Setelah Membaca Tulisan Ki Hadjar Dewantara Dan Melihat Video Pendidikan Zaman Kolonial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang: Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan (Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan referensi yang disajikan)



Pendirian sekolah di Indonesia pada jaman kolonial Belanda pada tahun 1854 yang diinisisai beberapa bupati hanya menciptakan calon pegawai. Setelah itu, di Indonesia terdapat sekolah bumiputera.  Sekoah bumiputera hanya memiliki tiga kelas dan mengajarkan membacaa, menulis serta berhitung. Penndidikan colonial hanya untuk kepentingan kolonial dan tidak disesuaikan dengan jiwa raga bangsa. Ki Hadjar Dewantara mengangap bahwa pendidikan kolonial tidak dapat menciptakan manusia yang merdeka, sehingga selalu bergantung pada kaum penjajah.  Perlawanan yang dilakukan sejauh hanya politik saja, maka tidak akan efektif. Oleh karena itu, pada tahun 1922 lahirlah Taman Siswa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Rencana pembelajaran Taman Siswa menunjukan sifat kultur nasional. Tiap-tiap mata pelajaran di berikan sebagai bagian dari peradaban bangsa dan di esuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan.  Tak dapat dipungkiri pula, bahwa pendidikan yang diajarkan Belanda mempunyai sisi positif, yaitu masyarakat Indonesia mempunyai dasar dalam membaca, menulis dan berhitung. Dan memunculkan tokoh-tokoh dan Lembaga-lembaga yang menjadi pencetus perubahan pendidikan di Indonesia.



 Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia berupaya membangun pendidikan untuk manusia di Indonesia dengan konsep, landasan, semboyan dan metode yang menampilkan kekhasan budaya Indonesia. Saat Ki Hadjar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, pendidikan di sekolah bukan hanya menjadikan manusia yang mampu menguasai sesuatu, tetapi manusia yang berkebudayaan dan berkepribadian Indonesia. 



Pendidikan di Indonesia setelah merdeka berupaya untuk menghilangkan paham pendidikan Kolonial. Pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan menambah berbagai budaya bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 menjadikan abad globalisasi. Pada saat ini, pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan lagi. Akan tetapi, berfokus pada sikap berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan inovasi, serta kerjasama. Pada zaman ini teknologi tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Teknologi menjadi salah satu hal yang harus digunakan dalam dunia



pendidikan. Sebagai seorang guru, kita perlu meningkatkan kemamapuan teknologi untuk mengembangkan pembelajaran serta menjadikannya sarana dalam pembelajaran.