusiasme siswa dalam berdiskusi dan lebih percaya diri dalam menyajikan hasil diskusi kepada teman atau kelompok lainnya.



(a)



(b)



15



Gambar 4: Antusias dan percaya diri dalam proses pembelajaran 2. Meningkatnya Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data hasil tes akhir pada kelas X IPS 1 SMA Negeri 2 Boyolali yang diajar dengan metode Smart Teaching, menunjukkan peningkatan bahwa dari 38 orang siswa terdapat 29 siswa atau 76,32% telah mencapai ketuntasan belajar, sebanyak 9 siswa atau 23,68% belum mencapai ketuntasan belajar. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan dalam ketuntasan belajar, dari 18,42% pada kondisi awal menjadi 76,32%. Data ketuntasan belajar siswa sebelum menerapkan metode Smart Teaching dapat disajikan tabel berikut ini. Tabel 1: Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal



Data ketuntasan belajar siswa hasil tes akhir setelah menerapkan metode Smart Teaching dapat disajikan pada tabel berikut ini.



16



Tabel 2: Ketuntasan belajar siswa dengan metode Smart Teaching Sedangkan capaian nilai pada setelah menerapkan metode Smart Teaching mengalami peningkatan, dan dapat disajikan pada tabel berikut ini.



Tabel 3: Nilai tertinggi dan terendah g.



Kendala-kendala yang Dihadapi Kendala yang dihadapi pada saat penerapan metode Smart Teaching



adalah: 1.



apabila siswa belum menguasai konsep dasarnya, maka siswa akan mengalami



kesulitan



dalam



menerapkan



cara



Smart



dalam



menyelesaikan atau mengerjakan soal-soal pemecahan masalah 2.



siswa harus memahami lebih dari satu rumus, karena terdapat beberapa model soal pemecahan masalah.



3.



memerlukan buku dan soal-soal latihan untuk lebih memahami dan mendalami materi yang mendasar



h. Faktor-faktor Pendukung Beberapa faktor pendukung sebagai penguat penerapan pembelajaran dengan metode Smart Teaching di antaranya:



17



1. sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat guru untuk pengembangan diri, sehingga memudahkan guru dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki secara optimal 2. penelitian ini dibantu dan dukung teman sejawat dalam mengamati proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran bersifat kolaboratif 3. siswa sangat antusias dalam melaksanaakan pembelajaran karena menggunakan cara praktis dalam menyelesaikan atau mengerjakan soal, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4. Sarana dan prasarana yang memadai sangat membantu pelaksanaan proses pembelajaran i.



Alternatif Pengembangan Dengan diterapkannya metode Smart Teaching dalam pembelajaran



ekonomi pada materi permintaan dan penawaran ini diharapkan dapat membantu peserta didik untuk memperbaiki cara berfikir dan analisis dalam memahami konsep ekonomi secara umum perilaku



ekonomi



dalam



kehidupan



dan dapat mengetahui wujud



nyata



serta



dapat



membantu



mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar lebih maksimal. Penggunaan metode ini dapat dikembangkan sebagai berikut: 1.



untuk mempermudah pemahaman pada bab-bab berikutnya dalam pembelajaran ekonomi



2.



memberikan pemahaman dan analisis dalam rangka untuk mempermudah persiapan menuju sukses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan sejenisnya, karena mata pelajaran ekonomi termasuk dalam salah satu yang diujikan pada SBMPTN



3.



untuk menambah pemahaman peserta didik dalam rangka persiapan OSN Ekonomi (pilihan ganda dan Uraian), baik OSN tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun tingkat Nasional



18



4.



dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain yang mempunyai karakteristik banyak hitungan



5.



dapat dikombinasikan dengan metode-metode yang lainnya



e.



bagi guru metode Smart Teaching dapat dikembangkan menjadi sebuah buku, baik buku paket, buku ajar, buku panduan maupun buku pelengkap yang dapat membantu siswa dan guru untuk belajar memahami materi pelajaran.



C. Kesimpulan dan Harapan Berdasarkan hasil pembahasan



yang telah diuraikan pada bab



sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan best practice ini sebagai berikut. 1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Smart Teaching dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat memtovasi siswa untuk belajar. 2. Pembelajaran metode Smart Teaching mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal Ini ditunjukan adanya peningkatan hasil Ulangan atau tes, dari ketuntasan belajar 18,42% menjadi 76,32%. 3. Pembelajaran dengan metode Smart Teaching dapat meningkatkan logika berfikir dan kemampuan untuk menyelesaikan atau mengerjakan soal dengan cepat, mudah, simple dan rasional Dari hasil penerapan pembelajaran menggunakan metode Smart Teaching pada materi permintaan dan penawaran di kelas X IPS 1, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut. 1. Pada pembelajaran metode Smart Teaching, diharap menguasai konsep dasar untuk dapat mengaplikasikan cara cepat atau praktis. 2. Pada materi yang memiliki karakteristik hitungan, dapat mengembangkan metode Smart Teaching agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya



19



Guru hendaknya memberi bimbingan pada siswa secara intensif agar kemampuan pemecahan masalah berkembang dengan baik dan



terbiasa



berfikir tingkat tinggi, serta memberi bimbingan dalam mengerjakan berbagai motif soal ekonomi dari suatu masalah. DAFTAR PUSTAKA Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta. Bestari Buana Murni. Depdiknas. 2009. Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Jakarta. Depdikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Ismawanto. 2017. Panduan Materi Sukses Olimpiade Sains Ekonomi Makro dan Mikro Jilid 1. Jakarta. Bina Prestasi Insani Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Webe, Agung. 2010. Smart Teaching : 5 Metode Efektif Lejitkan Prestasi Anak Didik, Yogyakarta. Jogja Bangkit Publisher. Winkel W.S. 1996. Psikologi pendidikan, Jakarta. Bina Aksara. www.scribd.com/doc/32357515/Smart Teaching. Diakses tanggal 2 Juli 2017 Yuswatoyo, Damar. Muhammad, Marzuki. Sofyan, Abu. 2000. Smart Solution : Metode Pemecahan Masalah. Yogyakarta. Prima Language Center. PENGGUNAAN METODE PENUGASAN (RESITASI) RINGKASAN MATERI BELAJAR EKONOMI DAN PEMBAHASAN SOAL-SOAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) BIDANG EKONOMI Hendro Agus Rianto, S. Pd 20



SMA Negeri 1 Sendang Agung, Lampung Tengah, Lampung A. Pengantar Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan best practice dengan judul penggunaan metode penugasan (resitasi) ringkasan materi belajar ekonomi dan pembahasan soal-soal untuk meningkatkan prestasi siswapada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang ekonomi. Best practice ini berisi deskripsi mengenai metode pemberian tugas kepada siswa yang berupa pembuatan ringkasan materi belajar ekonomi dan pembahasan soal olimpiade ekonomi dari tahun ke tahun sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan prestasi siswa menjadi juara OSN tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan Pusat. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan best practice ini masih banyak terdapat kelamahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun dari penggunaan bahasanya sehingga jauh dari kata sempurna. Akhirnya apapun yang disajikan oleh penulis dalam best practice ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi orang lain. B. Masalah a. Latar Belakang Salah satu kebijakan program pembangunan nasional dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin, secara terarah terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai usaha produktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal. Misi pendidikan nasional terwujudnya sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu, guna memperteguh ahlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan



21



kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mutu sumber daya manusia suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikan. Dengan berbagai strategi, peningkatan mutu siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dasar, penguasaan bahasa asing, dan penanaman sikap dan perilaku yang mencerminkan budi pekerti. Era globalisasi memberikan inspirasi positif dalam masyarakat internasional, masa depan Indonesia sangat membutuhkan kemampuan kompetitif di kalangan pelajar untuk bersaing secara sehat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kreatifitas kegiatan siswa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu dengan lomba-lomba baik yang berskala nasional seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sejalan dengan salah satu visi SMA Negeri 1 Sendang Agung yang baru berdiri tanggal 14 Juli 2005, yaitu unggul dalam prestasi akademik dan non akademik dan misi sekolah yaitu membentuk dan membina tim olimpiade sains secara optimal dan Program jangka menengah SMA Negeri 1 Sendang Agung 2014-2017 memiliki tim olimpiade sains yang berprestasi di tingkat Kabupaten maka SMA Negeri 1 Sendang Agung menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler olimpiade sains. Salah satu kegiatan ekstrakurikulernya adalah



Olimpiade



Sains



Ekonomi.



Kegiatan



ekstrakurikuler



dapat



memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik melalui pengembangan bakat, minat, dan kreativitas serta kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. SMA Negeri 1 Sendang Agung terletak di Kabupaten Lampung Tengah dan baru berdiri 14 Juli 2005. Dalam hal ukuran prestasi akademik dan non



22



akademik tingkat kabupaten SMAN 1 Sendang Agung belum banyak yang bisa dicapai dalam tingkat kabupaten apalagi untuk Tingkat propinsi Lampung. Penulis merupakan salah satu guru ekonomi di SMAN 1 Sendang Agung yang bertugas mulai April 2009. Dengan situasi dan kondisi seperti ini penulis sangat termotivasi agar siswa di SMAN 1 Sendang Agung dapat menjadi juara OSN tingkat kabupaten Lampung Tengah. Dalam hal prestasi di Kabupaten Lampung Tengah, sekolah-sekolah unggulan sangat menguasai juara-juara OSN seperti SMAN 1 Kota Gajah, SMAN 1 Terbanggi Besar, SMAN 1 Kalirejo, dan lainnya. Saya berpikir mengapa SMAN 1 Sendang Agung tidak bisa padahal sekolah lain bisa walaupun sekolah kita termasuk baru berdiri. Faktor sumber daya siswa SMAN 1 Sendang Agung memang masih terbatas, siswa lulusan SMP di daerah penulis akan menjadikan SMAN 1 Sendang Agung pilihan kedua atau cadangan. Mereka akan memilih sekolah yang akan dianggap lebih bagus dan lebih terkenal dibandingkan sekolah penulis. Mungkin dari sisi prestasi ataupun bisa jadi dari sisi sarana dan prasarana. Yang lebih miris adanya panggilan untuk Sekolah kami yaitu Sekolah perintis padahal sudah lebih dari 10 tahun sma ini berdiri. Permasalahan di atas, menurut penulis tidak akan menjadi masalah untuk prestasi atau juara Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten. Fakta-fakta tersebut membuat penulis termotivasi untuk membina dan membuat metode atau tehnik belajar yang dapat meningkatkan prestasi siswa pada olimpiade sains nasional bidang ekonomi SMAN 1 Sendang Agung.



b. Permasalahan Dari uraian latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan yang terjadi sebagai berikut;



23



1. Rendahnya prestasi siswa SMAN 1 Sendang Agung di bidang OSN bidang Ekonomi. 2. Belum adanya metode pembelajaran yang menarik sehingga mampu menghasilkan juara OSN bidang ekonomi tingkat kabupaten. c. Strategi Pemecahan Masalah Mengacu pada permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, penulis memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat memberikan solusi atas permasalahan di atas yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas (resitasi) ringkasan materi belajar ekonomi dan pembahasan soal-soal Olimpiade ekonomi dari tahun ke tahun. Adapun prosedur pemberian tugas rangkuman materi belajar ekonomi kepada siswa adalah sebagai berikut : 1. Fase pemberian tugas (persiapan) a. Merumuskan masalah dengan jelas b. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas c. Menentukan jenis tugas (kelompok/individu) d. Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pelaksanaan tugas e. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa f. Menentukan limit waktu pelaksanaan 2. Fase melaksanakan tugas yang diberikan guru a. Mengadakan bimbingan dan pengawasan dalam pelaksanaan tugas b. Memberikan motivasi atau dorongan sehingga anak mau bekerja c. Memberikan pelayanan kebutuhan d. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain e. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang mereka peroleh dengan baik dan sistematis 3. Fase mempertanggungjawabkan tugas



24



a. Melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan atau tulisan, tindakan atau demonstrasi b. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas c. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa selama pelaksanaan tugas C. Pembahasan dan Solusi a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Menurut syaiful bahri, Djamarah, dan Aswan Zain (2002:96) metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikantugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, sedangkan menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130) mengemukakan bahwa “Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah maupun di rumah secara perorangan atau berkelompok. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengemukakan pengertian metode pemberian tugas sebagai berikut; Pemberian tugas atau resitasi, berasal dari bahasa inggris to cite yang artinya mengutip (re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagamana mestinya. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata. Metode pemberian tugas sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah yang dilakukan oleh penulis memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : Kelebihan metode pemberian tugas :



25



1. Setiap siswa dapat bekerja menurut tugas dan waktu belajanya masingmasing. 2. Melatih aktivitas, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri. 4. Merangsang



daya



pikir



siswa,



karena



mereka



dituntut



untuk



menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya. Kekurangan metode pemberian tugas : 1. Apabila diberikan tugas kelompok seringkali yang mengerjakannya hanya siswa tertentu saja. 2. Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol siswa bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. 3. Menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan siswa. 4. Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu siswa untuk kegiatan lainnya. Rusyan, A. Tabrani (1996:14) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas dapat dilakukan dengan cara : 1. Membuat rangkuman atau ringkasan 2. Membuat makalah/paper 3. Menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu 4. Mengadakan observasi atau wawancara 5. Mengadakan latihan 6. Mendemonstrasikan sesuatu 7. Menyelesaiakan tugas tertentu Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan.



26



Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis. Ciri-ciri ringkasan sebagai berikut; 1. Inti idak meninggalkan urutan dasar karangan 2. Kerangka dasar masih tampak jelas 3. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas 4. Tujuannya untuk memangkas gagasan Beberapa manfaat membuat ringkasan materi belajar; 1. Memudahkan membaca isi pokok suatu bacaan 2. Memudahkan mengingat materi 3. Membantu memahami teks 4. Mengingatkan kembali pada materi dengan cepat Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran yang akan diujikan pada OSN ekonomi terdapat dalam Silabus OSN 2017. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus OSN ekonomi bidang ekonomi hanya memuat kompetensi dasar dan materi tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan pusat. Materi yang ada di silabus OSN adalah materi dari kelas X, XI, dan XII, berarti siswa yang mengikuti kegiatan OSN bidang ekonomi harus menguasai semua materi tersebut padahal mereka baru berada di kelas X dan XI. Menurut penulis, soal-soal OSN bidang ekonomi baik tingkat



27



kabupaten/kota, propinsi, dan pusat dari tahun ke tahun merupakan soal yang mempunyai tingkatan kesulitan yang tinggi. Untuk mengerjakan soal olimpiade siswa harus mempunyai dasar materi yang mantap, yaitu dengan cara membuat ringkasan tersebut. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang. Maka prestasi belajar merupakan



hasil



maksimum



yang



dicapai



oleh



seseorang



setelah



melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut Hetika (2008;43), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Berdasarkaan penjelasan di atas maka prestasi belajar dalam hal ini adalah siswa SMAN 1 Sendang Agung bisa menjadi juara baik tingkat kabupaten/kota, propinsi, atau pusat. Olimpiade Sains Nasional merupakan kompetisi akademik yang paling kompetitif dan bergengsi bagi semua jenjang pendidikan. Kegiatan ini merupakan upaya penjaringan siswa unggul dan berbakat, pembinaan yang lebih intensif khususnya siswa SMA/MA (kelas X dan XI) mulai dari tingkat sekolah, Kabupaten/Kota, Propinsi sampai Nasional.



28



Pemberian tugas membuat ringkasan materi ekonomi dan pembahasan soal-soal olimpiade ekonomi ini dipilih sebagai strategi pemecahan masalah dengan dasar pertimbangan bahwa siswa dalam mengerjakan soal OSN Ekonomi harus mengenal, mengetahui, dan memahami semua materi pokok ekonomi. Materi yang harus dihadapi siswa peserta OSN ekonomi mulai dari materi kelas X sampai dengan Kelas XII. Dengan materi yang luas dan waktu yang terbatas serta target untuk menjadi juara tingkat kabupaten yang dipertimbangkan penulis sebagai guru pembina ekstrakurikuler Olimpiade Ekonomi. Oleh karena itu penulis memilih pemberian tugas rangkuman materi pokok sebagai alternatif pemecahan masalah agar siswa dapat memahami semua materi pokok yang akan dikerjakan dalam OSN Ekonomi. Dengan pembuatan ringkasan ini maka diharapkan siswa mampu mencapai prestasi yang maksimal menjadi juara dalam OSN bidang ekonomi. b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Kegiatan ekstrakurikuler olimpiade sains ekonomi SMAN 1 Sendang Agung dilakukan satu (1) setiap minggunya dan bertempat di perpustakaan sekolah. Jadwal kegiatan ini adalah pada hari sabtu jam 12.30-14.00 WIB setelah kegiatan KBM berakhir. Pemberian tugas membuat ringkasan materi belajar dan pembahasan soal ini sudah sangat dikenal di dunia pendidikan. Ringkasan ini merupakan hasil karya siswa sendiri berdasarkan apa yang mereka baca dan lihat dari berbagai sumber belajar atau buku ekonomi yang ada di



perpustakaan,



internet,



atau buku



pegangan



guru.



Dalam



pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan menyampaikan kompetensi dasar apa yang akan dicapai setiap minggunya. Setiap minggu dengan materi yang berbeda dan berjenjang mulai dari materi kelas X, XI, dan XII. Siswa juga diberikan motivasi pentingnya dan manfaat dalam mengikuti OSN. Selanjutnya siswa diberikan silabus OSN bidang ekonomi. Dari silabus



29



tersebut siswa membaca dan memperhatikan materi apa yang akan dipelajari mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut. Siswa membandingkan dan menyesuaikan materi pembelajaran di silabus dengan materi pembelajaran di buku mata pelajaran kelas X, XI, dan XII sehingga siswa memahami urutan materi yang akan mereka pelajari. Pada tahapan berikutnya, guru menentukan tugas ringkasan materi yang akan dilaksanakan oleh siswa. Guru memberikan petunjuk pembuatan ringkasan materi pembelajaran dan soal-soal yang harus dikerjakan. Siswa diberikan waktu selama 1 minggu untuk membuat ringkasan satu (1) bab materi pokok ekonomi. Siswa harus membuat meringkas 1 bab materi dalam 1 halaman kertas HVS folio F4 dan minimal mereka menulis ulang ringkasan dan pembahasan soal olimpiade tersebut sebanyak 3 kali. Tahapan selanjutnya adalah fase pelaksanaan tugas. Dalam waktu satu minggu siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru apabila terjadi kesulitan dalam pengerjaan tugas mereka. Gurunya melakukan bimbingan dan pengawasan sampai dimana tugas yang mereka kerjakan. Tidak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar mereka bisa melaksanakan tugasnya secara mandiri. Diberikan motivasi “kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan”. Bila kita berpikir akan menjadi juara mudah-mudahan kita akan menjadi juara. Mereka harus membuktikan SMAN 1 Sendang Agung adalah sekolah juara bukan hanya sebagai peserta terus menerus. Kita harus mengenalkan bahwa SMAN 1 Sendang Agung itu ada (eksis) tidak seperti orang-orang bilang SMA perintis. Siswa harus mencatat poin-poin penting dalam bab materi yang mereka ringkas dan mencatat istilah-istilah penting. Tahap terakhir adalah fase pertanggung jawaban tugas siswa. Dalam tahap ini ringkasan bab materi ekonomi yang mereka selesaikan setiap



30



minggu harus di laporkan kepada guru dan siswa yang lain dengan cara mempresentasikan hasil pekerjaan mereka secara lisan. Guru mengoreksi apabila terjadi kesalahan dan menambahkan apa yang kurang dari presentasi siswa. Membahas dan mendiskusikan soal-soal OSN bidang ekonomi dari tahun ke tahun merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada kegiatan ini. c. Hasil Yang Dicapai Berdasarkan tehnik yang dilaksanakan oleh penulis dengan memberikan tugas ringkasan dan pembahasan soal per bab materi ekonomi maka hasil yang dicapai SMAN 1 Sendang Agung dalam OSN tingkat Kabupaten adalah sebagai berikut: 1. Tahun 2016 juara 3 OSN bidang ekonomi atas nama Luthfiana Ulfa Kelas XI IPS 1 2. Tahun 2017 juara 1 OSN bidang ekonomi atas nama Khofifa Dwi Nurmala kelas XI IPS 3 Hasil ini merupakan pencapaian prestasi yang sangat membanggakan bagi penulis dan SMAN 1 Sendang Agung, karena baru pertama kali menjadi juara 1 OSN tingkat kabupaten. d. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Masalah-masalah



yang



dihadapi



selama



proses



pembelajaran



ekstrakurikuler Olimpiade Sains Ekonomi ini adalah: 1. Sedikitnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang akademik, siswa cenderung untuk memilih ekskul yang non akademik seperti paskibra, pramuka, UKS, dan lain-lain. 2. Siswa masih kurang dalam penggunaan teknologi seperti handpone (android) yang sebenarnya bisa dijadikan sumber belajar. 3. Masih kurangnya kemampuan dalam berbahasa inggris, sedangkan ada beberapa soal OSN bidang ekonomi dalam bahasa inggris.



31



e. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan menjadi SMAN 1 Sendang Agung menjadi juara OSN bidang ekonomi tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung. Faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Antusiasme siswa yang sangat besar terhadap pembelajaran. Siswa yang ikut Ekstrakurikuler Olimpiade Sains Ekonomi memang merupakan siswa berbakat dan minat pada mata pelajaran ekonomi. 2. Fasilitas Komputer dan internet sekolah yang dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar. 3. Banyaknya buku-buku ekonomi yang disediakan di perpustakaan 4. Adanya pemberian penghargaan (reward) terhadap keberhasilan siswa maupun guru baik secara materi atau non materi 5. Kerja sama dan respon yang baik dari kepala sekolah dan guru-guru lainnya. f. Alternatif Pengembangan Ringkasan materi yang masih dalam berbentuk tulisan tangan akan lebih baik apabila dibuat dalam bentuk digital (power point). Metode ini bisa diterapkan terhadap siswa kelas XII IPS yang akan mengikuti Ujian Nasional terutama pelajaran ekonomi diharapkan hasil Ujian Nasional akan meningkat. D. Kesimpulan dan Harapan Berdasarkan pelaksanaan pemberian tugas ringkasan materi pokok pada Ekstrakurikuler Olimpiade Sains Ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar di SMAN 1 Sendang Agung maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Melalui pemberian tugas ringkasan materi belajar dapat meningkatkan prestasi siswa SMAN 1 Sendang Agung dalam OSN bidang Ekonomi 32



tingkat kabupaten Lampung Tengah. Terbukti tahun 2016 juara 3 dan tahun 2017 meningkat juara 1. 2. Metode ini bisa diterapkan untuk mencapai suatu kompetisi atau perlombaan bidang akademik yang memiliki cakupan materi luas dan waktu yang terbatas. 3. Diterapkan metode pemberian tugas ini sangat siswa dapat dengan cepat mengingat dan memahami materi belajar apalagi apabila ringkasan ini ditulis secara-berulang, semakin banyak akan semakin bagus dalam mengingat materi. Dengan mata Mereka harus membaca dan menyimpulkan menjadi kata atau kalimat singkat, dengan tangan mereka menulis berulang-ulang. 4. Metode ini sangat mengajari siswa menjadi mandiri dalam pengerjaan tugas karena mereka harus dikerjakan sendiri tidak menyuruh orang lain. Mengembangkan kreativitas siswa dengan cara membuat ringkasan dengan kata-kata atau kalimat sendiri. 5. Dibutuhkan sumber belajar seperti buku-buku pelajaran ekonomi, internet, kamus bahasa inggris, kamus istilah ekonomi dan lainnya untuk mendukung terselesaikannya tugas siswa. Siswa dapat membaca dan membandingkan satu buku dengan buku lainnya lalu menarik kesimpulan menurut mereka. Berdasarkan kesimpulan yang dibuat penulis, maka disarankan untuk: 1.



Hendaknya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam perlombaaan atau kompetisi dalam bidang akademik seperti Olimpiade, guru dapat menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) ringkasan materi belajar dan pembahasan soal-soal.



33



2.



Guru harus memiliki sumber belajar yang banyak, tidak hanya bukubuku mata pelajaran yang biasa ada di kelas, tetapi memiliki buku khusus pembahasan OSN bidang ekonomi.



3.



Guru dan siswa harus mampu meningkatkan kemampuan mereka dalam menguasai bahasa inggris dikarenakan beberapa soal OSN bidang ekonomi terdapat dalam bentuk bahasa inggris.



4.



Menjadi pembina Olimpiade Sains akan meningkatkan kompetensi professional guru.



DAFTAR PUSTAKA D_haL. 2010. Metode pembelajaran (Metode Pemberian Tugas). [online]. Tersedia:



http://de2halimah.blogspot.co.id/2010/12/metode-



pembelajaran-metode-pemberian.html?m=1. Dian Sutiono. 2014. Contoh Best Practice Penelitian. [online]. Tersedia: http://diansutiono.blogspot.co.id/2014/11/contoh-best-practicepenelitian.html?=1. Bijak Berbahasa. 2013. Pengertian Ringkasan, Rangkuman, Ikhtisar, dan Sinopsis.



[online].



Tersedia:



http://syafruddin41.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-ringkasanrangkuman-ikhtisar.html?m-1. Makalah dan contoh karya tulis ilmiah. 2012. Mengenal kelebihan dan kekurangan



metode



pemberian



tugas.



[online].



Tersedia:



http://makalahdankti.blogspot.co.id/2012/08/mengenal-kelebihan-dankekurangan.html?-1.



34



Pengertian, cara dan teknik membuat ringkasan terlengkap – pelajaran sekolah online. [online]. Tersedia : http://www.pelajaran.co.id/pengertiancara-dan-tehnik-membuat-ringkasan-terlengkap.html Materi pembelajaran – silabus. [online]. Tersedia : http://silabus.org/materipembelajaran/. Kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2017. Silabus untuk seleksi tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan pusat Ggugut luficha. 2012. Pengertian prestasi belajar menurut para ahli. [online]. Tersedia : http://ggugutlufichasepti.blogspot.co.id/?m=1.



35



PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAM QUIZ LITERASI EKONOMI DI SMA IT ISHLAHUL UMMAH BOARDING SCHOOL TASIKMALAYA



Kakang Harudin, M.Pd. SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School, Tasikmalaya, Jawa Barat A. Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice dengan judul “Peningkatan Kemandirian Peserta Didik dengan Metode Pembelajaran Team Quiz Literasi Ekonomi di SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya” Best practice disusun dalam rangka mengikuti lomba Olimpiade Guru Nasional (OGN) tahun 2017. Dalam penyusunan best practice ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat; 2. Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan Wilayah VI 3. Kepala SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya yang telah memberi ijin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas-luasnya. 4. Semua rekan guru di SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya, yang telah memberikan bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk best practice ini. 5. Orang tua, Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah. 6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan



bantuan



berupa



apapun 36



dalam



menyelesaikanbest



practice ini. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini. B. Masalah a. Latar Belakang Masalah Pentingnya kemandirian bagi perserta didik dapat di lihat dari situasi kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan peserta didik. Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagi fenomena yang membutuhakan perhatian dari dunia pendidikan, seperti: perkelahian antar pelajar, penyalah gunaan obat dan alkohol, perilaku menyimpang dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarah pada tindak kriminal. Dalam konteks proses belajar, dewasa ini tampaknya berkembang suatu gejala yang cukup mengkhawatirkan para pendidik, yakni adanya krisis motivasi terutama pada peserta didik sekolah menengah. Gejala yang ditunjukkannya antara lain berkurangnya perhatian peserta didik untuk belajar, kelalaian dalam mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah, menunda persiapan ulangan, serta pendangan “asal lulus” atau “asal naik kelas”. Terlihat adanya fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental. Setelah memasuki pendidikan tinggi, kebiasaan belajar yang kurang baik, seperti: tidak betah belajar lama atau belajar hanya menjelang ujian, menyontek, membolos dan mencari bocoran soal ujian. Menurut Budhiman dkk, (2017: iii) nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-



37



cita. Bentuk kemandirian bisa berupa kemandirian emosi, ekonomi, intelektual dan sosial (Havighurst, 2002) atau kemandirian emosional, tingkah laku dan nilai Steiberg, 2003). Beberapa penelitian menjelaskan bahwa kemandirian tumbuh dari proses internalisasi nilai-nilai lingkungan dengan peserta didik dan proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran harus memperhatikan perkembangan kognitif/ intelektual peseerta didik, manipulasi dan internalisasi individual (Piaget) melalui pemodelan tingkah laku (Bandura), penemuan (Bruner) atau learning community (Vygotsky). SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya merupakan sekolah Islam terpadu yang menyelenggarakan pendidikannya dengan memadukan secara Integratif nilai dan ajaran Islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orangtua, serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetensi peserta didik. SMA IT Ishlahul Ummah adalah SMA berbasis pesantren khusus putri yang 60% peserta didiknya berasal dari luar Kota Tasikmalaya dan semuanya harus tinggal di asrama. Salah satu tujuannya adalah membentuk anak-anak shalehah yang mandiri. Kemandirian dalam perspektif ilmu ekonomi adalah berpikir kritis, pemecahan masalah dan berpikir rasional. Dengan pengiriman uang oleh orang tua biasanya ditransfer atau diantarkan setiap bulannya, peserta didik dituntut mampu mengelola sumber daya uang dan berpikir tingkat tinggi dalam pengalokasinnya supaya cukup atau bahkan lebih untuk satu bulan. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah kemandirian ekonomi (literasi ekonomi). Fenomena di lapangan tentang literasi ekonomi peserta didik secara umum masih rendah, terbukti dengan sikap konsumtif dan banyaknya 38



perilaku dalam kehidupan sehari-hari tidak berpedoman pada teori-teori ekonomi, namun lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Literasi ekonomi sangat terkait dengan pembelajaran ekonomi di sekolah, sebab mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap rasional, dan kecenderungan perilaku terutama pada pengambilan keputusan ekonomi. Hasil kajian teoritis dan empiris dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa literasi ekonomi merupakan hasil belajar yang dipengaruhi banyak faktor baik dalam proses pembelajaran, penilaian maupun faktor lingkungan. Peserta didik merupakan cikal bakal masyarakat terdidik, oleh sebab mempersiapkan peserta didik untuk melek ekonomi menjadi keharusan. Hasil Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 yang menyatakan bahwa mayoritas peserta didik di Indonesia pada usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains), Hasil studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara (kompas 2016), Data The United Nations Development Programme (UNDP) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia peringkat 113 dari 188 negara (Republika 2016). Rendahnya IPM Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anak-anak Indonesia karena kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan estetika serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan. Berbagai problematika di atas bermuara pada tidak terintegrasikannya penguatan karakter (kemandirian), literasi (ekonomi), kecakapan abad 21 dan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab seorang guru dituntut melakukan inovasi atau merekayasa metode pembelajaran. b. Permasalahan



39



Berdasarkan uraian diatas, dalam menghadapi abad 21 diperlukan karakter kemandirian peserta didik yang tumbuh dan berkembang dari proses pembelajaran di keluarga, sekolah dan masyarakat. Di sekolah kemandirian dibentuk di kelas melalui interaksi antar teman dan dengan para guru. Guru dituntut menemukan metode yang tepat untuk mengembangkan kemandirian peserta didik secara berkelanjutan. Dari beberapa pengalaman kemandirian muncul dari hasil membaca buku, berpikir, berdiskusi, keterlibatan, kepahaman dan pembiasaan. Menurut penulis metode pembelajaran yang mendekati hal tersebut adalah Team Quiz berbasis literasi ekonomi. Memerhatikan hal tersebut, fokus permasalah dalam best practice ini adalah “Bagaimana metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dapat meningkatkan kemandirian peserta didik di SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Tasikmalaya?” c. Strategi Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas strategi pemecahan masalah yang dipilih adalah Metode Pembelajaran Team Quiz Literasi Ekonomi. Metode pembelajaran merupakan cara yang diterapkan atau diimplementasikan oleh seorang guru kepada peserta didik di kelas untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran. Team Quiz adalah strategi yang dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Literasi ekonomi adalah pemahaman seseorang yang terkristalkan dalam membuat pilihan yang cerdas terkait alokasi sumber daya. Jadi strategi ini mendorong peserta didik untuk membaca berbagai referensi ekonomi, mengkolaborasikan temuan dengan teman sekelas dan mengimplentasikannya dalam kehidupan keseharian. Secara operasional strategi pemecahan masalah bisa dijabarkan sebagai berikut:



40



1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan guru bersama peserta didik melakukan kontrak belajar, meliputi: pembentukan kelompok, penetapan KKM, materi, sumber dan bahan bacaan, instrument penilaian dan reward and punishmet. 2. Tahap Pelakasanaan Pada tahap ini dilaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran Team Quiz yaitu sebagai berikut: 1) Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen; 2) Peserta didik dibagi menjadi tiga tim; 3) Jelaskan format pelajaran dan mulailaih penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu; 4) Perintahkan tim A untuk menyajikan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam waktu tidak lebih dari 5 menit, tim B dan tim C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka; 5) Tim A memberi kuis kepada anggota tim B, jika tim B tidak bisa menjawab satu pertanyaan, maka tim C segera menjawabnya; 6) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan mengulang proses tersebut; 7) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan tim B sebagai pemandu kuis; dan 8) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan tim C sebagai pemandu kuis (Silberman, 2009) 3. Tahap Evaluasi Pada tahap evaluasi guru menyimpulkan materi/pertanyaan yang dibahas, melaporkan



hasil



penilaian,



memberikan



reward-punishmet



dan



menyampaikan rencana tindak lanjut. C. Pembahasan dan Solusi a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Alasan penulis menggunakan metode pembelajaran Team Quiz karena berdasarkan pengalaman mengajar sejak tahun 2005 di SMA Muhammadiyah



41



1 Tasikmalaya kemudian di SMAIT Ibnu Siena, SMA Negeri 10 Tasikmalaya, SMA Al-Muttaqin dan SMAIT Ishlahul Ummah Boarding School. Saat itu masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai Ujian Nasional (UN) pada Mata Pelajaran Ekonomi di bawah KKM bahkan tidak lulus UN, rendahnya kemandirian peserta didik dalam mengelola keuangan, perilaku konsumtif, irrasional dan belum bisa mengambil keputusan strategis terutama setelah lulus SMA. Untuk meningkatkan nilai UN dibangkitkan minat baca dan latihan pada sumber-sumber yang relevan, dan untuk menumbuhkan kemandirian peserta didik level membacanya dinaikan sampai kepahaman dan mampu mengamalkan teori-teori ekonomi dalam kehidupan sehari-hari (literat ekonomi). Menurut Sugiyanto (2009) “Team Quiz adalah teknik pembelajaran yang berbentuk permainan kelompok untuk meningkatkan tanggung jawab belajar dengan suasana yang menyenangkan. Dengan metode Team Quiz diharapkan peserta didik dapat memiliki Kecakapan Abad 21 yaitu: kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill) melalui



isu-isu



terkini



yang



relevan,



kecakapan



berkomunikasi



(communication skills) melalui penyampaian materi, kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation) melalui soal kuis atau jawaban pertanyaan, dan kolaborasi (collaboration) melalui kerja kelompok dan antar kelompok. Selain itu metode ini dapat merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi (Higer Order Thinking Skill-HOTS). b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Penulis mencoba memecahkan masalah rendahnya kemandirian peserta didik



melalui



metode



pembelajaran



Team



Quiz



literasi



ekonomi.



Implementasi strategi pemecahan masalah ini diuraikan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan



42



Pada tahap ini guru mempersiapkan kuis dengan membuat pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sebelum kuis dilaksanakan guru dan peserta didik membuat kesepakatan atau kontrak belajar. Kesepakatan tersebut sebagian besar merupakan inisiatif dari peserta didik. Isi kesepakatn tersebut berupa kewajiban peserta didik untuk membaca materi sebelum kuis dimulai. Peserta didik yang mampu menjawab kuis diberi hadiah. Hadiah yang diberikan berupa nilai KKM atau hadiah yang lain. Peserta didik yang tidak mampu menjawab kuis maka terkena sanksi. Sanksi merupakan suatu bentuk kesepakatan untuk merubah sikap peserta didik, semula tidak mau membaca menjadi mau membaca. Sanksi yang di buat merupakan ide/saran dari peserta didik dan wajib disepakati oleh seluruh peserta didik. Sanksi yang diberikan masing-masing kelas sangat dimungkinkan berbeda-beda. Guru tidak disarankan memberikan sanksi. Fungsi guru hanya sebagai fasilitator dalam pemberian sanksi. Hal-hal yang perlu disiapkan guru yaitu: 1) Membuat pertanyaan-pertanyaan kuis sesuai materi yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kartu-kartu kuis, power point bila menggunakan LCD proyektor atau daftar pertanyaan. 2) Akan lebih menarik bila guru membuat pertanyaan kuis pada kartu. Satu kartu satu pertanyaan. 3) Guru membuat kartu yang berisi nama-nama peserta didik atau berisi nomor presensi peserta didik (bisa digunakan untuk semua kelas). 4) Guru menyiapkan daftar nilai untuk mencatat peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar 5) Guru menyiapkan daftar untuk mencatat peserta didik yang tidak mampu menjawab dengan benar, sebagai bahan masukan untuk pembinaan.



43



2. Tahap Pelaksanaan Sebelum kuis dilaksanakan guru wajib memberikan modul materi, sebagai bahan materi kuis pada pertemuan yang akan datang. Pelaksanaan kuis dilakukan pada 15 atau 20 menit awal pelajaran. Proses ini wajib dilakukan setiap pertemuan tatap muka. Pengkondisian semacam ini merupakan bentuk penanaman kebiasaan peserta didik, agar selalu membaca materi sebelum pelajaran dimulai. Guru harus selalu mewajibkan peserta didik untuk membaca materi yang akan datang sebanyak lebih kurang 3-5 halaman. Pelaksanaan kuis yang dilakukan diuraikan berikut ini. 1) Sebelumnya guru sudah memberikan modul/materi pelajaran pada peserta didik dan menjelaskan isi kontrak belajar. 2) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan untuk kuis sesuai dengan materi yang dibaca peserta didik. 3) Setelah pembukaan guru memulai pelajaran dengan kuis selama 15 sampai 20 menit. Tujuan utama kuis adalah mengekplorasi peserta didik apakah sudah membaca, sudah mempunyai pemahaman awal terhadap materi yang akan disampaikan atau belum. 4) Guru meminta peserta didik untuk meneriakan yel-yel sebelum kuis dimulai. Contoh Yel-yel yaitu: guru mengatakan Membaca, peserta didik menjawab Semangat, Senang, Sejahtera. Atau guru mengatakan Membaca, peserta didik menjawab Semangat, Senang, Bahagia. Atau boleh juga guru mengatakan Literasi Ekonomi, peserta didik menjawab Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahu Akbar. Yel-yel dimaksudkan untuk membangkitkan semangat peserta didik dan menanamkan benih senang membaca tentang literasi ekonomi.



44



5) Guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik, apabila tidak ada peserta didik yang berani mengangkat tangan untuk menjawab maka dipilih dengan menggunakan kartu. Guru memberikan kartu yang berisi namanama atau nomor presensi peserta didik dan tim. peserta didik diminta memilih kartu tersebut, yang terpilih wajib menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 6) Bagi peserta didik yang mampu menjawab diberi hadiah berupa nilai KKM. Bila mampu menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan seterusnya diberi tambahan nilai. Contoh jawaban benar pertanyaan pertama diberi nilai 70 (KKM), kedua diberi tambahan nilai 5 point menjadi 75, ketiga diberi tambahan nilai 5 point menjadi 80 dan seterusnya. 7) Bagi peserta didik yang tidak mampu menjawab pertanyaan akan diberikan sanksi dan pengurangan nilai. Sanksi yang diberikan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Sanksi bukan suatu hukuman tetapi suatu alat untuk merubah peserta didik agar mau membaca materi sebelum pembelajaran dimulai. 8) Pada akhir kuis menit ke-15 atau ke-20, guru membacakan hasil perolehan nilai kuis maupun peserta didik yang mendapat sanksi. 9) Selesai kuis guru melanjutkan pembelajaran sebagaimana biasa. 10) Pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik membaca materi yang akan datang sebanyak lebih kurang 3-5 halaman untuk kuis pertemuan yang akan datang. 3. Tahap Penjelasan Materi dan Umpan Balik Setelah kuis selesai, guru akan mendapatkan informasi yang berharga tentang pemahaman peserta didik terhadap materi yang dikuasai peserta didik. Guru menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik atau meluruskan jawaban yang salah pada saat kuis



45



berlangsung dan terakhir guru memberikan umpan balik sekaligus tugas membaca pada pertemuan berikutnya. d. Hasil yang Dicapai Penggunaan metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dilakukan di seluruh kelas (X, XI, XII) dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran ekonomi masing-masing tingkatan. Hasil yang dicapai dari metode ini dapat meningkatkan kemandirian peserta didik dalam aspek intelektual, emosional dan ekonomi. Secara detail hasil yang dicapai dijelaskan sebagai berikut: 1. Meningkatnya motivasi belajar, percaya diri dan mendorong keaktifan peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, kecuali saat mereka kesulitan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Selain itu peserta didik sangat bersemangat dan senang tampil dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan pada Timnya atau mengambil kesempatan untuk merebut dari Tim lain yang tidak mampu menjawab pertanyaan. 2. Meningkatnya nilai harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional pada mata pelajaran ekonomi bahkan melampaui KKM. Hal ini diimbangi dengan naiknya budaya kejujuran dan hilangnya budaya mencontek. 3. Meningkatnya mutu output sekolah dengan diterimanya lulusan di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam dan luar negeri. Kalaupun tidak masuk PTN mereka keterima di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lewat jalur beasiswa, atau yang tidak melanjutkan mereka dapat mandiri dengan wirausaha /meneruskan usaha orang tuanya. 4. Peserta didik mampu membuat keputusan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain, mampu memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan



46



salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting. Memiliki sikap produktif dalm mengembangkan diri, kesadaran akan etika dan hidup jujur, dan kemampuan dalam bertindak independen. Budaya mengelola dan menghargai waktu semakin meningkat, dengan aktivitas yang sangat padat antara kegiatan sekolah, ekstrakulikuler, tahfidzh dengan kegiatan pondok. 5. Berkurangnya sanksi kepada peserta didik dan meningkatnya budaya penghargaan



untuk



memberi



motivasi.



Pelanggaran



karena



ketidakhadiran, terlambat sekolah, membuang sampah sembarangan, kerapihan pakaian, keterlambatan mengumpulkan tugas, sakit, izin pulang dapat diminimalisir dan suasana sekolah lebih nyaman. Pada akhirnya peserta didik menjadi pribadi yang bahagia, sejahtera dan bermanfaat bagi yang lain. 6. Peserta didik memiliki tingkat literasi ekonomi semakin baik, yaitu: memahami pengetahuan dasar ekonomi, memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan ekonomi, melakukan tindakan ekonomi tidak didasarkan pertimbangan rasional, memiliki kecerdasan dalam mengelola sumber daya ekonomi guna mencapai kesejahteraan, dan terbentuknya lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan ekonomi. Perilaku konsumtif mulai berkurang, peserta didik sudah bisa membedakan mana asset mana liabilitas dan konsekuensi membelinya. Tabungan peserta didik meningkat, karena dari awal uang kiriman orang tua langsung disisihkan untuk tabungan/investasi. 7. Hidupnya kantin dan koperasi sekolah karena pengelolaannya sudah mulai profesional dengan pembukuan yang rapih melalui proses pendampingan. Barang yang dijual semakin variatif berkat kerjasama yayasan dengan komite sekolah. Kemacetan pembayaran SPP dapat



47



diminimalisir, karena peserta didik sudah bisa menentukan skala prioritas dalam mengatur dan membelanjakan uang dari orang tuanya. Setiap peserta didik memiliki buku kas masing-masing dan setiap bulan terbiasa menyusun laporan keuangan sederhana. e. Kendala-kendala yang Dihadapi Kendala-kendala yang dihadapi saat implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dalam meningkatkan kemandirian peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Belum standarnya beberapa standar pendidikan di sekolah, terutama standar sarana prasarana perpustakaan digital dan ketersedian bahan bacaan yang variatif dan berkualitas. 2. Pembelajaran bersifat leluasa, jika keleluasaan itu tidak optimal, maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai. Kebebasan yang kebamblasan atau kurang fokus pada tujuan pembelajaran ditambah kelemahan dalam mengelola kelas akan berdampak kurang maskimalnya hasil belajar. 3. Guru cenderung memberikan sanksi/hukuman dari pada apresiasi/ penghargaan terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini menyebabkan demotivasi peserta didik dalam belajar dan merubah karakter. Atau guru terlalu sering membantu peserta didik, akhirnya muncul ketergantungan dan rendahnya kemandirian. 4. Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya, sehingga menyebabkan penilaian yang bias untuk individu per individu. 5. Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang sangat panjang, terkadang peserta didik, guru atau sekolah ingin segera memperoleh hasilnya dengan instan tanpa melewati proses alamiahnya.



48



f. Faktor-faktor Pendukung Faktor-faktor pendukung dalam implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dalam meningkatkan kemandirian peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Dukungan teman sejawat guru ekonomi dalam memberi masukan, perbaikan model pembelajaran dan kepala sekolah melalui supervisi klinis. Dukungan dari pihak sekolah melalui kebijakan budaya literasi berbasis kemandirian. 2. Antusias peserta didik dalam pembelajaran ditandai dengan intensitas membaca



meningkat,



keaktifan



dalam



bertanya



dan menjawab,



keterlibatan secara langsung, saling melengkapi dan bekerjasama antar teman, tetapi tetap dalam bingkai persaingan yang sehat. 3. Dukungan komite/orang tua peserta didik melalui gerakan perpustakaan keluarga dan gerakan berbagi buku. Pada awal tahun ajaran baru setiap peserta didik di wajibkan membawa minimal satu buku yang nantinya dapat ditukarkan dengan temannya dan selanjutnnya akan menjadi milik perpustakaan sekolah. Begitupun peserta didik yang akan/telah lulus boleh menyumbangkan buku untuk adik kelasnya melalui perpustakaan sekolah. 4. Kerjasamasa dengan Musyawarah Guru Mata Pelajara (MGMP) Ekonomi dan Otoritas Jasa Keunagan (OJK) dalam melakukan Trainig of Trainer (TOT) guru tentang literasi ekonomi dan membagikan buku literasi keuangan ke sekolah. Kerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dan Perguruan Tinggi (PT) dalam menyelenggarakan pelatihan kebijakan moneter dan kebanksentralan untuk peserta didik dan Lomba Cepat Tepat (LCT) tingkat Priangan Timur perbankkan dan ke-OJK-an. Kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam lalu lintas penyimpanan dan



49



penarikan tabungan peserta didik. Kerjasama juga dengan koperasi sekolah dalam penyediaan kebutuhan peserta didik dan sebagai labolatorium pembelajaran ekonomi. g. Alternatif Pengembangan Implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dalam meningkatkan kemandirian peserta didik masih menyisakan kendala di lapangan seingga memberi peluang pengembangan. Adapun alternatif pengembangannya adalah dengan memperbanyak variasi dari kuis dan merekayasa bahan bacaan dengan keterpaduan antara pendidikan di kelas, sekolah, keluarga dan komunitas/masyarakat. Metode pembelajaran Team Quiz Bervariasi adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kuis didalam kelas yang terbagi ke dalam 3 segmen, ada penanya dan ada anggota kuis (regu), dengan aturan permainan pada setiap pergantian segmen diselingi atau divariasikan dengan tiga metode pembelajaran yaitu metode Tebak Kata, metode Make A Match dan metode Word Square yang bertujuan menambah semangat peserta didik untuk mengikuti segmen berikutnya. Pergantian segmen yang dimaksud adalah proses pergantian penanya yang diawali dari kelompok A dan seterusnya. Menurut Santoso (2011) “Metode pembelajaran tebak kata adalah metode pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki”. Amin (2011) menyatakan “Metode Make A Match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari”. Sedangkan Word Square adalah metode pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak jawaban (Desakoe, 2011). Alternatif pengembangan bisa juga melalui pembelajaran terpadu



50



(terintegrasi) dengan kepramukaan dengan melihat ketercapaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak, misalnya setia membayar iuran dengan uang diperoleh dari usaha sendiri, serta membantu Ambalan dalam mengelola administrasi keuangan atau telah memiliki keterampilan kewirausahaan yang dapat menghasilkan uang. Dengan demikian guru ekonomi diberi ruang untuk menilai kecakapan siswa terutama yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan kewirausahaan. Pengembangan lain bisa ditambah dengan metode kunjungan ke objek sumber belajar ekonomi misalnya BI, OJK, BEI, Industri Jasa Keuangan (Bank & LKBB), sentra industrI mikro, kecil dan menengah atau apabila tidak memungkinkan boleh mengundang guru tamu/pakar di bidang ekonomi untuk sesekali memberikan pembelajaran ke kelas. D. Kesimpulan dan Harapan Berdasarkan paparan dan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemandirian peserta didik dilihat dari aspek intelektual, emosional dan ekonomi mengalami peningkatan. Aspek intelektual nampak dari meningkat-nya motivasi belajar, keaktifan, hasil belajar dan output lulusan. Aspek emosional terlihat dari mampu membuat keputusan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain, mampu memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting. Memiliki sikap produktif dalm mengembangkan diri, kesadaran akan etika dan hidup jujur, dan kemampuan dalam bertindak independen. Aspek ekonomi nampak dari perilaku rasional, tidak konsumtif, memiliki kecerdasan dalam mengelola sumber daya ekonomi guna mencapai kesejahteraan.



51



2. Implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi berjalan dengan baik sesuai dengan sintak yang telah ditetapkan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dan umpan balik. Dalam perjalanannya model ini mengalami beberapa kendala dan dukungan sehingga memungkinkan melakukan pengembangan dengan divariasikan metode tebak kata, metode make a match dan metode word square atau ditambah dengan kunjungan lapangan ke objek ekonomi atau mengundang pakar ke sekolah /kelas sesuai kebutuhan. 3. Metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi berperan dalam meningkatkan minat membaca peserta didik, berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah dan membangun karakter kemandirian peserta didik sehingga siap menghadapi tantangan abad 21. Dari kesimpulan di atas beberapa rekomendasi yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Guru diharapkan menjadi inspirasi dan tauladan, selalu mencoba cara/metode baru pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk terus belajar, minimal melakukan langkah-langkah seperti yang penulis lakukan sehingga kemandirian peserta didik dapat ditingkatkan. Berilah pertanyaan-pertanyaan secara lisan pada peserta didik baik diawal maupun diakhir pembelajaran untuk membangkitkan minat baca peserta didik. Berilah hadiah bagi peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan. Kemudian mintalah teman sejawat untuk menilai proses pembelajaran minimal setahun sekali, diskusikan hasil penilaian tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran yang masih kurang baik. Dan libatkan peserta didik dalam pemberian sanksi untuk mengubah perilaku peserta didik. 2. Kepala sekolah melakukan supervisi klinis kepada setiap guru secara



52



rutin minimal setahun sekali, kemudian menindaklanjuti hasilnya. Sekolah menjalin kerjasama dengan komite dalam mensukseskan berbagai program sekolah terutama dalam membangun sekolah berbudaya



literasi,



bermutu



dan



mandiri.



Selain



itu



sekolah



mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan peserta didik merasa dihargai, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah, memberi kebebasan kepada peserta didik untuk meng-ekplorasikan lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka, menerima positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan peserta didik, tidak membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lain, dan menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan peserta didik. Dinas Pendidikan dan stakeholder pendidikan lainnya mendukung dan memfasilitasi kegiatan yang dapat membumikan budaya literasi, misalnya lomba literasi, lomba menulis buku atau meresensi buku tentang literasi ekonomi untuk peserta didik dan guru, gerakan menulis minimal satu buku selama sekolah hidup, penyediaan bahan bacaan, perpustakaan keliling, perpustakaan keluarga, gerakan berbagi buku, taman bacaan yang terkoneksi internet dan fasilitas pendukung lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abidin, (2015). Model Penguatan Pendidikan Karakter untuk Guru. Jakarta: Kemendikbud Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.



53



Budhiman dkk. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Amin, Desakoe, Santoso (2011). Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rosnida. (2007). Kemandirian Dalam Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara Sutrianto dkk (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah SMA. Jakarta: Kemendikbud Thursan Hakim. (2006). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Silberman, Sugiyanto (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD http://eprints.uny.ac.id/9567/2/bab%202%20-%20NIM%2008108247088.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30170/4/Chapter%20II.pdf http://www.kompasiana.com/wahyu_pratama/pengaruh-kemandirian-siswaterhadap-prestasi-belajar_54f8be9fa33311a13d8b45a5



54



PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LAGU DALAM MEMAHAMI MEKANISME DEBIT KREDIT KELAS XII-IPS SMA NEGERI 7 SURAKARTA Yuni Fermikasari, S.Pd SMAN 7 Surakarta, Jawa Tengah A. Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan best practice dengan judul “Penggunaan media lagu untuk mempermudah siswa memahami mekanisme debit kredit di kelas XII-IPS SMA Negeri 7 Surakarta”. Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti lomba Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat nasional tahun 2017.



55



Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan best practice ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan tersebut penulis ucapkan kepada yang terhormat: 1.



Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah;



2.



Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati;



3.



Dra. Adkha Dewi Gayatri, M.Pd.,MM., selaku Kepala SMA Negeri 7 Surakarta yang telah memberi ijin, kesempatan, dan kepercayaan kepada penulis.



4.



Semua rekan guru di SMA Negeri 7 Surakarta, yang telah memberikan bantuan selama proses penulisan karya tulis ini.



5.



Suami dan anakku tercinta serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.



6.



Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun pada dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh



karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya tulisan ini.



B. Masalah a. Latar Belakang Masalah



56



Di SMA Negeri 7 Surakarta jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mendapatkan tempat dihati masyarakat sekitar. Jumlah undangan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk siswa IPS meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi, seperti pelajar sebagaimana umumnya, ada beberapa pelajaran yang menjadi momok bagi mereka. Salah satunya adalah pelajaran ekonomi akuntansi. Selain memerlukan tingkat hafalan yang tinggi, pelajaran akuntansi juga memerlukan ketelitian yang sangat cermat. Apabila teori dan praktik tidak sesuai, maka akan terjadi ketidakseimbangan. Penulis merupakan pengampu mata pelajaran ekonomi-akuntansi kelas XII IPS yang memiliki tingkat motivasi dan nilai yang rendah pada mata pelajaran tersebut. Hal tersebut terbukti pada pre-test lisan yang dilaksanakan penulis tentang mekanisme Debit-Kredit. Materi tersebut sudah pernah disinggung di kelas XI. Akan tetapi hasilnya cukup mengejutkan. Masingmasing kelas hanya 7 sampai 10 dari 32 siswa menjawab dengan tepat. Ratarata jawaban mereka terbalik. Sebagai contoh, peserta didik diminta menentukan pencatatan saat perusahaan memperoleh penghasilan dengan kata lain pendapatan bertambah rata-rata dari peserta didik tersebut akan menjawab pendapatan bertambah didebit dimana seharusnya pendapatan bertambah dicatat disisi kredit. Pemahaman tentang materi mekanisme debitkredit ini sangat penting, karena menentukan proses siklus akuntansi pada perusahaan, baik jasa, dagang, maupun manukfatur selanjutnya. Jadi, pemahaman tentang materi mekanisme debit-kredit termasuk dalam materi kunci yang harus dipahami oleh peserta didik. Akibatnya, bila peserta didik tidak memahami materi ini maka akan mengakibatkan pembuatan jurnal transaksi sebagai tahapan awal dalam siklus akuntansi menjadi keliru. SMA Negeri 7 Surakarta juga sangat terkenal dengan sekolah yang kreatif. Peserta didiknya sangat aktif diberbagai kegiatan baik intrakurikuler



57



maupun ekstrakurikuler. Di bidang musik, peserta didik SMA Negeri 7 Surakarta cukup menonjol. Selain ada intrakurikuler seni musik, ada juga eksrakurikuler musik. Ini menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang berminat dengan kegiatan yang berbau musik. Terlebih lagi peserta didik kelas XII IPS yang rata-rata penyuka kegiatan musik di sekolah maupun luar sekolah baik aktif maupun pasif. Hal tersebut mengilhami penulis untuk membuat terobosan bagaimana menjadikan pembelajaran ekonomi akuntansi yang sulit dengan kegiatan musikal yang menyenangkan. Untuk itu penulis mengangkat judul “Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Lagu dalam Memahami Mekanisme Debit Kredit kelas XII-IPS SMA Negeri 7 Surakarta”. b. Permasalahan Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan media pembelajaran berbasis lagu pada materi mekanisme debit kredit Kelas XII-IPS SMA Negeri 7 Surakarta? 2. Bagaimanakah hasil dari penerapan media pembelajaran berbasis lagu pada materi mekanisme debit kredit Kelas XII-IPS SMA Negeri 7 Surakarta? c. Strategi Pemecahan Masalah 1. Deskripsi strategi pemecahan masalah Siklus akuntansi terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan yang terakhir tahap pelaporan. Dalam tahap pencatatan akuntansi yang merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan maka yang pertama kali dilakukan adalah menganalisis bukti transaksi dengan menentukan akun apa saja yang terpengaruh serta mana yang masuk sisi debit dan mana akun yang masuk sisi kredit. Dalam sistem pembukuan



58



berpasangan ini, setiap bukti transaksi akan mempengaruhi minimal dua akun. Dalam pemberian materi mekanisme debit-kredit ini siswa sering keliru menempatkan penambahan penghasilan ke kolom debit dalam jurnal akuntansi. Peserta didik sering beranggapan bahwa pendapatan atau lebih familiar dengan kata penghasilan bertambah sebagai pemasukan, padahal dalam teorinya penambahan penghasilan dicatat dalam kolom kredit karena pendapatan merupakan sumber kekayaan perusahaan. Sedangkan uang sebagai wujud nyata dari pendapatan tersebut merupakan kekayaan perusahaan yang akan dicatat pada sisi debit dengan nama akun Kas. 2. Penjelasan tahapan operasional pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penulisan kali ini ditujukan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi mekanisme debit kredit, mengingat materi akuntansi merupakan materi baru bagi peserta didik dalam artian materi ini belum pernah disampaikan di SMP. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Guru menuliskan lirik lagu. b. Guru memutarkan video lagu tentang materi mekanisme debit-kredit. c. Guru dan peserta didik menyanyikan lagu tersebut bersama-sama. d. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca teori mekanisme debit-kredit dari berbagai sumber. e. Guru menyiapkan kartu transaksi. f. Setiap peserta didik secara lisan mengambil kartu transaksi yang berisi contoh transaksi perusahaan dan menentukan akun mana yang terpengaruh. g. Guru menunjuk peserta didik lain apakah jawaban yang disebutkan temannya sudah benar atau belum.



59



h. Apabila peserta didik masih belum memahami materi, peserta didik bersama-sama diminta menyanyikan lagu mekanisme debit-kredit dan melaksanakan langkah e dan f kembali. i. Untuk melakukan evaluasi, peserta didik diberi soal mekanisme debitkredit secara tertulis. C. Pembahasan dan Solusi a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan guru sebagai perantara penyampaian ilmu oleh guru kepada siswa. Safrizal (2012) dalam jurnalnya mengutip pernyataan dari Briggs (1977:87) media pembelajaran merupakan sarana fisik yang digunakan dalam menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi baik cetak maupun audio-visual, termasuk teknologi perangkat keras. Sementara itu,



Sadiman, dkk (1996) berpendapat bahwa media



pembelajaran adalah kombinasi antara bahan dan alat atau gabungan antara software dan hardware. Media Pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran. Dalam Undang-Undang Hak Cipta (penjelasan Pasal 12 huruf d) terdapat rumusan pengertian lagu atau musik dengan substansi bahwa lagu atau musik adalah karya yang memiliki sifat utuh walaupun terdiri dari unsur lagu atau



60



melodi, syair atau lirik, dan aransemennya termasuk notasi. Utuh disini menjelasakan bahwa musik atau lagu tersebut adalah satu kesatuan karya cipta yang tidak dapat dipisahkan. Penggunaan Media lagu dalam Metode sugesti-imajinasi menurut Tarigan (1991: 95) mengungkapkan bahwa suatu metode yang melibatkan pengisian bank memori dengan memori yang diinginkan dan memberi kemudahan. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa penggunaan media lagu dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan, yang mana dapat merangsang pikiran, perasaan, memori dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Musik merupakan bahasa universal yang mudah diterima oleh semua orang di dunia. Beberapa penelitian mengungkapkan musik atau lagu mampu meningkatkan motivasi dan berpikir lebih releks. Hal tersebut menjadi dasar utama penulis untuk mengembangkan pembelajaran akuntansi berbasis lagu. Apalagi remaja masa kini lebih cepat menghafalkan lagu “Despacito” dari bahasa spanyol yang cepat dan rumit atau lagu “nappeuen maeumeul meoggehae” dari bahasa korea dari pada menghafalkan teori-teori dalam akuntansi. Ditunjang lagi dengan karakter peserta didik kelas XII IPS sangat termotivasi dengan adanya media pembelajaran berbasis lagu. Kemampuan menghafal mereka akan meningkat dengan cepat dengan begitu kemampuan keterampilan akuntansi mereka akan mengikuti dengan cepat pula. b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Penggunaan media pembelajaran berbasis lagu dalam penyampaian materi mekanisme debit-kredit menarik perhatian peserta didik. Hal tersebut dikarenakan pada saat tindakan apresepsi guru menampilkan video sebuah lagu tentang mekanisme debit kredit. Langkah awal ini sangat memudahkan



61



guru melanjutkan pembahasan materi mekanisme debit kredit secara lebih detail. Guru juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menciptakan sendiri lagu sebagai ‘jembatan keledai’ bagi peserta didik dalam mempermudah mempelajari mekanisme debit kredit. Selanjutnya guru memberikan beberapa transaksi kepada peserta didik untuk dianalisis debit kreditnya dalam pencatatan akun-akun yang terpengaruh dari transaksi tersebut. Kerangka berfikir yang digunakan penulis dalam makalah ini dapat digambarkan sebagai berikut:



Berikut adalah dari pembelajaran ini sebagai berikut: 1. Tahap apersepsi Pada tahap apresepsi guru mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu, kemudian tidak lupa guru menanyakan peserta didik yang tidak masuk. Kemudian guru bertanya kepada peserta didik, siapa saja yang



62



suka bernyanyi. Setelah itu, peserta didik diberi gambaran tentang materi mekanisme debit-kredit. 2. Kegiatan inti Guru memberikan video berisikan lagu dengan lirik mekanisme debit kredit, kemudian peserta didik mencatat liriknya di buku masing-masing. Guru menyanyikan lagu tersebut bersama peserta didik dilakukan berulang-ulang sampai peserta didik hafal. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca materi mekanisme debit kredit dari berbagai sumber. Pada tahap selanjutnya guru memberikan test secara lisan dengan menunjuk peserta didik secara acak untuk maju ke depan kelas. Peserta didik diminta untuk memilih kartu transaksi yang berisikan contoh transaksi perusahaan. Peserta didik yang ditunjuk kemudian menyebutkan akun yang terpengaruh oleh contoh transaksi perusahaan tersebut dan menentukan pencatatannya disisi debit atau kredit. Selanjutnya guru meminta peserta didik lain mengoreksi jawaban temannya sudah benar atau belum. Apabila kedua peserta didik masih salah menyebutkan, peserta didik kembali bersama-sama menyanyikan lagu mekanisme debit-kredit. Hal tersebut dilakukan sampai peserta didik hafal dan tidak salah menempatkan contoh transaksi perusahaan di tempatkan pada sisi debit atau kredit. Guru kemudian memberikan evaluasi dengan memberikan soal secara tertulis tentang mekanisme debit-kredit. Soal tersebut dikoreksi silang bersama-sama dipandu guru dan dinilai. Guru mencatat nilai yang dilaporkan oleh peserta didik. 3. Penutup Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang mendapat nilai tertinggi. Peserta didik bersama-sama menarik kesimpulan tentang



63



pembelajaran mekanisme debit-kredit. Di akhir pembelajaran siswa dan guru menyanyikan kembali lagu mekanisme debit-kredit. c. Hasil yang Dicapai Setelah melakukan strategi pembelajaran berbasis lagu pada materi mekanisme debit-kredit, peningkatan minat belajar dan hasil post-test peserta didik naik cukup signifikan. Dari 32 siswa dimasing-masing kelas hanya 3 sampai 5 peserta didik yang masih belum tepat memahami konsep dari mekanisme debit-kredit. Dari soal yang diberikan penulis, 85% peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar.



d. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam sebuah strategi pembelajaran, tentu memiliki kendala dalam pelaksanaannya, antara lain: (1) kendala yang paling menonjol adalah keterbatasan penulis dalam menciptakan lagu sendiri sehingga mengharuskan penulis untuk mencari dari internet lagu-lagu tentang materi yang akan disajikan. (2) Terbatasnya referensi lagu materi yang tersedia. (3) Lagu yang digunakan bisa jadi kurang menarik atau tidak sesuai dengan passion peserta didik. e. Faktor-Faktor Pendukung Beberapa faktor pendukung yang memungkinkan penggunaan media pembelajaran berbasis lagu dalam memahami mekanisme debit kredit kelas XII-IPS di SMA Negeri 7 Surakarta antara lain: 1. Kepala sekolah dan segenap rekan guru yang sangat mendukung setiap program/metode/model pembelajaran yang dibuat guru untuk mendukung pengembangan diri sehingga memudahkan guru dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki secara optimal, efektif, dan efisien.



64



2. Peserta didik kelas XII IPS merupakan anak-anak yang sangat aktif. Seperti yang dikatakan dipembahasan sebelumnya, bahwa rata-rata peserta didik kelas XII IPS memiliki jiwa seni yang tinggi. Sebagian memiliki musikalitas yang bagus. Sehingga dalam pelaksanaannya penulis juga membebaskan peserta didik yang mampu memainkan alat musik untuk ikut mengiringi lagu dengan lirik yang sudah di buat atau bahkan mungkin menciptakan sendiri. f. Alternatif Pengembangan Beberapa alternatif pengembangan yang bisa penulis sampaikan dalam best practice kali ini antara lain: 1. Untuk meningkatkan motivasi dan kualitas output peserta didik, alternatif pengembangan strategi pembelajaran ini adalah dengan memberi kesempatan kepada peserta didik yang mampu untuk menciptakan sebuah lagu akuntansi sebagai ‘jembatan keledai’ sehingga mempermudah memahami materi mekanisme debit kredit ataupun materi yang akuntansi yang lain. 2. Guru mapel ekonomi dapat berkolaborasi dengan guru mapel yang lain dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dengan membuat lagu akuntansi ataupun puisi akuntansi. D. Kesimpulan dan Harapan Dari pemaparan penggunaan media pembelajaran berbasis lagu dalam memahami mekanisme debit kredit di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Peserta didik semakin tertarik untuk lebih mempelajari materi selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. 2. Perhatian peserta didik selama proses pembelajaran semakin meningkat. 3. Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran semakin meningkat.



65



4. Peserta didik lebih mudah memahami materi yang sulit karena proses pembelajaran terasa lebih ringan dan menyenangkan. 5. Penggunaan media pembelajaran berbasis lagu ini mampu mempertajam ingatan siswa dengan lirik lagu yang mudah dipahami dan diingat sepanjang masa. 6. Keterampilan peserta didik dalam menganalisis sebuah transaksi kedalam mekanisme debit kredit semakin meningkat dibuktikan dengan hasil evaluasi. Rekomendasi yang bisa penulis sampaikan pada karya tulis ini diantaranya: 1. Bagi pendidik yang akan menggunakan media pembelajaran berbasis lagu diharapkan memilih lagu yang sesuai atau up to date. 2. Bagi pendidik yang memiliki peserta didik dengan motivasi belajar rendah dan menyukai pembelajaran yang santai dapat menggunakan media pembelajaran berbasis lagu ini untuk diterapkan dalam kelasnya. Hal ini terbukti efektif dan peserta didik dapat dengan mudah mengingatnya. Bahkan peserta didik dapat mengingatnya seumur hidupnya untuk diaplikasikan. 3. Bagi pendidik dan rekan sejawat diharapkan lebih mengembangkan kreativitas kekinian dalam pembelajaran sehingga bisa menarik minat peserta didik yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat lebih memotivasi guru agar kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. DAFTAR PUSTAKA



66



Sadiman. dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Safrizal, Helmi Buyung A. 2012. “Pembelajaran Manajemen Sumber Daya Manusia



Menggunakan



Teknologi



Open



Source”.



http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/viewFile/139/8 2 Tarigan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa



PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI SIMULASI PERDAGANGAN SAHAM ONLINE PADA MATERI PASAR MODAL Dra. Nina Rahayu Kusdiana, MM SMA Negeri 52 Jakarta A. Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Ilahi Robby yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menjadi salah satu finalis Olimpiade Guru Nasional Tahun 2017 Tingkat Nasional bidang studi Ekonomi mewakili Provinsi DKI Jakarta. Best Practice yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Simulasi Perdagangan Saham Online Pada Materi Pasar Modal adalah merupakan pengalaman pribadi penulis sebagai guru ekonomi di kelas XI IPS4 SMA Negeri 52 Jakarta semester genap Tahun pelajaran 2016-2017.



67



Best Practise ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mengikuti lomba Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat Nasional Tahun 2017. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk mengikuti OGN 2017 baik moril maupun materi, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu sekalian. Harapan penulis semoga best practice ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian. Penulis menyadari bahwa Best Practice ini jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon saran, masukan dan kritik bagi perbaikan pada karya berikutnya. B. Masalah a. Latar Belakang Masalah Perkembangan



teknologi



dan



informasi



yang



sangat



cepat



mempengaruhi perkembangan alat komunikasi semakin canggih, hal ini ditandai keluarnya berbagai jenis mobilephone/handphone (HP) dengan berbagai merk dan keunggulannya. Salah satunya adalah Handphone dengan sistem operasi Android. Dalam Wikipedia Indonesia Android adalah sistem operasi



berbasis



linux



yang



digunakan



untuk



perangkat



mobile



(SMARTPHONE) atau perangkat tablet (PGA). Penggunaan HP Android (smartphone) sudah merambah ke berbagai kalangan masyarakat tak terkecuali peserta didik. Di satu sisi penggunaan HP sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dan mencari informasi, tapi di sisi lain HP dapat mengganggu konsentrasi belajar



peserta didik pada saat berlangsungnya KBM. Oleh



karena itu. guru dapat memanfaatkan HP sebagai media belajar sehingga HP 68



bermakna dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Misalnya digunakan untuk searching bahan ajar, ulangan, tugas dan sebagainya. Dalam best practice ini penulis memanfaatkan HP sebagai alat simulasi perdagangan saham online pada materi pasar modal karena Smartphone tak lagi sekadar menjadi alat komunikasi atau sarana berinteraksi di media sosial tapi dapat memantau



pergerakan harga saham di pasar keuangan dalam



hitungan detik. Pasar Modal merupakan salah satu bahan ajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X. Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, adalah sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Keberadaan pasar modal dalam perekonomian negara maju maupun negara berkembang memiliki peran penting karena menjadi salah satu indikator kondisi ekonomi suatu negara. TC Reilly (1986) menekankan bahwa pengembangan pasar modal di negara sedang berkembang merupakan suatu keharusan, dan hendaknya merupakan bagian terpadu dalam kebijakan pembangunan nasional. Melalui pasar modal masyarakat yang memiliki kelebihan dana dapat berinvestasi sebagai modal bagi perusahaan dan negara untuk meningkatkan produktivitas. Inti dari kegiatan pasar modal adalah perdagangan surat berharga seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mekanisme Perdagangan surat berharga merupakan salah satu sub materi yang harus dipelajari



peserta didik. Berdasarkan pengalaman penulis,



mempelajari bagian ini merupakan bagian tersulit bagi peserta didik karena memiliki sistematika dan alur yang rumit serta melibatkan berbagai fihak didalamnya. Untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang perdagangan saham penulis menggunakan simulasi jual beli saham dengan



69



memanfaatkan media pembelajaran manual dan HP/tab android, serta memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekolah. Melalui simulasi ini diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang mekanisme perdagangan saham sehingga dapat menjadi bekal untuk mereka menjadi pelaku pasar modal. Seperti dikemukakan oleh Udin Syaefudin Sa’ud (2005) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Sedangkan penggunaan media pembelajaran dalam KBM menurut H. Malik (1989) adalah sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, berfungsi untuk memudahkan penyampaian pesan pembelajaran, karena pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat best practice dengan judul “Peningkatan Prestasi Peserta didik melalui Simulasi Perdagangan saham online pada materi Pasar Modal” b. Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah dalam best practice ini adalah sebagai berikut.: 1. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap perdagangan saham dalam materi Pasar Modal ? 2. Apakah ada peningkatan prestasi peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan metode simulasi perdagangan saham baik manual maupun online? c. Strategi Pemecahan Masalah : 1. Deskripsi strategi pemecahan masalah yang dipilih



70



a. Melakukan simulasi perdagangan saham secara manual dengan tujuan agar peserta didik memahami proses terjadinya harga saham di pasar modal. b. Simulasi kedua dilakukan secara online dengan memanfaatkan HP/tab android. c. Untuk mengukur prestasi belajar penulis mengadakan tes sebelum dan sesudah melakukan simulasi. 2. Penjelasan tahapan operasional pelaksanaannya Tahapan operasional pelaksanaan best practice terdiri dari: 2.1. Perencanaan a. Menyiapkan RPP b. Menyiapkan media simulasi jual beli saham manual (Lampiran 4) c. Menyiapkan format pencatatan transaksi jual beli saham (Lampiran 4) d. Menyiapkan perangkat computer/laptop/hand phone android untuk simulasi saham berbasis Online 2.2. Pelaksanaan Pembelajaran Pasar modal dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan masing – masing pertemuan berdurasi 2X 45 menit a. Pertemuan I diskusi tentang fakta, konsep, prinsip, dan prosedur materi pasar modal. b. Pertemuan II peserta didik melakukan simulasi perdagangan saham manual dilanjutkan dengan membuat perhitungan perolehan laba rugi c. Pertemuan III peserta didik melakukan simulasi perdagangan saham secara online (dilanjutkan dengan penugasan selama 5 hari kerja). 2.3.Evaluasi



71



Untuk mengetahui perubahan prestasi peserta didik dilakukan test awal secara tertulis soal pilihan ganda pada pertemuan I. Pada pertemuan III dilakukan lagi test akhir. Sedangkan untuk melihat hasil simulasi penulis membandingkan hasil laba/rugi simulasi manual dengan hasil laba/rugi simulasi online C. Pembahasan dan Solusi a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Berdasarkan pendapat peserta didik diantara semua metode pembelajaran yang pernah penulis lakukan, metode simulasi saham merupakan metode yang paling menarik karena disamping mereka dituntut bergerak aktif dalam simulasi saham manual, juga bervariasi dengan penggunaan HP/Tab android. Melalui simulasi perdagangan saham baik secara manual maupun online peserta didik secara langsung mengalami sendiri sebagai pelaku perdagangan saham. Harapannya menumbuhkan minat mereka untuk jadi pelaku pasar modal 1. Ekonomis karena tidak membutuhkan banyak biaya 2. Sebagian besar peserta didik memiliki HP/Tab android b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Implementasi



simulasi



perdagangan



saham



dalam



pembelajaran



mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam RPP, Pembelajaran dilakukan dalam 3 kali petemuan sebagai berikut: Pertemuan 1. Dengan model pembelajaran Discovery based learning peserta didik diberi kesempatan untuk menemukan konsep, fakta, prinsip dan prosedur materi pasar modal melalui diskusi kelompok. Peserta didik dibagi dalam 6 kelompok dan masing-masing kelompok diberi waktu 15 menit untuk mengeksplorasi materi (pembagian materi lihat RPP). Masing-masing



72



kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya untuk dibahas bersama . Kemudian pada akhir kegiatan belajar peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan . Pertemuan II Simulasi perdagangan saham manual dilaksanakan pada Pertemuan II yang dilaksanakan di luar kelas Adapun langkah-langkah pelaksanaan simulasi sebagai berikut 



Guru memberikan penjelasan teknis tentang pelaksanaan simulasi perdagangan saham manual (5 menit)







Peserta didik mencari informasi tentang teknik/cara jual beli saham (10 Menit) melalui internet atau buku yang tersedia







Guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pembeli dan penjual. Masing-masing kelompok memilih salah satu anggota untuk menjadi agen/broker







Guru membagikan kelengkapan simulasi kepada peserta didik yang bertindak sebagai agen (terdiri dari lembar saham dan catatan transaksi diberikan kepada agen penjual. Lembar uang dan catatan transaksi diberikan kepada pembeli). Kemudian agen mendistribusikan kepada masing-masing anggota. Contoh lembar saham dan uang seperti berikut ini:



73







Cara bermain: pembeli harus mencari penjual saham yang mau menjual sahamnya dibawah jumlah uang yang dimilikinya agar memperoleh laba. Sedangkan penjual mencari pembeli yang mau membeli diatas nominal harga saham untuk mendapat laba. Setelah terjadi transaksi mereka mencatat kedalam daftar catatan transaksi. Pada transaksi berikutnya posisi akan bertukar pembeli menjadi penjual dan sebaliknya. Setelah putaran ke 2 mereka kembali ke posisi awal maka masing-masing anggota melapor kepada agen dan transaksi dicatat oleh agen (lampiran 1 Tabel 5) serta menukarkan lembar uang/sahamnya dengan nominal yang berbeda kemudian melakukan transaksi lagi. Waktu yang diberikan selama 60 menit harus dimanfaatkan oleh masing-masing anggota untuk bertransaksi sebanyak-banyaknya.







Pada akhir kegiatan mereka menhitung laba/ rugi yang diperoleh untuk dilaporkan kepada guru. Sedangkan agen menghitung brokerage fee sebesar 0,20% untuk penjual dan 0,30% untuk penjual dari total transaksi Contoh Daftar catatan transaksi pada lampiran (Tabel 3 dan 4)







Pada akhir kegiatan peserta didik bersama-sama dengan guru melakukan review dan membuat kesimpulan



Pertemuan III Pada pertemuan ini penulis akan melakukan simulasi saham online Peralatan yang dibutuhkan adalah handphone, Tab/laptop, akses internet, LCD dan layar lebar untuk menginformasikan pergerakan harga saham secara online serta akses internet. Agar peserta didik dapat melakukan simulasi dengan nyaman penulis memilih ruang aula untuk kegiatan pembelajaran. Langkah berikutnya peserta didik menyiapkan peralatan yang dibutuhkan HP. /Tab android. Bagi mereka yang tidak memiliki HP android bergabung dengan temannya. Dalam simulasi ini peserta didik diberi modal



74



virtual sebesar Rp. 250.000.000,00 (Dua Ratus Lima puluh Juta Rupiah) untuk melakukan transaksi jual beli saham. Adapun permainan saham online sebagai berikut: 1. Membuka laman www.even.kontan.co.id , akan muncul tampilan seperti pada lampiran 2 gambar 1 2. Melakukan registrasi terlebih dahulu. Jika diaktivasi maka peserta didik dapat login dengan username dan password yang telah dibuat. Setelah login akan muncul akun simulasi seperti tampilan pada lampiran 2 gambar 2 3. Proses jual beli saham dilakukan sebagai berikut 



Untuk pembelian saham menggunakan buying form (lihat lampiran2 gambar 3)







Untuk membeli saham peserta didik melihat harga offer pada display pergerakan saham, klik kode saham pilihan pada display, maka akan muncul kode saham beserta harganya. Peserta didik kemudian menentukan jumlah saham yang ingin dibeli (minimal 1 lot =100 lembar), secara otomatis jumlah uang yang dibutuhkan akan keluar







Jika ingin menjual saham klik sell pada kolom portofolio, gunakan harga Bid pada display pergerakan saham, maka ecara otomatis akan terjadi perubahan pada jumlah saham dan cash portofolio







Setelah beberapa kali melakukan transaksi, portofolio akan tampak lampiran 2 gambar 4







Untuk mengetahui laba rugi peserta didik membandingkan jumlah portofolio dengan modal awal. Jika portofolio lebih besar dari Rp.250.000.000,00 maka diperoleh laba sebaliknya jika fortofolio dibawah modal awal yang diperoleh kerugian.



c. Hasil yang Dicapai 75



Setelah melakukan pembelajaran dengan simulasi perdagangan saham baik secara manual maupun online diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran lebih meningkat. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan metode simulasi perdagangan saham baik manual maupun online minat belajar peserta didik lebih meningkat 28%, peserta menjadi lebih aktif 19%, partisipasif meningkat 19% dan semangat meningkat 14%. Secara keselurugan terjadi peningkatan perubahan sikap belajar



peserta



didik



20%



dibandingkan



sebelum



melakukan



simulasi.Lihat Lampiran1 (Tabel 1) 2. Peningkatan prestasi Peningkatan minat belajar peserta didik berdampak pada peningkatan prestasi belajar prestasi belajar juga. Sebagai pembanding penulis mengadakan tes sesudah dan sebelum melakukan simulasi,



hasilnya



terjadi peningkatan nilai kognitif sebesar 10% dari kriteria Cukup (C) menjadi Baik (B) tampak pada Lampiran 1 tabel 2 3. Terjadi rata-rata peningkatan laba (94%) hasil simulasi online dibandingkan simulasi manual. d. Kendala-kendala yang Dihadapi Kendala yang dihadapi pada metode simulasi perdagangan saham adalah: 1. Untuk permainan simulasi manual guru harus melakukan persiapan dengan membuat potongan kertas berupa saham dan uang terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu ekstra di luar jam pelajaran 2. Membutuhkan tempat di luar kelas terkadang terkendala dengan cuaca



76



3. Untuk simulasi berbasis internet membutuhkan perangkat HP android atau laptop, permasalahannya tidak semua peserta didik memiliki sarana tersebut 4. Jaringan internet terkadang tidak selalu lancar 5. Untuk simulasi perdagangan saham on line sangat dibatasi waktu dengan sesi perdagangan JATS (Jakarta Automatic Trade System) e. Faktor-faktor Pendukung 1. Tersedia sarana untuk kegiatan belajar mengajar di luar kelas. 2. Semangat peserta didik untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi perdagangan saham baik manual maupun 3. Tersediannya fasilitas wifi untuk akses internet di sekolah 4. Sebagian besar peserta didik memiliki HP/Tab android 5. Dukungan dari manajemen sekolah f. Alternatif Pengembangan 1. Untuk memahami permainan saham yang sesungguhnya peserta didik dapat mengumpulkan modal bersama teman sekelasnya untuk bermain saham secara online dengan menggunakan HP/Tab android 2. Potongan kertas yang merupakan media simulasi perdagangan saham dapat dicetak dalam bentuk kartu sehingga penggunaannya lebih awet dan bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang permanen 3. Guru dapat memanfaatkan Handphone/Tab android peserta didik untuk kepentingan pembelajaran, ulangan, pemberian tugas dan lain-lain dengan pengawasan yang intensif D. Kesimpulan dan Harapan



77



Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pelaksanaan best practice, simulasi perdagangan saham baik manual maupun online dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar 2. Simulasi perdagangan saham baik manual maupun online merupakan salah satu metode mengajar pada materi Pasar Modal dengan tujuan memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang mekanisme jual beli saham. Melalui simulasi perdagangan saham secara manual memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang terbentuknya harga saham di pasar modal. Sedangkan melalui simulasi perdagangan saham online memberi pengalaman kepada peserta didik tentang proses jual beli saham secara online 3. Penggunaan metode simulasi perdagangan saham manual berdampak pada peningkatan sikap belajar peserta didik sebesar 12% . Sedangkan pada saat simulasi online meningkat lagi menjadi 20% dibandingkan sebelum dilakukan simulasi. 4. Prestasi belajar peserta didik meningkat sebesar 10% setelah dilakukan simulasi baik perdagangan saham manual maupun online. Hal ini menunjukkan bahwa melalui simulasi perdagangan saham pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran Pasar Modal meningkat. 5. Handphon/Tab android dapt dimanfaatkan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar Rekomendasi penulis untuk Pembelajaran pasar modal dengan metode simulasi perdagangan dapat dilaksanakan bila:



78



1. Sekolah harus mendorong guru untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran dengan menyediakan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Sekolah



harus



memiliki



ruang



belajar



terbuka



untuk



kegiatan



pembelajaran di luar kelas 3. Sekolah menyediakan fasilitas wifi yang dapat diakses oleh guru dan peserta didik di lingkungan sekolah. 4. Bursa Efek Indonesia menyediakan sarana simulasi perdagangan saham online yang dapat diakses oleh masyarakat. 5. Handphone android terkadang menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar jika peserta didik memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pendidikan. Tapi pada sisi lain guru dapat memanfaatkan Handphone sebagai sumber atau media belajar, diperlukan adalah pengawasan pada saat peserta didik menggunakannya. Demikian rekomendasi penulis semoga pengalaman ini bermanfaat bagi sesama rekan guru ekonomi khususnya dan pembaca pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, Joko Tri Pasetya, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia. Arsayd, Azhari. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Memorandum on Policy for Capital Market Development in Indonesia, July 25, 1986 Hamalik, Oemar, 1989, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bakti 79



Mulyasana,Enco, 2003, KBK: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya Rusman.Teuku, dkk, 2010, Panduan Pengembangan Profesi Guru dan PTK, Jakarta, Karima Supranto, J,Prof,MA,APU, 2004, Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan, Jakarta, Rinwka Cipta Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995



PEMANFAATAN SOLTABSIS UNTUK MENINGKATKAN REMAJA EKONOMI PADA X IPS-3 SMA N 2 BATANG Hanjar Giri Anggraini, S.Pd., M.Si. SMA Negeri 2 Batang, Jawa Tengah A. Pengantar Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Yang Maha Aziz dan Maha Agung, yang telah melimpahkan berjuta karunia yang tiada terhitung. Ya Allah, bantulah hamba untuk (senantiasa) mengingat-Mu, bersyukur kepadaMu, serta memperbaiki (kualitas) ibadahku kepada-Mu. Dengan senantiasa berharap ridho-Mu kutundukkan jiwa ini dan mengucap syukur atas segala 80



nikmat-Mu sehingga tersusunnya best practice yang berjudul “ Pemanfaatan Soltabsis Untuk Meningkatkan Remaja Ekonomi Pada X IPS-3 SMA N 2 Batang”. Dalam proses penyelesaian best practice ini tidak terlepas dari peran banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, dorongan, dan semangat sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Habibi, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Batang 2. Keluarga besar SMA Negeri 2 Batang yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. 3. Anak-anakku tercinta siswa-siswi SMA Negeri 2 Batang 4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis sadar dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan sebagai masukan yang berharga. Semoga best practice ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan. B. Masalah a. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada Kurikulum 2013 di kelas X IPS 3 menyisakan beberapa permasalahan diantaranya pada ranah sikap yaitu respons siswa yang rendah pada materi teori perilaku produsen dan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut (1) hanya 3 dari 37 siswa yang mengajukan pertanyaan tentang teori perilaku produsen dan konsumen, (2) selebihnya hanya mencatat apa yang disampaikan guru dari pertanyaan siswa yang telah 81



dijawab oleh guru secara langsung, dan (3) sebagian besar peserta didik tidak menyelesaikan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru. Melalui metode tanya jawab/wawancara langsung guru mencari tahu penyebab rendahnya respons siswa. Hasil tanya jawab adalah sebagian besar siswa menyatakan (1) kurang senang mempelajari ekonomi karena materi disampaikan secara teoritis dan tidak aplikatif, (2) materi teori perilaku produsen dan konsumen sangat sulit dipahami dan diterima nalar karena di bahan ajar tidak ada contoh penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari, dan (3) kurang ada manfaatnya mempelajari teori perilaku produsen dan konsumen (lampiran 1). Permasalahan pembelajaran lainnya yang muncul adalah pada ranah pengetahuan yaitu rendahnya tingkat pemahaman dan pada ranah ketrampilan yaitu kesulitan menyajikan materi teori perilaku produsen dan konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar sebagai berikut:



Tabel 1.1 Nilai Siswa Kelas X IPS 3 (Sebelum Memanfaatkan Solver Dan Tabel Hipotesis)



Sumber : lampiran 2, data diolah. Rendahnya respons, pemahaman, dan penyajian siswa terhadap materi teori perilaku produsen dan konsumen disebabkan proses pembelajaran yang disajikan guru kurang menarik, teoritis, dan tidak aplikatif. Hal ini karena 82



proses pembelajaran belum memanfaatkan media/alat peraga, guru hanya memberikan bahan ajar kepada siswa untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Peningkatan respons, pemahaman, dan penyajian materi teori perilaku produsen dan konsumen diperlukan karena respons yang baik akan mempermudah penguasaan dan perluasan pengetahuan. Sesuai dengan tujuan pendidikan menengah atas, yakni pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (UU Nomor 20 Tahun 2003). Proses pembelajaran juga sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah (affektif, kognitif, dan psikomotor) secara utuh/holistik, yang mengandung arti bahwa pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi (Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016). Guru perlu menghadirkan pembelajaran yang bermakna di dalam kelas agar memberikan kemudahan bagi para siswanya. Ketika siswa bisa menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka melalui alat/media/bahan maka pembelajaran bermakna dapat terwujud. Dengan alat/media/bahan dapat menghadirkan pengalaman nyata ke dalam kelas tanpa harus peserta didik meninggalkan kelas sehingga pengalaman nyata ini selain menciptakan kebermaknaan belajar juga akan membentuk ketrampilan sosial dan memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara mantra (domain) kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rachmawati dan Daryanto, 2015:314-319). Untuk itu guru harus selalu inovasi dan improvisasi mengenai strategi pengajarannya di kelas yaitu dengan memanfaatkan media/alat peraga solver dan tabel hipotesis.



83



Kenyataan yang ada bahwa respons, pemahaman, dan kemampuan menyajikan materi teori perilakau produsen dan konsumen rendah sedangkan harapannya mengalami peningkatan. Juga pada kenyataannya proses pembelajaran tidak menarik, teoritis, dan tidak aplikatif sedangkan harapannya proses pembelajaran menyenangkan dan bermakna dengan memanfaatkan



media/alat



peraga.



Berdasarkan



dikemukakan dan agar permasalah dapat



hal-hal



yang



telah



dipecahkan maka guru perlu



memanfaatkan solver dan tabel hipotesis untuk meningkatkan respons, pemahaman, dan penyajian siswa materi teori perilaku produsen dan konsumen pada X IPS-3 SMA N 2 Batang. Yang kemudian best practice ini diberi judul “ Pemanfaatan Soltabsis Untuk Meningkatkan Remaja Ekonomi Pada X IPS-3 SMA N 2 Batang”. Dimana soltabsis kepanjangan dari solver dan tabel hipotesis dan remaja ekonomi kepanjangan dari respon, pemahaman, dan penyajian siswa materi ekonomi (teori perilaku produsen dan konsumen).



b. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah “Bagaimanakah efektifitas pembelajaran dengan menggunakan solver dan tabel hipotesis untuk meningkatkan respons, pemahaman, dan penyajian siswa materi teori perilaku produsen dan konsumen pada X IPS-3 SMA N 2 Batang ?”. c. Strategi Pemecahan Masalah 1. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah



84



Strategi



yang



ditempuh



untuk



menghadapi



rendahnya



respons,



pemahaman, dan penyajian adalah dengan memanfaatkan media/alat peraga solver dan tabel hipotesis dalam proses pembelajaran. Teori perilaku produsen adalah terkait



dengan tindakan



seorang produsen



untuk



mendapatkan keuntungan maksimum dengan menggunakan beberapa input yang dimiliki (Suhardi, 2016: 191). Dengan alat peraga solver dapat membantu siswa dalam memberikan gambaran dan memperjelas teori perilaku produsen, dapat menyajikan analisis terhadap perilaku produsen tersebut, dan dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Menurut Arifin (2005) solver adalah program tambahan Microsoft Excell yang bisa digunakan untuk menentukan nilai optimal dan melakukan analisis (solver dan studi kasusnya dapat dilihat pada lampiran 3). Teori perilaku konsumen adalah terkait dengan tindakan konsumen dalam memperoleh manfaat atau kepuasan maksimum atas barang yang dikonsumsi, untuk menggambarkan perilakunya ini digunakan dengan pendekatan nilai guna yang terdiri dua macam yaitu pendekatan kardinal dan ordinal (Suhardi, 2016:144-145). Dengan alat peraga tabel hipotesis dapat membantu siswa dalam memberikan gambaran dan memperjelas teori perilaku konsumen pendekatan kardinal, meningkatkan ketrampilan siswa, dan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Tabel hipotesis berisi angka-angka, data angka tersebut bukan data yang sebenarnya hasil dari pengamatan tetapi merupakan data yang direkayasa. Dalam tabel hipotesis terdiri dari kolom Barang A, MUA, Barang B, MUB, TUA, dan TUB (tabel hipotesis dan studi kasusnya dapat dilihat pada lampiran 4). Efektifitas pembelajaran dengan memanfaatkan solver dan tabel hipotesis dapat tercapai apabila ada perubahan perilaku yang berbeda dengan sebelumnya. Baharuddin dan Wahyu (2015:20) mengemukakan bahwa 85



perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya. Dalam best practice ini, efektifitas pembelajaran dilihat dari indikator sebagai berikut (1) Meningkatnya respons siswa, (2) kemampuan pengelolaan pembelajaran guru meningkat, (3) sekurangkurangnya 75% siswa mendapat nilai pengetahuan di atas sama dengan 75, dan (4) sekurang-kurangnya75% siswa mendapat nilai ketrampilan di atas sama dengan 75. 2. Penjelasan Tahapan Operasional Pelaksanaannya Peningkatkan respons, pemahaman, dan penyajian siswa teori perilaku produsen dan konsumen melalui pembelajaran dengan memanfaatkan solver dan tabel hipotesis minimal membutuhkan dua kali pertemuan dimana untuk kelas X satu kali pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran, adapun tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :



Tabel 1.2 Tahapan Operasional Pelaksanaan



C. Pembahasan dan Solusi 86



a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Pola pembelajaran yang diharapkan muncul pada pendidikan menengah diantaranya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, interaktif, jejaring, aktif mencari, berbasis tim, berbasis multimedia, klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines), dan pola pembelajaran kritis. Untuk itu seorang guru dituntut mampu melakukan perluasan pengetahuan dan penguatan materi dengan cara mengurangi materi yang tidak relevan serta memperdalam dan memperluas materi yang relevan bagi peserta didik melalui pola pembelajaran yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 SMA/MA dan pengelolaan kelas yang baik (Lampiran I Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014). Sejak Adam Smith meletakkan landasan teori ekonomi modern, ada beberapa konsep atau pendekatan pemikiran dan analisis oleh pakar ekonomi untuk menganalisis fenomena ekonomi, salah satu diantaranya adalah berkembangnya inovasi teknik-teknik dalam ekonomi eksperimental. Kelas yang



ada



bagian



eksperimennya



lebih



memahami



teori



ekonomi



dibandingkan dengan mereka yang mengikuti kelas tanpa ada eksperimennya. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran sangat jarang siswa melakukan eksperimen ekonomi menggunakan data-data yang hampir mendekati data dari perilaku pelaku ekonomi. Proses pembelajaran yang mengabaikan perilaku pelaku ekonomi (economic actors) dapat mengurangi motivasi dan minat belajar siswa dan karenanya akan mengganggu proses pembelajaran karena merasa terlalu lebar perbedaan teori ekonomi yang disajikan di kelas dengan perilaku yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi



semakin mendorong



upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam 87



proses



pembelajaran.



Hal



tersebut



menuntut



guru/pengajar



mampu



menggunakan alat-alat yang disediakan sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana,



dan merupakan keharusan



dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Kemp dan Dayton (1985) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013:21) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas. Solver dan tabel hipotesis dapat memberikan pemahaman yang utuh kepada siswa tentang teori perilaku produsen dan konsumen. Solver dan tabel hipotesis juga dapat digunakan oleh siswa untuk melakukan eksperimen ekonomi dan analisis yang dapat menunjang tingkat keterampilan siswa serta dapat meningkatkan respons siswa karena proses pembelajaran bermakna dan menyenangkan. Nurhadi (2004) dalam Baharuddin dan Wahyu (2015:164) mengemukakan bahwa pemahaman manusia akan semakin mendalam dan kuat jika teruji dengan pengalaman-pengalaman baru. Pemahaman siswa merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil yang dicapai tidak hanya berupa nilai semata, tetapi dapat juga dilihat dari ekspresi siswa selama proses pembelajaran seperti adanya minat, keaktifan, partisipasi, dan kerjasama siswa. b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah



88



Proses pembelajaran dengan memanfaatkan solver dan tabel hipotesis menggunakan pendeketan saintifik, model pembelajaran problem based learning, dan metode pembelajaran menggunakan studi pustaka, diskusi, simulasi/eksperimen, dan presentasi. Kegiatan pada tahap pendahuluan, guru menyampaikan garis besar cakupan materi dimana teori perilaku produsen akan disampaikan pada pertemuan ini (pertemuan 1) dan teori perilaku konsumen akan dibahas pada pertemuan berikutnya (pertemuan 2).



Kemudian guru meminta siswa



berkelompok, dimana kelas dibagi menjadi delapan kelompok dengan jumlah 4-5 siswa tiap kelompok. Setelah itu guru mengecek kesiapan siswa per kelompok, dimana pada pertemuan 1 guru mengecek kesiapan laptop siswa apakah program Ms. Excell bisa digunakan, sedangkan pada pada pertemuan 2 guru mengecek bahan-bahan apakah sudah dibawa.



Gambar 2.1 Laptop Dan Bahan Yang Harus Disediakan Siswa



Sumber : kamera digital, yang diolah



89



Kegiatan inti dalam pembelajaran teori perilaku konsumen dan produsen terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Tahap mengamati, pada pertemuan 1 siswa mengamati studi kasus tentang kegiatan produksi dua macam barang atau lebih dengan menggunakan beberapa masukan/input, sedangkan pada pertemuan 2 siswa mengamati studi kasus tentang kegiatan konsumsi dua macam barang dengan kendala anggaran/income. Tahap menanya, pada pertemuan 1 setelah siswa mengamati studi kasus tentang kegiatan produksi timbul tanya apakah perusahaan memaksimalkan profit atau memaksimalkan biaya, kemudian apakah sudah betul perumusan model atas studi kasus tersebut. Sedangkan pada pertemuan 2 setelah siswa mengamati studi kasus tentang perilaku konsumen timbul tanya apakah pendekatan yang digunakan kardinal atau ordinal. Gambar 2.2 Tahap Mengamati Dan Menanya



Sumber : kamera digital, yang diolah Tahap mengumpulkan informasi/mencoba, pada pertemuan 1 dengan bimbingan guru, siswa mencoba mengaktifkan solver pada Ms. Excell, kemudian dari studi kasus tentang kegiatan produksi siswa mengumpulkan informasi berupa data angka untuk dimasukkan ke dalam tabel persiapan yang ada dalam program solver, setelah data dimasukkan kemudian siswa menjalankan solver. Pada pertemuan 2 dengan bimbingan guru siswa mencoba cara membaca tabel hipotesis, kemudian dari studi kasus yang ada 90



siswa mengumpulkan informasi berupa data angka untuk



melakukan



simulasi teori perilaku konsumen dengan pendekatan kardinal. Gambar 2.3 Tahap Mengumpulkan Informasi/Mencoba



Sumber : kamera digital, yang diolah Tahap



mengasosiasi/menalar,



pada



pertemuan



1



setelah



siswa



menjalankan solver akan menghasilkan informasi yang ada dalam Answer Report 1. Dari Answer Report 1 ini kemudian dianalisis dan disimpulkan tentang unit barang yang harus diproduksi untuk menghasilkan laba optimal serta menentukan masukan/input yang bersifat mengikat dan habis terpakai. Pada pertemuan 2 setelah siswa melakukan simulasi teori perilaku konsumen dengan pendekatan kardinal akan menghasilkan informasi berupa kepuasan maksimal, kendala anggaran, dan kepuasan total. Dari informasi tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan tentang jumlah barang yang dapat dibeli konsumen sehingga mencapai kepuasan total maksimum.



Gambar 2.4 Tahap Mengasosiasi/Menalar



Sumber : kamera digital, yang diolah 91



Tahap mengomunikasikan, pada tahap ini siswa menyusun laporan tertulis dan mempersiapkan untuk menyajikan dalam presentasi yang menarik, dengan ketentuan: studi kasus 1 dipresentasikan kelompok 1 dan wajib ditanggapi kelompok 5, studi kasus 2 dipresentasikan kelompok 2 dan wajib ditanggapi kelompok 6, studi kasus 3 dipresentasikan kelompok 3 dan wajib ditanggapi kelompok 7 studi kasus 4 dipresentasikan kelompok 4 dan wajib ditanggapi kelompok 8. Kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi dan evaluasi: menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung,



memberikan



umpan



balik



terhadap



proses



dan



hasil



pembelajaran, memberikan penugasan, dan menginformaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.



c. Hasil Yang Dicapai Pembelajaran dengan memanfaatkan media/alat peraga solver dan tabel hipotesis pada materi teori perilaku produsen dan konsumen mencapai hasil yang cukup menggimbarakan, yaitu : 1. Meningkatnya respons siswa Respons siswa selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru diamati dari variabel minat, keaktifan, partisipasi dan kerjasama. Hasil observasi oleh guru mengenai respon siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Data Hasil Observasi Siswa



92



Keterangan : 1=K, 2=C, 3=B, 4=SB Sumber: lampiran 12 2. Pengelolan pembelajaran oleh guru meningkat Pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan memanfaatkan solver dan tabel hipotesis, selama kegiatan pembelajaran berlangsung diamati dengan pedoman observasi, hasilnya observasi oleh guru senior dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Data Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru



Keterangan : 1=K, 2=C, 3=B, 4=SB Sumber: lampiran 13 3. Pemahaman siswa meningkat Tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, tersaji dalam tabel berikut ini : Tabel 2.3 Data Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS-3 (Pemahaman)



93



Sumber: hasil olahan dari lampiran 14 4. Penyajian siswa meningkat Tingkat penyajian siswa dapat dilihat dari nilai praktik siswa materi teori perilaku produsen dan konsumen. Tabel 2.4 Data Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS-3 (Ketrampilan)



Sumber: hasil olahan dari lampiran 14 d. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan solver dan tabel hipotesis untuk meningkatkan respon, pemahaman, dan penyajian teori perilaku produsen dan konsumen memunculkan kendala-kendala yang dihadapi : 1. Tidak setiap siswa membawa laptop, namun demikian dalam setiap kelompok sudah tersedia. 2. Membutuhkan waktu panjang karena tidak semua siswa membawa laptop. 3. Tingkat kemampuan awal siswa yang berbeda dalam penguasaan Ms. Excell. 4. Diperlukan pengulangan-pengulangan simulasi agar semakin terampil.



94



5. Diperlukan ketekunan dan kesabaran yang tinggi dalam simulasi teori perilaku konsumen. e. Faktor-Faktor Pendukung Faktor



pendukung



yang



memungkinkan



pembelajaran



dengan



memanfaatkan solver dan tabel hipotesis dapat terus diterapkan antara lain: 1. Sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat guru untuk pengembangan diri, sehingga memudahkan guru dalam mengembangkan sumber daya yang dimiliki secara. 2. Karena menggunakan media/alat maka perhitungan manual yang rumit menjadi bisa teratasi pada teori perilaku produsen. 3. Karena sudah disediakan langkah-langkah kerjanya, maka simulas teori perilaku produsen dan konsumen akan lebih mudah digunakan. f. Alternatif Pengembangan Pengembangan pembelajaran dengan memanfaaatkan solver dan tabel hipotesis dalam upaya meningkatkan respon, pemahaman, dan penyajian materi teori perilaku produsen dan konsumen dapat dilakukan dengan cara: 1. Perlunya sarana yang mendukung seperti komputer yang perlu diupayakan pihak sekolah. 2. Pengembangan tabel hipotesis dengan model yang lain. 3. Pengembangan dan penyempurnaan solver untuk teori perilaku produsen tanpa kendala masukan/input serta dapat dikembangkan untuk disiplin ilmu lainnya. 4. Pengembangan studi kasus-studi kasus untuk menunjang simulasi teori perilaku produsen dan konsumen. D. Kesimpulan dan Harapan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan 95



memanfaatkan solver dan tabel hipotesis sangat efektif dalam meningkatkan respons, pemahaman, dan penyajian siswa pada materi teori perilaku produsen dan konsumen. Selain itu juga kemampuan guru meningkat dalam pengelolaan pembelajaran materi teori perilaku produsen dan konsumen. Dengan rincian sebagai berikut: 1. Respons siswa rata-rata sangat baik dengan hasil observasi minat, keaktifan, dan partisipasi adalah sangat baik sedangkan kerjasama antar siswa baik. Dimana pada mulanya respon siswa kurang. 2. Pengelolaan pembelajaran oleh guru rata-rata sangat baik dengan hasil observasi ketepatan, intonasi suara, penggunaan bahasa, dan ketepatan penggunaan media adalah sangat baik sedangkan ketepatan penggunaan metode, kejelasan arahan, dan kejelasan evaluasi adalah baik. Dimana pada mulanya pengelolaan pembelajaan guru rata-rata cukup. 3. Pemahaman siswa meningkat dimana prosentase siswa mencapai nilai ≥75 sebesar 78% yang semula hanya 8% 4. Penyajian siswa meningkat dimana prosentase nilai ketrampilan siswa ≥75 sebesar 84% yang semula hanya 11% Rekomendasi yang dapat diterapkan sebagai implementasi temuan sekaligus



menjadi



syarat



keberhasilan



strategi



pemecahan



masalah



dirumuskan sebagai berikut : a. Pada saat mengimplementasikan pembelajaran dengan memanfaatkan solver pada materi teori perilaku produsen sebaiknya pastikan bahwa Ms. Excell pada laptop yang dibawa siswa sudah pernah diaktifkan solver, jika belum pernah diaktifkan maka guru harus membimbing siswa dengan langkah-langkah mengaktifkan solver yang dijelaskan dalam lampiran best practice.



96



b. Pada saat mengimplementasikan pembelajaran dengan memanfaatkan tabel hipotesis pada materi teori perilaku konsumen, guru harus terlebih dahulu membimbing siswa cara membaca tabel hipotesis. c. Supaya proses pembelajaran lebih optimal, pada saat awal pembelajaran guru sebaiknya memberikan waktu yang cukup luas kepada siswa untuk mengobservasi studi kasus teori perilaku produksi dan studi kasus teori perilaku konsumen yang diberikan.



DAFTAR PUSTAKA Arifin, Johar. 2005. Aplikasi Excell dalam Statistik dan Riset Terapan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Baharuddin dan Wahyu, Esa Nur. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Cet. 1. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran Manual Dan Digital. Ed. 2. Cet. 1. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Rachmawati, Tutik dan Daryanto. 2015. Teori Belajar Dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik. Cet. 1. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media. Suhardi. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Cet. 1. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.



97



Lampiran I Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.



98



Model SIM-OVG DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMIDI SMA NEGERI 10 SAMARINDA Watini SMAN 10 Samarinda



A. Masalah a. Permasalahan Bagaimana model SIM-OVG mampu mengoptimalkan Pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran ekonomi kelas XI pada KD 3.2. IPK 3.2.3. B. Pembahasan dan Solusi a. Tahapan Operasional



99



b. Hasil yang dicapai Menerapkan MODEL SIM-OVG 1. Pola belajar hafalan ditinggalkan, siswa lebih memahami konsep dan terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mampu berpikir tingkat tinggi. 2. Siswa merasa senang memiliki kesempatan dan keberanian untuk unjuk bicara serta mengembangkan daya pikirnya secara kreatif. 3. Menumbuhkan karakter suka bekerjasama dan menghargai orang lain. 4. Pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran ekonomi kelas XI pada KD 3.2. IPK 3.2.3. menjadi lebih optimal. 5. Hasil belajar siswa meningkat C. Kesimpulan dan Harapan Menerapkan Model SIM-OVG 1. Mengubah paradigma siswa dalam belajar dari hafalan menjadi lebih memahami. 2. Siswa menjadi gemar membaca untuk menggali informasi dari berbagai sumber. 3. Siswa menjadi terampil presentasi. 4. Menumbuhkan karakter suka bekerjasama dan menghargai orang lain 5. Kompetensi siswa dalam memahami teori pertumbuhan ekonomi lebih optimal 6. Hasil belajar siswa meningkat Perlu diseminasi pada MGMP dan Workshop model SIM-OVG. Memadu padankan model SIM-OVG dengan model-model pembelajaran yang lain. Setiap sekolah dapat melengkapi sarana prasarana sebagai fasilitas yang mendukung penerapan model SIM-OVG.



100