Ruang Lingkup Dan Sifat Kajian Sastra Bandingan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUANG LINGKUP DAN SIFAT KAJIAN SASTRA BANDINGAN Ruang Lingkup Penelitian Sastra Bandingan, meliputi : 1. Bidang Penelitian Sastra Bandingan : Melibatkan lebih dari 1 sastra bandingan untukmengetahui keterkaitan ruang lingkup. Terdapat bidang-bidang pokok, yang menjadi titik perhatian dalam penelitian sastra bandingan : 1. Tema dan motif melingkupi a. Buah pemikiran : Berdasarkan pada jurnal Religiositas Dalam Novel Kemaru, AlSyiqaq I, dan ‘Ntaidu dari ketiga tokoh tersebut, terdapat adanya keterkaitan terhadap ketiga novel tersebut yang membuahkan hasil pemikiran sang peneliti yaitu berupa nilai religiositas dan budaya masyarakat. Penduduk asli etnis Melayu mengenal adanaya kekuatan adi kodrati sejak sebelum masuknya agama Hindu dan Buda. Hal itu bisa dilihat adanya kepercayaan masyarakat nusantara menganut ajaran nenek moyang yaitu animisme, dinamisme agar selamat dalam hidupnya begitu patuh pada peraturanperaturan tertentu, ketika agama Hindu dan Buda masuk ke wilayah Nusantara yang kemudian disusul agama Islam dan Kristen masyarakat nusantara mulai mengenal lebih konkrit keberadaan Tuhan beserta hukum-hukum agama seperti halal dan haram beserta kewajiban yang harus dijalani oleh umat manusia, seperti sembahyang dan yang lain. Kaidah agama perlu ditaati oleh pemeluknya, tetapi ketaatan terhadap ritual agama belum dapat dikatakan sikap religiositas. Sikap religiositas bersifat pribadi berupa hubungan individu antara manusia dengan Sang Pencipta. Pengaruh masuknya penjajah Eropa ke Nusantara, budaya yang mereka bawa masing-masing berpengaruh pada budaya pihak yang terjajah. Seperti unsur bahasa yang paling tampak dipengaruhi oleh penjajah yang notabene bahasa Melayu dipengaruhi oleh bahasa Inggris. Perkembangan politik pada setiap Negara pasti juga berbeda, sehingga perbedaan itu berpengaruh pada karya sastra yang diciptakan oleh masing-masing pengarang ketiga negara. b. Gambaran perwatakan : Gambaran dari perwatakan ketiga tokoh tersebut memiliki sifat dan karakter protagonist, tokoh yang bijaksana, suka menolong,



pekerja keras, pantang menyerah, sabar, bekerja keras tanpa pamrih. Memiliki niat dan semangat untuk berjuang mengubah pemikiran di sekitar yang terbiasa menyerah pada takdir daripada bekerja keras “melawan nasib” adalah cara untuk memperbaiki kehidupan dan meningkatkan taraf hidup agar lebih maju. c. Alur plot, episode, latar (setting) : Dari peristiwa yang dialami ketiga tokoh tersebut, ketiga novel memiliki alur maju karena hampir semua cerita pokoknya diceritakan secara bersamaan sesuai dengan kejadian. Perspektifnya pemikirannya lebih ke depan mengenai peristiwa yang terjadi. d. Ungkapan-ungkapan : 2. Genre dan bentuk (form), stilistika, majas, dan suasana : Novel 3. Aliran dan angkatan : beraliran Mistikisme hubungan manusia dengan Tuhan. (Angkatan 1966, 1985, 2006). 4. Hubungan karya sastra dengan ilmu pengetahuan, agama atau kepercayaan dan karyakarya seni : Di dalam jurnal tersebut ketiga novel memiliki hubungan karya sastra dengan 1.



Ilmu pengetahuan berupa : Sosiologi sastra, suatu pendekatan terhadap karya sastra karena adanya gejala sosial di dalam suatu peristiwa dalam karya sastra yang dibuat, dengan tidak meninggalkan segi-segi masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan pengarang dan pembaca karya sastra. Melihat dari pengetahuan sebuah peristiwa struktur sosial dan proses sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial yang mempelajari lembaga sosial.



2. Agama atau kepercayaan saling berkaitan dengan karya sastra yang muncul adanya usaha untuk menyatu dengan kekuatan adikodrati, kepercayaan yang hadir di seperti Animisme dan Dinamisme, kemudian agama Hindu Budha dan disusul agama Kristen dan Islam. 3. Karya seni : Karya sastra adalah karya seni yang berbentuk seni bahasa. Lahirnya sebuah karya adalah wujud cipta untuk dapat dinikmati oleh pembaca. Untuk dapat menikmati suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik di perlukan pengetahuan tentang sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karna kurangya pemahaman yang tepat.



4. Karya sastra adalah seni, dimana banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaaan, sehingga sulit di terapkan untuk metode keilmuan. Perasaan, semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur karya sastra sulit di buat batasanya tak hanya 5. a. Teori sastra : Berdasarkan ketiga novel tersebut yang dijelaskan pada jurnal, berhadapan dengan sebuah pribadi yang kompleks. Sesuatu yang kompleks biasanya sangat menarik untuk diselidiki. Pada jurnal yang dikaji disuguhkan realita kehidupan yang menimbulkan kesan bagi pembacanya, sehingga kita memperoleh warna-warna baru. b. sejarah sastra : ketiga novel tersebut berasal dari Negara yang berbeda namun memiliki etnis melayu sama . c. kritik sastra 2. Kompleksitas : Kajian sastra perbandingan ini dianggap memiliki kompleksitas. Melalui ketiga novel tersebut di dalamnya sudah mencakup sesutau yang kompekls, meliputi wilayah geografi berada di etnis melayu yang sama, bermula adanya imajinasi yang tinggi dari pengarang dan dituangkannya masalah-masalah yang terjadi disekitar dalam bentuk sastra dan mampu dinikmati oleh masyarakat menjadikan peneliti tersebut mengkajinya. Terdapat aspek nilai-nilai sosial yang ada dalam lingkungan masyarat, aspek persoalan kehidupan dan nilai-nilai religious. 3. Materi dan unsur dalam penelitian sastra : ketiga novel tersebut terdapat relasi unsur modernisasi yang kuat. Moderenisasi dalam pandangan pasivisme religious menuju pandangan sekiralisme kapitalis, bahwa kemiskinan bukan urusan Tuhan, bahwa kemiskinan merupakan persoalan manusia. 4. Sifat kajian sastra bandingan :



Kajian bersifat antar disiplin Di dalam kajian yang



bersifat antar disiplin merupakan kajian yang cenderung berfokus pada aliran Amerika. Kajian ini membandingkan antara karya sastra dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, agama, dan seni yang lain. Karena luasnya ruang lingkup kajian ini, diperlukan pengetahuan yang luas pula untuk melakukan kajian. Fokus pembicaraan tetap pada karya sastra. Materi non sastra sebagai pembanding dipakai sebagai bantuan untuk memperjelas makna dari suatu karya sastra atau untuk mengetahui dasar pemikiran penulisnya.