Referat Kanker Ovarium - Ghina Nindita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT DETEKSI DINI PADA KANKER OVARIUM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto Jakarta



Disusun Oleh : Ghina Ninditasari 1410.221.028 Pembimbing : dr. Toto Imam S, Sp.OG, K.Onk



KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL’VETERAN’ JAKARTA 2016



LEMBAR PENGESAHAN REFERAT KEPANITERAAN DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSPAD.GATOT SOEBROTO JAKARTA “REFERAT DETEKSI DINI PADA KANKER OVARIUM”



Disusun oleh: Ghina Ninditasari 14102210028



Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA Telah disetujui dan dipresentasikan Pada tanggal



April 2016 Jakarta



Dokter Pembimbing



dr. Toto Imam S, Sp.OG, K.Onk



2



BAB I TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast ( ektodermal, endodermal, mesodermal ) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Terdapat pada usia perimenopause kirakira 60% dalam masa reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas ( borderline malignancy atau carcinoma of low- maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant).1 Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastatis) kemana-mana.2



ANATOMI OVARIUM



3



Indung telur pada orang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika berjalan menuju ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum).3 Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Sebagian kecil ovarium berada di dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus ini masuk pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium. 3 Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel selapis kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di bawahnya lagi ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel , berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikelfolikel ini merupakan bagian ovarium terpenting dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam , dan juga dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuor folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi. 2 Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai 59.000, dan atara 24-45 hanya 34.000 . Pada masa menopause semua folikel sudah menghilang.



EPIDEMIOLOGI Menurut data statistik American Cancer Society insiden kanker ovarium sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker, diperkirakan pada tahun 2003 ditemukan 25.400 kasus baru dan menyebabkan kematian sebesar 14.300, dimana angka kematian ini tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu. Tingginya angka kematian oleh karena kanker ovarium disebabkan oleh karena tidak timbulnya gejala pada stadium awal sehingga seringkali terdeteksi setelah stadium 4



lanjut. Karsinoma ovarium sering mengenai wanita usia di atas 40 tahun, rata-rata terdiagnosa usia 58 tahun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 40% dan tergantung pada stadium. Tumor ganas ovarium pada anak-anak paling sering berasal dari sel benih, sedangkan pada wanita dewasa adalah tumor ganas epitel (> 90%), sebesar 70% bermetastasis ke luar panggul pada saat diagnosis. Tempat metastasis adalah sebagai berikut; peritoneum (85%), pelvis dan nodus limfe aorta (80%), omentum (70%), ovarium kontralateral (70%), nodus limfe mediastinum atau supraklavikula (50%), hati (35%), pleura (33%), paru (25%), uterus (20%), vagina (15%), tulang (15%), limpa (5-10%), ginjal (5-10%), adrenal (5-10%), kulit (5-10%), vulva (1%) dan otak (1%). Ovarium juga dapat menjadi tempat metastasis tumor primer lainnya atau karena perluasan langsung.



ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO 



Faktor Lingkungan Insidens kanker ovarium tinggi pada Negara – Negara industri. Penyakit ini juga tidak ada hubungannya dengan obesitas, minum alcohol, merokok, maupun minum kopi. Juga tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talcum ataupun intake lemak yang berlebihan.







Faktor reproduksi Kanker ovarium memiliki hubugan yang erat dengan ouvulasi. Faktor risiko kanker epitel ovarium meningkat pada wanita yang tidak memiliki anak. Sedangkan kondisi yang menyebabkan turunnya siklus ovulasi menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian pil Keluarga Berencana menurunkan risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 50 tahun atau lebih ; multiparitas, dan riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker ovarium. Dihipotesiskan bahwa adanya stimulasi yang persisten akibat hormon gonadotropin pada saat siklus ovulasi memilki efek lokal pada hormon endogen dimana akan terjadi peningkatan proliferasi epitel dan aktivitas mitosis. Sehingga pada pasien yang tidak pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi.6







Faktor Genetik 5



5% - 10 % penyakit ini karena faktor herediter (ditemukan di keluarga sekurangkurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).5 Sebagian kecil dari kanker ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. Gen-gen yang diketahui meningkatkan risiko kanker ovarium disebut gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2). Gen ini awalnya diidentifikasi dalam keluarga dengan beberapa kasus kanker payudara, tapi wanita dengan mutasi ini juga memiliki peningkatan risiko yang signifikan dari kanker ovarium. Link genetik lain yang dikenal melibatkan sindrom diwariskan turun-temurun disebut kanker kolorektal nonpolyposis (HNPCC). Perempuan dalam keluarga HNPCC akan meningkatkan  







risiko kanker dinding rahim (endometrium), usus besar, ovarium dan perut. 6 Riwayat keluarga kanker ovarium. Diagnosis kanker sebelumnya. Jika Anda telah didiagnosa dengan kanker payudara , usus besar, rektum atau rahim, risiko kanker ovarium meningkat . Bertambahnya usia. Risiko Anda meningkat kanker ovarium seiring pertambahan usia. Kanker ovarium paling sering berkembang setelah menopause, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.6,7



MANIFESTASI KLINIS Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan – keluhan yang timbul tidak spesifik seperti : • • • • • • • • • • •



Dispareunia Berat badan meningkat karena ada asites atau ada massa. Rasa penuh pada bagian perut atau kembung Ketidaknyamanan atau nyeri pada panggul Gangguan pencernaan, mual Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti konstipasi Perubahan kebiasaan berkemih, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang Peningkatan lingkar perut Energi terasa berkurang / Lemas Nyeri punggung bawah.7



6



Gambar 2. Gejala awal kanker ovarium



KLASIFIKASI KANKER OVARIUM Jenis kanker ovarium meliputi : -



Kanker yang dimulai di sel-sel di bagian luar ovarium. Disebut tumor epitel, kanker ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar ovarium. Tumor



-



-



epiter terdapat sekitar 65% dari kanker ovarium. Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi sel telur. Disebut tumor sel germinal, kanker ovarium ini cenderung terjadi pada wanita muda. Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi hormon. Kanker ini yang disebut tumor stroma, dimulai pada jaringan ovarium yang menghasilkan hormon estrogen, progesteron dan testosteron.8



Klasifikasi Berdasarkan Histopatologi Jenis epitel (65% kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai 50%), musinosum (15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar (permagna), endometrioid (5% dan kira – kira 10% bersamaan dengan endometriosis), sel jernih (5% dengan prognosis buruk) dan Brenner (2% sampai 3%, sebagian besar jinak). Kira – kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan potensi keganasan rendah (low potential malignant). Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya adalah teratoma imatur, koriokarsinoma, tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional. 7



Tumor stroma sex cord (5% dari semua kanker endometrium). Yang tersering adalah tumor sel granulose. Tipe lainnya tumor sel Sertoli – Leydig. Jenis lainnya : sarcoma, tumor, metastasis.6



DETEKSI DINI KANKER OVARIUM Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan akan semakin baik. Metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai skrining karsinoma ovarium adalah : 1.



Pemeriksaan Fisik •



Pada pemeriksaan fisik generalis: terkadang hasil yang ditemukan normal, tidak tampak kelainan pada stadium awal dari kanker ovarium, namun dapat pula ditemukan asites, efusi pleura, massa pada daerah abdominal atau pelvis dan juga







obstruksi saluran pencernaan. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal,meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini karsinoma ovarium.



2.



Pemeriksaan Penunjang a)



Tumor marker Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel germinal, antara lain Alpha-fetoprotein (AFP), Lactic acid dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG).



b) Selain itu dapat pula dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang lainnya seperti: • Pemeriksaan darah tepi • Pemeriksaan radiologic berupa foto paru – paru, untuk mengevaluasi metastasis paru, efusi pleura. • Tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan , magnetic resonance imaging (MRI) scan, dan USG dapat memastikan apakah massa panggul. USG dapat berguna menemukan sebuah tumor ovarium dan melihat jika itu adalah massa padat ( tumor ) atau kista berisi cairan. CT scan tidak menunjukkan 8



tumor ovarium yang kecil dengan baik, tetapi mereka bisa melihat tumor yang lebih besar, dan mungkin dapat melihat apakah tumor tumbuh ke dalam struktur di dekatnya. CT scan juga dapat menemukan pembesaran kelenjar getah bening, tanda-tanda kanker menyebar ke hati atau organ lain , atau tanda-tanda bahwa tumor ovarium mempengaruhi ginjal atau kandung kemih.



STADIUM KANKER OVARIUM – FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics – 1988) Stadium Karakteristik I Tumor terbatas pada ovarium IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan IB



luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum. Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor pada permukaan luar,



IC



tidak



terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada



bilasan peritoneum. Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan tanda – tanda sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif pada cairan



II IIA IIB IIC



asites atau bilasan peritoneum. Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis Perluasan dan / implant ke uterus dan / atau tuba falopii. tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum. Perluasan ke organ pelvis lainnya. tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum. Tumor pada stadium IIA/ IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum. Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang



III



dipastikan secara mikroskopik di luar pelvis dan / atau metastasis ke kelenjar IIIA IIIB IIIC IV



getah bening regional. Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang. Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm dan / atau metastasis ke kelenjar getah bening regional Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.



PENATALAKSANAAN KANKER OVARIUM 9



Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium surgikal. Terapi pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi, pemeriksaan asites, bilasan peritoneum, dan mengupayakan delbulking optimal (kurang dari 1 cm tumor residu), limfadenektomi (pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi) pada stadium awal, stadium IA sampai IB derajat 1 dan 2, atau semua stadium pada jenis tumor potensial rendah ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan pengamatan lanjut dengan pemeriksaan CA-125. Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup 5 tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai IV : Kemoterapi : paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin. Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada pasien : observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine secara terus – menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6 -



Kemoterapi Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling sering, kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara yang memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua area tubuh. Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis (menyebar). Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang disuntikkan ke pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa kasus kanker ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung ke dalam rongga perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang diberikan dengan cara ini juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi IP juga merupakan jenis kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling sering adalah kombinasi dari 2 atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu. Memberikan 2 atau lebih obat dalam kombinasi tampaknya lebih efektif dalam pengobatan awal kanker ovarium daripada memberikan hanya satu obat saja. Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti cisplatin atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ® ) atau docetaxel ( Taxotere ® ) . Untuk kemoterapi IV , kebanyakan dokter mendukung carboplatin lebih cisplatin karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan sama efektifnya. Terapi 10



kemoterapi untuk kanker ovarium epitel melibatkan 3 sampai 6 siklus . Siklus adalah jadwal rutin dosis obat , diikuti dengan periode istirahat. Kanker ovarium epitel sering menyusut atau bahkan tampaknya hilang dengan kemoterapi , tetapi sel-sel kanker pada akhirnya mungkin mulai tumbuh lagi. Jika kemo pertama tampaknya bekerja dengan baik dan kanker menghilang untuk sementara waktu , itu bisa diobati dengan siklus tambahan kemoterapi yang sama yang digunakan pertama kali. Dalam beberapa kasus , obat yang berbeda dapat digunakan. Beberapa obat kemo yang membantu dalam mengobati kanker ovarium meliputi:  Albumin terikat paclitaxel ( menangkap - paclitaxel , Abraxane ® )  Altretamine ( Hexalen ® )  Capecitabine ( Xeloda ® )  Cyclophosphamide ( Cytoxan ® )  Etoposide ( VP - 16 )  Gemcitabine ( Gemzar ® )  Ifosfamide ( IFEX ® )  Irinotecan ( CPT - 11 , Camptosar ® )  Liposomal doxorubicin ( Doksorubisin ® )  Melphalan  Pemetrexed ( ALIMTA ® )  Topotecan  Vinorelbine(Navelbine®) Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel normal. Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau meminimalkan efek samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang diambil , dan lamanya pengobatan . Efek samping yang umum sementara meliputi:  Mual dan muntah  Kehilangan nafsu makan  Kehilangan rambut  Tangan dan kaki ruam  Sariawan Kemoterapi dapat merusak sel-sel darah yang memproduksi sumsum tulang , sehingga pasien mungkin memiliki jumlah sel darah rendah . Hal ini dapat mengakibatkan :  Meningkatnya kemungkinan infeksi ( disebabkan oleh kekurangan sel darah putih ) 11







Pendarahan atau memar setelah luka kecil atau luka ( yang disebabkan oleh



 



kekurangan trombosit darah ) Kelelahan ( yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang rendah ) Sindrom myelodysplastic atau leukemia myeloid akut Kebanyakan efek samping menghilang setelah pengobatan dihentikan. Rambut



akan tumbuh kembali setelah perawatan berakhir, meskipun mungkin terlihat berbeda. Beberapa obat kemoterapi dapat memiliki efek jangka panjang atau bahkan sisi permanen. Sebagai contoh, cisplatin dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Untuk mencegah hal ini, dokter memberikan banyak cairan IV sebelum dan sesudah obat ini diberikan. Kedua cisplatin dan taxanes dapat menyebabkan kerusakan saraf / neuropati. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan mati rasa, kesemutan, atau bahkan rasa sakit di tangan dan kaki. Cisplatin juga dapat merusak saraf telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran / ototosik. Kemo juga dapat menyebabkan menopause



dini



dan



infertilitas



yang



mungkin



permanen.



Jarang , beberapa obat kemo secara permanen dapat merusak sumsum tulang . Dalam intraperitoneal (IP) kemoterapi untuk kanker ovarium, selain memberikan kemoterapi paclitaxel obat IV, obat cisplatin dan paclitaxel yang disuntikkan ke dalam rongga perut melalui kateter (tabung tipis). Pemberian kemoterapi dengan cara ini memberikan dosis yang paling terkonsentrasi dari obat untuk sel-sel kanker di dalam rongga perut. Kemo ini juga akan diserap ke dalam aliran darah sehingga bisa mencapai sel-sel kanker di luar rongga perut. Kemoterapi IP bekerja dengan baik , tetapi efek samping sering lebih parah daripada dengan kemoterapi biasa. Dalam sebuah penelitian terhadap wanita dengan kanker ovarium tingkat lanjut, wanita mendapatkan kemoterapi IP mengalami nyeri lebih perut, mual , muntah , dan efek samping selain wanita mendapatkan kemoterapi melalui pembuluh darah. Efek samping ini benar-benar membuat beberapa wanita menghentikan pengobatan mereka awal. Namun, para wanita mendapatkan kemoterapi IP hidup lebih



lama



daripada



wanita



mendapatkan



kemoterapi



biasa.



Kemoterapi IP saat ini hanya diberikan kepada beberapa wanita dengan kanker ovarium yang telah menyebar ke bagian dalam perut. Kemudian karena IP bisa sangat beracun , perempuan harus memiliki fungsi ginjal normal dan berada dalam kondisi secara keseluruhan baik untuk dokter mereka harus bersedia untuk mencoba IP kemo. Mereka juga tidak bisa memiliki banyak adhesi atau jaringan parut di dalam perut mereka karena hal ini dapat mencegah kemoterapi menyebar dengan baik. 12



Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) , dan termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin. Disgerminoma biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi, dan kadang-kadang dapat diobati dengan kombinasi kurang beracun dari carboplatin dan etoposid. Kombinasi obat lainnya dapat digunakan jika kanker tidak menanggapi pengobatan atau untuk mengobati kanker yang telah berulang ( kembali ) . Ini termasuk :  TIP : paclitaxel ( Taxol ) , ifosfamide , dan cisplatin  VeIP : vinblastine , ifosfamide , dan cisplatin  VIP : etoposid ( VP - 16 ) , ifosfamide , dan cisplatin Kemo untuk tumor germ cell memiliki beberapa risiko yang sama dan efek samping sebagai kemoterapi untuk kanker ovarium epitel. Ini termasuk mual / muntah, rambut rontok, neuropati, infertilitas, dan menopause dini juga dapat terjadi . Perkembangan



selanjutnya



dari



leukemia



jarang



terjadi.



Bleomycin



dapat



menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga beberapa dokter memesan tes fungsi paru-paru sebelum menggunakan obat ini. Ifosfamide dapat menyebabkan sistitis hemoragik (iritasi dan perdarahan dari lapisan kandung kemih).



Tumor stroma



ovarium tidak sering diobati dengan kemoterapi. -



Terapi hormon Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking untuk melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium. Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH ( kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh indung telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita yang premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ®) dan leuprolide (Lupron ®). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping bisa termasuk salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan vagina. Jika mereka diambil untuk waktu yang lama (tahun), obat ini dapat melemahkan tulang (kadang-kadang menyebabkan osteoporosis). Tamoxifen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker payudara. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium dan jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium lanjut epitel. Tamoxifen bertindak 13



sebagai anti - estrogen dalam berbagai jaringan dalam tubuh, tetapi terkadang dapat sebagai estrogen lemah. Tujuan terapi tamoxifen adalah untuk menjaga setiap estrogen yang beredar dalam tubuh wanita dari merangsang pertumbuhan sel kanker. Kegiatan anti - estrogen dari obat ini dapat menyebabkan hot flashes dan kekeringan vagina. Karena tindakan tamoxifen seperti estrogen lemah di beberapa area tubuh, tidak menyebabkan kehilangan tulang dan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah serius di kaki. Aromatase inhibitor adalah obat yang menghalangi enzim (disebut aromatase) yang mengubah hormon lain menjadi estrogen pada wanita pasca-menopause. Obat ini tidak menghentikan indung telur dari membuat estrogen, sehingga mereka hanya membantu dalam menurunkan kadar estrogen pada wanita setelah menopause. Obat ini terutama digunakan untuk mengobati kanker payudara, tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa tumor ovarium stroma yang rekuren setelah perawatan. Yang termasuk obat ini adalah letrozole (Femara ®), anastrozole (Arimidex ®), dan exemestane (Aromasin ®). Obat ini dalam bentuk pil



dan



diminum sekali sehari. -



Terapi target Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker saat melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner sel kanker. Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua mengubah cara sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau berinteraksi dengan sel lain . Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker ovarium adalah bevacizumab (Avastin ®). Obat ini membantu memblokir sinyal bahwa sel-sel kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk membentuk tumor baru untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah terbukti untuk mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan kanker ovarium lanjut. Ujian untuk melihat apakah bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan bersama dengan kemoterapi telah menunjukkan hasil yang baik dalam hal menyusut (atau menghentikan pertumbuhan) tumor. Tapi itu belum ditunjukkan untuk membantu wanita hidup lebih lama. Bevacizumab belum disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati kanker ovarium , tetapi telah disetujui untuk mengobati kanker lainnya. Ini mungkin pilihan pengobatan untuk beberapa wanita. Obat terapi target lain sedang diteliti . 14



TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP KANKER OVARIUM Tingkat kelangsungan hidup kanker ovarium jauh lebih rendah daripada kanker jenis lain yang mempengaruhi perempuan. Tingkat kelangsungan hidup bervariasi tergantung pada tahap diagnosis. Wanita yang didiagnosis pada tahap awal memiliki jauh lebih tinggi tingkat kelangsungan hidup lima tahun dibandingkan mereka yang didiagnosis pada tahap berikutnya. Hanya sekitar 15 persen pasien kanker ovarium didiagnosis dini. Wanita yang didiagnosis dengan kanker ovarium pada tahun 1975 memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun



36 persen; hari ini, American Cancer Society memperkirakan tingkat



kelangsungan hidup lima tahun menjadi 43 persen.



PROGNOSIS Untuk semua jenis kanker ovarium yang diambil bersama-sama, sekitar 3 dari 4 wanita dengan kanker ovarium hidup selama setidaknya 1 tahun setelah diagnosis. Hampir setengah (46%) dari wanita dengan kanker ovarium yang masih hidup setidaknya 5 tahun setelah diagnosis. Wanita didiagnosis ketika mereka lebih muda dari 65 lebih baik dari wanita yang lebih tua. Stadium I Stage Relative 5-Year Survival Rate I



89% IA



94%



IB



91%



IC



80%



Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium stadium I memiliki prognosis yang sangat baik. Tingkat kelangsungan hidup seringkali didasarkan pada studi dari sejumlah besar orang, tetapi mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam hal apapun orang



15



tertentu. Faktor-faktor lain mempengaruhi prognosis wanita, termasuk kesehatannya secara umum, kelas kanker, dan seberapa baik kanker merespon pengobatan. Stadium II Stage



Relative 5-Year Survival Rate



II



66% IIA



76%



IIB



67%



IIC



57%



Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap II memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 66%. Stadium III Stage



Relative 5-Year Survival Rate



III



34%



IIIA



45%



IIIB



39%



IIIC



35%



Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap III memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 34%. Stadium IV Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap IV memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 18%.9 Faktor Prognosis Faktor – faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah, stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda. 16



Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih, jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat diferensiasi tinggi/buruk, dan usia tua.6



17



BAB III PENUTUP



Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang wanita dan memiliki angka kelangsungan hidup terendah dibandingkan dengan kanker payudara dan kanker endometrium. Kanker ovarium memeiliki beberapa faktor risiko diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor reproduksi, faktor genetik, riwayat keluarga, usia, dan infertilitas. Gejala klinis dari kanker ovarium pada sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan / asimptomatik (95%) dan jika terdapat keluhan, keluhan – keluhan yang timbul tidak spesifik. Kanker ovarium memiliki klasifikasi berdasarkan histopatologinya yaitu berasal dari epitel, stroma, dan germ cell. Terapi untuk kanker ovarium juga disesuaikan dengan histopatologi dan stadium dari penderita kanker. Pencegahan bagi kanker ovarium adalah dengan melakukan konseling genetik, skrining Ca-125 dan juga pengangkatan ovarium bagi wanita berisiko tinggi.



18



DAFTAR PUSTAKA



1. Robert E. Bristow, Deborah K. Armstrong. 2010. Ovarian Cancer with Expert Consult



(Early



Diagnosis



and



Treatment



of



Cancer



Series).



Philadelphia:Saunders Elsevier 2. Norwitz, Errol dan Schorge, John, 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta. 3. Catherine Y. Spong (Author), et al. 2010. Williams Obstetrics: 23rd Edition: 23rd Ed. United States: McGraw-Hills 4. Surveillance, Epidemiology, and End Results Program/ Ovarian cancer. Diunduh dari : http://seer.cancer.gov/statfacts/html/ovary.html. 5. Ovarian Cancer National Alliance. Ovarian



cancer.



Diunduh



dari



:



http://www.ovariancancer.org/about-ovarian-cancer/statistics/. 6. Centers for Disease Control and Prevention. Ovarian cancer rates by rate and ethnicity.



Edisi



12



Agustus



2013.



Diunduh



http://www.cdc.gov/cancer/ovarian/statistics/race.htm. 7. Andrew E Green, et al. 2016. Ovarian Cancer.



Di



dari unduh



:



dari



:



http://emedicine.medscape.com/article/255771-overview#a4 8. Prawirohardjo S, Wijknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011. h.307-11. 9. Mayo Clinic. Disease and conditions ovarian cancer. Edisi 10 November 2012. Diunduh



dari



:



http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-



cancer/basics/definition/CON-20028096. 10. American Cancer Society. Ovarian http://www.cancer.org/cancer/ovariancancer/ 11. Ovarian Cancer Research Fund. Ovarian



cancer. cancer



Diunduh staging.



dari



Diunduh



: dari:



http://www.ocrf.org/about-ovarian-cancer/treatment-of-ovarian-cancer/staging-andgrading/stage-iv.



19