Sejarah Berdirinya Gkpi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH BERDIRINYA GKPI RESORT KHUSUS LUBUK PAKAM JL. P. SIANTAR No. 108



Disusun Oleh : Panitia HUT – ke 50 GKPI RESORT KHUSUS LUBUK PAKAM JL. P. SIANTAR ( 04 JUNI 1967 – 04 JUNI 2017 )



KATA PENGANTAR Sehubungan dengan keputusan tersebut, maka kami selaku panitia HUT GKPI ke – 50 mencoba menyusun sejarah berdirinya GKPI yang kita cintai ini untuk dapat dituangkan dan dicetak dalam bentuk buku di kemudian hari. Dengan maksud dan tujuan supaya dapat dimiliki dan dibaca setiap anggota jemaat, yang pada umumnya tidak mengetahui sejarah berdirinya GKPI Resort Khusus Lubuk Pakam Jl. P. Siantar. Kami menyadari bahwa penyusunan sebuah buku, khususnya mengangkat sebuah sejarah, bukanlah suatu hal yang mudah. Disamping harus didukung oleh data, juga harus didukung dengan pemahaman yang jelas akan latar belakang serta arahnya sejarah itu sendiri. Terlebih lagi yang akan disusun itu adalah “sejarah gereja “, gereja-Nya Tuhan Yesus Kristus. Namun demikian, dengan memohon pertolongan Tuhan kami mencoba memenuhi keputusan rapat tersebut. Sedaya mampu kami telah mencoba menghimpun data dan bahan yang diperlukan, yang memang sangat begitu terbatas. Disisi lain, kemampuan “ilmu bahasa” kami juga jauh dari selayaknya penulis yang handal, sehingga buku ini tentunya adalah jauh daripada sempurna. Untuk itulah kami mohon maaf, kiranya buku kecil ini dapat merupakan “kado kecil” HUT ke- 50 Gereja kita yang kita cintai ini dan sebagai suatu sarana bagi kita sekalian untuk bersyukur dalam perayaan ini. Akhir kata, kami mengharapkan kritik sehat dari pembaca yang budiman sehingga sejarah yang lebih sempurna akan terpenuhi ditahun-tahun mendatang. Semoga seluruh kegiatan dan dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Ke- 50 GKPI Resort Khusus Lubuk Pakam, Jl. P. Siantar No.108, berjalan sukses dengan baik sesuai dengan citacita bersama dan penuh dengan kegembiraan, damai, persatuan dan kebahagiaan. Kiranya pesta perayaan rohani ini membawa berkah Tuhan untuk seluruh warga dan anggota dan para pelayan jemaat demi dan untuk kemuliaan bagi-Nya. Didalam suasana bergembira dan berterima kasih kepada Tuhan, hendaknya kita hayati dan amalkan : “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenaNya” (Mazmur 118:24) Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, menyertai kita sekalian! Amin.



Lubuk Pakam, 8 Juli 2017 Panitia HUT GKPI :



Panitia Pelaksana



Gkpi berdiri tanggal 30 agustus 1964 di pematang siantar Kita harus mengakui dengan terus terang, bahwa pada masa sekarang ini, sudah banyak yang tidak mengenal GKPI secara utuh, baik sebagai pelayan ataupun sebagai anggota jemaat. Untuk itulah kami mengajak kita semua untuk mengadakan perenungan dan kilas balik serta mempelajari kembali apa itu GKPI. MENGAPA GKPI BERDIRI ? Berdirinya GKPI bukan karena keinginan manusia, bukan karena ada dendam tertentu, bukan karena kebetulan dan bukan untuk mencari popularitas, bukan mencari keuntungan pribadi, dll. Tetapi GKPI berdiri ialah karena kehausan para warga akan kebenaran Firman Tuhan melalui organisasi, struktur dan pelayan-pelayan nyata, dari pusat sampai ke daerah-daerah, karena pada era berdirinya GKPI sudah banyak gereja pada waktu itu dipengaruhi dan terkontaminasi dengan : 1. Sekularisme, dimana kekuasaan duniawi menguasai dan memasuki gereja, baik secara politis maupun organisatoris, yang membuat gereja lupa akan kuasa Firman dan Roh Kudus. 2. Uang, sudah sejak dulu dianggap uang ini menjadi masalah, sehingga uang dari dulu dianggap dewa yang dapat merusak segala sendi-sendi kehidupan yang baik dalam berorganisasi. Gereja pada masa itu tidak dapat melaksanakan pelayanannya bagi warga jika tidak ada uang, semua gerak hidup pelayanan gereja harus didasari uang, baik itu pelayanan pemberkatan Nikah, Sidi, Baptis, dll. Selalu didasari dengan uang. Padahal Kristus tidak mengajarkan demikian, sehingga dalam gereja pada waktu itu timbul masalah pengaruh mempengaruhi karena masalah gereja. 3. Nepotisme. Dalam gerak hidup gereja yang sesungguhnya sudah mulai tergusur oleh pengaruh etnis, suku, rekan tertentu demi kepentingan golongan-golongan, padahal sebenarnya hal ini sangat bertentangan dengan kehendak Kristus sebagai pemilik gereja itu sendiri (band.Galatia 3:26-28) gereja menjadi milik orang-orang tertentu yang sekaligus dapat menguasai gereja tersebut. Gereja bukanlah milik manusia dan bukan berasal dari manusia biarpun ada diantara kita dan berada di dunia, tetapi gereja bersumber dari Tuhan dan menjadi milik Kristus, gereja pelaksana misi Kristus yang peduli akan kehidupan dan keselamatan warga tanpa pilih buluh. Sebenarnya banyak lagi hal-hal yang negative membuat gereja menjadi cemar. Tetapi yang sangat menonjol pada waktu itu adalah ketiga hal yang sudah dijelaskan di atas. Untuk itulah GKPI berdiri dan membuat pembaharuan-pembaharuan yang positif serta menghilangkan, melawan pengaruh-pengaruh tadi dengan penuh kerendahan hati dan mengandalkan kuasa Kristus dan Kristus menjadi sentral (Kristusentris) bukan lagi manusia dan kuasa-kuasa. GKPI berdiri untuk membayar hutang kepada Tuhan dan di dalam tugas misi gereja untuk melayani, itulah sebabnya motto GKPI seperti ungkapan “Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani” (Markus 10:45) GKPI membuat pembaharuan-pembaharuan sesuai dengan panggilannya.



Dikutip dari Majalah Suara GKPI No. 43/08/2004 Edisi Agustus 2004



SEJARAH BERDIRINYA GKPI RESORT KHUSUS LUBUK PAKAM, JL. P.SIANTAR 1. Latar belakangnya Situasi kehidupan kerohanian di gereja HKBP Lubuk Pakam Jl.Imam Bonjol sekitar tahun1960-an tidak jauh berbeda dengan apa yang diuraikan sebagai latar belakang berdirinya GKPI di Pematang Siantar. Pada saat itu rasa kenyamanan dalam beribadah tidak ada lagi, keharmonisan hubungan antar sesame pelayan, pengajar koor dan sesama anggota jemaat juga terusik dan kurang kondusif. Mengetahui bahwa di Pematang Siantar telah berdiri Gereja GKPI (30 Agustus 1964), telah lebih mendorong sebagian warga untuk memisahkan diri dari HKBP Lubuk Pakam Jl.Imam Bonjol dan menggabungkan diri dengan GKPI. Mereka bertekad adalah lebih baik memulai dari “titik nol”, dalam arti rela meninggalkan gedung gereja yang sudah ada, asal dapat bersekutu dengan nyaman dan penuh rasa persaudaraan. 2. Kebaktian Pertama Sebelum diadakan kebaktian pertama, warga jemaat terlebih dahulu membangun sebuah gereja secara darurat untuk dijadikan tempat kebatian minggu di Jl. P. Siantar, dekat Kampung Kristen, Desa Pasar Melintang, Lubuk Pakam. Pada hari Minggu, 04 Juni 1967 diadakanlah kebaktian pertama. Walaupun dalam keadaan yang memprihatinkan dan dalam penuh keharuan, kebaktian berjalan dengan tertib, aman, lancer, dan penuh rasa damai. Lebih kurang 30 orang warga jemaat hadir mengikuti kebaktian minggu dan lebih kurang 11 keluarga yang telah menyatakan diri bergabung masuk GKPI. GKPI Resort Khusus Lubuk Pakam Jl. P. Siantar No.108 Berdiri tanggal 04 Juni 1967 dan Diresmikan tanggal 28 Juli 1968 dengan Nomor Register 232/XV/6/1 Pada mulanya GKPI Resort Khusus Lubuk Pakam, Jl. P. Siantar No.108 (biasa disebut GKPI Jl. P. Siantar) adalah jemaat induk dari Resort Serdang kemudian sejak tanggal 25 Februari 2003 menjadi Jemaat Khusus kemudian diganti lagi namanya menjadi Resort Khusus. 3. Kebaktian Berikutnya. Setelah beberapa bulan, anggota jemaat semakin bertambah jumlah kepala keluarga dan telah membeli sebidang tanah untuk dijadikan lokasi gereja dan rencana Perumahan Dinas Pendeta yang terletak di Jl. P. Siantar No. 108, Kelurahan Cemara, Lubuk Pakam. Atas perjuangan anggota jemaat memindahkan bangunan gereja dari Jl. P. Siantar, Desa Pasar Melintang, dekat Kampung Kristen, Lubuk Pakam, dipindahkan ke lokasi yang baru yaitu di atas tanah yang baru dibeli di Jl. P. Siantar No. 108 Lingkungan VI, Kelurahan Cemara, Lubuk Pakam. Adapun bangunan yang dibangun di atas tanah pertapakan yang baru dibeli, yaitu gereja pada waktu itu hanyalah pindahan gereja yang dibongkar dari lokasi yang lama. Untuk diketahui dan dikenang, bahwa mereka yang selanjutnya kita sebut sebagai tokoh pendiri GKPI Jl Siantar yang turut bergabung masuk GKPI pada waktu itu adalah antara lain : St.Kasmin Gultom (+) / Sittaomas br Sitinjak, St. Sopar Sihombing (+) / St.br Hutabarat (+) , St. Kristian Sinurat (+) / St br Napitupulu (+) , hamper setiap selesai ibadah dan kebaktian, selalu diadakan diskusi untuk pembangunan gedung gereja yang permanen dan perumahan Pendeta Resort, ketika itu nama resort adalah Resort Serdang.



4. Perkembangan Keanggotaan Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa pada kebaktian pertama yang hadir lebih kurang 30 orang dari sekitar 11 Kepala keluarga yang telah mendaftarkan diri masuk GKPI. Keanggotaan ini terus bertambah, walaupun ada juga yang berkurang terutama karena pindah dan atau meninggal. Begitu pesatnya pertambahan anggota di jemaat GKPI ini, sehingga sekarang sudah terdaftar 228 kepala keluarga atau Dewasa 382 jiwa, Pemuda 341 Jiwa, anak-anak 265 jiwa, Penatua 15 orang, Calon Penatua 2 orang dan Jumlah total 988 jiwa. Anggota jemaat ini terdiri dari beragam suku, beragam tingkat kehidupan dan propesi, tapi hidup dalam rukun dan harmonis. 5. Pembangunan Gedung Gereja Sebagaimana diutarakan sebelumnya, bahwa pekerjaan mendirikan sebuah bangunan gereja secara darurat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam tempo 1 bulan. Hal ini dapat terlaksana berkat semangat gotong royong warga jemaat yang bekerja tanpa pamrih dan penuh semangat. Kemudian setelah bangunan gereja yang lama dipindahkan ke lokasi yang baru, dan warga jemaat mulai meratakan pertapakan untuk mendirikan gedung gereja yang permanen, semua warga jemaat, anak-anak, pemudapemudi, termasuk Bapak Pendeta dan Ibu Pendeta, ikut mengangkat tanah untuk menimbun pertapakan bangunan gereja dimaksud ditambah lagi dorongan dari kaum ibu yang secara sukarela membawa minuman dan kue / lampet, menambah hangatnya rasa kebersamaan tersebut. Dengan tenaga gotong-royong juga bantuan dari para donatur dan simpatisan dari luar GKPI pun banyak memberikan sumbangan dan bantuan pembangunan gereja berupa uang maupun berupa barang. Akhirnya pada pesta HUT ke-1 tepatnya Minggu tanggal 28 Juli 1968 diadakanlah pesta peresmian gedung gereja yang langsung dipimpin oleh Bishop GKPI Pdt.Dr.Andar Lumbantobing 6. Pembangunan Sarana Lainnya Disamping pembangunan gedung gereja adalah mendesak pula untuk dibangun Rumah Dinas Pendeta Resort, sebab sebelumnya pelayanan pendeta adalah dari Resort GKPI Medan Barat, kemudian penempatan Pendeta Resort tinggal di Lubuk Pakam di rumah yang disewa oleh Resort dan akhirnya Rumah Dinas Pendeta telah selesai dibangun untuk ditempati pendeta Resort. 7. Pelayanan Kerohanian Sebagai suatu gereja, pelayanan kerohanian tertentu menjadi fokus kegiatannya, walaupun tentunya tidak melupakan bidang lainnya. Disamping kegiatan rutin mengadakan kebaktian minggu, kebaktian sektor adalah salah satu kegiatan yang menonjol, juga kebaktin kaum ibu dan kebaktian kaum pemuda dan Anak-anak Sekolah Minggu. Dengan kebaktian–kebaktian tersebut, pelayanan lebih dekat menjangkau anggota jemaat. Disamping itu hubungan komunikatif antara pelayan dan anggota dapat lebih terbina, juga membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan hak dan kewajiban anggota. Untuk memudahakan pelayanan, jemaat GKPI Resort Khusus Lubuk Pakam, JL.P.Siantar dibagi atas 5 sektor yaitu sektor 1 sampai 5 ( sektor 5 dua tempat kebaktian) yang dilayani secara lebih fokus oleh sintua sektor. Juga pelayanan/pengajaran untuk anak-anak Sekolah minggu, Punguan Ina Maria, Punguan Ina Sola Gratia dan PP.GKPI dilaksanakan secara terprogram. Harus diakui bahwa presentasi kehadiran warga jemaat mengikuti kegiatan kerohanian, kebaktian Minggu dan atau kebaktian Sektor masih belum memuaskan. Kehadiran kaum ibu/perempuan lebih tinggi dari kehadiran kaum bapak/laki-laki. Seperti



sudah disebutkan sebelumnya, tak kala kebaktian pertama digelar, para pendeta yang pernah melayani telah silih berganti seperti Pdt.R.M.G.Marbun,S.Th yang melayani sebagai Pendeta Resort Medan Barat, juga merangkap sampai ke Resort Serdang, kemudian digantikan oleh Pdt.W.M.B.Simanjuntak dan tinggal di JL.P.Siantar Lubuk Pakam. Namun Pdt.W.M.B.Simanjuntak tidak lama melayani di resort ini hanya sekitar lebih kurang 1 tahun, kemudian digantikan oleh Pdt.M.M.Lumbantobing,S.Th tinggal di Pasar V Lubuk Pakam. Kemudian Kantor Pusat menempatkan Pdt.S.Tarigan,Sm.Th, tinggal di Pasar III Lubuk Pakam, beliau melayani sekitar 3 tahun, kemudian digantikan oleh Pdt.Dr.M.S.E.Simorangkir,M.Th, setelah bertugas lebih kurang 1 ½ tahun, beliau dipindahkan untuk melayani di Jerman, lalu digantikan oleh Pdt.S.T.Simorangkir,Sm.Th, sebelumnya melayani di Resort Tanah Jawa-II. Beliau melayani di resort ini sekitar 4 tahun, lalu pindah menjadi Pendeta Resort Pearaja, dan yang menggantikannya adalah Pdt.P.Gultom,Sm.Th sebelumnya melayani Resort Laras, setelah lebih kurang 4 tahun, beliau dimutasikan ke Resort Siantar I dan yang menggantikannya adalah Pdt.A.Lumbantobing,Sm.Th. sebelumnya Pendeta Resort Langkat, setelah melayani lebih kurang 3 tahun, beliau dipindahkan lagi ke Wilayah Medan-Aceh. Kemudian penggntinya Pdt.K.Pakpahan yang sebelumnya melayani di GKPI Resort Sei Rampah. Pdt K.Pakpahan melayani lebih kurang 6 tahun sampai beliau memasuki masa pensiun. Yang menggantikan beliau adalah Pdt.L.P.Sipahutar, Sm.Th yang sebelumnya melayani di GKPI Resort Sei Bejangkar. Penempatannya sesuai dengan SK No. 1132/P.1/XI/2000 tertanggal 28 November 2000 dan serah terima dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 25 Februari 2000. Tapi tidak lama melayani di Resort ini, sebab beliau meninggal dunia pada tanggal 17 April 2000, lalu digantikan oleh Pdt.J.Situmorang sebelumnya melayani di GKPI Resort Juma Ramba. Setelah melayani selama 2 tahun, beliau dimutasikan untuk melayani GKPI Resort Khusus Jambi. Untuk menggantikannya Kantor Pusat menempatkan Pdt.H.Nainggolan sesuai dengan SK Nomor: 885/P.1/VI/2005 yang sebelumnya melayani di GKPI Resort Kabanjahe. Oleh karena sesuatu hal, serah terima jabatan tidak dilaksananakan, sebab 2 minggu sebelum Pdt.H.Nainggolan tiba di Lubuk Pakam Pdt.J.Situmorang,S.Th sudah berangkat ke tempat pelayanannya yang baru. Jadi hanya penyambutan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 13 Agustus 2005. Sejak Minggu tanggal 13 Agustus 2005 (SK Pimpinan Pusat GKPI tanggal 01 Juli 2005) sampai April 2010 Pdt. H. Nainggolan adalah Pendeta Resort. Akan halnya Guru Jemaat sebagaimana telah disebut di atas, bahwa Guru Jemaat pertama di GKPI JL. P.Siantar adalah St.Kasmin Gultom (+) , kemudian digantikan oleh St.Kristian Sinurat (+) , kemudian digantikan oleh St.Sopar Sihombing (+) , kemudian digantikan oleh St.Mahadim Manurung (+) , kemudian digantikan oleh St.Mahan Pakpahan, BA tergolong cukup lama menjabat sebagai guru jemaat sebelum Kantor Pusat akhirnya menempatkan seorang tamatan Sekolah Guru Jemaat yaitu Gr.Belsing Simamora (Guru Jemat penuh waktu atau full timer) yang melayani GKPI JL. P. Siantar sampai memasuki masa pensiun tahun 2002. Dan jemaat ini berubah menjadi Resort Khusus Lubuk Pakam Jl. P. Siantar Sesuai dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat GKPI. Semenjak jemaat ini berubah menjadi Resort Khusus maka Badan Pekerja Harian Resort adalah sebagai berikut : Pendeta Resort, Sekretaris Resort dan Bendahara Resort, dan tidak ada lagi nama jabatan Guru Jemaat.



Disamping yang telah diuraikan di atas tentu banyak lagi para pelayan di jemaat ini dalam struktur jabatan/ tugas pelayanan yang lain. Umpamanya saja Sekretaris Jemaat, Bendahara Jemaat, Ketua-ketua Seksi, Penasihat Jemaat, yang tak dapat diuraikan satu per satu. Namun kita yakin bahwa pengabdian mereka pasti tercatat dihadapan Tuhan Raja Gereja itu. 8. Hubungan Dengan Pemerintah dan Oikoumene Sejak berdirinya GKPI Jl Siantar, hubungan yang harmonis dengan Pemerintah setempat selalu terbina. Dalam banyak acara atau kegiatan pemerintahan yang berhubungan dengan keagamaan, GKPI selalu dilibatkan atau melibatkan diri dalam arti yang positif. Juga dalam kegiatan-kegiatan gereja di GKPI Jl. Siantar, seperti pesta pembangunan gereja, pesta ulang tahun GKPI, pemerintah turut diundang dan hadir, bahkan memberikan dukungan baik berupa dan dan moril. Sama halnya dengan hubungan antar gereja secara Oikoumene, GKPI tetap membina hubungan yang baik dengan gereja-gereja tetangga dan bekerja sama dalam kegiatankegiatan yang sifatnya Oikumenes umpamanya dalam perayaan Natal, perayaan Paskah, dsb. GKPI Jl Siantar juga sering hadir dan berpartisipasi dalam pesta-pesta yang diadakan oleh gereja-gereja tetangga, baik yang ada di kota Lubuk Pakam maupun yang diluarnya. Sejalan dengan itu, GKPI Jl. P.Siantar juga merasakan dan menerima banyak bantuan dan dukungan dari gereja-gereja tetangga selama perjalanannya 50 tahun ini. 9. Partisipasi Kepada Gereja Sesama GKPI Sejak semula berdirinya GKPI Jl. P.Siantar, telah aktif berpartisipasi membantu gerejagereja sesama GKPI. Pada masa mulanya GKPI berdiri, tak kala ungkapan : “Sabass na mar-GKPI”, GKPI Jl.P.Siantar telah aktif antara lain dalam pesta-pesta gereja di GKPI tebing tinggi kota, GKPI Kabanjahe, GKPI Marindal, GKPI Wilayah Deli Serdang, dll. Masa-masa selanjutnya juga GKPI aktif sesuai dengan batas kemampuannya hadir dalam pesta atau sekedar mengirimkan sumbangan untuk gereja-gereja antara lain GKPI se Resort Serdang, yang ada di Wilayah Deli Serdang-Tebing Tinggi, Siantar/Simalungun dan Medan sekitarnya. 10. Kegiatan dan Partisipasi Koor di Jemaat Satu hal yang patut dicatat juga adalah bahawa pada kebaktian Minggu telah diisi dengan Koor Pemuda-Pemudi, Koor Ina Maria, Koor Ina Sola Gratia, Koor Ama Agape, Koor Seksi Perempuan, Koor Gabungan. Memang selama kurun waktu 50 tahun ini, ada beberapa kumpulan Koor membubarkan diri atau berubah nama seperti Koor Josua, Koor Maranatha, Koor Remaja, dan ada juga berbentuk Koor sektor IV walaupun akhir-akhir ini tidak aktif lagi



DAFTAR LENGKAP para PELAYAN GKPI RESORT KHUSUS LUBUK PAKAM JL.P.SIANTAR 1. Pendeta Resort 1. Pdt Ruben Mula Gabe Marbun, S.Th berserta Ibu : T br. Lumban Tobing (+) Pendeta Resort Medan Barat, yang ditugaskan Kantor Pusat tahun 1967-1968 untuk pelayanan sementara. 2. Pdt. W.M Basa Simanjuntak (+) beserta lbu: br Simorangkir (+) Pendeta Resort Penempatan Kantor Pusat dari tahun 1968-1970 dan bertempat tinggal di rumah sewaan Lubuk Pakam. 3. Pdt.Marganda Mullop Lumbantobing,S.th (+) beserta Ibu: br.Panggabean. Pendeta Resort Penempatan Kantor Pusat dari tahun 1970-1974 dan bertempat tinggal di rumah sewaan di Pasar V Lubuk Pakam. 4. Pdt.Simson Tarigan,Sm.Th beserta lbu: br.Barus Pendeta Resort penempatan Kantor Pusat dari tahun 1974-1977 dan bertempat tinggal di rumah sewaan di Pasar III Lubuk Pakam. 5. Pdt.Dr.Mangisi Sahala Edison Simorangkir,M.Th beserta Ibu: Dra.S.O.br Lumbantobing. Pendeta Resort penempatan Kantor Pusat dari tahun 1977-1978 dan bertempat tinggal di rumah sewaan dekat gereja di Jl.P.Siantar, Lubuk Pakam. 6. Pdt.Salamat Tua Simorangkir, Sm.Th (+) beserta ibu : br.Hutabarat Pendeta Resort penempatan Kantor Pusat dari tahun 1978-1984 dan Pendeta pertama bertempat tinggal di Rumah Dinas Pendeta di Komplek Gereja GKPI Jl.P.Siantar Lubuk Pakam. 7. Pdt. Polman Gultom beserta ibu br Simanjuntak, Pendeta Resort Penempatan Kantor Pusat dari tahun 1984-1989 8. Pdt. Adolf Lumbantobing, Sm.Th beserta lbu: Dra.H br Simanungkalit Pendeta Resort penempatan Kantor Pusat dari tahun 1989-1994 9. Pdt. Kastinus Pakpahan (+) beserta Ibu: br Hutasoit. Pendeta penempatan Kantor Pusat yang melayani dari tahun 1994 sampai Pensiun tahun 2001 di GKPI JL.P.Siantar 10. Pdt.Lamsaut Pardamean Sipahutar, Sm.Th (+) beserta ibu : S.E br. Purba. Pendeta Resot Penempatan Kantor Pusat tahun 2001, kemudian oleh karena menderita sesuatu penyakit pendeta tersebut meninggal dunia. 11. Pdt.Junus Situmorang, S.Th beserta ibu : br. Simanjuntak. Pelayanan beliau sesuai dengan SK Kantor Pusat mulai tanggal 1 November 2002 – 30 Juni 2005. Kemudian dimutasikan menjadi Pendeta Resort Khusus Jambi.



12. Pdt.Hulman Nainggolan beserta ibu : N.br Harianja. Sebelumnya melayani sebagai Pendeta Resort Kabanjahe. Pelayanan beliau sesuai dengan SK Kantor Pusat mulai tanggal 01 Juli 2005 13. Pdt. A.Hutauruk M.Th mulai April – Juli 2010 (PLT) 14. Pdt. Lofty Sihotang mulai Juni 2010 – Maret 2014 15. Pdt. N. br Regar mulai Maret 2014 – Januari 2015 16. Pdt.S.Nainggolan mulai januari 2015 – Oktober 2016 17. Pdt. Dr.J.Silitonga M.Th. mulai oktober 2016 – Maret 2017 (PLT) 18. Pdt.H.Hutabarat S. Th. Mulai Maret 2017 – Sekarang 2. Guru Jemaat : 1. St.Kasmin Gultom (+) beserta ibu : Sittaomas br Sitinjak Kp. Gultom (sektor V) 2. St.Kristian Sinurat (+) beserta ibu : St. br Napitupulu (+) Lumban Ginabean (sektor IV) 3. St. Sopar Sihombing (+) beserta ibu : St. br Hutabarat (+) Tapian Nauli Kp. Sekip (sektor III) 4. St. Mahadim Manurung (+) besreta ibu : Pintauli br Sinaga Lumban Ginabean (sektor IV) 5. St. Mahan Pakpahan, BA beserta Ibu : Alfine br Lumbanraja Jl.P.Siantar No. 47 (sektor 3) 6. Gr. Belsing Simamora beserta Ibu : br. Marbun (Tenaga Fill Timer Penempatan Kantor Pusat sampai pensiun tahun 2002 )



2. Vikar / Calon Pendeta : 1. Rodion Tampubolon, M.Th



Ditahbiskan : 28-03-1993



2. Jehu Pakpahan, S.Th



Ditahbiskan : 28-03-1993



3. Lucia Judika br Lumbantobing, S.Th



Ditahbiskan : 25-08-1996



4. Baha Pasaribu, S.th



Ditahbiskan : 28-01-2001



PEMEKARAN RESORT SERDANG



Pertama kali nama Resort sebagai kesatuan pelayanan di daerah Deli Serdang disebut Resort Serdang. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) GKPI BAB II RESORT Pasal 15 (1) Resort adalah salah satu kesatuan daerah pelayanan dan terdiri dari beberapa jemaat yang ditetapkan Pimpinan Pusat. (2) Kesatuan daerah pelayanan tersebut pada ayat 1 dapat hanya 1 jemaat dan disebut Resort Khusus. (3) Resort dilayani oleh Pendeta Resort yang memimpin seluruh kegiatan di dalam Resort itu. Tetapi sehubungn dengan luas daerah pelayanan dan semakin banyaknya jemaatjemaat, sehingga terjadilah pemekaran Resort sebagai berikut : 1. Resort Khusus Lubuk Pakam, JL.P.Siantar 2. Resort Khusus Lubuk Pakam Kota, JL.Medan 3. Resort Tanjung Morawa 4. Resort Serdang I Pagar Jati 5. Resort Serdang II Sei Karang 6. Resort Serdang III Batang Kuis ANGGOTA JEMAAT YANG PERTAMA Menurut catatan dan informasi yang kami terima bahwa Anggota Jemaat yang Pertama terdaftar dan ikut mendirikan Gereja GKPI awal tahun 1975 adalah sebagai berikut: 1. St.Kasmin Gultom (+) / Ibu : Sittomas br Sitinjak (Op.Harisan) Kp.Gultom (Sektor V) 2. St.Kristian Sinurat (+) / Ibu : St. br Napitupulu (+) Lumban ginabean (Sektor IV) 3. St.Mahadim Manurung (+) / Pintauli br Sinaga (Op.Inggrid) Lumban Ginabean (Sektor IV) 4. Jalaut Mateus Sinaga (+) / Ramos br Siagian (Op Eve) Lumban Ginabean (Sektor IV) 5. Gerson Siahaan (+) / P br Tampubolon (Op Darlina) JL.P.Siantar (Sektor I) 6. Ama Debal Nainggolan (+) / br Situmorang (+) Kp.Marihat (Sektor V) 7. Hutagalung (Parmanuk) (+) / br ….. (+) Pasar Melintang (Sektor I) 8. Limbong (+) / br ….. (+) Kp.Sukaramai (Sektor V) 9. Sitohang (+) / br ….. (+) Pasar Melintang (Sektor I) 10. Siregar (+) / br …… (+) JL.P.Siantar (Sektor III) 11. Barihim Pakpahan (+) / Renda br Gultom (Op Dermawan) Pasar Melintang (Sektor I)



DAFTAR JUMLAH ANGGOTA PER-SEKTOR YANG AKTIF SAMPAI SEKARANG



1. 2. 3. 4. 5.



Sektor I Sektor II Sektor III Sektor IV Sektor V



: 55 : 64 : 40 : 45 : 24



Jumlah



: 228 KK