Seminar Askep Hypersomnia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TIDUR DAN ISTIRAHAT: HYPERSOMNIA



KELOMPOK 2 Afna Hanung Azizah Dhiya Auliya Estika Intan Nur Pratiwi Hasna Nur Nabila Hikmatul Amalia Firdausi Ima Herdiyanti Novinda Dyas Endrawari Pius Bonaventura Ado C. Shyalva Ika Septiyaningtiyas Vania Dewintaputri Yuanita Kurnia Puspitaningrum



(19/439992/KU/21295) (19/440765/KU/21458) (19/439993/KU/21296) (19/441980/KU/21526) (19/441981/KU/21527) (19/441982/KU/21528) (19/445276/KU/21703) (19/441994/KU/21540) (19/439997/KU/21300) (19/438943/KU/21249) (19/439998/KU/21301)



Dosen Pengampu : Dr. Wenny Artanty N, S.Kep., Ns., M.Kes.



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penugasan seminar asuhan keperawatan gangguan tidur dan istirahat, yaitu hypersomnia ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan penugasan ini, kami menghadapi beberapa kesulitan dan hambatan. Akan tetapi, karena adanya dukungan dan bimbingan dari segala pihak, kami dapat menyelesaikan penugasan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pendamping kami, Ibu Dr. Wenny Artanty N, S.Kep., Ns., M.Kes. yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan penugasan ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan dan menerima dengan terbuka kritik serta saran dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan untuk para pembaca.



Yogyakarta, 2 September 2020



Penyusun



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3 Halaman Pembagian Tugas Kelompok ...................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 5 B. Skenario Kasus ................................................................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 7 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................... 9 A. Pengkajian.......................................................................................................................... 9 B. Analisis Data .................................................................................................................... 10 C. Perencanaan Keperawatan ............................................................................................... 11 BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 15 A. Kesimpulan.................................................................................................................... 15 B. Saran .............................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16



3



Halaman Pembagian Tugas Kelompok A. Tugas Membuat Laporan 1. Afna Hanung Azizah 2. Dhiya Auliya 3. Hasna Nur Nabila 4. Hikmatul Amalia Firdausi 5. Ima Herdiyanti 6. Novinda Dyas Endrawari 7. Pius Bonaventura Ado C. 8. Shyalva Ika Septiyaningtiyas 9. Vania Dewintaputri 10. Yuanita Kurnia Puspitaningrum



B. Tugas Membuat Power Point 1. Dhiya Auliya



C. Tugas Mempresentasikan Power Point 1. Estika Intan Nur Pratiwi



4



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan tidur atau sleep disorder adalah kelainan yang membuat penderitanya mengalami kesulitan akan mengatur pola tidurnya. Ada beberapa gangguan tidur, salah satunya yaitu hipersomnia. Menurut Trotti (2019) kata hipersomnia berasal dari kata ‘hiper’ (terlalu banyak) dan ‘somnia’ (tidur), yaitu mengacu pada kondisi tidur yang berlebihan. Namun, dalam terminologi medis saat ini, baik ‘hipersomnia’ maupun kata terkait ‘hipersomnolensi’ digunakan secara lebih luas untuk menunjukkan durasi tidur yang lama, kantuk di siang hari yang berlebihan , atau keduanya. Hipersomnia dapat disebabkan oleh gangguan tidur lainnya (seperti narkolepsi atau apnea tidur), disfungsi sistem saraf otonom, atau penyalahgunaan obat atau alkohol (National Institute of Neurological Disorder and Stroke). Bentuk sekunder dari gangguan sentral hipersomnolence meliputi:1) hipersomnia karena suatu kondisi medis; 2) hipersomnia karena obat atau zat; 3) sindrom tidur tidak mencukupi; dan 4) hipersomnia terkait dengan gangguan kejiwaan. Sedangkan bentuk utama dari gangguan sentral hipersomnolence termasuk hipersomnia idiopatik, sindrom Kleine-Levin, dan kedua jenis narkolepsi (NT1 dan NT2). (Trotti, 2019) Dampak yang diakibatkan ketika seseorang mengalami hipersomnia antara lain lambat dalam berpikir, lambat berbicara, halusinasi,



dan



sulitnya



mengingat



sesuatu. Beberapa penderitanya pun dapat kehilangan peran dalam keluarga, lingkungan sosial, tempat kerja, dan tempat lainya (NINDS,2019). Apabila hal tersebut dialami oleh seseorang maka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Apabila dialami oleh seorang siswa maka dapat mengganggu aktivitas belajar di sekolah, kurang konsentrasi, tertidur di kelas, tertinggal materi belajar, penurunan prestasi akademik, bahkan dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi kognitif siswa. Sebagai seorang perawat tentu akan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menangani hipersomnia yang dialami oleh pasien. Dari penjelasan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui asuhan keperawatan apa yang dapat diberikan kepada siswa dengan hipersomnia sesuai dengan kasus.



5



B. Skenario Kasus Seorang remaja perempuan 16 tahun memiliki tubuh gemuk dengan tinggi badan 155 berat badan 85 Kg, karena bentuk tubuhnya ini dia sering mendapatkan ejekan dari teman-temannya dan membuat dia sangat stress. Remaja ini dibawa orang tuanya untuk periksa ke puskesmas, tiga bulan belakangan ini gurunya melaporkan kepada orang tua bahwa remaja ini sering sekali tertidur dikelas. Menurut penuturan remaja ini sebenarnya tidur pada malam hari sudah sangat cukup, mulai tidur pukul 21.00 bangun pukul 06.00, namun tidak mengerti jika siang hari dia merasakan sangat mengantuk dan tidak dapat menahan kantuknya. Remaja ini juga menyampaikan bahwa kebiasaannya tidur saat di sekolah membuat dia tertinggal beberapa mata pelajaran dan membuat dia kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Hipersomnia adalah keadaan kantuk berlebihan yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi tubuh dan mempengaruhi kinerja yang buruk (Bollu et al., 2018). Kualitas dan kuantitas tidur yang adekuat sangatlah penting untuk beraktivitas di siang hari. Penurunan kualitas tidur atau meningkatnya rasa kantuk akan menghasilkan kinerja yang kurang optimal dan berdampak buruk pada kualitas hidup seseorang. Hipersomnia juga didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk tetap terjaga dan waspada selama periode terjaga sehingga mengakibatkan penyimpangan yang tidak diinginkan ke dalam bentuk kantuk berlebih hingga serangan tidur yang tak tertahankan (Bollu et al., 2018). Menurut St. Jude Children’s Research Hospital (2019), ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hipersomnia, yaitu cedera otak, perubahan hormon, kecemasan, depresi, dan penggunaan alkohol atau obat-obatan. Obat yang berpotensi menyebabkan hipersomnia yaitu kortikosteroid atau obat nyeri. Gejala utama hipersomnia adalah kelelahan yang konstan. Orang dengan hipersomnia dapat tidur siang sepanjang hari tanpa pernah menghilangkan kantuk (Stubblefield, 2019). Mereka juga mengalami kesulitan bangun dari waktu tidur yang lama. Selain itu, gejala yang dapat muncul diantaranya yaitu energi yang rendah untuk beraktifitas, iritabilitas, kecemasan, kehilangan nafsu makan, berpikir lambat, kesulitan mengingat, dan merasa gelisah. Hipersomnia biasanya ditandai dengan kantuk di siang hari yang berlebihan (Excessive Daytime Sleepiness / EDS) atau sering didefinisikan sebagai "kebutuhan tak tertahankan untuk tidur" atau tidur malam yang berkepanjangan yang telah hadir setidaknya 3 bulan (Trotti, 2017). Hipersomnia juga berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Menurut Institute of Medicine (US) Committee on Sleep Medicine and Research (2016), orang dengan hipersomnia mengalami kesulitan beraktivitas di siang hari karena merasa cepat lelah dan dapat mempengaruhi konsentrasi dan tingkat energi. Dalam kebanyakan kasus, tidur siang memang menyegarkan, tetapi perasaan segar setelah istirahat hanya berlangsung dalam waktu singkat. Hal ini dapat mengganggu kinerja seseorang dan bahkan memunculkan risiko kecelakaan di tempat kerja.



7



Selain mengganggu produktivitas dan aktivitas, hipersomnia membuat seseorang mengalami gangguan emosional, merasa tidak bahagia, dan menimbulkan masalah interpersonal (Kaplan et al., 2015). Orang dewasa dengan hipersomnia memiliki kemungkinan untuk menyalahgunakan zat atau obat-obatan tertentu. Perawatan yang harus dilakukan dan obat-obatan yang harus dibeli karena hipersomnia tentu dapat berdampak pada ekonomi orang tersebut. Gangguan ini juga berpengaruh pada masalah seksual dan citra diri yang buruk. Pada kasus ekstrim, hipersomnia dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti paranoid dan halusinasi.



8



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk mendapatkan informasi dan data dari pasien. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara bertanya kepada klien atau keluarga klien. 1. Identitas Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat. Dalam kasus ini, identitas klien yang diketahui yaitu sebagai berikut : Umur



: 16 tahun



Jenis kelamin : perempuan Pekerjaan



: pelajar



2. Riwayat tidur 



Tidur malam mulai pukul 21.00 dan bangun tidur pukul 06.00.







Klien menuturkan bahwa tidur malam sebenarnya sudah cukup, namun klien merasa mengantuk dan tidak dapat menahan kantuknya di siang hari dan akhirnya tertidur di kelas.



3. Sleep diary 



Klien tidur malam selama 9 jam sehari, mulai tidur pukul 21.00 dan bangun tidur pukul 06.00.







Mental activities : Klien merasa stress akibat diejek oleh teman-temannya akibat bentuk tubuh klien.



4. Pengkajian fisik 







Tinggi badan : 155 cm Berat badan



: 85 kg



BMI



: 35,4



Klien termasuk obesitas karena memiliki nilai BMI tinggi yaitu 35,4



9



B. Analisis Data Nama : Nn Umur : 16 Tahun Data Subjektif



Objektif



Masalah



Diagnosa



1. Tidur malam hari snagat



1.



Umur : 16 tahun



cukup mulai tidur pukul



2.



TB : 155 Kg



, stressor, dan



ansietas, sering mengantuk, dan



21.00 bangun 06.00



3.



BB : 85 Kg



ansietas



stressor ditandai dengan



4.



Tiga bulan belakangan sering



perubahan konsentrasi dan



sekali tidur di kelas



penurunan kualitas hidup



2. Jika siang hari merasa sangat mengantuk dan tidak bisa



Insomnia



Etiologi



Sering mengantuk Insomnia berhubungan dengan



menahan kantuknya 3. Kebiasaan tidur di sekolah membuat dia tertinggal beberapa mata pelajaran 4. Kurang konsentrasi 5. Stress



Deprivasi tidur



Stimulasi lingkungan yang terus menerus



Deprivasi tidur berhubungan dengan stimulasi lingkungan yang terus menerus ditandai dengan perubahaan konsentrasi, ansietas, dan mengantuk



6. Ansietas



10



C. Perencanaan Keperawatan Diagnosa



Tujuan (NOC)



Intervensi (NIC)



Insomnia berhubungan dengan



Tidur



sering mengantuk dan stressor



Setelah dilakukan penanganan dalam 3 x 24



ditandai dengan perubahan



jam indikator dipertahankan dari...dan



psikologis (misalnya kecemasan) keadaan yang



konsentrasi dan penurunan



ditingkatkan ke…



mengganggu tidur



kualitas hidup



A



T



1. Peningkatan Tidur 







Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi



a. Kualitas tidur



1



4



b. Efisiensi tidur



1



4



kebisingan, suhu, kasur, dan tempat tidur)



c. Perasaan segar setelah tidur



2



5



untuk meningkatkan tidur



d. Tempat tidur yang nyaman



3



5



e. Hasil electroencephalogram



1



3



f. Tidur yang tidak tepat



2



5







Sesuaikan lingkungan (misalnya cahaya,



Bantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur







Bantu pasien untuk membatasi tidur siang dengan menyediakan aktivitas yang meningkatkan kondisi terjaga dengan tepat







Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (misalnya fisiologis, psikologis, pola hidup, dan faktor lingkungan lainnya)



2. Terapi Relaksasi 



Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia



11







Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang dipilih







Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman jika memungkinkan







Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan mata tertutup







Dapatkan perilaku yang menunjukkan terjadinya relaksasi, misalnya bernafas dalam, menguap, pernafasan perut, atau bayangan yang menenangkan







Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi







Gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat untuk setiap kata







Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien







Dorong klien untuk mengulang praktik relaksasi, jika memungkinkan



12







Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi



Deprivasi tidur berhubungan dengan stimulasi lingkungan



Tidur



yang terus menerus ditandai



Setelah dilakukan penanganan dalam 3 x 24



dengan perubahaan konsentrasi,



jam indikator dipertahankan dari...dan



ansietas, dan mengantuk



ditingkatkan ke…



1. Pengurangan Kecemasan 



Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan







Pahami situasi krisis yang terjadi dari



a. Kualitas tidur



1



4



b. Efisiensi tidur



1



4



c. Perasaan segar setelah tidur



2



5



d. Tempat tidur yang nyaman



3



5



e. Hasil electroencephalogram







Dengarkan klien



1



3







Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat



2



5







Ciptakan atmosfer rasa aman untuk



f. Tidur yang tidak tepat



prespektif klien 



Dorong keluaraga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat



meningkatkan kepercayaan 



Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan







Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan



13







Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi



2. Peningkatan Tidur 



Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi psikologis (misalnya kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur







Sesuaikan lingkungan (misalnya cahaya, kebisingan, suhu, kasur, dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidur







Bantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur







Bantu pasien untuk membatasi tidur siang dengan menyediakan aktivitas yang meningkatkan kondisi terjaga dengan tepat







Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur (misalnya fisiologis, psikologis, pola hidup, dan faktor lingkungan lainnya)



14



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hypersomnia merupakan keadaan kantuk berlebihan yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi tubuh dan mempengaruhi kinerja yang buruk. Apabila seseorang mengalami hypersomnia, maka aktivitasnya pasti akan terganggu. Hal ini dikarenakan seseorang yang mengalami hypersomnia akan menjadi lambat dalam berpikir, lambat berbicara, mengalami halusinasi, dan sulit untuk mengingat sesuatu. Oleh karena itu, jika seorang pelajar mengalami hypersomnia pasti dia tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan baik karena hypersomnia ini menyebabkan kantuk pada siang hari. Akibatnya, pelajar yang mengalami hypersomnia dapat tertidur di kelas saat pelajaran sehingga dapat menurunkan prestasi akademiknya. Dalam hal ini, perawat dapat membantu mengatasi hypersomnia ini dengan melakukan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, menentukan diagnosa, melakukan perencanaan, dan melakukan implementasi keperawatan. Dengan melakukan tindakan asuhan keperawatan di atas, diharapkan tindakan tersebut dapat membantu mengatasi pelajar yang mengalami hypersomnia. B. Saran Berdasarkan pembahasan asuhan keperawatan pada kasus di atas, maka penulis memberikan saran: 1. Sebelum melakukan tindakan keperawatan, hendaknya perawat menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dikakukan. 2. Perawat hendaknya memperhatikan betul prosedur kerja yang akan dilakukan dalam memberikan tindakan keperawatan. 3. Perawat hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi pasien dalam memberikan tindakan keperawatan. 4. Dalam penyusunan perencanaan keperawatan, hendaknya perawat melibatkan pasien, keluarga pasien, serta tenaga medis yang lainnya. 5. Perawat hendaknya selalu membuat dokumentasi keperawatan setelah melakukan tindakan keperawatan.



15



DAFTAR PUSTAKA Bollu, P. C., Manjamalai, S., Thakkar, M., & Sahota, P. 2018. Hypersomnia. Missouri medicine, 115(1), 85–91. Institute of Medicine (US) Committee on Sleep Medicine and Research; Colten HR, Altevogt BM, editors. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet Public Health Problem. Washington (DC): National Academies Press (US); 2016. 3, Extent and Health Consequences of Chronic Sleep Loss and Sleep Disorders. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19961/ Kaplan, K. A., McGlinchey, E. L., Soehner, A., Gershon, A., Talbot, L. S., Eidelman, P., Gruber, J., & Harvey, A. G. 2015. Hypersomnia subtypes, sleep and relapse in bipolar disorder. Psychological medicine, 45(8), 1751–1763. National Institute of Neurological Disorder and Stroke. Hypersomnia Information Page. Available from: https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/HypersomniaInformation-Page [Accessed 1 September 2020] St. Jude Children’s Research Hospital. 2019. Excessive Daytime Sleepiness, Hypersomnia, and Narcolepsy. Available from : https://together.stjude.org/en-us/diagnosis-treatment/sideeffects/sleep-disorders/daytime-sleepiness-hypersomnia-narcolepsy.html. [Diakses pada 1 September 2020]. Trotti,



L.M.,



2019.



Classification



of



Hypersomnias.



Available



from:



https://www.hypersomniafoundation.org/classification/ [Accessed 1 September 2020] Trotti L. M. 2017. Idiopathic Hypersomnia. Sleep medicine clinics, 12(3), 331–344. https://doi.org/10.1016/j.jsmc.2017.03.009 University of Illinois-Chicago, College of Medicine; Stubblefield, H. . 2019. Hypersomnia: Causes, Symptoms, Treatments. Available from https://www.healthline.com/health/hypersomnia. [Diakses pada 1 September 2020]



16