REFISI OKE SKRIPSI Khusnul Qarimah  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAILE KABUPATEN BULUKUMBA



SKRIPSI



` Oleh : KHUSNUL QARIMAH A.17.09.015



PROGRAM STUDI S1. KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGIH ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITAHUSADA BULUKUMBA 2021



HALAMAN JUDUL EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAILE KABUPATEN BULUKUMBA



SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba



` Oleh : KHUSNUL QARIMAH A.17.09.015



PROGRAM STUDI S1. KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGIH ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITAHUSADA BULUKUMBA 2021



i



LEMBAR PERSETUJUAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAILE KABUPATEN BULUKUMBA



SKRIPSI Disusun Oleh:



KHUSNUL QARIMAH NIM. A.17.09.015 Skripsi ini telah Disetujui Tanggal Oktober 2021



Pembimbing Utama



Pembimbing Pendamping



A.Baso Tombong, S Kep, Ns, MANP NIP:19861220 201101 1007



Amirullah S Kep, Ns. M. Kep NIP: 19810517 010809 1 012



Penguji pertama



Penguji kedua



A.Nurlaela. Amin, S.Kep,Ns,M.Kes NIP:19841102 011010 2 028



Muchtar,S Kep, Ns. M. Kes NIP: 19750710 199703 1 009



ii



LEMBAR PENGESAHAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAILE KABUPATEN BULUKUMBA



Disusun Oleh : KHUSNUL QARIMAH NIM. A.17.09.015



Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal Oktober 2021 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat



MENYETUJUI



Pembimbing Utama



Pembimbing Pendamping



A.Baso Tombong,S.Kep,Ns,MANP NIP:19861220 201101 1007



Amirullah S Kep, Ns. M. Kep NIP: 19810517 010809 1 012



Ketua Stikes Panrita Husada



Ketua Program Studi Keperawatan



(Dr. Muriyati, S.ST, M.Kes) NIP: 19770926 200212 2 00 7



(Haerani, S. Kep, Ns, M. Kep) NRK :1984 0330 20100 1 2023



iii



SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN



Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



: Khusnul Qarimah



Nim



: A 17 09 015



Program Studi



: S1 Keperawatan



Judul Skripsi



: Efektifitas



Pemberian



Kompres



Hangat



Terhadap



Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.



Bulukumba, Oktober 2021 Yang membuat pernyataan Materai 10000



Khusnul Qarimah NIM : A 17 09 015



iv



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba”. Proposal ini merupakan langkah awal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba. Bersamaan dengan ini perkenangkanlah saya mengucapkan terimakasaih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada: 1.



H. Idris Aman,S.Sos selaku ketua yayasan Panrita Husada Bulukumba.



2.



Dr.Muryati.,S.Kep,M.Kes



Selaku



ketua



Stikes



Panrita



Husada



Bulukumba. 3.



Dr. A. Suswani Makmur., S.Kep, Ns, M.Kes selaku Wakil Ketua 1



4.



Hj. Fatmawati., S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan



5.



A.Baso Tombong, S kep, Ns, MANP selaku Pembimbing Utama yang telah mengarahkan dan membimbing saya hingga sampai ke tahap ini



6.



Amirullah, S kep, Ns. M. Kep selaku Pembimbing Pendamping yang telah mengarahkan dan membimbing saya hingga sampai ke tahap ini



7.



A. Nurlaela Amin, S Kep, Ns, M, Kes selaku penguji pertama dan selaku penguji kedua Muchtar, S Kep, Ns. M. Kes yang telah memberikan masukan pada perbaikan proposal sampai ketahap skripsi ini



v



8.



Seluruh dosen yang telah mengajar dari awal perkuliahan sampai sekarang sehingga saya dapat menambah banyak ilmu pengatahuan serta memperluas wawasan dalam segala aspek khususnya ilmu keperawatan



9.



Saya ucapkan banyak terimakasih kepada keluarga saya terutama ayah saya dan ibu saya serta kakak dan adik saya yang telah memberi saya dukungan serta support dalam penyusunan skripsi ini.



10. Kepada teman-teman saya khususnya Egayanti, Echi Lestari, Sri Depi, Sri Nurul kurniati, Nurazizah yang telah banyak meluangkan waktu dari pengumpulan judul hingga tersusunnya skiripsi ini 11. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua saya, keluarga, temanteman, dosen pembimbing dan semua pihak yang selalu bertanya “kapan ujian skripsi”, “kapan wisuda”, “kapan menyusul “ dan lain sebagainya. Kalian adalah alasanku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.



Bulukumba, Oktober 2021



Penulis



vi



ABSTRAK Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumbat tahun 2021. Khusnul Qarimah¹ , A.Baso Tombong² , Amirullah³. Latar belakang : Artritis gout atau asam urat adalah penyakit yang muncul karena tingginya kadar asam urat (hiperurisemia) dalam darah yang melebihi batas normal. Asam urat kemudian menjadi menumpuk dalam sendi dan dapat menyebabkan nyeri pada sendi. Untuk mengatasi nyeri pada sendi dapat dilakukan pengobatan nonfarmakologi dengan cara pemberian kompres hangat Tujuan : Untuk mengetahui Efektifitas Pemberian Kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba tahun 2021 Metode : Penelitian ini menggunaakan desain penelitian pra eksperimen dengan metode one group pre-post test design, yang merupakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjektif. Kelompok subjektif diobservasi sebelum dilakukan intervensi, dan diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi untuk mengetahui adanya perubahan atau pengaruh setelah dilakukan intervensi. Sampel penelitian ini sebanyak 33 responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon signid rank test. Hasil penelitian : Dengan uji statistik yang digunakan uji Wilcoxon signed ranks test didapatkan nilai p : 0,000 yang berarti adanya perbedaan proporsi yang signifikan antara responden yang mengalami nyeri sebelum dan seseduah pemberian kompres hangat. Kesimpulan dan saran : kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya pengaruh efektifitas pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat di wilayah kerja puskesmas caile kabupaten Bulukumbat tahun 2021. Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini bisa di jadikan refrensi untuk mengaplikasikan dalam ruang lingkup keperawatan khususnya untuk menurukan nyeri



Kata kunci : asam urat, nyeri, pemberian kompres hangat.



vii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I 1 ................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar belakang .................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 D. Manfaat penelitian .................................................................................... 6 B. Karangka teoris ....................................................................................... 22 BAB III ................................................................................................................. 23 KARANGKA KONSEP DAN ............................................................................ 23 VARIABEL PENELITIAN ................................................................................ 23 A. Karangka konsep ............................................................................................ 23



viii



B. Variable penelitian .................................................................................. 24 C. Definisi konseptual .................................................................................. 24 D. Definisi oprasional ................................................................................... 25 BAB IV ................................................................................................................. 27 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 27 A. Desain penelitian ..................................................................................... 27 B. Waktu dan lokasi penelitian ................................................................... 28 D. Instrument penelitian .............................................................................. 30 E. Alur peneliti ............................................................................................. 31 F. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................................... 32 G. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ................................................... 33 H. Etika Penelitian........................................................................................ 35 I.



Jadwal Penelitian..................................................................................... 38



BAB V................................................................................................................... 39 PEMBAHASAN .................................................................................................. 39 A. Hasil penelitian ........................................................................................ 39 B. Pembahasan ............................................................................................. 42 BAB VI ................................................................................................................. 48 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 48 A. Kesimpulan .............................................................................................. 48 B. Saran ......................................................................................................... 49



ix



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50 LAMPIRAN.............................................................................................................



x



DAFTAR GAMBAR Gambar 2 1 Verbal Descriptor Scole.................................................................... 16 Gambar 2 2 Verbal Descriptor Scole.................................................................... 17 Gambar 2 3 Visual Analog Scale .......................................................................... 18 Gambar 2 4 Karangka teori .................................................................................. 22 Gambar 3 1 Karangka konsep .............................................................................. 22 Gambar 4 1 Desain penelitian .............................................................................. 27 Gambar 4 2 Alur penelitian .................................................................................. 29



xi



DAFTAR TABEL Tabel 4 1 Jadwal Penelitian.................................................................................. 38 Tabel 5 1Distribusi karakter responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat ............................................................................................................................... 39 Tabel 5 2 Distribusi Karakteristik Sebelum pemberian kompres hangat ............. 40 Tabel 5 3 Distribusi Karakteristik sesudah pemberian kompres hangat .............. 40 Tabel 5 4 Kategori sebelum dan sesudah ............................................................. 41



xii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat pengambilan data awal dari STIKES Panrita Husada Bulukumba Lampiran 2 Surat permohonan izin penelitian dari STIKES Panrita Husada Bulukumba Lampiran 4 izin penelitian dari dins penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu (DPMPTSP) Lampiran 5 surat keterangan telah melakukan penelitian di Puskesmas Caile Bulukumba Lampiran 6 instrumen penelitian



xiii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit asam urat dalam dunia kesehatan yang biasa disebut dengan Arthritis Gout merupakan suatu penyakit sendi yang disebabkan karena tingginya kadar asam urat didalam darah. Ketika terdapat kelebihan asam urat pada aliran darah dan jumlahnya lebih dari pada yang dikeluarkan asam urat akan masuk kedalam jaringan sendi sehinggah dapat menyebabkan rasa akit dan pembengkakan (Radharani, 2020). Artritis Gout atau biasa juga di sebut dengan asam urat merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Dalam kondisi normal dengan pola hidup sehat dan rajin berolahraga, biasanya asam urat akan menyerang mereka yang berumur 40 tahun ke atas bagai pria dan bagi wanita terjadi setelah masa menopause. Namun dalam kondisi tidak normal di mana pola hidup dan pola makan tidak sehat maka asam urat biasanya lebih menyerang usia berapapun tidak peduli baik muda ataupun tua (Mumpuni & Wulandari, 2016) Penyakit asam urat terus meningkat baik di Negara berkembang ataupun di Negara maju tapi hanya beberapa penderita asam urat yang terkontrol dengan baik. Prevelensi penderita asam urat menurut teori WHO (Word Health Organization) pada tahun 2018 mengalami kenaikan dengan jumlah 1370 ( 33,3%). Asam urat meningkat di Inggris sebesar 3,2% dan di Amerika serikat sebesar 3,9%. Sedangkan prevelensi penyakit asam urat di Negara Korea meningkat dari 3,49% per 1000 orang pada tahun 2005 meningkat menjadi 7,58 % per 1000 orang pada tahun 2015.



1



Di Indonesia penderita asam urat menurut Riskesdas pada tahun 2013, sebanyk 81% penduduk Indonesia mengalami penyakit asam urat, dimana 24% penderita asam uruat memilih berobat ke dokter dan 71% penderita asam urat memilih membeli obat di warung. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu Negara dengan penderita radang sendi tertinggi di bandingkan dengan Negara lain di Asia (Astutik, 2020). Prevelensi asam urat di Sulawesi Selatan menurut Riskesdes tahun 2018 sebanyak 7,5% dan dari data Dinas Kesehatan Bulukumba penderita asam urat di Bulukumba pada tahun 2020 sebanyak 50 orang yang memiliki asam urat tinggi yang periksa di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Bulukumba. Salah satu Puskesmas di Kelurahan Caile yang merupakan daerah dengan populasi penderita yang banyak melakukan kontrol asam urat, didapatkan fakta bahwa saat ini kebanyakan penderita asam urat lebih memilih menggunakan terapi Farmakologi dengan pemberian obat-obatan analgesik seperti obat anti inflamasi dan Non-steroid untuk menurunkan nyeri. Dari pada menggunakan terapi Non-Farmakologi seperti pemberian kompres hangat, dari hasil observasi yang peneliti lakukan kepada salah satu penderita asam urat mengukapkan bahwa dirinya lebih sering mengkonsumsi obat anti nyeri dan belum pernah melakukan terapi Non farmakologi. Dampak dari penyakit asam urat dapat mengakibatkan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman yang dapat menghambat aktifitas. Dampak dari rasa nyeri yaitu dapat mengakibatkan stres karena meningkatnya rasa cemas, frekuensi denyut jantung, tekanan darah meningkat serta frekuensi nafas. Apabila nyeri tidak segera di atasi dapat meningkatkan



2



stress yang berkepanjangan yang bisa mengakibatkan menurunya daya tahan tubuh karena sistem imun menuruan, dapat mengakibatkan kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah, dan dapat mempercepat munculnya berbagai penyakit (Wali, 2019). Selama ini bila terjadi nyeri terutama nyeri pada asam urat, kebanyakan tenaga medis kesehatan melakukan tindakan dengan pemberian terapi farmakologi (menggunakan obat) dibandingkan dengan pemberian terapi non farmakologi seperti pemberian kompres hangat untuk menurunkan nyeri asam urat. Untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita asam urat perlu diberikan tindakan terapi farmakologi seperti diberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri sedangkan tindakan terapi non-farmakologi dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri seperti di berikan kompres hangat (Umah, Rahmawati & Gustomi, 2020). Pemberian kompres hangat merupakan intervensi yang sudah lama dilakukan oleh tim tenaga medis kesehatan, pemberian kompres air hangat dapat menimbulkan rasa panas, maka respon dalam tubuh secara fisiologis dapat menormalkan aliran darah yang mengental, menyebabkan otot menjadi rileks, mengurangi rasa sakit nyeri, menyeimbangkan metabolisme pada jaringan, memberikan efek nyaman, dan mengurangi kecemasan (Astutik, 2020). Pemberian kompres hangat biasanya tidak hanyak menggunakan air hangat saja tetapi dipadukan dengan tanaman herbal dengan menggunakan kayu manis, jahe dan rebusan daun salam. Didapatkan hasil yang lebih efektif menurunkan rasa nyeri. Kompres hangat dengan jahe, dimana jahe



3



memberikan rasa hangat yang dapat memperlancar peredaran darah (Umah, Rahmawati & Gustomi, 2020). Dimana kompres hangat akan menimbulkan rasa panas, sehinggah respon tubuh secara fisiologis dapat mengstabilkan darah yang kental, ototakan menjadi rileks, akan memberikan rasa nyaman dan mengurangi kecemasan. (Amalia et al., 2021) Pada hasil observasi yang dilakukan kebanyakan penderita asam urat lebih sering menggunakan terapi farmakologi daripada menggunakan terapi Non-farmakologi yang masi kurang digunakan untuk menurunkan nyeri yang gampang untuk dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitiannya sebagai berikut “Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Bulukumba”



4



B. Rumusan Masalah Menurut WHO penyakit Asam Urat atau penyakit gout merupakan penyakit yang muncul akibat zat urin yang berlebihan dalam zat tubuh, zat purin yang sebenarnya dapat diolah tubuh menjadi asam urat. Menurut WHO (2015) di dunia prevelensi penderita asam urat mengalami kenaikan jumlah penderita sehinggah dua kali lipat antara tahun 1990-2010. Maka dari itu peneliti mengambil kesimpulan bahwa masi banyak penderita asam urat sehingga peneliti merumuskan : 1.



Bagaimana tingkat nyeri sendi sebelum dilakukan pemberian kompres hangat pada penderita asam urat di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba?



2.



Bagaimana nyeri sendi setelah dilakukan pemberian kompres hangat pada penderita asam urat di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba?



3.



Apakah ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan tingkat nyeri pada penderita asam urat Wilayah Kerja Puskesmas Caile Di Kabupaten Bulukumba ?



C. Tujuan Penelitian 1.



Tujuan Umum Untuk mengetahui Efektifitas Pemberian Kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba



5



2.



Tujuan Khusus a.



Diketahuinya nyeri pada penderita asam urat sebelum dilakukan pemberian kompres hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba



b.



Diketahuinya nyeri pada penderita asam urat setelah dilakukan pemberian kompres hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba



c.



Diketahuinya pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat Di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Kabupaten Bulukumba



D. Manfaat penelitian 1.



Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi semua kalangan tentang pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat, sebagai refrensi ajar untuk kedepannya



2.



Manfaat aplikatif Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dalam dunia



keperawatan



yang



nantinya



dapat



membantu



dalam



penatalaksaan keperawatan medical bedah baik di rana kampus maupun dunia kesehatan serta kalangan masyarakat.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1.



Tinjauan umum asam urat a.



Pengertian asam urat Artritis gout atau asam urat adalah penyakit yang muncul



karena tingginya kadar asam urat (hiperurisemia) dalam darah yang melebihi batas normal. Asam urat kemudian menjadi menumpuk dalam sendi dan dapat menyebabkan penyakit pada sendi. Jika kadar asam urat melebihi batas normal, maka asam urat tidak dapat larut dalam darah dan mengendap menjadi kristal urat dan masuk ke dalam sendi. Kristal urat di anggap benda asing oleh tubuh. Hal tersebut memicu sel kekebalan untuk memusnahkan kristal urat. Selsel kekebalan akan menimbulkan reaksi penyakit radang sendi atau inflamasi yang dapat menyebabkan pembengkaka, kemerahan dan nyeri (Soeroso & Algristian, 2011). Bagian tubuh yang sering mengalami asam urat pada bagian sendi seperti jari-jari tangan, lutut dan pergelangan kaki (Rahayu, 2018). Asam urat terjadi karena mengkonsumsi zat purin secara berlebihan. Saat kondisi normal zat purin tidak bahaya, tetapi apabila zat purin di konsumsi secara berlebihan maka ginjal tidak mampu mengeluarkan zat purin sehinggah dapat mengakibatkan sendi merasa bengkak, meradang dan mengilu. Zat purin merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang berasal dari makhluk hidup,



7



baik sayuran dan buah buahan. Selain dari makanan zat purin juga di hasilkan dari sel- sel yang rusak dalam tubuh secara normal atau karena penyakit. Biasanya asam urat menyerang laki-laki yang berumur 40 tahun keatas dan bagi wanita terjadi setelah masa menopause (Mumpuni dan Wulandari, 2016). b.



Etiologi penyakit asam urat Asam urat ada 2 macam, yaitu asam urat primer dan asam urat



sekunder. Asam urat primer disebabkan dari dalam tubuh sendiri, sedangkan asam urat sekunder disebabkan dari luar tubuh manusia (Mumpuni dan Wulandari, 2016). 1)



Asam urat primer Asam urat primer biasanya disebabkan karena faktor genetika,



karena



mengakibatkan



ketidak



seimbangan



terganggunya



hormon



metabolisme



yang seperti



pengeluaran asam urat oleh ginjal, atau adanya gangguan pada ginjal yang menyebabkan semua proses penyaringan dan pengeluaran zat zat yang tidak perlukan oleh tubuh menjadi bermasalah, sehingga penumpukan pada purin dapat menyebaabkan terjadinya asam urat 2)



Asam urat sekunder Sedangkan asam urat sekunder sering terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin contohnya jeroan, seafood, durian, kacang-kacangan dan lainlainnya. Akibat mengkonsumsi makanan yang banyak



8



mengandung zat purin maka jumlah purin pada tubuh meningkat drastic sehingga tidak dapat di keluarkan oleh ginjal. c.



Patofisiologi pada asam urat Penumpukan



kristal



monosodium



urat



yang



dapat



mengakibatkan peradangan pada sendi disebut asam urat. Respon inflamasi pada sendi akan terjadi apabila kristal asam urat menumpuk. Pada dasarnya asam.urat yaitu prodak terakhir dari degradasi purin, mempunyai kadar normal 1200 mg untuk laki-laki dan 600 mg pada wanita. Over produksi pada asam urat merupakan faktor yang dapat menyebabkan naiknya asam urat dalam tubuh. Selain itu, bila antar dua proses tersebut tidak terjadi keseimbangan maka terjadilah penaikan asam.urat hingga serum asam urat melewati kadar normalnya. Hal tersebut muncul rangsangan penumpukan urat di berbagai jaringan sel terutama monosodium urat yang bentuknya seperti garam. Tumpukan serat berbentuk garam yaitu monosodium urat diberbagai area. Monosodium Urat mudah diendapkan pada sendi perifer tangan serta kaki, hal ini disebabkan adayana penurunan kelarutan sodium urat di temperature yang rendah (Asmak & Nazulatul, 2017). d.



Manifestasi klinis pada asam urat Menurut (Kowalak, Welsh dan Mayer, 2013). 1)



Badan terasa capek dan pegal- pegal



2)



Nyeri sendi karena endapan asam urat dan inflamasi



9



3)



Pembengkakan pada sendi karena endapan asam urat dan iritasi



4)



Endapan kristal urat pada ibu jari, pergelangan kaki.



5)



Suhu pada kulit naik akibat inflamasi.



6)



Jika asam urat menyerang sendi nampak merah, memar dan kulit terasa panas



Menurut (Mumpuni dan Wulandari, 2016) terdapat 3 tingkatan gejalah 1) Gejala awal Pada penderita asam urat gejalah awal sering tidak disadari, akibatnya banyak penderita yang mengetahui dirinya menderita penyakit pada saat asam uratnya sudah akut atau kronis. Pada gejala awal biasanya mengalami nyeri pada sendiri selama beberapa hari. Penderita asam urat yang mengalami nyeri, tetapi tidak terlalu berat biasanya penderita mengabaikannya. Biasanya peradangan pada sendi akan hilang dengan sendirinya sehingga penderita menganggap nyeri sendi karena kecapean atau keseleo. 2) Gejala menengah Pada gejalah menengah umumnya penderita akan mengalami peradangan yang lebih sering dan lebih lama, dan sendi yang terkena lebih banyak. Pada gejalah ini penderita sadar bahwa dia



mengalami



penyakit



asam



urat



secara



serius,



penangannya harus lebih banyak dan penderita juga harus



10



menjaga pola makan yang sehat agar asam uratnya tidak parah. 3) Gejala akut Pada gejalah ini biasanya penderita mengalami benjolan disekitar sendi yang mulai meradang. Benjolan ini di sebut tofus , tofus merupakan benjolan yang berisi kristal urat dan berupa gumpalan kecil yang berwarnah putih atau kuning. Jika tofus dibiarkan akan menyebabkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya sehingga apabila terjadi pada kaki dan ukurannya



besar, biasanya



penderita tidak



bias



menggunakan sepatu. e.



Diagnostik pada penyakit asam urat Untuk mengetahui seseorang menderita penyakit asam urat,



dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut (Wijayakusuma, 2021). 1)



Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah a)



Kadar normal pada asam urat untuk laki-laki 7,0 mg/dl



b) Kadar normal pada asam urat untuk perempuan 6,0 mg/dl c) 2)



Kadar asam urat dalam darah normalnya 5 mg/dl



Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per24 jam Kadar pada asam urat dalam urin akan berlebihan jika kadarnya melebihi dari 800mg/24 jam, sedangkan pada orang diet biasanya lebih dari 600mg/24jam pada diet bebas purin.



11



3)



Pemeriksaan cairan sendi Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui defosit kristal asam urat (monosodium urat monohodrat) pada daerah sendi yang mengalami pembengkakan.



4)



Pemeriksaan X Pemeriksaan untuk mengetahui adanya kerusakan pada tulang dan tulang rawan



f.



Komplikasi pada penyakit asam urat Menurut (Wali, 2019) ada beberapa komplikasi pada penderita asam urat yaitu : 1)



Penyakit asam urat yang sering setalah serangan awal dapat menyebabkan ketidakmampuan mobilitas fisik 2-3 minggu



2)



Chronic tophaceous gout kerusakan sendi yang dapat meluas



3)



Batu ginjal dapat menyerang abdominal bagian bawah dapat mengakibatkan nyeri selangkan dan hematuria



4)



Nefropati urat dapat menyebabkan penyakit ginjal dan hipertensi



g.



Penatalaksanaan pada penyakit asam urat Penatalaksanaan asam urat dibagi 3 (Jardewi dan Estridasari,



2017) yaitu: 1)



Penatalaksanaan medis Pengobatan medis merupakan suatu cara yang dapat dilakukan menggunakan obat obat kimia yang telah di



12



resepkan oleh dokter seperti obat : Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), Colchicine, Steroid, dan lainnya. 2)



Pengobatan nonmedis Upayah untuk mencegah terjadinya asam urat seperti melakukan pola hidup yang sehat, untuk mengobati dan mencegah terjadinya asam urat, melakukan pola hidup sehat seperti : mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin. Dan melakukan olahraga yang teratur agar menghindari obesitas.



3)



Pengobatan herbal Pengobatan herbal merupakan suatu pengobatan yang memanfaatkan tanaman herbal seperti jahe, kunyit, daun salam, kumis kucing, dan lain-lain.



13



2. Tinjauan nyeri a.



Pengertian nyeri Nyeri merupakan kondisi dimana seseorang



mengalami



perasaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan karena kerusakan jaringan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan disebabkan karena adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan tenaga medis (Smeltzer dan Bare, 2013). b.



Klasifikasi nyeri 1)



Nyeri akut Nyeri akut merupakan peringan bagi tubuh bahwa ada kerusakan jaringan yang membutuhkan reaksi pada tubuh di perintahkan oleh otak. Nyeri akut dapat berkembang secara cepat ataupuun lambat. Nyeri dikatakan akut jika nyeri berlangsung kurang dari 6 bulan sejak terjadinya nyeri (Smeltzer dan Bare, 2013).



2)



Nyeri kronis Nyeri kronis dianggap sebagai nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan sejak mengalami nyeri, dan tidak diketahui kapan berakhir. Klien dengan nyeri kronis akan mengalami nyeri lokal ataupun dapat menyebar dan akan terasa nyeri bila disentuh. Berbeda dari nyeri akut, nyeri kronis bukan peringatan bagi respon tubuh tetapi nyeri kronis biasanya



14



disebabkan karena penurunan fungsih dalam tubuh (Smeltzer dan Bare, 2013). c.



Faktor yang mempengaruhi nyeri Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nyeri (Nampira,



Yudhistira dan Eka, 2014) yaitu: 1)



Persepsi nyeri Persepsi nyeri merupakan pengalaman nyeri yang dirasakan oleh seseorang sehinggah ketika seseorang menerima atau merasakan nyeri berdasarkan pengalaman individual masingmasing, nyeri yang dirasakan juga berbeda pada setiap individu. Respon nyeri tidak selamanya bergantung dari derajat kerusakan fisik namun bias saja dipengaruhi dari stimulus fisik maupun factor psikososial. Beberapa ahli setuju tentang factor- factor yang mempengaruhi pengalaman nyeri



seseorang



diantaranya



kecemasan,



pengalaman,



perhatian, harapan serta arti dibalik situasi nyeri yang terjadi. Pengalaman nyeri sangat dipengaruhi oleh toleransi nyeri seseorang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengalaman nyeri individu adalah pengalaman masalalu terhadap nyeri. 2)



Faktor sosial budaya Suku, budaya, etnik adalah faktor penting terhadap respon seseorang



terhadap



nyeri.



Respon



nyeri



biasanya



merepleksikan moral budaya kita masing-masing. Masalah nyeri juga meningkat karena pandangan individu terhadap



15



pelayanan kesehatan. Sebagian kelompok budaya biasanya memiliki kesulitan mengomunikasikan perasaan merekoa kepada dokter dan perawat ketika individu mengalami nyeri. 3)



Usia Faktor usia dapat merubah pandangan terhadap nyeri. Terdapat beberapa macam batasan nyeri yang dihubungkan kronologis usia, seseorang yang dewasa mungkin tidak mengatakan adanya nyeri karena takut bahwa hal tersebut dapat mendatangkan diagnose buruk. Lansia megartikan nyeri mereka sebagai arti yang berbeda, nyeri dapt diartikan sebagai tanda penuaan.



d.



Alat ukur nyeri Terdapat tiga alat untuk mengukur nyeri (Potter dan Perry, 2015). 1)



Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale) Skala pensedkripsi verbal atau VDS merupakan sebuah garis terdiri dari tiga sampai lima bilangan yang tersusun degan jarak yang sama sepanjang garis. Cara mengukurnya dimulai dari skor 0 apabila tidak ada nyeri yang dirasakan sampai skor 10 apabila nyerinya sudah tidak bias ditahan. Dimana pada penilaian VDS klien di minta untuk memilih angka sesuai nyeri yang dirasakan.



16



Gambar 2 1 Verbal Descriptor Scale Sumber: Astutik (2020)



2)



Skala intensitas nyeri numerik (Numerical Rating Scale) Skala intensitas nyeri numeric atau NRS merupakan ukuran pendamping atau pengganti skala VDS. Klien diminta untuk memberikan



penilaian



skor



0-10.



Dimana



skor



0



dikatagorikan sebagai tidak nyeri. Skor 1-3 nyeri ringan , dapat



dikatakan



nyeri



ringan



apabila



klien



dapat



berkomunikasi dengan baik. Skor 4-6 nyeri sedang apabila klien nampak mendesis, meringis, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Skor 7-9 nyeri berat apabila klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi dapat merespon terhadap tindakan, dapat. menunjukkan lokasi nyeri, nyerinya tidak dapat di atasi dengan perubahan posisi,melakukan nafas panjang. Skor 10 dimana klien tidak dapat berkomunikasi.



Gambar 2 2 Verbal Descriptor Scale Sumber : Astutik (2020)



17



3)



Visual Analog Scale VAS VAS



merupakan



alat



pengukuran nyeri



yang dapat



menjelaskan setiap nyeri yang dirasakan oleh seseorang dengan cara memberi tanda pada angka yang menurut seseorang yang paling tepat sesuai dengan nyeri yang dirasakan. VAS terdiri dari garis lurus yang terdapat angka 010 dan terdapat pendeskripsi verbal pada setiap ujung. Angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri yang dirasakan sedangkan angka 10 menunjukkan tingkat nyeri paling parah. Skala ini memudahkan klien untuk menggambarkan tingkatan nyeri yang dirasakan oleh klien.



Gambar 2 3 Visual Analog Scale Sumber: Astutik (2020)



18



3.



Konsep kompres hangat a.



Pengertian kompres hangat Kompres hangat merupakan suatu metode dengan menggunakan



suhu hangat yang dapat menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat bagi penderita untuk mengurangi



rasa



nyeri.



Kompres



hangat



berfungsi



untuk



memperlancar pembulu darah dan dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Kompres hangat juga berfungsi untuk melancarkan sirkulasi darah dan dapat menurunkan nyeri. Kompres hangat adapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu menggunakan cairan ataupun alat yang dapat memberikan rasa hangat pada daerah yang mengalami nyeri (Wali, 2019). b.



Manfaat kompres hangat Manfaat dilakukan pemberian kompres hangat (Kusyanti, 2012)



yaitu: 1)



Kompres hangat dapat memperlancar aliran darah



2)



Dapat menurunkan rasa nyeri



3)



Memberikan rasa hangat, nyaman dan tenang kepada klien



4)



Dapat mencegah peradangan agar tidak meluas.



Ada beberapa manfaat pemberian kompres hangat 1) Efek fisik Dengan cara menteransfer efek panas yang diberikan melalui pemberian kompres hangat yang dapat menyebabkan zat cair, padat dan gaz dapat memuai kesegalah arah.



19



2) Efek kimia Kecepatan reaksi pada tubuh tergantung dengan suhu menurunya rekasi kiami biasa sering ditandai dengan menurunnya suhu dalam tubuh. Sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu tubuh, sedangkan pada jaringan akan terjadi penambahan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia dan cairan tubuh. 3) Efek biologis Panas dapat menyebabkan peningkatan pembuluh darah dapat



mengakibatkan



Menurut



fisikologis



meningkatnya reaksi



tubuh



tekanan pada



panas



kapiler. dapat



mengakibatkan darah menjadi pekat. Respon dari panas akan didunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan



pada



tubuh.



Panas



dapat



menimbulkan



pembengkakan dalam waktu pemberian kompres hangat selama 15-20 menit melakukan kompres hangat. c.



Prosedur pemberian kompres hangat Langkah-langkah pemberian kompres hangat (Agustininggrum,



2019). 1)



Persiapan alat, dan bahan a)



Alat khusus kompres hangat



b) Air hangat dengan suhu ±35˚c-40 ˚c 2)



Tahap kerja



3)



Cuci tangan



20



4) Memberikan salam terapeutik 5) Menjelaskan prosedur apa yang akan di lakukan pada klien 6) Mengukur suhu air dengan thermometer 7) Masukkaan air hangat ke dalam alat kompres hangat 8) Letakkan alat kompres hangat di daerah yang mengalami nyeri 9) Letakkan selama 10-15 menit, sampai air hangatnya sudah tidak panas lakukan kompres ulang jika nyerinya belum hilang 10) Kaji klien selama pemberian kompres hangat



21



B.



Karangka teoris Hiperuriseia ( Asam Urat Tinggi )



Mengkonsusi zat purin secara berlebihan



Penumpukan kristal urat monosodium



Menyebabkan nyeri sendi



Penatalaksanaan dengan Medis



Non farmakologi



Mengurangi mengkonsumsi makanan yang



Olahraga yang



Herbal kompres hangat



teratur



mengandung urin



Melancarkan sirkulasi darah Mengurangi penumpukan kristal urat Inflamasi berkurang Nyeri berkurang



Gambar 2 4 Karangka teori



22



BAB III KARANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN A. Karangka konsep Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu atau konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini digunakan untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka konsep penelitian ini dikembangkan melalui pendekatan model hubungan antara variabel. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan maka digambarkan suatu model hubungan variabel yang akan diteliti oleh peneliti yaitu sebagai berikut : Variabel independen



Variabel dependen



Pemberian kompres hangat



Penurunan tingkat nyeri



1. Faktor usia 2. Faktor gentik 3. Faktor makanan Gambar 3 1 Karangka konsep



Keterangan : : Variabel Independen : Variabel Dependen : Variabel perancu : Penghubung Antar Variabel



23



B. Variable penelitian 1.



Variabel



Independen



adalah



variabel



yang



nilainya



dapat



mempengaruhi variabel lainnya atau menjadi sebab terjadinya perubahan yang ditimbulkan variabel dependen (Darma, 2011). Variabel independen pada penelitian ini adalah : pemberian kompres hangat. 2.



Variabel dependen variabel yang nilainya dipengaruhi atau variabel yang bergantung dengan variabel independen (Darma, 2011). Variabel dependen pada penelitian ini adalah : penurunan tingkat nyeri.



C. Definisi konseptual Definisi konseptual merupakan suatu proses kemudian di ungkapkan dalam kata-kata yang dapat memberikan pengetahuan (Suyanto, 2011). 1.



Pemberian kompres hangat adalah Kompres hangat merupakan suatu metode dengan menggunakan suhu hangat yang dapat menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat bagi penderita untuk mengurangi rasa nyeri (Wali, 2019).



2.



Nyeri adalah merupakan kondisi dimana seseorang mengalami perasaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan karena kerusakan jaringan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan disebabkan karena adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer dan Bare, 2013)



24



D. Definisi oprasional Definisi oprasional merupakan perencanaan yang dijabarkan dalam bentuk variabel penelitian agar muda dimengerti, diukur dan dilihat (Suyanto, 2011). 1.



Kompres hangat adalah memberikan kompres pada area sendi penderita asam urat dengn suhu ±37 ºc- 45ºc selama 15-20 menit. Dalam sekali pemberian dilakukan selama 3 kali pemberian kompres hangat. Langkah-langkah pemberian kompres hangat (Agustininggrum, 2019). a.



Prosedur pemberian kompres hangat . 1) Persiapan alat, dan bahan 2) Alat khusus kompres hangat 3) Air hangat dengan suhu ±35˚c-40 ˚c



b.



Tahap kerja 1) Cuci tangan 2) Memberikan salam terapeutik 3) Menjelaskan prosedur apa yang akan di lakukan pada klien 4) Mengukur suhu air dengan thermometer 5) Masukkaan air hangat ke dalam alat kompres hangat 6) Letakkan alat kompres hangat di daerah yang mengalami nyeri 7) Letakkan selama 10-15 menit, sampai air hangatnya sudah tidak panas lakukan kompres ulang jika nyerinya belum hilang



25



8) Kaji klien selama pemberian kompres hangat 2.



Nyeri adalah keadaan yang dirasakan yang dapat menganggung kenyamanan yang dilihat dengan : Kriteria a.



Nyeri ringan : nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu melakukan aktivitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur



b.



Nyeri sedang: nyeri terus menerus, aktivitas terganggu, yang hanya hilang apabila penderita tidur



c.



Nyeri berat: nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari, penderita tak dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri sewaktu tidur



3.



Alat ukur nyeri : Numerical Rating Scala (NRS)



4.



Skala ukur : skala ordinal



5.



Kriteria objektif skala numerik dengan skor 1-10



E. Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang sebuah masalah yang dihadapi oleh penelitian (Suyanto, 2011). Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat di Wilayah Kerja Puskesmas Bulukumba.



26



BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian merupakan desain atau metode yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arahan terhadap suatu penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian (Darma, 2011). Jenis penelitian yang digunakan oleh penelitian ini yaitu rancangan penelitian pra eksperimen dengan metode one group pre-post test design yang merupakan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjektif. Kelompok subjektif diobservasi sebelum dilakukan intervensi, dan diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi untuk mengetahui adanya perubahan atau pengaruh setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini peniliti akan menganalisis pemberian pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat di Wilaya Kerja Puskesmas Caile Bulukumba The One Group Pre-Post test design



O1..........X… ....... O2 Gambar 4 1 Desain penelitian



O1



: Skor nyeri (Sebelum Diberikan Intervensi)



X



: Intervensi (Treatment : pemberian kompres hangat )



O2



: Skor nyeri (Setelah diberikan Intervensi)



27



B. Waktu dan lokasi penelitian 1.



Waktu penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021



2.



Lokasi penelitian Lokasi penelitian telah di Wilayah Kerja Puskesmas Caile Bulukumba



C.



Populasi dan sampel 1.



Populasi Populasi merupakan wilayah yang terdiri dari subjek ataupun objek yang memiliki kesamaan yang sama yang telah di tetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Adapun populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 50 orang.



2.



Sampel Sampel adalah merupakan bagian dari jumlah yang diambel oleh peneliti yang dapat mewakili jumlah pupulasi (Sugiyono, 2018). Adapun tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini Non ProbabilitySampling



atau



consecutive



sampling.



Consecutive



sampling adalah cara pengambilan sampel yang menetapkan subjek yang memiliki kriteria yang akan dilakukan kepenelitian sampai kurung waktu tertentu (Nursalam, 2017). Adapun sampel pada penelitian ini sebanyak 33 orang Rumus



penentuan



sampel



deskriptif



kategorik



berpasangan



menggunakan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2017).



28



N n= 1+N (e)² 50



n=



1+(50.(0,1))² 50



n=



1+(0,5) 50



n=



1,5 n= 33 responden Keterangan: n= Jumlah sampel yang akan diteliti N= Jumlah populasi e= Batas toleransi kesalahan Adapun kriteria sampel pada peneliti ini a.



Kriteria Inklusi 1) Penderita didiagnosa oleh dokter dengan penyakit asam urat 2) Kadar asam urat pada perempuan diatas 6,0 mg/dl dan lakilaki diatas 7,0 mg/dl 3) Telah melakukan tes pemeriksaan asam urat 3 hari terakhir di poli klinik 4) Penderita mengeluh nyeri di area sendi



29



b.



Kriteria Esklusi 1) Penderita yang mengkonsumsi anti nyeri kurang dari 8 jam sebelum dilakukan intervensi 2) Penderita dengan penyakit penyerta yang dapat menimbulkan nyeri



D. Instrument penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena dikatakan variable (Sugiyono, 2018). Adapun intrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1.



Peneliti mengumpulkan data responden menggunakan lembar observasi tentang penurunan nyeri yang hasilnya di ketahui dengan cara memberikan lembar observasi 10 menit sebelum diberikan kompres hangat dan 10 menit setelah diberikan kompres hangat kemudian diukur tingkat nyeri apakah menurun atau meningkat.



2.



Instrumen penelitian yang digunakan skala pengukuran yaitu Numerical Rating Scale (NRS) dimana skor 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-10 nyeri berat.



30



E. Alur peneliti Proposal penelitian



Hipotesis penelitian Ada pengaruh terapi pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita asam urat



Populasi Sebanyak 50 orang



Sampel (Tehnik/besar) Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling



Instrumen Penelitian lembar kuesioner



Variabel Independen



Ijin Penelitian Pengumpulan Data Pre-tes dan Pos-tes pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri



Tempat Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Caile



Variabel Dependen



Analisa Data Unvariat Bivariate



Gambar 4. 2 Alur penelitian



31



F. Tehnik Pengumpulan Data 1.



Langkah dan tehnik pengumpulan data a.



Mengurus kelengkapan surat pengantar kepada Puskesmas Caile.



b.



Mencari sampel sesuai kriteria inklusi



c.



Meminta persetujuan klien dengan memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan kemungkinan efek yang akan dialami oleh klien, kemudian menyerahkan lembar persetujuan untuk ditandatangani setelah mendapat penjelasan dan memahami tujuan penelitian.



d.



Melakukan kegiatan penelitian dengan cara pengambilan data penelitian. 1) Data primer adalah data hasil tes pre dilakukan pemberian kompres hangat 2) Data sekunder adalah jumlah responden diperoleh (Suyanto 2011). Adapun data sekunder pada penelitian ini yaitu dari Puskesmas Caile



2.



Kualifikasi peneliti Peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian adalah 1 orang yaitu mahasiswa keperawatan dari Stikes Panrita Husada Bulukumba



3.



Jadwal waktu pengumpulan data Jadwal pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Maret- April 2021.



32



G. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data Adapun tehnik pengelolaan data menurut (Riyanto, 2011). 1.



Tehnik Penglolaan Data Tahap-tahap pengolahan data meliputi a.



Mengedit (Editing) Editing adalah upaya memeriksakan kembali kelengkapan data atau mengecek kebenaran data yang telah dikumpulkan. Editing dilakukan pada saat pengumpulan data atau data telah terkumpul



b.



Pengkodean (Koding) Koding merupakan kegiatan pemberian kode numeric atau angka pada data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini berfungsi untuk memudahkan pengelolaan data menganalisis ataupun menggunakan komputer Untuk karakteristik responden, peneliti menggunakan kode berikut: 1) Usia a)



36-45 tahun



: kode 1



b) 46-55 tahun



: kode 2



c)



: kode 3



56-65 tahun



d) 65 tahun keatas : kode 4 2) Jenis kelamin a)



Laki-laki



:1



b) Perempuan : 2



33



3) Pendidikan terakhir a)



SD



: kode 1



b) SMP : kode 2 c)



SMA : kode 3



d) Akademi /PT : kode 4 4) Lokasi nyeri a) Jari- jari tangan : 1 b) Lutut : 2 c) Pergelangan kaki : 3 d) Jari-jari kaki :4 c.



Skor (scorring) Scorring merupakan pemberian skor sebelum dan sesudah dilakukan intervensi



d.



Entry Data entriy merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah di kumpulkan melalui lembae observasi kemudian di olah datanya dengan cara memasukkan data ke program SPSS



e.



Clenning Clenning merupakan mengecek kembali data yang telah di Entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak.



2.



Analisa Data Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah data dari



seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Adapun jenis analisis



34



data yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain : (Dahlan and Sopiyudin 2014). a.



Analisa Univariat. Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan pada suatu variable dari hasil penelitian, yang bertujuan untuk menjelaskan atau



menggambarkan



suatu



karakteristik



setiap



variable



penelitian. Pda umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari setiap variabel yang diteliti. b.



Analisa Bivariat. Analisa Bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan dua variabel. Analisis data ditunjukan untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji hipotesis penelitian. Untuk hal tersebut uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. Paremater nilai P yaitu P>0,05 dikatakan tidak bermaknah dan P KATEGORI_SEBELUM c. KATEGORI_SETELAH = KATEGORI_SEBELUM



Test Statisticsa KATEGORI_SETELAH KATEGORI_SEBELUM



-4,690b



Z Asymp. Sig. (2-tailed)



,000



a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.



Crosstabulation KATEGORI_SEBELUM * KATEGORI_SETELAH Crosstabulation KATEGORI_SETELAH Nyeri



nyeri



nyeri



ringan



sedang



berat



Total



KATEGORI_SEB



nyeri



Count



1



0



0



1



ELUM



ringan



% of



3,0%



0,0%



0,0%



3,0%



Total nyeri



Count



15



8



0



23



sedang



% of



45,5%



24,2%



0,0%



69,7 %



Total nyeri



Count



0



7



2



9



berat



% of



0,0%



21,2%



6,1%



27,3 %



Total Total



Count



16



15



2



33



% of



48,5%



45,5%



6,1%



100,0



Total



%



DOKUMENTASI



1. Dokumentasi data di Lab Puskesmas Caile Bulukumba