Sap Asma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pokok Bahasan



: Asma



Sub Pokok Bahasan



: Penyuluhan Tentang Asma



Penyaji



: ovi maftukhatus maslukhah



Sasaran



: Seluruh Masyarakat Desa Parit



Hari dan Tanggal Pelaksanaan



:



Tempat



: Balai Desa



, Febuari 2020



A. Latar Belakang Asma bronkhial merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat, di derita oleh anak anak sampai dewasa. Asma merupakan gangguan saluran pernapasan yang sangat kompleks, penyebab utama penyakit kronis pada masa anak anak, yang mengganggu aktifitas anak sehari hari,menyebabkan ketidakhadiran disekolah. (marni 2014) Penyakit asma bronkhial bisa menyerang siapa saja, kapan saja, etnis manapun, baik laki-laki maupun peempuan tanpa terkecuali. Untuk mengaasi masalah tersebut kita diharapkan turut aktif dalam menurunkan angka kesakitan asma dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat, serta pencegahan supaya tidak terjadi serangan asma berulang.(marni 2014) Angka kejadian penyakit asma bronkhial akhir akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. World health orgazation (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan di perkirakan akan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunya (WHO, 2013) Data dunia menyatakan asma bronkhial sebagai satu dari lima besar penyebab kematian, dengan total penederita sebanyak 300 juta orang. Di Indonesia sekitar 12 juta orang menderita penyakit yang ditandai dengan sesak. Bahkan di Indonesia,  termasuk salah satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian terbesar (Republika, 2009). Hasil survei pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (medan, Palembang, Jakarta, bandung, semarang, Yogyakarta, malang, dan denpasar) menunjukan prevalensi asma pada anak sd (usia 6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3, 7 -6 4%.amerika serikat 14-15 juta jiwa di amerika serikat 14-15 juta orang menderita penyakit asma, dan kurang lebih 4,5 juta adalah anak-



anak. Diindonesi asma merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penderitanya membutuhkan perawatan baik di rumah sakit maupun di rumah. Lebih dari 50% kasus asma berkembang pada dewasa sebelum umur 40 tahun.(marni 2014) Di Indonesia mengatakan penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma 80% terjadi dinegara berkembang akibat kemiskinan, kurang tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang di sebabkan oleh penyakit asma diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik (kemenkes RI, 2011) Prevalensi penyakit asma bronkhial di Sumatra selatan sebanyak 2,04% dengan jumlah penderita asma bronkhial 505 orang menurut (Omieyanti (2009). Sedangkan angka kejadian asma bronkhial yang terjadi di provinsi sumatera selatan dari semua umur dan berdasarkan gejala sebesar 2,5% (RISKESDAS,2013) Berdasarkan data hasil dari rekam medis rumah sakit muhammadiyah Palembang prevalensi penderita asma pada tahun 2013 adalah 128 orang dan, sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 137 orang, dan masuk pada tahun 2015 mengalami penurunan yaitu berjumlah 117 orang (Rekam Medis Rumah Sakit Muhammadiyah ) Asma bronkhial di sebabkan oleh banyak factor termasukdiantaranya yaitu faktor lingkungan fisik, factor genetik, faktor infeksi antara lain karena virus influenza faktor lingkungan termasuk udara dingin latihan fisik, bulu binatang, debu rumah dan partikel seperti obat obatan dapat menyebabkan terjadinya asma seperti penghambat beta, aspirin faktor psikologi dan emosional termasuk stress terutama marahdan menangis (soemantri 2008) Penyakit asma bronkhial perlu perawatan khusus jika di biarkan terus menerus akan menumbulkan komplikasi antara lain yaitu komplikasi asma pneumothoraks, komplikasi asmapncunomediastinum, komplikasi asma atelaktasis,gagal nafas dan bronchitis. Pemahaman tentang asma tentunya merupakan hal yang sangat penting bagi perawat di ruangan guna menigkatkan untuk pelayanan keperawatan medikal bedah (tanto, cris 2014) Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien asma antara lain sebagai pelayanan kesehatan dengan menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberipelayanan atau informasi, sebagai pendidik dengan cara membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan , sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberi pelayanan



keperawatan, sebagai coordinator dengan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan terarah yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (pertami, 2015) Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulistertarik untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang di tuangkan dalam sebuah studi kasus dengan judul “asuhan keperawatan, dengan Gangguan Sistem Pernafasan Asma Bronkhial Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang 2017”. Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik melakukan pendidikan kesehatan tentang asma di desa Parit Kecamatan Rambutan Kabupaten Kanyuasin B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana pengetahuan tentang asma? C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan kepada warga desa parit diharapkan mampu mengetahui serta memahami tentang asma 2. Tujuan Khusus a. Memahami apa pengertian asma b. Memahami tanda gejala asma c. Mengetahui penyebab asma d. Mengetahui makanan yang baik untuk asma D. SASARAN Seluruh warga Desa Parit E. STRATEGI PELAKSANAAN Hari dan Tanggal Pelaksanaan



: Sabtu, Februari 2020



Waktu



: 30 menit



Tempat



: Balai Desa



F. METODE



Metode yang digunakan adalah: 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi G. MATERI Terlampir



H. SUSUNAN ACARA N O 1.



TAHAP Pembukaan



WAKT



KEGIATAN



U 5menit



MEDIA



1.Salam perkenalan 2.Menjelaskan



kontrak



dan



tujuan pertemuan 3.Kata 2.



4. 3.



Pelaksanaan



Tanya jawab Penutup



5 menit



5 menit 5 menit



sambutan



dari



ketua



pelaksanan Menjelaskan tentang :



Leaflet,







Lembar



Pengertian asma



 Tanda dan gejala asma



Balik



 Penyebab asma



dan



 Makanan yang baik untuk asma



infocus







Menutup pembelajaran dengan salam



I. MEDIA DAN ALAT Leaflet dan Infokus J. PENUTUP Demikianlah Satuan acara pemelajaran penyuluhaan asma



pada masyarakat



dengan harapan semoga kegiatan ini dapat bermanfaat Khusunya Bagi seluru Masyarakat di desa parit Semoga allah senantiasa menguatkan tekad, semangat dan meridokan apa yang kita lakukan. Kami selaku panitia mengucapkan



terima kasih atas kerja sama dari berbagai pihak yang telah menukung dan yang akan mendikung terlaksananya kegiatan



   Lampiran



Asma



A. TINAJAUN TEORI Konsep Penyakit a. Definisi Asma bronkhial adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai oleh mengi/batuk berulang dengan karakteristik: a. timbul secara episodik b. cenderung pada malam atau dini hari (naktural) c.



bersifat musiman



d. timbul setelah aktivitas fisis, serta e.



terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan keluarga Eksaserbasi (serangan) asma merupakan episode perburukan gejala



gejala asma secara progresif yang umumnya ditandai dengan distres pernapasan . dapat timbul gejala sesak napas, batuk, mengi,dada terasa



ditekan, atau berbagai kombinasi gejala tersebut, (chris Tanto2014, hal 163) Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas



terhadap rangsangan tertentu, yang



menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat berulang namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal , (Amin dkk 2015, hal65) Asma bronkhial adalah penyakit obstruksi jalan napas, yang dapat pulih, dan intermiten yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Eksaserbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan periode bebas gejala (Baughman, D.C, 2000. Hal 53). Asma Bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif interminen, reversible dimana trakea dan bronkhial berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu, yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi. (Smeltzer, dkk, (2001. Hal 611)



b. Etiologi Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui dengan pasti penyebabnya akan tetapi hanya menunjukan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi),dan function laesa (fungsi yang terganggu). Dan raang harus disertai dengan infiltrasi sel sel radang . (sudoyo aru dkk) Sebagai pemicu timbulnya serangan serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara) inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (butir telur, susu sapi, kacang



tanah, coklat, biji bijian, tomat) obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapekan, tertawa terbahak bahak) dan emosi, (Amin dkk 2015 hal 163) Serangan akut umumnya timbul akibat pajanan terhadap factor pencetus seperti infeksi virus atau alergen. Selain itu, asma dapat pula dicetuskan oleh cuaca dingin , kegiatan jasmani, gastreoesofageal refluks, dan ketidakstabilan emosi (psikis), (chris Tanto2014 hal 66)



c. Anatomi fisiologi



Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea, bronkus, dan bronkiolus. 1.



Saraf Sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin, melakukan bagian terbesar dalam pengaturan tubuh. Pada umumnya Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa viseral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.(Guyton, Human Physiology 1990) Susunan saraf pusat manusia mengandung kurang lebih 100 miliar neuron, juga terdapat sel-sel glia sebanyak 10-50 kali jumlah tersebut. Neuron, bangunan dasar dari , telah berevolusi dari sel-sel neuroefektor



primitif



yang



berespon terhadapberbagai



rangsang



dengan



cara



berkontraksi (Ganong, Review Of Medical Physiology:2008). Sistem saraf bersifat khas dalam beberapa kerumitan tindakan pengaturan yang dapat dilakukannya. Ia menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikannya untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Pada dasarnya pola umum sistem saraf terbagi atas divisi Sensoris, divisi motorik, pengolah



informasi dan penyimpan informasi (Guyton, Human



Physiology 1990). Tugas pokok sistem safar adalah mengatur kegiatan tubuh yaitu dengan mengatur kontraksi otot rangka di seluruh tubuh, mengatur kontraksi otot polos dalam organ internal dan mengatur sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin dalam banyak bagian tubuh. Semua kegiatan tersebut disebut fungsi motorik saraf, sedangkan otot dan kelenjar disebut efektor karena melakukan fungsi yang diperintahkan oleh sistem saraf (Guyton, Human Physiology 1990). Sistem saraf sama sekali tidak efektif dalam mengatur fungsi tubuh jika tiap sedikit informasi sensorik menyebabkan satu reaksi motorik. Oleh karena itu, salah satu fungsi sistem saraf adalah untuk mengolah informasi yang masuk sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat (Guyton, HumanPhysiology 1990). Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu: 2.    Pernapasan Dada Bagian tubuh yang berperan dalam pernapasan dada, yaitu: a. Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut b. Tulang rusuk terangkat ke atas



c. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. Pernapasan dada atau costal breathing. Inspirasi dimulai dari otot interkostalis eksterna yang berkontraksi. Akibatnya, tulang-tulang rusuk terangkat ke atas dan menyebabkan rongga dada dan volume paru-paru membesar. Sebaliknya, ketika ekspirasi otot interkostalis internal berelaksasi sehingga tulang-tulang rusuk menjad turun dan volume rongga dada pun menurun. 3.    Pernapasan Perut Bagian tubuh yang berperan pada pernapasan perut, yaitu: a. Otot difragma pada perut mengalami kontraksi b. Diafragma datar c. Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing.Inspirasi dimlai abdomen bergerak ke arah luar sebagai akibat berkontraksinya otot diafragma yang turun ke bawah secara mendatar, sehingga rongga dada membesar dan menurunkan tekanan udara di paru-paru Pada saat ekspirasi otot-otot diafragma berelaksasi dengan cara mengendur dan cenderung melengkung ke atas. Akibatnya, tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih tinggi karena volume rongga dada maupun rongga paru-paru mengecil. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipa - lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.



Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO 2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah. d. Fase Pernapasan Fase ini terbagi pada tarikan nafas (inspirasi) dan hembusan nafas (ekspirasi) yang melibatkan beberapa bagian tubuh, antara lain: a. Otot interkosta b. Tulang rusuk c. Diafragma d. Isi padu rongga toraks e. Tekanan udara di paru- paru e.     Inspirasi Pada saat menarik napas (inspirasi), otot interkosta luar berkontraksi (tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragma berkontraksi (diafragma menjadi datar ), isipada rongga toraks bertambah dan tekananudara paru-paru menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi mendorong udara kedalam paru-paru . f. .   Ekspirasi Pada saat menghembuskan napas (ekspirasi) , otot interkosta luar mengendur (tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot diafragma  mengendur (diafragma melengkung ke atas ), isipada rongga toraks berkurang dan tekanan udara paru-paru menjadi tinggi , tekanan udara dalam paru-paru yang lebih tinggi mendorong udara keluar .



g. Kecepatan nafas normal pada anak umur 0-1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun 5-12 tahun >13 tahun



Kecepatan nafas normal (kali/menit 30 s/d 60 24 s/d 40 22 s/d 34 18 s/d 30 12 s/d 16



(Huraerah, 2006) a. Hidung Hidung adalah bagian atas dari sistem pernafasan , didalam hidung terdapat bulu bulu hidung dan lendir, bulu bulu hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk melalui lubang hidung , kemudian lendir berfungsi untuk melembabkan, kemudian dihangatkan karena gesekan antara bulu hidung dan lendir (Martha, P. (2012)). b. Faring (tekak) Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan. (Martha, P. (2012)). c. Laring (tenggorok) Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus. (Martha, P. (2012)).



d. Trachea atau batang tenggorok Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. (Martha, P. (2012)). e. Bronchus Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkusbronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus



lobaris



dan



kernudian



menjadi



lobus



segmentalis.



Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai



penghantar



udara



ke



tempat



pertukaran



gas



paru-paru.



Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. (Martha, P. (2012)). f. Paru-Paru Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki : 1) Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula 2) permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada 3) permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung. 4) dan basis. Terletak pada diafragma paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.



d. Patoflow



Factor pencetus  Allergen  stress



 cuaca Spasme otot polos sekresi kelenjar bronkus naik Penyempita n / obstruksi proksimal dari bronkus pada tahap ekspirasi dan inspirasi  Mucus berlebih  Batuk  Wheezing



Mengeluarkan



Antigen yang terikat IGE pada permukaan sel mast atau basofil



Permiabilit as kapiler meningkat



mediator : histamine, platelet, bradikinin dll



Konsentrasi o2 dlm darah menurun



hiperkapne a



gelisah



Suplai o2 keotak menurun



ansietas



Asidosis metabolik



Gangguan pertukaran gas



Ketidakefe ktifan bersihan jalan nafas



hipoksemia



koma



Suplai darah dan o2 kejantung berkurang



Tekanan partial oksigen dialveoli menurun



 Sesak nafas



Edema mukosa, sekresi produktif, kontriksi otot polos meningkat



Suplai o2 kejaringan menurun



Penurunan cardiac output



Perfusi jaringan perifer



Penyempita n jalan pernapasan



Penurunan curah jantung



Tekanan darah menurun



Kelemahan dan keletihan Peningkatan kerja otot pernapasan Nafsu makan menurun



hiperventilasi Ketidakef ektifan pola nafas



Retensi o2



Kebutuhan o2 naik



Intoleransi aktifitas



Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



e. Tanda dan gejala klinis Keluhan utama asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas, yang bervariasi seiring berjalannya waktu. Pemicu bisa jelas, misalnya olah raga atau paparan alergen. Pemeriksaan fisik bisa normal atau menunjukkan adanya mengi saat ekspirasi (Davey (2006, hal 180)



f. Penatalaksanaan Tujuan terapi (nafas dalam) adalah menghilangkan gejala dengan pemberian seminimal mungkin obat. Penyluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan mengenai pemicu, penggunaan dan peran obat-obatan, dan bagaimana mendeteksi dan bereaksi terhadapa perburukan. Menghindari pemicu lingkungan atau allergen penting, terutama menghindari asap rokok. Pada Asma kronis : dianjurkan menggunakan pendekatan bertahap. Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas. Dan pada Asma akut : O2, kortikosteroid sistemik, inhalasi β-agonis, anti kolinergik, dan teofilin bila perlu. (Davey (2006. Hal 180))



g. Komplikasi



Kompliaksi yang dapat terjadi pada kien dengan asma bronchial ialah sebagai berikut: a. Status asmatikus. b. Bronkitis kronis, bronkiolitis, pneumonia. c. Enfisema kronis. d. Kor pulmonal dengan gagal jantung kanan. e. Atelektasis. f.



Pneumotoraks.



g. Kematian. (Betz, C.L. dan sowden, L.A (2009, hal 32))