Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REDESAIN PONDOK PESANTREN IGM AL-IHSANIYAH PALEMBANG (Dengan Pendekatan Arsitektur Lahan Basah)



Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan



PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Strata (S1) Teknik Arsitektur



Nama : DWI MUSFIROH 03101406013



PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016



REDESAIN PONDOK PESANTREN IGM AL-IHSANIYAH PALEMBANG (Dengan Pendekatan Arsitektur Lahan Basah)



Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan



PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Strata (S1) Teknik Arsitektur



Nama : DWI MUSFIROH 03101406013



PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016



LEMBAR PENGESAHAN REDESAIN PONDOK PESANTREN IGMAL-IHSANIYAH PALEMBANG (Dengan Pendekatan Arsitektur Lahan Basah) Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan



Oleh : Dwi Musfiroh NIM. 03101406013



Palembang, Februari 2016



Menyetujui, Dosen Pembimbing 1



Menyetujui, Dosen Pembimbing 2



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD



Adam Fitriawijaya, ST, MT



NIP. 195812201985031002



NIP. 197908292009121003



Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Ketua



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD. NIP. 195812201985031002



ABSTRAK Musfiroh, Dwi “Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang Dengan Pendekatan Arsitektur Lahan Basah”. Tugas Akhir, Sarjana Strata I, Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya, 2016 Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah merupakan sebuah perencanaan dan perancangan ulang yang merupakan tempat menuntut ilmu yang berbasis ilmu keislaman dalam pembentukan karakter manusia. Pondok pesantren sendiri memiliki arti sebagai tempat menuntut ilmu didalam lingkungan asrama/tempat tinggal sementara. Redesain sendiri memiliki arti sebagai sebuah perencanaan dan perancangan ulang bangunan sehingga terjadinya perubahan fisik tanpa mengubah fungsi bangunan yang telah ada. Redesain pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyyah ini memiliki bangunan yang berfungsi sebagai bangunan pendidikan dengan rencana dan rancangan ulang yang baru. Dalam perencanaan dan perancangan ulang pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyyah dengan menggunakan tema arsitektur lahan basah. Arsitektur lahan basah yaitu ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam pada air, tanah, udara, iklim, dan kelembapan. Arsitektur lahan basah sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture) karena sama - sama berhubungan dengan sumber daya alam. Kata Kunci: Arsitektur, Lahan basah, Pondok pesantren, Redesain



Menyetujui, Dosen Pembimbing 1



Menyetujui, Dosen Pembimbing 2



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD



Adam Fitriawijaya, ST, MT



NIP. 195812201985031002



NIP. 197908292009121003



Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Ketua,



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD. NIP. 195812201985031002



ABSTRACT Musfiroh, Dwi “Redesign of Boarding School IGM Al-Ihsaniyyah Palembang The Approach Wetlands Architecture”. Final Project, Bachelor Degree, Architecture Engineering Major of Sriwijaya University, 2016 Redesign of Boarding School IGM Al-Ihsaniyyah is planning and redesign a place for study based on studying the Islamic sciences in the formation human character. Boarding school has a meaning as a place to study in the area of residence. Redesign has the meaning as a planning and redesign the building so the physical change without changing the function of existing buildings. Redesign of boarding school IGM Al-Ihsaniyyah have a building that serves as an educational with a plan and a new design. In planning and redesign of boarding school IGM Al-Ihsaniyyah is using wetlands architecture theme. Wetlands architecture is associated with the wake build urban planning, landscape planning, urban design, interior or exterior which considering the physical condition of natural resources in water, soil, air, climate, and moisture. Architecture wetlands are intimately associated with green architecture (green architecture) because both - equally related to natural resources. Keyword:Architecture, Wetlands, Boarding school, Redesaign Approved by Supervisor



Approved by Supervisor



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD



Adam Fitriawijaya, ST, MT



NIP. 195812201985031002



NIP. 197908292009121003



Accepted by, Chairman Of The Architectural Engineering Sriwijaya University



Ir. Ari Siswanto, MCRP, P.hD. NIP. 195812201985031002



SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



: Dwi Musfiroh



NIM



: 03101406013



Jurusan



: Teknik Arsitektur



Alamat



: Komplek PTPN VII AFD III BEKA Lk.VII



Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan judul :



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang (Dengan Pendekatan Arsitektur Lahan Basah)



Merupakan judul yang orisinil serta bukan merupakan plagiat dari judul tugas akhir atau sejenisnya dari karya orang lain. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, serta akan saya pertanggung jawabkan.



Palembang, Februari 2016



Dwi Musfiroh NIM. 03101406013



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW karena atas izinNya Landasan Konseptual dengan judul Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih juga kepada : 1. Keluarga tercinta, yaitu kedua orang tua saya (Bpk. Burhani dan Ibu Suniati.) dan kakak adik terhebat saya (Mbak Mita, Dek Rohim dan Kak Diki), Pak Oyot, Bule, Lek, Tante, Om, Wak Amin, Wak Pina (Alm), Wak Atik, Sodara di Palembang dan Lampung Mbak dan Kakak dengan segala pemberiannya. doakan saya lulus ya!!! Aamiin. 2. Bapak Ir. Ari Siswanto, MCRP, Ph. D dan Pak Adam Firiawijaya, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing. Terimakasih karena telah menjadi pembimbing terbaik saya dan atas motivasi semangatnya. 3. Bapak Ir. Ari Siswanto, MCRP, Ph. D selaku Ketua Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya Palembang. 4. Seluruh staff pengajar dan tata usaha Prodi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya Palembang, kak Untung dan kak Alvin terima kasih banyak. 5. Aktifis Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, terima kasih sekali karena sudah mau direpotkan oleh pertanyaan-pertanyaan saya. 6. Shella, Tiara, Wulan, Finti, Mbk Nia, Suci, Alifvia, Yuni, Lola, Indah, Dicky, Bemby, kak Ditak, kak Tantri, Kembar dan yang lainnya sebagai sahabat yang selalu mendampingi saya serta teman-teman Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya, terkhusus angkatan 2010, serta teruntuk Bapak dan Ibu Agit yang sabar melayani saya dalam hal pencetakan. 7. Staff Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta terutama kepada Bpk. Ir. Setiadi, Mba Muzay, Kak Fatimah, Ustd. Taufiq, Ustd. Didik dan Ustd. Lilik yang membantu saya dalam survey dan mau direpotkan selama saya di Jakarta. 8. Tak lupa untuk tetangga-tetangga di Betung dan Palembang yang tak berhenti menanyakan kapan saya lulus kuliah. Hahahaha.. Harapan yang paling besar dalam penyusunan laporan ini adalah agar apa yang telah saya susun ini menjadi manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, maupun orang-orang lain yang membacanya. Palembang, Februari 2016



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | vii



DAFTAR ISI COVER .................................................................................................................... i HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................................ v SURAT PERNYATAAN....................................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Permasalahan...................................................................................... 2 1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................ 3 1.3.1. Tujuan ..................................................................................... 3 1.3.2. Sasaran .................................................................................... 3 1.4 Metodologi Penulisan ........................................................................ 3 1.4.1. Data Yang Dikumpulkan ........................................................ 3 1.4.2. Cara Pengumpulan Data ......................................................... 4 1.5 Sistematika Pembahasan .................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6 2.1 Deskripsi Judul ................................................................................... 6 2.1.1 Pengertian Judul ...................................................................... 6 2.1.1.1 Redesain....................................................................... 6 2.1.1.2 Pondok Pesantren ........................................................ 8 2.1.1.3 IGM Al-Ihsaniyah ........................................................ 9 2.1.1.4 Palembang ................................................................... 9 2.1.1.5 Arsitektur Lahan Basah ............................................. 10 2.2 Tinjauan Struktur Organisasi ........................................................... 13 2.2.1 Visi dan Misi ......................................................................... 13 2.2.2 Pendekatan Pelaku Kegiatan ................................................. 13 2.3 Profil Bangunan ............................................................................... 14 DWI MUSFIROH (0310140613) Page | viii



2.3.1 Tijauan Lokasi Tapak ............................................................ 14 2.3.2 Keadaan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah ..................... 16 2.3.3 Data Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah .......................... 17 2.4 Tinjauan Masa Sejenis ..................................................................... 18 2.4.1 Pondok Pesantren Daar El-Qolam ........................................ 18 2.4.2 Pondok Pesantren Darul Qur’an ........................................... 19 2.5 Tinjauan Struktur dan Utilitas .......................................................... 20 2.5.1 Tinjauan Struktur ................................................................... 20 2.5.2 Tinjauan Utilitas .................................................................... 20 2.6 Pendekatan Konsep .......................................................................... 24 2.6.1 Pendekatan Konsep Peruangan .............................................. 24 2.6.2 Pendekatan Besaran Ruang ................................................... 24 BAB III ELABORASI TEMA ............................................................................. 26 3.1 Pendekatan Tema ............................................................................. 26 3.1.1 Arsitektur lingkungan .......................................................... 26 3.2 Konsep Rancangan ........................................................................... 28 BAB IV DATA DAN ANALISA ......................................................................... 29 4.1 Analisa Fungsional ........................................................................... 29 4.1.1 Analisa Kegiatan.................................................................... 29 4.1.2 Analisa Pelaku dan Jumlah Pelaku ........................................ 30 4.1.3 Analisa Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Ruang ........ 31 4.1.4 Analisa Pola Kegiatan ........................................................... 36 4.1.5 Analisa Peruangan ................................................................ 39 4.1.6 Analisa Besaran Ruang ......................................................... 39 4.1.7 Analisa Kebutuhan Luasan Parkir ........................................ 43 4.2 Lokasi Site ....................................................................................... 44 4.2.1 Tautan Lingkungan ................................................................ 45 4.2.2 Ukuran dan Tata Proyek ........................................................ 46 4.3 Pengolahan Site ............................................................................... 47 4.3.1 Pencapaian ............................................................................. 47 4.3.2 Orientasi Bangunan ............................................................... 48 4.3.3 Kebisingan ............................................................................. 49 4.3.4 Zonifikasi ............................................................................... 51 4.3.5 Iklim....................................................................................... 53 DWI MUSFIROH (0310140613) Page | ix



4.3.5.1 Analisa Pencahayaan, Curah Hujan Dan Angin ........ 53 4.3.6 Fisik Alami ............................................................................ 55 4.3.7 Sirkulasi dan Pencapaian ....................................................... 56 4.3.8 Panca Indera .......................................................................... 57 4.3.8.1 View to Site ............................................................... 57 4.3.8.2 View from Site........................................................... 57 4.4 Analisa Arsitektural ......................................................................... 58 4.4.1 Analisa Jumlah Massa ........................................................... 58 4.4.2 Analisa Gubahan dan Tampilan ............................................ 58 4.4.3 Analisa Tata Massa dan Program Ruang ............................... 60 4.5 AnalisaPendekatan Sirkulasi ............................................................ 64 4.6 Analisa Pendekatan Kenyamanan Ruang......................................... 65 4.6.1 Pencahayaan .......................................................................... 65 4.6.2 Penghawaan ........................................................................... 67 4.7 Analisa Pendekatan Struktural dan Utilitas...................................... 69 4.7.1 Tinjauan Struktur ................................................................... 69 4.7.2 Tinjauan Utilitas .................................................................... 70 BAB V KONSEP PERANCANGAN .................................................................. 74 5.1 Tema dan Konsep Dasar .................................................................. 74 5.2 Konsep Tata Massa dan Program Ruang ......................................... 76 5.3 Penerapan Konsep ............................................................................ 77 5.4 Konsep Rancangan ........................................................................... 78 5.4.1 Pencapaian ............................................................................. 78 5.4.2 Orientasi Banguna ................................................................. 79 5.4.3 Konsep Kebisingan ................................................................ 79 5.4.4 Konsep Sirkulasi .................................................................... 81 5.5 Konsep Sirkulasi .............................................................................. 83 5.6 Konsep Kenyamanan Ruang ............................................................ 85 5.7 Konsep Struktur ............................................................................... 87 5.8 Konsep Utilitas ................................................................................. 88 5.8.1 Konsep air bersih ................................................................... 88 5.8.2 Konsep pengaman bahaya kebakaran .................................... 89 5.8.3 Konsep sistem sanitas ............................................................ 90 5.9 Konsep Arsitektural ......................................................................... 91 DWI MUSFIROH (0310140613) Page | x



5.9.1 Konsep Bentuk Dasar ............................................................ 91 5.10 KonsepAksesibilitas ....................................................................... 94 5.10.1Area Parkir Khusus Difable .................................................. 95 5.10.2 Jalur Pemandu...................................................................... 95 5.10.3 Ramp .................................................................................... 95 5.10.4 Pintu ..................................................................................... 95 5.10.5 Kamar kecil.......................................................................... 95 5.10.6 Tempat Wudhu .................................................................... 95 5.10.7 Ruang Sholat Wanita ........................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | xi



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Ponpes IGM Al-Ihsaniyah.......................................................... 15 Gambar 2.2 Lokasi Ponpes IGM Al-Ihsaniyah...................................................... 15 Gambar 2.3 Asrama Putra dan Gedung Ruang Belajar .........................................16 Gambar 2.4 Halaman Pondok ................................................................................ 16 Gambar 2.5 Pondok Pesantren Daar El-Qolam ..................................................... 18 Gambar 2.6 Lansekap Daar El-Qolam dan Masjid Utama Assyifa ....................... 18 Gambar 2.7 Pondok Pesantren Daar El-Qolam ..................................................... 19 Gambar 2.8 Taman Pondok Qur’an Darul Qur’an................................................. 19 Gambar 4.1 Peta Sumatera Selatan dan Gandus .................................................... 44 Gambar 4.2 Tautan Lingkungan Sekitar ................................................................ 45 Gambar 4.3 Analisis Kebutuhan Lapanagan ......................................................... 46 Gambar 4.4 Analisis Pencapaian ...........................................................................48 Gambar 4.5 Analisis Orientasi Bangunan .............................................................. 49 Gambar 4.6 Analisis Kebisingan ...........................................................................50 Gambar 4.7 Analisi Zonifikasi ............................................................................... 51 Gambar 4.8 Analisis Penzoningan .........................................................................52 Gambar 4.9 Analisis Iklim ..................................................................................... 53 Gambar 4.10 Analisi Iklim .................................................................................... 54 Gambar 4.11 Analisis Fisik Alamiah .....................................................................55 Gambar 4.12 Analisi Sirkulasi dan Pencapaian ..................................................... 56 Gambar 4.13 Analisis View To Site ......................................................................57 Gambar 4.14 AnalisiS View From Site .................................................................57 Gambar 4.15 Analisis Olah Pikir Perancangan...................................................... 60 Gambar 4.16 Elemen Alam Semesta .....................................................................62 Gambar 4.17 Contoh Gambar Rumah Panggung diatas Lahan Basah .................. 63 Gambar 4.18 Contoh Pola Sarang Lebah atau Segi Enam.....................................63 Gambar 4.19 Contoh Pola Sirkukasi ......................................................................65 Gambar 5.1 Olah Pikir Perancangan ......................................................................75 Gambar 5.2 Olah Pikir Pengolahan Gubahan Massa ............................................75 Gambar 5.3 Rumah Panggung di Lahan Basah ..................................................... 77 Gambar 5.4 Penerapan Konsep ..............................................................................77 Gambar 5.5 Konsep Perancangan Pencapaian ....................................................... 78 Gambar 5.6 Konsep Perancangan Orientasi Bangunan .........................................79 DWI MUSFIROH (0310140613) Page | xii



Gambar 5.7 Konsep Rancangan Kebisingan ......................................................... 80 Gambar 5.8 Konsep Sirkulasi Pengguna ............................................................... 83 Gambar 5.9 Konsep Sistem Sanitasi dan Bersuci .................................................. 91 Gambar 5.10 Konsep Struktur Rumah Panggung .................................................. 92 Gambar 5.11 Konsep Struktur Rumah Panggung .................................................. 92 Gambar 5.12 Konsep Bentuk Massa Pendidikan ................................................... 93 Gambar 5.13 Konsep Bentuk Massa Pendidikan ................................................... 93 Gambar 5.14 Konsep Bentuk Massa Pengelola ..................................................... 92 Gambar 5.15 Konsep Bentuk Massa Asrama ........................................................ 93



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | xiii



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Deskripsi Proyek ...................................................................................... 6 Tabel 2.2 Jumlah Anak Didik Pertahun .................................................................17 Tabel 4.1 Asumsi Jumlah Pengelola PP IGM Al-Ihsaniyah ..................................30 Tabel 4.2 Asumsi Jumlah Pengelolaan Santri PP IGM Al-Ihsaniyah ................... 30 Tabel 4.3 Kebutuhan Ruang .................................................................................. 34 Tabel 4.4 Analisa Besaran Ruang ..........................................................................40 Tabel 4.5 Asumsi Kebutuhan Lapangan ................................................................ 43 Tabel 4.6 Asumsi Kebutuhan Parkir ......................................................................43 Tabel 4.7 Asumsi Besaran Area Parkir ..................................................................43 Tabel 4.8 Analisa Dasar Pertimbangan Pencapaian ..............................................47 Tabel 4.9 Analisa Jumlah Massa ...........................................................................58 Tabel 4.10 Analisa Standar Pembobotan ............................................................... 61 Tabel 4.11 Analisa Standar Pembobotan ............................................................... 61 Tabel 4.12 Analisa Pendekatan Sirkulasi............................................................... 64 Tabel 5.1 Konsep Sirkulasi .................................................................................... 84



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | xiv



DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Air Bersih.............................................................................................. 21 Bagan 2.2 Sistem Kebakaran ................................................................................. 23 Bagan 2.3 Sistem Sanitasi ...................................................................................... 23 Bagan 2.4 Instalasi Listrik ..................................................................................... 24 Bagan 4.1 Pola Kegiatan Pengelola .......................................................................36 Bagan 4.2 Pola Kegiatan Karyawan ......................................................................37 Bagan 4.3 Pola Kegiatan Pengajar tidak Tetap ...................................................... 37 Bagan 4.4 Pola Kegiatan Usyadz dan Ustadzah .................................................... 38 Bagan 4.5 Pola Kegiatan Anak Didik ....................................................................38 Bagan 4.6 Pola Kegiatan Pengunjung ....................................................................39 Bagan 4.7 Analisa Sistem Air Bersih ....................................................................71 Bagan 4.8 Analisa Sistem Kebakaran ....................................................................72 Bagan 4.9 Analisa Sistem Sanitasi.........................................................................73 Bagan 4.10 Analisa Sistem Instalasi Listrik .......................................................... 73 Bagan 5.1 Sirkulasi Ustadz/Ustadzah ....................................................................81 Bagan 5.2 Sirkulasi Santri...................................................................................... 82 Bagan 5.3 Sirkulasi Pengunjung ............................................................................82 Bagan 5.4 Sirkulasi Pengunjung ............................................................................82



r DWI MUSFIROH (0310140613) Page | xv



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis agama Islam yang memiliki peluang untuk mendidik moral dan perilaku masyarakat Indonesia. Penekanan pada pendidikan anak pesantren atau santri tidak hanya pada ilmu agama dan ilmu umum saja, melainkan juga pada pembentukan pribadi yang beriman, bertaqwa, serta berakhlak mulia. Di sisi lain, sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Perkembangan pesat lembaga pendidikan pondok pesantren di Indonesia mengiringi pula perkembangan keilmuan yang diajarkan di dalamnya. Saat ini klasifikasi pondok pesantren tidak hanya sebatas model yang berbeda antara pondok pesantren salaf dan modern saja. Lebih bervariasi lagi, terdapat beberapa pondok pesantren dengan ciri khas masing-masing sesuai bidang pendidikan yang ditekankan. Contohnya pondok pesantren tahfidz al Quran yang khusus membimbing santri yang ingin menghafal al Quran hingga pondok bahasa asing yang didalamnya menerapkan penggunaan bahasa asing dalam percakapan seharihari. Dari fenomena permasalahan social dan budaya yang terjadi di Indonesia saat ini, alangkah baiknya jika terdapat pondok pesantren yang menyediakan fasilitas pendidikan islam, umum, pembentuk karakter dan kebudayaan. Maka perancangan pondok pesantren yang akan dilakukan merupakan sebuah perencanaan ulang terhadap pondok pesantren yang telah ada yaitu Pondok Pesantren IGM AlIhsaniyah Palembang. Pondok Pesanntren IGM Al-Ihsaniyah sendiri telah terbangun sejak tahun 2002, yang memiliki awal anak didik sekitar 20 orang. Pondok ini dikhususkan awalnya sebagai tempat untuk anak-anak yatim piatu dan anak-anak kurang mampu. Namun dengan seiringnya waktu, pondok inipun menjadi salah satu tempat pendidikan bagi masyarakat kota Palembang terkhusus masyarakat Gandus yang memang merupakan tempat pondok pesantren ini berdiri. Pondok Pesantren IGM DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 1



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Al-Ihsaniyah Palembang adaun menurut surat keputusan menteri agama dan pimpinan pondok pondok pesantren Bp. H. Syofwatillah, S.Ag, menyatakan akan adanya perencanaan ulang (redesaign) dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp. 35M. Selain itu dengan adanyan kondisi bangunan yang kurang baik untuk perilaku penggunanya dan bertambahnya jumlah anak didik tiap tahunnya. maka akan ada perencanaan perluasan kawasan pondok. Hubungan ruang yang terjadi dipondok IGM pada kondisi saat ini kurang terintegrasi secara kebutuhan dari penggunaya serta adanya rencana pihak kementerian agama untuk mengembangkan kawasan pondok pesantren ini sebagai pusat pembelajaran Al-Quran baik secara teori maupun praktek. Dan diambillah redesaign pondok pesantren ini yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi yang memadai, dengan pendekatan dari arsitektur lahan basah. Lingkungan dari kawasan pondok pesantren ini, merupakan lingkungan lahan basah. Yang saat ini lingkungan lahan basahnya, juga belom digunakan secara maksimal. Sehingga menimbulkan beberapa permasalahan pada kawasan ini. Maka dengan adanya redesain pondok pesantren ini, kawasan dari pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah



Palembang



memanfaatkan keadaan



akan



disesuaikan



dengan



kebutuhan



dengan



lingkungan alam sekitarnya dalam perencanaan dan



perangangan ulang.



1.2 Permasalahan 



Bagaimana merumuskan konsep organisasi ruang dan tata gubahan massa yang tepat antara bangunan pondok, bangunan pendidikan dan fasilitas utama serta bangunan pendukung yang lain yang sesuai dengan pendidikan kurikulum yang lama dan yang baru pada pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah di Palembang dengan melaui kebutuhan ruang yang dibutuhkan.







Bagaimana mengintegrasikan gedung pendidikan yang telah ada untuk dirancang ulang dengan bangunan baru sehingga dapat mewadahi segala bentuk proses edukasi baik secara praktek maupun teori dengan pendekatan arsitektur lahan basah.







Bagaimana merencenakan dan merancang ulang pondok pesantren dengan konsep arsitektur lahan basah. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 2



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Mewujudkan gedung yang efektifitas dan efisiensi untuk menunjang kualitas pendidikan dengan memanfaatkan situasi lingkungan sekitar yang diterapkan dalam pengolahan tata masa bangunan, landscaping dan tata ruang dalam/interior, yang juga mencitrakan kekhasan daerah khas Palembang daerah sekitarnya dengan pendekatan arsitektur lahan basah. 1.3.2 Sasaran Dalam perencanaan dan perancangan ulang Pondok Pesantren IGM A-lIhsaniyyah Palembang dengan pendekatan arsitektur lahan basah, memiliki sasaran sebagai berikut:. a. Pengolahan lokasi dan site b. Tata ruang, dan aktivitas. c. Konsep ungkapan fisik ruang dalam dan ruang luar



1.4 Metodologi Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu mengadakan pengumpulan data kemudian dianalisa untuk memperoleh dasar perencanaan dan perancangan. 1.4.1 Data yang Dikumpulkan a.



Data lokasi yaitu Palembang, khususnya pada tapak kawasan Gandus, Suak Bujang



b.



Kajian nilai pendidikan pondok pesantren di Palembang



c.



Kajian arsitektur lingkungan tradisional di Palembang



d.



Data observasi kegiatan di dalam kawasan Gandus, Suak bujang.



e.



Data observasi studi preseden fungsi, kegiatan, arsitektur, struktur, dan utilitas.



f.



Data Standar Ruang



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 3



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



1.4.2 Cara Pengumpulan Data a. Studi literatur : Studi literatur melalui buku, jurnal, dan media internet tentang nilai pendidikan pondok pesantren, lokasi dan tapak, arsitektur, stuktur, utilitas, dan standar ruang. b. Studi Preseden : Studi terhadap bangunan sejenis atau yang mendekati fungsi, kegiatan, dan konsep arsitektur, struktur, serta utilitas yang direncanakan melalui observasi pribadi. c. Survey Lapangan : Pengamatan secara langsung ke kawasan untuk memperoleh persoalan tapak melalui observasi pribadi. d. Interview : Pengumpulan data dengan tanya jawab dari pihak-pihak yang terkait seperti pegawai/staff Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah, pegawai PP Darunnajah Jakarta dan masyarakat umum.



1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan merupakan pengolahan data yang kemudian dianalisa untuk mengambil keputusan yang menjadi landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur. Kerangka pembahasan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang uraian umum mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan sistematika pembahasan yang menyangkut pelaksanaan perencanaan dan perancangan ulang Pondok Pesantren IGM AlIhsaniyyah Palembang. BAB II TINJAUAN TEORI Berisi tinjauan fungsional (Kegiatan dan Fasilitas) dan kaitannya dengan Tapak, Arsitektur, Struktur dan Utilitas. Serta Tinjauan Objek Sejenis. BAB III PENDEKATAN PERANCANGAN Berisikan dasar atau tema perancangan berisikan dasar teori untuk mengatasi permasalahan atau tema perancangan yang digunakan. Serta elaborasi tema perancangan pendalaman dan penerapan tema pada perencanaan dan perancangan. BAB IV DATA DAN ANALISIS DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 4



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Berisi analisis terhadap hal-hal yang terkait dengan perencanaan dan perancangan ulang Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah di Palembang yang mencakup: analisis kegiatan dan ruang, analisis sistem utilitas, analisis site, dan analisis visual bentuk bangunan. BAB V KONSEP PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan tentang konsep perencanaan dan perancangan ulang Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah di Palembang yang mencakup: konsep penataan site, luasan ruang, pola tata ruang dalam, bentuk bangunan dan utilitas. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 5



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Judul Tabel 2. 1 Deskripsi Proyek Analisa Pribadi Redesai Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang



Judul Proyek



(dengan pendekatan arsitektur lahan basah) Usulan penambahan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah



Status Proyek



Direktorat Jenderal Menteri Agama Sumatera Selatan dengan dilengkapi Fasilitas Pendidikan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren.



Sasaran



Anak usia dini, Pelajar, Santri dan Masyarakat Umum



Pemilik Proyek



Pimpinan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang



Pemilik Dana



Pemerintah Kota Palembang, pihak pengelola pondok pesantren, sponsor, dan donatur



Pendekatan Konsep



Arsitektur Lahan Basah



2.1.1 Pengertian Judul 2.1.1.1. Redesain Redesain berasal dari kata redesaign, terdiri dari 2 kata yaitu kata re (pengulangan) dan design (desain), jadi redesain dapat diartikan sebagai rancangan ulang. Menurut beberapa definisi para ahli, yaitu: - Menurut American Heritage Dictionary (2006) “redesign means to make a revision in the appearance or funcition of”, dapat diartikan membuat revisi dalam penampilan fungsi. - Menurut Collins English Dictionary (2009) “redesign is to change the design of (something)”, dapat diartikan mengubah desain dari (sesuatu). - Menurut



Salim’s



Ninth



Collegiate



English-Indonesian



Dictionary (2000), redesain berarti merancang kembali. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa redesainn mengandung pengertian merancang ulang sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam penampilan atau fungsi. Dalam arsitektur merancang ulang identik dengan membangu kembali karya arsitektur yang dirasakan kurang tepat guna. Heinz Frick dan DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 6



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Bambang Sukiyanto (2007), mengartikan kata-kata membangun kembali dengan membongkar secara seksama dan atau memperbaiki kesalahan yang telah dibangun. Membangun kembali juga berarti menggunakan kembali bangunan yang sudah ada tetapi tidak tidak dimanfaatkan lagi seperti fungsi semula. Redesain dalam arsitektur dapat dilakukan dengan mengubah, mengurangi ataupun menambahakan unsure pada suatu bangunan. Redesain perlu direncanakan secara matang, sehingga didapat hasil yang efisien, efektif dan dapat menjawab masalah yang ada dalam bangunan tersebut. Redesain yang dilakukan dengan penambahan baru pada bangunan harus memperhitungkan interaksi bangunan yang lama dengan bangunan yang baru. Ditner (1985), menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bangunan tambahan, antara lain: - Ukuran dan bentuk. Ukuran dan bentuk bangunan yang ada tidak perlu harus tetap sama ketika penambahan baru dirancang. Namun, desain penambahan harus dilihat sebagai sati unit dengan keseluruhan bangunan. - Lahan kebnayakan bangunan ditambahakan secara horizontal daripada vertical. Oleh sebab itu, ukuran lahan yang memadai menjadi sangat penting - Struktur. Sebelum desain structural dari bangunan baru dimulai, system struktur bangunan yang ada harus ditinjau kekurangannya untuk menangani efek dari penambahan baru. Jika penambahan baru berdekatan dengan pijakan yang ada dan dinding pondasi, harus dirancang dan dibangun sangat hati-hati untuk menhindari dari menggangu stabilitas bangunan yang ada. - System mekanikal dan elektrikal. System mekanika dan elektrikal dalam sebuah bangunan umumnya telah dirancang sesuai dengan kebututhan dari bangunan tersebut. Dengan adanya penambahan baru pada bangunan tentunya membutuhkan system mekanika dan elektrikal DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 7



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



baru yang dapat menjawab kebutuhan baru, baik yang berasal dari bangunan lama dan bagian tambahan dari bangunan baru. 2.1.1.2. Pondok Pesantren Pesantren adalah bentuk pendidikan tradisional di Indonesia yang sejarahnya telah mengakar secara berabad-abad, Nurcholis Madjid dalam buku beliau yang berjudul Bilik-Bilik Pesantren (Paramadina-Jakarta, 1997) menyebutkan, bahwa pesantren mengandung makna keislaman sekaligus keaslian (indigenous) Indonesia. Menurut Chirzin dalam bukunya Agama dan Ilmu dalam Pesantren (1986),



kata pesantren



mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata santri berasal dari istilah sansekerta sastri yang berarti melek huruf, atau dari bahasa Jawa cantrik yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun pergi. Dari sini kita memahami bahwa pesantren setidaknya memiliki tiga unsur, yakni; Santri, Kyai dan Asrama. Sebagai institusi sosial, pesantren telah memainkan peranan yang penting dalam beberapa negara, khususnya beberapa negara yang banyak pemeluk agama Islam di dalamnya. Pesantren menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka, agar dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan. Pembagian Pondok Pesantren menurut perkembangannya, yaitu: 1. Pondok Pesantren SALAF merupakan lembaga pendidikan non-formal yang hanya mempelajari kitab-kitab klasik yang meliputi: Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tasawwuf, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balaghah dan Tajwid), Mantiq dan Akhlak. 2. Pondok Pesantren MODERN merupakan perpaduan antara pesantren salaf dan sekolah, diharapkan akan mampu memunculkan output pesantren berkualitas yang tercermin dalam sikap aspiratif, progresif dan tidak “ortodoks” sehingga santri bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 8



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



3. Pondok Pesantren Rehabilitasi merupakan bentuk Pondok Pesantren dengan fungsi khusus, dan pada umumnya bukan untuk mencetak ulama sebagaimana fungsi utama sebuah pandok pesantren. 2.1.1.3 IGM Al-ihsaniyah Pondok pesantren Igm Al-Ihsaniyah berdiri pada tahun 2002, yang didirikan oleh ustadzh H. Syofwatillah Mohzaib hingga saat ini. Awal dari pendidikan ini, bermula atas ide beliau tentang anak-anak yang tidak mampu sekolah baik yang kurang memiliki biaya ataupun anak yatim piatu. Santri ditahun pertama berkisar 20 orang anak, hingga setiap tahunnya santri semakin bertamabah. Selain itu, pondok pesatren IGM Al-Ihsaniyah juga memiliki fasilitas wisata yaitu Rumah Al-Qur’an besar yang tepat berada disebelah pondok tersebut. 2.1.1.4. Palembang Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²



yang dihuni 1,7 juta orang dengan



kepadatan penduduk 4.800 per km². Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 m dpl. Tropis lembab nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428 mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah ratarata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 9



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus Dalam redesain, tapak yang telah ditetapkan yaitu tapak di jalan



M.



Fauzi, Suak Bujang Gandus. Pada area ini, Gandus merupakan sebuah kecamatan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Gandus memiliki luas 68.78 km² dengan jumlah penduduk 67.778 jiwa. Kecamatan Gandus memiliki 5 kelurahan yaitu Pulo Kerto, Karang Anyar, Gandus, Karang Jaya dan 36 ilir. Kondisi lingkungan dari Gandus merupakan area lahan basah, dimana area ini bersifat lahan basah rawa. 2.1.1.5 Arsitektur Lahan Basah Suatu kombinasi dalam arsitektur antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam. Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. 1. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia. 2. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur juga meliputi desain dari keseluruhan lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal: furnitur. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 10



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Definisi asitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro. Dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro. Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perenanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman. Definisi



lahan



basah



yaitu



Menurut



Konvensi



Ramsar



(www.ramsar.org) lahan basah (wetlands) dapat diartikan sebagai lahan yang secara alami atau buatan selalu tergenang, baik secara terus-menerus ataupun musiman, dengan air yang diam ataupun mengalir. Air yang menggenangi lahan basah dapat berupa air tawar, payau dan asin. Tinggi muka air laut yang menggenangi lahan basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut. Adapun penyebaran lahan asah tersebr dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Contoh lahan basah alami:    



Sungai Danau Delta Hutan rawa gambut DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 11



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



   



Hutan bakau Kerapa Koral Laguna



Contoh lahan basah buatan :    



Waduk Saluran irigasi Sawah Kolam dan parit



Fungsi dan peran lahan basah yaitu pada umumnya tempat yang kaya akan keanekaragaman hayati. Manusia memperoleh berbagai manfaat dari lahan basah, baik secara ekonomi, ekologi, maupun budaya. Sebagian besar penduduk dunia bermukim dalam kawasan atau dekat dengan lahan basah. Banyak kota-kota di dunia yang dibangun pada kawasan lahan basah. Kota Bandung di Jawa Barat dulunya adalah sebuah danau. Kota-kota di Provinsi Kalimantan Barat umumnya terletak dekat sungai. Ibukota Provinsi Kalimantan Barat terletak pada kawasan delta Sungai Kapuas. Kota Palembang juga memiliki kawasan lahan basah yang didominasi oleh sungai dan rawa. Dari uraian di atas, dapat di katakan bahwa definisi arsitektur lahan basah adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam pada air, tanah, udara, iklim, dan kelembapan. Arsitektur lahan basah sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama - sama berhubungan dengan sumber daya alam. Jadi dalam kasus ini, Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang (Dengan pendekatan arsitektur lahan basah) adalah perencanaan dan perancangan ulang suatu wadah yang didalamnya terdapat kegiatan pendidikan, kebudayaan di pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 12



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



dengan pengembangan lingkungan pelestarian, pengembangan lingkungan air terhadap lahan basah pada tapak pondok pesantren tersebut.



2.2 Tinjauan Struktur Organisasi 2.2.1 Visi Dan Misi Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, memiliki visi dan misi, yaitu : a. Visi: menjadi pusat pendidikan berkompeten melalui pendidikan islam dan umum dengan pembelajaran pendidikan secara teori maupun praktek. b. Misi: menyelenggarakan pendidikan islam dan umum untuk menciptakan santri yang berpengetahuan islam dan umum, membangun dan mendidik santri menjadi pribadi yang beriman, mendidik santri agar memiliki pengetahuan ilmu islam dan umum serta dapat mengupayakan teknologi yang semakn berkembang. 2.2.2 Pendekatan Pelaku Kegiatan a. Pimpinan / pengelola 1. Pimpinan Yayasan Kepala bagian 2. Pendidikan, Kurikulum & Alumni 3.Kepala bagian Bidang 4. Bidang administrasi dan keuangan. 5. Kepala bagian Bidang rumah tangga dan kesantrian. 6. Kepala bagian Bidang pengabdian masyarakat 7. Kepala bagian Bidang penelitian dan pengembangan. b. Staff dan karyawan 1. Bidang pendidikan, kurikulum dan alumni 2. Bidang administrasi dan keuangan 3. Bidang rumah tangga 4. Bidang pengabdian masyarakat 5. Bidang penelitian dan pengembangan c. Tenaga Pengajar 1. Tenaga pengajar yang menetap (ustadz dan ustadzah pondok) DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 13



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2. Tenaga pengajar yang tidak menetap 3. Tenaga pengajar umum d. Anak Didik 1. Santri Putra 2. Santri Putri e. Pengunjung 1. Tamu yang berkepentingan dalam urusan pendidikan 2. Dakwah dan muamallah. 3. Orang tua santriwan dan santriwati f. Tenaga Teknis 1. Security 2. Pegawai dapur pondok 3. Cleaning service 4. Teknisi ME



2.3 Profil Bangunan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Pondok pesantren Igm Al-Ihsaniyah berdiri pada tahun 2002, yang didirikan oleh ustadzh H. Syofwatillah Mohzaib hingga saat ini. Awal dari pendidikan ini, bermula atas ide beliau tentang anak-anak yang tidak mampu sekolah baik yang kurang memiliki biaya ataupun anak yatim piatu. Santri ditahun pertama berkisar 20 orang anak, hingga setiap tahunnya santri semakin bertamabah. Selain itu, pondok pesatren IGM Al-Ihsaniyah juga memiliki fasilitas wisata yaitu Rumah Al-Qur’an besar yang tepat berada disebelah pondok tersebut. 2.3.1



Tinjauan Lokasi Tapak Berdasarkan sesuai fungsi bangunan yang akan direncanakan ulang yaitu di



komplek sekitaran Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah, Palembang. Karena potensi yang dimiliki site ini sangat berpengaruh, yaitu sebagai tempat menuntut ilmu dan pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah juga memiliki area tempat pembelajaran AlQuran besar, sehingga redesain akan sangat berpengaruh sebagai lokasi menuntut ilmu dan tempat kunjungan wisata. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 14



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Lokasi: Jln.M. Amin Fauzi, Suak Bujang Gandus Palembang, Sumatera Selatan



Gambar 2.1 Peta Ponpes IGM Al-Ihsaniyah



Gambar 2. 2 Lokasi Ponpes IGM Al-Ihsaniyah



Batasan-batasan: Utara : MI, MTs, SD dan permukiman warga Barat : Lahan kosong, permukiman warga, jalan Timur : permukiman warga DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 15



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Selatan : Lahan Kosong dan permukiman warga 2.3.2



Keadaan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah



Gambar 2. 3 Asrama Putra dan Gedung Ruang Belajar



Gambar 2. 4 Halaman Pondok



Adapun data akademis Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah menyelenggarakan kurikulum yang memadukan Bidang Studi Umum (Kurikulum yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama), dan Bidang Studi Agama (Kurikulum Pesantren) dalam satu sistem yang terpadu. Kurikulum yang diselenggarakan di Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah terbagi atas kurikulum intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Adapun fasilitas yang terdapat di pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah saat ini yaitu fasilitas ruang belajar, asram putra dan putrid, koperasi, kantor pengelola, dan rumah pimpinan. Dengan semakin bertambahnya santri setiap tahunnya, maka pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah memiliki rencana akan me-redesain pondok tersebut.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 16



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2.3.3



Data Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang a. Jumlah anak didik per-tahun Tabel 2.2 Jumlah Anak Didik Pertahuan Sumber: Akademik Ponpes IGM Al-Ihsaniyah Palembang



Tahun



Jumlah Anak



Santri Putra



Santri Putri



2002



20 Anak



12



8



2003



36 anak



20



16



2004



42 anak



23



19



2005



50 anak



22



28



2006



52 anak



25



27



2007



60 anak



30



30



2008



74 anak



30



44



2009



80 anak



45



35



2010



120 anak



70



50



2011



100 anak



43



57



2012



145 anak



60



85



2013



160 anak



74



86



2014



240 anak



135



105



Jumlah anak didik pertahunnya mengalami peningkatan, dengan melihat kondisi saat ini bangunan yang ada kurang mewadahi bagi anak didiknya, serta dengan adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan dipondok ini. Sehingga diperlukan adanya renovasi dan bangunan baru yang dapat mewadahi anak didik dengan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 17



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2.4 Tinjauan Masa Sejenis 2.4.1 Pondok Pesantren Daar El-Qolam



Gambar 2.5 Ponpes Daar El-Qolam



Daar el-Qolam direncanakan untuk berdiri pada tanggal 27 Ramadhan 1387 H bertepatan dengan tanggal 29 Desember 1968 M.



Sedangkan awal dimulainya



pendidikan pada hari Sabtu 19 Syawal 1387 H bertepatan dengan tanggal 20 Januari 1968 M. Dari sebuah dapur tua di atas 1 hektar tanah darat pemberian neneknya, Hj. Pengki kepada H. Qasad Mansyur. Ahmad Rifa’i Arief memulai kiprahnya membangun lembaga pendidikan Pondok Pesantren yang diberi nama Madrasatul Mualimin AlIslamiyah (MMI) Daar el-Qolam. Kala itu, 22 orang menjadi santri pertamanya yang tak lain adalah saudara-saudaranya juga beberapa warga sekitar Desa Pasir Gintung.



Gambar 2.6 Lansekap Daar El-Qolam dan Masjid Utam as-syifa



Perancangan pondok pesantren Daar El-Qolam sangat dipikirkan oleh pimpinan pondoknya dengan memikirkan daerah lingkungan sekitarnya.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 18



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2.4.2



Pondok Pesantren Darul Qur’an



Gambar 2.7 Ponpes Darul Qur’an



Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia didirikan dengan sebuah cita-cita yang luhur yakni menyiapkan Generasi Robbani. Generasi yang sangat istimewa dalam sejarah awal perjalanan Islam, yang dibentuk oleh manusia agung yakni Rasulullah SAW. Generasi itu terkenal dengan sebutan Generasi Qur’ani. Lembaga pendidikan model pesantren yang berasrama (boarding school) menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mewujudkan cita-cita di atas. Sehingga dalam keseharian, seluruh santri dapat menjalani proses pembiasaan dengan berbagai media dan cara. Besar harapan, dari pesantren ini akan kembali lahir kader-kader umat yang Qur’ani.



Gambar 2.8 Taman Pondok Darul Qur’an



Dari taman ponpes Darul Quran, terlihat bahwa sang arsitek berusaha ingin memberikan nuansa yang green architecture. Dengan adanya perencanaan dan perancangan taman-taman kecil dilingkungan pondok pesantren, akan memberikan dampak positif bagi psikolog penghuninya. Darul Quran sendiri, juga telah menggunakan system hi-tech pada fungsional bangunannya.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 19



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Dari kedua tinjauan massa sejenis diatas, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang, dengan menggunakan tema arsitektur lingkungan dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya, serta memperhatikan bagi penggunanya.



2.5 Tinjauan Struktur dan Utilitas 2.5.1 Tinjauan Struktur a. Konsep Struktur Bangunan  Sub Structure (Struktur bawah) Sistem pondasi pada Bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah menggunakan pondasi struktur rumah panggung, konstruksi pondasi dapat berupa kayu gelam.  Middle Structure (Struktur tengah) Bangunan yang direncanakan berfungsi sebagai bangunan eduitaiment yang memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah dan parkir akan menggunakan paving block dimana parker akan disediakan didalam site. Namun jika memang mengharuskan menggunakan parkir pada badan bangunan maka struktur yang digunakan memakai rangka struktur kolom, balok, plat lantai dengan balok induk dan anak. Sedangkan pada ruang-ruang yang membutuhkan suatu privasi seperti kantor pengelolah, asrama dan ruang belajar maka dinding yang digunakan menggunakan dinding masif sebagai pembatas.  Upper Structure (Struktur atas) Bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah dalam redesain akan menggunakan struktur atap beton yang dengan pertimbangan dapat menjaga kenyamanan thermal ruangan serta mudah dalam pengerjaan. b. Konsep Bahan Bangunan Material bangunan berupa penggunaan material yang memiliki kekuatan yang baik terhadap beban, tahan terhadap air dan memiliki plastisitas tinggi sehingga mudah dibentuk, serta elastis yang menambah



nilai keindahan. Dalam hal ini material



bangunan yang tepat adalah baja, beton, kayu, papan dan kaca. 2.5.2 Tinjauan Utilitas DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 20



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



a. Sistem Air Bersih Sebuah naungan yang baik adalah kedekatannya dengan sumber air karena selain menjadi kebutuhan yang vital untuk minum, keberadaan air dalam Islam menjadi sarana bersuci yang merupakan pembuka ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur`an dan thawaf. 1. Sumber Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur tanah. Untuk air yang berasal dari sumur tanah, pendistribusiannya terlebih dahulu melalui water treatment untuk memperbaiki mutu air. Sistem Distribusi Up Feed Distribution Yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet antara lain: fire hydrant dan keran-keran umum. Down Feed Distribution Yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain: sprinkler head, shower, toilet, dapur dan lain sebagainya. Skema Distribusi Tandon Air



PDAM



P P



Sumur



Water Treatment



Distribusi



Ground Reservoir



Distribusi Distribusi



Bagan 2.1 Air Bersih



b. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran Api menjadi sumber kehancuran karena akan melalap habis hamper segala sesuatu yang ditemuinya. Sebagaimana Iblis yang diciptakan dari api menjadi sumber kehancuran akhlaq manusia. Seorang Muslim yang taat akan selalu merasa takut akan panasnya api yang membakar di neraka jahanam. Sebagaimana sebuah perencanaan DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 21



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



bangunan yang baik akan mempertimbangkan dengan baik dalam menghadapai bahaya kebakaran yang bisa menimpanya. Sumber Deteksi Heat detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan terjadi kenaikan yang drastis dan cenderung membahayakan. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Smoke Detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Fire Alarm Alarm peringatan yang akan berbunyi bila terjadi kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225 m2. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran yang meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Fire Hydrant Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis di luar bangunan yang memiliki saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m2. Automatic sprinkler system Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standar sprinkler system 1 unit/25 m2. Fire Extinguisher Alat pemadam api praktis yang berupa tabung gas dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempat-tempat rawan api, mudah dilihat dan dijangkau. Standar kebutuhan masing-masing 1 unit/200m2.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 22



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Fire Hydrant Groun Reservior



Panel Kontrol



Pompa



Automat Sprinkler System



Fire Extinguisher



Bagan 2.2 Sistem Kebakaran



c. Sistem Sanitasi Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan ini dibedakan dalam 3 jenis: - Air kotor dari WC dan kamar mandi. - Air bekas wudhu` - Air kotor dari daerah servis (dapur/pantry). - Air hujan. Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotor yang bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak penangkap lemak. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota. Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah (tanah) yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari aus/terkikis. Air Hujan



Dapur



Bak Penangkap Lemak Bak Kontrol



Riool Kota



T. Wudhu Kotoran Cair



Laundry



Kotoran Padat



Septi Tank



Sumur Peresapan



Bagan 2.3 Sistem Sanitasi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 23



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



d. Sistem Instalasi Listrik 1. Sumber Tenaga Sumber tenaga berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan diesel generator set sebagai sumber tenaga listrik cadangan untuk beban darurat. PLN



Transformer ATS



Genset



SDP



Distribusi



SDP



Distribusi



MDP



Transformer



Bagan 2.4 Instalasi Listrik



Keterangan: a. Transformer berisi: saklar utama, trafo dan sekring. b. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah alat transfer aliran listrik otomatis. c. MDP (Main Distribution Panel) adalah panel distribusi utama. d. SDP (Sub Distrubution Panel) adalah panel distribusi sekunder



2.6 Pendekatan Konsep 2.6.1 Pendekatan Konsep Peruangan Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola hubungan ruang dan organisasi ruang yang terdapat pada suatu bangunan. Pola hubungan ruang dan organisasi ruang ditunjukkan dengan matrik pola hubungan ruang yang menunjukkan kedekatan antar ruang serta gambaran peruangan secara umum. Faktor yang menentukan adalah:



2.6.2 Pendekatan Besaran Ruang Besaran ruang ditentukan berdasarkan persyaratan kuantitatif suatu ruang yang meliputi volume aktivitas, besaran, dan tata ruang furnitur, serta flow dalam suatu ruang. Dasar pertimbangan flow gerak masing-masing ruang adalah : 5 -10 %



: standar minimum DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 24



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



10 - 20 %



: kebutuhan keleluasaan gerak



20 - 30 %



: tuntutan kenyamanan fisik



30 - 40 %



: tuntutan kenyamanan



40 - 50 %



: tuntutan spesifik kegiatan



70 - 100 %



: keterkaitan dengan banyak kegiatan



Luasan standar suatu ruang dan furniture diperoleh dari : 1.Data Arsitek jilid 1 dan 2 ( DA ) 2.Studi Perbandingan ( ST ) 3.Asumsi (AS ) 4.Time Saver Standard for Building ( TS )



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 25



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pendekatan Tema 3.1.1 Arsitektur Lingkungan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah merupakan fasilitas edukasi yang dapat menarik minat masyarakat untuk berkeinginan mengenal islam dan menjadi masyarakat yang memiliki pengetahuan islam dan teknologi. Berdasarkan fungsi bangunan, maka dasar perancangan yang dipilih yaitu, penggunaaan pendekatan arsitektur kontekstual pada bangunan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah merupakan wujud dari citra visual yang akan disampaikan, image yang terpancar dari bangunan yang merangsang imajinasi seseorang tentang ilmu-ilmu islam dan teknologi secara umum yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dan exsibisi yang ada didalamnya terkhusus pada area rumah Quran besar. Pada perencanaan dan perancangan ulang Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah ini sendiri akan mengambil pendekatan



tema dari arsitektur lahan basah. Dengan



pendekatan arsitektur lahan basah ini sendiri akan memberikan penyelesaian dalam redesainnya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dan melihat kondisi lingkungan sekitarnya. Dengan arsitektuar lahan basah ini sendiri, redesain pada Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah akan difokuskan terhadap bangunan dan lingkungan sekitarnya yang berupa lahan basah. Maka dari itu, dengan menyelesaikan permasalahannya itu, arsitektur lahan basah inilah yang sesuai dengan tujuan dalam redesain pndok pesantren ini. Arsitektur lahan basah merupakan sebuah pendekatan arsitektur yang bermuka dari pemikiran tentang arsitektur modern. Arsitektur lahan basah saat ini biasanya, lebih dikenal dengan arsitektur biologis. Arsitektur biologis yaitu merupakan arsitektur yang mempelajari antara kehidupan manusia dengan lingkungan, dan bangunan disekitarnya. Jadi arsitektur lahan basah sendiri juga memilki arti arsitektur yang mempelajari tentang alam baik itu dari air, udara dan tanah.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 26



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi dalam mengusung tema Arsitektur lahan basah, ada beberapa aspek yang mempengaruhi, yaitu sebagai berikut. 1. Material Organik Material yang di maksud secara ekologi adalah material yang ramah lingkungan, dan mudah di dapat, sebenarnya tidak larangan jika harus menggunakan bahan – bahan modern yang ada, hanya saja volume penggunaan yang harus ada kesepakatan, di samping bahan konvensional secara umum dan moderen , material Ekologis secara spisifikasi dapat kita bedakan sebagai berikut: 



Pondasi, dapat menggunakan material : batu kali, batu gunung, kayu / bamboo sebagai pasak bumi.







Dinding, dapat menggunakan bahan bamboo, batu bata, kayu, tanah liat,bahan daur ulang dari kertas.







Jendela, dapat menggunakan kayu, bamboo, kertas, ( secara teknis dapat kita gunakan sebagai tirai atap, dapat menggunakan daun – daunan, bamboo,kayu dan lainnya. 2. Sirkulasi Udara Bangunan Ekologi secara umum memaksimalkan sirkulasi udara secara alami dan



meminimalkan penggunaan udara buatan seprti AC, Kipas angin, Exhause, dll. Jendela serta ventelasi yang di terapkan pada bangunan haru s juga di sesuai dengan arah angin, penerapan atap bangunan tradisional adalah salah satu solusi untuk memberikan kenyamanan dalam ruang,atap yang tinggi juga membuat udara dapat mengatur pola sirkulasinya, Angin juga berlaku dapat kasar terhadap lingkungan serta fisik bangunan, jadi perlu diadakan antisipasi terhadap pengaruh negative angin, seperti pembuatan ventilasi / bukaan secara maksimal, pemasangan tirai – tirai, penaman pohon-pohon atau tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan. 3. Bentuk Masa Bangunan Bentuk masa bangunan secara ekologi, yaitu pengadopsian bentuk – bentuk yang ramah lingkungan, seperti : Bentuk Arsitektur Tradisional local, Bentuk masa bangunan lebih terbuka sehingga ada keterikatan antara lingkungan dan bangunan atau sebaliknya, di mensi bangunan di olah semaksimal mungkin sehingga tidak terjadinya



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 27



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



perbedaan yang mencolok terhadap bangunan penduduk local, bentuk bangunan juga di sesuaikan dengan material yang di gunakan. 4. Penghijauan (Vegetasi) Penghijauan sangatlah penting untuk tetap terjaganya kualitas lingkungan yang berkelanjutan, penerapan bangunan di daerah – daerah lingkungan hutan yang terjaga dan di lindungi dapat menimbulkan resiko yang berpotensi terhadap kerusakan lingkungan, seperti yang telah kita bahas di atas, bahwa perencanaan bangunan harus di melalui studi lingkungan terlebi dahulu. Arisitektur Lingkungan selain dari pada bentuk masa bangunan, material, tata ruang atau pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya.



3.2 Konsep Rancangan Konsep lingkungn lahan basah dalam arsitektur mempunyai arti merancang sesuai dengan lingkungannya yaitu merancang bangunan dengan menyediakan visualisasi yang cukup antara bangunan yang sudah ada dengan bangunan baru untuk menciptakan suatu efek yang menyatu. Rancangan bangunan baru harus mampu memperkuat dan mengembangkan



karakteristik



dari



penataan



lingkungan,



atau



setidaknya



mempertahankan pola yang sudah ada. Suatu bangunan harus mengikuti lambang dari lingkungannya agar dapat menyesuaikan diri dengan banguna lama dan memiliki kesatuan desain dengan lbanguna lama tersebut dan memiliki karakteristik yang sama. Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah merupakan fasilitas edutaiment yang memiliki sifat semangat yang keseluruhan fasilitasnya berbasis pendidikan. Hal ini terlihat dari makna pondok pesantren yang mempunyai ciri khas keimanan dan penyantrian (semangat).



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 28



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1



Analisa Fungsional 4.1.1 Analisa Kegiatan



Berdasarkan tinjauan kegiatan pada BAB II, karena perancangan ini merupakan usulan, untuk membangun kembali fasilitas Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah, sehingga didalamnya terdapat beberapa kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan penunjang. a. Kegiatan Utama : 1. Kegiatan Pengelolaan Kegiatan



kepemimpinan,



kepengurusan,



pengkajian,



pendokumentasian dan penyebarluasan informasi terhadap aspek-aspek



pendidikan,



kepesantrenan



yang



keagamaan



mencakup



dan



kegiatan



,



serta



penelitian,



pendataan, pengawasan dan pelaksanaan terhadap penghuni pondok pesantren. 2. Kegiatan Pendidikan Kegiatan ini mencakup bimbingan dan pengajaran (system belajar mengajar yang diterapkan oleh guru terhadap murid). 3. Kegiatan Pesantren Kegiatan ini mencakup dalam bidang kepengurusan, akademik, administrasi, keuangan, pendataan santri, serta kegiatan yang berhubungan dengan pesantren secara langsung yang dilakukan oleh pengurus dan santri. b. Kegiatan Penunjang : 1. Kegiatan Amenity 2. Kegiatan Service



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 29



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.1.2 Analisa Pelaku dan Jumlah Pelaku Pelaku yang terdapat di Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Kelompok Pelaku Kegiatan Pengelolaan 1. Kelompok Pengelolaan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Tabel 4. 1 Asumsi Jumlah Pengelola PP IGM Al-Ihsaniyah dan Observasi Pribadi No. 1.



2.



3.



4.



Kelompok Pelaku



Jumlah (orang) 1 1



Pimpinan Pondok Pesantren Kepala Bagian Tata Usaha a. b. c. d.



Kelompok Urusan Kepegawaian Kelompok Urusan Keuangan Kelompok Urusan Perpustakaan, Publikasi dan Dokumentasi Kelompok Urusan Dalam dan Persuratan



4 5 6 3



Tenaga Fungsional a. Pengajar Formal b. Pengajar Non Formal Servis a. Cleaning Service (OB/OG) b. Security



45 20 6 2 Total



93



2. Kelompok Pengelolaan Santri IGM Al-Ihsaniyah Tabel 4. 2 Asumsi Jumlah Pengelolaan Santri IGM Al-Ihsaniyah dan Observasi pribadi No. 1.



2.



3.



Kelompok Pelaku



Jumlah (orang) 1



Ketua OS (Organisasi Santri) Ketua bagian OS a. Ketua OS LPB b. Ketua OS Kamtib c. Ketua OS Penjaskes d. Ketua OS Ubudiyah e. Ketua OS Kebersihan Jabatan Bidang a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



1 1 1 1 1



Wakil Ketua OS Sekretaris OS 1 Sekretaris OS 2 Bendahara OS 1 Bendahara OS 2 Anggota OS LPB Anggota OS Kamtib Anggota OS Penjaskes Anggota OS Ubudiyah Anggota OS Kebersihan



1 1 1 1 1 8 12 8 12 12 Total



63



b. Kelompok Pelaku Kegiatan Pendidikan Kelompok pelaku kegiatan ini adalah pelaku yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan belajar mengajar di dalam lingkungan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang. 1. Ustadzh/ustadzah 2. Santri DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 30



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



c. Kelompok Pelaku Kegiatan Kunjungan Kelompok pelaku kegiatan ini adalah pelaku yang mengikuti kegiatan wali santri (berkunjung menemui santri), sosialisasi serta bimbingan dan penyuluhan (lomba, seminar, MTQ, pentas seni, sarasehan, tamu dan workshop). Pelaku kunjungan (pengunjung) juga dapat menyaksikan festival, pameran, pentunjukan, mengikuti pelatihan, dan membeli souvenir hasil karya santri. 1. Wali Santri 2. Tokoh Agama 3. Tamu Luar Pondok 4. Pelajar dan Mahasiswa 5. Masyarakat umum Berdasarkan survey pribadi pada pondok pesantren IGM AlIhsaniyah Palembang, jumlah pengunjung pertahunnya mencapai 600 pengunjung/tahun, maka 600/365 = 1,64 – 2 pengunjung/hari. Sehingga dapat diasumsikan sekitar 40% per harinya yaitu menjadi 0,8~1 orang pengunjung. Pada hari libur atau akhir pekan terdapat kemungkinan kenaikan jumlah pengunjung hingga 100% yaitu 2 orang dengan penambahan kunjungan dari tamu luar pondok pesantren sekitar 20 orang yaitu 2 + 20 = 22 orang/hari, dibulatkan menjad 30 orang. 4.1.3 Analisa Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Ruang Berdasarkan dengan hasil survey, wawancara dan asumsi jumlah pelaku yang dijelaskan pada tabel sebelumnya, maka dapat diuraikan antara kegiatan, pelaku dan pola aktivitas sehingga dapat mengidentifikasi macam-macam area dan peralatan yang dibutuhkan. 4.1.3.1Hasil Wawancara 1. Ketua yayasan Nama : Bp. Mohammad Faizal Kesimpulan : DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 31



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Bahwa pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah merupakan pondok yang berdiri atas kesadaran terhadap anak-anak yang kurang mmpu, sehingga terbangunlah pondok ini sebgai ruang berkumpul bagi anakanak yang kurang mampu. Tapi lambat laun, perkembangan pondok pesantren ini berkembang pesat dengan adanya kenaikan pertahunnya santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah. Filosofi dari terbentuknya yaitu filosofi yang berhubungan dengan kemanusiaan dan kebersamaan, dimana tingkat toleransi terhadap sesame sangat tinggi, jadi dengan adanya perencanaan pembangunan ulang ini, pondok pesantren berharap dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan filosofi kemanusiaan dan kebersamaan Respon : -



Memberikan ruang komunal pada area santri, ustadz/ustadzah dan pengunjung



-



Aula yang dapat menampung semua santri dan pegawai ponk pesatren



-



Ruang yang memadai dalam beraktivitas sesame rekan 2. Santri Nama : Achmad Mochtar Kesimpulan : Pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, memiliki beberapa kekurangan. Sebagai seorang santri yang menetap di asrama lingkungan pondok, merasakan bahwa adanya kekurangan beberapa fasilitas, seperti lapangan olahraga yang kurang memadai, asrama yang kurang memadai dengan adanya jumlah 20 orang/perkamar, fasilitas lab dan sebagaiya. Tapi dengan adanya rencana pembangunan ulang, para santri berharap mendapatkan fasilitas yang cukup dan memadai bagi pengguna pondok pesantren dan pengunjung. Respon :



-



Merencanakan fasilitas lapangan olahraga dengan perluasan site



-



Merencanakan fasilitas ruang labaratorium sebagai salh satu tempat menuntut ilmu dengan pengembangan riset DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 32



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



-



Asrama yang memiliki fasilitas kamar anak yang disesuaikan dengan usia dan standar kenyamanan ruang. 2. Wali Santri Nama : Bp. Badarudin, S.pd Kesimpulan : Dalam hal mengunjungi ke pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, pengunjung kurang diperhatikan mulai dari tempat yang disediakan oleh pihak yayasan pondok, sehingga ketika saat hari libur dimana para orang tua mengunjungi anaknya, kurang memiliki tempat yang dapat menampun dan memberikan kenyaman saat nerkunjung. Melihat kondisi yang ada saat ini, para orang tua memiliki harapan agar anak yang berada dalam lingkup pondok pesantren menjadi anak yang tepat guna, selain bias menghargai waktu juga dapat menghargai tempat. Apalagi pada daerah ini, merupakan daerah air, jadi ketika hujan turun anak-anak tidak dapat beraktifitas secara normal, karena naikya air sehingga menyebabkan banjir. Dengan harapan, anak-anak mereka mendapatkan fasilitas yang baik agar dapat menuntut ilmu dengan baik pula. Respon :



-



Ruang tamu bagi pengunjung, dengan filosofi kebersamaan dan keakraban antara sesame anak, orang tua dan tamu lainnya.



-



Mensiasati banjir dengan, adanya perbaikan struktur, sehingga air pada lahan basah dapat dimanfaatkan.



-



Hubungan antar ruang yang dapat memberikan kesan leluasa bagi anak didik dalam hal menuntut ilmu. Dari beberapa hasil wawancara, dapat disimpulkan adanya kebutuhan ruang dan system penangan lahan basah yang dapat direncanakan dengan baik akan memperoleh kebutuhan ruang yang sesuai dengan kebutuhan pengguna pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, baik secara eksterior dan interior.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 33



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



A. Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang Tabel 4. 3 Kebutuhan Area Analisa Pribadi



Pelaku



Kegiatan -



Pimpinan



-



Parker Menerima tamu Bak/bab Istirahat



Kepala bagian



- Mengurusi pendidikan kurikulum dan alumni - Mengatur adm keuangan - Mengatur masalah rumah tangga dan pengelola - Mengatur urusan kemasyarakatan dan muamalah - Mengatur masalah penelitian dan pengembangan pondok



- R. pendidikan kurikulum dan alumni - R. administrasi - R. bidang rumah tangga - R. pengabdian masyarakat dan mumalah - R. bidang penelitian dan pengembangan



- Keg. Teknik : Memprogram elektronik Perbaikan perabotan Mengatur hubungan listrik, dsb Mengatur hubungan telepon



- Lobby, r. duduk karyawan - Masjid - KM/WC - R. operator - R. peraltan - R. operator listrik - R. telepon - R.PABX



- Keg. Operasional karyawan : Ganti pakaian Bak/bab Pelayanan kebersihan



-



- Kegiatan keamanan



- Pos keamanan/ kamtib



- Kegiatan maintence dan pemeliharaan



-



- Orientas - Ibadah - Bak/bab



Karyawan



Ruang Parker pengelola R. tamu pimpinan KM/WC R. Istirahat



Asrama R. kantin karyawan KM/WC Cleaning service room



R. sound system R. AHU R. genset R. sampah R. plumbing R. elektrikal Water Supply Septitank Gudang alat



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 34



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Tenaga pengajar



Ustadz, ustadzah dan semua tenga pengajar pondok



- Pegawai dapur umum Memasak Menyimpan bahan makanan Metabolism Istirahat



-



Dapur umum Gudang KM/WC Asrama



-



-



parker pengajar Lobby. R. istirahat Kantin pengelola Masjid Km/wc



-



R. kantor guru R. istirahat R. rapat R. bimbingan konseling R. lab. Computer R. lab. IPA R. Lab. Fisika dan elektronik R. lab. Bahasa



- Operasional pengajar Penyiapan materi Istiraahat Rapat Konsultasi santri Persiapan lab. Computer Persiapan lab. IPA Persiapan Lab. Fisika dan elektronik Persiapan lab. Bahasa



-



Santriwan dan Santriwati



Parker Orientasi Makan/minum Ibadah metabolisme



Makan/minum Bak/bab Ibadah Istirahat Kegiatan harian: Apel pagi Keg. Belajar Praktik computer Praktik IPA Praktik bahasa Praktik fisika dan elektronik Belajar dan membaca Olahraga Acara pondok Pembersihan pondok



- Kegiatan asrama Tadarus Quran Menerima tamu Belajar mengajar Istirahat Bak/bab



-



-



-



Dapur umum pondok Km/wc Masjid Asrama R. kelas R. lab. Computer R. lab IPA R. lab bahsa R. lab fisika dan elktronik Perpustakaan Arena olahraga Aula pondok Gudang alat kebersihan



Masjid R. aula asrama R. tamu Kamar Km/wc



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 35



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Pengunjung



-



-



Parker Bak/bab Ibadah Menunggu santri Pengajian rutin/akbar Seminar Menginap



Parkit pengunung Km/wc Masjid R. tunggu Masjid/ aula R. seminar Penginapan



4.1.4. Analisa Pola Kegiatan 1. Pola kegiatan pengelola Bagan 4.1 pola kegiatan pengelola Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 36



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2. Pola kegiatan karyawan Bagan 4.2 pola kegiatan karyawan Sumber: Observasi Pribadi



3. Pola kegiatan pengajar tidak menginap Bagan 4.3 pola kegiatan pengajar tidak tetap Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 37



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4. Pola kegiatan ustadz dan ustadzah Bagan 4.4 pola kegiatan ustadz dan ustadzah Sumber: Observasi Pribadi



5. Pola kegiatan anak didik Bagan 4.5 pola kegiatan anak didik Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 38



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



6. Pola kegiatan pengunjung Bagan 4.6 pola kegiatan pengunjung Sumber: Observasi Pribadi



4.1.5 Analisa Peruangan Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola hubungan ruang dan organisasi ruang yang terdapat pada suatu bangunan. Pola hubungan ruang dan organisasi ruang ditunjukkan dengan matrik pola hubungan ruang yang menunjukkan kedekatan antar ruang serta gambaran peruangan secara umum. Faktor yang menentukan adalah: 



Kegiatan yang diwadahi.







Sifat kegiatannya.







Hubungan antar kegiatan.



4.1.6



Analisa Besaran Ruang Besaran ruang ditentukan berdasarkan persyaratan kuantitatif suatu ruangyang



meliputi volume aktivitas, besaran, dan tata ruang furnitur, serta flowdalam suatu ruang. Dasar pertimbangan flow gerak masing-masing ruang adalah : 5 - 10 % : standar minimum 10 - 20 % : kebutuhan keleluasaan gerak 20 - 30 % : tuntutan kenyamanan fisik DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 39



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



30 - 40 % : tuntutan kenyamanan 40 - 50 % : tuntutan spesifik kegiatan 70 - 100 % : keterkaitan dengan banyak kegiatan Luasan standar suatu ruang dan furniture diperoleh dari : 1.Data Arsitek jilid 1 dan 2 ( DA ) 2.Studi Perbandingan ( ST ) 3.Asumsi (AS ) 4.Time Saver Standard for Building ( TS )



Tabel 4.4 Analisa Besaran Ruang Sumber : Observasi Pribadi



Kelompok Ruang Entrance dan sirkulasi



Pimpinan



Ruang publik



Kegiatan Peribadatan



Kapasita s (orang)



Standar Ruang (m2)



Besaran Ruang (m2)



Flow (%)



Besaran akhir (m2)



 Parker pengelola  Parker pengunjung  Main hall  Lobby  Lounge



20 50 100 40 -



12 12 1.5 1.5 -



160 400 150 60 36



40 40 40 100 30



252 500 210 120 648



DA AS DA AS TS TS AS



 R.Kerja pimpinan  R. Tamu  R. Rapat  Lavatory



1 6 30 4



16 2 2.5 3



16 12 75 12



60 100 100 50



25.6 24 150 18



 R. Informasi  Hall utama  R. Tamu



40 60



1.5 1.5



12 60 90



60 100 60



19.2 120 144



AS ST AS ST AS ST DA AS TS TS



Ibadah :  Masjid  Tempat wudhu  Lavatory



450 45 10



1.25 1.25 3



562.5 56.25 30



50 50 50



844 85 45



AS AS DA



Pelayanan zakat, infaq, sedekah :  R.ZIS  R. Informasi  Lavatory  Gudang



2 -



3 -



24 12 6 9



80 60 50 50



43.2 19.2 9 12



AS AS DA AS



Macam Ruang



Sumber



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 40



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang Pendidikan



 R. pengajaran  R. tata usaha  Km/wc pengajar  R. klas  Lab. Kom  Lab. Bahasa  Lab. Biologi  Lab. Fisika  Lab. Kimia  Perpustakaan  R.bim. Konseling  Km/wc siswa



30 10 2 20 20 20 4



2 2 3 2 1.5 1.5 3



60 20 6 40 30 45 45 45 45 20 12



80 80 50 80 100 100 100 100 100 50 50



108 36 9 72 60 60 90 90 100 30 18



AS AS DA AS DA AS AS AS AS AS DA



Studi Pengembangan teknologi & ilmu pengetahuan



    



40 250 50 4



2 1 1 3



80 250 50 50 12



100 100 100 100 50



160 500 100 100 18



AS AS ST AS DA



Pengabdian masyarakat



 Koperasi karyawan  Koperasi siswa  Km/wc



4



3



20 20 12



100 100 50



40 40 18



AS AS DA



4



3



24 24 24 12



100 100 100 50



48 48 48 18



AS AS AS DA



20 2



2 3



36 40 6



80 80 50



64.8 72 9



AS DA DA



20 2



2 3



36 40 12 6



80 80 50 50



64.8 72 18 9



AS DA AS DA



20 2



2 3



36 40 12 6



80 80 50 50



64.8 72 18 9



AS DA AS DA



Pengelola



Lab. Terpadu R. seminar R. karya ilmiah Perpustakaan Km/wc`



Pengabdian masyarakat :  R.kerja  R. rapat  R. tamu  Km/wc Bidang pend. Kurikulum & alumni :  R. kerja  R. rapat  Lavatory



Administrasi & keuangan



Adm & keuangan:  R.kerja  R. rapat  R. brangkas  Km/wc Rumah tangga:  R. kerja  R. rapat  Gudang  Km/wc Pengabdian masyarakat:



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 41



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang  R. kerja  R. rapat  Km/wc Penelitian & pengembangan:  R. kantor  R. rapat  Km/wc Keteknikan :  R. kantor  R. rapat  Km/wc



20 2



2 3



36 40 6



80 80 50



64.8 72 9



AS AS DA



20 2



2 3



36 40 6



80 80 50



64.8 72 9



AS AS DA



20 2



2 3



36 40 6



80 80 50



64.8 72 9



AS AS DA



Balai keseshatan



 Kantor perawat  R. pasien



6 10



1.5 3



9 30



60 40



14.4 42



AS AS



Kamar pondok



 Kamar ustadz  Kamar ustadzah  Kamar santri



10 10 50



3 3 4



30 30 90



40 40 40



52 52 76



AS



Servis



 Dapur umum pondok  R. entrance satpam



3 -



6 -



12 -



100 -



24 3



AS AS



Mekanikal elektrikal



 Cleaning servis room  R. keamanan  R. sound system  R. AHU  R. mesin AC  R. genset  R. sampah  R. plumbing  R. elekrikal  Water supply  Gudang alat



-



-



-



-



20



AS



-



-



-



-



15 9



AS AS



2 -



2 -



4 -



30 -



12 20 36 4 12 6 12



AS AS AS AS AS DA AS AS AS



Jml besaran ruang



5818.2 m2



Flow 70%



4072.7 m2



Total besaran ruang



9890.9 m2



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 42



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang Tabel 4. 5 Asumsi Kebutuhan Lapangan Sumber: Observasi pribadi



Macam lapangan



Kapasitas (orang)



Standar (m²)



Besaran (m²)



Flow (%)



Besaran akhir (m²)



Sumber



Lapangan upacara



300



1.25



375



60



600



AS



Lapangan basket



-



-



70



618.8



DA, AS



Lapangan futsal



-



-



364 375



70



637.5



DA, AS



Total Luas Lapangan



1856.3 m²



4.1.7 Analisa Kebutuhan Luasan Parkir Tabel 4. 6 Asumsi Kebutuhan Parkir Sumber: Observasi pribadi



Diasumsikan 70 % kendaraan = 65 org 30 % angkutan umum = 28 org Kegiatan antar jemput guru, pasar, tour, workshop, MTQ, lomba Diasumsikan 70 % kendaraan = 35 org 30 % angkutan umum = 15 org



Total Pengelola 93 org Kegiatan Antar Jemput & Barang (Mobil) Total Pengunjung 1213 org



Diasumsikan 60 % mobil 40% motor Diasumsikan 1 mobil bis mini/ 1 mobil barang Diasumsikan 60 % mobil 40% motor



Tabel 4. 7 Analisa Besaran Area Parkir Sumber: Observasi pribadi



No Ruang . PENGELOLA



Kapasitas



Standar Ruang



15 m2/ mobil /5 org 2. Parkir motor 40%x 113=37 org 2 m2/ motor /2 org KEGIATAN ANTAR JEMPUT & ANGKUT BARANG 3. Parkir mobil 1 mobil 40 m2/ mobil PENGUNJUNG 15 m2/ mobil /5 4. Parkir mobil 60%x 50=30 org org 5. Parkir motor 40%x 50=20 org 2 m2/ motor /2 org Total Sirkulasi 20 % Total 1.



Parkir mobil



60%x 93=56 org



Luas



Sumbe r



168 m2



DA



2



37 m



DA



400 m2



DA



90 m2



DA



2



20 m DA 715 m2 143 m2 858 m2



Dari perhitungan diatas, maka dapat dijumlahkan total dari besaran ruang, lapngan dan luasan parkir, maka : Luas Total Besaran Ruang = 9890,9 m2 Luas Total Lantai Dasar = Luas Total Besaran Ruang : 2 DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 43



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang = 9890,9 m2 : 2 = 4945,45 m2 Luas TOTAL = Luas Total lantai dasar + Luas Total lapangan + Luas Lahan Parkir = 4945,45 + 1856,3 + 858 = 7659,75 m2 Perhitungan Kebutuhan Luasan Site = Kebutuhan Tata Ruang Hijau 60% Tata Ruang Hijau = 60% x Luas TOTAL = 60 % x 7659,75 = 4595.85 m² Total Luasan yang dibutuhkan= TOTAL + Tata Ruang Hijau = 7659,75 + 4595,85 = 12255.6 m2 (luas Total Area terbangun)



4.2 Lokasi Site



Gambar 4.1 Peta Sumatera Selatan dan Gandus



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 44



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.2.1 Tautan Lingkungan Sekitar Pada bab sebelumnya telah terpilih lokasi berdirinya Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang yang berada di jalan .M. Amin Fauzi, Suak Bujang Gandus Palembang, Sumatera Selatan. Dengan Batasan Site sebagai berikut :



Gambar 4.2 tautan lingkungan seita Sumber : Observasi Pribadi



Data Site:  Batasan 1. Batas Utara : MI, MTs, SD dan permukiman warga 2. Batas Timur : Jalan M. Fauzi dan permukiman warga 3. Batas Selatan : Permukiman warga dan Jalan Hasbullah 4. Batas Barat : Lahan kosong dan permukiman warga  Luas Site : +/- 20000 m2  Kondisi : arus lalu lintas sedang pada sebelah selatan site, kepadatan bangunan sedang.  Kondisi tanah : merupakan tanah lahan basah



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 45



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.2.2 Ukuran Tapak dan Peraturan



U



Luas Luas Lahan Lahan 22000 m² 28000 m2



Gambar 4.3. analisis ukuran dan peraturan Sumber : Observasi pribadi



Kondisi tapak pada kawasan Pondok Pesanten IGMAl-Ihsaniyah Palembang, telah memiliki peraturan tata letak bangunan, yaitu : a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB): 50%-70% b. Luas tapak: 28000 m2 Luas yang diizinkan: 28000 m2 x 60% = 16800 m2 atau 1,68 ha c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB): maksimal 1-4 lantai d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) pada jalan tapak dengan perhitungan yaitu: GSB = (1/2 x lebar jalan) + 1 GSB= (1/2 x 4 m) + 1 GSB= 3 m a. Garis Sempadan Sungai (GSS) = 15 m (jika tapak berada ditepian sungai)



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 46



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3 Pengolahan Site 4.3.1 Pencapaian Analisa sistem pencapaian dilakukan untuk menentukanrancangan pencapaian yang paling tepat dalam desain perancangan pada site. Analisa ini mencakup penentuan letak main entrance dan site entrance pada site. Dasar pertimbangan yang digunakan untuk menentukan hal tersebut dijelaskan sebagi berikut: Tabel 4.8 Analisa Dasar Pertimbangan Pencapaian Sumber: Observasi pribadi



Main Entrance (ME) Dilalui alat transportasi umum Mampu mengarahkan pengunjung Menghadap jalan utama, agar sirkulasi mudah Kesesuaian dengan arus lalulintas yang ada agar tidak membuat kemacetan



Side Entrance (SE) (bagian samping) lebih mudah kecil, agar tidak mengganggu aktivitas rendah



Analisa terhadap kondisi yang ada dimana main entrance (ME) sebaiknya diletakkan pada jalan M. Fauzi karena jalur ini dilalui alat transportasi dengan jalur 2 arah dan memiliki kepadatan arus lalu lintas yang cukup/tidak terlalu tinggi. Bukaan diletakkan dibagian Timur dengan sistem sirkulasi dua arah. Side entrance diletakkan pada Jalan sebelah utara, karena jalan ini cukup sepi. Peletakan bukaan diarahkan pada bagian Selatan karena merupakan bagian belakang site. Sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 47



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Output :



Jalan keluar pintu untuk servis/jalan 1 arah



Jalan keluar pengunjung dan pegawai/jalan 1 arah



SE ME Jalan masuk untuk pengunjung dan pegawai/jalan 1 arah



ME



SE Jalan masuk pintu untuk servis/jalan 1 arah



Gambar 4.4. analisis pencapaian Sumber : Observasi pribadi



4.3.2 Orientasi Bangunan Analisa orientasi bangunan dilakukan untuk mendapatkan perancangan arah orientasi bangunan yang tepat. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan ini antara lain, a. Mengingat bahwa masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan baik oleh pihak pondok maupun masyarakat luar. b. Keberadaan jalan di sekitar site c. Arah pergerakan lalulintas di sekitar site. d. Sudut pandang ke dalam site dari jalan e. Letak ME dan SE, sebagai sirkulasi manusia ke dalam site.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 48



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Jalan M. Fauzi merupakan satu-satunya jalan arteri yang mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan lalu lintas disekitar site dan sesuia dengan sudut pandang pengendara/pejalan. Lebih detil diketahui bahwa jalan M. Fauzi mengarah ke timur. Hal ini dapat menambah potensi bangunan dan taman yang akan diletakkan pada arah sebelah timur maka menjadi sebagai salah satu tampilan menarik kedalam kawasan Pondok.



View ini baik, karena menghadap langsung jalan utama dan merupakan area wisata Quran besar di Palembang



= Orientasi Bangunan = Orientasi Taman



View ini baik, karena menghadap langsung jalan utama pada kawasa ini dan merupakan jalan keluar masuk



View ini kurang baik, karena menghadap bagian belakang perumahan masyarakat.



Gambar 4.5. analisis orientasi bangunan Sumber : Observasi pribadi



4.3.3 Kebisingan Analisa tata suara lingkungan dilakukan untuk mendapatkan perancangan terkait penentuan fungsi-fungsi yang kinerjanya dipengaruhi tingakat noise yang ada disekitarnya. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam analisa noise antara lain, e DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 49



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Jalan M. Fauzi yang merupakan sumber noise yang utama karena selain jalan tersebut, site dikelilingi pemukiman penduduk dan lahan kosong. Oleh karena itu maka peletakan area yang butuh ketenangan harus dijauhkan dari jalan raya sehingga perfomansinya baik. Penempatan Bangunan dibuat agak jauh ke dalam (± 5 meter) untuk mengurangi kebisingan dari jalan utama. Sebagai peredam lainnya dapat digunakan pula penghalang buatan seperti pagar ataupun tembok dan menambah system gundukan tanah/bukitbukit kecil.



Sumber Noise



Dari hasil observasi pribadi, hasil analisis kebisingan yaitu menggunakan pagar atau dengan penambahan bukit kecil pada area sekitar sumber noise, agar dapat meminimalkan kebisingan yang terjadi



Gambar 4.6. analisis kebisingan Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 50



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3.4 Zonifikasi Pada Analisa Zoning, Zona dalam Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah di bagi menjadi 4 zona, yaitu :



Gambar 4.7. analisis zonifikasi Sumber : Observasi pribadi



a. Zona Privat Zona privat memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Kondisi Jalan di sekitarnya tenang dan tidak terlalu bising. 2. Berada jauh dari main entrance Bangunan yang berada di Zona Privat adalah bangunan Asrama Santri dan Ustadz b. Zona Semi Privat Kriteria : 1. Jalan di sekitarnya tenang. 2. Tidak terlalu dekat dengan Main entrance 3. Dekat dengan zona Privat Bangunan



yang terletak di



Zona semi



privat



adalah balai



KesehatanPondok. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 51



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



c. Zona semi Publik Kriteria : 1. Akses mudah 2. Tidak terlalu dekat dengan main entrance 3. Dekat dengan pusat kegiatan 4. Berada di tengah zona public dan semi privat Banguan yang terletak di zona semi public adalah kantor pusat, dan sekolah. d. Zona Publik Kriteria: 1. Dekat dengan main entrance 2. Mejadi pusat kegiatan 3. Akses mudah



C



A : Parkir kendaraan roda empat



G. Massa Masjid



B : Parkir kendaraan roda dua



A



C : Massa Madrasah



H



I



H : Massa Asrama I : Massa Kantin dan Rumah Asatidz



B



G



E D



D : Massa Kantor Dan Gedung Serbaguna E : Pos jaga & pos parkir



F : Massa Penginapan



H



J



F



J : Entrance gate K : Extrance gate



H



H : Jalan dua arah



K Gambar 4.8 analisis penzoningan Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 52



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3.5 Iklim 4.3.5.1 Anaisa pencahayaan, curah hujan dan angin



Cahaya alami matahari bersinar dari timur ke barat. dibuat bukaan pada sisi timur bangunan sehingga sinar matahari pagi dapat masuk pada bangunan, baik untuk sirkulasi ruang-ruang yang sering dihuni seperti kantor dan mengurangi sinar buru



U



Angin yang datang menuju tapak merupakan angin yang berasal dari arah selatan yaitu angin sungai musi



Respon - Dengan adanya pergerakan dari angin akan memberikan sirkulasi udara didalam tapak - Pada arah datangnya angin akan ditanami pohon, agar angin yang kotor dapat tersaring



Curah hujan cukup tinggi, sehinga dapat menyebabkan terjadinya peluapan air, karena tapak ini merupakan area lahan basah



Respon - Air hujan dapat dimanfaatkan dengan adanya penampungan bak air hujan - Dengan antisipasi dari banjir, maka system struktur pada bangunan yang dibangun di area lahan basah merupakan system pontoon. - Atap yang digunakan harus atap yang tahan terhadap segala cuaca



Gambar 4.9. analisis iklim Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 53



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Arah cahaya matahari yang kurang baik sehingga di redam dengan vegetasi



Gambar 4.10. analisis iklim Sumber : Observasi pribadi



Adapun yang menjadi dasar pertimbangan pencahayaan dari aspek arsitektural adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kenyamanan pencahayaan ruang bagi pemakai. 2. Kebutuhan



efek-efek



tertentu



dari



pencahayaan



dengan



menyesuaikan intensitas pencahayaan pada ruang-ruangnya. 3. Jenis ruang dan kegiatannya Analisa penchayaan pada pondok pesantren ini, yaitu pada area barat yang merupakan intensitas cahaya tinggi, maka akan diredam dengan pohon berjenis perd/pohon peneduh, selain tu bukaan juga akan dimimalisir pada bagian barat pondok pesantren. Sedangkan pada area yang intensitas cahaya rendah pada ruangan akan diberi bukaan yang cukup banyak, agar cahaya dari luar dapat masuk kedalam ruangan.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 54



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3.6 Fisik Alamiah



Kontur dan lahan basah dapat dimanfaatkan sebagai esplanade dan promenade Respon dari kontur dan lahan basah ini yaitu pada area lahan basahnya dapat menjadi tempat penyerapan air hujan, dan pada are lahan basah ini akan dibangun tempat area privat dengan menggunakan struktur



Hutan kecil ini, sudah ada dan dapat dimanfaatkan sebagai taman/tempat berteduh dan santai bagi pengunjung dan pengguna



Respon dari hutan kecil yang terdat didalam kawasan dapat berguna sebagai tempat resapan air, taman dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat/bersantai bagi pengunjung. Gambar 4.11. analisis fisik alamiah Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 55



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3.7 Sirkulasi dan Penncapain



Arus sirkulasi kendaraan rendah



U



B RESPON: Perletakan area pintu masuk utama & pengunjung didesain pada area A Sedangkan pitu masuk penunjang & pengelola didesain di area B Hindari perletakan pintu masuk di persimpangan jalan Menyediakan jalur pejalan kaki di sekeliling tapak



A



Arus sirkulasi kendaraan cukup tinggi Gambar 4.12. analisis sirkulasi dan pencapain Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 56



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.3.8 Panca Indera 4.3.8.1 View to Site



View ini berasal dari jalan M. Fauzi, kurang menarik karena merupakan tempat parker motor



U



View ini berasal dari jalan M. Fauzi, cukup menarik karena merupakan bangunan sekolah



View ini berasal dari jalan M. Fauzi, kurang menarik karena merupakan fisik alamiah yang kurang terjaga dengan adanya smampah



View ini berasal dari area permukiman warga, cukup menarik Karen terdapat kegiatan dikawasan ini Respon: Dari hasil analisis view kedalam site, bagian yang menarik yaitu dari arah jalan M. Fauzi, karena merupakan jalan utama menuju kelokasi ponodok pesantren IGM



Gambar 4.13. analisis view to site Sumber : Observasi pribadi



4.3.8.2 View from Site



View kearah wisata Quran Besar



U



View kearah MTS Nurul Hidayah



View kearah bagian belakang permukiman warga



View kearah bagian belakang permukiman warga



Respon: Dari hasil analisis view keluar site, bangunan akan mengarah pada jalan M. Fauzi dan Quran Besar.



View kearah jalan M. Fauzi



Gambar 4.14. analisis view from site Sumber : Observasi pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 57



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.4 Analisa Arsitektural 4.4.1 Analisa Jumlah Massa Tabel 4.9 Analisa Jumlah Massa Sumber : Observasi Pribadi



Jenis Massa Bangunan



Kelebihan



Kekurangan



Massa Tunggal



 Kegiatan dapat terpusat pada satu bangunan saja  Efisiensi kebutuhan lahan.  Proses pencapaian dari ruang ke ruang relatif cepat.



 Tidak ada ruang interaksi antar massa  Perlu lebih banyak solusi mengenai masalah pencahayaan dan penghawaan



Massa Banyak



 Kegiatan dapat dengan mudah dibedakan  Banyak solusi mengenai masalah penghawaan dan pencahayaan alami.  Ada ruang interaksi antar massa



 Kebutuhan lahan relatif luas.  Pencapaian relatif sulit  koordinasi antara ruang relatif sulit



Sintesa: Berdasarkan analisa fungsional, kawasan Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang ini memiliki 4 fasilitas yang fungsinya berbeda, maka penggunaan jumlah massa yang digunakan yaitu massa banyak. 4.4.2 Analisa Gubahan dan Tampilan Arsitektur dikemas dengan penggunaan teknologi bangunan yang berkembang, ini menjadikan identitas pondok pesantren menjadi ‘Identitas Baru dikawasan Gandus, Palembang’. Identitas baru tersebut juga mampu mendukung kegiatan pada Pondok Pesantren IGM AlIhsaniyah Palembang ini. Adapun dalam redesain ini juga menerapkan, nilai-nilai lahan basah pada site, sehingga memunculkan rancangan yang sesuai dengan keadaan laha basah tersebut, selain itu nilai-nilai dari segi keislaman pun diterapkan dalam redesain ini. Nilai-nilai yang diterapkan pada rancangan yaitu : f. Ornamen g. Akulturasi Budaya h. Karakteristik Lahan Basah i. Material Arsitektur Tradisional Palembang j. Budaya memanfaatkan ‘Air’ sebagai cerminan Kawasan Tepi Air.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 58



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Tanggapan perancangan : 



Dalam kasus perencanaan ulang Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang ini, direncanakan mengangkat tema “ Menghidupkan Kondisi Lahan Basah dan Pendidikan Islam di Palembang”, tanpa menanggalkan arsitektur tradisional dan mengemas dalam bentuk yang lebih modern. Arsitektur Lahan Basah Arsitektur Lahan Basah atau biasa disebut wetlands architecture merupakan ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam pada air, tanah, udara, iklim dan kelembapan. Arsitekturr lahan basah sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture) kaena sama-sama berhubungan dengan sumber daya alam. Arsitektur lahan basah menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Permainan warna dan bentuk menjadi modal memciptakan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidang bertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu. Untuk menciptakan gaya arsitektur lahan basah, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru. Tanggapan perancangan :







Mentranformasikan kesan panggung ke arsitektur kontemporer







Mentransformasikan bentuk ‘bangunan pendidikan islam’ ke arsitektur lahan basah







Menggunakan ornamen ukiran (ukiran islam: kaligrafi) ke arsitektur lahan basah



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 59



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang Islam Ornamen Akulturasi Budaya Material Arsitektur Tradisional Palembang Budaya memanfaatkan ‘Air’ sebagai cerminan Kawasan Tepi Air



 Bentuk arsitektur  Konstruksi bangunan  Penggunaan bahan bangunan local  Pengenalan lingkungan setempat



Filosofi Rumah Panggun g BPPN Gedung Pendidikan



Tapak di Kawasan Suak Bujang, Gandus Ini tidak hanya menjadi potensi, tetapi



Mendapatkan kriteria



juga menjadi permasalahan desain



perancangan



untuk itu perlu merespon: Kawasan Pendidikan



FISIK POTENSI



Konsep arsitektur yang diambil dari filosofi niali islam



PONDOK PESANTREN IGM AL-IHSANIYAH PALEMBANG



Kawasan wisata Al-quran Ruang Publik Sungai Musi



Gambar 4.15 Olah Pikir Perancangan Observasi Pribadi



4.4.3 Analisa Tata Massa dan Program Ruang Pemilihan bentuk masa dan bangunan merupakan upaya untuk menampilkan visual bangunan yang memiliki nilai estetika sehingga mampu menarik perhatian. Arsitektur lahan basah menekankan adanya nilai estetika, seni dan kreatifitas. Walaupun demikian bangunan dan ruang-ruang yang dimilikinya harus efektif dan efisiensi. Adapun pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemilihan bentuk adalah sebagai berikut:      



Bentuk site. Kesesuaian dengan fungsi dan tuntutan kegiatan. Karakter dan citra bangunan yang ingin ditampilkan. Identik dengan bangun religius Islam Unsur-unsur arsitektural(skala ,proporsi , kesatuan dan keseimbangan). Mempunyai fleksibilitas dalam pengolahannya. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 60



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang







Memiliki unsur formal karena berfungsi sebagai bangunan sekolah atau pesantren. Alternatif pertimbangan bentuk pada dalam arsitektur lahan basah juga



mengacu pada bentukan arsiektur yang berkembang dalam bangunan-bangunan pendidikan Islam yang telah ada. Bentuk tersebut antara lain segitiga, segi empat, segi enam, segi delapan, dan lingkaran. Untuk memberikan penilaian pada alternatif yang ada digunakan standar pembobotan sebagai berikut: Tabel 4.10 Analisa standar pembootan Sumber : Observasi Pribadi



Standar Pembobotan Sangat memenuhi Cukup memenuhi Kurang memenuhi Fungsi bangunan



Nilai 5 3 1 Umum/religi



Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan bentuk untuk Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah di Palembang dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Analisa standar pembobotab Sumber : Observasi Pribadi



No



Pertimbangan



Pembobotan Segi tiga 1



Segi empat 5



Segi lima 3



Segi enam 5



Lingkaran



1



Kesan keleluasaan



2



Memiliki filosofi



simbolis/



3



5



5



5



5



3



Identik dengan bangunan religius islam



2



5



3



3



5



4



Memiliki keunikan terhadap arsitektur lokal



3



3



4



5



3



5



Kesesuaian dengan fungsi



religi



umum



religi



religi



Umum/religi



6



Memiliki unsure formal



3



5



3



3



1



Akumulasi nilai



12R



23RU



20R



21R



19RU



arti



5



Jadi berdasarkan pembobotan yang telah dilakukan maka bentuk yang mampu memberikan seting kegiatan religi adalah segi empat, segi enam, segi delapan, dan lingkaran. Sedangkan pada seting kegiatan yang sifatnya umum, bentuk yang sesuai adalah persegi-empat dan lingkaran. Kesemua bentuk yang DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 61



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



dipilih dapat diaplikasikan secara tunggal ataupun dikombinasikan sesuai kebutuhan selama mempertimbangkan pada nilai fungsi dan estetika bangunan. Penerapan bentuk terpilih pada bangunan antara lain sebagai berikut : 1. Bentuk Lingkaran Lingkaran merupakan bentuk yang menjadi karakter elemen-elemen yang membentuk alam semesta ini. Mereka berevolusi terhadap suatu pusat sehingga membentuk gerak melingkar. Kita akan mendapati orbit elektron, orbit benda-benda langit, revolusi bintang-bintang yang membentuk galaksi, hingga kaum Muslimin yang berthawaf mengelilingi ka’bah. (Observasi pemikiran secara islam)



Gambar 4.16. analisis zonifikasi Sumber : Observasi pribadi



Bentuk melingkar dapat diwujudkan dalam wujud kubah pada bangunan yang bertemakan Arsitektur lahan basah sebagai metafora terhadap atmosfer langit. 2. Bentuk segi empat Segi empat adalah bentuk yang lazim pada hampir setiap karya manusia. Bentuknya yang rasional dan efektiflah yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam sebuah desain atau rancangan. Keoptimalan sebagai suatu wadah membuat sebuah fungsi dapat berjalan dengan baik. Sudut-sudutnya memudahkan pertemuan antara bidang yang satu dengan bidang yang lain. Kita dapati perkakas rumah tangga seperti kursi, meja, lemari, dan tempat tidur dalam bentuk persegi. Buku yang sangat akrab dengan kita juga dalam bentuk persegi. Demikian pula pada ruangan, pintu, jendela dan gedung. Penerapan hampir di Semua massa bangunan, dimana pada massa bangunan akan berupa bentukan dari material local yang dirancang ulang



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 62



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



dalam wujud rumah panggung yang memang disesuaikan dengan kondisi lahan basah.



Gambar 4.17. Contoh gambar rumah panggung di atas lahan basah



3. Bentuk segi enam Bentuk segi enam diambil dari pola rumah lebah (QS An-Nahl). Bentuk ini merupakan bentuk yang paling efektif dalam besar luasan dengan kebutuhan bahan yang paling sedikit. Penerapannya akan digunakan pada ornament dan pola-pola taman dari pondok pesantern IGM AlIhsaniyah Palembang.



Gambar 4.18 Contoh pola sarang lebah/segi enam



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 63



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



4.5 Analisa Pendekatan Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu proses pergerakan dari satu titik (ruang) ke titik (ruang) yang lain, sesuai dengan arah dan kebutuhan yang ingin dicapai. Francis D.K. Ching2 menyebutkan beberapa pola sirkulasi sebagai berikut Tabel 4.12 Analisa pendekatan sirkulasi Sumber : Observasi Pribadi



Dalam penerapan arsitektur lahan basah dijelaskan agar proses sirkulasi dalam bangunan menghindari berdesak-desakannya antara ikhwan (putera) dan akhwat (puteri), menghindari adanya kebanjiran saat air naik/pasang. Dengan demikian diperlukan lebar jalur sirkulasi yang cukup sehingga dapat tercipta sirkulasi yang baik dan terhindar dari kebanjiran ketika hujan. Agar segala bentuk kegiatan dapat terakomodasi dengan baik maka diperlukan suatu bentuk pola/sistem sirkulasi yang aman dan lancar. 



Sirkulasi yang aman yaitu sirkulasi yang memungkinkan suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan berlangsung tanpa mendapatkan DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 64



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



halangan. Untuk mewujudkan sirkulasi yang aman diperlukan perencanaan sirkulasi dengan memerhatikan hal sebagai berikut: - Pembedaan jalur sirkulasi manusia dan barang, yang juga dalam hal ini adalah jalur sirkulasi utama yakni pengunjung dan jalur sirkulasi servis. - Pembagian jalur sirkulasi antara ikhwan dan akhwat untuk menghindari kontak pandangan dan terlebih fisik dengan merencanakan lebar jalur yang cukup. 



Sirkulasi yang lancar adalah kondisi dimana suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan dapat berlangsung tanpa henti (mengalir), tak terhambat. Hal ini diwujudkan dengan cara: - Membagi jalur sirkulasi untuk masing-masing kegiatan yang ada, ditambah flow gerak yang cukup untuk kenyamanan. - Mewujudkan pola ruang yang memperhatikan hubungan antar ruang yang terbentuk sehingga dapat diketahui jalur dan arahan gerak sirkulasinya. Perencanaan sirkulasi ini berlaku untuk sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.



Gambar 4.19 Contoh pola sirkulasi



4.6 Analisa Pendekatan Kenyamanan Ruang 4.6.1 Pencahayaan Inilah cahaya Islam yang menerangi jiwa-jiwa manusia dari segala kesesatan. Pada bangunan Pondok Pesantren IGMAl-Ihsaniyah Paelmbang fungsi pencahayaan tidak hanya bersifat fisik pada pencahayaan ruangan. Fungsinya yang mendidik individu Muslim agar menjadi sosok Muslim yang shalih dan berjuang menegakkan Dinullah menjadi bagian dari cahaya-Nya yang menerangi arah hidup DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 65



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



kaum Muslimin kepada jalan yang lurus. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan pencahayaan dari aspek arsitektural adalah sebagai berikut: - Memberikan kenyamanan pencahayaan ruang bagi pemakai. - Kebutuhan efek-efek tertentu dari pencahayaan dengan menyesuaikan intensitas pencahayaan pada ruang-ruangnya. - Jenis ruang dan kegiatannya. a. Pencahayaan Alami Adalah pencahayaan dalam ruang yang mengandalkan sinar matahari. Intensitas cahaya matahari pada siang hari berkisar antara 5000 – 10000 lux. Ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan ini adalah seperti hall, lobby, masjid dan lain-lain. Pada umumnya pemanfaatan pencahayaan alami adalah tidak langsung mengingat sinar tersebut mengandung unsurunsur radiasi yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Untuk menghindari penerimaan sinar matahari secara langsung ditempuh dengan cara: - Memanfaatkan dan membaurkan sinar dengan menggunakan elemen kaca pada jendela. - Mengadakan penyaringan terhadap sinar yang mengandung ultra violet dengan UV filtering glass ataupun dengan unsur-unsur arsitektural pada bangunan yang mampu mengurangi banyaknya cahaya yang masuk. - Luas bukaan dipertimbangkan terhadap luas tiap lantai yakni 1/10-nya. Keuntungan dan kerugian: 1. Keuntungan - Merupakan cahaya dengan sumber murah. - Cahaya memberikan penampilan obyek secara wajar. - Fleksibilitas rendah dan terbatas, tergantung dari waktu dan cuaca. 2. Kerugian - Penyajian objek yang kurang efektif. - Bila terkena objek akan berpengaruh pada warna objek.



b. Pencahayaan buatan dibutuhkan pada ruang-ruang yang tidak mendapatkan pencahayaan alami langsung yang cukup ataupun bila terjadi keadaan di mana cahaya alami tidak cukup kuat menerangi atau intensitasnya tidak DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 66



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



sesuai dengan jenis ruang dan kegiatan. Adapun jenis penerangan buatan yang dibutuhkan berdasarkan fungsi ruang adalah sebagai berikut: 



Lampu pijar dan lampu TL Penerangan jenis ini digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan sedang/kecil seperti lavatory, shaft dan lain-lain.







Fluorescence Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi dengan berbagai jenis tingkat kekuatan penerangan sesuai dengan kebutuhan.







Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus serta untuk menciptakan suasana ruang yang berbeda seperti pada objek pameran dengan menggunakan spotlight. 4.6.2 Penghawaan Sebagai bagian dari rahmat Allah adalah kisaran angin. Allah mengaturnya dengan baik sehingga memberi rahmat kepada para penghuni bumi. Dengan angin Ia kumpulkan awan-awan yang mengandung hujan, dan Ia turunkan hujan itu supaya menumbuhkan tanaman yang menghasilkan makanan dan buah-buahan untuk manusia dan hewan. Dengan angin Ia mengawinkan tumbuhan agar berbuah. Ia pun kuasa menggerakkan kapal-kapal layar agar dapat mengarungi samudera. Manusia pun merasa kenyamanan akan hembusan angin yang sepoisepoi lagi menyejukkan. Manusia mencoba membuat pengaturan penghawaan agar dapat memperoleh kenyamanan tersebut. Dalam merencanakan sebuah penghawaan ruangan memiliki dasar pertimbangan sebagai berikut: 



Memberikan kenyamanan bagi pemakai dengan tandar kenyamanan suhu udara dikondisikan pada temperatur 21º - 25º C.







Kelembaban udara 60% - 70%.







Pergerakan udara 0,1 - 0,15 m/detik.







Pemanfaatan penghawaan alami yang diterapkan pada ruang-ruang tanpa penghawaan khusus. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 67



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



a. Penghawaan Alami bersumber dari bukaan-bukaan udara seperti jendela dan ventilasi. Setiap ruang diusahakan mempunyai bukaan untuk pemasukan penghawaan alami dengan lebar bukaan minimum 1/3 luas ruangan. Keuntungan dan kerugian 1. Keuntungan - Biaya operasi murah - Pelaksanaan mudah dan murah. 2. Kerugian - Tidak bisa menjamin kondisi udara tertentu. - Terbatas pada luasan tertentu. - Kelembaban udara tidak bisa diatur.



b. Penghawaan Buatan digunakan untuk mengatur kelembaban dan suhu ruang yang nyaman dan memenuhi persyaratan ruang. Penghawaan ini bersumber dari Air Conditioner (AC) dengan menggunakan sistem sebagai berikut: a. Sistem AC Central, dipergunakan hampir di seluruh ruangan gedung. b. Sistem Exhaust Fan, dipergunakan pada toilet, dapur dan tangga darurat.



c. Akustik Allah menyukai seorang hamba yang sopan dalam berbicara, tidak meninggikan intonasinya, dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Fitrah manusia menyukai ketenangan. Demikian pula dalam merencanakan sebuah bangunan dan ruang, aspek ketenangan juga menjadi pertimbangan. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut: a. Pengaruh kebisingan eksternal. b. Adanya ruang-ruang yang membutuhkan sistem ketenangan dan akustik yang mutlak. 1. Akustik lingkungan Dasar pertimbangan perencanaan: DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 68



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



-unsur alam (tanaman dan batuan) dan buatan (beton, pasangan bata dan barier) yang mampu meredam suara.



g menjadi unsur keindahan bagi lingkungan. 2. Akustik ruang Akustik



ruang



mengatur



tata



suara



di



dalam



bangunan



dengan



meredam/meniadakan suara-suara bising dan mengatur sistem tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan. Untuk meredam bunyi biasanya dilakukan dengan memberi bahan peredam pada dinding dan karpet sebagai penutup lantai.



4.7 Analisa Pendekatan Struktur dan Utilitas 4.7.1 Tinjauan Struktur a. Konsep Struktur Bangunan  Sub Structure (Struktur bawah) Sistem pondasi pada Bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah menggunakan pondasi struktur rumah panggung, konstruksi pondasi dapat berupa beton bertulang dan borpile.  Middle Structure (Struktur tengah) Bangunan yang direncanakan berfungsi sebagai bangunan eduitaiment yang memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah dan parkir akan menggunakan paving block dimana parker akan disediakan didalam site. Namun jika memang mengharuskan menggunakan parkir pada badan bangunan maka struktur yang digunakan memakai rangka struktur kolom, balok, plat lantai dengan balok induk dan anak. Sedangkan pada ruang-ruang yang membutuhkan suatu privasi seperti kantor pengelolah, asrama dan ruang belajar maka dinding yang digunakan menggunakan dinding masif sebagai pembatas.  Upper Structure (Struktur atas)



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 69



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Bangunan PONPES IGM Al-Ihsaniyyah dalam redesain akan menggunakan struktur atap baja yang dengan pertimbangan dapat menjaga kenyamanan thermal ruangan serta mudah dalam pengerjaan. b. Konsep Bahan Bangunan Material bangunan berupa penggunaan material yang memiliki kekuatan yang baik terhadap beban, tahan terhadap air dan memiliki plastisitas tinggi sehingga mudah dibentuk, serta elastis yang menambah



nilai keindahan. Dalam hal ini material



bangunan yang tepat adalah baja, beton, kayu, papan dan kaca.



4.7.2 Tinjauan Utilitas a. Sistem Air Bersih Sebuah naungan yang baik adalah kedekatannya dengan sumber air karena selain menjadi kebutuhan yang vital untuk minum, keberadaan air dalam Islam menjadi sarana bersuci yang merupakan pembuka ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur`an dan thawaf. 1. Sumber Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur tanah. Untuk air yang berasal dari sumur tanah, pendistribusiannya terlebih dahulu melalui water treatment untuk memperbaiki mutu air. Sistem Distribusi Up Feed Distribution Yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet antara lain: fire hydrant dan keran-keran umum. Down Feed Distribution Yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain: sprinkler head, shower, toilet, dapur dan lain sebagainya.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 70



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Skema Distribusi



Tandon Air



PDAM



P P



Sumur



Water Treatment



Distribusi



Ground Reservoir



Distribusi Distribusi



Bagan 4.7 Analisa Air Bersih



b. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran Api menjadi sumber kehancuran karena akan melalap habis hamper segala sesuatu yang ditemuinya. Sebagaimana Iblis yang diciptakan dari api menjadi sumber kehancuran akhlaq manusia. Seorang Muslim yang taat akan selalu merasa takut akan panasnya api yang membakar di neraka jahanam. Sebagaimana sebuah perencanaan bangunan yang baik akan mempertimbangkan dengan baik dalam menghadapai bahaya kebakaran yang bisa menimpanya. 1. Sumber Deteksi Heat detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan terjadi kenaikan yang drastis dan cenderung membahayakan. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Smoke Detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Fire Alarm Alarm peringatan yang akan berbunyi bila terjadi kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225 m2. 2. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran yang meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Fire Hydrant



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 71



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis di luar bangunan yang memiliki saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m2. Automatic sprinkler system Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standar sprinkler system 1 unit/25 m2. Fire Extinguisher Alat pemadam api praktis yang berupa tabung gas dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempat-tempat rawan api, mudah dilihat dan dijangkau. Standar kebutuhan masing-masing 1 unit/200m2. Fire Hydrant Groun Reservior



Pompa



Panel Kontrol



Automat Sprinkler System



Fire Extinguisher



Bagan 4.8 Analisa Sistem Kebakaran



c. Sistem Sanitasi Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan ini dibedakan dalam 3 jenis: - Air kotor dari WC dan kamar mandi. - Air bekas wudhu` - Air kotor dari daerah servis (dapur/pantry). - Air hujan. Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotor yang bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak penangkap lemak. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota. Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 72



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah (tanah) yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari aus/terkikis. Air Hujan Bak Penangkap Lemak



Dapur



Bak Kontrol



Riool Kota



T. Wudhu Kotoran Cair Laundry



Kotoran Padat



Septi Tank



Sumur Peresapan



Bagan 4.9 Analisa Sistem Sanitasi



d. Sistem Instalasi Listrik 1. Sumber Tenaga Sumber tenaga berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan diesel generator set sebagai sumber tenaga listrik cadangan untuk beban darurat. PLN



Transformer ATS



Genset



SDP



Distribusi



SDP



Distribusi



MDP



Transformer



Bagan 4.10 Analisa Instalasi Listrik



Keterangan: a. Transformer berisi: saklar utama, trafo dan sekring. b. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah alat transfer aliran listrik otomatis. c. MDP (Main Distribution Panel) adalah panel distribusi utama. d. SDP (Sub Distrubution Panel) adalah panel distribusi sekunder



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 73



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



BAB V KONSEP PERANCANGAN Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah merupakan fasilitas edukasi yang dapat menarik minat masyarakat untuk berkeinginan mengenal islam dan menjadi masyarakat yang memiliki pengetahuan islam dan teknologi. Berdasarkan fungsi bangunan, Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah ini bertujuan untuk memfasilitasi semua kegiatan belajar mengajar dan sebagai sarana pembelajaran tentang ilmu agama, Alqur’an, kebersamaan, serta sebagai sarana social budaya bagi penghuni dan pengunjung dalam menunjan pendidikan ilmu agama di kota Palembang.



5.1



Tema dan Konsep Dasar Tema dasar yang diimplementasikan ke dalam perancangan adalah Menghidupkan nilai-nilai pendidikan Islam. Pondok pesantren di Palembang saat ini belum banyak berkembang, untuk itu rancangan menerapkan unsur identitas pendidikan yang mencerminkan nilai keislaman di kota Palembang. Desain yang memperhatikan lingkungannya pada pondok pesantren ini dilihat dari arsitektur lingkungan yaitu arsitektur lahan basah, yang dapat menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya yang ditimbulkan dapat berupa bangunan dengan gaya tradisional daerah sekitar. Arsitektur lahan basah menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Permainan warna dan bentuk menjadi modal memciptakan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidang bertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu. Untuk menciptakan gaya arsitektur lahan basah, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 74



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang Islam Ornamen Akulturasi Budaya Material Arsitektur Tradisional Palembang Budaya memanfaatkan ‘Air’ sebagai cerminan Kawasan Tepi Air



 Bentuk arsitektur  Konstruksi bangunan  Penggunaan bahan bangunan local  Pengenalan lingkungan setempat



Filosofi di Lahan Basah



Tapak di Kawasan Suak Bujang, Gandus Ini tidak hanya menjadi potensi, tetapi



BPPN



Gedung Pendidikan



Mendapatkan kriteria



juga menjadi permasalahan desain



perancangan



untuk itu perlu merespon:



Kawasan Pendidikan



FISIK POTENSI



Konsep arsitektur yang diambil dari filosofi niali islam



Kawasan wisata Al-quran



PONDOK PESANTREN IGM AL-IHSANIYAH PALEMBANG



Ruang Publik Sungai Musi



Gambar 5. 1 Olah Pikir Perancangan Sumber : Oservasi Pribadi



Sintesa: Berdasarkan olah pikir konsep perancangan di atas gubahan dan tampilan diambil dari filosofi arsitektur lahan basah dan akulturasi budaya serta ornament Islam. Arsitektur lahan basah pada tapak



Akulturasi budaya setempat



Ornamen Islam,



Gambar 5.2 Olah Pikir Pengolahan Gubahan dan Tampilan Sumber : Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 75



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



5.2



Konsep Tata Ruang dan Program Ruang Pemilihan bentuk masa dan bangunan merupakan upaya untuk menampilkan visual bangunan yang memiliki nilai estetika sehingga mampu menarik perhatian. Arsitektur lahan basah menekankan adanya nilai estetika, seni dan kreatifitas. Walaupun demikian bangunan dan ruang-ruang yang dimilikinya harus efektif dan efisiensi. 1. Bentuk Lingkaran Lingkaran merupakan bentuk yang menjadi karakter elemen-elemen yang membentuk alam semesta ini. Mereka berevolusi terhadap suatu pusat sehingga membentuk gerak melingkar. Kita akan mendapati orbit elektron, orbit benda-benda langit, revolusi bintang-bintang yang membentuk galaksi, hingga kaum Muslimin yang berthawaf mengelilingi ka’bah. (Observasi pemikiran secara islam)



Bentuk melingkar dapat diwujudkan dalam wujud kubah pada bangunan yang bertemakan Arsitektur lahan basah sebagai metafora terhadap atmosfer langit. 2. Bentuk segi empat Segi empat adalah bentuk yang lazim pada hampir setiap karya manusia. Bentuknya yang rasional dan efektiflah yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam sebuah desain atau rancangan. Keoptimalan sebagai suatu wadah membuat sebuah fungsi dapat berjalan dengan baik. Sudut-sudutnya memudahkan pertemuan antara bidang yang satu dengan bidang yang lain. Kita dapati perkakas rumah tangga seperti kursi, meja, lemari, dan tempat tidur dalam bentuk persegi. Buku yang sangat akrab dengan kita juga dalam bentuk persegi. Demikian pula pada ruangan, pintu, jendela dan gedung. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 76



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Penerapan hampir di Semua massa bangunan, dimana pada massa bangunan akan berupa bentukan dari material local yang dirancang ulang dalam wujud rumah panggung yang memang disesuaikan dengan kondisi lahan basah.



Gambar 5.3. Rumah panggung di atas lahan basah



3. Bentuk segi enam Bentuk segi enam diambil dari pola rumah lebah (QS An-Nahl). Bentuk ini merupakan bentuk yang paling efektif dalam besar luasan dengan kebutuhan bahan yang paling sedikit. Penerapannya akan digunakan pada ornament dan pola-pola taman dari pondok pesantern IGM Al-Ihsaniyah Palembang.



5.3 Penerapan Konsep Berdasarkan konsep yang diambil, yaitu filosofi arsitektur lahan basah dan akulturasi budaya serta ornament Islam menjadi identitas baru pendidikan Islam di Palembang ini diterapkan pada :



EKSTERIO R Bentuk banguna Tampilan dan material bangunan, hubungan antar masa



INTERIOR



Pengalaman ruang dalam hal belajar mengajar, seni , Islam, MTQ, perpustakaan dll.



AREA TERBUKA



STRUKTU R



Pengalaman ruang pada



Struktur bangunan,



plaza, street furniture



Struktur area terbuka



Gambar 5.4. Penerapan Konsep Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 77



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



5.4 Konsep Rancangan 5.4.1 Pencapaian Analisa terhadap kondisi yang ada dimana main entrance (ME) sebaiknya diletakkan pada jalan M. Fauzi karena jalur ini dilalui alat transportasi dengan jalur 2 arah dan memiliki kepadatan arus lalu lintas yang cukup/tidak terlalu tinggi. Bukaan diletakkan dibagian Timur dengan sistem sirkulasi dua arah. Side entrance diletakkan pada Jalan sebelah utara, karena jalan ini cukup sepi. Peletakan bukaan diarahkan pada bagian Selatan karena merupakan bagian belakang site. Sehingga sesuai dengan fungsinya sebagai service entrance.



Jalan keluar masuk hanya 1 pintu untuk servis/jalan 2 arah



SE ME Jalan keluarmasuk dengan 2 pintu, pintu masuk dan pintu keluar, untuk pengunjung dan pegawai



Gambar 5.5. Konsep Rancangan Pencapaian Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 78



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



5.4.2 Orientasi Bangunan Jalan M. Fauzi merupakan satu-satunya jalan arteri yang mengelilingi site maka jalan tersebutlah yang menjadi acuan arah orientasi bangunan. Karena dengan demikian akan sesuai dengan arah pergerakan lalu lintas disekitar site dan sesuia dengan sudut pandang pengendara/pejalan. Lebih detil diketahui bahwa jalan M. Fauzi mengarah ke timur. Hal ini dapat menambah potensi bangunan dan taman yang akan diletakkan pada arah sebelah timur maka menjadi sebagai salah satu tampilan menarik kedalam kawasan Pondok.



View ini baik, karena menghadap langsung jalan utama dan merupakan area wisata Quran besar di Palembang



= Orientasi Bangunan



= Orientasi Taman



View ini baik, karena menghadap langsung jalan utama pada kawasa ini dan merupakan jalan keluar masuk



View ini kurang baik, karena menghadap bagian belakang perumahan masyarakat. Gambar 5.6. Konsep Rancangan Orientasi Bangunan Sumber: Observasi Pribadi



5.4.3 Kebisingan Jalan M. Fauzi yang merupakan sumber noise yang utama karena selain jalan tersebut, site dikelilingi pemukiman penduduk dan lahan kosong. Oleh karena itu maka DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 79



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



peletakan area yang butuh ketenangan harus dijauhkan dari jalan raya sehingga perfomansinya baik.



Sumber Noise



Dari hasil observasi pribadi, hasil analisis kebisingan yaitu menggunakan pagar atau dengan penambahan bukit kecil pada area sekitar sumber noise, agar dapat meminimalkan kebisingan yang terjadi



Gambar 5.7 Konsep Rancangan Kebisingan Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 80



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Penempatan Bangunan dibuat agak jauh ke dalam (± 5 meter) untuk mengurangi kebisingan dari jalan utama. Sebagai peredam lainnya dapat digunakan pula penghalang buatan seperti pagar ataupun tembok dan menambah system gundukan tanah/bukit-bukit kecil. 5.4.4 Sirkulasi Sirkulasi Dalam Site di Sesuaikan berdasarkan kegiatan pengguna site: a. Ustadzh/ustadzah Bagan 5.1. Sirkulasi ustadz/ustadzah Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 81



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



b. Santri Bagan 5.2. Sirkulasi Santri Sumber: Observasi Pribadi



c. Pengunjung 1. Tidak menginap Bagan 5.3 Sirkulasi Pengunjung Sumber: Observasi Pribadi



2. Menginap Bagan 5.4 Sirkulasi Pengunjung Sumber: Observasi Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 82



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Sirkulasi banyak yang menuju ke zona ini cocok untuk pusat kegiatan yaitu bangunan masjid



Sirkulasi menuju asrama Sirkulasi ini berada ditengah-tengah antara sirkulasi dalam dan sirkulasi luar



Gambar 5.8 Konsep Sirkulasi Pengguna Sumber: Observasi Pribadi



5.5 Konsep Sirkulasi Sirkulasi adalah suatu proses pergerakan dari satu titik (ruang) ke titik (ruang) yang lain, sesuai dengan arah dan kebutuhan yang ingin dicapai. Francis D.K. Ching2 menyebutkan beberapa pola sirkulasi sebagai berikut:



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 83



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang Tabel 5.1 Konsep Sirkulasi Sumber: Observasi Pribadi



Dalam penerapan arsitektur lahan basah dijelaskan agar proses sirkulasi dalam bangunan menghindari berdesak-desakannya antara ikhwan (putera) dan akhwat (puteri), menghindari adanya kebanjiran saat air naik/pasang. Dengan demikian diperlukan lebar jalur sirkulasi yang cukup sehingga dapat tercipta sirkulasi yang baik dan terhindar dari kebanjiran ketika hujan. Agar segala bentuk kegiatan dapat terakomodasi dengan baik maka diperlukan suatu bentuk pola/sistem sirkulasi yang aman dan lancar. 



Sirkulasi yang aman yaitu sirkulasi yang memungkinkan suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan berlangsung tanpa mendapatkan halangan. Untuk mewujudkan sirkulasi yang aman diperlukan perencanaan sirkulasi dengan memerhatikan hal sebagai berikut: - Pembedaan jalur sirkulasi manusia dan barang, yang juga dalam hal ini adalah jalur sirkulasi utama yakni pengunjung dan jalur sirkulasi servis.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 84



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



- Pembagian jalur sirkulasi antara ikhwan dan akhwat untuk menghindari kontak pandangan dan terlebih fisik dengan merencanakan lebar jalur yang cukup. 



Sirkulasi yang lancar adalah kondisi dimana suatu proses pergerakan dari suatu rangkaian kegiatan dapat berlangsung tanpa henti (mengalir), tak terhambat. Hal ini diwujudkan dengan cara: - Membagi jalur sirkulasi untuk masing-masing kegiatan yang ada, ditambah flow gerak yang cukup untuk kenyamanan. - Mewujudkan pola ruang yang memperhatikan hubungan antar ruang yang terbentuk sehingga dapat diketahui jalur dan arahan gerak sirkulasinya. Perencanaan sirkulasi ini berlaku untuk sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.



5.6 Konsep Kenyamanan Ruang 5.6.1 Pencahayaan a. Pencahayaan Alami Adalah pencahayaan dalam ruang yang mengandalkan sinar matahari. Intensitas cahaya matahari pada siang hari berkisar antara 5000 – 10000 lux. Ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan ini adalah seperti hall, lobby, masjid dan lain-lain. Pada umumnya pemanfaatan pencahayaan alami adalah tidak langsung mengingat sinar tersebut mengandung unsur-unsur radiasi yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Untuk menghindari penerimaan sinar matahari secara langsung ditempuh dengan cara: - Memanfaatkan dan membaurkan sinar dengan menggunakan elemen kaca pada jendela. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 85



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



- Mengadakan penyaringan terhadap sinar yang mengandung ultra violet dengan UV filtering glass ataupun dengan unsur-unsur arsitektural pada bangunan yang mampu mengurangi banyaknya cahaya yang masuk. - Luas bukaan dipertimbangkan terhadap luas tiap lantai yakni 1/10- nya. b. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan dibutuhkan pada ruang-ruang yang tidak mendapatkan pencahayaan alami langsung yang cukup ataupun bila terjadi keadaan di mana cahaya alami tidak cukup kuat menerangi atau intensitasnya tidak sesuai dengan jenis ruang dan kegiatan. Adapun jenis penerangan buatan yang dibutuhkan berdasarkan fungsi ruang adalah sebagai berikut:



Penerangan jenis ini digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan sedang/kecil seperti lavatory, shaft dan lain-lain.



Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi dengan berbagai jenis tingkat kekuatan penerangan sesuai dengan kebutuhan. ial lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus serta untuk menciptakan suasana ruang yang berbeda seperti pada objek pameran dengan menggunakan spotlight. 5.6.2. Penghawaan a. Penghawaan Alami Bersumber dari bukaan-bukaan udara seperti jendela dan ventilasi. Setiap ruang diusahakan mempunyai bukaan untuk pemasukan penghawaan alami dengan lebar bukaan minimum 1/3 luas ruangan. b. Penghawaan Buatan Digunakan untuk mengatur kelembaban dan suhu ruang yang nyaman dan memenuhi persyaratan ruang. Penghawaan ini bersumber dari Air Conditioner (AC) dengan menggunakan sistem sebagai berikut: - Sistem AC Central, dipergunakan hampir di seluruh ruangan gedung. - Sistem Exhaust Fan, dipergunakan pada toilet, dapur dan tangga darurat. 5.6.3. Akustik DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 86



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



a. Akustik lingkungan Dasar pertimbangan perencanaan: - Pemilihan jenis unsur-unsur alam (tanaman dan batuan) dan buatan (beton, pasangan bata dan barier) yang mampu meredam suara. - Pemilihan tempat dan lokasi penempatan penghalang bunyi. Mengatur tata lingkungan agar unsur penanggulangan bising menjadi unsur keindahan bagi lingkungan b. Akustik Ruang Akustik



ruang



mengatur



tata



suara



di



dalam



bangunan



dengan



meredam/meniadakan suara-suara bising dan mengatur sistem tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan. Untuk meredam bunyi biasanya dilakukan dengan memberi bahan peredam pada dinding dan karpet sebagai penutup lantai.



5.7. Konsep Struktur



Menggunakan modul dasar manusia berdasarkan skala tubuh dan area geraknya yakni 60 cm.



Dihitung berdasarkan modul gerak manusia secara vertikal yakni 230 cm ditambah dengan dimensi balok, pipa AC dan pipa utilitas. 5.7.1. Sistem Sub Struktur - Pondasi cerucup gelam. - ponton. 5.7.2. Sistem Super Struktur - Sistem struktur rangka kayu. - Sistem struktur masa/masif. 5.7.3. Struktur Atap Merupakan komponen struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta isinya dari pengaruh cuaca. Struktur ini terkadang sering menjadi perhatian utama dan



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 87



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



menjadi dasar pembeda berbagai gaya arsitektur, terutama pada arsitektur tradisional. Adapun yang menjadi pertimbangan penentuan struktur atap adalah: - Mampu menahan beban dan perlindungan terhadap gaya dan iklim yang bekerja seperti angin, hujan, panas dan dingin. - Kemudahan dalam pengerjaan. - Mampu mendukung ekspresi dan tampilan bangunan. Beberapa alternatif struktur atap: - Sistem struktur rangka. - Plat beton. - Struktur lipat.



5.8 Konsep Utilitas 5.8.1. Sistem Air Bersih Sebuah naungan yang baik adalah kedekatannya dengan sumber air karena selain menjadi kebutuhan yang vital untuk minum, keberadaan air dalam Islam menjadi sarana bersuci yang merupakan pembuka ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur`an dan thawaf. a. Sumber Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur tanah. Untuk air yang berasal dari sumur tanah, pendistribusiannya terlebih dahulu melalui water treatment untuk memperbaiki mutu air. b. Sistem Distribusi Up Feed Distribution Yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet antara lain: fire hydrant dan keran-keran umum. Down Feed Distribution Yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain: sprinkler head, shower, toilet, dapur dan lain sebagainya.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 88



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



5.8.2. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran Api menjadi sumber kehancuran karena akan melalap habis hamper segala sesuatu yang ditemuinya. Sebagaimana Iblis yang diciptakan dari api menjadi sumber kehancuran akhlaq manusia. Seorang Muslim yang taat akan selalu merasa takut akan panasnya api yang membakar di neraka jahanam. Sebagaimana sebuah perencanaan bangunan yang baik akan mempertimbangkan dengan baik dalam menghadapai bahaya kebakaran yang bisa menimpanya. a. Sumber Deteksi Heat detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan terjadi kenaikan yang drastis dan cenderung membahayakan. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Smoke Detector Digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75 m2. Fire Alarm Alarm peringatan yang akan berbunyi bila terjadi kebakaran ataupun asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225 m2. b. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran yang meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Fire Hydrant Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis di luar bangunan yang memiliki saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m2. Automatic sprinkler system Pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standar sprinkler system 1 unit/25 m2. Fire Extinguisher



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 89



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Alat pemadam api praktis yang berupa tabung gas dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempat-tempat rawan api, mudah dilihat dan dijangkau. Standar kebutuhan masing-masing 1 unit/200m2. 5.8.3. Sistem Sanitasi Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan inidibedakan dalam 3 jenis: - Air kotor dari WC dan kamar mandi. - Air bekas wudhu` - Air kotor dari daerah servis (dapur/pantry). - Air hujan. Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotoryang bersifat cair yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak penangkap lemak. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota. Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah (tanah) yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari aus/terkiki 1. Konsep Sistem Sanitasi dan Bersuci (Wudhu`) Islam memberikan perhatian yang sangat besar pada sarana bersuci seperti kakus, tempat wudhu, dan lain sebagainya. Karena bersuci merupakan cabang dari keimanan dan merupakan pembuka ibadah shalat, membaca Al-Qur`an dan sunnah dalam melakukan berbagai macam kegiatan yang diniatkan sebagai ibadah. Bersuci terdiri dari bersuci jasmani dan bersuci rohani. Dengan demikian Islam memandang sangat penting kesucian seorang baik dari jasmani maupun rohani. Bersuci meliputi segala aktifitas membersihkan diri dari hadats kecil maupun hadats besar yang dapat dilakukan dengan mandi, berwudhu, intinja, dan lain-lain. Kebersihan sarana bersuci dan adab bersuci juga merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 90



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



mendatangi kakus.



oleh orang lain. Dengan demikian tidak menganjurkan adanya urinoir. Hadits yang menekankan adanya jarak atau pemisahan antara tempat wudhu dan toilet atau KM/WC untuk menghindari was-was atau dapat diatasi dengan memberikan kolam air kecil sedalam mata kaki sebagai pemisah sehingga diharapkan dapat menghilangkan najis yang terbawa dari toilet



Gambar 5.9 Sirkulasi PengunjuKonsep Sistem Sanitasi dan Bersucing Sumber: Observasi Pribadi



Gambar 5.9 konsep system sanitasi dan bersuci Sumber : analisa pribadi



5.9 Konsep Arsitektural 5.9.1 Konsep Bentuk Dasar Konsep bentuk dasar pada massa bangunan menggunakan bentuk kubus yang dimodifikasi dengan teknik penambahan, pemotongan, dan penggabungan dengan bentuk yang lain. Adapun konsep dasar yang akan digunakan yaitu, konsep dasar dari rumah panggung yang memang sesuai dengan kriteria lahan basah, dimana lahan basah memiliki tingkat kelembapan dan air meningkat lebih tinggi dibanding lahan tanah biasa. Keistemewaan dair lahan basah ini yaitu, kita dapat DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 91



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



memanfaatkan kondisi air sebagai tatanan lingkungan, sehingga memiliki fungsi dari kondisi lahan basah iti sendiri.



STRUKTUR SISTEM GRID



STRUKTUR SISTEM PANGGUNG BETON BERTULANG, YANG MENJADI PENOMPANG BANGUNAN. SELAIN ITU DAPAT MENGHINDARI GENANGAN AIR YANG TERDAPAT PADA LAHAN BASAH



Gambar 5.10 konsep struktur rumah panggung Sumber : Survey bangunan



Sistem rumah panggung merupakan sistem struktur bangunan didaerah lahan basah, sistem ini menggunakan struktur bambu/gelam/beton sebagai tiang yang ditancapkan ke dalam tanah keras di air. Tiang ini berfungsi sebagai penopang rumah yang nantinya ketika hujan, rumah-rumah tersebut tidak akan digenangi air lagi. STRUKTUR SISTEM GRID PADA RUMAH PANGGUNG JUGA AKAN DIGUNAKAN PADA KONSEP RUMAH TINGGAL, DIDALAM KAWASAN PONPES IGM ALIHSANIYAH



Gambar 5.11 konsep struktur rumah panggung Sumber : Analisa Pribadi



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 92



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



1. Konsep Bentuk Massa Pendidikan (Kelas, Laboratorium)



Gambaran sketsa gdung pendidikan yang telah ada di pondok pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang Gambar 5.12 konsep bentuk massa pendidikan Sumber : Survey bangunan



Bangunan dipertahankan namun, terdapt penambahan kesan pada bentuk agar bangunan tidak terlalu monoton



Pada area belakang terdapat ruang tunggu bagi wali santri yang akan mengunjungi anaknya, ni seperti yang telah ada dipondok tersebut, tapi dengan penambahan kesan menjadikan temapt ini nyaman bagi pengunjung



Kondisi asli bagian belakan gedung kelas Gambar 5.13 konsep bentuk massa pendidikan Sumber : Survey bangunan



terdapat tempat menunggu yang kurang nyaman bagi wali santri



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 93



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



2. Konsep Bentuk Massa Pengelola



5.14 Gedung pengelola terdapat digedung sekolah, menjadi satu dengan gedung sekolah. Maka akan dibangun gedung pengelola yang berdiri sendiri.



3. Konsep Bentuk Massa Asrama



Konsep antara asrama putara dan putrimemiliki pembatas yakni asrama bagi pengurus ustadz/ustadzah yang telah berkeluarga



Gambar 5.15 konsep bentuk massa asrama Sumber : Survey bangunan



5.10 Konsep Aksesibilitas Menolong dan memberikan kemudahan terhadap orang lain merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh seorang Muslim baik terhadap sesama Muslim maupun



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 94



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



non Muslim. Keterhalangan akses akibat cacat atau sakit tidak akan menjadi persoalan lagi dengan menyediakansarana aksesibilitas berikut ini. 5.10.1.Area Parkir Khusus Difable Area parkir ini membutuhkan tempat yang lebih luas untuk naik turun kursi roda dan terletak dekat dengan bangunan. 5.10.2.Jalur Pemandu Jalur ini memandu penyandang cacat berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin pengarah dan peringatan. Tekstur Garis Ubin Pengarah Tekstur Bulat Ubin Peringatan 5.10.3.Ramp Ramp merupakan jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu yang menghubungkan antara dua ruangan yang memiliki ketinggian lantai berbeda. 5.10.4.Pintu Pintu ini harus memiliki lebar bukaan minimal 90 cm dan memiliki handle atau knop pintu yang mudah dicapai dan dioperasikan. 5.10.5.Kamar Kecil Kamar kecil bagi penyandang cacat harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda. Ketinggian kloset, wastafel, tempat sabun, tisu, dan lain sebagainya harus menyesuaikan ketinggian pengguna kursi roda. Bahan lantai tidak licin dan pada dinding dilengkapi dengan handrail atau pegangan rambat. 5.10.6.Tempat Wudhu` Ketinggian kran untuk wudhu` harus menyesuaikan ketinggian pengguna kursi roda dan bahan lantai tidak licin. 5.10.7.Ruang Shalat Wanita



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 95



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



Menyediakan ruangan shalat khusus wanita difable pada lantai satu yang juga dapat digunakan jama’ah wanita yang normal. Sedangkan untuk jama’ah pria disable menyatu dengan jama’ah lainnya yang normal.



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 96



Redesain Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyyah Palembang



DAFTAR PUSTAKA Asrahah, Hanun, (1999), Sejarah Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta. Berdasarkan survey di Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, Jln. M. Amin Fauzi, Suak Bujang Gandus Palembang, Symatera Selatan Ching,D.K,.2000, Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Erlangga, Jakarta. Cholil Dahlan, 1987. Dilema Pondok Pesantren Chirzin, M. Habib, (1986), Agama dan Ilmu dalam Pesantren,dalam M. Dawam Raharjo (ED.), Pesantren dan Pembaharuan, LP3ES, Jakarta. Departemen Agama, 2014, Quran Hadits, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Palembang Hakim. R dan Utomo.H. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara. Jakarta. Jurnal Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Departemen Pertanian: 2006 Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian: 2006 Madjid, Nurcholis, (1997), Bilik Bilik Pesantren, Paramadina, Jakarta. Utaberta, Nangkula, (2004), Rekonstruksi Pemikiran, Filosofi Perancangan Ir. Rustam,1987., Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap, Jakarta: Bina Aksara. Neufert, Peter., 2002., Data Arsitek, Jakarta: Erlangga, jilid 2. Snyder, James. C & Anthony J. Catanese., 1984., Pengantar Arsitektur, Jakarta: Penerbit Erlangga, h.522 http://ejournal.unikom.ac.id/files/disk1/434/jbptunikompp-gdl-dinaaliyas-21654-4bab3el-a.pdf http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/JIA/article/download/2206/pdf http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng http://daarelqolam.ac.id/sarana-prasarana/ruang-belajar/ http://nadrasnote.blogspot.com/2010/08/7-prinsip-arsitektur-kontekstual-dalan.html https://www.academia.edu/2316351/REDESAIN_RUMAH_SAKIT_SLAMET_RIY ADI_DI_SURAKARTA http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/DATA2013/ehcl1384152555.pdf http://darulquran.sch.id/dqm/index.php/hlm/enter/profil https://www.academia.edu/4946024/Konstektual



DWI MUSFIROH (0310140613) Page | 97