PS Akuntansi Manajemen Ver 17 - I Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IdCPA Review AKUNTANSI  MANAJEMEN



PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 2013



SOAL 1 Perbedaan P b d d i biaya dari bi variabel i b l dan d biaya bi t t adalah… tetap d l h A. Biaya variabel per unit berfluktuasi dan biaya tetap per unit  selalu tetap. B. Biaya variabel per unit tetap dalam range tertentu dan biaya tetap per unit berubah‐ubah. C. Total biaya variabel akan berubah‐ubah dan total biaya tetap akan selalu sama. D. Biaya variabel b l per unit berubah b b h sesuai dengan d penambahan b h unit yang diproduksi dan biaya tetap per unit juga berubah sesuai penambahan unit



2



BIAYA TETAP VS BIAYA VARIABEL Biaya Variabel: • Total biaya variabel akan berubah sesuai dengan penambahan unit yang diproduksi. • Biaya variabel per unit akan tetap dalam range tertentu. Bi i b l i k d l Biaya Tetap: • Total biaya tetap akan sama/tetap dalam range tertentu. Tetapi dalam jangka panjang, biaya tetap akan mengalami perubahan. • Biaya tetap per unit akan berubah tergantung jumlah unit yang diproduksi.



3



SOAL 1



B 4



SOAL 2 Shafira adalah seorang manajer di Hotel La‐Bella Bandung. H t l La‐Bella Hotel L B ll memiliki iliki cabang b di beberapa b b k t besar kota b di Indonesia. Biaya operasi hotel La‐Bella Bandung yang merupakan p contoh biaya y langsung g g dan tetap p terhadap p hotel La‐ Bella Bandung adalah... A. Gaji Shafira B. Biaya utilitas C. Biaya tissue toilet D. Biaya iklan hotel 



5



BIAYA LANGSUNG VS BIAYA TIDAK LANGSUNG •



Biaya y Langsung g g ((Direct Cost)) adalah biaya y ini bisa di telusuri/dihitung secara langsung dari obyek yang dihasilkan (cost tracing).







Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak bisa di telusuri secara langsung ke obyeknya, namun digunakan metode pengalokasian terhadap obyek‐obyek yang dihasilkan (cost allocation).



Klasifikasi biaya menjadi biaya langsung atau tidak langsung tergantung pada Cost Object (obyek Cost Object (obyek yang akan dihitung biayanya).



6



SOAL 2 C t bj t  H t l L B ll  B d Cost object: Hotel La­Bella Bandung Variabel vs Tetap Bi Biaya Variabel Gaji Shafira



Langsung vs Tidak Langsung



Bi Biaya T t Tetap



Bi Biaya Langsung











Biaya Utilitas











Biaya tissue toilet











Biaya iklan hotel Biaya iklan hotel



Biaya Tidak Bi Tid k Langsung











A 7



SOAL 3 PT Indonesia Merdeka melakukan estimasi total biaya perlengkapan terkait d dengan proses produksi d k i bulan b l Januari J i 2011. 2011 Tingkat Ti k t produksi d k i Januari J i 2011 diharapkan dapat menghasilkan produk sebesar 470.000 unit untuk bisa memenuhi tingkat penjualan sebesar 475.000 unit. B ik data Berikut d aktual k l produksi d k i 3 bulan b l terakhir khi di tahun h 2010: 2010 Bulan



Tingkat produksi



Total biaya perlengkapn



Oktober



450.000



Rp723.060.000



November



540.000



Rp853.560.000



Desember b



480 000 480.000



Rp766.560.000 66 560 000



Menggunakan metode high­low untuk mengestimasi biaya perlengkapan. E Estimasi b biaya perlengkapan l k untuk k bulan b l Januari J 2011 sebesar... b A. Rp652.500.000 B. Rp681.500.000 C. Rp749.180.000 D. Rp752.060.000



8



BIAYA SEMIVARIABEL ™ Biaya semivariabel adalah biaya yang besarnya akan tetap dalam range kapasitas produksi tertentu (relatif pendek), namun dengan penambahan aktivitas produksi dari kapasitas yang tersedia semula maka akan terjadi penambahan biaya yang besarnya disesuaikan dengan aktivitas produksi yang dilakukan. ™ Untuk mengestimasi komponen biaya tetap dan biaya variabel dalam biaya campuran digunakan Metode High­Low. Metode High-Low adalah metode dengan cara mencari perbedaan b d antara biaya bi yang memiliki iliki level l l aktivitas ki i tertinggi dan terendah, kemudian dibagi dengan selisih level aktivitas tertinggi dan terendah tersebut.



9



SOAL 3



y = a + bx Dengan: y total biaya y = total biaya a = biaya tetap B = biaya variabel per pemicu biaya X = level pemicu biaya



540.000 540 000



R 853 560 000 Rp853.560.000



450.000



Rp723.060.000



90.000 90 000



Rp130 500 000 Rp130.500.000 10



SOAL 3 Aktivitas tertinggi di bulan November, sedangkan November  sedangkan terendah di bulan Oktober. Y = a + bx b  = (Rp853.560.000 – Rp723.060.000)/(540.000‐450.000) = Rp130.500.000/90.000 = Rp1.450/unit Rp1.450/unit Y = 723.060.000 723.060.000 = a + (1.450 x 450.000) a = 723.060.000 – 723 060 000 652.500.000 652 500 000 a = 70.560.000 Total biaya untuk Januari 2011 (ketika x = 470.000 unit ) = 70.560.000 + 1.450 x 470.000 = Rp752.060.000



D 11



SOAL 4 Pernyataan mengenai inventoriable cost Pernyataan mengenai inventoriable cost paling tepat  paling tepat adalah... A. Hanya terdiri dari biaya primer dalam proses produksi. Hanya terdiri dari biaya primer dalam proses produksi. B. Hanya terdiri dari biaya konversi dalam proses produki. C Akan dibebankan ketika produk telah terselesaikan  C. Akan dibebankan ketika produk telah terselesaikan menjadi barang jadi. g p D. Akan dicatat sebagai aset selama produk tersebut belum  berhasil dijual.



12



INVENTORIABLE COST ¾ Biaya y p produk y yangg disebut jjuga g inventoriable cost,, termasuk di dalamnya biaya atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan manufacturing overhead yang dialokasikan pada setiap unit output. output ¾ Biaya tersebut diakui sebagai nilai dari persediaan barang jadi dan akan dibebankan sebagai beban pokok penjualan/ cost of goods sold (cogs) pada saat persediaan barang jadi tersebut terjual.



D 13



SOAL 5 Dari a b biaya aya be berikut ut ya yangg merupakan e upa a co contoh to da dari b biaya aya periodik di perusahaan manufaktur adalah... A. Biaya y bahan baku langsung g g B. Biaya overhead variabel y overhead tetap p C. Biaya D. Biaya abnormal spoilage



14



BIAYA PERIODIK • Biaya periodik dibebankan saat terjadinya. Biaya ini bukan  inventoriable cost karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi  inventoriable cost karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi dengan tepat dengan produksi yang spesifik. • Contoh: Biaya pemasaran, Biaya administrasi, Biaya iklan, Biaya  y p y y y distribusi, Biaya atas abnormal spoilage, dll. PERLAKUAN BIAYA ATAS SPOILAGE ™ Biaya atas normal spoilage akan dibebankan pada unit yang terselesaikan. Dicatat sebagai aset selama belum terjual. ™ Biaya atas abonormal spoilage dibebankan pada saat terjadinya dan dicatat sebagai kerugian karena abnormal spoilage.



D 15



SOAL 6 Berikut struktur biaya PT Mahakarya 100 000 unit: 100.000 unit • Bahan baku langsung • Biaya tenaga kerja langsung • Biaya mufacturing overhead • Biaya penjualan dan administrasi



Abadi untuk tingkat produksi Rp200.000.000 Rp100.000.000 Rp200.000.000 Rp150.000.000



Keseluruhan biaya di atas bersifat variabel kecuali biaya manufacturing overhead sejumlah Rp100.000.000 dan biaya penjualan dan administrasi sejumlah Rp100.000.000. Rp100 000 000 Jika tingkat produksi menjadi 110.000 110 000 unit maka total biaya menjadi... A. Rp650.000.000 B. Rp715.000.000 C. Rp695.000.000 D. Rp540.000.000 16



BIAYA



BIAYA PER UNIT



Bahan baku langsung



Rp200.000.000/100.000



= Rp2.000



Biaya tenaga kerja langsung



Rp100.000.000/100.000



= Rp1.000



Biaya manufacturing overhead



Rp100.000.000/100.000



= Rp1.000



Rp50.00.000/100.000



= Rp500



Biaya penjualan & adm. TOTAL BIAYA VARIABEL PER UNIT TOTAL BIAYA VARIABEL PER UNIT



R 4 500 Rp4.500



TOTAL BIAYA TETAP



Rp200.000.000,‐



Total biaya jika tingkat produksi sebesar 110.000 unit = Total biaya variabel + total biaya tetap = (Rp4.500 x 110.000) + 200.000.000 = Rp495.000.000 + Rp200.000.000 = Rp695.000.000 p



C 17



SOAL 7 Berikut saldo persediaan PT Realita pada awal dan akhir Januari 2011: 1 Januari 2011



31 Januari 2011



Barang jadi



Rp125.000.000,-



Rp117.000.000,-



Barang dalam proses



Rp235.000.000,-



Rp251.000.000,-



Bahan baku langsung



Rp134.000.000,-



Rp124.000.000,-



Data berikut terkait dengan proses produksi selama Januari 2011: Pembelian bahan baku langsung Rp189.000.000,‐ Retur pembelian Rp1.000.000,‐ Ongkos angkut pembelian Rp3.000.000,‐ Rp3.000.000, Upah tenaga kerja langsung Rp300.000.000,‐ Biaya overhead aktual Rp175.000.000,‐ Perusahaan mengalokasikan biaya overhead dengan tarif 60% dari upah tenaga kerja langsung. Jika terdapat kelebihan atau kekurangan alokasi biaya overhead akan ditangguhkan sampai 31 Desember 2011. 18



SOAL 7 Nilai cost of goods manufactured (COGM) untuk cost of goods manufactured (COGM) untuk Januari 2011  2011 adalah... A. Rp665.000.000, Rp665.000.000,‐ B. Rp681.000.000,‐ p C. Rp673.000.000,‐ D. Rp657.000.000,‐



19



SOAL 7 Saldo awal bahan baku langsung



Rp134.000.000,-



pembelian Ditambah: p



Rp189.000.000,p ,



Dikurangi: Retur pembelian Ditambah: Ongkos angkut pembelian Total bahan baku langsung tersedia Dikurangai: Saldo akhir bahan baku langsung



(Rp1.000.000,-) Rp3.000.000,Rp325 000 000 Rp325.000.000,(Rp124.000.000,-)



Penggunaan bahan baku langsung



Rp201.000.000,-



Upah tenaga kerja langsung



Rp300.000.000,-



Biaya overhead (60% x 300.000.000)



Rp180.000.000,-



y p produksi Total biaya



Rp681.000.000,p ,



Saldo awal barang dalam proses



Rp235.000.000,­



Ditambah: biaya produksi bulan berjalan



Rp681.000.000,­



Dikurangi: saldo akhir barang dalam proses COGM



(Rp251.000.000,­) Rp665.000.000,­



A 20



SOAL 8 JJob­order costing b d ti sangatt bermanfaat b f t untuk… t k A. Menentukan nilai persediaan dengan metode LIFO. B Mengestimasi B. M ti i besarnya b bi biaya overhead h d termasuk t k harga h transfer. C Mengendalikan biaya tidak langsung pada proses C. produksi di masa mendatang. D Menentukan biaya dari sebuah proyek atau pesanan. D. pesanan



21



SOAL 8 ƒ Job‐order costing bermanfaat dalam menentukan biaya produksi dari sebuah proyek atau pesanan tertentu. tertentu Sifat dan karakteristik perhitungan job order costing ™ Produk yang dihasilkan bervariasi dan berbeda satu dengan lainnya. ™ Biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan ™ Biaya per unit dihitung dengan membagi total biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi dalam pekerjaan tersebut. ƒ Sedangkan process costing berguna dalam menentukan biaya produksi rata‐rata untuk keseluruhan produk yang mengalami proses produksi yang sama.



D 22



SOAL 9 PT Globaltex mengalokasikan biaya overhead dengan aktivitas pemicu biaya: upah tenaga kerja langsung, bahan baku langsung dan jam mesin. Berikut rate untuk masing‐masing aktivitas pemicu: • 100% dari upah tenaga kerja langsung • 20% dari d bahan b h baku b k langsung l • Rp117.000 per jam mesin Berikut informasi mengenai biaya produksi selama bulan Desember 2011: • Biaya tenaga kerja langsung = Rp8.000.000 • Biaya bahan baku langsung = Rp2.000.000 • JJumlah jjam mesin y yang dipakai g p = 140 jam j Berapakah total biaya produksi selama Desember 2011? A Rp34.780.000 A. Rp34 780 000 B. Rp18.000.000 C. Rp18.400.000 D Rp22.400.000 D. Rp22 400 000 23



SOAL 9 Biaya tenaga kerja langsung



Rp8.000.000



Biaya bahan baku langsung



Rp2.000.000



Biaya overhead Biaya tenaga kerja l langsung



100% x Rp 8.000.000 = Rp8.000.000 R 8 000 000



Biaya bahan baku langsung g g



20% x Rp2.000.000 = Rp p 400.000



Biaya mesin



Rp117.000 x 140 jam  = Rp16.380.000



Total biaya overhead



Rp24.780.000



Total biaya produksi



Rp34.780.000



A



24



SOAL 10 Sebuah perusahaan manufaktur sering menghasilkan spoilage dalam proses produksinya, baik yang sifatnya normal maupun yang abnormal. Biaya atas normal spoilage dan abnormal spoilage juga dicatat dalam akuntansi. Perlakuan akuntansi untuk biaya atas abnormal spoilage adalah… A Dialokasikan A. Di l k ik ke k biaya bi produk d k yang terselesaikan t l ik (barang (b j di) jadi). B. Dialokasikan ke biaya produk yang terselesaikan (barang jadi) dan barangg y yangg belum terselesaikan ((barangg dalam p proses). ) C. Dicatat sebagai biaya overhead. D. Dicatat sebagai kerugian akibat abnormal spoilage. Abnormal spoilage harus dicatat sebagai akun tersendiri dalam laporan laba rugi. Biaya terkait dengan abnormal  spoilage bukan bagian dari nilai persediaan tetapi dicatat g kerugian g pada p p periode terjadinya. j y sebagai



D 25



INFORMASI SOAL 11 & 12 PT Merapi Raya menggunakan sistem biaya proses (process costing) untuk kegiatan g produksinya. p y Data berikut terkait dengan g p proses di Departemen p I untuk bulan November 2010: Persediaan awal barang dalam proses



16.000 unit



Barang yang mulai di produksi di bulan berjalan



100.000 unit



Barang terselesaikan bulan berjalan



92.000 unit



Persediaan akhir barang dalam proses



24.000 unit



Persediaan awal barang dalam proses telah mengalami 60% proses produksi untuk bahan baku langsung dan 20% untuk biaya konversi. Persediaan akhir barang dalam proses telah terselesaikan 90% untuk proses produksi bahan baku l langsung d 40% untuk dan k biaya bi k konversi. i Biaya yang terkait dengan produksi di bulan November  adalah: • Persediaan awal barang dalam proses terdiri dari biaya atas bahan baku langsung Rp54.560.000,‐, tenaga kerja langsung Rp20.320.000,‐ dan manufacturing overhead Rp15.240.000,‐ y y yangg ditambahkan selama bulan November adalah biaya y atas bahan • Biaya baku langsung Rp468.000.000,‐, tenaga kerja langsung Rp182.880.000,‐ dan manufacturing overhead Rp391.160.000,‐. 26



SOAL 11 Jika perusahaan Jik h menggunakan k metode t d First­In First­Out Fi t I Fi t O t (FIFO), berapakah biaya per unit ekuivalent untuk biaya bahan baku langsung? A. Rp4.120,‐ B Rp4.500, B. Rp4 500 ‐ C. Rp4.600,‐ D Rp4.800,‐ D. Rp4 800 ‐



27



SOAL 11 1.



Hitung Ekuivalent unit untuk biaya bahan baku langsung U i  Unit 



Ek i l Ekuivalent U i Unit



Barang terselesaikan bulan berjalan Persediaan awal barang dalam proses



16.000



16.000 x (100%  (100% – 60%) = 6.400



Barang yang mulai di produksi di bulan berjalan j



76.000



76.000



Persediaan akhir barang dalam proses



24.000



24.000 x 90% = 21.600



Total Ekuivalent Unit



2.



104 000 104.000



Hitung biaya per ekuivalent unit Biaya bahan baku langsung periode berjalan Total Ekuivalent Unit Biaya per ekuivalent unit



Rp468 000 000 Rp468.000.000,­ 104.000 4.500



B 28



SOAL 12 J a menggunakan Jika e ggu a a metode etode we weighted­average, berapakan g ted ave age, be apa a biaya per unit ekuivalen untuk biaya konversi? A. Rp5.650,‐ p B. Rp5.830,‐ p , C. Rp6.000,‐ D. Rp6.200,‐



29



SOAL 12 1.



Hitung Ekuivalent unit untuk biaya bahan konversi U i  Unit 



Ek i l Ekuivalent U i Unit



Barang terselesaikan bulan berjalan



92.000



92.000



Persediaan akhir barang dalam proses



24.000



24.000 x 40% = 9.600



Total Ekuivalent Unit



2.



101.600



Hitung biaya per ekuivalent unit Biaya konversi persediaan awal barang dalam proses



Rp35.560.000



Biaya konversi periode berjalan



Rp574.040.000



Total biaya konversi



Rp609.600.000



Total Ekuivalent Unit Biaya per ekuivalent per ekuivalent unit



101.600 6 000 6.000



C 30



SOAL 13 PT Megah Mitra menggunakan sistem biaya proses (process costing) untuk  kegiatan produksinya. Proses produksi dilakukan melalui dua kegiatan produksinya. Proses produksi dilakukan melalui dua  departemen. Ketika produk terselesaikan di departemen I akan ditransfer  ke departemen II. Proses inspeksi akan dilaksanakan di departemen II  pada saat proses produksi berjalan 70% dan bahan baku langsung belum pada saat proses produksi berjalan 70% dan bahan baku langsung belum  dimasukkan dalam proses produksi. Jumlah produk yang rusak di bawah batas toleransi minimal produk rusak  yaitu 4% dari produk yang melewati proses inspeksi. Produk yang rusak  bernilai rendah dan dijual tanpa melalui proses lebih lanjut. Perusahaan bernilai rendah dan dijual tanpa melalui proses lebih lanjut. Perusahaan  menggunakan metode FIFO.



31



SOAL 13 Data berikut terkait dengan proses di Departemen II untuk bulan Januari: Persediaan awal barang dalam proses (60% selesai)



20.000 unit



Barang yang ditransfer dari departemen I



180.000 unit



Total unit yang dipertanggungjawabkan



200.000 unit



Barang yang terselesaikan selama bulan berjalan



170.000 unit



Barang rusak Persediaan akhir barang dalam proses (80% selesai) pertanggungjawaban gg gj Total unit p



5 000 unit 5.000 25.000 unit 200.000 unit



Berapakah unit ekuivalent untuk biaya bahan baku langsung? A 175.000 unit A. 175 000 unit B. 181.500 unit C. 195.000 unit D 200.000 unit D. 200 000 unit 32



SOAL 13 Unit 



Ekuivalent Unit



Barang terselesaikan bulan berjalan Persediaan awal barang dalam proses



20.000



20.000 X 100% = 20.000



Barang yang mulai di produksi di bulan berjalan



150.000



150.000



Persediaan akhir barang dalam proses



25.000



25.000 X  100% = 25.000 25 000



Total Ekuivalent Unit



195.000



C 33



SOAL 14 Aktivitas, pemicu Aktivitas pemicu biaya (drivers), dan (drivers) dan biaya biaya‐biaya biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai unit­level, batch­level, product­level, atau facility­level. Jika informasi activity­based costing (ABC)  disusun untuk tujuan pelaporan internal, manakah yang paling mungkin dianggap sebagai period cost?  A Unit­level  A. Unit­level B. Batch­level C. Product Product­level level D. Facility­level



34



HIRARKI BIAYA ‰ Unit level Æ biaya yang dikeluarkan oleh setiap unit produk atau jasa Biaya tsb bertambah apabila kuantitas unit output jasa. bertambah. ‰ Batch level Æ biaya yang terkait oleh sekelompok unit produk atau jasa. Misalnya: biaya set‐up, purchase order, receiving materials. ‰ Product level Æbiaya yang dikeluarkan untuk mendukung biaya setiap unit produk atau jasa, tanpa mempertimbangkan berapa banyak unit barang atau batch produksi dilakukan. Misal: biaya desain produk ‰ Facility level Æbiaya yang tidak dapat ditelusuri ke setiap unit produk atau jasa. Biaya ini dikeluarkan dalam rangka mendukung d k organisasi i i secara keseluruhan. k l h Mi l biaya Misal: bi administrasi dan umum.



D 35



SOAL 15 PT Woody merencanakan akan menggunakan 50.000 jam tenaga kerja langsung dan 30.000 jam mesin pada periode yang akan datang. Berikut data mengenai biaya manufacturing overhead yang dianggarkan: Aktivitas



Aktivitas pemicu



Penanganan bahan Jumlah



part



Kuantitas aktivitas Total biaya yang



6.000.000



$ 720.000



750



$315.000



30.000



$540.000



500



$225 000 $225.000



ditangani Biaya setup



Jumlah setup



Biaya mesin



Jam penggunaan mesin



P Pengendalian d li mutu t Jumlah J l h batch b t h Total biaya manufacturing overhead



$1.800.000



36



SOAL 15 Berikut informasi mengenai biaya, penjualan, dan produksi untuk untuk periode yang akan yang akan datang: Biaya primer: Bahan baku langsung per unit $4,40 Biaya tenaga kerja langsung per unit 0,05 DLH@@15,00/DLH $0,75 Total biaya primer $5,15 Data penjualan dan produksi: Penjualan yang dianggarkan yang dianggarkan Ukuran batch Setup Jumlah part dari setiap unit yang diselesaikan Jumlah penggunaan mesin



20.000 unit 20.000 unit 5.000 unit 2/batch 5 part 80 jam per batch



37



SOAL 15 Jika PT Woody menggunakan PT Woody menggunakan system pembiayaan system pembiayaan ABC, maka ABC maka biaya per unit untuk produksi periode yang mendatang adalah (pembulatan):  A. $ 6,00 B. $ 6,08 C. $ 6,21 D. $ 6,30



38



ACTIVITY BASED COSTING Jumlah



part



yang $720.000/6.000.000



$ 0,12 per part



di ditangani i Jumlah set up



$ 315.000/750



$ 420 per set up



Jam penggunaan mesin



$ 540.000/30.000



$ 18 per jam mesin



Jumlah batch



$225.000/500



$ 450 per batch



Penanganan bahan Jumlah part yang $0,12 $0 12 per part x 5 part



$ 0,60 0 60



ditangani Biaya setup



Jumlah setup



$420



per



set



up



x



$ 0,168



x



$0,288



2/batch:5.000 unit/batch Biaya mesin



Jam



penggunaan $18



mesin



jam



mesin



80MH/batch:5 000unit/bat 80MH/batch:5.000unit/bat ch



Pengendalian mutu Jumlah batch



$ 450 per batch/5.000 unit



$0,09



Total biaya manufacturing overhead



$1,146 39



SOAL 15 Biaya primer



$ $5,15



y manufacturing overhead g Biaya



$1,146 $ ,



Total biaya produksi per unit



$6,296



D



40



SOAL 16 Process value analysis adalah komponen kunci dari Activity‐Based Management (ABM) yang menghubungkan biaya dan... A. Penurunan jumlah kelompok biaya (cost pools). B Perbaikan berkelanjutan. B. berkelanjutan C. Akumulasi dari kelompok biaya yang heterogen. D. Tarif overhead berdasarkan rata‐rata secara luas. Process value analysis yaitu pemahaman secara komprehensif mengenai proses perusahaan menghasilkan output. output Process value analysis menentukan aktivitas perusahaan yang menghasilkan nilai tambah (value‐ added activities) dan yang tidak menghasilkan nilai tambah (nonvalue‐ added dd d activities). ti iti ) Keterkaitan K t k it antara t ABC dengan d perbaikan b ik proses secara berkelanjutan merupakan bagian dari Activity Based Management(ABM).



B 41



SOAL 17 Berikut pernyataan yang benar mengenai Life Cycle Costing adalah... A. Sering digunakan sebagai dasar dalam perencanaan biaya dan penentuan harga produk. B. Hanya memperhitungkan biaya produksi atas produk. C. Hanya memperhitungkan biaya produksi, biaya penjualan dan distribusi produk. D Menitikberatkan pada kesempatan penghematan biaya pada D. siklus manufaktur (produksi).



42



LIFE CYCLE COSTING Dalam Life Cycle Costing memperhitungkan seluruh pendapatan dan biaya yang muncul sepanjang siklus hidup suatu produk. produk Pendekatan ini berguna ketika pendapatan dan biaya‐biaya atas suatu produk tidak terjadi pada periode yang sama. Metode ini memperhitungkan seluruh bi biaya, tidak id k hanya h bi biaya produksi. d k i Metode M d ini i i juga j memperhitungkan hi k biaya upstream (R & D, design) dan biaya donwstream (marketing, penjualan dan distribusi produk).



A 43



LIFE CYCLE COSTING Jawaban b dan c salah, karena dalam Life Cycle Costing memperhitungkan biaya produksi, biaya upstream (R & D, design) dan biaya downstream (ditribusi, marketing) Jawaban d salah karena dalam Life Cycle Costing, penghematan biaya tidak hanya ditekankan pada siklus produksi, tapi sepanjang silkus hidup produk. produk



44



SOAL 18 PT Jayabaya menerapkan sistem life­cycle costing. Produk yang dihasilkan memiliki siklus hidup selama 5 tahun, dengan total biaya R&D sebesar RP1.000.000.000,‐ dan biaya design sebesar Rp2.000.000.000,‐. Berikut biaya tetap setahun, biaya variabel per unit, dan rata‐rata penjualan untuk setiap alternatif harga jual.



Biaya Tetap



Biaya  y Variabel



Biaya produksi



1.500.000.000



100.000



Biaya pemasaran &



1.500.000.000



100.000



180 000 000 180.000.000



40 000 40.000



Harga jual g j 750.000



900.000



1.125.000



distribusi Biaya



pelayanan



pelanggan Unit terjual j rata‐rata



8.000



6.000



4.800



45



SOAL 18 Pada alternatif harga jual tertinggi, biaya R&D akan meningkat sebesar Rp500.000.000,‐ dan biaya design sebesar Rp1.000.000.000,‐. Biaya pelayanan pelanggan tetap per tahun akan meningkat Rp30.000.000,‐ dan biaya pelayanan pelanggan variabel per unit meningkat sebesar Rp25.000,‐. Pada saat alternatif harga jual terendah, biaya pemasaran dan distribusi per tahun akan turun sebesar Rp30.000.000,‐. Pada saat harga jual Rp750.000,‐, total biaya life cycle PT Jayabaya sebesar... A. Rp7.620.000.000,‐ B. Rp8.070.000.000,‐ C. Rp27.000.000.000,‐ D. Rp28.350.000.000,‐



46



SOAL 18 Biaya life cycle terdiri dari biaya produksi, biaya upstream (biaya R&D dan b biaya d design) ) dan d biaya b d downstream (b (biaya pemasaran & distribusi d b dan d biaya b pelayanan pelanggan) Biaya Tetap Biaya Produksi Biaya upstream Biaya R&D Biaya design Biaya downstream Biaya pemasaran &  distribusi Biaya pelayanan pelanggan TOTAL BIAYA (5 TAHUN)



Biaya Variabel



1,500,000,000 1,500,000,000 



Total Biaya per  Total Biaya per Total Biaya Total Biaya  Tahun selama 5 tahun



800,000,000 2,300,000,000  800,000,000  2,300,000,000 11,500,000,000  11,500,000,000 1,000,000,000  2,000,000,000 



1,470,000,000  180,000,000 



800,000,000  2,270,000,000  320,000,000 



500,000,000  13,850,000,000  28,350,000,000 



D



47



SOAL 19 Manakah dari pernyataan berikut yang benar terkait dengan sistem biaya variabel (variable costing) dan sistem biaya absorpsi/ penuh (absorption/full costing): A. Biaya overhead diperlakukan dengan cara sama di dalam kedua system biaya tersebut B Jika B. Jik persediaan di b barang j di meningkat, jadi i k t sistem i t bi biaya absorpsi b i menghasilkan laba yang lebih tinggi C. Biaya produksi variabel lebih rendah dalam sistem biaya variabel D. Laba kotor sama besarnya untuk kedua metode tersebut



48



ABSORPTION VS VARIABLE COSTING • Absorption costing: p g – membebankan biaya overhead sebesar unit yang terjual,  sisanya masuk ke persediaann akhir – biaya overhead fixed dimasukkan sebagai inventoriable cost • Variable costing: – membebankan biaya fixed overhead seluruhnya, di preriode terjadinya biaya tersebut – Biaya fixed overhead dimasukkan sebagai period cost  ((dianggap gg p sebagai g expense semua) p )



B 49



INFORMASI UNTUK SOAL 20 & 21 Pada akhir tahun 2010, berikut 2010 berikut data terkait data terkait produksi PT Dragon: PT Dragon • Biaya primer Rp800.000.000,‐ • Biaya overhead variabel overhead variabel Rp100 000 000 ‐ Rp100.000.000,‐ • Biaya overhead tetap Rp160.000.000,‐ Rp80.000.000,‐ Rp80.000.000, • Biaya penjualan variabel • Biaya penjualan tetap Rp40.000.000,‐



50



SOAL 20 Jika PT Dragon menggunakan metode inventoriable cost periode 2010 sebesar... A. Rp800.000.000,‐ B. Rp900.000.000,‐ C. Rp980.000.000,‐ D. Rp1.060.000.000,‐ cost Inventoriable cost 



variable



costing costing,



= Biaya primer + biaya primer + biaya overhead variabel overhead variabel = Biaya = Rp800.000.000 + Rp100.000.000 = Rp900.000.000



B 51



SOAL 21 Jika PT Dragon menggunakan metode absorption costing, costing inventoriable cost periode 2010 sebesar... A. Rp800.000.000,‐ B. Rp900.000.000,‐ C. Rp1.060.000.000,‐ D. Rp1.180.000.000,‐ Inventoriable cost  = Biaya primer + biaya overhead variabel + biaya overhead tetap = Rp800 000 000 + Rp100 000 000 + Rp160 000 000 = Rp800.000.000 + Rp100.000.000 + Rp160.000.000 = Rp1.060.00.000



C 52



SOAL 22 Dalam analisis joint product costing, costing biaya yang relevan dalam menentukan titik dimana produk dijual untuk memeperoleh laba yang maksimum adalah... A. Separable cost setelah titik split‐off. B. Biaya gabungan (joint cost) sebelum titik split‐off. C. Gaji bagian penjualan pada periode produk dihasilkan. D. Biaya pembelian bahan baku untuk produk gabungan (joint product). product)



53



JOINT COST • Keputusan untuk menjual produk di titik split‐off atau diproses lebih lanjut tergantung pada biaya yang dikeluarkan setelah titik spli‐off (separable cost). Produk akan dijual setelah diproses lebih lanjut jika peningkatan pendapatan > separable cost yang dikeluarkan.



A 54



JOINT COST Jawaban B salah, salah karena baik dijual di titik split‐off split off atau diproses lebih lanjut biaya gabungan tetap terjadi. Jadi biaya gabungan tidak mempengaruhi g keputusan tersebut. Jawaban C salah, karena gaji bagian penjualan tidak mempengaruhi keputusan penjualan produk di titik split‐off atau setelah diproses l bih lanjut. lebih l j t Jawaban D salah, karena biaya pembelian bahan baku produk gabungan merupakan contoh dari biaya gabungan (joint cost). cost)



A 55



SOAL 23 Great Petroll merupakan perusahaan yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng. goreng Terdapat 3 jenis minyak goreng dengan kualitas yang berbeda. Pada awal bulan Desember tidak terdapat persediaan awal. Berikut data produksi untuk bulan Desember 2011: • Kelapa sawit yang diproses 4.000.000 • Upah U h tenaga kerja k j langsung l 2 000 000 2.000.000 • Biaya overhead 3.000.000 A



B



C



Unit diproduksi (barel)



300.000



240.000



120.000



Unit terjual (barel)



80.000



120.000



120.000



Harga per barel ($)



30



40



50



56