Sap Tanda Bahaya BBL Perin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RUANG EDELWEISS (PERINATOLOGI) RSD BALUNG JEMBER



disusun guna memenuhi tugas praktik profesi Ners Stase Keperawatan Anak



Oleh: Novian Dwi Roessanti, S.Kep.



NIM 192311101112



Fitri Al Vianita, S.Kep.



NIM 192311101122



M. Nur Afif Abdullah, S.Kep.



NIM 192311101154



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2019



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Pokok Bahasan



: Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir



Sasaran



: Ibu dengan Bayi BBL



Waktu



: Pukul 09.00 WIB – 09.30 WIB.



Hari, tanggal



: Sabtu, 22 November 2019



Tempat



: Ruang Edelweiss (Perinatologi) RSD Balung Jember



A. LATAR BELAKANG Angka kematian anak tetap menjadi masalah serius di Indonesia.World Health Organization (WHO) menyatakan penyebab langsung kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain-lain (5%) (Depkes RI, 2012). Kematian bayi baru lahir (87%) dapat dicegah apabila deteksi dini bayi resiko cepat diketahui, dan dapat segera dirujuk agar mendapat pertolongan yang akurat, dan cepat. Bayi baru lahir biasanya mudah sakit. Gejala sakit pada bayi baru lahir memang sulit untuk dikenali, untuk itu sudah seharusnya orang tua dapat mengenali tanda-tanda bahaya secara dini pada bayi mereka sebelum keadaan bayi mereka semakin serius karena terlambat membawa ke tempat pelayanan kesehatan dapat berujung kematian. Seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak ditangani segera (Kosim, 2005 dalam Nur dan Fitri, 2016). Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu sudah seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi baru lahir yaitu: bayi tidak mau menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusar kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi kuning (Muslihatun, 2010 dalam Nur dan Fitri, 2016). Pengetahuan tentang tanda bahaya baru lahir sangatlah penting. Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegahnya dari kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa meninggal. Bayi baru lahir mempunyai masalah berat yang dapat mengancam kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan pengelolaan segera, terlambat dalam pengenalan masalah dan manajemen yang tepat dapat mengakibatkan kematian (Kosim, 2005 dalam Nur dan Fitri, 2016)



B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahami tentang tanda bahaya bayi baru lahir.



C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu mampu: 1. Menjelaskan pengertian bayi. 2. Menyebutkan tanda bahaya bayi baru lahir. 3. Menyebutkan cara penanganan tanda bahaya bayi baru lahir.



D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab



E. MEDIA 1. Leaflet 2. Flipchart



F. PENGORGANISASIAN 1. Penanggung Jawab



: Muhammad Nur Afif Abdullah, S.Kep



2. Penyaji



: Fitri Al Vianita, S.Kep



3. Moderator



: Novian Dwi Roessanti, S.Kep



G. PROSES KEGIATAN Adapun proses kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: No 1.



Sesi Pembukaan (5 menit)



Kegiatan Penyuluh a. Memberi salam dan perkenalan diri. b. Menjelaskan tujuan penyuluhan. c. Menggali pengetahuan peserta mengenai informasi



Kegiatan Peserta a. Menjawab salam dan memperhatikan. b. Memperhatikan c. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan



2.



Pelaksanaan (20 menit)



gambaran yang akan disampaikan Menjelaskan tentang materi Menyimak dan penyuluhan: memperhatikan. a. Pengertian bayi baru lahir b. Penjelasan tanda bahaya bayi baru lahir c. Penjelasan cara penanganan tanda bahaya bayi baru lahir



3.



Penutup (5 menit)



a. Evaluasi b. Kesimpulan c. Memberi salam penutup dan terima kasih.



Bertanya dan mengulang kembali materi yang disampaikan secara singkat dan menjawab pertanyaan.



H. EVALUASI Kriteria evaluasi : 1. Ibu dapat menjelaskan pengertian bayi baru lahir 2. Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya bayi baru lahir 3. Ibu dapat menyebutkan penanganan terhadap tanda bahaya bayi baru lahir



I. DAFTAR PUSTAKA BPS, 2012. Angka Kematian Bayi. Tersedia di http://www.datastatistikindonesia.com/portal diakses 18 november Depkes RI, 2012. Materi Advokasi Bari Baru Lahir. Kosim, S.M. 2005. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta: JNPK. Muslihatun, 2008. Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Hidayah, Nur dan Fitri Wulandari. 2016. ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian



LAMPIRAN Lampiran 1. Berita Acara Kegiatan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



BERITA ACARA Pada hari ini, Sabtu tanggal 22 bulan November 2019 pukul 09.00 – 09.30 WIB di Ruang Edelweiss (Perinatologi) RSD Balung Jember telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir.



Jember, 22 November 2019 Pembimbing Ruangan,



Pembimbing Akademik,



(Ns. Ita Ernawati, S.Kep.)



(Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep.)



NIP. 0860106



NIP. 19870719 201504 2 002



Lampiran 2. Daftar Hadir KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020



DAFTAR HADIR Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir pada hari ini, Jumat tanggal 22 bulan November 2019 pukul 09.00 – 09.30 WIB di Ruang Edelweiss (Perinatologi) RSD Balung Jember dihadiri oleh: NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN



Jember, 22 November 2019 Pembimbing Ruangan,



Pembimbing Akademik,



(Ns. Ita Ernawati, S.Kep.)



(Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep.)



NIP. 0860106



NIP. 19870719 201504 2 002



Lampiran 3. Materi 1. Pengertian Bayi Bayi merupakan suatu tahap perkembangan manusia setelah dilhirkan. Di tinjau dari usia, usia bayi adalah 0-2 tahun dengan pengelompokkan usia 0-1 bulan periode neonatus, usia 1 bulan – 1 tahun periode bayi tengah, dan usia 1-2 tahun periode bayi akhir (Puspita, 2016). 2. Pengertian Bayi Baru lahir Bayi baru lahir adalah bayi lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan telah mampu hidup di luar kandungan. Bayi baru lahir sangat rentang terhadap infeksi mikroorgaisme yang terpapar atau terkontaminasi selama proses persalinan ataupun setelah lahir. Untuk tidak menambah risiko maka seelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti mencuci tangan atau pun menggunakan alat pelindung diri dengan tepat, selain itu sangat penting untuk mengenali tanda bahaya kondisi bayi baru lahir guna mencgah kondisi buruk dari bayi (Oktarina, 2016). 3. Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian bagi bayi, oleh karena itu sangat penting untuk mengenali tanda bahaya tersebut sebagai berikut (Hanindita, 2016) : a. Bayi tidak mau menyusu ASI merupakan makanan pokok bagi bayi, dan jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi akan berkurang sehingga dapat berdampak negatif pada kondisi tubuhnya. Bayi biasanya tidak mau menyusu ketika kondisi ttubuhnya lemah dan memungkinkan dalam kondisi bayi megalami dehidrasi berat. b. Lemah Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah dan jangan biarkan kondisi tersebut berlanjut. Kondisi lemah biasa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat. c. Demam atau tubuh teraba dingin Suhu normal bayi berkisar 36,5-37,5 C. Jika suhu kurang atau lebih dari kisaran normal makan perhatikan kondisi sekitar bayi apakah membuat bayi kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah. d. Kejang Kejang pada bayi memang dapat tejadi pada bayi, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apabila kondisi kejang



e.



f.



g.



h.



i.



disebabkan oleh demam, maka harus selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi kejang namun bukan disebabkan kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan lamanya kejang, serta konsultadikan pada dokter. Sesak nafas Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari orang dewasa yaitu sekitar 30-60 kali permenit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka harus wajib waspada dan lihat dinding pergerakan dadanya pada dinding dadanya ada tarikan atau tidak. Merintih Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya sehingga ketika bayi merintih terus-menerus walau sudah diberi ASI atau sudah di puk-puk, maka konsultasikan pada dokter. Hal ini bisa disebabkan karena ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan. Pusat kemerahan Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Harus diperhatian saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. betadin dan alkohol dapat diberikan tapi tidak untuk dikompreskan, hanya boleh dioleskan saja. Mata bernanah banyak Nanah yang berlebihan pada mata bayi meunjukkan adanya infeksi dapat disebabkan dari proses persalinan atau lingkungan luar. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan. Kulit terlihat kuning Kulit pada bayi biasanya terjadi karena kurang ASI, namun jika bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir dan warna kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka segera konsultasikan pada dokter.



4. Penanganan Pencegahan ataupun penatalaksanaan demam pada bayi dapat dilakukan antara lain sebagai berikut (Oktarina, 2016) : a. Suhu tubuh bayi Cara mengatur suhu tubuhnya karena bayi tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya sehingga bayi dapat dengan cepat kedinginan ataupun terjadi peningkattan suhu. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan (Lusia, 2015) : 1). Kedinginan



Apabila bayi kedinginan atau dalam keadaan basah maka penangannyan yaitu dengan menyelimuti atau memberikan pakaian yang dapat mencegah menghangatkan tubuh bayi. 2). Demam Apabila bayi mengalami peningkatan suhu (suhu > 38,5 C) lakukan kompres hangat pada bayi di daerah aksila dan berikan obat penurun panas seperti paracetamol dengan dosis sesuai anjuran dokter (dosis biasanya 10-15 mg untuk setiap lkilogram berat badan per pemberian). b. Perawatan tali pusat Pada bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka harus selalu diberihkan agar tetap kering dan bersih. Sisa tali pusat ini akan terlepas sendiri dalam wwaktu 7-10 hari, dan kadang sampai 3 minggu. Setelah terlepas tali pusat ini alan meninggalkan bercak yang kasar dan memerlukan waktu beberapa hari akan mengering dan sembuh. Cara perawatan tali pusat dapat dilakukan dengan cara menghindari pembungkusan tali pusat dan jangan mengoleskan salep apapun. Mengoleskan alcohol atau iodine masih diperbolehkan tapi tidak untuk dikompreskan karena menyebabkan tali pusat lembab atau basah. c. Memberikan vitamin K Bayi yang baru lahir sangat membutuhkan vitamin K karena bayi yang baru lahir sangat rentan mengalami defisiensi vitami K. Ketika bayi baru lahir, proses pembekuan darah (koagulan) menurun dengan cepat, dan mencapai titik terendah pada usia 48-72 jam. Salah satu penyebabnya adalah karena selama dalam rahim, pasenta tidak siap menghantarkan lemak dengan baik, selain itu saluran cerna bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak dapat menghasilkan vitamin K yang berasal dari flora di usus dan asupan vitamin K dari ASI pun biasanya rendah. d. Memberikan salep mata Pemberian salep mata dilakukan untuk mencegah penyit mata karena klamidia atau oftamia neonatorum. e. Pemberian imunisasi bayi baru lahir Setelah pemberian vitamin K, bayi juga diberikan imunisasi hepatitis B yang bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terutama pada jalur penularan yang disebabkan ibu. Imunisasi hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemebrian vitamin K, pada saat bayi berumur 2 jam atau setelah dilakukan IMD dan kontak kulit bayi dengan ibu. Imunisasi hepatitis ddalam bentuk unijex dapat diberikan dalam dosis 0,5 ml secara intramuskuler di paha kanan anterolateral. f. Segera bawa ke petugas kesehatan Apabila penanganan-penanganan diatas telah dilakukan dengan benar dan bayi masih mengalami tanda-gejala bahaya maka segera bawa bayi ke petugas kesehatan agar bayi segera mendapatkan dari petugas yang berwenang.



Lampiran 4: Foto Kegiatan



DAFTAR PUSTAKA



Hanindita, M. 2016. Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lusia. 2015. Mengenal Demam Dan Perawatan Pada Anak. Surabaya: Airlangga University Press. Oktarina, M. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish. Puspita, W. A. 2016. Menata Kamar Bayi : Agar Bayi Sehat, Aman & Nyaman. Jakarta: Niaga Swadaya.