SGD 11 - Zayyina Chamaladina - 30101900210 - Hubungan Derajat Keparahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN OSTEOARTRITIS TERHADAP INDEKS LEQUESNE DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN OSTEOARTRITIS LUTUT



Nama : Zayyina Chamaladina Nim : 30101900210



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2021



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoartritis ialah penyakit degeneratif yang diisyarati dengan kehancuran pada wilayah sendi, baik berbentuk kartilago ataupun mengaitkan bangunan sendi yang lain yang memiliki indikasi utama perih kronik. Osteoartritis bertabiat kronik, progresi. lelet serta diisyarati dengan terdapatnya pergantian rawan sendi dan pembuatan tulang baru pada permukaan sendi. Ditaksir di segala dunia terdapat 9, 6% laki- laki serta 18, 0% perempuan berumur 60 tahun mempunyai indikasi osteoartritis, dekat 80% dari pengidap osteoartritis tersebut hendak hadapi penyusutan mutu hidup serta keterbatasan dalam bergerak serta 20% tidak bisa melaksanakan aktivitas tiap hari. Osteoartritis ini kerap terjalin pada bagian sendi yang kerap digunakan serta menopang berat tubuh kelewatan, semacam pada sendi lutut yang hendak hadapi osteoartritis lebih kerap dibanding sendi yang lain. 2 Penaksiran osteoartritis ditegakkan bersumber pada anamnesis, cerminan klinis, pengecekan raga serta cerminan radiologis. Klasifikasi derajat osteoartritis pada cerminan radiologis osteoartritis lutut oleh Kellgren serta Lawrence bersumber pada terdapatnya osteofit, penyempitan ruang sendi serta terdapatnya sklerosis tulang subkondral dikelompokkan jadi 5 derajat( wajar, ragu- ragu, ringan, lagi, berat). 3 Derajat keparahan osteoartritis bersumber pada cerminan klinis yang diukur dengan Indeks Lequesne dikelompokkan jadi 5 derajat ialah ringan, lagi, berat, sangat berat, ekstrim berat. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah “ Apakah terdapat hubungan antara derajat keparahan osteoarthritis berdasarkan indeks lequense dengan kualitas hidup Pasien Osteoartritis lutut? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum



Untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dengan kualitas hidup pasien osteoartritis lutut. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan



derajat



keparahan



osteoartritis



berdasarkan



Indeks Lequesne pada pasien osteoartritis lutut. b. Mendeskripsikan kualitas hidup pasien osteoartritis lutut menurut kesehatan fisik dan kesehatan mental. c. Menganalisis hubungan derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dengan kualitas hidup pasien osteoartritis lutut.



1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan untuk memberikan informasi baru tentang hubungan derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dengan kualitas hidup pasien osteoartritis lutut.



1.4.2 Manfaat Praktis a.



Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi baru kepada masyarakat bahwa derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dapat menganggu mobilitas sehari-hari yang akan berpengaruh pada kualitas hidup sehingga memerlukan upaya pencegahan dini derajat keparahan agar kualitas hidup pasien tetap baik.



b.



Manfaat bagi ilmu pengetahuan Dengan penelitian ini, diharapkan memberikan kontribusi dalam perkembangan



ilmu



pengetahuan



di



bidang



kedokteran



khususnya



osteoartritis dan menjadi sebuah informasi dasar dalam penelitian selanjutnya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarhtritis 2.1.1 Definisi Osteoartritis merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa dihindari karena aspek penuaan yang ialah penyakit sendi degeneratif dimana bangunanbangunan dari sendi mengalami perubahan patologis.9 Pergantian patologis tersebut bisa terjadi pada kartilago (tulang rawan), ataupun dengan bangunan lainnya, dan terdapat osteofit. Tahun 2014 CDC (Centers for Disease Control and Prevention) sudah menggolongkan osteoartritis selaku penyakit degeneratif sendi yang melibatkan kartilago, ligamen, lapisan sendi serta tulang.10 Osteoartritis sering terjadi pada sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh seperti sendi lutut, panggul (koksa), lumbal, dan servikal. Penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa osteoartritis terbanyak terjadi pada sendi lutut.11 2.1.2



Faktor Risiko a. Aspek predisposisi 1. Usia Bertambahnya umur hingga terus menjadi bertambah pula peristiwa osteoartritis. Pengecekan radiografi yang dicoba menampilkan kalau pengidap osteoartritis tidak sering terjalin pada umur di dasar 40 tahun, serta kerap pada umur 60 tahun keatas. Umur ialah aspek terkuat. 7 2. Tipe Kelamin Peristiwa osteoartritis pada umur 15 menit 2 C. Berdiri selama 30 menit - tidak 0 - ya 1 D. Selama berjalan - tidak 0 - setelah berjalan beberapa langkah 1 - segera setelah berjalan dan makin sakit 2



E. Ketika berdiri dari posisi duduk tanpa bantuan lengan - tidak - ya II. Jarak maksimum yang dapat ditempuh dengan berjalan ( dengan nyeri ) A. Jarak maksimum berjalan - tidak terbatas - > 1 km, tapi terbatas - Sampai dengan 1 km (kira-kira 15 menit) - 500-900 m (kira-kira 8-15 menit) - 300-500 m - 100-300 m - < 100 m B. Dengan bantuan - tidak - dengan 1 tongkat/penyangga - dengan 2 tongkat/penyangga III. Aktivitas sehari-hari A. Apakah anda dapat menaiki tangga yang tegak - mudah - dengan kesulitan ringan - dengan kesulitan sedang - kesulitan sekali - tidak bisa B. Apakah anda dapat menuruni tangga yang tegak - mudah - dengan kesulitan ringan - dengan kesulitan sedang - kesulitan sekali - tidak bisa C. Apakah anda dapat jongkok - mudah - dengan kesulitan ringan - dengan kesulitan sedang - kesulitan sekali - tidak bisa D. Apakah anda dapat berjalan di jalan tak rata - mudah



0 1



0 1 2 3 4 5 6 0 1 2



0 0,5 1 1,5 2 0 0,5 1 1,5 2 0 0,5 1 1,5 2 0 0,5 1



- dengan kesulitan ringan - dengan kesulitan sedang - kesulitan sekali - tidak bisa



1,5 2



Interpretasi : Skor 1-4



: Derajat Ringan



Skor 5-7



: Derajat Sedang



Skor 8-10



: Derajat Berat



Skor 11-13



: Derajat Sangat Berat



Skor ≥ 14



: Derajat Ekstrim Berat



2.2 Kualitas Hidup 2.2.1



Definisi World Health Organization mengartikan mutu hidup selaku anggapan ataupun



komentar seorang menimpa gimana dia menempuh hidup, merasakan kesenangan, kebebasan, serta harapan terpaut kesehatan secara raga, psikologi, sosial, pula penilaian diri terhadap perihal positif serta negatif dalam hidupnya. Mutu hidup yang berhubungan dengan kesehatan HRQOL( Health Related Quality of Life) bisa dikenal lewat uraian penderita menimpa gimana pemikirannya mengenai hidupnya meliputi gimana perasaannya, harapan yang dia rasakan, kegiatan dan pekerjaan. Penyakit kronik, area, usia, tipe kelamin, pembelajaran, pemasukan, serta pekerjaan bisa jadi aspek resiko yang pengaruhi mutu hidup penderita ataupun pengidap. Penyakit kronik ialah penyakit yang berkelanjutan serta tidak sering sembuh sempurna. 2.3 Kerangka Teori Faktor



Faktor Predisposisi



Biomekanis



Osteoartritis lutut



Derajat keparahan berdasarkan indeks lequesne



Kemampuan beraktivitas fisik sehari-hari



Kualitas nyeri Kualitas hidup pasien osteoartritis lutut



Kesehatan fisik



1. Fungsi fisik 2. Keterbatasan aktivitas karena kesehatan fisik 3. Nyeri badan 4. Persepsi kesehatan 2.4 Kerangka secara umum Konsep Derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne



Kesehatan mental



1. Fungsi sosial 2. Keterbatasan aktivitas sosial karena masalah emosional 3. Vitalitas 4. Kesehatan mental secara umum Kesehatan Fisik Kesehatan Mental



2.5 Hipotesis Terdapat hubungan antara derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dengan kualitas hidup menurut kesehatan fisik dan kesehatan mental.



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian 1. Disiplin Ilmu Ilmu Penyakit Dalam 2. Waktu Penelitian Bulan Februari – April tahun 2021 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam di RS Islam Sultan Agung Semarang



3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi target Semua pasien osteoartritis yang berobat rawat jalan di poli penyakit dalam. b. Populasi Terjangkau Pasien osteoartritis lutut yang berobat rawat jalan di poli penyakit dalam RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Februari sampai April 2021 2. Sampel Sampel penelitian merupakan pasien osteoartritis lutut yang berobat rawat jalan di poli penyakit dalam RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Februari sampai April 2021 Sampel diambil sampai jumlah sampel minimal yang terpenuhi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: Kriteria inklusi: 1) Pasien telah di diagnosa osteoartritis lutut oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam; 2) Pasien osteoartritis yang berumur ≥50 tahun; 3) Subjek yang berobat rawat jalan di RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Februari sampai April 2021 ; 4) Bersedia dilakukan wawancara. Kriteria eksklusi: 1) Pasien osteoartritis dengan penyakit kronis/berat (diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, gagal ginjal kronik, stroke) 2) Pasien osteoartritis yang pernah mengalami trauma lutut; 3) Pasien dengan riwayat pembedahan sendi lutut; Pasien OA yang mempunyai pekerjaan berat (petani, kuli bangunan dan pertambangan)



Besar sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :



n=



Z



a2 PQ 2 d2



n = (1,96)2. (0,051) . (0,949) 0,064 n = 30 Keterangan : n : Besar Sampel Z a2/2 : Nilai Sebaran Normal Baku =1,96 P : Proporsi Kategori=0,051 Q : (1-P) d2 : Presisi Absolute=0,064



Dari penghitungan rumus diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang yang menjadi responden. Cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik consecutive sampling, yaitu sampel diambil berdasarkan semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.



3.4 Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne. 2. Variabel Terikat Kualitas hidup pasien osteoartritis lutut



3.5 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional



No



Variabel



1.



Derajat keparaha n osteoartri tis berdasar kan Indeks Lequesn e



2.



Kualitas hidup pasien osteoartri tis lutut



Definisi Operasional Tingkat keparahan pasien osteoartritis berdasarkan gejala klinis



Alat Ukur



Hasil Ukur



Kuesioner Indeks Lequesne, terbagi dalam 3 kategori yaitu keluhan nyeri, jarak tempuh maksimal dalam berjalan, kemampuan aktivitas sehari-hari.



Kualitas hidup adalah asumsi atau pendapat seseorang mengenai bagaimana ia menjalani hidup, merasakan kesenangan, kebebasan, dan harapan terkait kesehatan secara fisik, psikologi, sosial, juga evaluasi diri terhadap hal positif dan negatif dalam hidupnya.



Kuesioner SF-36 (Short-Form 36) meliputi 8 aspek penilaian, penghitungan hasil akhir dibagi atas 2 komponen yaitu : Kesehatan fisik a. Fungsi fisik b. Keterbatasan aktivitas karena kesehatan fisik c. Nyeri badan d. Persepsi kesehatan secara umum Kesehatan mental a. Kesehatan mental secara umum b. Vitalitas c. Fungsi sosial d. Keterbatasan aktivitas sosial karena masalah emosional



Interpretasi Indeks Lequesne : 1. Skor 1-4 : Derajat Ringan 2. Skor 5-7 : Derajat Sedang 3. Skor 8-10 : Derajat Berat 4. Skor 11-13 : Derajat Sangat Berat Skor ≥14 : Derajat Ekstrim Berat Interpretasi kuesioner SF-36 : Skor 0-49 = buruk Skor 50-100 = baik



Skala Variabel Skala Ordinal



Skala Nominal



3.6 Data yang Dikumpulkan 1. Data Primer Data primer yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan kuesioner SF-36 untuk menilai kualitas hidup pasien osteoartritis lutut, kuesioner Indeks Lequesne untuk menilai derajat keparahan osteoartritis berdasarkan klinis, dan identitas pasien : a. Pekerjaan pasien b. Pendidikan pasien



c. Riwayat penyakit terdahulu d. Riwayat terapi e. BMI 2.



Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data di rekam medik, yaitu: a.



Nama pasien



b.



Alamat pasien



c.



Usia pasien



d.



Lokasi osteoartritis



3.7 Analisis Data 1. Analisis Univariat Berguna untuk mendapatkan gambaran setiap variabel. Setiap variabel disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Pada penelitian ini variabel bebas berupa



derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dan



variabel terikat berupa kualitas hidup pasien osteoartritis lutut. 2. Analisis Bivariat Berguna untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Teknik analisis ini yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan osteoartritis berdasarkan Indeks Lequesne dengan kualitas hidup pasien osteoartritis lutut adalah uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%, P