Rangkuman Bab 4 Sawyer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Mala Aryani NIM : 1811000132 Rangkuman Bab 4 Sawyer BAB 4 SURVEI PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pendahuluan Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap mereka mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Survei pendahuluan data menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit. Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit. Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit. Survei pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit). MELAKUKAN STUDI AWAL Kebanyakan pendokumentasian dan proses-proses perolehan pemahanandiselesaikan sebelum auditor melakukan audit. Studi awal yang dilakukan auditormencakup penelaahan atas kertas kerja pada tahun sebelumnya, temuan-temuan audit,bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk lebihmemahami subjek audit. Pada banyak kondisi, studi awal akan dilakukan di kantor pusat, meskipunbanyak auditor internal saat ini dapat mengakses informasi secara elekronik dari yangjauh. Kertas kerja tahun sebelumnya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukanauditor lain atas penugasan tersebut, meskipun pendekatan yang sama mungkin tidaklagi layak atau tidak diinginkan untuk audit tahun ini. Studi awal juga mencakup penelaahan saksama atas bagan organisasi danpernyataan tanggung jawab dan kewenangan. Dokumen tersebut dapat menunjukkanposisi aktivitas klien dalam hierarki perusahaan, apa yang diharapkan manajemensenior atas manajemen di bawahnya, dan kewenangan apa yang diberikan kepadamanajer operasi. Penelaahan harus dilakukan secara saksama atas kata-kata yangtertera. Pernyataan wewenang dan tanggung jawab seringkali dibuat oleh orang yangmelakukan aktivitas tersebut. Dalam beberapa hal, pernyataan tersebut bisa dilebih-lebihkan dan auditor harus skeptic menyikapinya. Beberapa hal yang perludiperhatikan apabila audit yang dilakukan adalah audit berulang (repeat audit)



adalahmempelajari permanent file yang berisi laporan audit terdahulu, informasi lainnyayang relevan dengan penugasan berikutnya. PENDOKUMENTASIAN Pendokumentasian merupakan merupakan beberapa langkah yang akanmengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer kalien. Dokumentasiberupa kuisioner penting untuk bahan wawancaea/diskusi. DAFTAR PENGINGAT Dalam setiap permulaan audit, auditor internal kadang kala bingung, “apa yang akan dikerjakan selanjutnya?” Meskipun setiap penugasan audit tidak sama, namun terdapat langkah langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap audit.Langkah-langkah ini harus dicatat dalam daftar pengingat sehingga memudahkanpekerjaan. Daftar pengingat tidak dirancang untuk menghambat inisiatif ataukreativitas. Daftar tersebut menyederhanakan proses perencanaan dengan membantuauditor melakukan pekerjaan secara terorganisasi dan dengan langkah awal yangminimum. Daftar pengingat membantu auditor mengorganisasikan kertas kerjamereka dan membuat tahap audit selanjutnya lebih sederhana untuk dikerjakan. DAFTAR ISI Sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi yang terdapat dalamdaftar pengingat, sebaiknya siapkan dahulu daftar isi. Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan audit. Daftar isi akan memaksa audit untuk: 1) mendaftar masalah-masalah tertentu yang harus ditangani seiring dengan kemajuan penugasan 2) membuat acuan kertas kerja. PENGURANGAN BIAYA Pengurangan biaya secara langsung memperngaruhi laba perusahaan. Pada umumnya manajemen mengharapkan penugasan audit internal menghasilkan pengurangan biaya, maupun peningkatan operasi. Beberapa ususlan pengurangan biaya dari auditor berasal dari kombinasi kondisi yang ada, keberuntungan, kecerdikan, dan kecakapan memahami masalah. Namun pencarian pengurangan biaya dapat dilakukan menggunakan suatu metode jika auditor mengetahui apa yang harus diperhatikan. CATATAN KESAN Informasi yang tercatat dalam catatan kesan tidak mencerminkan kompilasi tujuan dari fakta-fakta yang terdokumentasi dengan baik. Namun demikian, catatan tersebut tetap bernilai karena manajemen tidak hanya memerhatikan fakta-fakta nyata dalam audit, tetapi juga memerhatikan aspek manusia yang terlibat dalam audit. Catatan kesan (record of impression) tidak dibuat untuk diberikan kepada manajemen. Fungsinya adalah sebagai daftar pengingat bagi auditor ketika mereka sedang melakukan pembicaraan rahasia dengan manajemen senior. Catatan kesan dapat membantu mengidentifikasi gejala-gejala kemunduran yang membutuhkan perhatian khusus dan



membutuhkan perbaikan dalam hubungan dengan karyawan, kondisi kerja, manajemen, atau pengawasan. KUESIONER Penelaahan awal yang dilakukan auditor internal dikantor mereka sendiri normalnya akan memberikan pandangan yang cukup bagi auditor untuk menghasilkan pertanyaanpertanyaan cerdas tentang entitas yang diaudit. Penelaahan dikantor umumnya akan mengahasilkan sebuah daftar yang dikembangkan dari catatan-catatan berikut ini : dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun sebelumnya dan akte manajemen untuk aktivitas yang akan diaudit. Dari bahanbahan ini, auditor dapat merancang pertanyaan-pertanyaan untuk (1) memenuhi tujuan audit mereka, (2) bertemu manajer klien pada pertemuan awal. Bentuk kuesioner dengan susunan pertanyaan pada sisi kiri halaman dan jawaban disisi kanan merupakan bentuk yang berguna dan bisa menjadi catatan agenda pertemuan. Pertanyaan-pertanyaan berikut yang layak ditanyakan :  Berapa bagian/seksi yang ada pada aktivitas anda?  Berapa banyak karyawan yang ditugaskan pada bidang ini?  Aktivitas-aktivitas apa yang dilakukan  Apakah terdapat prosedur-prosedur tertulis untuk aktivitas tersebut?  Aktivitas apa yang menurut anda paling penting? Kuesioner informal ini bisa diperluas atau dipersempit sesuai kondisi. Jenis pertanyaan bisa bervariasi, tergantung pada apakah audit yang diusulkan bersifat organisasional (untuk satu unit organisasi) atau fungsional (mengikuti fungsi atau program dari awal hingga akhir dan melintasi batas organisasional). Dalam organisasional, pertanyaan yang berorientasi pada manusia akan lebih mendominasi. Sementara dalam audit fungsional atau audit program, pertanyaan yang diajukan akan lebih berkenaan dengan alur kerja, hubungan dengan organisasi lain, dan umpan balik. Kuesioner formal, yang diberikan ke klien sebelum auditor datang mengaudit, terkadang bisa bermanfaat khususnya untuk klien yang berada di lokasi yang jauh. Kuesioner dapat menjadi semacam ‘persiapan’ akan datangnya auditor. Kuesioner juga dapat menghilangkan sedikit keengganan dan rasa curiga mengenai audit yang akan dilakukan dan melibatkan supervisor klien sebagai mitra sejak awal. Kuesioner dapat memberi peluang bagi karyawan manajemen untuk memahami diri mereka sendiri, karena pertanyaan yang disiapkan dengan baik dapat berfungsi sebagai lembar evaluasi diri yang efektif. Kuesioner juga bisa mencerminkan penghematan yang substansial, karena penugasan audit lebih baik dilakukan oleh orang-orang yang sangat berkualifikasi untuk menyelesaikannya dengan cepat. Bila audit dilakukan di lokasi yang jauh, kuesioner bisa dikirim bersama memorandum yang ditandatangani direktur pusat yang menerima laporan dari manajemen cabang. BERTEMU KLIEN Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi,



auditor justru ingin membahas keseluruhan peran auditor internal dalam organisasi. Namun, fokus pertama pertemuan adalah tentang audit yang dilakukan. Mengatur jadwal pertemuan Waktu dan tempat pertemuan harus diatur terlebih dahulu. Jika memungkinkan, hindari kunjungan mendadak, meskipun audit yang tidak diberitahukan terlebih dahulu mungkin perlu untuk dilakukan dalam audit kas, audit keamanan, atau hal-hal yang rawan. Bila tidak ada hal-hal khusus seperti ini, pemberitahuan terlebih dahulu lebih sopan dan akan dihargai serta tidak merugikan audit. Wawancara Karena penguasaan teknik-teknik wawancara yang efektif pada hakikatnya adalah tanggung jawab professional, maka auditor internal harus memahami bagian-bagian penting dari wawancara dan berusaha menguasainya. Wawancara bukanlah sebuah tindakan tunggal, melainkan bagian dari sebuah proses. Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan saksama enam langkah penting: persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan, dan pencatatan. - Persiapan, tentukan tujuan dan siapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mencapai tujuan tersebut. - Penjadwalan, rencanakan jadwal dengan saksama. Jangan berkunjung dengan mendadak kecuali memang diperlukan. Berdasarkan norma-norma kesopanan, penting bagi penanya untuk menyusun jadwal dan tempat pertemuan. - Pembukaan, beritahu klien dengan jujur tujuan wawancara dan bagaimana hasilnya akan digunakan. - Pelaksanaan, wawancara merupakan pelaksanaan komunikasi, dan auditor internal harus memiliki keahlian dalam proses komunikasi. - Penutupan, jangan terlena dengan pembicaraan. Cobalah akhiri wawancara dengan nada positif dengan meringkas kesepakatan atau puji tindakan-tindakan yang layak dipuji. - Pencatatan, Auditor harus menerapkan teknik-teknik yang memungkinkan mereka menangkap, secepat mungkin, apa yang dikatakan dan apa yang dipelajari selama wawancara. Beberapa auditor menggunakan alat perekam secara langsung saat wawancara. Namun, orang yang ditanya bisa tidak nyaman dengan itu dan dalam kondisi tertentu , alat tersebut bisa menghambat keterbukaan dan pengungkapan penuh. Salah satu cara lain yang tidak terlalu mengganggu orang yang diwawancara adalah dengan menyusun pertanyaan pada halaman terpisah. Tanya jawab bisa jadi sama pentingnya dengan penyusunan kertas kerja yang professional bagi seorang auditor yang berorientasi manajemen. MENGUMPULKAN BAHAN BUKTI Perencanaan    



Tentukan tujuan aktifitas organisasi, baik jangka panjang ataupun jangka pendek Dapatkan salinan kebijakan ,arahan dan prosedur Dapatkan salinan anggaran Tentukan proyek atau studi kasus yang tengah berlangsung



 Tentukan apakah rencana untuk masa depan telah dibuat  Tanyakan jika ada ide-ide, perhatikan yang belum direalisasikan  Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau yang membantu menetapkannya Pengorganisasian       



Dapatkan salinan bagan organisasi Dapatkan salinan deskripsi jabatan Tanyakan hubungan dengan organisasi lain Telaah tata letak fisik, catatan peralatan, serta lokasi dan kondisi aktiva Tentukan perubahan-perubahan organisasional apa yang dilakukan akhir-akhir ini atau sejak audit terakhir Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelgasikan dan tanggung jawab yang diemban Dapatkan informasi menganai lokaso, sifat, dan ukuran kantor cabang



Pengarahan      



Dapatkan salinan instruksi bagi karyawan Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi sudah cukup jelas dan bisa dipahami Tentukan apakah rentang manajemen dan pengawasan memungkinkan arah kerja yang memadai Tentukan apakah kewenangan sama dengan tanggung jawab Pada badan-bada pemerintah, tentukan masalah-masalah penting yang akan menarik minat legislatif atau publik Identifikasi hambatan-hambatan bagi kemapuan organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas yang diembannya



Kontrol  



 







Dapatkan salinan kerja standard dan pedoman tertulis Telaah sistem dan alur kerja. Waspada dengan penghambur-hamburan pesanan penjualan, peralatan atau bahan baku yang berlebih, karyawan yang mengangkut, perbaikan dan perkerjaan ulang yang ekstensif, bahan sisa yang berlebih, dan kondisi kerja yang buruk Telaah data financial historis, kenali trennya Telaah laporan oprasi finansial: 1). Aggaran dibandingkan dengan pendapatan dan pengeluaran, 2). Kemajuan dalam hal waktu dan target biaya, 3). Peningkatan atau pengurangan produktifitas unit yang diproduksi dibandingkan dengan jumlah karyawan, 4). Penerimaan dan pengeluaran yang mengindikasikan tern Identifikasi aktivitas atau prosedur khusus yang akan digambarkan dengan bagan alir, seperti penyusunan kontrak, pemeriksaan aplikasi pinjaman, menyetujui atau tidak menyetujuinya pinjaman, penjualan aktiva, melakukan sewa guna usaha,periklanan, menetapkan harga, merekrut karyawan, meminjam dana, dan memili pemasok. Tindakan-tindakan ini harus mencerminkan aktivitas yang diperiksa. Cerminan aktivitas lebih penting disbanding volume.



Hal-Hal Umum Auditor internal umumnya mencari apakah terdapat:  Duplikasi tugas dan dokumen  Pembelian yang tidak dianggrkan  Ketiadaan dan tanggung jawab untuk tugas yang diberikan  Ketiadaan wewenang untuk melakukan pekerjaan  Tidak adanya kontrol atas aktivitas-aktivitas  Pemborosan yang dilakukan  Karyawan yang tidak memiliki latar belakang, pendidikan atau pelatihan yang memadai untuk melakukan pekerjaannya  Pemanfaatan karyawan atau sumber daya yang tidak efektif  Catatan atau laporan yang jarang dikonsultasikan atau memiliki manfaat , tidak diperlukan atau salinan laporan yang berlebih  Pesanan penjualan yang berlebihan atau malah tidak ada pesanan sama sekali padahal diharapkan ada. Kemungkinan penggunaan alat pemerosesan data dan bukan metode manual  Standar,anggaran dan sasaran yang diterapkan sebagai pendoman kerja  Instruksi-instruksi yang tidak jelas  Keluhan-keluhan pelanggan, rasio persediaan yang kurang bagus, kualitas yang selalu buruk dari pemasok, jeda waktu antara penerimaan bahan baku yang kurang berkualitas dan pengeluaran nota debit  Peningkatan volume retur. Laporan penting kantor cabang  Biaya pengerjaan ulang yang berlebihan Pengamatan Auditor internal diharapkan mampu untuk:  Menentukan tujuna,sasaran dan standar  Menilai kontrol untuk mencapai tujuan-tujuan ini  Mengevaluasi resiko  Menentukan kontrol untuk meminimalkan resiko  Membuat penentuan resiko secara statistic  Menilai gaya manajemen TUJUAN, SASARAN, DAN STANDAR Selama survei pendahuluan auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang diaudit (bukan tujuan audit), melainkan tujuan aktivitas itu sendiri. Mendapatkan gambaran aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan cerminan profesionalisme auditor internal. Auditor internal harus bisa membedakan tujuan, sasaran dan standar. Tujuan secara harfiah berti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pemikiran). Sasaran adalah tonggak, sasaran memiliki makna kuantitatif. Standar bersifat otoriatis, standar memiliki tingkat pencapaian,target yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar biasanya memiliki 2 peran, sebagai sasaran yang dicapai atau sebagai ukuran keberhasilan.



Berikut ini beberapa penyebab tujuan tidak dinyatakan secara jelas:  Sengaja agar kebijakan dan prosedur manajemen tidak dapat mengidentifikasikan tujuan proram dengan jelas  Sasaran dan standar bisa jadi belum dipahami oleh orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhinya  Faktor-faktor seperti factor sosiologi, ekonomi, dan manusia tidak dipertimbangkan secara menyeluruh ketika menetapkan sasran dan standar  Tujuan dan sasaran awal bisa jadi berubah , namun pernyataan formal tentang perubahan tersebut belum pernah dilakukan Saat melakukan survei auditor internal harus senantiasa mengingat dengan tepat tujuan dan sasaran yang sedang atau seharusnya diupayakan untuk dimiliki organisasi klien. Auditor harus mencoba menentukan apakah:  Pernyataan formal tentang tujuan sudah disiapkan untuk klien  Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi (suatu rancangan besar bagi perusahaan)  Orang-orang yang akan dibatasi dengan tujuan,sasaran dan standar berpartisipasi dalam penetapannya  Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaianya  Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi aktifitas  Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali internal  Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari apa yang bisa mereka capai  Laporan formal dan periodic disiapkan untuk menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan terpenuhinya sasaran serta standar  Tujuan, sasaran, standar secara periodic dievaluasi ulang dan didefinisikan ulang KONTROL – KONTROL UNTUK MENCAPAI TUJUAN Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei pendahuluan, langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang seharusnya diterapkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai. Satu cara untuk mengidentifikasi masalah adalah dengan percakapan dengan orang-orang dalam aktivitas yang sedang diaudit, atau dengan orang-orang pada aktivitas hilir yang menanggung kesulitan dari aktivitas hulu. RISIKO Peran dan tanggung jawab auditor internal sehubungan dengan risiko telah menjadi topic hangat dalam diskusi-diskusi profesi di tahun-tahun terakhir. Sebelum auditor internal mengelola risiko atau memutuskan alokasi sumber daya yang terlibat dalam manajemen risiko, hubungan lebih erat antara manajemen risiko dan audit internal telah lama disarankan. Pada kenyataannya beberapa pengamay menyarankan bahwa titik awal perencanaan audit internal haruslah risiko-risiko, organisasional, atau ancaman bagi pencapaian tujuan usaha.



Auditor internal mencari pengamanan yang bisa membantu mencegah kerugian dari risikorisiko tersebut. Mereka tidak boleh dipengaruhi oleh jabatan pegawai, catatan lampau tentang perilaku yang baik, atau reputasi yang tinggi yang dikatakan oleh pegawai lainnya. Dalam survei pendahuluan, eksposur-eksposur potensial untuk aktivitas-aktivitas tertentu harus diidentifikasikan dan kontrol yang dibutuhkan untuk melindungi dari eksposur tersebut juga harus diidentifikasi dan dievaluasi. Contoh-contoh eksposur yang mungkin dihadapi adalah:  Persediaan cek kosong, stok cek kosong yang tidak dijaga akan rawan pemalsuan. Eksposurnya jelas  Stempel tanda tangan, stempel tanda tangan disalahgunakan untuk menandatangani cek, sehingga membutuhkan kontrol yang ketat.  Keamanan pabrik, jika satpam tidak dirotasi secara periodic, mereka bisa jadi apatis dan tidak waspada.  Penanganan barang-barang sisa dan barang-barang bekas, jika barang-barang sisa tidak dipisah-pisah ke dalam tempat yang berbeda sesuai kategori masing-masing maka harga yang diperoleh dari pedagang barang bekas bisa berkurang.  Alat uji yang tidak dikapitalisasi, peralatan ini yang biayanya bisa jadi telah dibebankan ke beban pengujian atau penelitian, bisa jadi tidak ada kontrolnya. KONTROL RISIKO Ketika auditor internal telah mengenali risiko, mereka harus mencari kontrol yang dirancang untuk menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau tidak efektif harus didiskusikan segera dengan manajer klien. Survei pendahuluan memberi perusahaan pondasi untuk penyiapan program audit yang berkonsentrasi pada masalah-masalah penting bagi manajemen. PENENTUAN RISIKO Auditor internal tidak dapat menuntut diterapkannya kontrol yang biayanya melebihi risiko yang harus dihadapi. Konsep ini disebut “keyakinan yang wajar” oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Undang-undang Praktik Korupsi Asing Amerika Serikat(U.S Foreign Corrupt Practices Act) mensyaratkan organisasi mematuhi hukum agar tercapai “sistem kontrol akuntansi yang memadai untuk memberikan keyakinan yang wajar...” pengertian“wajar” membutuhkan kebijakan manajemen, namun kebijakan tersebut harus didokumentasikan. Manajemen harus siap untuk menunjukkan bahwa kontrol yang diabaikan memang sengaja dihapuskan dengan alasan yang sah. MANAJEMEN YANG EFEKTIF Selama survei pendahuluan, dan khususnya selama wawancara dengan manajemen operasional, auditor internal bisa menilai manajer. Jika manajemen efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan audit. Kadang kala, masalah manajemen bukanlah kesalahan manajer operasi. Orang-orang ini bisa jadi bekerja di bawah kendala yang menghambat mereka melakukan pekerjaan dengan efektif. Bila auditor internal mendeteksi kelemahan yang terjadi akibat kendala tersebut, mereka harus menyajikan kondisi dan penyebabnya ke



manajemen yang lebih tinggi. Penilaian auditor yang objektif mungkin lebih didengar dibandingkan keluhan dari manajer operasi. Kondisi-kondisi berikut mungkin merupakan kendala-kendala yang harus dihadapi:  Meminta manajer menghabiskan waktu mereka untuk memperbaiki masalah dan bukan merencanakan pencegahan masalah  Menaham sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang dapat diterima.  Memberi tanggung jawab tanpa mendelegasikan kewenangan yang diperlukan.  Mementingkan jadwal dibandingkan hal lain, termasuk kualitas, biaya, keamanan, ekologi, dan kebutuhan manusia.  Tidak melibatkan manajemen operasi dan supervisi dalam penetapan sasaran dan tujuan.  Menciptakan sindrom ketakutan di perusahaan secara keseluruhan.  Menghambat kreativitas.  Tidak memberikan manajer operasi informasi yang diperlukan untuk mengukur produktivitas mereka sendiri.  Tidak menginformasikan manajer operasi rencana, tujuan, dan sasaran perusahaan.  Tidak menempatkan manajer yang tepat untuk suatu pekerjaan. ASPEK MANUSIA Kontrol yang baik tidak dengan sendirinya dapat menjamin bahwa suatu aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat sejumlah orang yang kompeten untuk melakukannya. Untuk itu, survei pendahuluan harus mencakup, jikalayak, penelaahan catatan dan praktik pegawai. Penelaahan tersebut bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan yang definitif, namun bisa memberikan sinyal bahaya dan memengaruhi program audit. PENGAMATAN FISIK Pengamatan fisik selayaknya berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama, auditor internal harus berkeliling fasilitas perusahaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai lokasi, kondisi, dan tata letak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai kebijakan, prosedur, dan bagan organisasi. PEMBUATAN BAGAN ALIR Bagan alir memotret suatu proses. Bagan alir ini memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi kompleks – analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. Pembuatan bagan alir yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit. Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan dengan auditor eksternal – akuntan independen – sehingga masing-masing dapat menggunakan hasil pekerjaan satu sama lain. Tetapi tidak semua bagan alir harus rinci, formal, atau ekstensif. PELAPORAN



Survei yang dilakukan dengan baik biasanya menghasikan sejumlah informasi yang bermanfaat. Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif dan negatif bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang dicari auditor internal: kerja sama yang sehat, objektif, tidak bisa terhadap penilaian operasi. MEMBUAT ANGGARAN SURVEI Tujuan survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada, maka makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei. Perubahan signifikan dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi, organisasi, manajeman, dan karyawan juga akan memengaruhi waktu yang diperlukan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah. Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei. Tetapi bahkan jika auditor merasa cukup memahami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah: orang dan perilaku mereka. Tidak ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku mereka akan tetap sama dari tahun ke tahun.