Sap Rematik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN “MENCEGAH PENYAKIT REMATIK ” Satuan Acara Pendidikan Kesehatan Topik



: Pencegahan Penyakit Rematik



1. Pokok Bahasan



: Rematik



2. Sub Pokok Bahasan



: a.



Pengertian Rematik



b.



Penyebab Rematik



c.



Gejala Rematik



d.



Komplikasi yang terjadi



e.



Pencegahan rematik



f.



Penanganan rematik



3. Sasaran



: Tn.A



4. Waktu



: 30 menit



5. Tempat Pelaksanaan



:



6. Hari/Tanggal



: 7 Desember 2020



7. Tujuan



:



a. Tujuan Intruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. S dapat memahami arti dari rematik, penyebab rematik, tanda dan gejala rematik, komplikasi, cara pencegahan agar tidak terjadi rematik dan penanganan penyakit rematik. b. Tujuan Intruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapakan keluarga pasien dapat memahami: 1) Pengertian rematik 2) Penyebab rematik 3) Gejala rematik 4) Komplikasi yang terjadi 5) Pencegahan rematik 6) Penanganan rematik 8. Peserta Penyuluhan Keluarga Tn.A khususnya Tn.A 9. Latar Belakang Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan terkena penyakit rematik. Oleh karena itu,



perlu mendapatkan perhatian yang serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga akan mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit rematik dapat mengakibatkan penurunan produktifitas manusia. Dua jenis ketidakmampuan timbul dari penyakit rematik yaitu ketidakmampuan fisik dan ketidakmampuan sosial. Ketidakmampuan fisik mengakibatkan pada fungsi muskulo skeletal dasar seperti membungkuk, mengangkat, berjalan dan menggenggam 10. Pelaksanaan Kegiatan No.



Waktu



1.



5 menit



Kegiatan Penyuluhan



Kegiatan Peserta



Pembukaan: 



Mengucapkan salam







Melakukan







perkenalan



diri



pengarahan



kepada keluarga. 



Menyampaikan



dari



penyaji. maksud



dan 



tujuan



2.



Memperhatikan



Peserta



menjawab



pertanyaan penyaji







Mengadakan kontrak waktu







Penyaji



mengidentifikasi



15



pengetahuan keluarga. Pelaksanaan :



menit



Menjelaskan



materi



penyuluhan







Peserta



secara berurutan dan teratur.



mendengarkan



Materi :



penjelasan penyaji



    1. Pengertian rematik 2. Penyebab rematik 3. Gejala rematik 4. Komplikasi yang terjadi 5. Pencegahan rematik 6. Penanganan rematik 1 3



5 menit



Evaluasi: 



Menyimpulkan inti







diperbolehkan



penyuluhan 



mengajukan



Menyampaikan secara



pertanyaan



singkat materi penyuluhan



materi



 Penyaji mempersilakan peserta untuk bertanya  Penyaji menjawab pertanyaan dari peserta



Peserta



terkait yang



disampaikan penyaji 



Peserta pertanyaan penyaji



menjawab dari sesuai







Penyaji memberikan



kemampuan



pertanyaan kepada peserta untuk mengevaluasi peserta 4



5 menit



Terminasi: 



Menga khiri kontrak







Menya mpaikan



terima



kasih



atas



perhatian dan waktu yang telah di berikan kepada peserta 



Salam penutup



Jumlah



30 Menit



11. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab 12. Media a. Leaflat 13. Kepanitiaan Penyaji



: Ni Luh Eka Sugiartini



SETTING TEMPAT



Keterangan gambar: = Penyuluh = Keluarga Tn.A







Menjawab salam



Lampiran Materi PENYAKIT REMATIK



1. Pengertian Rematik : Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011). Rheumatoid arthritis adalah gangguan kronis, inflamasi sistemik yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi. Proses ini melibatkan suatu respon inflamasi dari kapsul sekitar sendi (sinovium) sekunder pembengkakan (hyperplasia) sel sinovial, cairan sinovial berlebih, dan pengembangan jaringan fibrosa (pannus) di sinovium. Patologi dari proses penyakit sering disebabkan penghancuran tulang rawan artikular dan ankilosis (fusi) dari sendi (Suiraoka, 2012). 2. Penyebab Rematik : Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid 2. Gangguan Metabolisme 3. Genetik 4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial) Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008). Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid adalah; 1. Jenis Kelamin. Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 23:1. 2. Umur. Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil) 3. Riwayat Keluarga.



Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga. 4. Merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid. 3. Gejala Rematik Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali (Reeves, Roux & Lockhart, 2001). Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum. 4. Pencegahan dan Penanganan : 1. Tujuan utama terapi adalah: a. Meringankan rasa nyeri dan peradangan b. Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita. c. Mencegah atau memperbaiki deformitas 2. Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: a. Istirahat b. Latihan fisik c. Panas d. Pengobatan 1) Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml 2) Natrium kolin dan asetamenofen 3) Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari 4) Kortikosteroid 3. Tujuan utama terapi adalah: d. Meringankan rasa nyeri dan peradangan e. Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita. f. Mencegah atau memperbaiki deformitas 4. Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: e. Istirahat f. Latihan fisik



g. Panas h. Pengobatan 5) Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml 6) Natrium kolin dan asetamenofen 7) Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari 8) Kortikosteroid Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002). 5. Komplikasi yang terjadi : 1.



Dapat



menimbulkan



perubahan



pada



jaringan



lain



seperti



adanya



prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule. 2.



Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.



3.



Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.



4.



Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.



5.



Terjadi splenomegali. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid. Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.



6. Makanan yang diperbolehkan bagi penderita rematik : a.



Ikan salmon Tak hanya mengandung protein berkualitas tinggi, ikan salmon juga kaya akan asam lemak omega



b.



Kerang Selain ikan, kerang adalah salah satu makanan paling bergizi yang dapat dimakan.



c.



Teh hijau Selain bisa membuat pikiran lebih santai, teh hijau juga dipercaya bisa melawan rematik.



d.



Kacang-kacangan Selain gurih dan enak, kacang-kacangan juga bisa bermanfaat bagi kesehatan, termasuk meredakan rematik.



e.



Susu atau produk olahan susu Kekurangan vitamin D dan kalsium dapat berujung pada beberapa masalah pada tulang, salah satunya rematik atau radang sendi



f.



Anggur Salah satu buah terbaik untuk meringankan rasa sakit karena arthritis atau rematik adalah anggur.



g.



Bawang putih Melansir Health Line, bawang putih telah terbukti memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi gejala radang sendi.



h.



Jahe Selain menambah rasa pada teh, sup, dan permen, jahe juga dapat membantu meringankan gejala rematik.



7. Makanan yang tidak diperbolehkan bagi penderita hipertensi : 1.



Jeroan Jeroan adalah bagian dalam hewan yang diolah menjadi makanan dan biasa kamu kenal sebagai olahan usus, hati, ampela, jantung, otak dan lainnya. Jeroan memang gurih dan lezat, enak disop, digoreng, dibakar, atau dimasak dengan menggunakan santan.



2. Santan Makanan pantangan rematik lainnya yang harus dihindari adalah santan. Memang, penambahan santan pada olahan makanan akan memberikan rasa nikmat dan gurih 3. Seafood Siapa yang tidak suka santapan seafood? Udang, sotong, kepiting, yang hanya dengan direbus saja rasanya sudah menggoyang lidah.  4. Jenis Sayuran Tertentu Sayuran memang sangat menyehatkan untuk tubuh, di dalam sayuran banyak sekali jenis vitamin dan mineral yang bagus jika dikonsumsi tubuh. Tahukah kamu, kalau beberapa jenis sayuran tertentu ternyata menjadi pantangan buat pengidap rematik. 5. Daging Kambing Daging kambing memiliki aroma yang merangsang selera makan, bahkan bila hanya dibakar dengan perasan jeruk nipis dan taburan garam Evaluasi ( Rencana Evaluasi ) 1.



Evaluasi Struktur a. Penyuluhan dilaksanakan di rumah keluarga Tn.A yaitu Br. Wates Tengah, Selat, Karangasem b. Peserta penyuluhan (keluarga Tn.A) hadir di tempat pelaksanaan penyuluhan



2.



Evaluasi Proses a.



Keluarga Tn.A



mengikuti penyuluhan dari



awal sampai akhir acara b.



Keseluruhan keluarga Tn.A berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan



3.



Evaluasi Hasil Keluarga Tn.A mampu: a. Mengetahui pengertian rematik



(60%)



b. Mengetahui penyebab rematik



(60%)



c. Mengetahui tanda dan gejala rematik



(60%)



d. Mengetahui komplikasi rematik



(60%)



e. Mengetahui cara penanganan dan pencegahan rematik



(60%)



DAFTAR PUSTAKA Adelia. (2011). Libas Rematik dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda. Yogyakarta: Briliant Books. Awar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bare & Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta: EGC Buffer (2010). Rheumatoid Arthritis. Tersedia http://www.rheumatoid_arthritis.net/dowload.doc Diakses pada tanggal 6 April 2019 Davey, Patrick. (2005). Medicine At A Glance. Alih Bahasa: Rahmalia. A, dkk. Jakarta: Erlangga Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC. Reeves CJ, Roux G and Lockhart R. (2001). Keperawatan Medikal Bedah, Buku I, (Penerjemah Joko Setyono), Jakarta: Salemba Medika Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika Soumya, D. Srilatha, B. 2011. Late Stage Complications of Diabetes and Insulin Resistance. J Diabetes Metab. Volume 2. Nomor 9. 2011: 1-7 Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC