Satlan. Filosofi Kerja Dan Etos Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL A. B. C. D.



Topik Bahasan : Filosofi Dan Etos Kerja Bidang Pengembangan : Pengembangan Kehidupan belajar Jenis Layanan : Layanan Informasi Kompetensi Dasar : “Siswa mampu Memahami Filosofi Kerja dan Etos Kerja”. E. Indikator pencapaian pembelajaran 1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Filosofi Dan Etos Kerja 2. Dapat Megetahui Bagaimana Etos Kerja dan Prinsip Dasar Etos Kerja dalam Islam 3. Dapat Megetahui Surat Al-Quran Yang Membahas Etos Kerja 4. Dapat mengetahui Fungsi Etos Kerja 5. Dapat menyebutkan Cara Menumbuhkan Etos Kerja 6. Dapat menyebutkan Contoh Aplikasi Etos Kerja Dalam Kehidupan Sehari-Hari. 7. Strategi Layanan 1. Pengenalan tentang filosofi kerja dan etos kerja 2. Dialog. 8. Deskripsi Materi 1. Pengertian filosofi kerja dan etos kerja (terlampir) 2. Penjelasan bagaimana etos kerja dan Prinsip Dasar Etos Kerja dalam Islam (terlampir) 3. Penjelasan Surat Al-Quran Yang Membahas Etos Kerja (terlampir) 4. Penjelasan Fungsi Etos Kerja 5. Menjelaskan Cara Menumbuhkan Etos Kerja 6. Penjelasan Contoh Aplikasi Etos Kerja Dalam Kehidupan Sehari-Hari (terlampir) 9. Deskripsi kegiatan  Kegiatan awal 1. Guru BK Mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta didik setelah itu dilanjutkan dengan mengajak peserta didik berdo’a untuk memulai kegiatan bimbingan klasikal dengan penuh perhatian, dan semangat dengan melakukan kegiatan berfikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab, serta setelah itu konselor mengepsen kehadiran setiap peserta didiknya. 2. Konselor mulai menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan kepada semua peserta didik, yang diharapkan di lakukan oleh seluruh peserta didik/anggota dengan aktif. 3. Membangun suasana keakraban, kebersamaan, agar siswa merasa nyaman pada saat melakukan proses bimbingan klasikal .  Kegiatan inti



1. 2. 3. 4.



Menjelaskan tujuan dari proses pemberian Informasi yang akan dilakukan. Guru BK memberikan pengantar terkait meteri yang akan diberikan. Guru memulai pemberian materi tentang filosofi kerja dan etos kerja. Pada kegiatan selanjutnya guru BK melakukan interaksi dengan siswa terkait materi yang telah diberikan. 5. Konselor melakukan kegiatan selingan atau ice breaking seperti sehingga anggota individu yang lain tidak merasa bosan.  Kegiatan penutup 1. Memberikan penjelasan dan kesimpulan kepada peserta didik bahwa dalam menjaga kesehatan dan gaya hidup itu sangatlah pentang demi menunjang kegiatan akademik dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. 2. Mengajak peserta didik untuk berdo’a. 3. Mengucapkan salam kepada seluruh peserta didik. 10. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kali ini menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang dilakukan kepada siswa. 11. Sasaran Layanan 12. Tempat Penyelenggara 13. Waktu Penyelenggara 14. Peneyelenggara Layanan 15. Pihak yang dilibatkan 16. Media pembelajaran



: Semua siswa X : Ruang kelas X : 1 x 45 menit : Guru BK :: Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kali ini adalah Laptop dan



17. Rencana Penilaian - Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling yang telah dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani. Penilaian secara langsung ini dilakukan agar guru BK dapat mengetahui layanan bimbingan klasikal dilaksanakan itu berdampak positif atau tidak terhadap peserta didik, dan selama proses penilaian ini konselor melakukan pengamatan kepada peserta didik tentang efektivitas dan evesiensi layanan yang telah diberikan sebelumnya. - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di buku bimbingan dan konseling. 18. Keterkaitan Layanan : Konseling Individu dan Bimbingan Kelompok. 19. Catatan Khusus :20. Tindak Lanjut Tindak lanjut: Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai, disusunlah Laporan Pelaksanaan Program Layanan yang memuat data penilaian hasil dan proses, dengan disertai



arah tindak lanjutnya. Jika hasil dari bimbingan ini tidak maksimal maka akan diberikan layanan bimbingan lanjutan. Dan jika berhasil maka konselor akan lebih memfasilitasi peserta didik dengan melakukan bimbingan selanjutnya untuk memperkuat peruhan peserta didik kearah yang lebih positif.



Lampiran Materi A. PENGERTIAN FILOSOFI DAN ETOS KERJA 1. Filosofi Kerja Bekerja bukan sekedar mencari penghasilan, tetapi bermaksud mewujudkan potensi diri untuk kebaikan dan kemuliaan umat manusia. Nilai pekerjaan seseorang tidak dilihat dari hasil gajinya, penampilan pakaian, dan kantornya yang mewah, tetapi dilihat dari nilai amanahnya, makna psikologis, dan makna spiritual bagi kehidupan umat. Bekerja dikategorikan menjadi 2 kelompok ; 1) Menjadi Wiraswastawan, contoh :  Pedagang, dari pedagang kaki lima sampai pedagang tingkat Ekspor- Impor.  Pengusaha, dari pengusaha pembuat kue sampai pengusaha besar dengan berbagai macam bentuk usahanya. 2) Bekerja pada pihak lain, contohnya :  Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polisi  Pegawai BUMN  Pegawai Perusahaan Swasta. Adapun yang akan Anda pilih setelah Anda menyelesaikan pendidikan apakah akan menjadi wiraswastawan atau pekerja pada pihak lain, ada beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan. Untuk menjadi wiraswastawan ;  pantang menyerah  Senantiasa Berani menghadapi tantangan  Ulet dan mempelajari dan mengkaji  Tidak mencampuradukkan antara keuangan pribadi/keluarga dengan keuangan usaha  Bekerja pada pihak lain ;  Senantiasa aktif mencari informasi lowongan kerja sesuai keahlian yang dimiliki.  Disiplin pada peraturan yang ada.  Mampu bekerja sama dengan teman sejawat, pimpinan, maupun anak buah.  Senantiasa mengembangkan kemampuan diri dalam berbagai hal dengan falsafah belajar seumur hidup. 2. Etos Kerja



Definisi Menurut Gregory (2003) sejarah membuktikan negara yang dewasa ini menjadi negara maju, dan terus berpacu dengan teknologi/informasi tinggi pada dasarnya dimulai dengan suatu etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil. Maka tidak dapat diabaikan etos kerja merupakan bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan besar dan terkenal telah membuktikan bahwa etos kerja yang militan menjadi salah satu dampak keberhasilan perusahaannya. Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap orang memiliki internal being yang



merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang (Siregar, 2000 : 25) Etos berasal dari bahasa yunani ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupannya (Khasanah, 2004:8). Menurut Geertz (1982:3) Etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Sikap disini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan. Menurut kamus Webster, etos didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau sebuah institusi (guiding beliefs of a person, group or institution). Menurut Usman Pelly (1992:12), etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Dapat dilihat dari pernyataan di muka bahwa etos kerja mempunyai dasar dari nilai budaya, yang mana dari nilai budaya itulah yang membentuk etos kerja masing-masing pribadi. Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003,2). Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti: a. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin. b. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja. c. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan. d. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan. e. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.



B. BAGAIMANA ETOS KERJA DAN ISLAM



PRINSIP DASAR ETOS KERJA DALAM



1. ETOS KERJA dalam ISLAM Dalam bekerja, setiap pekerja muslim (muslimah), hendaknya sesuai dengan etika Islam, yaitu :  Melandasi setiap kegiatan kerja semata-mata ikhlas karena Allah serta untuk memperoleh rida-Nya. Pekerjaan yang halal bila dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah tentu akan mendapatkan pahala ibadah. Rasulullah saw bersabda , yang artinya : Allah swt tidak akan menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan yang karena untuk mencari keridaan-Nya(H.R.Ibnu Majah )  Mencintai pekerjaannya. Karena pekerja yang mencinta pekerjaanya, biasanya dalam bekerja akan tenang, senang, bijaksana, dan akan meraih hasil kerja yang optimal. Rasulullah saw bersabda, yang artinya Sesungguhnya Allah cinta kepada seseorang di antara kamu yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan maka ia rapihkan pekerjaan itu.  Mengawali setiap kegiatan kerjanya dengan ucapan basmalah. Nabi saw bersabda yang artinya :Setiap urusan yang baik (bermanfaat, yang tidfak dimulai dengan ucapan basmalah (bismillahirrahmanirrahim,maka terputus berkahnya.(H.R.Abdul Qahir dari Abu Hurairah)  Melaksanakan setiap kegiatan kerjanya dengan cara yang halal. Nabi saw bersabda, yang artinya :Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang baik,mencintai yang baik (halal), dan tidak menerima (sesuatu) kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sesuatu yang diperintahkan kepada para utusan-Nya (H.R.Muslim dan Tirmidzi).  Tidak (Haram) melakukan kegiatan kerja yang bersifat mendurhakai Allah. Misalnya bekerja sebagai germo, pencatat riba (renten), dan pelayan bar.Artinya : “Tidak ada ketaatan terhadap makhluk untuk mendurhakai sang pencipta”.(H.R.Ahmad bin Hambai dalam musnadnya, dan hakim dalan Al-Mustadrokanya, kategori hadis shahih)  Tidak membebani diri, alat-alat produksi, dan hewan pekerja dengan pekerjaanpekerjaan di luar batas kemampuan.  Memiliki sifat-sifat terpuji seperti jujur, dapat dipercaya, suka tolong menolong dalam kebaikan, dan professional dalam kerjanya  Bersabar apabila menghadapi hambatan-hambatan dalam kerjanya. Sebaliknya, bersyukur apabila memperoleh keberhasilan.  Menjaga keseimbangan antara kerja yang manfaatnya untuk kehidupan di dunia dan yang manfaatnya untuk kehidupan di akhirat. Seseorang yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan shalat lima waktu, tidak sesuai dengan Islam. Rasulullah saw bersabda yang artinya,”Kerjakanlah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup



selama-lamanya, tetapi kerjakanlah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.”(H.R.Ibnu Asakin) 2. Prinsip Dasar Etos Kerja dalam Islam a. Bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan) baik dari jenis pekerjaan maupun cara menjalankannya. Contohnya, orang yang berprofesi sebagai pedagang ikan di pasar. Murninya, pekerjaan ini adalah halal, namun jika pedagang tersebut melakukan hal-hal yang tidak baik (membahayakan orang lain), misalnya menjual ikan berformalin, maka dapat dikatakan profesi yang semula halal menjadi haram (‘haram lighairihi’) b. Bekerja agar tidak menjadi beban hidup orang lain (ta’affufan an al-mas’alah). Sebagai orang beriman dilarang menjadi beban hidup orang lain (benalu). Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang muda dan kuat tetapi pekerjaannya mengemis. Beliau kemudian bersabda, “Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya diatas punggung lebih baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, diberi atau ditolak” (HR Bukhari dan Muslim). c. Bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalihi). Karena memenuhi kebutuhan keluarga hukumnya fardlu ain, tidak dapat diwakilkan, dan melaksanakannya juga termasuk dalam jihad. Hadis Rasulullah menyebutkan “Tidaklah seseorang memperoleh hasil terbaik melebihi yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu yang dinafkahkan seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan pembantunya kecuali dihitung sebagai sedekah” (HR Ibnu Majah). d. Bekerja guna meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan ala jarihi). Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas sosial, dan mengecam keras sikap tutup mata dan telinga dari segala penderitaan di lingkungan sekitar. Dalam bekerja, setiap umat muslim hendaknya bekerja sesuai dengan etika Islam, yaitu: 1. Melandasi setiap kegiatan kerja semata-mata ikhlas karena Allah serta untuk memperoleh ridla-Nya. Pekerjaan yang halal bila dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah tentu akan mendapatkan pahala ibadah. Rasulullah saw bersabda, yang artinya : Allah swt tidak akan menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan yang karena untuk mencari keridaanNya. (H.R.Ibnu Majah ) 2. Mencintai pekerjaannya. Karena pekerja yang mencinta pekerjaanya, biasanya dalam bekerja akan tenang, senang, bijaksana, dan akan meraih hasil kerja yang optimal. Rasulullah saw bersabda, yang artinya Sesungguhnya Allah cinta kepada seseorang di antara kamu yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan maka ia rapihkan pekerjaan itu. 3. Mengawali setiap kegiatan kerjanya dengan ucapan basmalah. Nabi saw bersabda yang artinya :Setiap urusan yang baik (bermanfaat) yang tidak dimulai dengan ucapan basmalah (bismillahirrahmanirrahim) maka terputus berkahnya. (H.R.Abdul Qahir dari Abu Hurairah) 4. Melaksanakan setiap kegiatan kerjanya dengan cara yang halal.



3.



4. 5. 6.



Nabi saw bersabda, yang artinya : Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang baik, mencintai yang baik (halal), dan tidak menerima (sesuatu) kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sesuatu yang diperintahkan kepada para utusan-Nya. (H.R.Muslim dan Tirmidzi) Tidak melakukan kegiatan kerja yang bersifat mendurhakai Allah. Misalnya bekerja sebagai germo, pencatat riba (rentenir), dan pelayan bar. Nabi saw bersabda, yang artinya :“Tidak ada ketaatan terhadap makhluk untuk mendurhakai sang pencipta”.(H.R.Ahmad bin Hambai) Memiliki sifat-sifat terpuji seperti jujur, dapat dipercaya, suka tolong menolong dalam kebaikan, dan professional dalam kerjanya Bersabar apabila menghadapi hambatan-hambatan dalam kerjanya. Sebaliknya, bersyukur apabila memperoleh keberhasilan. Menjaga keseimbangan antara kerja yang manfaatnya untuk kehidupan di dunia dan yang manfaatnya untuk kehidupan di akhirat. Seseorang yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan shalat lima waktu, tidak sesuai dengan Islam. Rasulullah saw bersabda yang artinya,”Kerjakanlah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, tetapi kerjakanlah untuk kepentingan akhiratmu seolaholah kamu akan mati besok.”(H.R.Ibnu Asakin)



C. SURAT AL-QURAN YANG MEMBAHAS ETOS KERJA Al-Quran Surah Al-Mujadilah,58:11 Artinya :“Hai orang-orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapanglapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : ‘Berdirilah kamu’, maka kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S.Al-Mujadilah,58:11) Ayat Al-Quran Surah Al-Mujadilah ayat 11 isinya antara lain berkaitan dengan adab atau tata krama yang harus diterapkan dalam majelis-majelis yang baik dan diridai Allah swt. Adab atau tata karma yang dimaksud yaitu memberikan kelapangan dada kepada orang-orang yang akan mengunjungi dan berada dalam majelis-majelis tersebut dengan cara, seperti : mempersilahkan orang lain yang datang belakangan untuk duduk di samping kita, sekiranya masih kosong, menciptakan suasana nyaman, mewujudkan rasa persaudaraan, saling menghormati dan saling menyayangi, serta tidak boleh menyuruh orang lain yang lebih dulu menempati tempat duduknya untuk pindah ke tempat lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara’ . Mukmin/Mukminah apabila diperintahkan Allah dan rasul-Nya untuk bangun melaksanakan hal-hal yang baik yang diridai-Nya, seperti shalat, menuntut ilmu, berjuang di jalan Allah, dan membiasakan diri dengan akhlak terpuji, maka perintah tersebut hendaknya segera dilaksanakan dengan niat ikhlas dan sesuai dengan ketentuan syara’ Ilmu pengetahuan



mempunyai banyak keutamaan. Perbuatan ibadah yang tidak dikerjakan sesuai dengan ilmu tentang ibadah tersebut, tentu tidak akan diterima Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda Artinya : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(H.R.Muslim) Al-Quran Surah Al-Jumu’ah: 9-10 )۹( ََ‫ّللاِ َوذَ ُروا البَي ََع ذَ ِل ُكمَ خَيرَ لَ ُكمَ إِنَ ُكنتُمَ ت َعلَ ُمون‬ ََّ ‫ص ََلةَِ ِمنَ يَو َِم ال ُج ُم َع َِة فَاس َعوا ِإلَى ذِك َِر‬ ََ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينََ آ َ َمنُوا إِذَا نُود‬ َّ ‫ِي ِلل‬ (۱۰) ََ‫يرا لَ َعلَّ ُكمَ تُف ِل ُحون‬ ََّ ‫ّللاِ َواذ ُك ُروا‬ ََّ ‫ل‬ َِ ‫ض َوابتَغُوا ِمنَ فَض‬ َ ِ ‫ص ََلَة ُ فَانتَش ُِروا فِي اْلَر‬ َِ ‫ض َي‬ َّ ‫ت ال‬ ً ِ‫ّللاَ َكث‬ ِ ُ‫فَإِذَا ق‬ Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”(Q.S.Al-Jumu’ah 62:9-10) Mengacu kepada Q.S. Al-Jumu’ah: 9-10, umat Islam diperintah oleh agamanya agar senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib, seperti shalat, dan selalu giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam (etos kerja yang Islami). Termasuk ke dalam kerja yang Islami antara lain: belajar secara sungguh-sungguh, bekerja keras, dan berkarya secara produktif sehingga dapat mendorong keadaan kearah yang lebih maju. D. Contoh Aplikasi Etos Kerja Dalam Kehidupan Sehari-Hari Dari paparan yang telah di urai diatas, saya akan menuliskan contoh – contoh etos kerja 17 Belajar dengan giat. Belajar dengan giat ini dimaksudkan untuk mencapai masa depan yang baik lagi. Karena dengan belajar, akan mampu menjadikan individu menjadi pandai serta mampu menghadapi berbagai persoalan dalam pelajaran. Serta akan mampu untuk menjadikan individu tersebut menjadi lebih tinggi, karena dengan ilmu, Allah akan meninggikan derajat ndividu tersebut. 18 Mencuci piring seusai makan. Hal ini dimaksudkan untuk melatih individu supaya mampu bertanggung jawab atas segala tindakan yang dikerjakan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan tindakan yang dikerjakan merujuk artinya pada makan. Karena kalau berusaha melath tanggung jawab dengan hal-hal yang kecil, insya Allah hal ini akan menjadikan individu untuk mampu bertanggung jawab dalam segala hal. 19 Menyapu lantai. Menyapu lantai adalah tindakan lumrah untuk dilakukan dengan tujuan agar rumah menjadi bersih dan indah. Tak lupa pula bahwa dalam Islam, Allah itu menyukai keindahan. Karena keindahan itu merupakan sebagian daripada iman. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan, dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun.



Berikut ini hadist tentang kebersihan. Yang artinya, kebersihan itu sebagian daripada iman. F. Fungsi Etos Kerja Menurut A. Tabrani Rusyan, (1989) fungsi etos kerja adalah: 1. Pendorang timbulnya perbuatan 2. Penggairah dalam aktivitas 3. Penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.



akan



G. Cara Menumbuhkan Etos Kerja



1. Menumbuhkan sikap optimis : a. Mengembangkan semangat dalam diri b. Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai c. Motivasi diri untuk bekerja lebih maju 2. Jadilah diri anda sendiri : a. Lepaskan impian b. Raihlah cita-cita yang anda harapkan 3. Keberanian untuk memulai : a. Jangan buang waktu dengan bermimpi b. Jangan takut untuk gagal c. Merubah kegagalan menjadi sukses 4. Kerja dan waktu : a. Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu) b. Jangan cepat merasa puas 5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan : a. Latihan berkonsentrasi b. Perlunya beristirahat 6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004) Aspek Kecerdasan yang perlu dibina untuk meningkatkan Etos Kerja menurut (Siregar, 2000) : 1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya. 2. Semangat : keinginan untuk bekerja. 3. Kemauan : apa yang diinginkan, kehendak dalam bekerja. 4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan. 5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja. 6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan. 7. Peningkatan. 8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja