Rangkuman Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD Modul 1-3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD RANGKUMAN MODUL 1 S/D 3 KELOMPOK 4 KELAS D SEMESTER 3 - BI



Disusun Oleh NAMA NUNUNG MARWATI LIES SUPRIATI ELY MELIYANTI UMI KULSUM OMI AAN ARYANTI AHMAD FURQONI LILI LAILIYAH



:



NIM 835450577 835450781 835450348 835450584 835450814 835450394 835450538 835450878



UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ SERANG POKJAR KOTA TANGERANG 2019



MODUL I HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA KB 1 Hakikat Bahasa a. Pengertian Bahasa Menurut beberapa sumber dari para ahli, bahasa adalah: 1. Sebuah simbol bunyi arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972). 2. Sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981). 3. Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed., 1984:2). 4. Salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia (Hilliday dan Hasan, 1991). Dari pandangan para ahli diatas ada yang menyatakan bahasa melalui penekanan sistem, alat dan juga pada komunikasi. b. Karakteristik Bahasa 1. Sebagai sebuah sistem Dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. 2. Sistem lambang yang arbiter (Makna suka) dan Konvensional. Merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial. 3. Bersifat produktif Dari huruf-huruf per kata dan selanjutnya dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas, ribuan kata, kalimat atau wacana bacaan dengan segala variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. 4. Memiliki fungsi dan variasi Fungsi sebagai alat kominikasi sedangkan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok disebut variasi atau ragam bahasa. c. Fungsi Bahasa Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi bahasa adalah sebagai berikut: 1. Personal – ungkapan 2. Regulator – mempengaruhi sikap/pemikiran orang lain 3. Interaksional – menjalin kontak, mnjaga hub sosial 4. Informasi – menyampaikan informasi, IP, dan budaya 5. Heuristik – belajar/mmperoleh info. Memberikan pertanyaan, penjelasan 6. Imajinatif – menyalurkan rasa estetis (nyanyian, karya sastra) 1|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



7. Instrumental – menyampaikan keinginan/kebutuhan d. Ragam bahasa Berdasarkan pemakai dan pemakaiannya: 1. Berdasarkan pemakainya Ragam bahasa dapat dilihat dari segi asal daerah penutur yang melahirkan dialeg geografis, kelompok sosial yang melahirkan dialeg atau ragam sosial dengan segala variasinya serta sikap bahasa yang melahirkan ragam resmi dan tak resmi atau keseharian. 2. Berdasarkan pemakaiannya Bertolak dari pemakaiannya, bidang perbincangan, yang melahirkan ragam ilmiah, ragam sastra, ragam jurnalistik dan ragam-ragam lainnya. Media berbahasa, yang memunculkan ragam lisan dan tulis, serta situasi bahasa, yang memunculkan ragam baku dan tak baku. KB 2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap melalui pengalaman dan bahasa yang dilakukan secara aktif. Hasil belajar atau perubahan tingkah laku itu berkaitan dengan pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah dipahami atau dikuasi sebelumnya. Tugas guru dalam pembelajaran adalah menciptakan kegiatann dan lingkungan belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswa secara aktif. Sesibuk apapun guru kalau siswa tidak mengalami proses belajar maka pembelajaran sebenarnya tidak pernah terjadi. Dalam prespektif ini, siswa adalah subjek belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilotator, motivator, desainer dan organisator. a. Konsep Belajar Siswa belajar menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan dan bahasa. Guru hendaknya mengupayakan agar pembelajaran pembelajaran bertolak dari apa yang telah diketahui siswa. Guru perlu melakukan, seperti memilih, merancang dan mengorganisasikan kegiatan/pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Menarik yaitu kegiatan yang dilakukan menantang sehingga siswa merasa tidak terbebani. Bermakna artinya kegiatan belajar itu sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan pembelajaran. b. Belajar Bahasa Anak belajar bahasa dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut: 1) Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu 2) Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik. 3) Belajar bahasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya 4) Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya. c. Pembelajaran Bahasa 2|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



Tipe-tipe belajar yang melibatkan bahasa (Halliday, 1979, dalam Goodman, dkk., 1987): 1) Belajar bahasa, melibatkan kemampuan utk menyampaikan pesan,memahami, menafsirkan, menerima pesan lisan/tulisan. Terhubung dgn kemampuan pragmatik (kemampuan menggunakan bahasa dlm berbagai situasi yg berbeda-beda. 2) Belajar melalui bahasa, bahasa digunakan dlm mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan. 3) Belajar tentang bahasa Adapun kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain adalah: 1) Kemampuan menyimak atau mendengarkan 2) Kemampuan berbicara 3) Kemampuan membaca 4) Kemampuan menulis Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: a. Imersi Pembelajaran bahasa dilakukan dengan “menerjunkan” siswa secara langung dalam kegiatan berbahasayang dipelajarinya. b. Pengerjaan (Employment) Pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik. c. Demonstrasi Siswa belajar bahasa melalui demonstrasi – dengan pemodelan dan dukungan – yang disediakan guru. d. Tanggung jawab Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih aktifitas berbahasa yang akan dilakukannnya. e. Uji coba Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan dari prespektif atau sudut pandang siswa. f. Pengharapan (Expectation) Siswa berupaya untuk suskses atau berhasil dalam belajar, jika merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses. Paradigma pembelajaran bahasa tersebut merupakan rambu bagi guru untuk memilih dan menerapkan strategi pembelajaran di SD.



3|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



MODUL II PEMEROLEHAN BAHASA ANAK Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kamampuan berbahasa yang diperoleh secara alami, informal dan malalui kegiatan berbahasa langsung. Bahasa yang pertama kali diperoleh anak disebut bahasa yng diperbincangkan para ahli, yaitu pandangan nativistik, pandangan behavioristik dan pandangan kognitif. KB 1 Pemerolehan Bahasa Anak a. Pengertian Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa secara alamiah. Proses pemerolehan bahasa memiliki karakteristik berikut: 1) Berjalan spontan, tanpa sadar, dan tanpa beban. 2) Terjadi secara langsung dalam informal, tanpa melalui pembelajaran formal. 3) Didorong oleh kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orang lain. 4) Berlangsung secara terus menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna. 5) Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/mendengarkan dan berbicara b. Teori Pemerolehan Bahasa 1) Pandangan Nativis Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. 2) Pandangan Behavioristik Penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, tetapi sebagai penerima pasif. 3) Pandangan Kognitif Penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak. c. Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak 1) Faktor biologis (sistem syaraf, alat dengar, alat ucap) 2) Faktor lingkungan sosial (prilaku berbahasa orang disekelilingnya) 3) Faktor Intelegensi (kemampuan berpikir, bernalar, problem solving) 4) Faktor motiavsi (motivasi intrinsic,ekstrinsik) d. Strategi Pemerolehan Bahasa 1) Mengingat 2) Meniru 3) Mengalami langsung 4|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



4) Bermain 5) Penyederhanaan e. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa 1) Paralinguistik Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal/konsonan tertentu 2) Holofrasis / Tahap satu kata Satu kata yang diucapkan anak satu frasa. Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. 3) Tahap dua kata Berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Contoh: papa ikut, mamah main, mau bobo, dst. 4) Telegrafis Usia anak 2 – 3 tahun menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. KB 2 Pemerolehan Bahasa Kedua a. Pengertian dan cara pemerolehan bahasa kedua Pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dipelajari dan dikuasai anak setelah menguasai satu bahasa. Dalam konteks anak Indonesia yang menyandang status B2 itu dapat dari bahasa daerah, bahasa Indonesia atau bahasa asing. Tergantung pada bahasa mana pertama yang dikuasai anak lebih dulu. Belajar B2 dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1) Pembelajaran khusus 2) Alamiah, melalui kegiatan langsung berbahasa dalam suasana nyata 3) Terpimpin dan alamiah b. Teori Pemerolehan Bahasa Kedua Ada tujuh teori yang menonjol yang dikemukakan dalam pemerolehan B2. 1) Model Alkuturasi – proses adaptasi dgn kebudayaan baru 2) Teori Akomodasi – hub masyarakat sangat mempengaruhi pemerolehan B2 3) Teori wacana – pentingnya pembelajar B2 menemukan bhsa melalui keterlibatannya dlm berkomunikasi. 4) Model monitor – proses konstruksi kreatif dlm berbahasa melalui bbrp hipotesis 5) Model kompetensi variable – cara seseorang mempelajari bhsa akan mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya. 6) Hipotesis universal – anak menemukan kaidah berbahasa dlm bentuk gramatika universal (pola subjek-predikat) 7) Teori neurofungsional – adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Belahan otak kanan dan kiri menentukan pemerolehan B2. 5|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



MODUL 3 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Kegiatan Belajar 1 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa A. PENDEKATAN Pendekatan adalah sikap/pandangan ttg sesuatu yg biasanya berupa asumsi/seperangkat asumsi yg slg berhubungan dengan sesuatu. Pendekatan bersifat aksiomatis 9tdk perlu dibuktikan lg kebenarannya). Dalam pengajaran bahasa, pendekatan adalah : pandangan, filsafat,atau kepercayaan ttg hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yg diyakini guru bahasa. STRATEGI



Pendekatan Metoda



Tujuan



Teknik Teknik



B. METODE Metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikuit. a. Pemilihan Bahan b. Urutan Bahan c. Penyajian Bahan d. Pengulangan Bahan Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini. a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan b. Paling berguna c. Paling muda mengerjakannya d. Gabungan ketiganya. Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi (penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan kataan. 6|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam metode, seperti berikut ini. a. Direct Method b. Natural Method c. Psychological Method d. Phonetic Method e. Reading Method f. Granmnar Language Method g. Translation Method h. Grammar Translation Method i. Eclectic Method j. The Unit Method k. Language Control Method l. Mim-Mem Method m. Practice-theory Method n. The Dual Language o. Cognate Method a. Direct Method Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum pembelajaran berlangsung. Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut. Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa, sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran. b. Natural Method Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini. 1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa sebelumnya. 7|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan. 3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna kata-kata baru. 4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan. 5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca, dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa. c. Reading Method Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam study mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok diterapkan di SD kelas Tinggi. d. Eclectic Method Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan memasukan metode yang lain. Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran. C. TEKNIK Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional. Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik. Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63). a. Teknik ceramah Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah menerapakan dengan 8|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya. Teknik ceramaj ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya. b. Teknik Tanya-jawab Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan. c. Teknik Diskusi Kelompok Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal. d. Teknik Pemberian Tugas Teknin Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi. e. Teknik Ramu Pendapat (brainstorming) Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. f. Simulasi Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang berperan (berpurapura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran. 9|K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T. 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s Te r b u k a



Jenis-jenis pendekatan pembelajaran bahasa 1 Kurikulum 1984, pendekatan komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilan proses (PKP). 2. Kurikulum 1994, ditambah dgn pendekatan tematik dan integratif. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa : 1. Motivasi 2. Latar atau konteks 3. Keterarahan kepada titik pusat atau focus tertentu 4. Hubungan sosial/sosialisasi 5. Belajar sambil bekerja 6. Perbedaan individual 7. Menemukan 8. Pemecahan masalah Kegiatan Belajar 2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD A.Pembelajaran Terpadu Lintas Materi Pembelajaran terpadu lintas materi maksudnya materi pembelajaran dari suatu mata pelajaran dipadukan menjadi satu. Pembelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan pemilihan tema yang merupakan wadah untuk belajar bahasa. Setelah itu merencanakan langkahlangkah pembelajarannya. Ada 4 keterampilan berbahasa



yang harus dipelajari yaitu



membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan yang dalam pembelajarannya dapat dilaksanakan secara terpadu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbahasa ditentukan mana yang menjadi fokus pembelajaran, setelah itu baru ditentukan alokasi waktunya. Apabila yang menjadi fokus pembelajaran keterampilan membaca maka waktu yang dialokasikan untuk membaca harus lebih banyak daripada yang lain. Namun dalam pembelajaran harus ada keterpaduan antara membaca dengan menulis, maupun membaca dengan mendengarkan, ataupun keterampilan yang lain. Perhatikan bagan berikut:



10 | K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T . 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s T e r b u k a



B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum maksudnya yaitu pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dipadukan dengan sains, atau bahasa Indonesia dipadukan dengan agama, dan sebagainya. Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya mata pelajaran Sains ada percobaan yang cara kerjanya dijelaskan oleh guru (keterampilan mendengar), lalu setelah melakukan percobaan membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan berbicara). mt



11 | K e l o m p o k 4 K e l a s D ( B I ) S M T . 3 B a h a s a I n d o n e s i a - U n i v e r s i t a s T e r b u k a