14 0 656 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN GOSOK GIGI YANG BENAR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN S1 FARMASI
Disusun Oleh : 1. Atika Mayasari
(920173055)
2. Dwi Utami
(920173063)
3. Khoirunnisa’
(920173074)
4. Marisa Khusnul F
(920173076)
5. Nisrina Rosyada
(920173082)
6. Wahyu Khoddriatul K
(920173093)
7. Elia Hardiani
(F320175011)
8. Hafidza Noor Fahrila
(F320175050)
9. Hieronimus Ristha H
(F320175015)
10. Nisa Indah Setyani
(F320175025)
11. Sintya Wulandari
(F320175031) KKN Tanjung Karang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2020/2021 JL. GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS TELP. 0291-437
SATUAN ACARA PENYULUHAN GOSOK GIGI Pokok Bahasan
: Gosok gigi
Sub Pokok Bahasan
: Cara gosok gigi yang benar
Sasaran
: Anak-anak PAUD RA Muslimat NU
Hari/Tanggal
: Rabu, 25 November 2020
Tempat
: Di PAUD RA Muslimat NU
Jam Pelaksanaan
: 07.30 WIB - selesai
Waktu
: 60 menit
Penyuluh
: Mahasiswa KKN UmKu Tanjung Karang
A. Latar Belakang Menyikat gigi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap manusia untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya (Sandy et all., 2016). Menyikat gigi dengan waktu dan cara yang benar sangatlah penting karena gigi dan mulut yang sehat mencerminkan kualitas hidup yang baik (Wahab et all., 2017). Namun berdasarkan hasil survei nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 melaporkan bahwa, dari 93,8% masyarakat Indonesia yang sudah berperilaku menyikat gigi setiap hari, hanya 2,3% saja yang berperilaku benar dengan prevalensi karies mencapai angka 53,2% (Riskesdas, 2013). Riskesdas juga melaporkan di Sumatera Barat, dari 93,7%, masyarakat yang telah menyikat gigi dua kali sehari, hanya 1,4 persen yang sudah melakukannya di waktu yang benar dan memiliki prevalensi karies yang masih tergolong tinggi yaitu 70,6% (Riskesdas, 2013). Pentingnya perilaku menyikat gigi dengan benar haruslah diajarkan sejak dini, karena perilaku menyikat gigi yang salah akan berdampak terhadap kesehatan gigi dan mulut seseorang, salah satu dampak yang ditimbulkan adalah karies gigi (Wiradona et all., 2013). Saat ini sekolah-sekolah di Indonesia sudah memberikan pendidikan mengenai cara menyikat gigi
melalui program UKGS yang sudah berjalan sejak tahun 1951 (Kemenkes, 2012). Pendidikan ini diberikan salah satunya melalui pelaksanaan program sikat gigi massal yang diikuti oleh seluruh siswa, baik anak normal maupun berkebutuhan khusus (Lestari, 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah karies yang semakin tinggi adalah dengan melakukan tindakan pencegahan berupa pemberian penyuluhan (Widayati, 2014). Walaupun anak slow learner mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan pembelajaran formal di sekolah, tetapi mereka masih mampu untuk menerima pengetahuan dengan baik asal diberikan dengan metode yang tepat dan secara bertahap (Basuni, 2012). Hal tersebut penting karena anak slow learner merupakan golongan anak berkebutuhan khusus masih memiliki kemampuan untuk mengurus diri sendiri, sehingga pendidikan tersebut dirasa penting untuk menjadikan anak slow learner lebih disiplin dan mandiri, tidak lagi bergantung pada orang lain dalam menjalani kehidupannya dan mengoptimalkan kemampuan yang masih ada (Rahman, 2014). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memberikan penyuluhan adalah dengan metode Tell Show Do. Tell Show Do merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk manajemen perilaku di kedokteran gigi anak (Singh at all, 2014) (Farhat et all, 2009). Teknik ini dilakukan dengan cara menceritakan, memperkenalkan dan memperlihatkan prosedur perawatan gigi pada anak. Kegiatan ini ditujukan agar anak mengerti dan tidak takut terhadap perawatan yang akan diberikan kepadanya (Singh at all, 2014). Tell Show Do juga dapat digunakan sebagai metode penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada anak berkebutuhan khusus karena pada metode ini, selain memberikan informasi secara lisan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami, juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melihat langsung bagaimana demonstrasi dari ilmu yang sudah diberikan serta mereka mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu tersebut dengan pengawasan dan pendampingan sehingga mereka akan lebih mudah mengerti dan menerima suatu informasi (Agnintia et all., 2016). Berdasarkan hasil penelitian Arun Sharma dan Rishi Tyagi di India pada
tahun 2011, metode tell show do dinilai memberikan dampak positif dan sangat efektif digunakan untuk menagemen dan memodifikasi perilaku anak (Sharma et all., 2011). Penelitian Kawia, dkk di Tanzania pada tahun 2015 juga menyebutkan bahwa Tell Show Do merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam managemen perilaku di kedokteran gigi anak karena memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi (Kawia et all., 2015) Penelitian Fasalwati di Makassar pada tahun 2016 mengenai penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode Tell Show Do pada anak berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita menunjukkan bahwa kegiatan tersebut belum terlaksana secara efektif. Salah satu penyebabnya adalah karena pada saat penyajian materi, anak tunagrahita cenderung tidak fokus dan malah mengganggu teman-temannya yang semua terkumpul dalam satu ruangan (Fasalwati, 2016). Oleh karena itu, agar suatu pengajaran dengan metode tertentu kepada anak berkebutuhan khusus dapat berjalan dengan efektif, maka pemberian pelajaran tersebut harus dilakukan secara individual (Rahman, 2014). PAUD RA Muslimat NU diketahui belum memiliki suatu metode khusus dalam mengajarkan cara menyikat gigi kepada anak slow learner. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu dilakukan pendekatan yang tepat untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada anak slow learner. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan dengan metode Tell Show Do berbasis Program Pembelajaran Individual terhadap perubahan perilaku menyikat gigi anak slow learner di PAUD RA Muslimat NU. B. Tujuan a. Tujuan Intruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, tentang gosok gigi di PAUD RA Muslimat NU, anak-anak mengetahui tentang cara gosok gigi yang benar. b. Tujuan Intruksional Khusus 1. Anak-anak diharpkan mengerti dan memahami tentang definisi gosok gigi
2. Anak-anak mampu mengetahui tujuan gosok gigi 3. Anak-anak mampu mengetahui waktu yang tepat untuk gosok gigi 4. Anak-anak mampu mengetahui dan memahami langkahlangkah melakukan gosok gigi yang benar C. Sasaran Anak-anak PAUD RA Muslimat NU di Desa Tanjung Karang Kudus D. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab E. Media 1. Pasta gigi 2. Sikat gigi 3. Gelas plastik 4. Air bersih F. Pokok Materi (terlampir) G. Kegiatan Pembelajaran No Tahap 1 Pembukaan
Waktu 5 menit
Kegiatan Penyuluhan 1. Salam
Kegiatan Peserta 1. Memperhatikan dan menjawab salam 2. Memperhatikan
2. Pembukaan
penyuluhan 3. Mendengarkan dan
3. Pre test
menjawab pertanyaan yang
2
Pelaksanaan
20 menit
1. Pemaparan Materi
diajukan penyuluh 1. Mendengarkan
(menjelaskan
penyuluh
pengertian, tujuan,
menyampaikan
prinsip-prinsip,
materi
waktu yang tepat, langkah-langkah melakukan gosok gigi yang benar. 2. Mengevaluasi
3
Penutup
5 menit
2. Mempeerhatikan
materi (penyuluh
penyuluh
bertanya mengenai
memamparkan
isi materi yang
materi dan peseerta
disampaikan dan
menanyakan hal-hal
peserta bisa
yang tidak
menanyakan hal
dimengerti dari
yang belum
materi penyuluh
dimengerti) 1. Salam
1. Mendengarkan penyuluh dan menjawab salam
2. Kesimpulan
2. Mendengarkan kesimpulan dari penyuluh
3. Kontrak ulang (jika ada)
3. Peserta menyetujui adanya kontrak ulang pendidikan kesehatan (jika ada)
H. Setting Tempat
Penyaji
Audien
Audien
I. Evaluasi a. Evaluasi Struktur Anak-anak PAUD RA Muslimat NU hadir tepat waktu b. Evaluasi Proses 1. Anak-anak PAUD RA Muslimat NU antusias terhadap materi penyuluhan 2. Anak-anak PAUD RA Muslimat NU tidak meninggalkan tempat penyuluhan 3. Anak-anak PAUD RA Muslimat NU mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan benar c. Evaluasi Hasil 1. Menyebutkan kembali pengertian gosok gigi dengan prosentase 80% 2. Menyebutkan kembali tujuan gosok gigi dengan prosentase 80% 3. Menyebutkan kembali waktu yang tepat untuk gosok gigi dengan prosentase 75% 4. Menyebutkan kembali langkah-langkah gosok gigi yang benar dengan prosentase 75% J. Daftar Pustaka Bakar, Syamsuddin A. (2017). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi pada Malam Hari dalam Mengantisipasi Karies pada Murid di Sdn Ralla 2 Kab. Barru. 16(2). Hidayat, R & Tandiari, A. (2016). Kesehatan Gigi dan Mulut – Apa Yang Sebaiknya Anda Tahu?. Yogyakarta: Cv Ando Offiset.
Senjaya, Asep A. (2013). Menyikat Gigi Tindakan Utama untuk
Kesehatan Gigi. Jurnal Skala Husada. 10(2).
LAMPIRAN MATERI SADARI A. PENGERTIAN SADARI Menyikat gigi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap manusia untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya (Sandy et all., 2016). Menyikat gigi dengan waktu dan cara yang benar sangatlah penting karena gigi dan mulut yang sehat mencerminkan kualitas hidup yang baik (Wahab et all., 2017). B. TUJUAN SADARI Menggosok gigi dapat menghilangkan plak atau deposit bakteri lunak yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi. C. WAKTU YANG TEPAT UNTUK GOSOK GIGI Waktu terbaik untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur. Menyikat gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan atau disela-sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur, berguna untuk menahan pengembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami. Untuk itu usahakan agar gigi betul-betul dalam keadaan kondisi yang bersih sebelum tidur. Ketika bangun pagi, masih relatif bersih, sehingga gosok gigi bisa dilakukan setelah selesai sarapan. (Hidayat & Tandiari,2016)
D. LANGKAH-LANGKAH GOSOK GIGI YANG BENAR 1. Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi
2. Gerakkan sikat dari arah gusi ke bawah untuk rahang atas 3. Gerakkan sikat dari arah gusi ke atas untuk rahang bawah 4. Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dann pipi serta permukaan dalam dan luar gigi dengan cara tersebut 5. Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan E. DAFTAR PUSTAKA Bakar,
Syamsuddin
A.
(2017).
Hubungan
Kebiasaan
Menggosok Gigi pada Malam Hari dalam Mengantisipasi Karies pada Murid di Sdn Ralla 2 Kab. Barru. 16(2). Hidayat, R & Tandiari, A. (2016). Kesehatan Gigi dan Mulut – Apa Yang Sebaiknya Anda Tahu?. Yogyakarta: Cv Ando Offiset. Senjaya, Asep A. (2013). Menyikat Gigi Tindakan Utama untuk Kesehatan Gigi. Jurnal Skala Husada. 10(2).
DAFTAR HADIR Tanggal
: 25 November 2020
Tempat
: PAUD RA Muslimat NU
NO NAMA
TANDA TANGAN
DOKUMENTASI