RPDP Desa Bedono [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I. A.



PENDAHULUAN



Latar Belakang Kabupaten Demak termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian



utara. Demak merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang, yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Jawa Tengah. Hal tersebut sangat menguntungkan, karena Demak potensial menjadi daerah penyangga roda perekonomian Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Demak jika dilihat dari sisi perhubungan darat juga berada pada lalu lintas yang strategis, yaitu jalur Pantai Utara Jawa. Kabupaten Demak mempunyai potensi perikanan yang sangat melimpah, baik perikanan laut maupun perikanan darat, dengan garis pantai sepanjang 72,14 km dan panjang pantai sebesar 34,10 km yang menyebar di 4 kecamatan (Sayung, Karangtengah, Bonang dan Wedung). Luas perairan umum yang mencapai 915,66 km2 membuat Pemkab Demak menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai prioritas, disamping sektor pertanian. Luas wilayah laut di Kabupaten Demak sebesar 2.455,2 km2, tersebar di 12 desa. Salah satu desa pesisir yang terdapat di Kabupaten Demak adalah Desa Bedono yang mempunyai garis pantai sepanjang 8,50 km dan panjang pantai 3 km. Desa Bedono sama seperti desa pesisir lain di Indonesia yang dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di



desa-desa



pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS,2010); (2) tingginya kerusakan sumberdaya pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) minim dan rendahnya kualitas infrastruktur



desa



dan



kesehatan



lingkungan



pemukiman.



Keempat



persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir. Dalam



penyelenggaraan



pemerintahan



desa,



untuk



menyelesaikan



persoalan di daerahnya wajib disusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa, dimana terdapat sinkronisasi dan sinergitas. Penyusunan perencanaan pengembangan desa tersebut disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya. Pelaksanaan rencana tersebut nantinya akan menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat.



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



1



Nantinya



pelaksanaan



program



akan



menghasilkan



kemandirian



dan



keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). Rencana Pengembangan Desa Pesisir merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan Pemerintah No, 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. B.



Maksud dan Tujuan



1.



Maksud a. Secara mendasar penyusunan RPDP Desa dimaksudkan untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses pembangunan desanya, sehingga ketika partisipasi itu muncul maka akan melahirkan perasaan ikut memiliki dari masyarakat terhadap hasil pembangunan desa. b. Secara umum masyarakat akan bertanggung jawa terhadap hasil– hasil pembangunan tersebut untuk selalu menjaga, merawat dan melestarikan keberadaannya. Disamping itu keberadaan RPDP Desa dapat digunakan sebagai gambaran konkrit tentang program–program yang akan dilaksanakan dalam jangka menengah, sehingga dapat dijadikan arahan bagi desa untuk menentukan prioritas terpenting dari proses pembangunan didesa agar tepat sasaran, tidak salah perencanaan serta berkesinambungan.



2.



Tujuan a. Mewujudkan



perencanaan



pengembangan



desa



sesuai



dengan



kebutuhan dan potensi desa. b. Menjamin



keterkaitan



dan



konsistensi,



antara



perencanaan,



penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. C.



Ruang Lingkup Secara umum ruang lingkup Penyusunan Rencana Pengembangan Desa



Pesisir meliputi metode pelaksanaan, proses pelaksanaan, hasil dokumen dan mekanisme pelaksanaan. Lingkup dari metode pelaksanaan mencakup : 1.



Prinsip-prinsip perencanaan, meliputi penerapan konsep bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan, bina lingkungan dan bina siaga bencana serta perubahan iklim



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



2



2.



Kerangka pikir perencanaan, meliputi kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa, mulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan sampai dengan penetapan, pengendalian serta evaluasi program



3.



Metode penyusunan meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data dan metode penyusunan rencana. Lingkup dari proses pelaksanaan pengembangan desa pesisir meliputi,



sosial budaya, ekonomi, sumberdaya alam lingkungan dan infrastruktur, kelembagaan, siaga bencana dan perubahan iklim.



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



3



II.



GAMBARAN UMUM WILAYAH



A.



Deskripsi Umum



1.



Sejarah desa Dahulu Desa Bedono merupakan daratan tandus, hingga akhirnya



datang seorang kiai bernama K. H. Ahmad Abdulloh Mudzakir. Beliau mengubah daerah tersebut menjadi



lahan pertanian yang subur. Banyak



orang yang mengetahui kesuksesan tersebut, sehingga lambat laun banyak orang yang menetap di Desa Bedono. K. H. Ahmad Abdulloh Mudzakir juga menyebarkan syiar agama di wilayah Sayung. Nama Bedono berasal dari bahasa jawa, yakni ambet dan ono yang berarti ―bau‖ dan ―ada‖. Bedono dapat diartikan menjadi desa yang muncul karena baunya seorang kiai yang dapat mengubah lahan gersang menjadi subur dan ajaran agama Islam dapat tersebar luas di daerah tersebut. Desa



Bedono



pertama



kali



dimpimpin



oleh



Lasi



(1932-1952),



penggantinya berturut-turut adalah Sakibin (1952-1964), Ahmad (1964-1989), Nur Rozi (1989-1999), Sajimin (1999-2009), dan yang terakhir Mualipin (2009sekarang). Sejak terbentuknya, Desa Bedono terdiri dari tujuh dusun, yaitu Dusun Bedono, Mondoliko, Rejosari, Pandansari, Tambaksari, Morosari dan Tonosari. Visi Pemerintah Desa Bedono yang telah dicanangkan sejak tahun 2007 adalah ―bangun deso, noto susilo, bantu wong rekoso‖ telah menjadi citacita tertinggi masyarakat Desa Bedono. Misi Pemerintahan Desa Bedono antara lain: a.



Meningkatkan sumberdaya manusia;



b.



Mewujudkan keamanan;



c.



Meningkatkan sarana dan prasarana dasar pemukiman;



d.



Meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat;



e.



Melestarikan adat istiadat dan budaya asli desa;



f.



Mengutamakan pelayanan masyarakat miskin.



2.



Letak geografis dan administrasi Desa Bedono termasuk dalam wilayah Kecamatan Sayung Kabupaten



Demak. Desa Bedono memiliki luas wilayah sebesar 551,673 ha yang terdiri dari tujuh dusun. Luas Desa Bedono 7% dari luas wilayah Kecamatan Sayung (7880 ha). Desa ini memiliki jarak tempuh ± 26 km dari ibukota kabupaten (Demak). Lama tempuh ke ibukota kabupaten dengan kendaraan bermotor adalah sekitar satu jam. Kenampakan citra satelit Desa Bedono dapat dilihat pada Gambar 1. Desa Bedono mempunyai batas wilayah sebagai berikut :



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



4







Sebelah Timur



: Desa Purwosari dan Desa Sidogemah







Sebelah Barat



: Laut Jawa







Sebelah Utara



: Desa Timbulsloko







Sebelah Selatan



: Desa Sriwulan



Gambar 1. Citra Satelit Desa Bedono Rincian penggunaan lahan di Desa Bedono adalah sebagai berikut: pekarangan 61 ha, tambak seluas 490,673 ha, hutan lindung seluas 166,876 ha, lapangan olahraga seluas 10,59 ha, taman rekreasi 5 ha, pemakaman 2,02 ha, sarana ibadah 0,40 ha, sarana pendidikan 0,50 ha dan sarana kesehatan 0,02 ha. Akan tetapi, saat ini tambak yang dapat berproduksi hanya seluas 96 ha. Tambak tersebut ditebar bandeng



dengan hasil produksi sekitar 800



kg/tahun. Tanah di Desa Bedono merupakan tanah kering. Desa Bedono terbagi menjadi tujuh dusun, yaitu Bedono, Mondoliko, Rejosari, Tambaksari, Pandansari, Morosari dan Tonosari. Jumlah RW di Desa Bedono sebanyak 6 dan RT sebanyak 23. Pemerintahan Desa Bedono dipimpin oleh seorang kepala desa yang dibantu oleh seorang sekretaris desa, lima orang kepala dusun, seorang kepala urusan (kaur) pemerintahan, seorang kaur keuangan, seorang kaur pembangunan, seorang kaur umum, seorang kaur kesra, tiga orang bayan, seorang jogo boyo dan tiga orang modin. Aktivitas pemerintahan desa telah berjalan dengan lancar. Struktur pemerintahan desa dapat dilihat pada Gambar 2.



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



5



Kepala Desa



BPD Sekretaris Desa



Kaur Pemerintahan



Kaur Keuangan



Kaur Kesra



Bayan I



Bayan II



Bayan III



Modin I



Modin II



Modin III



Bekel Bedono



Bekel Mondoliko



Bekel Rejosari



Kaur Umum



Kaur Pembangunan



Jogo Boyo



Bekel Morosari



Bekel Pandansari



Gambar 2. Struktur Pemerintahan Desa Bedono 3.



Topografi dan penggunaan lahan Desa Bedono merupakan desa pantai yang memiliki panjang pantai



sebesar 3 km. Tipe wilayah pesisir Bedono termasuk pantai berpasir dan pantai berlumpur. Pantai ini terbentuk oleh proses di laut akibat erosi gelombang, pengendapan sedimen, dan material organik. Material yang menyusun pantai tersebut biasanya terdiri dari pasir bercampur batu, yang umumnya berasal dari daratan, yang selain dibawa oleh aliran sungai ataupun yang berasal dari daratan di belakang pantai tersebut. Di samping berasal dari daratan, material yang menyusun pantai ini juga dapat berasal dari berbagai jenis biota laut yang ada di daerah pantai itu sendiri. Pantai tipe ini mudah berubah bentuk, mengalami deformasi, dan tererosi/abrasi. Desa ini tidak berbatasan langsung dengan kabupaten atau kota lain. Desa Bedono merupakan dataran rendah dengan topografi wilayah yang datar. Elevasi wilayah Bedono yang rendah antara 0,3-2,82 meter dan tanahnya pasir lempungan. Saat pasang tertinggi permukaan air dapat mencapai 40-60 cm di atas permukaan tanah perumahan dan dapat bertahan selama 4-6 jam. Peruntukan lahan di Desa Bedono sebagai berikut:



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



6



Tabel 1. Peruntukan Lahan Desa Bedono No. Penggunaan Lahan 1 Tanah Kering a. Pekarangan/bangunan 2 Tanah Basah a. Tambak 3 Tanah Hutan a. Hutan lindung 4 Tanah Fasilitas Umum a. Lapangan olahraga b. Tempat rekreasi c. Pemakaman 5 Tanah Fasilitas Sosial a. Sarana ibadah b. Sarana pendidikan c. Sarana kesehatan 6 Bengkok perangkat desa a. Tambak/kolam



Luas (ha)



Keterangan



61 490,673



Produktif hanya 96 ha



166,876 10,59 5 2,02 0,4 0,5 0,02 49,031



Jarak pusat pemerintahan Desa dengan: a.



Desa terjauh



: 3 km – 0,5 jam



b.



Ibukota kecamatan



: 2 km – 0,25 jam



c.



Ibukota kabupaten



: 26 km – 1 jam



4.



Sarana prasarana Kondisi jalan utama Desa Bedono masih sedikit yang berupa jalan beton,



yakni sepanjang ± 2 km dengan kondisi sedang. Jalan beraspal di desa ini panjangnya ± 1 km dengan kondisi rusak. Sebagian besar jalan masih berupa jalan tanah sepanjang ± 2 km dengan kondisi baik dan ± 4,5 km dengan kondisi rusak. Jenis prasarana pemerintahan Desa Bedono dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Prasarana Pemerintahan Desa Bedono No. 1 2 3 4 5 6 7



Jenis Prasarana Gedung kantor desa Ruang rapat Mesin ketik Kursi kerja Meja kerja Meja kursi tamu Lemari



Jumlah 1 1 1 25 7 5 2



Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Bedono masih terbatas pada tingkat dasar saja, yakni tiga TK dan tiga SD. Hal tersebut dapat menghambat pendidikan masyarakat karena akses terhadap fasilitas pendidikan tingkat menengah dan atas yang sulit. Jenis sarana pendidikan Desa Bedono dapat dilihat pada Tabel 3. Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



7



Tabel 3. Sarana Pendidikan Desa Bedono No. 1 2 3 4 5



Tingkat Pendidikan PAUD TK SD SMP/MTs SMA/SMK/MA



Jumlah — 3 3 — —



Luas (m2) — 150 12.668 — —



Fasilitas kesehatan yang dimiliki Desa Bedono adalah hanya satu unit puskesmas



pembantu



dan



empat



unit



posyandu.



Hal



ini



sangat



memprihatinkan, karena peralatan medis yang ada masih sederhana dan petugas



jaga



hanya



seorang



bidan



saja.



Kegiatan



posyandu



masih



dilaksanakan di rumah-rumah warga, desa belum mempunyai gedung khusus untuk pelaksanaan kegiatan posyandu. Sarana kesehatan yang terdapat di desa Bedono dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sarana Kesehatan Desa Bedono No. 1 2



Jenis Puskesmas pembantu Posyandu



Jumlah (unit) 1 4



Tabel 5. Sarana Keagamaan Desa Bedono No. 1 2 5.



Jenis



Jumlah (unit) 6 17



Masjid Mushala



Kependudukan Data kependudukan di Desa Bedono menurut profil desa adalah:







Jumlah total



: 3.790 orang







Jumlah laki-laki



: 1.899 orang (50,11%)







Jumlah perempuan



: 1.891 orang (49,89%)







Jumlah KK



: 1.081 KK



Tabel 6. Jumlah penduduk Desa Bedono setiap RW No. RW 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 TOTAL



L 447 300 13 407 732 1.899



P 471 319 16 385 700 1.891



Jumlah Penduduk 918 619 29 792 1.432 3.790



Jumlah KK 288 155 6 222 391 1.081



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



8



Mayoritas penduduk Desa Bedono bekerja sebagai buruh (tani dan bangunan) serta nelayan dan petambak. Hal ini dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan penduduk yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah tidak menawarkan pekerjaan yang tinggi. Penduduk Desa Bedono juga banyak yang bekerja sebagai buruh di bidang industri, karena banyak pabrik di sekitar Kecamatan Sayung dan Karangtengah. Sebagai desa pantai tentunya dapat ditemukan penduduk yang bekerja sebagai nelayan dan petambak. Nelayan di Desa Bedono merupakan nelayan kecil, yang hanya menggunakan sampan berukuran kecil untuk mencari ikan dengan alat tangkap berupa jaring yang sederhana. Jangkauan nelayan tersebut mencari ikan hanya di sekitar kawasan pantai di dekat tempat tinggal mereka saja. beragam mata pencaharian penduduk Desa Bedono pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk Desa Bedono Tahun 2010 Mata pencaharian Jumlah Buruh tani 617 Buruh bangunan 546 Nelayan/ petambak 530 Buruh industri 406 Pedagang 251 Petani 92 Sopir/ kernet angkutan umum 33 PNS/ TNI 28 Jumlah 2.503 Sumber : Kecamatan Sayung dalam Angka (2011).



Persentase (%) 24,65 21,81 21,17 16,22 10,03 3,68 1,32 1,12 100



Tabel 8. menunjukkan tingkat pendidikan formal penduduk Desa Bedono masih rendah. Lebih dari 50% penduduknya belum tamat SD atau hanya tamat SD, bahkan ada pula yang tidak bersekolah. Penduduk Desa Bedono yang berpendidikan SMP sebanyak 593 orang (25,24%) dan SMA sebanyak 542 orang (23,07%). Hanya sedikit dari penduduk Desa Bedono yang berpendidikan akademi atau sarjana (0,68%). Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi. Banyak orangtua yang merasa tidak sanggup menanggung biaya untuk menyekolahkan anaknya ke akademi maupun perguruan tinggi.



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



9



Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2010 Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%) Tidak sekolah 309 13,15 Belum tamat SD 321 13,67 Tidak tamat SD 292 12,43 Tamat SD 276 11,75 Tamat SMP 593 25,24 Tamat SMA 542 23,07 Akademi/ sarjana 16 0,68 Jumlah 2.349 100 Sumber : Kecamatan Sayung dalam Angka (2011). Desa Bedono merupakan desa pesisir yang masih memegang teguh adatistiadat. Tokoh masyarakat dan pemuka agama bersama-sama menjaga teguh norma agama dan budaya yang ada di dalamnya. Rembug desa yang diadakan untuk menjalin kebersamaan antarwarga terus dijaga, seperti adat shalawat dan doa bersama dipesisir pada bulan apit hitungan bulan hijriyah dan Khoul sesepuh desa pada ahir bulan dzulqodah hitungan bulan hijriyah. Ciri khas kedesaan juga masih kental, hal ini ditandai dengan beberapa aktivitas sosial masyarakat antara lain kumpulan pedukuhan, selapanan (35 harian sesuai kalender Jawa), kelompok tani, pengajian, karang taruna, PKK, yasinan, dll. B.



Dampak Perubahan Iklim/Bencana Dampak perubahan iklim telah dirasakan di Desa Bedono. Bencana



abrasi dan rob yang terjadi di Desa bedono merupakan contoh akibat dari perubahan iklim yang saat ini sedang berlangsung. Abrasi dan rob yang terjadi telah mengakibatkan penambahan panjang garis pantai di Desa Bedono. Rumah-rumah warga langsung berbatasan dengan laut. Rob setiap hari menggenangi rumah warga, bahkan dua dusun di desa ini (Rejosari dan Tambaksari) sampai direlokasi ke desa lain karena telah menjadi lautan. Lahan pertanian dan pertambakan milik warga ikut tergenang air laut, sehingga menghilangkan mata pencaharian utama warga. Warga Bedono saat ini banyak yang beralih pekerjaan menjadi buruh bangunan dan industri. Dampak rob dan abrasi tidak hanya menghilangkan sumber mata pencaharian warga saja, tapi juga berdampak pada hilangnya akses jalan, rusaknya rumah, sarana peribadatan dan sarana sosial lainnya. Rob dan abrasi tidak hanya mengubah kondisi fisik lingkungan, tapi juga berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dampak rob dan abrasi sangat terasa di Dusun Tambaksari. Pada tahun 1997 mayoritas penduduk Dusun Tambaksari memutuskan untuk pindah ke desa lain, karena tidak mampu lagi bertahan hidup di dusunnya karena rob selalu menggenangi wilayahnya dalam waktu 24 jam dan banyak rumah yang



Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



10



rusak. Mereka memilih untuk pindah agar lebih tenang dalam melakukan rutinitas sehari-hari dan tidak lagi khawatir terkena abrasi dan rob. Pada tahun 2004 Dusun Rejosari (Senik) juga mengalami nasib yang sama dengan Dusun Tambaksari. Masyarakat Dusun Rejosari memilih relokasi ke desa tetangga, yakni Desa Daleman dan Sidogemah. Saat ini banyak mangrove



yang



terkena



ombak



dan



mengakibatkan



kerusakan



hutan



mangrove. Hal tersebut menyebabkan gelombang besar langsung menghatam pemukiman warga. Pemukiman warga rusak akibat



terjangan gelombang



besar. Jika tidak ada kesadaran dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian mangrove, maka tidak dipungkiri lima dusun yang masih bertahan juga akan menyusul relokasi. Dampak lain yang terasa adalah gelombang besar yang intensitas kedatangannya menjadi meningkat. Gelombang besar terjadi karena adanya angin kencang yang berhembus di lautan dan cuaca yang tidak menentu. Keadaan ini memaksa nelayan untuk tidak pergi melaut. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pendapatan nelayan. Angin kencang tersebut juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga. C.



Permasalahan Beberapa permasalahan yang terdapat di Desa Bedono yang merupakan



dasar dalam penyusunan rencana pengembangan desa pesisir adalah: 1.



Lingkungan dan infrastruktur Desa Bedono dilanda bencana rob dan abrasi. Akibat bencana tersebut



banyak infrastruktur di Desa Bedono yang rusak. Jalan dan jembatan penghubung dari Dusun Pandansari, Rejosari, Mondoliko dan Bedono putus, tidak dapat dilewati oleh kendaraan. Hal tersebut membuat transportasi terganggu. Warga Dusun Mondoliko dan Bedono harus memutar melewati desa lain untuk sampai ke pusat pemerintahan Desa Bedono. Jalan dan jembatan skala kecil di daerah dusun posisinya rendah, sehingga akan tergenang air saat rob. Hal ini membahayakan warga karena antara jalan, jembatan dan sungai terlihat sama kenampakannya. Jalan yang tergenang juga akan menghambat transportasi. Beberapa warga juga ada yang belum sadar akan kebersihan, sehingga masih membuang sampah di sembarang tempat dan melakukan kegiatan MCK di sungai. 2.



Sosial budaya Seiring perkembangan zaman, nilai gotong royong di Desa Bedono mulai



memudar. Hal ini dikarenakan perubahan mata pencaharian warga. Warga yang dulu sering berada di lingkungan desa, karena bekerja sebagai petani, nelayan, maupun petambak, kini harus bekerja di luar desa sebagai buruh bangunan maupun industri. Waktu yang dimiliki warga untuk berinteraksi Dokumen Rencana Pengembangan Desa Bedono



11



dengan sesama warga menjadi berkurang. Kesenian rebana yang dulu menjadi budaya khas Desa Bedono sekarang sudah tidak terdengar lagi gaungnya. Hal ini dikarenakan pemuda-pemudi Desa Bedono tidak melestarikan budaya tersebut dan alat rebana yang dimiliki warga sebagian sudah rusak karena terkena rob. 3.



Ekonomi Kemiskinan



masyarakat



termasuk



masalah



utama



Desa



Bedono.



Hilangnya tambak dan lahan pertanian yang merupakan sumber pendapatan utama warga berdampak pada keterpurukan ekonomi masyarakat. Warga yang dulu menjadi petambak dan petani yang sukses harus beralih profesi menjadi buruh serabutan jika mempunyai keahlian dan kesempatan, jika tidak memiliki keahlian maka warga memilih untuk tidak bekerja. Alternatif mata pencaharian



bagi



warga



juga



terbatas.



Masalah



tersebut



dikarenakan



pendidikan warga yang masih rendah, sehingga sedikit lowongan pekerjaan yang tersedia. 4.



Perikanan Desa Bedono memiliki potensi perikanan yang besar, baik perikanan



tangkap maupun budidaya. Sayangnya, potensi perikanan tangkap tersebut belum



dimanfaatkan



secara



maksimal.



Nelayan



Desa



Bedono



hanya



merupakan nelayan skala kecil dengan alat tangkap terbatas dan jalur penangkapan yang pendek (