RA Aminudin Aditya Pamungkas, A.md - Farm [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN JUDUL



RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)



PENINGKATAN KEPATUHAN DAN PEMANTAUAN TERAPI OBAT PASIEN HIPERTENSI MELALUI EDUKASI “JANGAN LUPA KONTROL DAN RUTIN MINUM OBAT” (JALAK RUMAT) DI UPT PUSKESMAS GAMBIRSARI KOTA SURAKARTA



Disusun oleh: Nama



: Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm



NIP



: 19920707 201902 1 004



Angkatan



: CLXIII



No. Urut



:2



Jabatan



: Calon Asisten Apoteker Terampil



Gol/Ruang



: II/c



Unit Kerja



: UPT Puskesmas Gambirsari



Coach



: Ir. Wardi Astuti, M.Pd



Mentor



: dr. Heri Wijanarko, M.Si



PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CLXIII PEMERINTAH KOTA SURAKARTA BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2019 i



LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Judul



: Peningkatan Kepatuhan dan Pemantauan Terapi Obat Pasien Hipertensi melalui Edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta



Nama



: Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm



NIP



: 19920707 201902 1 004



Angkatan



: CLXIII



No. Presensi : 2 Disetujui untuk diseminarkan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 15 Agustus 2019



Tempat



: SKADIK 401 LANUD ADI SOEMARMO Surakarta, 15 Agustus 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS



Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm NIP. 19920707 201902 1 004



Menyetujui, Pembimbing,



Mentor,



Ir. Wardi Astuti, M.Pd Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19660818 199203 2 015



dr. Heri Wijanarko, M.Si Kepala UPT Puskesmas Gambirsari NIP. 19751007 200604 1 004



ii



HALAMAN PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Judul



: Peningkatan Kepatuhan dan Pemantauan Terapi Obat Pasien Hipertensi melalui Edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta



Nama



: Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm



NIP



: 19920707 201902 1 004



No. Presensi



:2



dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi. Disahkan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 15 Agustus 2019



Tempat



: SKADIK 401 LANUD ADI SOEMARMO Surakarta, 15 Agustus 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS



Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm NIP. 19940819 201902 2 005 Mengesahkan, Pembimbing,



Mentor,



Ir. Wardi Astuti, M.Pd Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19660818 199203 2 015



dr. Heri Wijanarko, M.Si Kepala UPT Puskesmas Gambirsari NIP. 19751007 200604 1 004



Narasumber,



Ir. Adi Wachyudi, M.Si Widyaiswara Ahli Utama iii



PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat penulis bertugas yaitu UPT Puskesmas Gambirsari Surakarta. Penulisan rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada Pelatihan Dasar (LATSAR) golongan II di Skadik 401 Lanud Adisumarmo Surakarta. Penulis menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs.



Mohamad



Arief



Irwanto,



M.Si.,



selaku



Kepala



Badan



Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah. 2. Bapak F.X. Hadi Rudyatmo, selaku Walikota Surakarta 3. Drs. Rakhmat Sutomo, M.Pd selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPPD) Kota Surakarta. 4. Ir. Adi Wachyudi, M.Si selaku narasumber/ penguji yang memberikan saran,



masukan



perbaikan



untuk



penyempurnaan



rancangan



aktualisasi ini sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik. 5. dr. Heri Wijanarko, M.Si selaku mentor dan Kepala UPT Puskesmas Gambirsari Surakarta yang telah memberikan masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Ir. Wardi Astuti, M.Pd selaku coach dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 7. UPT Puskesmas Gambirsari sebagai OPD tempat penulis bertugas. 8. Seluruh Widyaiswara, Penyelenggara, Pembimbing dan Pengasuh yang telah memberikan ilmu, bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan CLXIII.



iv



9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CLXIII atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya. 10. Keluarga saya yang selalu memberi semangat pada saya dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini belumlah sempurna. Oleh



karena



itu,



penulis



mengharapkan



saran



dan



kritik



demi



kesempurnaan dan perbaikan rancangan aktualisasi ini sehingga nantinya dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin.



Surakarta, 15 Agustus 2019



Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm NIP. 19940819 201902 2 005



v



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii PRAKATA ......................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Identifikasi Isu ....................................................................... 4 C. Tujuan .................................................................................. 9 D. Manfaat ................................................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 11 A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ......................................... 11 B. Nilai Dasar ASN .................................................................. 15 C. Kedudukan dan Peran ASN ................................................ 20 D. Substansi Isu Terpilih .......................................................... 21 BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ................... 25 A. Profil Organisasi .................................................................. 25 B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................. 32 C. Role Model .......................................................................... 34 BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI .......................... 35 A. Draft Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA ........................................................... 37 B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................ 50 C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................... 52 BAB V PENUTUP ............................................................................ 54 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 55



vi



DAFTAR TABEL



Tabel 1.1 Identifikasi Isu .................................................................... 5 Tabel 1.2 Analisis APKL .................................................................... 7 Tabel 1.3 Analisis USG ...................................................................... 8 Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Klinik ...................................... 21 Tabel 3.1 Daftar Ketenagaan ........................................................... 30 Tabel 3.2 Keadaan Sarana dan Prasarana...................................... 30 Tabel 3.3 Peran Serta Masyarakat .................................................. 31 Tabel 3.4 Penduduk dan Sasaran Program ..................................... 31 Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi .................................................... 37 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan............................................................... 51 Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .................. 51



vii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari................. 26 Gambar 3.2 Struktur Organisasi ...................................................... 29 Gambar 3.3 Kepala Puskesmas Gambirsari .................................... 34



viii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di puskesmas termasuk dalam ASN yang memiliki pengertian sebagai warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk bekerja di instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara berisi tentang pengelolaan ASN. Peran ASN adalah sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Hal ini menunjukkan jika orientasi ASN adalah menjadi pelayan masyarakat. ASN juga diharapkan mengutamakan prinsip profesionalisme yang memiliki kompetensi, kualifikasi, objektivitas, transparansi, serta bebas dari praktik KKN yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan merit system dalam mewujudkan birokrasi pemerintah yang baik. Untuk menjalankan peran ASN sebagai pelayan publik, pelaksana



kebijakan



publik,



dan



perekat



pemersatu



bangsa



dibutuhkan sumber daya manusia yang handal untuk melaksanakan tugasnya dan diharapkan dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Salah satu hal utama dalam mewujudkan ASN yang berkualitas adalah dengan pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan Peraturan LAN nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, bentuk pendidikan dan pelatihan ASN adalah Pelatihan Dasar CPNS Golongan II yang dilaksanakan untuk membentuk nilai-nilai dasar PNS yang disebut dengan istilah ANEKA yang bertujuan agar PNS dapat mengaktulisasikan



nilai-nilai



dasar



tugasnya.



1



ASN



dalam



melaksanakan



Kompetensi yang dibangun dalam latsar CPNS golongan II adalah kompetensi PNS sebagai pelayan publik yang diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu kemampuan mewujudkan akuntabilitas, kemampuan mengedepankan kepentingan nasional (nasionalisme), kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik, kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu dan kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi dilingkungan instansinya. Asisten Apoteker merupakan profesi ASN yang dalam melaksanakan tugasnya memiliki substansi dengan nilai-nilai dasar (ANEKA) guna mencapai tujuan pelaksanaan penyiapan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil yang dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang sebagaimana tertulis dalam Permenkes RI No. 376/MENKES/PER/V/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global berakibat peningkatan angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk di Indonesia. Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah perifer. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34.1% dibandingkan 27.8% pada Riskesdas tahun 2013. Dalam upaya menurunkan prevalensi dan insiden penyakit kardiovaskular akibat hipertensi dibutuhkan tekad kuat dan komitmen bersama secara berkesinambungan dari semua pihak terkait seperti tenaga kesehatan, pemangku kebijakan dan juga peran serta masyarakat. (PDHI, 2019) Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam) yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat



2



umum. Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit. Salah satu studi menyatakan pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi maka lima kali lebih besarkemungkinannya terkena stroke. Diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat demi mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Paling sedikit 50% pasien yang diresepkan obat



antihipertensi



tidak



meminum



obat



sesuai



yang



direkomendasikan. Strategi yang paling efektif adalah dengan kombinasi strategi seperti edukasi, modifikasi sikap dan sistem yang mendukung. Dalam membantu penatalaksanaan hipertensi tersebut, tentu saja diperlukan peran profesi kesehatan seperti dokter dan Apoteker. Apoteker dapat menjadi perantara antara pasien dan dokter dalam hal terapi farmakologi maupun terapi non farmakologi. Praktek evidencebased medicine untuk hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau kerusakan organ akibat hipertensi. Dengan membantu pasien memodifikasi pola hidupnya juga dapat membantu pasien mencapai tujuan terapi. Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah penurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi berupa penurunan atau mengontrol tekanan darah. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target seperti kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal. Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti



yang



menunjukkan



pengurangan



resiko.



(Dirjen



Bina



Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006) Pada dasarnya isu yang muncul dapat bersumber dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Dari hasil pengamatan



3



tersebut isu-isu yang dapat diambil antara lain: 1) Kurang efektifnya pengadaan obat melalui e-purchasing, 2) Kurang optimalnya program SIMPUS dalam pemenuhan kebutuhan laporan yang diperlukan, 3) Kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi, 4) Kurang optimalnya pengelolaan obat Emergency Kit, 5) Kurang optimalnya pelayanan informasi obat pada peresepan obat antibiotik. Untuk kebutuhan aktualisasi maka dipilih satu isu yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-gagasan yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS yang akan dituangkan dalam sebuah rancangan aktualisasi. Isu yang ditentukan yaitu kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi. Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat rancangan aktualisasi dan habituasi dengan judul “Peningkatan Kepatuhan dan Pemantauan Terapi Obat Pasien Hipertensi melalui Edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta”. B. Identifikasi Isu Berdasarkan latar belakang di atas, maka daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja wilayah UPT Puskesmas Gambirsari dikaitkan dengan agenda ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WoG, dapat ditampilkan pada tabel 1.1 sebagai berikut:



4



Tabel 1.1. Identifikasi Isu No 1.



2.



3.



4.



5



Identifikasi Isu Kurang efektifnya pengadaan obat melalui e-purchasing Kurang optimalnya program SIMPUS dalam pemenuhan kebutuhan laporan yang diperlukan



Kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi Kurang optimalnya pengelolaan obat Emergency Kit



Kurang optimalnya pelayanan informasi obat pada peresepan obat antibiotik



Sumber Isu Whole of Governmen t



Kondisi yang Diharapkan Pengadaan obat Pengadaan obat dapat melalui e- berjalan dengan cepat purchasing sehingga dapat memerlukan waktu memaksimalkan yang lama pelayanan Kondisi Saat Ini



Beberapa data yang diperlukan dalam pembuatan laporan tidak dapat disajikan langsung dari program SIMPUS



Program SIMPUS tidak hanya dapat menyajikan data pengeluaran obat namun juga dapat menyajikan data laporan yang diperlukan seperti laporan penggunaan antibiotik, ketersediaan vaksin dan obat indikator serta laporan lainnya



Manajemen ASN



Pasien dengan penyakit hipertensi kurang memahami tentang pentingnya kepatuhan minum obat secara rutin karena belum optimalnya pemantauan terapi obat



Pasien dengan penyakit hipertensi memahami tentang pentingnya kepatuhan minum obat secara rutin dengan pemantauan terapi obat sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai secara maksimal



Manajemen ASN



Obat yang terdapat di Pemantauan obat emergency kit dikelola di dalam dengan optimal emergency kit tidak dilakukan secara konsisten terbukti masih ada obat mendekati kadaluwarsa yang masih tersimpan Pasien memahami Pemberian obat penggunaan obat antibiotik tidak antibiotik dengan tepat disertai informasi penggunaan yang tepat



Pelayanan Publik



Pelayanan Publik



Sumber : Elaborasi Penulis (2019)



5



Penetapan Isu Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan



dengan



menggunakan



alat



bantu



APKL



(Aktual,



Problematik, Kelayakan, Kekhalayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). a. Analisis



Kriteria



Isu



Menggunakan



APKL



(Aktual,



Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) Analisis Kriteria Problematik,



Isu Menggunakan



Kekhalayakan,



Kelayakan)



APKL Analisis



(Aktual, APKL



merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari. Aktual artinya benarbenar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik, kelayakan, dan kelayakan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi nilai positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif. Jika semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi persyaratan dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas. Hasil analisis APKL terkait



6



isu-isu di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari disajikan dalam tabel 1.2. di bawah ini



Tabel 1.2. Analisis APKL No



Identifikasi Isu



Kriteria A P K L



Keterangan



1



Kurang efektifnya pengadaan obat melalui e-purchasing



+ +



+



-



Tidak memenuhi persyaratan



2



Kurang optimalnya program SIMPUS dalam pemenuhan kebutuhan laporan yang diperlukan



+ +



+



-



Tidak memenuhi persyaratan



3



Kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi



+ +



+



+



Memenuhi persyaratan



4



Kurang optimalnya obat Emergency Kit



+ +



+



+



Memenuhi persyaratan



5



Kurang optimalnya pelayanan informasi obat pada peresepan obat antibiotik



+ +



+



+



Memenuhi persyaratan



pengelolaan



(Sumber : Elaborasi Penulis, 2019) Keterangan : + (memenuhi persyaratan), – (tidak memenuhi persyaratan)



b. Analisis



Prioritas



Isu



Menggunakan



USG



(Urgency,



Seriousness, dan Growth) Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis USG. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.



7



Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait isu-isu di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari disajikan dalam tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.3. Analisis USG No.



Identifikasi Isu



U



Kurangnya edukasi tentang kepatuhan 1. dan pemantauan terapi obat pada 5 pasien hipertensi



2.



Kurang optimalnya emergency kit



pengelolaan



obat



3.



Kurang optimalnya pelayanan informasi 4 obat pada peresepan obat antibiotik



4



S



G Total Peringkat



4



4



13



1



4



3



11



3



4



12



2



4



(Sumber : Elaborasi Penulis, 2019) c. Rumusan Masalah Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah: 1. Bagaimana cara meningkatkan edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi 2. Bagaimana nilai dasar ANEKA dapat diimplementasikan selama kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja 3. Bagaimana keterkaitan antara visi, misi dan nilai organisasi dengan hasil kegiatan dari isu yang terpilih



8



Gagasan



pemecahan



isu



pada



UPT



Puskesmas



Gambirsari Kota Surakarta adalah Peningkatan Kepatuhan dan Pemantauan Terapi Obat Pasien Hipertensi Melalui Edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum rancangan aktualisasi ini adalah: 1. Peserta pelatihan dasar CPNS dapat menerapkan nilai – nilai ANEKA untuk meningkatkan kepatuhan dan pemantauan terapi obat pasien hipertensi melalui edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)”.



Sedangkan tujuan khusus rancangan aktualisasi ini adalah: 1. Tersedianya buku pemantauan terapi obat bagi pasien hipertensi. 2. Terwujudnya pembuatan etiket khusus untuk meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi 3. Tersusunnya standar pelayanan obat bagi pasien hipertensi. 4. Terwujudnya komitmen bersama rekan sejawat mengenai edukasi kepada pasien hipertensi. 5. Tersedianya video penggunaan obat untuk pasien hipertensi. 6. Terlaksananya edukasi tentang pemanfaatan bahan alam sebagai terapi komplementer (non farmakologi) pada kasus hipertensi.



7. Terlaksananya edukasi melalui penyuluhan terpadu bagi pasien hipertensi. D. Manfaat Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut: . 1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II



9



a. Dapat memahami, mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS yang



meliputi



Akuntabilitas,



Nasionalisme,



Etika



Publik,



Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. b. Mendapatkan ilmu bahwa ASN adalah abdi Negara yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional. c. Dapat merubah pola pikir sehingga menjadi seorang ASN yang profesional, berkomitmen, beretika, memiliki integritas, serta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 2. Bagi Instansi (UPT Puskesmas Gambirsari) a. Terwujudnya visi, misi dan tata nilai UPT Puskesmas Gambirsari. b. Meningkatkan



kualitas



Pelayanan



Kefarmasian



di



UPT



Puskesmas Gambirsari. c. Memperkuat hubungan lintas sektoral antara Puskesmas dengan wilayah binaan. d. Meningkatkan sarana dan prasarana, serta mutu layanan puskesmas dalam mendukung pelayanan kesehatan. 3. Bagi Organisasi Profesi a. Sebagai acuan pelayanan kefarmasian yang lebih baik. b. Mendorong adanya inovasi dalam pelayanan kefarmasian yang lebih optimal 4. Bagi Masyarakat a. Masyarakat mendapat pelayanan yang optimal dan dan berkualitas serta menambah tingkat kepuasan terhadap pelayanan puskesmas. b. Membantu masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan khususnya bagi penderita hipertensi. c. Meningkatnya pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan.



10



BAB II LANDASAN TEORI A. SIKAP DAN PERILAKU BELA NEGARA 1. Wawasan Kebangsaan Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah wawasan nusantara. Wawasan Nusantara adalah cara pandang seluruh warga bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah didalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan tujuan nasional. a. Nilai-nilai dasar wawasan kebangsaan : 1) Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa 2) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu 3) Cinta tanah air dan bangsa 4) Demokrasi atau kedaulatan rakyat 5) Kesetiakawanan sosial 6) Masyarakat adil makmur b. Makna wawasan kebangsaan : 1) Kesatuan Politik Kedaulatan



nasional



dengan



segala



kekayaannya



merupakan satu kesatuan wilayah, ruang hidup kesatuan seluruh bangsa serta merupakan modal dan milik bersama bangsa Indonesia 2) Kesatuan Ekonomi Kekayaan yang terdapat dan terkandung didalam wilayah nusantara beserta kawasan yuridisnya, baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa 3) Kesatuan Sosial Budaya



11



Masyarakat Indonesia adalah satu perikehidupan bangsa dan budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah 4) Kesatuan Pertahanan dan Keamanan Ancaman



terhadap



suatu



pulau



atau



daerah



pada



hakekatnya merupakan ancaman seluruh bangsa dan negara 2. Nilai Bela Negara Sebagai warga Negara Indonesia kita wajib untuk membela Negara kita dari setiap ancaman. Indonesia telah merdeka, tugas kita sekarang yaitu mengisi kemerdekaan. Warisan dari pendiri bangsa ini yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar harus kita jadikan pedoman dalam mengisi kemerdekaan ini. a. Dasar Hukum 1) Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara 2) Pasal 30 ayat (1) UUD 1945menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara b. Tujuan Bela Negara 1) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara 2) Melestarikan budaya 3) Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 4) Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara 5) Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara c. Fungsi Bela Negara 1) Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman 2) Menjaga keutuhan wilayah Negara 3) Merupakan kewajiban setiap warga Negara



12



4) Merupakan panggilan sejarah d. Manfaat Bela Negara 1) Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain 2) Membentuk



jiwa



kebersamaan



dan



solidaritas



antar



sesama rekan seperjuangan 3) Membentuk mental dan fisik yang tangguh 4) Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri 5) Melatih



jiwa leadership dalam



memimpin



diri



sendiri



maupun kelompok 6) Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu 7) Berbakti pada orang tua, bangsa, agama 8) Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan 9) Menghilangkan



sikap



negatif



seperti malas, apatis,



boros, egois, tidak disiplin 10) Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama



3. Analisis Isu Kontemporer Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017)



ada



empat



level



lingkungan



strategis



yang



dapat



mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah



13



berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya. Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan berbangsa



dan



bernegara



(wawasan



kebangsaan),



telah



mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan strategis pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami



berbagai



dampak



positif



maupun



negatifnya;



perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam kehidupan



sosial,



ekonomi



dan



politik



bangsa



Indonesia;



desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan



14



dan pembangunan daya kehidupan



bermasyarakat,



saing nasional demi kelangsungan berbangsa,



dan



bernegara



dalam



lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas. PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika)



sebagai



konsensus



dasar



berbangsa



dan



bernegara.



Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.



B. NILAI-NILAI DASAR ASN 1. Akuntabilitas Nilai - nilai akuntabilitas yaitu : a. Kepemimpinan Sikap seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh kepada orang lain, (lead by example) berkomitmen serta memberikan efek positif pada pihak lain dan dapat dijadikan sebagai solusi tentunya. b. Transparansi Sikap terbuka sehingga dapat meningkatkan komunikasi kelompok,perlindungan, akuntabilitasi dalam keputusan serta meningkatkan



kepercayaan



kepada



pimpinan



secara



menyeluruh. c. Integritas Menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, maka institusi dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan



15



kepada publik dan/ atau stakeholders d. Tanggungjawab(responsibilitas). Memberikan kewajiban kepada setiap individu dan lembaga, bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. e. Keadilan Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas, sedangkan ketidakadilan



dapat



menghancurkan



kepercayaan



kredibilitas organisasi yang mengakibatkan



dan



kinerja akan



menjadi tidak optimal. f. Kepercayaan Lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya. g. Keseimbangan Dalam lingkungan kerja perlu adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. h. Kejelasan Individu atau kelompok harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian fokus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan



tanggung jawab, misi organisasi,



kinerja yang diharapkan, dan sistem pelaporan. i. Konsistensi Faktor yang menjamin stabilitas sehingga tercipta lingkungan kerja yang akuntabel . 2. Nasionalisme Nasionalisme dapat diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme sesuai lima sila Pancasila, meliputi : a. Ketuhanan Yang MahaEsa 1) Menghormati pemeluk agama lain



16



2) Toleransi terhadap kegiatan agama lain 3) Percaya dan taqwa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing 4) Tidak memaksakan agama atau kepercayaan kepada orang lain b. Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama manusia 2) Saling mencintai sesame manusia 3) Mengembangkan sikap tenggang rasa 4) Tidak semena-mena terhadap orang lain 5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan 6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan 7) Berani membela kebenaran dan keadilan 8) Sikap hormat-menghormati dengan bangsa lain c. Persatuan Indonesia 1) Menempatkan



kesatuan,



persatuan,



kepentingan,



dan



keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. 3) Cinta Tanah Air dan Bangsa. 4) Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia. 5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber- Bhineka Tunggal Ika. d. Kerakyatan



yang



dipimpin



oleh



hikmat,



kebijaksanan



dalam



permusyawaratan perwakilan 1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat 2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Utamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4) Musyawarah untuk mufakat dalam semangat kekeluargaan. 5) Iktikad



baik



dan



rasa



tanggung



melaksanakan hasil musyawarah.



17



jawab



menerima



dan



6) Musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 7) Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai kebenaran dan keadilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 1) Perbuatan yang cerminkan sikap kekeluargaan/ gotong-royong. 2) Bersikap adil. 3) Keseimbangan antara hak dan kewajiban 4) Menghormati hak-hak orang lain 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain 6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain 7) Tidak boros dan bergaya hidup mewah 8) Tidak merugikan kepentingan umum 9) Suka bekerja keras 10) Menghargai hasil karya orang lain 11) Mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial



3. Etika Publik Nilai-nilai dasar etika publik menurut UU ASN tahun 2014 yakni sebagai berikut: a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia1945. c.



Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.



d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f.



Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.



g. Mempertanggung-jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki



kemampuan



dalam



18



melaksanakan



kebijakan



dan



program pemerintah. i.



Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.



j.



Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.



k.



Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.



l.



Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.



m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. Para pegawai dan pejabat perlu terus diingatkan akan rujukan kode etik PNS yang tersedia. Sosialisasi dari sumber-sumber kode etik itu beserta penyadaran akan perlunya mentaati kode etik harus dilakukan secara berkesinambungan dalam setiap jenis pelatihan kepegawaian untuk melengkapi aspek



kognisi



dan



aspek



profesionalisme dari seorang pegawai sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat. 4. Komitmen Mutu Indikator komitmen mutu diantaranya : a. Profesionalisme, bertindak secara profesional sesuai dengan profesi yang dijabat dalam menjaga kualitas pelayanan. b. Orientasi



mutu,



berkomitmen



untuk



senantiasa



melakukan



pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan. c.



Konsisten, yaitu sikap berkesinambungan dan terus menerus untuk senantiasa menjaga kualitas pelayanan.



d. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan waktu. e. Efektif adalah berhasil guna, menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. f.



Inovatif



adalah sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide



kreatifitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.



19



5. Anti Korupsi Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma



dengan



tujuan



memperoleh



keuntungan



pribadi,



merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. (LAN, 2015) KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : a. Jujur b. Peduli c. Mandiri d. Disiplin e. Tanggungjawab f. Kerjakeras g. Sederhana h. Berani i.



Adil



C. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional dan membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).



20



PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansipemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. . D. SUBSTANSI ISU TERPILIH 1. Definisi Penyakit Hipertensi Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS 140 mmHg dan/ atau TDD 90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik, pasien digolongkan menjadi sesuai dengan tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Klinik Klasifikasi



Sistolik



Diastolik



Optimal



< 120



dan



< 80



Normal



120 – 129



dan/ atau 80 – 84



Normal tinggi



130 – 139



dan/ atau 84 – 89



Hipertensi derajat 1



140 – 159



dan/ atau 90 – 99



Hipertensi derajat 2



160 – 179



dan/ atau 100 – 109



Hipertensi derajat 3



≥ 180



dan/ atau ≥ 110



Hipertensi sistolik terisolasi



≥ 140



dan



< 90



Sumber : Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, 2019



2. Kepatuhan Terapi Hipertensi Saat ini, salah satu tatalaksana penyakit tidak menular yang masih merupakan



tantangan



besar



di



Puskesmas adalah



hipertensi. Penyakit hipertensi terus mengalami peningkatan



21



setiap tahun di Indonesia dan juga di dunia. Menurut hasil data survei PIS-PK UPT Puskesmas Gambirsari bulan Juli tahun 2019 nilai cakupan penderita hipertensi yang berobat teratur hanya sebanyak 62,81%. Hipertensi juga menduduki peringkat kedua dari 10 besar penyakit menurut rekapitulasi jumlah kunjungan pasien terbanyak di UPT Puskesmas Gambirsari berturut – turut selama bulan Januari hingga Juli tahun 2019. Kepatuhan



menggambarkan



sejauh



mana



pasien



melaksanakan aturan dalam pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang memberikan tatalaksana. Kepatuhan pasien berpengaruh dalam keberhasilan pengobatan, kepatuhan yang rendah merupakan faktor penghambat kontrol yang baik (Liberty dkk., 2017). Kepatuhan pengobatan merupakan perilaku



kesehatan



sendiri yang dipengaruhi banyak faktor. Proporsi penderita hipertensi di Indonesia masih cukup tinggi dan proporsi ini terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka morbiditas hipertensi adalah konsumsi obat antihipertensi, namun masih sedikit penderita yang patuh



terhadap



pengobatan



ini.



Dengan



demikian,



upaya



peningkatan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan hipertensi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kendali tekanan darah pasien merupakan aspek yang penting untuk ditekankan sebagai



upaya



dalam



mencari



dan



menentukan



strategi



pencegahan dan terapi yang lebih baik.



3. Pemantauan Terapi Obat Hipertensi Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak



22



dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.



Pemantauan



terapi



obat



harus



dilakukan



secara



berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terai dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai resiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respon pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Hal tersebut menyebabkan perlunya dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki. Keberadaan tenaga kefarmasian, dalam hal ini apoteker beserta asisten apoteker memiliki peran yang penting dalam mencegah munculnya masalah terkait obat. Apoteker dan asisten apoteker sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam PTO. Pengetahuan penunjang dalam melakukan PTO adalah patofisiologi penyakit; farmakoterapi; serta interpretasi hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnostik. Selain itu diperlukan keterampilan berkomunikasi, kemampuan membina hubungan interpersonal, dan menganalisis masalah. Proses PTO merupakan proses yang komprehensif mulai dari seleksi pasien, pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat, rekomendasi terapi, rencana pemantauan sampai dengan tindak lanjut. Proses tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan sampai tujuan terapi tercapai (Dep. Kes. RI, 2009).



4. Edukasi Jalak Rumat Edukasi pengetahuan



Jalak



Rumat



dan



kepatuhan



23



merupakan pasien



upaya



peningkatan



hipertensi



melalui



pemantauan terapi obat di UPT Puskesmas Gambirsari agar pasien hipertensi Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat. Edukasi Jalak Rumat terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan minum obat, menjadi perantara antara pasien dan dokter dalam terapi farmakologi maupun non farmakologi, praktek evidencebased medicine untuk hipertensi melalui pemantauan terapi obat, edukasi melalui penyuluhan terpadu dan pemberian informasi mengenai terapi komplementer non farmakologi menggunakan bahan alam yang mudah didapat dan dibuat sendiri bagi pasien hipertensi serta membantu pasien dalam melakukan modifikasi pola hidupnya sehingga dapat membantu pasien mencapai tujuan terapi.



24



BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A. Profil Organisasi 1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi Pusat Puskesmas



Kesehatan adalah



Masyarakat fasilitas



yang



selanjutnya



pelayanan



kesehatan



disebut yang



menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai penanggung jawab masyarakat



upaya



berfungsi



kesehatan terdepan,



sebagai



penyelenggara



kehadirannya upaya



di



kesehatan



masyarakat (UKM) tingkat pertama dan penyelenggara upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat



yang



setinggi-tingginya



di



wilayah



kerjanya.



Upaya



kesehatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No.75 Tahun 2014). Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dan dengan Misinya “1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik” diperlukan suatu indikator. Dalam perjalanannya, indikator kesehatan tersebut bersifat dinamis mengikuti situasi dan kondisi yang ada. (Kemenkes, 2015) Profil Kesehatan Puskesmas Gambirsari merupakan salah satu tolak ukur bagi kemajuan pembangunan kesehatan di Kecamatan Banjarsari karna jumlah penduduk nya 55.180 jiwa. (PTP Puskesmas



25



Gambirsari, 2019) Sehingga profil ini juga dipergunakan sebagai bahan evaluasi atas pencapaian hasil program-program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Gambirsari sekaligus menjadi instrument perencanaan pembangunan kesehatan di tahun yang akan datang.



Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari



Puskesmas Gambirsari berlokasi di Jalan Kelud, Kadipiro, Surakarta. Puskesmas Gambirsari Surakarta melingkupi satu kelurahan di wilayah kecamatan Banjarsari, yaitu Kelurahan Kadipiro. Terdiri dari 220 RT yang terkelompokkan menjadi 34 RW, dengan luas wilayah 808,76 Hektar atau sekitar 8,08 km2 dengan jumlah seluruh Kepala Keluarga sebanyak 16.856 KK dan rumah sebanyak 16.856 buah. Wilayah kerja Puskesmas Gambirsari terletak di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut:



26



Utara



: Wilayah Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, dan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.



Selatan



: Wilayah Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari.



Timur



: Wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres.



Barat



: Wilayah Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari.



2. Visi, Misi, dan Tata Nilai Puskesmas a. Visi Visi UPT Puskesmas Gambirsari, yaitu “Waras sebagai gaya hidup” b. Misi Untuk mewujudkan waras sebagai gaya hidup dicapai malalui penjabaran misi UPT Puskesmas Gambirsari sebagai berikut : 1) Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional. 2) Mendorong terwujudnya masyarakat berparadigma sehat. 3) Aktif berinovasi melindungi kesehatan masyarakat c. Tata Nilai Puskesmas “WARAS” 1) Wasis, yang berarti kerja cerdas tangkas. 2) Amanah, pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten, profesional dan berdedikasi tinggi. 3) Ramah, selalu mengedepankan senyum dari hati dan wajah. 4) Aman, lingkungan kerja yang nyaman berstandar. 5) Santun, menganggap masyarakat atau pasien seperti keluarga sendiri. d. Tujuan Organisasi 1) Tujuan Umum : Terbentuknya



tatanan



masyarakat



sehat



yang



mempunyai



perilaku hidup sehat dan mempunyai kesadaran akan arti pentingnya kesehatan sebagai suatu kebutuhan hidup dasar.



27



2) Tujuan Khusus



:



a) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat. b) Meningkatkan



akses



masyarakat



terhadap



pelayanan



kesehatan masyarakat. c) Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.



28



3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi a. Struktur Organisasi Gambar 3.2. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI UPT PUSKESMAS GAMBIRSARI (Sesuai Permenkes 75 Tahun 2014)



Kepala UPT Puskesmas dr. Heri Wijanarko, M.Si Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ariyani Wijiastuti, SE



Kelompok Jabatan Fungsional



Penanggungjawab UKM essensial drg. Trinil Donata



Penanggungjawab UKM Pengembangan drg. Trinil Donata



Penanggungjawab UKP Kefarmasian & Laboratorium dr. Rokhmat W.S



Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas & Jejaring Fasilitas Pelayanan dr. Rokhmat W.S



PROMKES Sri Murti W, SKM



Kesehatan Jiwa Siti Nur Hidayati, S.Kep



Pelayanan Kesehatan Umum Siti Nur Hidayati, S.Kep



Puskesmas Pembantu 1. Krembyongan : Siti Soeharjani, A.Md.Keb 2. Clolo : Karmi, A.Md.Keb



Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rusnawati, SKM



Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut drg Trinil Donata



Puskesmas Keliling Komsiyatun, A.Md.Kep



KIA Sri Mintasih A.Md.Keb



Pelayanan KB Karmi, A.Md.Keb



Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan Siti Soeharjani, A.Md.Keb



Gizi Ari Murwani, AMG



Pelayanan Gawat Darurat Tutut Ristiyawan, S.Si.T



Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tutut Ristiyawan, S.Si.T



Pelayanan Gizi Tri Suratmi, A.Md.Gz



PERKESMAS Kalis Adiarsih, S.Kep



Pelayanan Obat Yuniarsih Purwantari Pelayanan Konsultasi Terpadu Tri Ernawati, S.Kep



Pelayanan Kesehatan Anak Sri Mintasih, A.Md.Keb Pelayanan Imunisasi Evi Zulaitri, A.Md.Keb



29



ASISTEN APOTEKER PELAKSANA



4. Deskripsi SDM, Sarana Prasarana dan Sumberdaya lain. a. Data Sumber Daya Ketenagaan Tabel 3.1 Daftar Ketenagaan di UPT Puskesmas Gambirsari Tahun 2019



No



Jenis Ketenagaan



Jumlah



Status Kepegawaian



1. 2. 3.



Dokter Dokter Gigi Penyuluh Kesehatan



2 1 2



4. 5. 6. 7. 8. 9.



Perawat Umum Perawat Gigi Bidan Ahli Gizi Sanitarian Analis Laboratorium



5 1 4 2 1 2



10. 11.



Apoteker Asisten apoteker



1 4



JFT JFT 1 JFT & 1 TKPK JFT JFT JFT JFT JFT 1 JFT & 1 TKPK TKPK JFT



12 13 14 15 16 17



Administrasi Umum Rekam Medis Administrasi poliklinik Akuntansi Keuangan Cleaning servis Driver



4 1 1 1 2 1



JFU JFT TKPK TKPK TKPK TKPK



Ket



1 = Struktural



Jumlah seluruh karyawan di UPT Puskesmas Gambirsari adalah sejumlah 34 (tiga puluh empat) orang dengan sebaran seperti tertera dalam tabel di atas. b. Data Sarana dan Prasarana Tabel 3.2 Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan Puskesmas Gambirsari Tahun 2019



Jenis Sarana Prasarana



Jumlah



Rusak Ringan



Kondisi Rusak Sedang



2 1



-



-



Sarana Kesehatan : 1. Puskesmas Pembantu 2. Polindes 3. Rumah Dinas Dokter



30



Rusak Berat -



4. Rumah Dinas Perawat 5. Rumah Dinas Bidan 6. Puskesmas Keliling Roda 4 7. Ambulance 8. Sepeda motor Sarana Penunjang : 1. Komputer 2. Mesin Tik 3. Telepon 4. Mesin Absensi (Fingerscan) 5. Laptop



1 6



-



-



-



17 2 8 3 18



-



-



-



c. Data Peran Serta Masyarakat Tabel 3.3 Peran Serta Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta Tahun 2019



N o



1



Kalurahan



Kadipiro



Jumlah UKBM



Jumlah Kader Posyandu Balita



Jumlah Kader Poslansia



Tokoh Masyarakat



Balita



Lansia



L



P



Jmlh



L



P



Jmlh



Di latih



Aktif



%



42



35



0



504



504



170



359



529



98



98



100



UPT Puskesmas Gambirsari Surakarta yang mempunyai wilayah kerja di Kelurahan Kadipiro mempunyai Kader Kesehatan Posyandu sejumlah 504 (lima ratus empat) orang dan Kader Pos Lansia sejumlah 529 (lima ratus dua puluh sembilan) orang. Tokoh masyarakat di wilayah ini sejumlah 98 orang dan seluruhnya aktif. d. Data Penduduk dan Sasaran Program Tabel 3.4. Penduduk dan Sasaran Program Puskesmas Gambirsari Surakarta tahun 2019 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Sasaran Program



Jumlah



Penduduk Bayi Baduta Batita Balita Ibu Hamil



55.180 jiwa 964 jiwa 1.734 jiwa 2.408 jiwa 4.004 jiwa 1.059 jiwa



31



Ke t



-



7. 8. 9. 10. 11.



Remaja Wanita Usia Subur Pasangan Usia Subur Pra Usila ( 45 – 59 tahun ) Usila ( > 60 tahun )



9.381jiwa 15.171 jiwa 8.553 jiwa 10.837 jiwa 6.468jiwa



B. Tugas Jabatan Peserta Diklat 1. Tugas Pokok Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah : a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia



2. Sasaran Kerja Pegawai Asisten Apoteker Terampil Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Asisten Apoteker Terampil tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 376/MENKES/PER/V/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker. Asisten Apoteker mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perbekalan kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana kerja kefarmasian, penyiapan pengelolaan perbekalan farmasi dan penyiapan pelayanan farmasi klinik. Jabatan fungsional Asisten Apoteker merupakan jabatan tingkat terampil. Sesuai jenjang jabatan Pengatur (golongan ruang II/c), rincian kegiatan Asisten Apoteker Pelaksana adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan sumber/acuan



bahan-bahan dalam



rangka



Kefarmasian;



32



atau



data-data



Penyiapan



dari



berbagai



Rencana



Kegiatan



b. Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi; c. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Non Steril; d. Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Steril; e. Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral; f. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka Penerimaan Perbekalan Farmasi; g. Menyimpan



perbekala



farmasi



dalam



rangka



Penyimpanan



Perbekalan Farmasi; h. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya dalam rangka Dispensing Resep individual. Unsur kegiatan penunjang yang mendukung pelaksanaan tugas Asisten Apoteker terdiri dari: a. Mengajar/ melatih/ membimbing yang berkaitan dengan bidang kefarmasian/ kesehatan; b. Berperan serta dalam seminar/ lokakarya di bidang kefarmasian/ kesehatan; c. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dan atau kepanitiaan lainnya; d. Keanggotaan dalam organisasi profesi Asisten Apoteker; e. Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Asisten Apoteker; f. Memperoleh gelar kesarjanaan; g. Memperoleh piagam kehormatan/ penghargaan/ tanda jasa.



33



C. Role Model Role model adalah panutan sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah dr. Heri Wijanarko, M.Si yang merupakan Kepala UPT Puskesmas Gambirsari. Arahan beliau sejalan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu akuntabilitas (integritas, tanggung jawab, keterbukaan), nasionalisme (sila ke-2 dan ke-4), komitmen mutu (nyata, kehandalan, kompetensi), dan antikorupsi (kejujuran, disiplin, kerjakeras, dan berani). Sosok beliau dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan nilai-nilai ANEKA. Beliau selalu ramah (etika publik) pada semua orang dan tidak membeda-bedakan (Nasionalisme sila ke 2). Beliau berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan publik guna memberikan kepuasan untuk masyarakat.



Gambar 3.3 Kepala UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta



34



BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI A. Draft Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA Unit Kerja



: UPT Puskesmas Gambirsari Surakarta Dinas Kesehatan Kota Surakarta



Identifikasi Isu



:



1) Kurang efektifnya pengadaan obat melalui e-purchasing. Sumber Isu : Whole of Government 2) Kurang optimalnya program SIMPUS dalam pemenuhan kebutuhan laporan yang diperlukan. Sumber Isu : Pelayanan Publik 3) Kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi. Sumber Isu : Manajemen ASN 4) Kurang optimalnya pengelolaan obat Emergency Kit. Sumber Isu : Manajemen ASN 5) Kurang optimalnya pelayanan informasi obat pada peresepan obat antibiotik. Sumber Isu : Pelayanan Publik



Isu yang Diangkat



:



Kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi.



35



Gagasan Pemecahan Isu



:



Untuk pemecahan isu dilakukan “Peningkatan Kepatuhan dan Pemantauan Terapi Obat Pasien Hipertensi Melalui Edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. Gagasan Kegiatan Pemecahan Isu



:



Gagasan kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut terdiri dari 7 kegiatan, yaitu: 1. Membuat buku pemantauan terapi obat pasien hipertensi. Sumber Kegiatan: Inovasi 2. Membuat etiket khusus untuk obat antihipertensi. Sumber Kegiatan: Inovasi 3. Membuat draft SOP pemberian obat pasien hipertensi. Sumber Kegiatan: SKP 4. Melakukan sosialisasi dan penggalangan komitmen peningkatan pelayanan pasien hipertensi. Sumber Kegiatan: Inovasi 5. Membuat



video



mengenai



penggunaan



obat



pada



pasien



hipertensi. Sumber Kegiatan: Perintah Atasan 6. Membuat flowchart atau lembar balik berisi terapi komplementer non farmakologi pada kasus hipertensi. Sumber Kegiatan: Perintah Atasan 7. Melakukan edukasi tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi. Sumber Kegiatan: SKP



36



Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1 1



2 Membuat buku pemantauan terapi obat pasien hipertensi



3



Output/Hasil Kegiatan



4 Tersusunnya buku pemantauan terapi obat bagi pasien hipertensi 1. Membuat konsep Tersusunnya (Sumber : Inovasi) buku pemantauan konsep buku terapi obat untuk pemantauan terapi pasien hipertensi obat yang jelas untuk pasien hipertensi



2. Melakukan konsultasi dengan atasan mengenai konsep buku pemantauan terapi obat untuk pasien hipertensi



Terlaksananya konsultasi dengan atasan dan Adanya persetujuan atasan mengenai konsep buku pemantauan terapi obat



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA 5



Saya membuat konsep buku pemantauan terapi obatsecara rinci, jelas dan bertanggung jawab (Akuntabilitas) dari berbagai sumber supaya lengkap sehingga menjadi efektif dan efisien (komitmen mutu).



Dalam berkonsultasi Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme, Sila ke 3) dengan penuh rasa sopan santun (etika publik)



37



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan Nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Membuat buku pemantauan terapi Kontribusi Misi : obat yang jelas dan  Mendorong sistematis terwujudnya  Santun masyarakat Melakukan berparadigma pemantauan terapi sehat obat hipertensi  Aktif berinovasi sehingga timbul melindungi kesadaran pasien kesehatan untuk kontrol masyarakat



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3 3. Membuat desain buku pemantauan terapi obat untuk pasien hipertensi



4 Tersusunnya desain buku pemantauan terapi obat untuk pasien hipertensi



5 Dalam membuat desain buku pemantauan terapi obat dibuat secara kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu) dan dibuat secara jelas sehingga mudah dimengerti (Akuntabilitas)



4. Melakukan pencetakan buku pemantauan terapi obat untuk pasien hipertensi



Tersedianya buku pemantauan terapi obat yang digunakan untuk memantau terapi yang didapat oleh pasien hipertensi



Tersedianya buku bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas melalui pemantauan terapi obat pasien hipertensi yang kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)



5. Melakukan distribusi buku pemantauan terapi obat di ruang Pelayanan Farmasi dan ruang Pelayanan Kesehatan Umum di Puskesmas



Terdistribusinya buku pemantauan terapi obat di ruang Pelayanan Farmasi dan ruang Pelayanan Kesehatan Umum di Puskesmas



Saya Bertanggung jawab (Anti Korupsi) dalam pendistribusian buku pemantauan terapi obat di ruang Pelayanan Farmasi dan ruang Pelayanan Kesehatan Umum di Puskesmas



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1



2



38



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6



7



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3



4 Tersedianya etiket dengan perbedaan warna khusus untuk obat antihipertensi sehingga terwujud kepatuhan pasien hipertensi untuk rutin minum obat



5



1. Membuat konsep etiket berbeda warna khusus untuk obat hipertensi



Tersusunnya konsep etiket berbeda warna yang jelas khusus untuk obat antihipertensi



Saya membuat konsep etiket berbeda warna khusus untuk obat hipertensi yang dapat dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas)



2. Melakukan konsultasi dengan atasan mengenai konsep etiket berbeda warna



Terlaksananya konsultasi dengan atasan dan adanya persetujuan kepala puskesmas mengenai konsep



Dalam berkonsultasi saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme) dan dengan dengan penuh rasa hormat dan sopan santun



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1 2



2 Membuat etiket berbeda warna khusus untuk obat antihipertensi sebagai bagian dari edukasi Jalak Rumat (Sumber : Inovasi)



39



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan Nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Membuat buku pemantauan terapi Kontribusi Misi : obat yang jelas dan  Mendorong sistematis terwujudnya  Santun masyarakat Melakukan berparadigma pemantauan terapi sehat obat hipertensi  Aktif berinovasi sehingga timbul melindungi kesadaran pasien kesehatan untuk kontrol masyarakat



No



Kegiatan



1



2



Tahap Kegiatan



Output/Hasil Kegiatan



3 4 khusus untuk etiket berbeda obat hipertensi warna khusus untuk obat hipertensi 3. Membuat desain Tersusunnya etiket berbeda desain etiket warna khusus berbeda warna untuk obat khusus untuk obat hipertensi hipertensi



4. Melakukan pencetaakan etiket berbeda warna khusus untuk obat hipertensi



Tersusunnya etiket berbeda warna khusus untuk obat hipertensi



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



5



6



7



(Etika Publik)



Dalam mendesain buku pemantauan terapi obat dibuat secara kreatif, inovatif (Komitmen Mutu) dan jelas sehingga mudah dimengerti (Akuntabilitas) Pembuatan etiket khusus obat hipertensi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas melalui untuk pasien hipertensi yang kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)



40



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1



2 Membuat draft SOP pengisian buku pemantauan terapi obat dan pembuatan etiket khusus bagi pasien hipertensi



3



3



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



4 Adanya draft SOP pengisian buku pemantauan terapi obat dan pembuatan etiket khusus bagi pasien hipertensi



5



(Sumber : SKP)



1. Melakukan Adanya arahan dari konsultasi dengan atasan atasan tentang pembuatan draft SOP



Saya berkonsultasi dengan atasan dengan penuh rasa hormat dan sopan santun (Etika Publik)



2. Mengumpulkan referensi tentang pembuatan draft SOP



Saya berpikir kritis dalam mengumpulkan referensi pembuatan draft SOP (Etika Publik)



Adanya referensi sebagai acuan pembuatan draft SOP



41



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan nilai: Waras sebagai  Amanah gaya hidup Pembuatan draft SOP dilakukan oleh Kontribusi Misi : tenaga kesehatan  Memberikan yang kompeten, pelayanan profesional dan kesehatan berdedikasi secara  Aman profesional Mewujudkan  Mendorong lingkungan kerja terwujudnya yang terstandar masyarakat berparadigma sehat



No



Kegiatan



1



2



Tahap Kegiatan



Output/Hasil Kegiatan



3 4 3. Koordinasi Mendapat dengan rekan masukan tentang sejawat dalam draft SOP yang merancang draft dibuat dari rekan SOP sejawat



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA 5 Saya melakukan koordinasi (Nasionalisme, Sila ke 4) dengan rekan sejawat untuk mendapat saran dan masukan yang akan dijadikan pertimbangan dalam penyusunan SOP dan menghargai (Etika Publik) saran/ masukan dari rekan sejawat tersebut



bertanggungjawab 4. Simulasi dan Simulasi berjalan Saya evaluasi draft dan terdapat penuh dalam melakukan SOP yang dibuat evaluasi dari hasil simulasi SOP (Akuntabilitas) simulasi draft SOP 5. Meminta Disetujuinya draft persetujuan draft SOP oleh atasan SOP kepada atasan



Dengan itikad baik dan bertanggungjawab (Etika Publik) menerima dan melaksanakan SOP yang telah disetujui



42



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6



7



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1 4



2 Sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat di UPT Puskesmas Gambirsari tentang edukasi Jalak Rumat (Sumber : Inovasi)



3



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



4 Terselenggaranya Sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat di UPT Puskesmas Gambirsari tentang kegiatan Jalak Rumat



5



1. Berkonsultasi dengan atasan



Adanya persetujuan atasan



Saya berkonsultasi dengan dari atasan dengan penuh rasa hormat dan sopan santun (Etika Publik)



2. Koordinasi dengan rekan sejawat



berkoordinasi Adanya masukan Dalam dari rekan sejawat (Nasionalisme, Sila ke 4), saya Menghargai (Etika Publik) saran/ masukan dari rekan sejawat



43



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Sosialisasi dilakukan dengan Kontribusi Misi : informatif dan dapat  Memberikan diterima oleh rekan pelayanan sejawat kesehatan  Ramah secara Memperlakukan professional rekan sejawat  Aktif berinovasi dengan baik dan melindungi penuh senyum kesehatan masyarakat



No



Kegiatan



1



2



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3 3. Membuat kesepakatan jadwal sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat 4. Menyiapkan undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi dan form penggalangan komitmen rekan sejawat



4 Adanya kesepakatan jadwal Sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat



5 Saya berkoordinasi (Nasionalisme, Sila ke 4) dalam menentukan jadwal sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat



Undangan, daftar hadir, materi sosialisasi dan form penggalangan komitmen rekan sejawat sudah siap



Saya bekerja keras (Anti korupsi) dalam menyiapkan undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi dan form penggalangan komitmen rekan sejawat



5. Melakukan sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat



Terlaksananya sosialisasi dan ditandatanganinya komitmendengan rekan sejawat



Rekan sejawat mengikuti sosialisasi dan berkomitmen (Komitmen Mutu) untuk melaksanakan sesuai arahan



Tahap Kegiatan



44



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6



7



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3



4 Ditampilkannya video mengenai cara penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi pada Wall TV Puskesmas



5



1. Mengumpulkan referensi materi yang akan ditampilkan dalam video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



Adanya referensi sebagai acuan pembuatan video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



2. Membuat konsep video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



Terwujudnya konsep video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1 5



2 Membuat video mengenai penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi untuk ditampilkan pada Wall TV Puskesmas (Sumber : Perintah atasan)



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Membuat video dengan bahasan Kontribusi Misi : yang menarik dan  Mendorong jelas terwujudnya  Santun masyarakat Melakukan berparadigma pemilihan kata-kata sehat yang baik dan dapat  Aktif berinovasi diterima masyarakat melindungi kesehatan masyarakat Saya berpikir kritis (Etika Publik) dalam mencari referensi materi yang akan ditampilkan dalam video penggunaan obat pada pasien hipertensi



Konsep video penggunaan obat pada pasien hipertensi dibuat secara kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)



45



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3 3. Konsultasi dengan atasan mengenai materi dan konsep video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



4 Disetujuinya materi dan konsep video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



5 Saya berkonsultasi dengan atasan dengan penuh rasa hormat dan sopan santun (Etika Publik)



4. Pembuatan video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi 5. Penampilan video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi



Terwujudnya video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi Ditampilkannya video penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi pada Wall TV Puskesmas



video penggunaan obat pada pasien hipertensi dibuat dengan kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1



2



Video yang ditampilkan dapat dipertanggungjawabkan isi materinya (Akuntabilitas)



46



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6



7



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



3



4 Adanya media promosi kesehatan berupa flowchart atau lembar balik yang berisi tentang pemanfaatan bahan alam sebagai terapi non farmakologi pada kasus hipertensi



5



1. Mengumpulkan referensi materi yang akan ditampilkan dalam flowchart 2. Membuat konsep desain flowchart



Adanya referensi materi yang akan ditampilkan dalam flowchart



6 7 Kontribusi Visi : Penguatan nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Membuat video dengan bahasan Kontribusi Misi : yang menarik dan  Memberikan jelas pelayanan  Santun kesehatan Melakukan secara pemilihan kata-kata profesional yang baik dan dapat  Aktif berinovasi diterima masyarakat melindungi Saya berpikir kritis dalam kesehatan mencari referensi materi masyarakat yang ditampilkan dalam flowchart (Etika Publik)



Terwujudnya konsep desain flowchart



konsep desain flowchart dibuat secara kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)



3. Konsultasi dengan Disetujuinya atasan mengenai konsep desain konsep desain flowchart flowchart



Saya berkonsultasi dengan atasan dengan penuh rasa hormat dan sopan santun (Etika Publik)



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



1 6



2 Membuat media promosi kesehatan berupa flowchart atau lembar balik yang berisi tentang pemanfaatan bahan alam sebagai terapi non farmakologi pada kasus hipertensi (Sumber : Perintah atasan)



47



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



No



Kegiatan



1



2



7



Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari dengan kasus hipertensi tanpa pengobatan yang tinggi



Tahap Kegiatan 3 4. Mencetak flowchart



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



4 Terwujudnya flowchart yang berisi tentang pemanfaatan bahan alam sebagai terapi non farmakologi pada kasus hipertensi



5 Video yang ditampilkan dapat dipertanggungjawabkan isi materinya (Akuntabilitas)



Terselenggaranya penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari dengan kasus hipertensi tanpa pengobatan yang tinggi



(Sumber : SKP) 1. Konsultasi dengan atasan



Adanya persetujuan atasan



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



6



7



Kontribusi Visi : Penguatan nilai: Waras sebagai  Wasis gaya hidup Menjelaskan informasi penyakit Kontribusi Misi : yang diderita  Memberikan dengan jelas pelayanan  Ramah kesehatan Berkomunikasi secara dengan peserta profesional penyuluhan penuh  Aktif berinovasi empati melindungi  Santun kesehatan Memberikan masyarakat penyuluhan dengan berkomunikasi Saya berkonsultasi dengan menggunakan katadari atasan dengan penuh rasa kata yang baik dan hormat dan sopan santun tidak memojokkan (Etika Publik) 48



No



Kegiatan



Tahap Kegiatan



Output/Hasil Kegiatan



Keterkaitan Substansi dengan ANEKA



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi



Penguatan Nilai-Nilai Organisasi



1



2



3



4



5



6



7



2. Koordinasi dengan rekan sejawat



Adanya koordinasi Saya menggalang dengan rekan komitmen untuk melakukan sejawat kegiatan penyuluhan bersama rekan sejawat (Komitmen Mutu)



3. Membuat kesepakatan jadwal penyuluhan



Adanya kesepakatan jadwal penyuluhan



4. Menyiapkan undangan, daftar hadir dan materi penyuluhan



Undangan, daftar Saya bekerja keras dalam hadir, materi Menyiapkan undangan, penyuluhan sudah daftar hadir dan materi siap penyuluhan dan notulen kegiatan penyulhan (Anti Korupsi)



5. Melaksanakan penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi



Terlaksananya penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi



Saya berkoordinasi dalam menentukan jadwal dengan rekan sejawat (Nasionalisme, Sila ke 4)



Pasien hipertensi yang mengikuti penyuluhan pengelolaan dan penggunaan obat melaksanakan sesuai arahan saya (Akuntabilitas)



49



B. Jadwal Rancangan Aktualisasi Setelah



dilakukan pemecahan



isu menjadi kegiatan



dan



menyusun tahapan kegiatan, maka diperlukan jadwal kegiatan dalam rangka pelaksanaan aktualisasi dan habituasi di UPT Puskesmas Gambirsari, sehingga kegiatan aktualisasi dan habituasi dapat berjalan dengan baik dan maksimal, adapun jadwal kegiatan yang telah disusun tercantum dalam tabel 4.2



50



Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan N o



Tanggal Pelaksanaan Agustus – September 2019



Kegiatan 16



1



2



3



4



5



6



7



Membuat buku pemantauan terapi obat pasien hipertensi sebagai bagian dari edukasi Jalak Rumat Membuat etiket berbeda warna khusus untuk obat antihipertensi sebagai bagian dari edukasi Jalak Rumat Membuat draft SOP pengisian buku pemantauan terapi obat dan pembuatan etiket khusus bagi pasien hipertensi



17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31































































Sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat di UPT Puskesmas Gambirsari tentang edukasi Jalak Rumat











2



3



4



5



6



7



8



9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 -Lembar Konsultasi -Foto Kegiatan -Konsep dan Desain Buku Pemantauan Terapi Obat -Lembar Kegiatan -Foto - konsep dan Desain Etiket warna -Lembar Konsultasi -Lembar EvaluasiSOP -Foto -Draft SOP -Lembar Konsultasi -Foto -Daftar Hadir -Notulen Kegiatan -Materi Sosilisasi -Lembar Komitmen











Membuat video mengenai penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi untuk ditampilkan pada Wall TV Puskesmas Membuat media promosi kesehatan berupa flowchart atau lembar balik yang berisi tentang pemanfaatan bahan alam sebagai terapi komplementer (non farmakologi) pada kasus hipertensi



1



Bukti Kegiatan/ Portofolio



























-Lembar konsultasi -Materi Video -Hasil Video











Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari dengan kasus hipertensi tanpa pengobatan yang tinggi



















-Lembar konsultasi -Materi Flowchart -Foto -flowchart cetak











Keterangan:



Hari Kerja



Pelaksanaan Kegiatan



51







Hari Libur















-Lembar Konsultasi -Foto -Surat Tugas -Undangan -Daftar Hadir -Notulen Kegiatan -Materi Penyuluhan



C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi



ANEKA



kemungkinan dapat terjadi kendala pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan, sehingga rancangan kegiatan aktualisasi tidak dapat direaliasasikan secara optimal. Oleh karena itu perlu adanya antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin saja terjadi, sehingga dampat negatif dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Tabel Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Antisipasi Menghadapi Kendala



No



Kegiatan



Asumsi Kendala



1



Membuat buku pemantauan terapi obat pasien hipertensi sebagai bagian dari edukasi Jalak Rumat



Pasien lupa membawa buku pemantauan terapi obat saat kontrol



2



Membuat etiket berbeda warna khusus untuk obat antihipertensi sebagai bagian dari edukasi Jalak Rumat



Tulisan dalam etiket kurang jelas sehingga tidak terbaca oleh pasien



3



Membuat draft SOP pengisian buku pemantauan terapi obat dan pembuatan etiket khusus bagi pasien hipertensi Sosialisasi dan penggalangan komitmen rekan sejawat di UPT Puskesmas Gambirsari tentang edukasi Jalak Rumat Membuat video mengenai penggunaan obat yang baik dan benar pada pasien hipertensi untuk ditampilkan pada Wall TV Puskesmas Membuat media promosi kesehatan berupa flowchart atau lembar balik yang berisi tentang



Tidak semua petugas mengetahui draft SOP yang dibuat



Pasien dihimbau secara lisan dan tertulis dalam sampul buku untuk selalu membawa buku pemantauan terapi obat saat kontrol Penulisan etiket harus jelas dan dapat dibaca oleh pasien serta pemberian pelayanan informasi obat lengkap hingga pasien merasa jelas dengan aturan pakai obat Sosialisasi dilakukan sesuai jadwal kesepakatan dan dijelaskan secara mendalam



Tidak semua rekan sejawat dapat hadir dalam sosialisasi dan penggalangan komitmen



Membuat kesepakatan jadwal dengan rekan sejawat dan diingatkan kembali untuk hadir sesuai jadwal yang telah disepakati



Audio visual video kurang memadahi



Konsep video dibuat secara matang, menarik dan kualitas video ditingkatkan



Materi dan konsep desain tidak menarik pasien untuk melakukan instruksi



Materi dan konsep desain dibuat secara matang dan menarik serta diambil dari sumber yang terpercaya dan



4



5



6



52



7



pemanfaatan bahan alam sebagai terapi komplementer (non farmakologi) pada kasus hipertensi Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi di wilayah UPT Puskesmas Gambirsari dengan kasus hipertensi tanpa pengobatan yang tinggi



dan informasi sesuai flowchart



mudah dilakukan oleh pasien



Tidak semua sasaran penyuluhan bisa datang



Membuat kesepakatan jadwal dengan pengurus wilayah terkait pelaksanaan penyuluhan atau dilakukan secara terpadu bersama dengan kegiatan wilayah



53



BAB V PENUTUP Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan rancangan kegiatan untuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah dirumuskan melalui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Isu yang diangkat adalah kurangnya edukasi tentang kepatuhan dan pemantauan terapi obat pada pasien hipertensi.di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. Dalam isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 7 kegiatan yaitu : 1. Membuat buku pemantauan terapi obat pasien hipertensi. 2. Membuat etiket khusus untuk obat antihipertensi. 3. Membuat draft SOP pemberian obat pasien hipertensi. 4. Melakukan sosialisasi dan penggalangan komitmen peningkatan pelayanan pasien hipertensi. 5. Membuat video mengenai penggunaan obat pada pasien hipertensi. 6. Membuat flowchart atau lembar balik berisi terapi komplementer non farmakologi pada kasus hipertensi. 7. Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan dan penggunaan obat bagi pasien hipertensi. Rancangan ini menghasilkan tujuh kegiatan yang berlandaskan dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada manajemen ASN, layanan publik, dan Whole of Government (WoG). Rancangan aktualisasi yang telah disusun penting dilaksanakan untuk meningkatkan kepatuhan dan pemantauan terapi obat pasien hipertensi melalui edukasi “Jangan Lupa Kontrol dan Rutin Minum Obat (Jalak Rumat)” di UPT Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta.



54



DAFTAR PUSTAKA Departemen



Kesehatan



Republik



Indonesia.



2006.



Prdoman



Pemantauan Terapi Obat. Jakarta: Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2018. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2018. Surakarta Dinas



Kesehatan



Kota



Surakarta.2018.



Profil



UPT



Puskesmas



Gambirsari Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2018. Surakarta Kemenkes RI. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.376/MENKES/PER/V/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya. Jakarta Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Akuntabilitas.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Nasionalisme.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Etika



Publik.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Komitmen



Mutu.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara



55



Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Anti



Korupsi.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Pelayanan Publik.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga



Administrasi



Negara.



2015.



Manajemen



ASN.



Modul



Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara. 2015. Whole of Government. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara Iche A. Liberty, Pariyana, Eddy Roflin, Lukman Waris. 2017. Determinan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat I. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 1, Agustus 2017: 58-65 Persatuan



Dokter



Hipertensi



Indonesia.



2019.



Konsensus



Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Jakarta Peraturan



Menteri



Kesehatan



Nomor



75



Tahun



2014



tentang



Puskesmas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 2014.



56



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



A. IDENTITAS DIRI Nama Jenis Kelamin Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status Perkawinan Tinggi, berat badan Kesehatan Agama Alamat Lengkap Telepon / HP E-mail



Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm Laki – laki Surakarta, 7 Juli 1992 Indonesia Belum Menikah 179 cm, 72 kg Baik Islam Bibis Baru RT 05 RW 23, Nusukan, Banjarsari, Surakarta 08562525634 [email protected]



B. RIWAYAT PENDIDIKAN



1998 – 2004 2004 – 2007 2007 – 2010 2015 – 2018



SD Negeri Cengklik 1 Surakarta SMP Negeri 7 Surakarta SMK Farmasi Nasional Surakarta DIII Farmasi STIKES Nasional Surakarta



Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Surakarta, 15 Agustus 2019 Penyusun



Aminudin Aditya Pamungkas, A.Md.Farm



57