SAP INFEKSI NOSOKOMIAL Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Satuan Acara Penyuluhan “Peran Keluarga Dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Melalui Cuci Tangan”



Oleh Zuhriya Meilita Weri Yuliati Rahmi Novita Sari Intan Permata Sari Eltri Indriyani Elza Ruanita



Praktik Profesi Ners



Fakultas Keperawatan



Universitas Andalas 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: Peran Keluarga dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Melalui Cuci Tangan



Sasaran



: Pasien dan Keluarga



Tempat



: HCU Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang



Hari/ xtanggal : Rabu, 19 Maret 2014/ Jam: 10.00 – 10.40 WIB



A. Latar Belakang ”Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal juga sebagai Infeksi Nosokomial atau Infeksi di rumah sakit (Hospital-Acquired Infections). HAIs atau infeksi nosokomial adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit. Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari rumah sakit tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (Siegel, 2007). Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Di Indonesia, angka kejadian infeksi nosokomial psien rawat inap di bangsal bedah adalah 5,8%-6% dan angka kejadian infeksi nosokomial pada luka bedah adalah 2,3%-18,3% (Hermawan, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit DKI Jakarta pada tahun



1



2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Spritia, 2006). Di RSUP Dr M Djamil Padang angka infeksi HAIs cukup tinggi sekitar 14-16% angka infeksi nosokomial yang terjadi. Sebagaimana jenis infeksi penyakit lainnya, infeksi nosokomial biasanya terjadi jika penderita lemah atau jika barier alamiah terhadap invasi mikroba terganggu. Terdapat beberapa jenis barier alamiah terjadinya infeksi penyakit. Sebagaimana diketahui, kulit, membran mukosa, saluran gastrointestinal, saluran kencing, dan saluran nafas atas berfungsi sebagai barier alamiah terhadap infeksi. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas ataupun keluarga dan pengunjung kepada pasien. HAIs merupakan persoalan serius di ruang rawat HCU Bedah Rumah Sakit, terutama di rumah sakit terutama di RSUP DR. M. Djamil, karena dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung terhadap kematian. Kalaupun tidak berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama, terutama pada pasien dengan kondisi gawat dan terdapat luka baik berupa luka pasca bedah / operasi maupun luka akibat kecelakaan. Jika terjadi infeksi nosokomial pada pasien di ruang rawat bedah ini akan mempersulit kondisi kesehatan pasien dan memperlambat penyembuhan tersebut sehingga pasien harus dirawat lebih lama dan



biaya perawatan rumah sakit akan lebih banyak.



Dengan demikian infeksi nosokomial dapat menyebabkan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya rumah sakit (Depkes, 2009). Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat penting untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas juga berkunjung ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Salah satu cara pencegahan tersebut antara lain dengan mencuci tangan. Tangan merupakan bagian tubuh manusia fungsional yang sangat intens dipergunakan oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam kontak dengan lingkungan, tangan mudah sekali dihinggapi kuman, sehingga merupakan pintu masuknya kuman



2



kedalam tubuh manusia. Oleh karena itu, mencuci tangan merupakan sesuatu yang penting dalam mencegah masuknya kuman kedalam tubuh manusia (Depkes, 2009). Melihat fenomena yang ada di Rumah Sakit di ruang HCU Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang di mana infeksi nosokomial sering terjadi diakibatkan seperti keluarga yang menunggui pasien lebih dari satu orang, pengunjung yang banyak, pengunjung yang datang di luar jam kunjungan. Oleh karena itu kelompok tertarik mengambil tema penyuluhan tentang Peran Keluarga dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit Melalui Cuci Tangan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti tentang cara Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Melalui Cuci Tangan. 2. Tujuan Khusus Diharapkan peserta dapat: a. Menyebutkan pengertian dari infeksi nosokomial rumah sakit b. Menyebutkan penyebab dari infeksi nosokomial rumah sakit c. Menyebutkan cara penularan infeksi nosokomial rumah sakit d. Menyebutkan akibat lanjut infeksi nosokomial rumah sakit e. Menyebutkan cara pencegahan infeksi nosokomial rumah sakit f. Peran keluarga dalam pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit g. Mempraktekkan cara pencegahan infeksi nosokimial rumah sakit melalui cuci tangan yang benar C. Pokok Bahasan 1. Pokok Bahasan: Peran keluarga dalam pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit melalui cuci tangan 2. Sub Pokok Bahasan a. Pengertian infeksi nosokomial b. Penyebab infeksi nosokomial c. Cara penularan infeksi nosokomial



3



d. Akibat lanjut infeksi nosokomial e. Cara pencegahan infeksi nosokomial f. Peran keluarga dalam pengendalian infeksi nosokomial g. Cara cuci tangan yang benar B. Metode 1. Ceramah dan demontrasi 2. Diskusi dan tanya jawab C. Media & Alat 1. Infokus 2. Laptop 3. Leaflet 4. Wireless Mic D. Pelaksanaan Kegiatan



Pembukaan



Waktu



5 menit



Uraian Kegiatan Mengucapkan salam Memperkenalkan kelompok dan pembimbing Menjelaskan tujuan penyuluhan Melakukan kontrak waktu dan bahasa Menjelaskan mekanisme kegiatan yang akan dilaksanakan



4



Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Menyepakati kontrak Memperhatikan dan mendengarkan



Pelaksanaan



Moderator dan audiens



Pelaksanaan



Terminasi



Menggali pengetahuan audiens tentang infeksi nosokomial Memberi reinforcement positif. Menjelaskan pengertian Infeksi nosokomial Menjelaskan penyebab infeksi nosokomial Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial Menjelaskan akibat lanjut infeksi nosokomial 20 menit Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial Menjelaskan peran keluarga dalam pengendalian infeksi nosokomial Mempraktekkan cara cuci tangan yang benar Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar bersama audien Memberikan reinforcement positif



5 menit



Memberi kesempatan keluarga dan pasien untuk bertanya Memberikan reinforcement positif Menjawab pertanyaan yang diajukan. Mengevaluasi hasil penyuluhan Mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta Mengucapkan salam Membagikan leaflet



5



Menanggapi dan menjelaskan



Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan



Penyaji dan audiens



Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Mendemonstrasikan



Memberikan pertanyaan



Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan Menjawab salam Menerima leaflet



Moderator dan audiens



E. Pengorganisasian 1. Moderator : Rahmi Novita Sari 2. Penyaji



: Zuhriya Meilita



3. Observer : Weri Yuliati 4. Fasilitator a. Eltri Indriani b. Intan Permata Sari c. Elza Ruanita F. Uraian Tugas 1. Moderator a. Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan b. Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing c. Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien d. Menyampaikan kontrak waktu e. Merangkum semua audiens sesuai kontrak f. Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi g. Menganalisis penyajian 2. Penyaji a. Bertangung jawab memberikan penyuluhan b. Memahami topik penyuluhan c. Menggali pengetahuan peserta tentang penyuluhan d. Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif peserta 3. Fasilitator a. Menjalankan absensi peserta dan mengawasi langsung pengisian di awal acara. b. Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. c. Membagikan leaflet di akhir acara.



6



4. Observer a. Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan b. Memperhatikan presentasi dari penyaji c. Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target d. Mengoreksi kesesuaian kegiatan pelaksana penyuluhan dengan tugas e. Memberi kode pada moderator jika ada ketidaksesuaian dibantu oleh fasilitator. f. Membuat laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP G. Setting Tempat



Keterangan : : Presentator



: Moderator



: Peserta



: Fasilitator



: Media



: Observer



:Pembimbing



H. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H



7



c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan d. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kontrak waktu dan media yang digunakan. e. Keluarga pasien ± 10 orang ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati 2. Evaluasi Proses Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan, antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, peserta mampu mempraktekkan cara cuci tangan yang benar, tidak ada peserta yang keluar masuk selama proses penyuluhan berlangsung hingga selesai. 3. Evaluasi Hasil Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit dari 100% peserta 70% peserta mampu: a. Menyebutkan pengertian dari Infeksi nosokomial b. Menyebutkan penyebab dari Infeksi nasokomial c. Menyebutkan cara penularan Infeksi nosokomial d. Menyebutkan akibat lanjut infeksi nosokomial e. Menyebutkan cara pencegahan Infeksi nosokomial f. Menyebutkan peran keluarga dalam pengendalian infeksi nosokomial g. Mempraktekkan cara pencegahan infeksi nosokimial melalui cuci tangan yang benar



8



PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT A. Pengertian Infeksi adalah keberhasilan mikroorgaisme masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh, sehingga menghasilkan reaksi pada jaringan dalam bentuk gejala lokal atau menyeluruh pada sistem tubuh. Infeksi nosokomial (Hospital-Acquired Infections) atau disebut juga ”Healthcare Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. Infeksi nosokomial muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai. Infeksi nosokomial pertama muncul dalam waktu antara 48 jam setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Pengendalian infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme. Tujuannya untuk penularan dari pasien ke pasien lain, terhadap petugas kesehatan dan kepada pengunjung RS.



RANTAI INFEKSI Agent infeksi bakteri,jamur, parasit,virus



Penjamu rentan



Reservoir



Pasca bedah,lukabakar, peny.kronik,bayi,lansia



Manusia,air/larutan, obat, peralatan



Tempat masuk



Tempat keluar



mukosa, luka,sal.cerna, sal.nafas,sal.kemih



Eksreta,sekresi, droplet



Cara tranmisi



kontak,droplet,airbone, vektor,benda



9



B. Penyebab Infeksi Nosokomial Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Mikroorganisme bisa didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Mikroorganisme/ parasit yang menginfeksi seseorang dapat beresiko menyebabkan penyakit tergantung: jumlahnya, kemampuan untuk menyebabkan penyakit, dan kemampuan untuk masuk dan menetap di tubuh serta kerentanan tubuh manusia C. Cara Penularan Infeksi Nosokomial 1. Kontak a. Langsung: kontak fisik; sentuhan gigitan, ciuman, hubungan sex. pasien – pasien, petugas – pasien pengunjug - pasien b. Tidak langsung: sarung tangan, jarum suntik, baju, alat linen, bed pan, set infus, instumen dressing c. Droplet: berbicara, bersin, batuk, masuk ke membran mukosa, konjutiva, hidung, mulut. 2. Udara a. Droplet yang menguap di udara b. Debu yang terdapat agen infeksi 3. Perantara a. Cairan yang terkontaminasi : air, cairan darah b. Makanan 4. Vektor a. Serangga : nyamuk Binatang : sapi, babi



10



D. Akibat Lanjut Infeksi Nosokomial 1. Menyebabkan cacat fungsional, stress emosional dan dapat menyebabkan cacat yang permanen dan kematian karena infeksi 2. Meningkatkan biaya kesehatan diakibatkan semakin lamanya perawatan di rumah sakit, pengobatan dengan obat-obat mahal dan penggunaan layanan kesehatan lainnya. E. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial 1. Menggunakan antiseptik 2. Menjaga kebersihan tangan 3. Menggunakan atribut pelindungan dasar (sarung tangan, masker) 4. Kontrol lingkungan (kebersihan, pembatasan pengunjung, teknik isolasi) 5. Etika batuk ( tidak mengeluarkan dahak di sembarang tempak dan menutup mulut saat bersin ) 6. Antibiotika yang adekuat, 7. Nutrisi yang cukup 8. Vaksinasi, imunisasi 9. Penanganan limbah yang tepat F. Peran Keluarga dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Infeksi nosokomial ini merupakan persoalan serius karena dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak lagsung kematian pasien, kalaupun tak berakibat kematian,  infeksi yang bisa terjadi melalui penularan antar pasien, bisa terjadi dari pasien ke pengunjung atau petugas rumah sakit dan dari petugas rumah sakit ke pasien, Oleh sebab itu perlu adanya usaha bersama dalam mengatasi infeksi nosokomial.



11



Usaha pemutusan rantai infeksi yang dipatuhi oleh semua orang akan sangat membantu RS dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi. Pasien dengan cedera berat, pasca operasi besar dan penyakit serius yang sebagian besar mengancam jiwa dan membutuhkan pengawasan terus menerus serta dukungan alat atau obat khusus untuk memelihara kestabilan fungsi-fungsi vital organ tubuh. Pasien-pasien tersebut memiliki daya tahan tubuh yang lemah terhadap penyakit menular. Seperti halnya petugas, keluarga hendaknya turut bekerjasama dalam pengendalian infeksi. Menurut Prof Didier Pitet Guru Besar Kedokteran dan Epidemiologi Rumah Sakit dari Jenewa, Swiss peningkatan peran petugas kesehatan dalam pengendalian infeksi melalui usaha mengikut serta penderita dan keluarga dengan memberikan pengetahuan praktis tentang infeksi nosokomial serta penyakit yang diderita oleh penderita. Usaha ini diharapkan dapat meningkatkan keefektifan perawatan, mengurangi angka kecacatan, kematian dan pembiayaan dan waktu akibat lama rawat yang efektif. Beberapa contoh perilaku atau tindakan keluarga dalam pengendalian resiko infeksi nosokomial adalah: 



Tidak berlama-lama berkunjung dengan pasien, karena berlama-lama ketika berkunjung di rumah sakit merupakan salah satu faktor resiko terjadinya infeksi di rumah sakit







Keluarga hendaknya mematuhi aturan jam kunjungan bagi yang ingin membesuk anggota keluarga yang sakit seperti pengendalian jam besuk, mengingatkan memakai pakaian khusus dan melepas alas kaki pada ruang tertentu untuk meminimalkan tranfer kuman dari pengunjung kepada pasien.







Pengunjung atau penunggu pasien seharusnya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit







Mengunjungi dan menunggu pasien lebih dari dua orang beresiko menyebabkan infeksi di rumah sakit







Keluarga hendaknya jangan masuk beramai-ramai ke ruang rawat untuk menjaga ketenangan pasien-pasien







Penting untuk tidak mengajak anak-anak saat besuk, mengingat daya tahan tubuh anak masih belum sempurna sehingga mudah tertular penyakit



12







Ketika kondisi tubuh sedang tidak sehat (batuk, flu, dll) keluarga pasien sebaiknya tidak berkunjung maupun menunggu pasien di rumah sakit karena beresiko tertular dan menularkan penyakit lain.







Keluarga atau pengunjung juga sebaiknya tidak banyak menyentuh benda- benda dikawasan RS dan ruang rawat untuk meminimalkan terpapar sumber infeksi







Selain itu penting juga untuk keluarga dan pengunjung untuk memutus rantai penyebaran infeksi melalui membiasakan cuci tangan, mencuci tangan baik itu menggunakan sabun antiseptik dengan air mengalir ataupun menggunakan cairan antiseptik khusus sebelum dan sesudah menyentuh pasien untuk mencegah transmisi kuman ke pasien dan sebaliknya, menggunakan alat perlindungan diri untuk mencegah transfer kuman.







Keluarga atau pengunjung hendaknya tidak tidur ditempat tidur klien



G. Salah satu cara pengendalian infeksi : Dengan Cara Cuci Tangan Yang Benar Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di RS. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah merupakan sarat mutlak pengendalian infeksi nosokomialdi RS. Manfaat Cuci Tangan 1. Membuang kotoran yang menempel ditangan 2. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan 3. Mencegah penularan kuman penyakit / infeksi pada orang lain Waktu yang diharuskan untuk mencuci tangan: 1. Jika tangan terasa dan tampak kotor 2. Sebelum dan sesudah memegang pasien 3. Sebelum dan sesudah makan atau memegang makanan atau minuman 4. Sesudah memegang benda-benda yang mungkin mengandung kuman 5. Sebelum memberikan atau minum obat 6. Saat sampai dan akan pulang dari RS



13



7. Setelah menggunakan kamar mandi 8. Sebelum melayani makan dan minum Cara cuci tangan yang benar 1. Buka aksesoris di tangan dan singsingkan lengan baju 2. Basahi tangan dengan air 3. Usapkan sabun pada telapak tangan berlawanan arah jarum jam 4x 4. Telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri gosok dari punggung tangan hingga sela jari 4x lakukan pada tangan yang lain dengan cara yang sama 5. Jari saling barkaitan bersihkan sela jari dari pangkal ke ujung satu-satu 6. Kaitkan ke dua telapak tangan lakukan derakan mengunci 7. Bersihkan sela jari telunjuk dan jempol dengan sela jari telunjuk dan jempol tangan berlawanan 8. Lakukan gerakan memutar oleh bagian ujung jari ke telapak tangan tangan yang lain 9. Bilas dengan air 10. Keringkan dengan lap bersih



14



DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI. (2009). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Sk Menkes No. 382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rhineka Cipta Siegel JD et al and HICPAC CDC. (2007). Guideline for isolation precaution: preventing transmission of infectious agent in healthcare setting. CDC



15