Sap + Leaflet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN OSTEOARTHRITIS



Disusun Oleh : Jasvirgon, S. Kep 00320038



Preseptor Akademik : Rachmawaty M. Noer, Ners, M. Kes



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES AWAL BROS BATAM TAHUN 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan Tema Sasaran Hari / Tanggal Jam Waktu Tempat Penyaji



Osteoarthritis Mengenali penyakit Osteoarthritis Keluarga Bp. E, Khususnya Bp. E Jum’at, 16 April 2021 30 Menit Rumah Bp. E Jasvirgon, S. Kep



A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Bp. E dapat mengetahui tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, Bp. E mampu : a. Bp. E dapat menyebutkan pengertian osteoartritis b. Bp. E dapat menyebutkan penyebab osteoartritis c. Bp. E dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis d. Bp. E dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis e. Bp. E dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah B. MATERI Terlampir C. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi D. MEDIA 1. Leaflet 2. Laptop



E. KEGIATAN PENYULUHAN No 1



Waktu Kegiatan Penyuluh 3 Menit Pembukaan :



Kegiatan Peserta



a. Membuka kegiatan acara dengan mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 2



Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan



d. Menyebutkan materi yg akan diberikan 15 menit Pelaksanaan : Menjelaskan tentang :



Memperhatikan



a. Pengertian Osteoarthritis b. Penyebab c. Tanda & Gejala d. Pencegahan e. Menyebutkan & mempraktekkan cara latihan fisik dirumah f. Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya 3



Bertanya & menjawab pertanyaan



g. Menjelaskan & Mendemontrasikan 10 menit Evaluasi : Menanyakan pada peserta tentang materi



Menjawab pertanyaan



yang telah diberikan dan reinforcement kepada pengunjung yang dapat menjawab 4



2 menit



pertanyaan Terminasi : a. Mengucapkan terimakasih atas peran



Mendengarkan



peserta b. Mengucapkan salam penutup



Menjawab salam



F. EVALUASI 1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab 2. Soal : a. Menyebutkan pengertian osteoarthritis b. Menyebutkan penyebab osteoartritis c. Menyebutkan tanda dan gejala osteoarthritis d. Menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis e. Menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah



OSTEOARTRITIS A. Definisi Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative (berkembang secara lambat) yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Tulang belakang, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena Osteoartritis (Sudoyo Aru, dkk 2017). B. Klasifikasi Osteoartritis diklasifikasikan menjadi : 1. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis 2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur C. Penyebab Penyebab Osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor risiko untuk timbulnya Osteoartritis antara lain adalah : 1. Umur : dengan meningkatnya umur, terjadi peningkatan Osteoartritis 2. Wanita : setelah umur 50 tahun 3. Obesitas : dari studi epidemiologi ditemukan adanya hubungan antara Osteoartritis lutut dengan obesitas 4. Trauma : trauma yang berulang mempermudah timbulnya Osteoartritis. Faktor mekanik/biomekanik berpengaruh terhadap timbulnya Osteoartritis. 5. Kelelahan Fisik 6. Kelainan kongenital dan didapat : kelainan kongenital yang berujud abnormalitas mekanik sendi dapat menimbulkan Osteoartritis prematur, misalnya pada displasia epifise dan dislokasi sendi coxa. Demikian pula kelainan yang didapat misalnya fraktur yang tak direposisi. 7. Herediter dan penyakit timbunan Kristal 8. Timbunan kristal dalam cairan sinovial yaitu CPPD dijumpai antara 1,8% - 60% penderita Osteoartritis. Kristal BCP sering pula ditemukan dalam kartilago yang mengalami degenerasi.



D. Tanda & Gejala 1. Nyeri sendi 2. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan – pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. 3. Nyeri bertambah dengan aktifitas, membaik dengan istirahat, terasa paling nyeri pada akhir hari, dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi semakin parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan rasa nyeri dan bisa mengganggu tidur. 4. Kaku paling sering terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur. Kaku biasanya berlangsung kurang dari 30 menit dan dapat berkurang dengan pergerakan. 5. Krepitasi, rasa gemeretak ( kadang – kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. 6. Pembesaran sendi (deformitas). 7. Perubahan gaya berjalan. 8. Tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan). 9. Osteoartritis lebih sering terjadi pada sendi yang menopang berat badan (pinggul, lutut, tulang belakang servikal dan lumbal E. Komplikasi Osteoarthritis  Gangguan & Kesulitan dalam melakukan gerak  Kelumpuhan  Resiko Jatuh  Patah Tulang



F. Penatalaksanaan 1. Tindakan Preventif  Penurunan berat badan  Pencegahan cedera  Screening sendi paha  Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja  Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah obesitas / kegemukan  Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar  Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak  Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk  Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih baik.  Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang tidak terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.  Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang rawan sempurna dan normal  Menjaga berat badan agar ideal  Kompres  Mengistirahatkan seni  Latihan Gerak sendi G. Latihan fisik osteoartritis Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien. Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.



H. JENIS LATIHAN FISIK 1. Terapi Manual Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage (Fitzgerald,2015) 2. Latihan Fleksibilitas (ROM) Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi, meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago. Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk, 2015). Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan gerakan. Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics, 2015). Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu: latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis. Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri lutut saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan berjalan (Lee dkk,2015).



Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi saat kontraksi isometrik dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang program latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik). Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas, volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi isometrik



dimulai



pada



intensitas



rendah.



Untuk



menetapkan



intensitas



latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal effort). Jika bisa ditoleransi oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap sampai 75% kontraksi maksimal. Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai toleransi pasien. Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak antar kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi 510 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari 10 detik. Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekutan isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi kerja insulin, kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoatritis society,2017



Definisi Osteoartritis (OA)



Penyebab merupakan



penyakit sendi degenerative (berkembang secara lambat) yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Tulang belakang, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena Osteoartritis (Sudoyo Aru, dkk 2017).



Klasifikasi Osteoartritis diklasifikasikan menjadi: Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur.



1



Umur: dengan meningkatnya umur, terjadi peningkatan Osteoartritis



Wanita: setelah umur 50 tahun



3



2



Obesitas: dari studi epidemiologi ditemukan adanya hubungan antara Osteoartritis lutut dengan obesitas



Trauma: trauma yang berulang mempermudah timbulnya Osteoartritis. Faktor mekanik/biomekanik berpengaruh terhadap timbulnya Osteoartritis.



5



Kelainan kongenital dan didapat: kelainan kongenital yang berujud abnormalitas mekanik sendi dapat menimbulkan Osteoartritis prematur, misalnya pada displasia epifise dan dislokasi sendi coxa. Demikian pula kelainan yang didapat misalnya fraktur yang tak direposisi.



Herediter dan penyakit timbunan kristal.



7



4



PENYULUHAN KESEHATAN OSTEOARTHRITIS



6



Timbunan kristal dalam cairan sinovial yaitu CPPD dijumpai antara 1,8% - 60% penderita Osteoartritis. Kristal BCP sering pula ditemukan dalam kartilago yang mengalami degenerasi.



Preseptor Akademik: Rachmawaty M. Noer, Ners, M. Kes



Jasvirgon, S. Kep NIM 00320038



Tanda dan Gejala Nyeri sendi



Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. Nyeri bertambah dengan aktifitas, membaik dengan istirahat, terasa paling nyeri pada akhir hari, dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi semakin parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan rasa nyeri dan bisa mengganggu tidur.



Kaku paling sering terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur. Kaku biasanya berlangsung kurang dari 30 menit dan dapat berkurang dengan pergerakan.



Krepitasi, rasa gemeretak (kadang – kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.



Tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan).



Osteoartritis lebih sering terjadi pada sendi yang menopang berat badan (pinggul, lutut, tulang belakang servikal dan lumbal.



Penatalaksanaan



Penurunan berat badan



Pencegahan cedera



Komplikasi Osteoarthritis Screening sendi paha



Gangguan & Kesulitan dalam melakukan gerak



Kelumpuhan



Resiko Jatuh



Patah Tulang



Pendekatan ergonomik



Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis



Berdiri, berjalan pada posisi yang benar



Berhati-hati



Berolahraga harus dengan cara yang benar



Kompres



Latihan Gerak sendi



Pembesaran sendi (deformitas).



Perubahan gaya berjalan.