8 0 876 KB
LEMBAR PENGESAHAN NAMA
: GIGIH AGUNG WIBOWO
NIM
: 2018.02.019
PRODI
: S1 KEPERAWATAN
JUDUL LP
: ASMA BRONKIAL
Laporan Pendahuluan “ Asma Bronkial” di , telah di setujui dan disahkan oleh Ns. M. Al Amin, S. Kep., M.Kes Pada
:
Hari/ tanggal :
Pembimbing Institusi
(Ns. M. Al Amin, S. Kep., M.Kes) NIDN. 07.015.1007
Mahasiswa
(Gigih Agung Wobowo) NIM: 2018.02.019
LEMBAR PENGESAHAN
12
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL DI PERUMAHAN KALIPURO ASRI Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Komunitas yang dibimbing oleh Dosen Ns. M. Al Amin, S. Kep., M.Kes
DISUSUN OLEH : Gigih Agung Wibowo 2018.02.019
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI JULI 2021
13
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkunganmaupun zat-zat yang ada dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma. Asma adalah satu
di antara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total.
Kesembuhan dari satu serangan asma tidakmenjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya dengan factor ekonomi, penderita harus selalu penderita harus berhadapan dengan allergen. Biaya pengobatan simtomatik pada waktu serangan mungkin dapat diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi masalah tersendiri. Dalam tiga puluh tahun terkahir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan penyakit) asma, terutama di Negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di asia seperti Singapura, Taiwan, jepang atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun, baik di Negara berkembang maupun di Negara maju(muchid, 2007) Asma merupakan sepuluh besar penyebab dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukan asma urutan ke 5 dari 10 penyebab penyakit (morbiditas) bersama-sama dengan bronchitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronchitis dan emfisema sebagai penyebab kematian nomer 4 di Indonesiaatau sebesar 5,6%. Thun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitiskronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Keluarga? 2. Apa yang dimaksud dengan Ciri-ciri kelurga? 3. Bagaimana Struktur keluarga? 4. Apa saja Fungsi keluarga? 5. Apa saja Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan? 6. Apa saja Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga? 7. Apa pengertian Asma Bronkial? 8. Apa etiologi penyakit Asma?
14
9. Apa saja klasifikasi Asma ? 10. Apa saja factor resiko dari penyakit Asma Bronkial? 11. Apa saja manifestasi klinis dari Asma? 12. Bagaiman patofisiologi penyakit Asma? 13. Bagaimana perjalanan penyakit Asma? 14. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit Asma? 15. Apa saja komplikasi penyakit Asma? 16. Bagaimana penatalksanakan penyakit Asma? C. Tujuan Penulisan Tujuan umum 1. Agar mengetahui yang dimaksud dengan Konsep Keluarga? 2. Agar mengetahui dengan Ciri-ciri kelurga? 3. Agar mengetahui Struktur keluarga? 4. Agar mengetahui Fungsi keluarga? 5. Agar mengetahui Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan? 6. Agar mengetahui Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga? 7. Agar mengetahui pengertian Asma Bronkial? 8. Agar mengetahui etiologi penyakit Asma? 9. Agar mengetahui klasifikasi Asma ? 10. Agar mengetahui factor resiko dari penyakit Asma Bronkial? 11. Agar mengetahui manifestasi klinis dari Asma? 12. Agar mengetahui patofisiologi penyakit Asma? 13. Agar mengetahui perjalanan penyakit Asma? 14. Agar mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Asma? 15. Apa saja komplikasi penyakit Asma? 16. Agar mengetahui penatalksanakan penyakit Asma? Tujuan Khusus a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keluarga pada Tn. H dengan asma di Perumahan Kalipuro Asri Tahun 2021.
b. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa yang tepat pada Tn. H dengan asma di Perumahan Kalipuro Asri Tahun 2021 c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan (intervensi) yang tepat pada Tn. H dengan asma di Perumahan Kalipuro Asri Tahun 2021 d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan (implementasi) yang tepat
15
pada Tn. H dengan asma di Perumahan Kalipuro Asri Tahun 2021 e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang sudah di lakukan pada Tn. H dengan asma di Perumahan Kalipuro Asri Tahun 2021
A. Konsep Keluarga Definisi Keluarga Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998) Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Ciri-ciri Keluarga a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan 2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan 4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak 5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga. b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) 1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong. 2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran. 3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
16
musyawarah. 3. Struktur KeluargaMenurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas : a. Pola dan proses komunikasi 1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi : a) bersifat terbuka dan jujur. b) selalu menyelesaikan konflik keluarga. c) berfikiran positif. d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri. 2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : a) Karakteristik pengirimYakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. b) Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi. b. Struktur Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah. 4. Tipe Keluarga Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak. 2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
17
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah) b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege matherKeluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune FamilyBeberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama. d. Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut: a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. b. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan bfungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : 1)
Saling
mengasuh
:
cinta
kasih,
kehangatan,
saling
menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga masyarakat. 2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan
18
dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. b.
Fungsi
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. c.
Fungsi
Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e.
Fungsi
Perawatan
Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. e.
Tugas
Keluarga
Dalam
Bidang
Kesehatan
Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : a.
Mengenal
masalah
kesehatan
setiap
anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu
19
segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapatmembantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). f. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah a.
Pengenal
kesehatan
(health
monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga. b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan Keluaraga baik secara berkelompok maupun individu. d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
20
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
A.
Konsep Asma Bronkial 1. Pengertian Sesak nafas dan mengi menjadi suatu pertanda seseorang mengalami asma. Asma merupakan gangguan radang kronik pada saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat peka terhadap rangsangan tertentu, sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang. Dari proses radang tersebut dapat timbul gejala sesak nafas dan mengi (Almazini, 2012). Sedangkan menurut Wahid dan Suprapto (2013) Asma adalah suatu penyakit dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Dari beberapa pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan asma merupakan suatu penyakit saluran pernafasan yang mengalami penyempitan karena hipereaktivitas oleh faktor risiko tertentu. Penyempitan ini bersifat sementara serta menimbulkan gejala sesak nafas dan mengi. 2. Etiologi Menurut Wijaya & Putri (2014) etiologi asma dapat dibagi atas : a. Asma ekstrinsik / alergi
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, binatang dan debu. b. Asma instrinsik / idopatik
21
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik, kecemasan atau emosi sering memicu serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah usia 40tahun setelah menderita infeksi sinus. c. Asma campuran Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik. 3. Klasifikasi Menurut Wijaya dan Putri (2014) kasifikasi asma berdasarkan berat penyakit, antara lain : a. Tahap I : Intermitten Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan : 1) Gejala inermitten < 1 kali dalam seminggu 2) Gejala eksaserbasi singkat (mulai beberapa jam sampai beberapa hari) 3) Gejala serangan asma malam hari < 2 kali dalam sebulan 4) Asimptomatis dan nilai fungsi paru normal diantara periode eksaserbasi 5) PEF atau FEV1 :
≥ 80% dari prediksi Variabilitas < 20%
6) Pemakaian obat untuk mempertahankan kontrol : Obat untuk mengurangi gejala intermitten dipakai hanya kapan perlu inhalasi jangka pendek β2 agonis 7) Intensitas
pengobatan
tergantung
pada
derajat
eksaserbasi
kortikosteroid oral mungkin dibutuhkan. b. Tahap II : Persisten ringan Penampilan klinik sebelum mendapatkan pengobatan : 1) Gejala ≥ 1 kali seminggu tetapi < 1 kali sehari 2) Gejala eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas dan tidur 3) Gejala serangan asma malam hari > 2 kali dalam sebulan 4) PEF atau FEV1 :
> 80 % dari prediksi Variabilitas 20-30%
5) Pemakaian obat harian untuk mempertahankan kontrol : Obat-obatan
pengontrol
bronkodilator
jangka
serangan
panjang
harian
ditambah
mungkin
dengan
antiinflamasi (terutama untuk serangan asma malam hari. c. Tahap III : Persisten sedang Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan : 1) Gejala harian 2) Gejala eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur 3) Gejala serangan asma malam hari > 1 kali seminggu 4) Pemakaian inhalasi jangka pendek β2 agonis setiap hari 5) PEV atay FEV1 :
> 60% - < 80% dari prediksi Variabilitas > 30%
perlu
obat-obatan
6) Pemakaian obat-obatan harian untuk mempertahankan kontrol : Obat-obatan pengontrol serangan harian inhalasi kortikosteroid bronkodilatorjangka panjang (terutama untuk serangan asma malam hari) d. Tahap IV : Persisten berat Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan : 1) Gejala terus-menerus 2) Gejala eksaserbasi sering 3) Gejala serangan asma malam hari sering 4) Aktivitas fisik sangat terbatas oleh asma 5) PEF atau FEV1 : ≤ 60% dari prediksi 6) Variabilitas > 30% 4. Faktor Risiko Obstruksi jalan napas pada asma disebabkan oleh a. Kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan napas. b. Pembengkakan membrane bronkus c. Bronkus berisi mucus yang kental Adapun faktor predisposisi pada asma yaitu: a. Genetik Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
Adapun faktor pencetus dari asma adalah: a. Alergen Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri, dan polusi. 2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya. 3) Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang masuk melalui kontak dengan kulit. b. Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma, perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma. c. Lingkungan kerja Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15% klien asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas, penyapu jalanan. d. Olahraga Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila sedang bekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma
e. Stres Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan masalahnya (Wahid & Suprapto, 2013). 5. Manifestasi Klinik Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah : a. Stadium Dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol 1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek 2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul 3) Wheezing belum ada 4) Belum ada kelainan bentuk thorak 5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE 6) BGA belum patologis Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan: 1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum 2) Wheezing 3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi 4) Penurunan tekanan parsial O2
b.
Stadium lanjut/kronik 1) Batuk, ronchi 2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan 3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan 4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest) 5) Thorak seperti barel chest 6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus 7) Sianosis 8) BGA Pa O2 kurang dari 80% 9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada Rongen paru 10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.
6. Patofisiologi Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi bronkhi, yang menyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran yang melapisi bronkhi, atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini belum diketahui, tetapi ada yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sisitem otonom. Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
kemudian
menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan
bronkospasme,
pembengkakan
membaran
mukosa
dan
pembentukan mukus yang sangat banyak. Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik atau nonalergik, ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan
bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang dibahas di atas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi bronkokonstriksi, bronkodilatasi
terjadi
ketika
reseptor
β-
adregenik
yang
dirangsang.
Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor alfa mengakibatkan penurunan cAMP, mngarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor beta adrenergik mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyababkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan βadrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos (Wijaya dan Putri, 2014).
7. Pathway Ekstrinsik
Instrinsik/ Idiopatik
Respon alergi/ Hipereaktivitas
Kecemasan
Inflamasi dinding bronchus
Sumbatan mukus
Edema
Obstruksi saluran wheezing Mk : Bersihan jalan nafas tidak efektif
nafas
Mk: Ansietas
Spasme Otot bronchus
Alveoli tertutup
Ketegangan di seluruh tubuh Penerapan teknik relaksasi otot progresif
(bronchospasme) Hipoksemi Penyempitan jalan
Asidosis metabolik
nafas Peningkatan kerja pernafasan
Status Asmatikus
Peningkatan kebutuhan oksigen Hiperventilasi
MK : Pola Nafas Tidak Efektif
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
Mk : Gangguan Pertukaran Gas
8. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015) yaitu : a
Spirometri
Untuk mengkaji jumlah udara yang dinspirasi b
Uji provokasi bronkus
c
Pemeriksaan sputum
d
Pemeriksaan cosinofit total
e
Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
f
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g
Foto thorak untuk mengetahui
adanya
pembengkakan,
adanya
penyempitan bronkus dan adanya sumbatan h
Analisa gas darah Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan oksigenasi.
9. Komplikasi Komplikasi menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu : a. Pneumothorak b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis c. Atelektasis d. Aspirasi e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal nafas Asidosis 10. Penatalaksanaan Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu : Non farmakologi, tujuan dari terapi asma : a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma b. Mencegah kekambuhan c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise e. Menghindari efek samping obat asma f. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel Farmakologi, obat anti asma : a. Bronchodilator Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol b. Antikolinergin Iptropiem bromid (atrovont) c. Kortikosteroid Predrison, hidrokortison, orodexon. d. Mukolitin BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.
B.
Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keluarga Menurut Donsu, Induniasih, Purwanti (2015) pengkajian yang dilakukan pada keluarga yaitu : a. Data Umum : nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan, struktur keluarga, genogram, dll b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan saat ini 2) Riwayat kesehatan keluarga inti 3) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya c. Pengkajian lingkungan : karakteristik lingkungan rumah, karakteristik tetangga, dan interaksi dengan masyarakat, dll d. Struktur dan fungsi keluarga 1) Pola komunikasi keluarga : cara berkomunikasi antar anggota keluarga 2) Struktur kekuatan : kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku (key person) 3) Struktur peran : peran masing-masing anggota baik formal maupun nonformal
4) Nilai atau norma keluarga : nilai dan norma serta kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan 5) Fungsi keluarga : dukungan keluarga terhadap anggota lain, fungsi perawatan kesehatan (pengetahuan tentang sehat/sakit, kesanggupan keluarga) 6) Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan : a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa kesehatan b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat c) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit d) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat e) Mengetahui
kemampuan
keluarga
menggunakan
fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat e. Stres dan koping keluarga f. Keadaan gizi keluarga g. Pemeriksaan fisik Menurut Wijaya dan Putri (2014) pengkajian yang digunakan pada pasien dengan asma yaitu : 1) Identitas klien : Meliputi nama, Usia, Jenis Kelamin, ras, dll 2) Informasi dan diagnosa medik penting 3) Data riwayat kesehatan Pernah menderita penyakit asma sebelumnya, menderita kelelahan yang amat sangat dengan sianosis pada ujung jari.
4) Riwayat kesehatan sekarang a) Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas. b) Sesak setelah melakukan aktivitas c) Sesak nafas karena perubahan udara dan debu d) Batuk dan susah tidur karena nyeri dada. 5) Riwayat kesehatan keluarga a) Riwayat keluarga yang memiliki asma b) Riwayat keluarga yang menderita penyakit alergi seperti rinitis alergi, sinustis, dermatitis, dan lain-lain. 6) Ativitas / istirahat a) Keletihan, kelelahan, malaise b) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seharihari karena sulit bernafas. c) Ketidakmampuan untuk tidur perlu tidur dalam posisi duduk tinggi. d) Dispnea pada saat istirahat, aktivitas dan hiburan. 7) Sirkulasi : Pembengkakan pada ekstremitas bawah 8) Integritas ego terdiri dari peningkatan faktor resiko dan perubahan pola hidup 9) Makanan dan cairan : mual/muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan untuk makan
10) Pernafasan a) Nafas pendek, dada rasa tertekan dan ketidakmampuan untuk bernafas b) Batuk dengan produksi sputum berwarna keputihan c) Pernafasan biasanya cepat, fase ekspirasi biasanya memanjang d) Penggunaan otot bantu pernafasan e) Bunyi nafas mengi sepanjang area paru pada ekspirasi dan kemungkinanselama
inspirasi
berlanjut
sampai
penurunan/ tidak adanya bunyi nafas. 11) Keamanan : riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat h. Harapan keluarga Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien asma menurut SDKI (2017) dan Donsu, Induniasih, dan Purwanti (2015) yaitu : a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit
d. Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota yang sakit e. Manajement kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota yang sakit 3. Rencanaan Keperawatan Rencanaan keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul. Rencana keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI,2019) dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Rencanaan Keperawatan NO 1.
DIAGNOSA
Tujuan
Intevensi
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien jalan nafas klien tetap paten dengan kriteria hasil : 1. Batuk efektif meningkat 2. Produksi sputum menurun 3. Mengi menurun 4. Wheezing menurun 5. Gelisah menurun 6. Frekuensi nafas membaik 7. Polanafas membaik
Intervensi : Manajement jalan nafas 1. Observasi a. Monitor bunyi nafas tambahan b. Monitor sputum 2. Terapeutik a. Posisikan semifowler atau fowler b. Berikan minum hangat c. Berikan oksigen jika perlu 3. Edukasi a. Ajarkan teknik batuk efektif 4. Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik Intervensi : Manajement Asma 1. Observasi a. Monitor frekuensi dan keadaan nafas b. Monitor tanda dan gejala hipoksia c. Monitor bunyi nafas tambahan 2. Terapeutik a. Berikan posisi semifowler 30-45o 3. Edukasi a. Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen b. Anjurkan bernafas lambat dan dalam c. Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu 2.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit
Setelah diberikan Intervensi : Pemantauan tindakan respirasi 1. Observasi keperawatan a. Monitor frekuensi, diharapkan irama, kedalaman pernafasan pasien dan upaya nafas membaik, dengan kriteria hasi : b. Monitor pola nafas 1. Tingkat c. Monitor kemampan kesadaran pasien batuk efektif meningkat d. Monitor adanya 2. Bunyi nafas produksi sputum tambahan e. Monitor adanya menurun sumbatan jalan nafas 3. Gelisah menurun f. Palpasi kesimetrisan 4. Nafas cuping ekspansi paru hidung menurun g. Auskultasi bunyi nafas h. Monitor saturasi oksigen
2. Terapeutik a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pantauan 3. Edukasi a. Jelaskan tujuan prosedur pemantauan b. Informasikan hasil pemantauan Intervensi : Dukungan ventilasi 1. Observasi a. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas b. Monitorr status respirasi dan oksigenasi 2. Terapeutik a. Pertahankan kepatenan jalan nafas b. Berikan posisi semifowler atau fowler c. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan 3. Edukasi a. Ajarkan malakukan teknik relaksasi nafas dalam b. Ajarkan teknik batuk efektif 3.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan bagi
Setelah dilakukan Intervensi : Manajement tindakan jalan nafas keperawatan pola 1. Observasi nafas pasien kembali a. Monitor pola nafas normal, dengan 2. Terapeutik kriteria hasil : a. Posisikan 1. Ventilasi semenit semifowler atau meningkat fowler
4.
anggotanya yang sakit
2. Tekanan b. Berikan oksigen jika ekspirasi dan perlu inspirasi 3. Edukasi meningkat a. Ajarkan teknik 3. Penggunaan otot batuk efektif bantu nafas Intervensi : Dukungan menurun ventilasi 4. Frekuensi nafas 1. Observasi a. Identifikasi adanya membail kelelahan otot bantu 5. Kedalaman nafas nafas membaik b. Monitorr status respirasi dan oksigenasi 2. Terapeutik a. Pertahankan kepatenan jalan nafas b. Berikan posisi semifowler atau fowler c. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan 3. Edukasi a. Ajarkan malakukan teknik relaksasi nafas dalam
Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota yang sakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan pasien berkurang, dengan kriteria hasil : 1. Kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi menurun 2. Perilaku gelisah menurun 3. Perilaku tegang menurun 4. Frekuensi pernafasan menurun
Intervensi : Terapi relaksasi otot progresif 1. Observasi a. Identifikasi tempat yang tenang dan nyaman b. Monitor secara berkala untuk memastikan otot rileks c. Monitor adanya indikator tidak rileks 2. Terapeutik a. Atur lingkungan agar tidak ada gangguan saat terapi b. Berikan posisi yang nyaman bersandar dikursi atau posisi tidur
5. Frekuensi nadi c. Beri waktu menurun mengungkapkan 6. Tekanan darah perasaan tentang menurun terapi 7. Pucat menurun 3. Edukasi 8. Konsentrasi a. Anjurkan memakai membaik pakaian yang nyaman dan tidak sempit b. Ajarkan langkahlangkah sesuai prosedur c. Anjurkan menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, kemudian anjurkan merilekskan otot 2030 detik, masing masing 4-8 kali d. Anjurkan menegangkan otot kaki selama tidak lebih dari 5 detik untuk menghindari kram e. Anjurkan fokus pada sensasi otot yang menegang f. Anjurkan fokus pada sensasi otot yang rileks g. Anjurkan bernafas dalam dan perlahan 5.
Manajement kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota
Setelah dilakukan Intervensi : tindakan Pendampingan keperawatan Keluarga 1. Observasi diharapkan keluarga mampu mengambil a. Identifikasi keputusan, dengan kebutuhan keluarga kriteria hasil: terkait masalah 1. Kemampuan kesehatan keluarga menjelaskan b. Identifikasi tugas masalah kesehatan keluarga kesehatan yang yang terhambat
yang sakit 2.
3.
4. 5.
6.
7.
4. Implementasi Keperawatan
dialami c. Identifikasi meningkat dukungan spiritual Aktifitas keluarga yang mungkin untuk mengatasi keluarga masalah 2. Terapeutik kesehatan dengan a. Berikan harapan tepat meningkat yang realistis Tindakan untuk b. Bina hubungan mengurangi saling percaya faktor resiko dengan keluarga meningkat c. Dengarkan Gejala penyakit keinginan dan anggota menurun perasaan keluarga Kemampuan d. Dukung mekanisme melakukan koping adaptif yang tindakan digunakan keluarga pencegahan 3. Edukasi masalah a. Ajarkan mekanisme kesehatan koping yang dapat meningkat dijalankan keluarga Kemampuan Intervensi : Dukungan peningkatkan Keluarga Merencanakan kesehatan Perawatan 1. Observasi meningkat a. Identifikasi Pencapaian kebutuhan dan pengendalian harapan keluarga kesehatan tentang kesehatan b. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga 2. Terapeutik a. Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan b. Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal 3. Edukasi a. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
Pelaksanaan keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, kemampuan tekhnik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan evaluasi. Tahap pelaksanaan keperawatan meliputi: fase persiapan (preparation), tindakan dan dokumentasi. 5. Evaluasi Keperawatan Menurut Dion dan Betan (2013) evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu: a
Evaluasi Formatif Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencanan keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni Subjektif (data berupa keluhan klien), Objektif (data hasil
pemeriksaan), Analisa data (perbandingan data dengan teori), dan Planning (perencanaan). b
Evaluasi Sumatif Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir pelayanan.
45
46
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ( INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES )
BANYUWANGI Jl. Letkol Istiqlah No. 40 Telp (0333) 421610 – Fax. (0333) 414070 Banyuwangi
FORMAT PENGKAJIAN ( KEPERAWATAN KELUARGA )
A. PENGKAJIAN 1) Data Umum a.
Nama Kepala Keluarga
: Tn. H
b.
Alamat : Jl, Klengkeng III RT/RW 001 Perumahan Kalipuro Asri Kelurahan Kalipuro
c.
Telpon
:-
d.
Pekerjaan
: Tidak bekerja
e.
Pendidikan
: SMP
f.
Komposisi 2 anak
: 1 KK terdapat 4 orang yaitu ayah ibu dan
Status Imunisasi Nama
JK
Hub. Dng KK
Pend Umur idika (Thn) B n C G
Tn. H
L
KK
33
SMP
Ny. S
PP
Istri
29
SMA
Ket Polio
DPT
Hepatitis
1 2 3 4 1 2 3 1
2
Camp ak
3 Pasien
An. M
P
Anak
10
SD
An. F
L
Anak
7
SD
2) Genogram
X
X
Keterangan : : Perempuan
: Meninggal
: Laki - laki
: Garis pernikahan
: Pasien
: Garis keturunan : Garis tinggal serumah
3) Tipe Keluarga Keluarga terdiri dari ayah (kepala keluarga), istri dan anak (Tipe keluarga inti) 4) Suku Bangsa Keluarga Tn. H berasal dari suku jawa
5) Agama Keluarga Tn. H beragama islam
6) Status Sosial Ekonomi Keluarga Suber ekonomi keluarga Tn. H dari pekerjaan istri menjadi pedagang yaitu Rp. 500.000 dalam satu bulan. 7)
Aktivitas rekreasi keluarga Tn. H mengatakan rekreasi nya bersama keluarga yaitu cukup dengan berkumpul dengan anak nya sambil nonton TV, sejak sakit Tn. H tidak pernah pergi rekreasi keluar karena kesulitan dalam berjalan.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap ke 5 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (Tn. H mengatakan berusaha selalu mendekatkan diri kepada allah dan kebutuhan keluarga Tn. H alhamdulillah tercukupi). 3. Riwayat keluarga inti Riwayat keseh KK : Tn. H mengatakan sesak nafas dibagian dada ini terjadi kurang lebih sejak lama.
Riwayat keseh Istri: Tn.H mengatakan istrinya memiliki riwayat Hipertensi dan Penyakit lambung Riwayat keseh anak : Tn. H mengatakan anaknya sehat, tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TB, hepatitis) dan penyakit menurun (HT, DM). 4. Riwayat keluarga sebelumnya Riwayat keseh ortu suami: Tn. H mengatakan kedua orang tua beliau tidak mempunyai riwayat penyakit seperti dirinya, penyakit menular (TB, hepatitis) dan penyakit menurun (HT, DM). Riwayat keseh ortu Istri,Kelg berkata : Tn. H mengatakan kedua orang tua istri tidak mempunyai riwayat penyakit seperi dirinya, penyakit menular (TB, hepatitis) dan penyakit menurun (HT, DM).
PENGKAJIAN LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah Rumah berukuran 5 x 15 m2, dinding permanen lantai plesteran semen, jendela kaca bisa dibuka, ruangan teridiri dari ruang tamu, 1 kamar mandi ukuran 2 x 3 m2, terdapat jamban, 2 kamar ukuran 3 x 2,5 m 2, dapur, dan pencahayaan dan ventilasi cukup.
Kamar 1
Kamar 2
Ruang keluarga
Dapur
Kamar mandi Gambar 3.1 Denah Rumah Tn. H
U
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Tetangga Tn. H sangat baik dan mereka sangat menerapkan rukun tetangga 3. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. H sejak menikah pernah berpindah rumah dari rumah bersama orang tuanya 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn. H mengatakan sebelum sakit beliau selalu mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat seperti pengajian, akan tetapi sejak sakit beliau tidak lagi mengikuti kegiatan atau perkumpulan yang ada di masyarakat dikarenakan kesulitan dalam berjalan. 5. Sistem pendukung keluarga : Tn. H tinggal bersama istri dan kedua anaknya, istri Tn. H selalu merawat dan memperhatikan kebutuhan Tn. H, selain itu saudara dan tetangga juga membantu keluarga Tn. H STRUKTUR KELUARGA 1. Komunikasi keluarga TN. H mengatakan, komunikasi yang dilakukan keseharian menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga Keluarga mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga sangat perhatian dan merasakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung jawab keluarga. 3. Struktur peran a. Tn. H mengatakan beliau sudah tidak bekerja lagi, beliau mengatakan beliau mengandalkan uang dari pekerjaan istrinya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Ny. S bertanggung jawab dalam merawat suaminya dan mengurus anak dan rumah.
4. Norma keluarga Tn. H mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya
FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif Dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Ny. S memahami keadaan penyakit yang diderita oleh ayahnya dan sangat menyayanginya. 2. Fungsi sosialisasi Tn. H mengatakan karena sakit beliau tidak lagi mengikuti kegiatan dalam masyarakat, akan tetapi beliau selalu mangajarkan kepada anaknya untuk bersosial dengan baik kepada tetangga-tetangganya, sehingga keluarga Tn. H tetap berhubungan baik dengan tetangga nya begitu juga sebaliknya. 3. Fungsi
perawatan
kesehatan Keluhan utama : Tn. H mengatakan mengalami serangan stroke sejak 12 bulan yang lalu TUGAS PERAWATAN KELUARGA 1. Mengenal masalah keluarga 1) Pengertian penyakit: Tn. H mengatakan asma adalah sesak 2) Penyebab penyakit Tn. H mengatakan asma disebabkan terpapar asap rokok 3) Tanda dan gejala penyakit
Tn. H mengatakan tanda gejala asma yaitu sesak tidak bisa beraktivitas berat 4) Pre dispossi/cara penularan penyakit asma Tn. H mengatakan penyakit nya menular
2. Mengambil keputusan 1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit asma Tn. H mengatakan dulu pernah masuk puskesmas. 2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit asma Tn. H mengatakan tidak tau tindakan apa yang perlu ia lakukan. 3) Dampak penyakit: Tn. H mengatakan tidak bisa bekerja dengan keras. 4) Komplikasi penyakit: Keluarga mengatakan komplikasi dari penyakit ini yaitu tambah parah.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit 1) Cara perawatan penyakit Kelg berkata kalau parah meminum obat. 2) Demonstrasi perawatan penyakit Kelg berkata : Tn. H mengatakan tidak tahu caranya.
4. Memelihara lingkungan Kelg berkata : membersihkan lingkungan rumah. 3) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg . Kelg berkata : saling menghormati dan memahami antara keluarga agar
tetap harmonis, apabila ada masalah langsung diatasi dan di ambil jalan keluar bersama – sama. 5. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan 1) Penggunaan pelayanan kesehatan Kelg berkata : menggunakan pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, akan tetapi berhenti berobat karena ekonomi yang kurang memadai. 2) Manfaat, macam macam layanan Kelg berkata : pelayanan kesehatan sangat bermanfaat untuk masyarakat, macam – macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, klinik, rumah bidan atau perawat dan rumah sakit. 3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan Kelg berkata : tidak mempunyai trauma terhadap pelayanan kesehatan.
4. Fungsi reproduksi Tn. H mempunyai 2 anak perempuan dan Laki-laki 5. Fungsi ekonomi
Tn. H mengatakan sumber ekonomi keluarga berasal dari penghasilan dari istri, dan digunakan untuk kebutuhan ia, istri dan anaknya.
STRESS DAN KOPING KELUARGA 1) Stress jangka pendek dan panjang Tn. H mengatakan terdapat kenangan masalalu yang masih ia ingat dan hal tersebut membuatnya kefikiran. 2) Kemampuan keluarga Tn. H mengatakan keluarga mampu mengatasi stresnya. 3) Strategi koping Tn. H mengatakan seandainya ia mulai kefikiran atau stres ia banyak berdoa kepada Allah supaya berikan hati yang ikhlas dan sabar. 4) Strategi adaptasi Masalah selalu di bicarakan dan saling mengingatkan dan memaafkan. Pemeriksaan Fisik Keluarga Nama anggota keluarga
Pemeriksaan
Tn. H
Fisik
Ny. S
Tanda – tanda
Tensi : 130/90 mmHg
Tensi : 130/80 mmHg
Vital
Nadi : 90 x /m
Nadi :80 x /m
RR : 28x/ m
RR : 20 x/ m
Suhu : 36,5 c
Suhu : 36,3 c
BB : 57 Kg
BB : 55 Kg
TB
TB
: 159 cm
: 158 cm
Kepala
LL
:-
LK
:-
Pertumbuhan rambut
Pertumbuhan rambut
merata, rambut
merata, warna rambut
pendek,warna rambut
hitam, rambut bersih,
ada sebagian yang sudah
tidak ada luka, tidak
tumbuh warna putih,
massa dan tidak ada
kebersihan cukup, tidak
nyeri tekan
ada lesi, tidak massa dan tidak ada nyeri tekan Mata
Konjungtiva merah
Konjungtiva merah
muda, sclera agak putih,
muda, sclera agak
palpebra tidak odema,
putih, palpebra tidak
tidak ada lesi, tidak ada
odema, tidak ada lesi,
nyeri tekan, perubahan
tidak ada nyeri tekan
warna kelopak mata Hidung
Telinga
Simetris, hidung bersih,
Simetris, hidung bersih,
tidak ada cuping hidung,
tidak ada cuping
polip hidung(-), warna
hidung, polip hidung(-),
sama dengan dengan
warna sama dengan
kulit sekitar.
dengan kulit sekitar.
Kebersihan cukup,
Kebersihan cukup,
warna sama dengan kulit
warna sama dengan
sekitar, tidak ada nyeri
kulit sekitar, tidak ada
tekan, tidak ada lesi
nyeri tekan, tidak ada lesi
Mulut
Kebersihan cukup, bibir
Mukosa bibir lembab,
lembab, tidak ada
tidak ada sariawan, gigi
sariawan, lidah bersih,
bersih, tidak ada
gigi bersih, tidak ada
pembesaran tonsil.
pembesaran tonsil. Kulit
Kulit berwarna kuning
Kulit berwarna sawo
langsat, warna kulit
matang, warna kulit
merata,tidak ada lesi dan
merata,tidak ada lesi
pegmentasi abnormal.
dan pegmentasi
Turgor kulit 2 detik -
-
HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap Tn. H dapat segera pulih seperti semula agar dapat beraktifitas seperti biasanya dan berharap petugas kesehatan membantu masalah kesehatan dalam keluarga.
Banyuwangi, 11 Juli 2021
GIGIH AGUNG WIBOWO
ANALISA DATA Nama Klien :Tn. H MASALAH : ASMA BRONKIAL NO 1
KELOMPOK DATA
ETIOLOGI
DS : Kesulitan ekonomi - Tn. H mengatakan keluarga tidak mampu untuk mengatasi anggota keluarga yang sakit dibuktikan dengan pernyataan : - Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit asma : Tn. H mengatakan dulu pernah masuk puskesmas. - Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit asma : Tn. H mengatakan tidak tau tindakan apa yang perlu ia lakukan. - Dampak penyakit: Tn. H mengatakan tidak bisa bekerja dengan keras. - Komplikasi penyakit: Keluarga mengatakan komplikasi dari penyakit ini yaitu tambah parah DO : Tn. H tampak kesulitan dalam bernafas Tn. H menggunakan otot bantu pernafasan Tekanan darah 130/90 mmHg - Nadi : 90 x /m - RR : 28 x/ m - Suhu : 36,5 c - Ku. Lemah -
MASALAH Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
- Keluarga dan klien tampak kebingungan dalam merespon jawaban 2
DS : - Tn. H mengatakan tidak mampu merawat anggota yang sakit asma, Ditandai dengan pernyataan : - Cara perawatan penyakit : Kelg berkata kalau parah meminum obat. - Demonstrasi perawatan penyakit : Kelg berkata : Tn. H mengatakan tidak tahu caranya.
Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
Kesiapan peningkatan keluarga
-
DO : Keluarga tampak kebingungan Tekanan darah 130/90 mmHg Nadi : 90 x /m RR : 28 x/ m Suhu : 36,5 c
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA Nama Pasien TANGGAL MUNCUL 15 juli 2021
: Tn. H NO 1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kesulitan ekonomi d.d DS : - Tn. H mengatakan tidak mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah - Nampak Tn. H kesulitan dalam menjawab pertanyaan - Tekanan darah 130/90 mmHg - Nadi : 90 x /m - RR : 28 x/ m - Suhu : 36,5 C
TANGGAL TERATASI
TANDA TANGAN
2
Kesiapan peningkatan keluarga berhubungan dengan anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan DS : - Tn. H dan keluarga mengatakan tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit DO : - Nampak Tn. H kebingungandalam menjawab pertanyaan terkait merawat anggota yang sakit - Tekanan darah 130/90 mmHg - Nadi : 90 x /m - RR : 28 x/ m - Suhu : 36,5 c
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (BAILON DAN MAGLAYA, 1978) Masalah :
PERHITU
Sko NO
KRITERIA
BOBOT
r 1.
PEMBENARAN
NGAN
1
Sifat Masalah Skala :
3
Tidak/kurang
2
sehat Ancaman
1
3/3 X 1 = 1
Sifat masalah Skala Tidak/kurang sehat ditandai dengan asma dibagian dada. Pemeriksaan fisik : Tensi : 130/90mmHg Nadi : 85x/menit RR : 28x/menit Suhu : 36,5 C
kesehatan Keadaan sejahtera
2.
1
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
½x1=½
Keluarga tidak dapat membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas lagi karena terhalang biaya
3.
Skala : Tinggi
2/3 x 1 = 2/3
2
Rendah
1 1
Menonjolnya masalah Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan
2/2 x 1 = 1 Keluarga menganggap penyakit asma ini penyakit yang biasa
2
1
0
JUMLAH
3,2
Skoring : 1.
Tentukan skore untuk setiap criteria
2.
Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah Skore
X
bobot
Angka tertinggi 3.
Keluarga bisa mengenal penyakit , penyebab . tanda dan gejala serta cara penularan
3
Cukup
4.
1
Potensial masalah untuk dicegah
Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
69
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama anggota kelg yang sakit : Tn. H Diagnosa keperawatan kelg yaitu : 1. 2.
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kesulitan ekonomi Kesiapan peningkatan keluarga berhubungan dengan anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
TG L
NO
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
KRITERIA HASIL RESPON
STANDART Komunikasi berbentuk lisan dan menggunakan kata-kata
Verbal dan psikomotor
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah pada anggota keluarga dengan Penyakit Hemoroid
VERBAL
Manajemen kesehatan keluarga (L. 12105) 1. Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami meningkat 2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat meningkat 3. Tindakan untuk mengurangi resiko meningkat 4. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan menurun
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kunjungan, keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah pada anggota keluarga dengan Hemoroid
VERBAL
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 minggu
SLKI proses keluarga ( L. 13123) a. Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka diantara anggota keluarga meningkat b. Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga meningkat c. Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga d. Aktivitas mendukung keselamatan anggota keluarga.
71
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien
: Tn. H
Nama KK
: Tn. H
Diagnosa Kep Kelg
:
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.dKonflik pengambilan keputusan 2. Penurunan koping keluarga b.d orang terdekat kurang terpapar informasi TANGGA L
JAM
NO DX 1
TINDAKAN KEPERAWATAN - Membina
hubungan
saling
TT percaya
dengan anggota keluarga. Hasil:
Keluarga
memahami
maksud
menerima dan
dan tujuan
mahasiswa melakukan KK binaan dan keluarga percaya dengan perawat. - Mengobservasi TTV - Tekanan darah 130/90 mmHg - Nadi : 90 x /m - RR : 28 x/ m - Suhu : 36,5 c - Memotivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan Hasil: Tn. H dan keluarga termotivasi atas informasi dari mahasiwa praktik - Menghormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi Hasil : Keluarga dan Tn. H menerima saran dari mahasiwa untuk lebih bisa memperhatikan kesehatannya
- Memberikan informasi yang diminta pasien. Hasil : Tn. H perlahan melaksanakan anjuran dari mahasiwa
2. 2
- Mendiskusikan
rencana
medis
dan
perawatan Hasil : Keluarga Tn. H menerima rencana
medis
dan
perawatan
penyakitnya - Rujuk terapi keluarga jika perlu Hasil : keluarga Tn. H tidak mau dirujuk karena ekonomi yang kurang mencukupi
CATATAN PERKEMBANGAN Nama klien
: Tn. H
Nama KK
: Tn.H
Diagnosa Kep Kelg
:
1.
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Kesulitan ekonomi
2.
Kesiapan peningkatan keluarga berhubungan dengan anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
NO DX 1
2
TANGGAL 13.07.2021
TANGGAL 14.07.2021
TANGGAL
S: klien mengatakan asma
S: : klien mengatakan asma
S: keluarga mampu mengambil
ketidak mampuan keluarga
ketidak mampuan keluarga
keputusan untuk mengatasi
mengambil keputusan untuk mengambil keputusan untuk
anggota keluarga yang sakit.
mengatasi anggota keluarga mengatasi anggota keluarga
O: klien tampak yakin
yang sakit.
menjawab saat di beri
yang sakit.
O: klien tampak kebingungan O: klien tampak gugup
pertanyaan
A: masalah belum teratasi
A: masalah teratasi sebagian
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
P: hentikan intervensi
S; ketidak mampuan keluarga S: ketidak mampuan keluarga S: keluarga mampu merawat merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga anggota keluarga dengan dengan penyakit asma
dengan penyakit asma
penyakit asma
O: klien tampak binggung
O: klien tampak mulai tenang
O: klien tampak percaya diri
A: masalah belum teratasi
A: masalah teratasi sebagian
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
P: hentikan intervensi
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1.
Pengkajian pada keluarga Tn. H dengan masalah kesehatan asma didapatkan keluarga tidak mengetahui tindakan yang akan dilakukan untuk proses penyembuhannya, Tn. H pernah menggunakan pelayanan kesehatan selama terjadinya serangan asma saat ini, Tn. H selalu sendiri dirumahnya, Tn. H mengalami sesak nafas di area dada TTV Tn. H didapatkan tekanan darah 130/90 MmHg, nadi 90 x/menit, RR 28 x/menit, suhu 36,5 x/menit.
2.
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan pada keluarga Tn. H yaitu manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kesulitan ekonomi dan Kesiapan peningkatan keluarga berhubungan dengan anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
3.
Intervensi yang ditetapkan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu dukungan keluarga merencanakan perawatan, dukungan
koping keluarga, bimbingan sistem kesehatan. 4.
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditetapkan.
5.
Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan implementasi yaitu Tn. H mengetahui masalah kesehatannya dan tindakan yang harus dilakukan untuk proses penyembuhannya, Tn. H pernah dulu menggunakan pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, Tn. H selalu sendiri dirumahnya, Tn. H mengalami sesak nafas di bagian dada nya, TTV Tn. H didapatkan tekanan darah 130/90 MmHg, nadi 90 x/menit, RR 28 x/menit, suhu 36,5 celcius.
4.2 Saran 4.2.1 Bagi Keluarga Binaan Keluarga binaan ikut serta menerapkan cara merawat keluarga dengan asma dan mendukung proses perawatan dan kesembuhan pasien sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dalam keluarga
4.2.2 Bagi Institusi Institusi menjadikan hasil pengkajian dan asuhan keperawatan keluarga ini sebagai bahan pertimbangan untuk mengidentifikasi masalahkesehatan yang ada pada keluarga dan mengarsipkan di Perpustakaan sebagai tambahan literatur institusi dalam upaya pengembangan ilmu kesehatan. 4.2.3 Bagi Profesi Keperawatan Tenaga kesehatan disarankan selain memberikan edukasi kesehatan mengenai asma kepada pasien juga memberikannya kepada keluarga, sehingga keluarga ikut terlibat dalam proses penyembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, S. (2012) Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Aspiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans info medika. Caplan (2016) asma A Clinical Approach. Fifth. Edited by L. R. Caplan. USA: Cambridge Medicine. Derrickson, B. H. (2013). Principle of anatomy and physiologi, 14 edition. hoboken: wiley. Dourman. (2013). Waspadai Stroke Usia Muda. jakarta: cerdas sehat. Friedman, M. M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga (Riset, Teori, Dan Praktik) Edisi 5. Jakarta: EGC. Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Irfan, M. (2012). Fisioterapi Bagi Insan asma. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardjono M, S. P. (2013). Neurologi klinis dasar. jakarta: Dian Rakyat. Murwani. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Goshyen Publishing. Mustaqimah, S. A. (2016). Efektifitas Konsumsi Mix Jus Seledri (Apium Graveolens) Dan Jus Nanas (Ananas Comosos) Pada Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Pekauman . Dinamika Kesehatan, 353. Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika. Oktavianus. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Sistem Neurobehavior. Jakarta: Graha Ilmu. PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. RI, K. (2013). Riset Kesehatan Dasar, Riskesdes. Jakarta: Balitbang kemenkes Ri. Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan . Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarth, B. &. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC. Sudihartono. (2012). Asuhan Keprawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC. Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: CV Sagung Seto. Terry, C. L. (2013). Keperawatan Kritis. Yogyakarta: Rapha. Ummaroh, E. N. (2019) ‘Pasien CVA (Cerebro Vaskuler Accident) dengan gangguan komunikasi verbal Di Ruang Aster RSUD Dr. Harjono’, universitas muhammadiyah Ponogoro. Available at: http://eprints.umpo.ac.id/id/eprint/5088. W.I, M. (2011). Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu. Wijaya, A. d. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta. Yogyakarta: Nuha Medik
PRA PLANING ASKEP KELUARGA
NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Perumahan Kalipuro Asri RT 01
KASUS
: Asma Bronkial
KUNJUNGAN KE
:1
HARI/TANGGAL
: Minggu, 11 Juli 2021
TOPIK KEGIATAN
: Perkenalan dengan keluarga binaan
I. FASE PERSIAPAN 1. LATAR BELAKANG a.
Pendahuluan : Mahasiswa dan keluarga binaan saling memperkenalkan diri sebelum
masuk ke pengkajian. Mahasiwa sebelumnya sudah mencari informasi mengenai data keluarga binaan yang salah satunya mengalami masalah kesehatan. b.
Masalah : Mahasiswa menjelaskan kepada keluarga binaan tentang alasan dilakukannya
tindakan yaitu dapat mengubah perilaku yang kurang menunjang kesehatan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan bila tidak dilakukan tindakan maka akan
terjadi
komplikasi diantaranya terjadi infeksi dan pembekakan di area dalam. c.
Solusi : Mahasiswa menjelaskan tentang topic kegiatan saat ini yaitu kepada keluarga.
Dampak bila tidak dilakukan perkenalan maka akan terjadi kesenjangan komunikasi antara mahasiwa dan keluarga, serta menyampaikan kontrak waktu pembinaan selama kurang lebih 1 jam, tempat pembinaan di rumah keluarga dan keluarga melakukan persetujuan. 2. ANALISA SITUASI : Mahasiswa belum mengenal keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian juga keluarga binaan juga belum mengenal mahasiswa. 3. TUJUAN TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan perkenalan dengan keluarga binaan dengan baik. TUJUAN KHUSUS :
a. Mahasiswa mampu memperkenalkan diri, keluarga binaan juga memperkenalkan diri. b. Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan pembinaan askep keluarga dan keluarga dapat memahami yang disampaikan oleh mahasiswa c. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu da nada kesepakatn bersama unyuk melaksankannya. II.
FASE PENDAHULUAN : Mahasiswa menyiapakan format pra planning dan format askep keluarga, bolpoint, dan handphone untuk dokumentasi.
III.
FASE KERJA a.KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan 2. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan pembinaan askep keluarga 3. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga b. URAIAN KERJA : Tahapan, waktu dan uraian kegiatan masing masing yaitu mahasiswa, dan keluarga
TAHAP Pembukaan
WAKTU 3-5 menit
KEGIATAN MAHASISWA 3 S (senyum, salam, sapa)
Isi
20 menit
Memperkenalkan
KEGIATAN KELUARGA Membalas 3 S (senyum, salam, sapa ) identitas Keluarga mendengarkan.
mahasiswa secara detail. Mahasiswa mendengarkan dengan Keluarga juga memperkenalkan baik dan seksama
identitas dari masing masing keluarga
Menyampaikan tujuan dan manfaat Mendengarkan dan memahami dari melakukan pembinan Menyampaikan
Penutup
3-5 menit
kontrak
yang disampaikan waktu Mendengarkan
dan
selama melakukan pembinaan askep mengklarifikasi
yang
keluarga Mengevaluasi dan
disampaikan Menjawab pertanyaan,
Menyimpulkan yang disampaikan
Mendengarkan kesimpulan
dan
Menyepakati kegiatan berikutnya dan Menyetujui waktu
pelaksanaan
selnjutnya
(kunjungan berikutnya) Mengahiri kunjungan
Menjawab salam
Menyampaikan salam
IV.
FASE TERMINASI
a. Meyampaikan kontrak waktu berikutnya ( tanggal, jam dan tempat) Hari/tanggal : 13 Juli 2021 Jam : 16. 42 Tempat : rumah keluarga binaan di RT 01 Menyampaikan rencana yang akan dilakukan yaitu pengkajian kepada keluarga binaan b. Hasil evaluasi pertemuan saat ini yaitu mahasiswa dan keluarga binaan saling mengenal satu sama lain. PRA PLANING KEGIATAN ASKEP KELUARGA SEBAGAI BERIKUT : 1. Perkenalan dengan keluarga 2. Pengkajian askep keluarga tahap I (data umum s/d data fungsi keluarga) 3. Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan koping keluarga s/d harapan keluarga) 4. Perumusan diagnose keperawatan dan Perumusan rencana tindakan askep keluarga 5. Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil keputusan 6. Implementasi askep keluarga : etiologi merawat 7. Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi merawat yg belum selesai 8. Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
NO
TANGGAL
KUNJUNGA
KEGIATAN
TANDA TANGAN
N 1 2
1 2
Perkenalan dengan keluarga Pengkajian askep keluarga tahap I (data
3
3
umum s/d data fungsi keluarga) Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan
4
4
koping keluarga s/d harapan keluarga Perumusan diagnose keperawatan dan
5
5
Perumusan rencana tindakan askep keluarga Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil
6 7
6
keputusan Implementasi askep keluarga : etiologi
7
merawat Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi
8
8
merawat yg belum selesai Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
Mengetahui
Banyuwangi 11 Juli 2021
Pembimbing Institusi
Mahasiswa
----------------------------------
--------------------------------------------
Ns. M Al Amin S. kep,. M. Kep
Gigih Agung Wibowo
(NIDN. 07.015.1007)
(NIM : 2018.02.019)
Ket : 1. Setiap kunjungan di dokumentasikan/foto kegiatan
DOKUMENTASI
PRA PLANINGASKEP KELUARGA II NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Jl. Klengkeng III Lingkungan Perumahan Kalipuro Asri
Kecamatan Kalipuro KASUS:
AsmaBronkial
KUNJUNGAN KE
:2
TOPIK KEGIATAN : Pengkajian HARI/TANGGAL
: 12 Juli 2021
WAKTU
: 09.00 WIB
I.
Fase Persiapan 1. Latar Belakang Dalam proses keperawatan Keluarga hal yang utama sebelum melangkah ke intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan kepada Keluarga dengan penyakitstrokeadalah melakukan pengkajian, untuk mengenal masalah kesehatan Keluarga lebih detail dan dalam maka diperlukan adanya Pengkajian askep Keluarga dengan strokeoleh mahasiswa kepada Keluarga yang menjadi keluarga binaan. Adapun kegiatan Pengkajian askep Keluarga meliputi : a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep Keluarga yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya. b. Melakukan pengkajian meliputi data : 1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status social 2) Pengkajian lingkungan 3) Struktur keluarga 4) Fungsi keluarga 5) Tugas perawatan keluarga 6) Stres dan koping keluarga 7) Riwayat kesehatan keluarga 8) Pemeriksaan fisik 9) Harapan keluarga
2. Analisa situasi. Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi keluarga binaan, demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya (pertemuan I/ Perkenalan dengan Keluarga) mahasiswa dan Keluarga telah sama – sama tau identitas nya, Keluarga mengetahui tujuan dan manfaat dari pembinaan, Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan Melakukan pengkajian kepada Keluarga dengan penyakit asma. 3. Tujuan a. Tujuan umum : Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan keluarga binaan dengan baik. b. Tujuan khusus : 1) Mahasiswa mampu mengkaji masalah kesehatan keluarga dengan stroke. 2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada kesepakatan bersama untuk melaksanakannya. II. FASE PENDAHULUAN Tujuan kunjungan : a. Mahasiswa mengexplorasi pengkajian terhadap Keluarga binaan serta pengkajian pemeriksaan fisik Keluarga dengan penyakit asma melalui data subyektif dan obyektif saat pengkajian berlangsung b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian askep Keluarga dengan baik III. FASE KERJA 1. Kegiatan yang dilakukan : Pengkajian askep Keluarga meliputi : a Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep Keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.
b Melakukan pengkajian meliputi data : 1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial 2) Pengkajian lingkungan 3) Struktur keluarga 4) Fungsi keluarga 5) Tugas perawatankeluarga 6) Stres dan kopingkeluarga 7) Riwayat kesehatan keluarga 8) Pemeriksaan fisik 9) Harapan keluarga 2. Uraian kegiatan TAHAP Pembukaan
WAKTU 3-5 menit
KEGIATAN
KEGIATAN
MAHASISWA
KELUARGA
3 S (senyum, salam, sapa)
Membalas 3 S (senyum, salam, sapa)
Isi
30 menit
Menyampaikan kontrak
Mendengarkan dan
waktu selama melakukan
mengklarifikasi
pembinaan askep
yang disampaikan
keluarga yang telah di
sesuai kontrak
setujui pada kunjungan
waktu yang
sebelumnya
disetujui
Mahasiswa melakukan
Mendengarkan dan
pengkajian meliputi data:
menjawab
Data umum, genogram,
pertanyaan yang
tipe Keluarga, suku
disampaikan sesuai
bangsa, status sosial,
keadaan/ kenyataan
Pengkajian lingkungan, Struktur keluarga, Fungsi Keluarga, Tugas perawatan Keluarga, Stres dan koping
Keluarga, Riwayat kesehatan Keluarga, Pemeriksaan fisik, harapan Keluarga Penutup
3-5 menit
Mengevaluasi dan
Menjawab
Menyimpulkan yang
pertanyaan, dan
disampaikan
Mendengarkan
Menyepakati kegiatan
kesimpulan
berikutnya dan waktu
Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya (kunjungan berikutnya) Mengahiri
Menjawab salam
kunjungan dan Menyampaikan salam IV. FASE TERMINASI 1. Resume kegiatan II a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah disetujui padakunjungan sebelumnya b. Keluarga telah terkaji seluruh datanya 2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang. Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan pada Keluarga binaan dengan stroke
DOKUMENTASI :
PRA PLANING ASKEP KELUARGA
NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Link. Krajan RT 03 Kalipuro
KASUS
: Asma bronkial
KUNJUNGAN KE
:3
HARI/TANGGAL
: Selasa, 14 Juli 2021
TOPIK KEGIATAN
: Penyampaian diagnose dengan keluarga
V. FASE PERSIAPAN 4. LATAR BELAKANG d.
Pendahuluan : Mahasiswa dan keluarga binaan melakukan pengkajian dan sekarang
memasuki tahap penyampain diagnose masalah bersama keluarga dan mahasiswa sebelumnya sudah mencatat setiap informasi data dari keluarga e.
Masalah : Mahasiswa menjelaskan kepada keluarga binaan tentang alasan dilakukannya
tindakan yaitu dapat mengubah perilaku yang kurang menunjang kesehatan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan bila tidak dilakukan tindakan maka akan
terjadi
komplikasi diantaranya terjadi infeksi dan pembekakan di area dalam. f.
Solusi : Mahasiswa menjelaskan tentang topic kegiatan saat ini yaitu penyampaian
diagnose kepada keluarga. Dampak bila tidak dilakukan penyampaian diagnose maka akan terjadi ketidaktahuan masalah yang ada dalam keluarga tersebut, serta menyampaikan kontrak waktu pembinaan selama kurang lebih 1 jam, tempat pembinaan di rumah keluarga dan keluarga melakukan persetujuan. 5. ANALISA SITUASI : Mahasiswa menyampaikan diagnose keperawatan keluarga dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anggota keluarga. 6. TUJUAN TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan penyampaian diagnosa dengan keluarga binaan dengan baik. TUJUAN KHUSUS :
d. Mahasiswa mampu menyampaikan diagnosa
dengan baik, keluarga binaan juga
memahami apa yang mahasiswa bicarakan . e. Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan pembinaan askep keluarga dan keluarga dapat memahami yang disampaikan oleh mahasiswa f. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu da nada kesepakatn bersama untuk melaksanakannya. VI.
FASE PENDAHULUAN : Mahasiswa menyiapakan format pra planning dan format askep keluarga, bolpoint, dan handphone untuk dokumentasi.
VII.
FASE KERJA
a. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan 2. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan penyampaian diagnose askep keluarga 3. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga b. URAIAN KERJA : Tahapan, waktu dan uraian kegiatan masing masing yaitu mahasiswa, dan keluarga TAHAP Pembukaan Isi
WAKTU 3-5 menit 20 menit
KEGIATAN MAHASISWA 3 S (senyum, salam, sapa) Menyampaikan
KEGIATAN KELUARGA Membalas 3 S (senyum, salam,
sapa ) diagnose/ Keluarga
hasil
mendengarkan
dan
masalah keperawatan kepada anggota menjawab. keluarga. Keluarga
juga
Mahasiswa mendengarkan dengan masalahnya
menanggapi
dengan
ramah
baik dan seksama akan penjelasan kepada mahasiswa keluarga Mendengarkan dan memahami yang disampaikan Menyampaikan tujuan dan manfaat dari
melakukan
penyampaian Mendengarkan
dan
mengklarifikasi
yang
diagnosa
disampaikan Menyampaikan
kontrak
waktu
selama melakukan pembinaan askep Penutup
3-5 menit
keluarga Mengevaluasi dan
Menjawab
Menyimpulkan yang disampaikan
Mendengarkan kesimpulan
pertanyaan,
dan
Menyepakati kegiatan berikutnya dan Menyetujui waktu
pelaksanaan
selnjutnya
(kunjungan berikutnya) Mengahiri kunjungan
Menjawab salam
Menyampaikan salam
VIII.
FASE TERMINASI
c. Meyampaikan kontrak waktu berikutnya ( tanggal, jam dan tempat) Hari/tanggal : 14 Juli 2021 Jam : 15.57 Tempat : rumah keluarga binaan di RT 01 d. Menyampaikan rencana yang akan dilakukan yaitu penyampaian diagnosa kepada keluarga binaan e. Hasil evaluasi pertemuan saat ini yaitu mahasiswa dan keluarga binaan saling akrab dan keluarga menjawab semua pertanyaan apa yang ditanyakan oleh mahasiswa terkait data yang di perlukan. PRA PLANING KEGIATAN ASKEP KELUARGA SEBAGAI BERIKUT : 9. Perkenalan dengan keluarga 10. Pengkajian askep keluarga tahap I (data umum s/d data fungsi keluarga) 11. Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan koping keluarga s/d harapan keluarga) 12. Perumusan diagnose keperawatan dan Perumusan rencana tindakan askep keluarga 13. Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil keputusan 14. Implementasi askep keluarga : etiologi merawat 15. Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi merawat yg belum selesai 16. Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
NO
TANGGAL
KUNJUNGA
KEGIATAN
TANDA TANGAN
N 1 2
1 2
Perkenalan dengan keluarga Pengkajian askep keluarga tahap I (data
3
3
umum s/d data fungsi keluarga) Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan
4
4
koping keluarga s/d harapan keluarga Perumusan diagnose keperawatan dan
5
5
Perumusan rencana tindakan askep keluarga Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil
6
6
keputusan Implementasi askep keluarga : etiologi
7
7
merawat Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi
8
8
merawat yg belum selesai Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
9
Mengetahui
Banyuwangi , 13 Juli2021
Pembimbing Institusi
Mahasiswa
----------------------------------
--------------------------------------------
Ns. M. al Amin. S. Kep., M. Kes
Gigih Agung Wibowo
(NIDN. 07.015.1007)
(NIM : 2018.02.019)
Ket : 2. Setiap kunjungan di dokumentasikan/foto kegiatan
DOKUMENTASI
PRA PLANING ASKEP KELUARGA
NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Perumahan Kalipuro asri
KASUS
: asma kelipuro
KUNJUNGAN KE
:4
HARI/TANGGAL
:Selasa, 15 Juli 2021
TOPIK KEGIATAN
: Intervensi dengan keluarga
IX.
FASE PERSIAPAN
7. LATAR BELAKANG g.
Pendahuluan : Mahasiswa dan keluarga binaan telah melakukan perumusan diagnose
dan sekarang memasuki tahap menyampaikan hasil intervensi masalah keperawatan keluarga bersama anggota keluarga dan mahasiswa sebelumnya sudah menjelaskan diagnose keperawatan dari keluarga h.
Masalah : Mahasiswa menjelaskan kepada keluarga binaan tentang alasan dilakukannya
tindakan yaitu dapat mengubah perilaku yang kurang menunjang kesehatan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan bila tidak dilakukan tindakan maka akan
terjadi
komplikasi diantaranya terjadi infeksi dan pembekakan di area dalam. i.
Solusi : Mahasiswa menjelaskan tentang topic kegiatan saat ini yaitu penyampaian
penerapan intervensi kepada keluarga. Dampak bila tidak dilakukan penyampaian intervensi maka akan terjadi ketidaktahuan solusi apa yang harus dilakukan oleh keluarga jika ada keluarga yang sakit, serta menyampaikan kontrak waktu pembinaan selama kurang lebih 1 jam, tempat pembinaan di rumah keluarga dan keluarga melakukan persetujuan. 8. ANALISA SITUASI : Mahasiswa menyampaikan diagnose keperawatan keluarga dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anggota keluarga. 9. TUJUAN TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu melakukan penyampaian diagnosa dengan keluarga binaan dengan baik. TUJUAN KHUSUS : g. Mahasiswa mampu menyampaikan diagnosa memahami apa yang mahasiswa bicarakan .
dengan baik, keluarga binaan juga
h. Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan penyampaian intervensi kepada keluarga binaan dan keluarga dapat memahami apa yang disampaikan oleh mahasiswa i. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu da nada kesepakatn bersama untuk melaksanakannya. X.
FASE PENDAHULUAN : Mahasiswa menyiapakan format pra planning dan format askep keluarga, bolpoint, dan handphone untuk dokumentasi.
XI.
FASE KERJA a. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan 2. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan penyampaian intervensi askep keluarga 3. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga b. URAIAN KERJA : Tahapan, waktu dan uraian kegiatan masing masing yaitu mahasiswa, dan keluarga
TAHAP Pembukaan
WAKTU 3-5 menit
KEGIATAN MAHASISWA 3 S (senyum, salam, sapa)
Isi
20 menit
sapa ) Menyampaikan intervensi / tindakan Keluarga keperawatan
kepada
KEGIATAN KELUARGA Membalas 3 S (senyum, salam, mendengarkan
dan
apa
yang
anggota memahami
keluarga.
disampaikan mahasiswa.
Mahasiswa mendengarkan dengan Keluarga
juga
baik dan seksama akan penjelasan masalahnya keluarga
menanggapi
dengan
ramah
kepada mahasiswa Mendengarkan dan memahami
Menyampaikan tujuan dan manfaat yang disampaikan dari
melakukan
penyampaian
intervensi Menyampaikan
kontrak
dan
mengklarifikasi
yang
waktu disampaikan
selama melakukan pembinaan askep keluarga
Mendengarkan
Penutup
3-5 menit
Mengevaluasi dan
Menjawab
pertanyaan,
Menyimpulkan yang disampaikan
Mendengarkan kesimpulan
dan
Menyepakati kegiatan berikutnya dan Menyetujui waktu
pelaksanaan
selnjutnya
(kunjungan berikutnya) Mengakhiri kunjungan
Menjawab salam
Menyampaikan salam
XII.
FASE TERMINASI
f. Meyampaikan kontrak waktu berikutnya ( tanggal, jam dan tempat) Hari/tanggal : 15 Juli 2021 Jam : 15.57 Tempat : rumah keluarga binaan di RT 03 g. Menyampaikan rencana yang akan dilakukan yaitu rencana implementasi kepada keluarga binaan dan melakukan kunjungan keluarga binaan dengan dosen pendamping. h. Hasil evaluasi pertemuan saat ini yaitu mahasiswa dan keluarga binaan saling akrab dan keluarga memahami penyampaian intervensi keperawatan keluarga .
PRA PLANING KEGIATAN ASKEP KELUARGA SEBAGAI BERIKUT : 17. Perkenalan dengan keluarga 18. Pengkajian askep keluarga tahap I (data umum s/d data fungsi keluarga) 19. Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan koping keluarga s/d harapan keluarga) 20. Perumusan diagnose keperawatan dan Perumusan rencana tindakan askep keluarga 21. Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil keputusan 22. Implementasi askep keluarga : etiologi merawat 23. Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi merawat yg belum selesai
Dokumentasi :
PRA PLANING ASKEP KELUARGA
NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Perumahan Kalipuro asri RT 01
KASUS
: Asma Bronkial
KUNJUNGAN KE
:5
HARI/TANGGAL
: Jumat , 15 Juli 2021
TOPIK KEGIATAN
: Implementasi dengan keluarga
XIII.
FASE PERSIAPAN
10. LATAR BELAKANG j.
Pendahuluan : Mahasiswa dan keluarga binaan sudah melakukan tahap intervensi dan
sekarang memasuki tahap implementasi / penerapan pada lehidupan sehari-hari. k.
Masalah : Mahasiswa menjelaskan kepada keluarga binaan tentang alasan dilakukannya
implementasi yaitu dapat mengubah perilaku yang kurang menunjang kesehatan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan bila tidak dilakukan implementasi maka akan terjadi kebiasaan sebelumnya yang cenderung tidak tahu. l.
Solusi : Mahasiswa menjelaskan tentang topic kegiatan saat ini yaitu implementasi
kepada keluarga binaan. Dampak bila tidak dilakukan impementasi tindakan keperawatan maka akan terjadi pola kebiasaan yang kurang sehat, serta menyampaikan kontrak waktu pembinaan selama kurang lebih 1 jam, tempat pembinaan di rumah keluarga dan keluarga melakukan persetujuan. 11. ANALISA SITUASI : Mahasiswa menyampaikan implemetasi keperawatan keluarga dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anggota keluarga. 12. TUJUAN TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu membimbing keluarga untuk melakukan implemetasi dengan keluarga binaan dengan baik. TUJUAN KHUSUS :
j. Mahasiswa mampu membantu melakukan implementasi dengan baik, keluarga binaan juga memahami apa yang mahasiswa bicarakan . k. Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan implementasi askep keluarga dan keluarga binaan dapat memahami yang disampaikan oleh mahasiswa l. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu da nada kesepakatn bersama untuk melaksanakannya. XIV. FASE PENDAHULUAN : Mahasiswa menyiapakan format pra planning dan format askep keluarga, bolpoint, dan handphone untuk dokumentasi. XV.
FASE KERJA
a. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan 2. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan penyampaian implementasi askep keluarga 3. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga b. URAIAN KERJA : Tahapan, waktu dan uraian kegiatan masing masing yaitu mahasiswa, dan keluarga TAHAP Pembukaan Isi
WAKTU 3-5 menit 20 menit
KEGIATAN MAHASISWA 3 S (senyum, salam, sapa) Menyampaikan
KEGIATAN KELUARGA Membalas 3 S (senyum, salam,
implementasi
sapa ) / Keluarga
mendengarkan
dan
apa
yang
penerapan dalam kehidupan sehari- memahami hari di dalam keluarga.
disampaikan mahasiswa.
Mahasiswa mendengarkan dengan Keluarga
juga
baik dan seksama akan penjelasan masalahnya keluarga
menanggapi
dengan
ramah
kepada mahasiswa Mendengarkan dan memahami
Menyampaikan tujuan dan manfaat yang disampaikan dari
melakukan
penyampaian
intervensi Menyampaikan
kontrak
Mendengarkan
dan
mengklarifikasi
yang
waktu disampaikan
selama melakukan pembinaan askep Penutup
3-5 menit
keluarga Mengevaluasi dan
Menjawab
Menyimpulkan yang disampaikan
Mendengarkan kesimpulan
pertanyaan,
dan
Menyepakati kegiatan berikutnya dan Menyetujui waktu
pelaksanaan
selnjutnya
(kunjungan berikutnya) Mengakhiri kunjungan
Menjawab salam
Menyampaikan salam
XVI. FASE TERMINASI i. Meyampaikan kontrak waktu berikutnya ( tanggal, jam dan tempat) Hari/tanggal : 15 Juli 2021 Jam : 15.57 Tempat : rumah keluarga binaan di RT 01 j. Menyampaikan rencana yang akan dilakukan yaitu implementasi kepada keluarga binaan dan melakukan kunjungan keluarga binaan dengan dosen pendamping. k. Hasil evaluasi pertemuan saat ini yaitu mahasiswa dan keluarga binaan saling akrab dan keluarga memahami penyampaian implementasi keperawatan keluarga . PRA PLANING KEGIATAN ASKEP KELUARGA SEBAGAI BERIKUT : 24. Perkenalan dengan keluarga 25. Pengkajian askep keluarga tahap I (data umum s/d data fungsi keluarga) 26. Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan koping keluarga s/d harapan keluarga) 27. Perumusan diagnose keperawatan dan Perumusan rencana tindakan askep keluarga 28. Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil keputusan 29. Implementasi askep keluarga : etiologi merawat 30. Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi merawat yg belum selesai 31. Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
NO
TANGGAL
KUNJUNGA
KEGIATAN
TANDA TANGAN
N 1 2
1 2
Perkenalan dengan keluarga Pengkajian askep keluarga tahap I (data
3
3
umum s/d data fungsi keluarga) Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan
4
4
koping keluarga s/d harapan keluarga Perumusan diagnose keperawatan dan
5
5
Perumusan rencana tindakan askep keluarga Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil
6
6
keputusan Implementasi askep keluarga : etiologi
7
7
merawat Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi
8
8
merawat yg belum selesai Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
9
Mengetahui
Banyuwangi , 15 Juli2021
Pembimbing Institusi
Mahasiswa
----------------------------------
--------------------------------------------
Ns. M Al Amin S. Kep, M. Kep
Gigih agung Wibowo
(NIDN : 07.015.10007)
(NIM : 2018.02.019)
Ket : 3. Setiap kunjungan di dokumentasikan/foto kegiatan
DOKUMENTASI :
PRA PLANING ASKEP KELUARGA
NAMA KK
: Tn. H
ALAMAT
: Perumahan KalipuroAsri
KASUS
: Asma
KUNJUNGAN KE
:6
HARI/TANGGAL
: Rabu , 15 Juli 2021
TOPIK KEGIATAN
: Evaluasi dengan keluarga
XVII.
FASE PERSIAPAN
13. LATAR BELAKANG m. Pendahuluan : Mahasiswa dan keluarga binaan sudah melakukan tahap implementsi dan sekarang memasuki tahap evaluasi. n.
Masalah : Mahasiswa menjelaskan kepada keluarga binaan tentang alasan dilakukannya
evaluasi yaitu dapat mengetahui hasil implementasi mana yang belum teratasi supaya dapat menjadi catatan berkembangan keperawatan, dan bila tidak dilakukan evaluasi maka akan tercapai implementasi yang kita harapkan yang tujuannya dapat meningkatkan derajat kesehatan. o.
Solusi : Mahasiswa menjelaskan tentang topic kegiatan saat ini yaitu evaluasi kepada
keluarga binaan. Dampak bila tidak dilakukan evaluasi tindakan keperawatan maka akan terjadi lagi pola kebiasaan yang kurang sehat, serta menyampaikan kontrak waktu pembinaan selama kurang lebih 1 jam, tempat pembinaan di rumah keluarga dan keluarga melakukan persetujuan. 14. ANALISA SITUASI : Mahasiswa menyampaikan evaluasi keperawatan keluarga dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anggota keluarga. 15. TUJUAN TUJUAN UMUM : Mahasiswa mampu membimbing keluarga untuk melakukan evalusi dengan keluarga binaan dengan baik. TUJUAN KHUSUS : m. Mahasiswa mampu membantu melakukan tahap evaluasi dengan baik, keluarga binaan pun memahami apa yang mahasiswa bicarakan . n. Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan evaluasi askep keluarga dan keluarga binaan dapat memahami yang disampaikan oleh mahasiswa
o. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu da nada kesepakatn bersama untuk melaksanakannya. XVIII. FASE PENDAHULUAN : Mahasiswa menyiapakan format pra planning dan format askep keluarga, bolpoint, dan handphone untuk dokumentasi. XIX. FASE KERJA a. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan 2. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan penyampaian evaluasi askep keluarga 3. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep keluarga b. URAIAN KERJA : Tahapan, waktu dan uraian kegiatan masing masing yaitu mahasiswa, dan keluarga TAHAP Pembukaan Isi
WAKTU 3-5 menit
KEGIATAN MAHASISWA 3 S (senyum, salam, sapa)
KEGIATAN KELUARGA Membalas 3 S (senyum, salam,
20 menit
sapa ) Menyampaikan hasil evaluasi kepada Keluarga keluarga binaan.
mendengarkan
dan
apa
yang
memahami
disampaikan mahasiswa. Mahasiswa mendengarkan dengan baik dan seksama akan penjelasan Keluarga keluarga
juga
masalahnya
menanggapi
dengan
ramah
kepada mahasiswa Menyampaikan tujuan dan manfaat Mendengarkan dan memahami dari
melakukan
penyampaian yang disampaikan
intervensi Menyampaikan
kontrak
Mendengarkan
dan
waktu mengklarifikasi
yang
selama melakukan pembinaan askep disampaikan Penutup
3-5 menit
keluarga Mengevaluasi dan
Menjawab
Menyimpulkan yang disampaikan
Mendengarkan kesimpulan
pertanyaan,
dan
Menyepakati kegiatan berikutnya dan Menyetujui waktu
pelaksanaan
selanjutnya
(kunjungan berikutnya) Mengakhiri kunjungan
Menjawab salam
Menyampaikan salam
XX.
FASE TERMINASI
l. Meyampaikan kontrak waktu berikutnya ( tanggal, jam dan tempat) Hari/tanggal : 15 juli 2021 Jam : 16.00 Tempat : Rumah keluarga binaan RT 03/RW 01 kalipuro m. Menyampaikan rencana yang akan dilakukan yaitu dokumentasi kepada keluarga binaan dan melakukan kunjungan keluarga binaan dengan dosen pendamping. n. Hasil evaluasi pertemuan saat ini yaitu mahasiswa dan keluarga binaan saling akrab dan keluarga memahami penyampaian evaluasi keperawatan keluarga . PRA PLANING KEGIATAN ASKEP KELUARGA SEBAGAI BERIKUT : 32. Perkenalan dengan keluarga 33. Pengkajian askep keluarga tahap I (data umum s/d data fungsi keluarga) 34. Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan koping keluarga s/d harapan keluarga) 35. Perumusan diagnose keperawatan dan Perumusan rencana tindakan askep keluarga 36. Implementasi askep keluarga : etiologi Mengenal masalah, dan, mengambil keputusan 37. Implementasi askep keluarga : etiologi merawat 38. Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi merawat yg belum selesai 39. Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
NO
TANGGAL
KUNJUNGA
KEGIATAN
N 1 2
1 2
Perkenalan dengan keluarga Pengkajian askep keluarga tahap I (data
TANDA TANGAN
3
3
umum s/d data fungsi keluarga) Pengkajian akep keluarga tahap II (Stre dan
4
4
koping keluarga s/d harapan keluarga Perumusan diagnose keperawatan dan
5
Perumusan rencana tindakan askep keluarga Implementasi askep keluarga : etiologi
5
Mengenal masalah, dan, mengambil 6 7
6
keputusan Implementasi askep keluarga : etiologi
7
merawat Implementasi askep keluarga : etiologi memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan. Atau melanjutkan etiologi
8
8
merawat yg belum selesai Evaluasi askep keluarga dan Terminasi askep keluarga
9
Mengetahui
Banyuwangi , 15 Juli 2021
Pembimbing Institusi
Mahasiswa
----------------------------------
--------------------------------------------
Ns. M. Al Amin S. Kep,. M. Kep
Gigih Agung Wibowo
(NIDN : 07.015.10007)
(NIM : 2018.02.019)
Ket : 4. Setiap kunjungan di dokumentasikan/foto kegiatan