Sastra Angkatan 90 - Sekarang (Print) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSA FIKSI PERIODE 1990 - SEKARANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Prosa Fiksi Indonesia Dosen Pengampu Endah Meliani Sari, M.Pd.



Disusun Oleh : Kelompok 11 Roni



NPM : P120206224



Dimas Iqbal Royyan F



NPM : P120206241



Rizka Ahmad Fadilah



NPM : P120206334



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) YASIKA MAJALENGKA 2021



KATA PENGATAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan pula dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Sastra Angkatan 1990 - sekarang ini. Makalah ini telah kami susun dengan semampu kami dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstibusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah prosa fiksi periode 1990 – sekarang. Akhir kata kami berharap semoga makalah Prosa Fiksi Persiode 1990 – Sekarang ini dapat memberikan manfaat inspirasi terhadap pembaca.



Majalengka, 20 November 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGHANTAR ............................................................................................... 2 DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4 A. Latar Belakang .................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6 A. Sejarah sastra angkatan ‘90 ? .............................................................................. 6 B. Siapa saja pengarang serta hasil karyannya pada angkatan ‘90 ? ...................... 7 C. Siapa pelopor angkatan ’90 ? .............................................................................. 8 D. Bagaimana periodisasi sastra pada era reformasi ? ............................................ 9 BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11



3



BAB I PENDAHULUAN



1. Latar Belakang        Sastra merupakan tulisan indah, baik yang ditulis oleh pengarang dalam kurun waktu tertentu maupun pengarang zaman seakarang. Selain itu juga sastra dapat dipandang sebagai gejala sosial, karena menurut Sangidu (2005;41) karya sastra merupakan tanggapan penciptannya ( pengarang ) terhadap dunia ( realita sosial ) yang dihadapinya. Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk pada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra biasa dibagi sastra tertulis atau sastra lisan. Sastra sebagai pengalaman batin memperluas emosi pembaca, juga seahai media pendidikan/pengajaran dan memberikan inspirasi. Karya sastra sebagai hak cipta manusia selain memberikan hiburan dengan nilai baik, nilai keindahan, susunan adat istiadat, suatu keyakinan dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra.     Masalah angkatan dalam sastra indonesia hingga kini masih tetap di perdebatka. Perbedaan kriteria atau titik tolak pandangan dalam membuat penggolongan yang berbeda – beda. Masalahnya menjadi semakin sulit, karena kriteriannya tidak saja berdasarkan perurutan waktu, tetapi juga berdasarkan nilai – nilai tertentu. Bakri siregar mencoba menjelaskan masalah ini. Dia juga melihat telah lahir suatu angkatan baru dalam sastra indonesia, yang dalam penampilannya ditandai oleh protes sosial yang ditunjukan kepada penolakan otoritas total dalam semua bidang. Secara instrinsik hal ini diwujudkan dalam penolakan wawasan estetika dari angkatan sebelumnya. 2. Rumusan Masalah Karya sastra memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sosial masyarakat karena sastra menyajikan gambaran kehidupan itu sendiri sebagaian besar terdiri dari kenyataan sosial. Kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orang – orang, antar manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.



4



Fokus masalah dalam makalah ini, kami memberikan batasan masalah sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah menjadi pokok bahasan. Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi angkatan. A. Sejarah sastra angkatan ‘90 ? B. Siapa saja pengarang serta hasil karyannya pada angkatan ‘90 ? C. Siapa pelopor angkatan ’90 ? D. Bagaimana periodisasi sastra pada era reformasi? 3. Tujuan Penulisan A. Untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan makalah ini yang baik dan benar. B. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya.



5



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Sastra Angkatan ’90 Pembicaraan kali ini mengenai karya sastra angkatan 90. Karya sastra di indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1990, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut. Karya sastra indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Persoalan sejarah memang memegang peranan penting disini. Angkatan ’90-an memberikan nafas, terutama surelisme pembongkaran bahasa dan mulai memunculkan masalah gender. Memasuki era tahun 90an penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran. Dengan ditentukannya percetakan, maka karya sastra jadi bersifat individu : seseorang pengarang menulis pribadi kemudian sampai juga secara pribadi ketangan pembacanya yang menikatinya secara pribadi pula. Sebetulnya pada angkatan ’90 ini belum benar – benar dikatakan sebagai angkatan, namun karena banyak pengarang yang menciptakan suatu karya – karya pada tahun 90an disebut bahwa adanya angkatan 90 itu. Generasi 1990an memang hanya menjadi pencatat peristiwa – peristiwa ketika fenomena di luar tengah diterjang badai kesemarakan beragama, sempitnya ruang artikulasi public dan lahirnya generasi yang gampang, para penyair mengusung peristiwa ”luar” itu ke dalam kamar puisinya. Maka sangat tidak mungkin menciptakan sebuah angkatan tanpa adanya perambahan estetika dari sebuah generasi yang selalu mengklaim dirinya menjaga wilayah kata – kata. Disamping menampilkan sanjak – sanjak peduli bangsa ( istilah yang diusung rubik budaya republika ) dan karya – karya reformasi yang anti penindasan, gandrung keadilan, bebahasa kebenaran, muncul pula fenomena kesetaraan gender yang mengarah ke woman libs sebagaimana tercermin dalam karya – karya ayu utami dari komunitas sastra / teater utan kayu, jenar mahesa ayu, dewi lestari. Pada era yang bersamaan 6



berkibar bendera forum lingkar pena ( FLP ) dengan tokohnya HTR ( Helvy Tiana Rosa ) yang berobsesi smengusung sastra pencerahan, menulis bikin kaya. Masa pemapanan dapat mewadahi kehidupan sastra indonesia tahun 1965 – 1998 dengan alasan pada masa itu terjadi pemapanan berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, pers, dan sastra. Pada masa itu ilmu sastra indonesia tampak semakin mapan di fakultas sastra, penelitian, makin merak dimana – dimana, dan penerbitan pun terbilang berlimpah ruah. Memang ada juga pembatasan dan penekanan disana-sini, tetapi secara keseluruhan berkembang mapan. Masa pembebasan dapat mewadahi kehidupan sastra indonesia selepas reformasi mei 1998 dengan alasan telah terjadi kebebasan bersastra yang hasilnya masih harus masih diuji oleh sejarah sebagai contoh, roman – roman Pramoedya Ananta Toer dan sejumlahnya ternyata sekarang dapat diterbitkn tanpa ketakutan apapun. B. Pengarang serta hasil karya pada angkatan ’90 1. Ayu Utami – Seman (1998) Larung (2001) 2. Jenar Mahesa Ayu – ( Mereka Bilang Saya Monyet ) 3. Ahmadun Yosi Herfanda 



Sajak Penari (1990)







Sebelum Tertawa Dilarang (1997)







Fragmen – Fragmen Kekalahan (1997)







Sembahyang Rumputan (1997)



4. Hilman Hariwijaya 



Olga Sepatu Roda (1992)







Lupus ABG – 11 Novel (1995-2005)



5. Dorothea Rosa Herliany 



Matahari yang Mengalir (1990)







Kepompong Sunyi (1993)







Nikah Ilalang (1995)







Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)



6. Gustaf Rizal 7







Segi Empat Patah Sisi (1990)







Segi Tiga Lepas Kaki (1991)







Been (1992)







Kemilau Cahaya dan Perempuan Batu ( 1999)



Ada pula kumpulan cerpen pada angkatan ’90 ini diantaranya : 1. Kado istimewa (pilihan kompas, 1992) 2. Laki – laki yang kawin dengan peri (pilihan kompas, 1995) 3. Lampor (pilihan kompas, 1994) 4. Menjelang pagi (Ratna Indraswari Ibrahim, 1994) C. Pelopor Angkatan ‘90 Ayu utami adalah salah satu pelopor atau tokoh yang paling popular pada angkatan ’90 dengan Karyanya Saman diantarannya yang memenangkan sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1980. Sedikit singkat mengenai Ayu Utami, Justina Ayu Utami ( Lahir di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968;umur 43 Tahun ) adalah aktivitas jurnalis dan novelis indonesia, ia besar di Jakarta dan menamatkan kuliah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan. Tak lama setelah penutupan Tempo, Editor dan Detik di masa Orde Baru, Ia ikut mendirikan Analisis Jurnalis Independen yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan kalam dan di teater utan kayu. Novelnya yang pertama, saman, mendapatkan sambutan dari berbagai kritikus dan dianggap memberikan warna baru dalam sastra Indonesia. Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga tahun saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat saman pula, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Akhir 2001, ia meluncurkan novel Larungnya. D. Periodisasi sastra era reformasi



8



Era reformasi telah berlangsung selama 20 tahun. Salah satu isu yang menjadi perbincangan adalah penghilangan orang secara paksa atau lebih populer dengan sebutan penculikan dimasa orde baru. Praktik kekerasan yang dilontarkan rezim Orde Baru masih meninggalkan luka yang begitu dalam bagi keluarga orang – orang hilang diculik alat Negara kala itu. Peristiwa penghilangan orang secara secara paksa atau penculikan terhadap aktivis pro-demokrasi terjadi menjelang pelaksanaan pemilihan umum ( pemilu ) pada tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawarahan Rakyat ( MPR ) 1998. Selama periode 1997/1998, setidaknya ada puluhan aktivis yang hilang. Satu orang ditemukan meninggal, Sembilan orang dilepaskan, dan belasan lainnya hingga hari ini tidak jelas rimbanya. Mereka selamat dari penculikan kini telah melanjutkan hidupnya, ada yang menjadi politikus, wartawan, dan lain – lainnya. Berikut ini deretan aktivis yang diculik pada periode 1997/1998 : 1. Widji Thukul Widji Thukul adalah sastrawan dan aktivis hak asasi manusia. Dia merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 sampe sekarang dia tidak diketahui rimbannya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer, salah satu puisi fenomenalnya adalah ” Jika taka da mesin ketik, aku akan menulis dengan tangan. Jika tak ada kertas, aku akan menulis pada dinding. Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah! “ 2. Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugrah “ Herman dan Pertus merupakan mahasiswa Universitas Airlangga. Keduanya diduga diculik oleh militer saat Orde Baru dan hingga kini tidak jelas rimbanya. “



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Salah satu pelopor pada angkatan 90 ini Ayu Utami dengan karyannya “Saman”. Karya – karya populer yang berkembang menunjukan adanya peningkatan kemajuan sastra dari masa pembacanya. Sebetulnya angkatan 90 ini masih diragukan apakah ini merupakan angkatan atau bukan, karena menurut kami angkatan 90 banyak berbau dengan angkatan 2000 atau angkatan reformasi. Seperti pada angkatan – angkatan sebelumnya bahwasannya angakatan 90 ini pun penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran dengan sastrawan wanita yang menonjol. Selain itu, pada masa itu ilmu Sastra Indonesia tampak semakin mapan, penelitian makin marak dimana – mana, dan penerbitan pun terbilang berlimpah ruah. Karya – karya yang sulit terbit pada masa sebelumnya ternyata pada angkatan ini dapat diterbitkan tanpa ketakutan apapun.



10



DAFTRA PUSTAKA http://ayusafitria-mencoret.blogspot.com/2012/01/sejarah-sastra-indonesia-angkatan-90.html Sejarah Sastra Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988) Kratz, E. Ulrich, Sejarah Sastra Indonesia Abad XX, K.S Yudhiyono, Penghantar Sejarah Sastra Indonesia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007) https://robiramadhan22.Blogspot.com/2019/12/sastra-angakatan-reformasi-dan-2000-an https://kumparan.com/tutur-literatur/periodisasi-sastra-indonesia-2 https://thisisintia29.blogspot.com/2018/11/sastra-angkatan-2000.html



11