Referat RDS Zulfa [PDF]

  • Author / Uploaded
  • vania
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME



DISUSUN OLEH : Ventimas Zulfa 1765050038



Pembimbing dr. Catharina Dian, Sp. A



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 21 Juli 2019 – 28 September 2019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2019 1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Referat yang berjudul “Respiratory Distress Syndrome”. Tujuan penulisan tugas referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Respiratory Distress Syndrome. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Catharina Dian, Sp.A selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang baik selama penulisan tugas Referat ini maupun selama penulis mengikuti kepanitraan klinik di Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit UKI 2. Para dokter spesialis anak, dokter asisten, staf dan perawat Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit UKI yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas Referat ini. 3. Keluarga dan teman – teman yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis sehingga penulisan tugas Referat ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa tugas Referat ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, Oleh karna itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga tugas referat ini dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca.



Jakarta, 17Agustus 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI



..........................................................................................................i



.....................................................................................................................ii



DAFTAR GAMBAR



........................................................................................................iii



BAB I PENDAHULUAN



..........................................................................................................1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



..............................................................................................3



2.1. Definisi Respiratory Distress Syndrome



..........................................................3



2.2.



Epidemiologi Respiratory Distress Syndrome ..........................................................4



2.3.



Faktor Resiko Respiratory Distress Syndrome .........................................................5



2.4.



BBLR (Berat Badan Lahir Rendah )



2.5.



Perkembangan Paru



2.6.



Patofisiologi Respiratory Distress Syndrome ........................................................10



2.7.



Fisiologi Surfaktan



2.8.



Diagnosis Respiratory Distress Syndrome



2.9.



Radiologi RDS



......................................................................6



..............................................................................................9



............................................................................................16 ........................................................17



........................................................................................................20



2.10. Penanganan Bayi Dengan RDS ................................................................................24 2.11. CPAP ( Continous Positive Airway Pressure ) 2.12. Surfaktan 2.13. Terapi Surfaktan BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA



............................................26



........................................................................................................28 ............................................................................................28 ........................................................................................................32 ............................................................................................33 3



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Epidemiologi bayi dengan BBLR berdasarkan provinsi tahun 2018 di Indonesia .........................................................................................................................4 Gambar 2. Faktor Resiko Terjadinya RDS



..................................................................................5



Gambar 3. Patofisiologi RDS



............................................................................................14



Gambar 4. Patofisiologi RDS



............................................................................................15



Gambar 5. Struktur Alveolus pada RDS Gambar 6. Silverman score



................................................................................16



........................................................................................................19



Gambar 7. Hyaline membrane disease.



................................................................................21



Gambar 8. Meconium Aspiration Syndrome.



....................................................................21



Gambar 9. Transient Tachypnoea of New born.



....................................................................22



Gambar 10. Anak laki-laki lahir kurang dari 26 minggu masa kehamilan dengan respiratory distress syndrome akibat defisiensi surfaktan. ........................................................23 Gambar 11. Bayi laki laki yang terlahir kurang dari 32 minggu masa kehamilan, dengan respiratory distress syndrome akibat defisiensi surfactant. Gambar 12. CPAP Pada RDS



................................23



............................................................................................27



4



BAB I PENDAHULUAN



Penyakit membran hialin (PMH) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur, sedangkan pada bayi prematur produksi surfaktan berkurang. Hal ini disebabkan karena pada bayi prematur, sel pneumosit tipe II yang menghasilkan surfaktan kurang matur. Penyakit membran hialin (PMH) biasanya terjadi pada bayi 60-80% terjadi pada bayi dengan gestasi kurang dari 28 minggu, 15-30% terjadi pada gestasi antara 32-36 minggu, dan 5% pada gestasi 37 minggu keatas.1 Persalinan prematur merupakan penyebab utama kematian neonatal dini dan memberikan kontribusi lebih dari 70% penyebab kematian perinatal pada bayi tanpa kelainan bawaan. Pada bayi kurang bulan (prematur) sering timbul penyulit yang berhubungan dengan kekurang-matangan organ.2 Hyalin membrane disease, atau yang sering disebut dengan Respiratory distress syndrome, menyebabkan atelekteasis yang disebabkan oleh colapsnya alveoli akibat kurangnya kadar surfaktan dalam alveoli. Mencegah kelahiran prematur adalah cara utama untuk mencegah terjadinya HMD. Ketika kelahiran prematur tidak bisa dicegah, ibu diberikan obat kortikosteroid sebelum persalinan, kortikosteroid mampu menurunkan risiko dan tingkat keparahan RDS pada bayi. Steroid diberikan kepada ibu dengan usia kehamilan 24 dan 34 minggu yang berisiko mengalami persalinan dini. Dengan tidak adanya pemberian kortikosteroid prenatal, kejadiannya bayi mengalami respiratory distress syndrome 60% pada bayi baru lahir, dengan usia kehamilan kurang dari 30 minggu, mencapai hampir 100% bayi premature.8 Distress pernapasan dapat bermanifestasi menjadi



5



takipnea, retraksi interkosta, hingga menurunya pertukaran udara yang dapat mengakibatkan sianosis, merintih, dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.



12



Tidak memadai produksi



surfaktan menyebabkan atelektasis alveolar difus, edema, cedera sel dan penurunan kepatuhan paru-paru. Diagnosis prenatal dianjurkan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko mengalami RDS, pencegahan penyakit dengan pemberian antenatal dengan glukokortikoid, meningkatkan perawatan perinatal dan neonatal, peningkatan dalam dukungan pernapasan dengan CPAP



dan pemberian surfaktan, dapat mengurangi angka kematian sindrom gangguan



pernapasan.18



6



BAB 2 TINAJUAN PUSTAKA



2.14. Definisi Respiratory Distress Syndrome Penyakit membran hialin (PMH) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. Pada bayi prematur, defisiensi surfaktan, baik produksi maupun sekresi surfaktan, akan menurunkan simpanan surfaktan intraseluler dan ekstraseluler, yang selanjutnya mengakibatkan insufisiensi surfaktan alveolar dan atelektasis. Sindrom ini terjadi pada bayi prematur segera atau beberapa saat setelah lahir (4-6 jam) yang ditandai adanya pemapasan cuping hidung, dispnu atau takipnu, retraksi (suprastemal, interkostal, atau epigastrium), sianosis, suara merintih saat ekspirasi, yang menetap dan menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama kehidupan. 1 Penyakit membrane hyaline merupakan salah satu penyebab gangguan pernapasan yang ditandai dengan pernapasan cepat >60 x/menit, retraksi dinding dada, adanya rintihan pada bayi dengan atau tanpa sianosis pada suhu kamar. Dapat memburuk pada 48-96 jam pertama kehidupan. Respiratory distress biasanya terjadi 501-1500 g (60x/menit)



21







Suara mendengus dengan napas







Tulang rusuk dan tulang dada menarik ketika bayi bernafas (retraksi dada)



Gejala-gejala RDS biasanya memburuk pada hari ketiga. Ketika bayi menjadi lebih baik, dia membutuhkan lebih sedikit oksigen dan bantuan mekanik untuk bernapas.3 Gejala RDS dijumpai pdalam 24 jam kehidupan, dapat dijumpai adanya gruting ( napas merintih), penyakit dapat menetap 48-96 jam pertama dalam kehidupan. 13 c) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan .3 



Sinar-X dada dari paru-paru. Sinar-X membuat gambar tulang dan organ.







Tes gas darah. Ini mengukur jumlah oksigen, karbon dioksida dan asam dalam darah. Mereka mungkin menunjukkan oksigen rendah dan jumlah karbon dioksida yang lebih tinggi.







Ekokardiografi. Tes ini adalah jenis USG yang melihat struktur jantung dan cara kerjanya. Tes ini kadang-kadang digunakan untuk menyingkirkan masalah jantung yang mungkin menyebabkan gejala yang mirip dengan RDS. Ini juga akan menunjukkan apakah PDA dapat memperburuk masalah.



Pada pemeriksaan foto thorax AP dan lateral, gambaran yang khas menunjukkan beberapa stadium :13 



Stadium 1 : pola retikulogranular







Stadium 2 : stadium 1 dan air bronchogram







Stadium 3 : stadium 2 dan batas paru jantung kabur







Stadium 4 : stadium 3 dan white lung



22



Respiratory distress syndrome merupakan penyakit yang paling sering menyerang pada bayi yang lahir premature (60 x/menit, retraksi sela iga, , merintih dengan atau tanpa sianosis dalam suhu ruangan. 13 Pemeriksaan laboratorium :  Darah tepi lengkap dan kultur darah  Bila fasilitas tersedia dapat dilakukan pemeriksaan analisa gas darah yang biasnya memberikan hasil : hipoksia, asidosis metabolic, respiratorik, saturasi oksigen yang tidak normal Shocke test (test kocok) dilakukan dengan cara pengocokkan aspirat lambung, jika tidak ada gelembung. Resiko yang terjadi PMH 60%.



Gambar 6. Silverman score



23



Interpretasi Silverman Score : 18  score 0 – tidak ada indikasi respiratory distress  score 4-6 – indikasi respiratory distress sedang  score 7-10 – indikasi respiratory distress berat.



2.22. Radiologi RDS Pemeriksaan Radiologi RDS, paling efektif dilakukan pada 48-72 jam pasca kelahiran. Hal ini dikarenakan ada 2 keadaan yang dapat diidentifikasi dengan radiologi untuk menegakkan diagnosis respiratory distress syndrome yaitu RDS akibat gangguan aerasi oksigen dalam paru-paru atau gangguan pengembangan thorax. Indikasi dilakukan foto thorax adalah : 



Frekuensi pernapasan