RESUM BAB 11 DAN 12 Uma Sekaran [PDF]

  • Author / Uploaded
  • anisa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 11 PENGUKURAN VARIABEL : DEFINISI OPERASIONAL Bagaimana variabel diukur Pengukuran adalah penempatan angka-angka atau symbol-simbol pada karakteristik (atribut) objek sesuai dengan serangkaian aturan yang sudah ditentukan. Objek-objek dapat berupa orang pribadi, unit bisnis strategic, perusahaan, negara, sepeda, gajah, peralatan dapur, restoran, shampoo, sabun, dan lain lain. Contoh dari karakteristik adalah kecenderungan mencari kepuasan, motivasi pencapaian, keefektifan organisasi, kenikmatan berbelanja, panjang, berat, perbedaan etnis, kualitas pelayanan, efek-efek yang berkondisi dan lain sebagainya. Sangat penting untuk diketahui bahwa kita tidak dapat mengukur objek (misalnya; perusahaan) tetapi kita hanya dapat mengukur karakteristik objek (misalnya; keefektifan organisasi perusahaan) tersebut. Tetapi tidak semua karakteristik objek dapat diukur dengan mudah. Misalnya berat badan karyawan atau luas lantai kantor yang merupakan ukuran kuantitatif akan sangat mudah diukur dengan menggunakan pengukuran-pengukuran baku yang ada. Atau karakteristik seperti status perkawinan dan lain-lain akan sangat mudah diukur dengan pertanyaan-pertanyaan langsung. Tetapi, karakteristik kualitatif seperti keefektifan organisasi kantor, atau kepuasan berbelanja bagi perempuan akan sulit diukur karena kita tidak bisa menggunakan pengukuran baku yang ada. Hal ini yang akan dibahas dalam bab ini. Beberapa variable terkadang memberikan pengukuran yang mudah. Misalnya dalam mengukur fisiologi yang mengikat pada manusia. Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur ini misalnya mengukur tekanan darah, detak jantung,temperatur tubuh, berat dan tinggi badan, dan lain-lain. Tetapi jika kita mulai masuk pada perasaan seseorang, sikap seseorang, persepsi dan lain-lain, maka factor dan variable-variabel seperti ini akan semakin sulit untuk diukur. Sehingga pada dasarnya ada paling sedikit 2 tipe variable, yaitu: Variabel yang sifatnya memberikan tujuan dan pengukuran yang tepat dan variabel yang bersifat kabur dan tidak memberikan pengukuran yang tepat karena sifat alamiahnya yang subjektif dan abstrak. Definisi Operasional Meskipun kurangnya alat pengukuran untuk mengukur variabel-variabel yang bersifat kabur/abstrak, ada beberapa cara untuk mengukur variabel-variabel seperti ini. Salah satu



tekniknya adalah degnen mengurangi nosi abstrak atau konsep menjadi perilaku atau karakteristik yang dapat diobservasi. Misalnya konsep dari thirst atau rasa haus merupakan konsep yang abstrak. Tetapi kita akan mengharapkan orang yang haus akan minum banyak cairan untuk melepas rasa hausnya. Sehingga, jika kita ingin meneliti seberapa besar rasa haus seseorang, maka kita akan melihat seberapa banyak cairan yang diminum untuk melepas dahaga. Semakin banyak cairan yang diminum, berarti semakin tinggi juga rasa haus seseorang. Pengurangan konsep abstrak untuk membuat variabel dapat diukur dengan cara yang dapat dilihat dinamakan dengan operasionalisasi konsep. Oeprasionalisasi dilakukan dengan melihat dimensi perilaku Operasionalisasi : dimensi dan elemen Sebuah konsep abstrak seperti kebutuhan akan kegiatan kognitif dapat diukur dan diteliti dengan menggunakan unsur-unsur yang dapat diukur misalnya tingkat keluasan apakah seseorang menyukai masalah yang sulit atau sederhana. Penelitian mengatakan bahwa untuk mengukur kegiatan kognitif, dibutuhkan 34 indikator untuk mengukurnya, jika alat pengukuran tersebut kurang dari 34, maka hasil yang didapatkan bisa jadi tidak valid. Hal ini yang disebut dengan undumensional construct. Sebuah konstruksi dengan lebih dari 1 dimensi adalah aggression. Aggresion memiliki 2 dimensi, yaitu: agresi verbal dan agresi fisik. Agresi verbal misalnya dengan mengucapkan katakata kasar kepada seseorang, agresi fisik misalnya dengan memukul seseorang, mendorong seseorang dan sebagainya. Di buku dicontohkan bahwa kita akan mencoba mengukur hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi keberhasilan. Kita tahu bahwa mengukur jenis kelamin tidak akan sulit sedangkan mengukur motivasi keberhasilan menjadi cukup sulit karena merupakan konsep yang abstrak dan sulit diukur. Karena alasan ini, kita harus menerka motivasi keberhasilan yang tinggi dengan mengukur dimensi sikap dan karakteristik yang mungkin kita temukan pada orang-orang yang memiliki motivasi yang tinggi. Kita akan mencoba mengoperasionalisasi motivasi keberhasilan pada pengajar, manajer dan murid atau orang-orang yang serupa. Ada 5 karakteristik luas yang mirip yang ada pada orang-orang dengan motivasi tinggi. 5 karakteristik ini kita sebut dengan dimensi. 1. Mereka akan dipicu oleh kerja keras, mereka akan terus bekerja sepanjang hari untuk mencapai kepuasan karena telah menyelesaikan sesuatu.



2. Mereka tidak memiliki keinginan untuk bersantai dan mengalihkan perhatian mereka dari halhal selain pekerjaan. 3. Karena mereka ingin selalu mencapai sesuatu, mereka lebih senang untuk bekerja sendiri daripada dengan orang lain 4. Dengan hati dan pikiran yang tertuju pada menyelesaikan sesuatu, mereka akan lebih senang dengan pekerjaan yang menantang. 5. Mereka selalu ingin mengetahui bagaimana kemajuan pekerjaan mereka. Mereka selalu ingin untuk mendapatkan umpan balik dengan cara yang langsung dan halus dari atasan-atasan mereka. Elemen Dimensi 1: 



Selalu bekerja setiap saat







Enggan untuk mengambil waktu senggang/cuti dari kerja







Selalu gigih untuk bangkit meskipun mengalami kemunduran



Elemen Dimensi 2: 



Selalu memikirkan pekerjaan meskipun sedang berada di rumah







Tidak memiliki hobi



Elemen Dimensi 3: 



Memaki orang meskipun kesalahan kecil terjadi







Tidak suka bekerja dengan orang yang lamban atau tidak efisien



Elemen Dimensi 4: 



Ingin selalu melakukan pekerjaan yang menantang daripada pekerjaan rutinitas sehari hari







Meskipun ingin melakukan pekerjaan menantang, pekerjaan yang diinginkan bersifat moderat dan tidak terlalu menantang



Elemen Dimensi 5:







Selalu menginginkan umpan balik mengenai pekerjaan yang sudah dilakukan







Tidak sabar dengan umpan balik



BAB 12 PENGUKURAN: PENSKALAAN, RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA             Skala adalah sebuah alat atau mekanisme yang oleh individu digunakan untuk membedakan satu variabel dengan variabel lainnya pada suatu yang menarik dipelajari. Ada empat jenis skala dasar yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Informasi yang bersifat rinci dapat diperoleh dengan menggunakan skala nominal ke rasio. Dengan menggunakan skala yang lebih kuat maka peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan karena variabel tertentu lebih mudah diteliti dengan skala yang lebi kuat dibanding skala yang lainnya. Skala Nominal Skala nominal memberikan kemungkinan kepada peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori tertentu sesuai dengan karakteristik dari kategori tersebut. Misalnya, menggunakan variabel umur maka kategorinya adalah tua dan muda. Skala nominal mengategorikan individu atau objek ke dalam kelompok yang saling eksklusif dan lengkap secara kolektif. Informasi yang dapat dihasilkan dari skala nominal adalah persentase penelitian atas kataegori yang telah ditetapkan. Skala Ordinal Skala ordinal lebih spesifik dari skala nominal karena selain mengkategorikan variabel juga dilakukan pengurutan kategori ke dalam beberapa cara. Skala ordinal menyedikan banyak informasi terkait dengan persentase atas variabel yang dipilih. Namun, skala ordinal tidak memberikan indikasi mengenai besarnya perbedaan antar tiap tingkatan. Kekurangan ini diatasi dengan skala interval. Skala Interval Skala interval memungkinan peneliti dalam melakukan tindakan operasi aritmetika berdasarkan data yang diperoleh dari responden. Hal ini membantu dalam menghitung rerata hitung (mean) dan standar deviasi respon terhadap variabel yang digunakan. Skala interval ini



tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan urutan kelompok tetapi juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar-individu. Karena lebih menekankan nilai aritmetik maka skala interval lebih kuat dibandingkan skala nominal dan ordinal. Jadi, skala interval menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam sebuah variabel. Karena itu, skala interval lebih kuat dibandingkan skala nominal dan ordinal, dan skala interval dapat mengukur central tendency dengan rata-rata aritmatika, serta mengukur range, standar deviasi, dan varians. Skala Rasio Skala rasio lebih menekankan proporsi dalam perbedaan sehingga tidak hanya mengukur besaran perbedaan antar titik pada skala. Skala rasio bersifat abslout-absolute.  Skala ini mencakup semua komponen skala nominal, ordinal dan interval. Tinjaun Skala             Empat jenis skala yang ada menyoroti hal yang berbeda juga. Skala nominal lebih kepada perbedaan klasifikasi. Skala ordinal menekankan pada penyediaan informasi tambahan. Skala interval selian mengurutkan namun juga memberi informasi perbedaan variabel sementara skala rasio memberikan informasi mengenai proporsi suatu variabel dalam penelitian yang dilakukan. PERINGKAT SKALA 1.       Skala Dikotomi, digunakan untuk memperoleh respons dari responden dengan memberikan jawaban ya atau tidak. 2.      Skala Kategori, digunakan untuk memperoleh respon tunggal dari responden atas pilihan respon yang disediakan. 3.      Skala Diferensial Semantik, digunakan untuk memperoleh respon terhadap objek tertentu dengan melakukan plotted untuk mendapatkan ide responden. 4.      Skala Numerikal,  digunakan untuk memperoleh respon dengan memberikan skala berupa angka dengan kata sifat berkutub kedua ujungnya. 5.      Skala Peringkat Terperinci,  digunakan untuk dengan dasar skala numerical dengan titik panduan sesuai dengan keperluan dalam penelitian. 6.      Skala Likert,  didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.



7.      Skala Peringkat Jumlah Konstan atau Tetap,  didesain dimana responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai item seperti dalam contoh di bawah. Skala jumlah konstan atau tetap (fixed or constan sum scale) lebih bersifat skala ordinal (ordinal scale). 8.      Skala Stapel,  secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari. Karakteristik minat terhadap studi ditempatkan di bagian tengah dengan jarak skala numerik, katakanlah, dari +3 ke -3, pada tiap sisi item seperti diilustraikan di bawah. Skala ini memberikan ide mengenai seberap dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus, sebagaimana ditunjukkan dalam contoh berikut. Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval. 9.      Skala Peringkat Grafik,  memberikan gambaran grafis yang membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik (graphic rating scale) jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis, seperti dalam contoh berikut. Ini merupakan skala ordinal, meskipun contohb erikut mungkin membuatnya terlihat seperti skala interval. 10.  Skala Konsenus,  dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur konsep yang menurut mereka releva. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau relevansinya dengan konsep. Skala konsensus (consensus scale) tersebut dibuat setelah item terpilih diperiksa dan diuji validitas dan keandalannya. 11.  Skala Lainnya,  ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit (advance) seperti penskalaan multidimensional (multidimensional scaling), di mana objek, orang, atau kedua-duanya, diskalakan secara visual, dan dilakukan analisis gabungan (conjoint). Hal tersebut memberikan gambar visual mengenai hubungan yang ada dianara dimensi sebuah konsep  (construct). RANKING SKALA             Rangking skala digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item tetapi mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang dicari. Berikut metode-metode alternatif yang dapat digunakan: 1.      Perbandingan Berpasangan, digunakan ketika di antara sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu.



2.      Pilihan yang Diharuskan, memungkinkan responden untuk merangking objek secara relative satu sama lain, di antara alternative yang disedikan. 3.      Skala Komparatif,  memberikan standar untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi saat penelitian dilaksanakan.



DIMENSI SKALA INTERNASIONAL Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang-orang dari berbagai negara berbeda dalam hal  kecenderungan mereka untuk menggunakan ekstrem dari skala rating dan untuk merespon dengan cara yang diinginkan. Temuan ini menggambarkan bahwa menganalisis dan menafsirkan data yang dikumpulkan di beberapa negara merupakan suatu usaha yang sangat menantang. KETEPATAN PENGUKURAN             Ketepatan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan analisis item terhadap respon atas pertanyaan yang mengungkap variabel dam kemudian keandalan dan validitas ukuran. Analisis Item             Analisis item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang sudah seharusnya berada dalam instrument atau tidak untuk membedakan subjek yang total skornya tinggi dan yang rendah. VALIDITAS             Validitas maksudnya adanya pendalaman persoalan otentisitas hubungan sebab dan akibat dan generalisasinya untuk lingkungan eksternal. Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan yakni: validitas isi yaitu memastikan bahwa pengukuran memasukkan



sekumpulan



item



yang



memadai



dan



mewakili



dalam



mengungkap



konsep; validitas berdasarkan kriteria yaitu terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi; validitas konsep yaitu menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dar penggunaan ukuran cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dapat dinilai melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan.



KEANDALAN             Keandalan memperlihatkan penelitian bebas dari kesalahan sehingga menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrument mengurup konsep dengan menekankan pada: 1.      Stabilitas pengukuran, yakni kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi yang tidak dapat dikontrol. 2.      Keandalan tes ulang, yakni diperoleh dnegan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan kedua. 3.      Keandalan bentuk pararel, yakni diperoleh jika respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi. 4.      Konsistensi ukuran internal, merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. 5.      Keandalan Konsistensi Antar-Item, merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas semua item yan diukut. 6.      Keandalan Belah Dua, mencerminkan korelasi antara dua bagian instrument. PENGUKURAN SKALA REFLEKTIF VS FORMATIF             Dalam skala reflektif, item (keseluruhan item) diharapkan untuk dapat terkorelasi. Skala formatif digunakan ketika membangun pandangan yang jelas indikatornya. Skala yang berisi item yang tidak selalu berhubungan disebut skala formatif.