Resume Mata Kuliah Pancasila [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME MATERI MATA KULIAH PANCASILA



OLEH NAMA : RINI WULANDARI NIM



: 10121001072



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016



Resume Mata Kuliah Pancasila Mata Kuliah Pendidikan Pancasila merupakan pelajaran yang memberikan pedoman kepada setiap insan untuk mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah yang ada bagi bangsa dan Negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara Republik Indonesia. Alasan mengapa Pendidikan Pancasila perlu diberikan kepada mahasiswa



karena



mempelajari ilmu sesuai dengan bidangnya saja tidaklah cukup untuk bekal ketika mereka lulus kuliah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60% keberhasilan seseorang tidak ditentukan pada penguasaan bidang ilmunya, namun pada kepribadiannya. Diharapkan dengan menyadari pentingnya kepribadian ini diharapkan mahasiswa lebih tertarik pada mata kuliah ini. Kepribadian seseorang dapat digali dengan mempelajari, memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Selain itu, pendidikan pancasila untuk capaiannya didukung oleh konsepkonsep penting diantaranya adalah; pancasila sebagai dasar filosofis. Ketika Republik Indonesia diproklamasikan pasca Perang Dunia kedua, dunia dicekam oleh pertentangan ideologi kapitalisme dengan ideologi komunisme. Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan ‘perang dingin’ yang dampaknya terasa di seluruh dunia. Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri dari paham-paham dua ideologi dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan dasar Pancasila sebagai sebuah konsep filosofis. Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila juga bisa berperan sebagai penjaga keseimbangan antara dua ideologi dunia yang bertentangan, karena dalam ideologi Pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara proporsional. Rumusan tentang Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logisrasional, tetapi digali dari akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung nilai-nilai dasar filsafat merupakan jiwa bangsa atau jati diri bangsa dan menjadi pedoman cara hidup bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Dengan demikian nilai-nilai dalam Pancasila merupakan karakter bangsa, yang menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan



bangsa-bangsa lain. Pendidikan Pancasila perlu karena dengan cara inilah karakter bangsa dapat terpelihara dari ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar. Pancasila sebagai dasar sosiologis, bangsa Indonesia terdiri dari berbgai suku-suku bngsa, budaya, ras, agama dan adat-istiadat yang berbeda. Secara sosiologis pancasila sebagai dasar yang dapat mengikat setiap warganya dari perbedaan yang ada tersebut dalam suatu instrumental berupa norma atau hukum tertulis mapun tidak tertulis. Data sejarah menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan atau pemberontakan oleh beberapa kelompok masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ‘ajaibnya’ kedudukan Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan upaya perpecahan tersebut. Pancasila sebagai dasar yuridis/norma dasar negara Republik Indonesia yang berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sila-sila Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD RI Tahun 1945 secara filosofis-sosiologis berkedudukan sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam konteks politis-yuridis sebagai Dasar Negara Indonesia. Secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah, kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum mengikat. Nilai-nilai Pancasila dari segi implementasi terdiri atas nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Nilai dasar terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan



yang



dipimpin



oleh



hikmat



kebijaksanaan



dalam



permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosila bagi seluruh rakyat Indonesia. Penjelasan tentang nilai pansasila dijabarkan dalam Batang Tubuh UUD RI Tahun 1945, bahkan pada semua peraturan perundang-undangan pelaksanaannya. Begitu kuat dan mengakarnya pancasila dalam jiwa bangsa Indonesia menjadikan pancasila terus Berjaya sepanjang masa. Sejak pancasila digali kembali dan dilahirkan kembali menjadi dasar dan ideologi Negara, maka ia membangunkan dan membangkitkan identitas yang tertidur selama kolonialisme penjajahan. Pancasila pada masa pra kemerdekaan sudah dijadikan tonggak sejarah baik pada masa kerajaan Kutai, Sriwijaya maupun Majapahit. Pada masa



kerajaan ini, istilah pancasila terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam bahasa sansekerta, istilah pancasila mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima”, yaitu: tidak boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh berbohong, tidak boleh mabuk minuman keras. Nilai –nilai pancasila juga termanifestasikan dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi, “Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; Kami putra putrid Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia; Kami putra putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, ahasa Indonesia”. Perjuangan tokoh nasional pun tak luput dari peran Pancasila dalam pembentukan teks proklamasi yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Pada masa pemerintahan orde lama, pancasila pun sebagai pemersatu NKRI, menyatukan dan menyelesaikan masalah terkait dengan politik, serta paham-paham yang berbeda. Termasuk adanya paham komunis yang mencoba memecahkan NKRI yang berawal dari kepentingan politik yang berbeda-beda. Sedangkan pada masa orde baru, pancasila bukan saja hanya di jadika semboyan yang dikumandangkan. Namun dijadikan sebagai political force sebagai kekuatan ritual. Selain itu, presiden soekarno pun menyatakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia tidak loyo, bahakan jika ada pihak-pihak tertentu mau mengganti, merubah Pancasila dan menyimpang dari Pancasila pasti digagalkan. Pancasila pada era reformasi , pada awalnya memang tidak Nampak suatu dampak negative yang berarti semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak sangat fatal terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dalam kehidupan social, masyarakat kehilangan kendali atas dirinya, akibatnya terjadinya konflik-konfik horizontal dan vertical secara massif dan pada akhirnya melemahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.



Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut meliputi 36 butir, yaitu: Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, (Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup; Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya; Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain), Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab (Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia; Saling mencintai sesama manusia; Mengembangkan sikap tenggang rasa; Tidak semenamena terhadap orang lain; Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; Berani membela kebenaran dan keadilan; Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain), Sila Persatuan Indonesia (Menempatkan



persatuan,



kesatuan,



kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara; Cinta tanah air dan bangsa; Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia; Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika), Sila Kerakyatan yang dipimpin



oleh



hikmat



kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; (Mengutamakan kepentingan masyarakat. negara dan tidak memaksakan kehendak



kepada orang lain;



Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama; Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan; Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah; Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur; Keputusan yang diambil harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan), Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, (Mengembangkan perbuatan-



perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan kekeluargaan dan kegotongroyongan; Bersikap adil suasana; Menjaga keseimbangan antara hak



dan



kewajiban; Menghormati hak-hak orang lain; Suka member pertolongan kepada orang lain; Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain; Tidak bersifat boros; Tidak bergaya hidup mewah; Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum; Suka bekerja keras; Menghargai hasil karya orang lain; Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social). Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya menjadi kerohanian bagi setiap manusia layaknya Tuhan. Warna latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli yang menunjukkan Tuhan sumber dari segala sesuatu di dunia ini. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi bagi penduduk Indonesia diantara hak-hak lainnya. Karena agaman memiliki fungsi sebagi; sumber inspirasi, sumber moral, sumber motivasi dan inovasi, dan sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Selain uraian tersebut sila pertama juga mengandung nilai-nilai yang bermakna seperti, mengandung arti pengakuan adanya kuasa pertama yaitu Tuhan yang Maha Esa, menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya, tidak memaksa warga Negara untuk beragama, menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, bertoleransi dalam beragama, memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga Negara dan mediator ketika terjadi konflik. Penerapan dar sila pertama berupa tindakan: membina kerukunan hidup antar umat beragama & kepercayaan, saling tolong menolong antar sesame umat atau berdbeda agama, tidak saling merendahkan atau meninggikan umat beragama/diskriminasi.



Berikut



contoh



penyimpangan



sila



pertama



dan



penanganannya. Ada beberapa pemimpin pemerintahan daerah di Indonesia yang beragama minoritas diantara rakyat yang dipimpinnya. Wakil rakyat tersebut mendapat banyak hujatan dan penolakan dari beberapa tokoh masyarakat tertentu. Padahal dalam pancasila sudah dijelaskan kebebasan untuk memeluk agama sesuai



keyakinannya. Hal tersebut, telah melanggak hak asasi dalam memilih kepercayaan dan agama. Seharunya dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan menerima kekalahan. Karena hai ini dipicu dari aksi kekalahan persaingan dalam pemelihan wakil daerah. Contoh lainnya juga msalah agama minoritas, yaitu pembakaran dan bentrok di Aceh karena mendirikan bangunan gereja yang dianggap tidak mendapatkan perizinan dari daerah setempat. Sila kedua Kemanusiaaan yang adil dan beradab. Lambing sila adalah rantai, yang terdiri dari mata rantai berbentuk persegi panjang dan berbentuk lingkaran. Mata rantai yang persegi melambangkan laki-laki dan yang lingkaran perempuan. Mata rantai berkait melambangkan satu sama lian harus bersatu. Adapun fungsi dan manfaat dari sila Kemanusiaan yang Adi dan Beradap sebagai berikut: sebagai alat pemersatu, antara masyarakat kecil dengan masyarakat besar, agar kita mempunyai toleransi, menghargai, dan tidak membeda-bedakan derajat, pangkat dan lain-lain, serta dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat kecil agar bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Contoh pelanggaran maupun penyimpangan dari sila kedua ini ialah, banyak terdapat kasus hukum yang tidak adil antara masyarakat kelas bawah dan kelas atas. Sering kita temukan ketidak adilan dalam pemecahannya. Selain itu ada praktik penjualan wanita oleh oknum-oknum yang tidak diketahui aksinya. Praktik perdagangan wanita kini membooming di Indonesia, apalagi banyak yang terungkap kasusnya di public dan hukum. Hal tersebut, telah melanggar dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Penangnannya seharusnya, pemerintah mengambil langkap yangtegas untuk permasalahan ini dan diberi sanksi yang berat atau dapat menjerkan pelakunya. Contoh lainnya, ialah secara tidak langsung sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengucilkan individu-individu tertentu yang memiliki kekurangan atau sebagi minoritas. Seperti menjahui orang yang menderita penyakit HIV/AIDS, membiarkan orang sakit jiwa dijalanan dan bahkan ada oknum yang menyiksannya. Sila Persatuan Indonesia dilambangkan oleh pohon beringin yang besar dimana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya Indonesia yang rakyatnya bernaungan di Negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki



sulurr dan akar yang menjalar kemana-mana yang berasal dari satu pohon sama. Hal ini sama halnya dengan suku bangsa yang bersatu di bawah Negara Indonesia. Bentuk implementasi di kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara; menempatkan kesatuan, persatuan kepentingan dan keselamatan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara; cinta tanah air dan bangsa; bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia; dan memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan berBhineka Tunggal Ika. Contoh penyimpangan dan penanganannya dari penerapan sila Persatuan Indonesia, kasus munculnya kembali Paapua merdeka yang ingin memisahkan diri dari Negara Indonesia. Aksi-aksi ini pada tahun 2015 mulai semakin bergejolak, hal tersebut dipicu oleh adanya perbedaan pemelihan presiden dan semakin kuat karena adnya hasutan pengaruh dari luar Indonesia yang ingin memecahkan bangsa Indonesia. Hal ini diselesaikan dengan pemerintah merangkul masyarakat papua dengan baik dan memberikan perhatian-perhatian dan penjelasan agar tidak terpengaruh dengan adanya hasutan dari luar. Serta dilakukan dengan menurunkan tentara Indonesia untuk menjaga dan menstabilkan kondisi di daerah Papua, namun bukan untuk mengajak berperang yang di pilih jalan damai. Selain itu, ada penyimpangan lain yaitu, bentrok permasalahan antara oknum TNI dan Polri, hal ini disebabkan karena sifat egois masing-masing oknum dan tidak saling menghormati atau menghargai. Sehingga permasalhan semakin memuncak Karena tidak ada yang mau mengalah. Penangananya, pemerintah sebaiknya mengambil jalan tengah yang tegas diantaranya. Supaya hal ini tidak terulang kembali di kemudian hari. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan dan Perwakilan. Lambang banteng yang digunakan karena banteng merupakan hewan social yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah orang-orang berkumpul untuk mendiskusukan sesuatu. Penerapan dalam kehidupan dapat dilakukan dengan mewujudkan sikap; mengutakmakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima hasil musyawarah, tidak boleh memaksa



kehendak



orang



lain,



keputusan



yang



diambil



harus



dapat



dipertanggungjawabkan,



dan



member



kepercayaan



terhadap



wakil-wakil



masyarakat yang dipilih. Contoh penyimpanagn yang terjadi di Indonesia terkait sila keempat ialah; banyak terjadi demonstrasi/aksi-aksi tanpa adanya melapor kepada



pihak



berwajib, terjadinya kasus korupsi dimana-mana yang meluas dan perbuatannya tiak dipertanggungjawabkan yang jelas-jelas merugikan bangsa Indonesia. Kasus kecurangan dalam pemilihan wakil rakyat. Serta masih banyak lagi kasus yang terjadi. Sila Keadilan Soaial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang dilambangkan dengan padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sandang dan pangan yang merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia untuk mencapai kemakmuran secara merata dan adil. Berikut merupakan implementasi dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, belajar bersama dan saling member tahu temen yang belum mengerti tentang materi perkuliahan, tidak memakai pakaian yang mencolok di kampus, optimis dan kerja keras dalam usaha menggapai cita-cita, menghargai karya dari teman. Sedangkan utuk imlementasi di masyarakat dengansaling tolong-menolong antar manusia yang tidak memiliki kekurangan, menjaga dan merawat fasilitaas umum



yang



disediakan,



menjalani



hidup



dengan



sederhana



walaupun



berkecukupan, tidak pamer dan lainya. Contoh kasus pelanggaran terhadap sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, banyak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) maupun TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang hak-haknya dirampas atau diabaikan. Mereka banyak mendapat perlakukan tidak baik di Negara tetangga. Padahal Negara Indonesia adalah Negara yang kaya raya dari sumber daya alamnya. Namun pemerintah dan rakyat tidak mengelolanya dengan baik, sehingga kita menjadi ketergantungan dengan bantuan Negara lain yang malah akhirnya merugikan kita sendiri. Contoh lain lagi ialah, pperusahaan asing yang berkembang dan beroprasi di Indonesia. Mereka mengeruk kekurangan.



harta kekayaan kita namun kita sendiri mengalami



Pancasila adalah sistem yang saling berkesinambungan antara sila satu dan sila-sila selanjutnya. Maksudnya makna dan nilai-nilai dalam implementasinya saling menjiwai sila-sila sebelumnya dan selanjutnya. Jadi sila sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak akan tercapai tanpa menjiwai dan menerapkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, begitu juga sila kedua, ketiga dan keempat. Jadi pancasila adalah lima dasar/landasan hukum yang saling berkesinambungan dan terkait satu sama lain.



DAFTAR PUSTAKA



Djahir Yulia. 2016. Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila. DeepubliishP: Yogyakarta. Hanipah, Pipin. 2002. Pendidikan Pancasila. Universitas Padjajaran: Bandung. Hasil Diskusi, Mahasisa Universitas Sriwijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Tahun Ajaran 2015/2016. Huda, Dwi Nuril. 2011. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa ditinjau dari Sila Ketiga. STMIK AMIKOM: Yogyakarta. Mangnana. 2015. Makna Lambang Pancasila. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. 2013. Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.