Hasil SGD LBM 1 Blok 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Apa saja spesies dari candida pada oral? Dalam rongga mulut, Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum. Selain Kandida albikan, ada 10 spesies Kandida yang juga ditemukan yaitu C.tropicalis, C.parapsilosis, C.krusei, C.kefyr, C. glabrata, dan C.guilliermondii, C.pseudotropicalis, C.lusitaniae, C.stellatoidea, dan C.dubliniensis, dengan C.albikan yang paling dominan dijumpai dan paling berperan dalam menimbulkan kandidiasis oral. Kandidiasis oral dapat menyerang semua usia baik usia muda, usia tua dan pada penderita defisiensi imun seperti AIDS.15 Pada pasien HIV/AIDS, Kandida albikan ditemukan paling banyak yaitu sebesar 95%. 2. Apa yang dimaksud dengan candidiasis? Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Kandida terutama Kandida albikan. Kandida merupakan organisme komensal normal yang banyak ditemukan dalam rongga mulut dan membran mukosa vagina. 3. Apa saja klasifikasi dari candidiasis oral? Secara umum presentasi klinis dari kandidiasis oral terbagi atas lima bentuk: kandidiasis pseudomembranosa, kandidiasis atropik, kandidiasis hiperplastik, kandidiasis eritematosa atau keilitis angular. Pasien dapat menunjukan satu atau kombinasi dari beberapa presentasi ini. 1. Kandidiasis pseudomembranosa Kandidiasis pseudomembranosa secara umum diketahui sebagai thrush, yang merupakan bentuk yang sering terdapat pada neonatus. Ini juga dapat terlihat pada pasien yang menggunakan terapi kortikosteroid atau pada pasien dengan imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan.



2. Kandidiasis atropik Kandidiasis atropik ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan mukosa yang relatif kering. Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang berada dibawah



pemakaian seperti gigi palsu. Hampir 26% pasien dengan gigi palsu terdapat kandidiasis atropik.



3. Kandidiasis hiperplastik Kandidiasis hiperplastik dikenal juga dengan leukoplakia kandida. Kandidiasis hiperplastik ditandai dengan adanya plak putih yang tidak dapat deibersihkan. Lesi harus disembuhkan dengan terapi antifungal secara rutin.



4. Kandidiasis eritematosa Banyak penyebab yang mendasari kandidiasis eritematosa. Lesi secara klinis lesi timbul eritema. Lesi sering timbul pada lidah dah palatum. Berlainan dengan bentuk kandidiasis pseudomembran, penderita kandidiasis eritematosa tidak ditemui adanya plak-plak putih. Tampilan klinis yang terlihat pada kandidiasis ini yaitu daerah yang eritema atau kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di daerah sekitar dasar lesi. Hal ini sering dikaitkan terjadinya keluhan mulut kering pada pasien. Lesi ini dapat terjadi dimana saja dalam rongga



mulut, tetapi daerah yang paling sering terkena adalah lidah, mukosa bukal, dan palatum. Kandidiasis eritematosa dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu : Tipe 1 : inflamasi sederhana terlokalisir atau pinpoint hiperemia.



Tipe 2 : eritematosa atau tipe sederhana yang umum eritema lebih tersebar meliputi sebagian atau seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan,



Tipe 3 : tipe granular (inflamasi papilla hiperplasia) umumnya meliputi bagian tengah palatum durum dan alveolar ridge.



5. Keilitis angular Keilitis angular ditandai dengan pecahpecah, mengelupas maupun ulserasi yang mengenai bagian sudut mulut. Gejala ini biasanya disertai dengan kombinasi dari bentuk infeksi kandidiasis lainnya, seperti tipe erimatosa.



6. Median Rhomboid Glossitis Median Rhomboid Glositis merupakan bentuk lain dari atrofik kandidiasis yang tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah permukaan dorsal lidah, dan cenderung dihubungkan dengan perokok dan penggunaan obat steroid yang dihirup.



4. Etiologi dari candidiasis oral? Ada 3: Factor imun: usia (lansia dan bayi baru lahir), darah O (masih dalam penelitian rentan pada candida), terapi antibiotic Lingkungan: xerostomia (mulut kering yang saliva nya turun  keadaan asam dan lembab  menyebabkan candida meningkat) dan perokok Candida: candida albican 5. Apa saja factor resiko dari candidiasis oral? Adapun faktor resiko yang mempengaruhi dari infeksi dari kandidiasis oral yaitu: 1. Faktor Patogen Jamur kandida mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi aerobic maupun anaerobik. Selain itu jamur candida mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi adhesi terhadap dinding sel epitel seperti mannose, reseptor C3d, mannoprotein dan Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga kemampuan adhesi dengan fibronektin host juga berperan penting terhadap inisial dari infeksi ini. 2. Faktor Host a. Faktor local Fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari kandidiasis oral. Sekresi saliva menyebabkan lemahnya dan mengbersihkan berbagai organisme dari mukosa. Pada saliva terdapat berbagai protein-protein antimikrobial seperti laktoferin, sialoperoksidase, lisosim, dan antibodi antikandida yang spesifik. Penggunaan obatobatan seperti obat inhalasi steroid menunjukan peningkatan resiko dari infeksi kandidiasis oral. Hal ini disebabkan tersupresinya imunitas selular dan fagositosis. Penggunaan gigi palsu merupakan faktor predisposisi infeksi kandidiasis oral. Penggunaan ini menyebabkan terbentuknya lingkungan mikro yang memudahkan berkembangnya jamur kandida dalam keadaan PH rendah, oksigen rendah, dan lingkungan anaerobik. Penggunaan ini pula meningkatkan kemampuan adhesi dari jamur ini. b. Faktor sistemik



Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dapat mempengaruhi flora lokal oral sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai untuk jamur kandida berproliferasi. Penghentian obat-obatan ini akan mengurangi dari infeksi jamur kandida. Obat-obatan lain seperti agen antineoplastik yang bersifat imunosupresi juga mempengaruhi dari perkembangan jamur kandida. Beberapa faktor lain yang menjadi predisposisi dari infeki kandidiasis oral adalah merokok, diabetes, sindrom Cushing’s serta infeksi HIV. 6. Bagaimana bisa terjadi bercak putih tersebut? (etiopatogenesis) a. Akibat antibiotic Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obat antibiotik mempunyai efek samping pada rongga mulut berupa timbulnya kandidiasis oral. Mekanisme obat antibiotik dalam menimbulkan kandidiasis oral adalah melalui aksi kerjanya dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam rongga mulut manusia terdapat flora normal yaitu bakteri dan jamur dimana jamur yang dominan ditemukan adalah jamur Kandida albikan.14 Pada keadaan normal, Kandida albikan tidak berbahaya bagi kehidupan manusia dan hidup bersama dengan bakteri dalam keadaan seimbang. Namun beberapa keadaan seperti penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan ketidakseimbangan diantara flora normal tersebut.4,28 Obat antibiotik walaupun sangat bermanfaat bagi pengobatan terhadap infeksi bakteri, namun cara kerja obat tersebut penting untuk diperhatikan. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri yang ada pada seseorang, baik bakteri penyebab penyakit maupun bakteri normal yang berguna bagi manusia, sementara jamur Kandida tidak dibunuh oleh obat antibiotik.28,29 Dengan tidak adanya lagi bakteri yang secara normal hidup dalam keadaan seimbang dengan Kandida, maka Kandida dapat tumbuh subur dan melakukan multiplikasi sehingga terjadilah pertumbuhan berlebihan dari Kandida pada rongga mulut yang kita kenal dengan kandidiasis oral. b. Akibat steroid Obat steroid seperti yang telah dibahas sebelumnya, memiliki efek imunosupresi. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan obat steroid dalam menghambat fungsi makrofag. Efek terhadap makrofag tersebut menandai dan membatasi kemampuannya untuk memfagosit dan membunuh mikroorganisme. Aktivasi limfosit T dan produksi limfosit B juga dihambat oleh obat steroid. Antibodi sebagai salah satu komponen penting dalam sistem imunitas manusia dapat ditekan produksinya oleh pemakaian obat steroid terutama apabila digunakan dalam dosis besar.11,27 Seperti yang kita ketahui, makrofag, limfosit T , limfosit B, dan juga antibodi merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai sistem pertahanan dan imunitas tubuh manusia yang juga terdapat dalam rongga mulut.38,39 Namun, komponen-komponen tersebut diatas dapat terganggu fungsinya akibat pemakaian obat steroid yang mana obat ini dapat menekan sistem imunitas manusia. Dalam keadaan imun yang lemah, maka infeksi akan mudah menyerang seseorang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam rongga mulut manusia terdapat banyak flora normal yang salah satunya adalah jamur Kandida. Pada keadaan sistem imun yang baik, jamur Kandida tidak menimbulkan penyakit. Namun, penggunaan obat steroid dapat



menurunkan sistem imun dalam rongga mulut. Dengan sistem imun yang lemah, maka jamur Kandida dalam rongga mulut bisa menjadi patogen dan menimbulkan infeksi yang disebut kandidiasis. 7. Apa perbedaan antara bercak putih dari susu dengan bercak putih dari candidiasis oral? - Candidiasis oral: bisa dikerok dan meninggalkan bekas atau kemerahan. - Bercak putih susu: bisa di kerok tapi tidak meninggalkan bekas atau kemerahan. 8. Apa saja gejala klinis yang terjadi pada scenario dan gejala lain apabila terjadi infeksi jamur? Secara umum diketahui sebagai thrush, yang merupakan bentuk yang sering terdapat pada neonatus. Ini juga dapat terlihat pada pasien yang menggunakan terapi kortikosteroid atau pada pasien dengan imunosupresi. Kandidiasis pseudomembran memiliki presentasi dengan plak putih yang multipel yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Mukosa dapat terlihat eritema. Ketika gejala-gejala ringan pada jenis kandidiasis ini pasien akan mengeluhkan adanya sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan. 9. Apa diagnose dari scenario tersebut? Kandidiasis pseudomembranosa 10. Bagaimana pemeriksaan penunjang laboratorium untuk menegakkan diagnosis tersebut? Pemeriksaan Mikrobiologi Dua jenis pemeriksan mikrobiologi yang sering dilakukan untuk lesi jaringan lunak mulut adalah: oral mycological smear dan oral bacteriological smear. 1. Oral Mycological Smear Oral mycological smear dilakukan untuk membuktikan adanya infeksi jamur pada lesi yang ditemukan. Pemeriksaan ini diawali dengan melakukan swab pada mukosa mulut yang dicurigai, dengan menggunakan cotton swab. Kemudian dengan cotton swab dan spesimen yang didapat, dilakukan streaking pada permukaan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dalam cawan petri. Setelah itu cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 – 48 jam untuk membiakkan jamurnya. Seseudah 48 jam akan tumbuh koloni jamur berwarna putih- kekuningan.



Gb 7. Inkubator yang digunakan untuk membiakkan Candida albicans (Rasyad, 1995).



Gb 8. Koloni Candida yang tumbuh setelah diinkubasi selama 48 jam (Rasyad, 1995). Langkah selanjutnya adalah melakukan streaking lagi pada petri lain untuk mengekstraksi Candida albicans. Setelah tumbuh koloni, lakukan streaking lagi pada agar yang miskin nutrisi. Dalam agar ini Candida albicans akan membentuk klamidospora. Hasil akhirnya adalah Candida albicans murni.



Gb 9. Klamidospora terbentuk bila Candida albicans dibiakkan dalam agar corn-meal (Rasyad, 1995).



Gb 10. Gambaran klinis intra oral infeksi Candida albicans (Lamey dan Lewis, 1991). Ada beberapa spesies Candida yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu Candida albicans, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii. 2. Oral Bacteriological Smear Bahan yang akan diperiksa diambil dari permukaan gigi, kemudian dioleskan di atas slide spesimen. Kemudian difiksasi di atas nyala api spiritus. Berikutnya dituangi dengan pewarna



carbol fuchsin, dibiarkan 10 menit. Lalu dituangi dengan pewarna methylene blue, biarkan 10 menit.



Gb 11. Gingivitis marginalis ulseromembranosa pada penderita ANUG (Laskaris, 2000).



Gb 12. Kerusakan jaringan periodontal tahap lanjut pada penderita ANUG (Laskaris, 2000). Setelah kering, dilihat di bawah mikroskop cahaya untuk mengetahui adanya bakteri: Contoh Borrelia vincentii dan Bacillus fusiformis.



Gb 13. Bakteri fusospirochaet yang menyebabkan ANUG (Cawson dan Odell, 2008). Bila hasilnya positif, maka benar lesi yang dihadapi adalah acute necrotizing ulcerative gingivostomatitis. 11. Mengapa pada mukosa terlihat kemerehan? Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrotik. Kandidiasis pseudomembran akut biasanya dijumpai pada



mukosa pipi, lidah dan palatum lunak. Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal Secara klinis, plak-plak putih tersebut tampak dalam kelompok-kelompok yang mempunyai dasar mukosa eritematosa atau mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali. 12. Apakah ada pengaruh ASI pada pencegahan pertumbuhan candida pada rongga mulut? Air susu ibu mempunyai sejumlah faktor yang mempengaruhi mikroflora usus bayi, sehingga menambah kolonisasi dari jumlah bakteri sementara menghambat kolonisasi yang lainnya. Komponen-komponen imunologik ini termasuk, • Laktoferin, merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat besi sehingga tidak tersedia untuk bakteri patogen. Kadar dalam ASI 1–6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum (600 mg/dL).2123,25,26 Laktoferin juga terbukti menghambat pertumbuhan kandida. • Lisozim, suatu enzim yang diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara, dapat memecah dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus dan menambah aktifitas bakterisid sIgA terhadap E. coli dan beberapa Salmonella. Kadar dalam ASI 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume. • Komplemen, berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam kolostrum sekitar 50%–70% kadar serum dewasa. Pada masa laktasi dua minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 dan C4 masing-masing 15 mg/dL dan 10 mg/dL. • Granulocyte colony – stimulating factor (G-CSF) merupakan sitokin spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek proliferasi, diferensiasi dan ketahanan neutrofil. Mengeluarkan reseptornya dalam vili usus bayi dan kadar meningkat pada dua hari post partum. • Oligosakarida, menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus bayi. • Musin, melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba, dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin dapat menghambat adhesi E.coli dan rotavirus. Disamping itu ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. Lactadherin protein globule fat pada ASI dapat merusak membran pembungkus virus. Kvistgaard dkk mendapatkan bahwa PAFhidrolase dapat melindungi bayi dari infeksi Rotavirus. • Lipase, membentuk asam lemak dan monogliserida yang menginaktivasi organisme, sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica. Interferon dan fibronektin mempunyai aktifitas antiviral dan menambah sifat lisis dari leukosit susu.



• Protein pengikat vitamin B12 dan asam folat, dapat menjadi antibakteri dengan menghalangi bakteri seperti E.coli dan bacteroides untuk mengikat vitamin bebas sebagai faktor pertumbuhan. • Probiotik, bayi yang mendapat ASI mempunyai kandungan Lactobacilli yang tinggi, terutama Lactobacillus bifidus (Bifidobacterium bifidum). Glikan merupakan komponen ASI yang menstimulasi pert umbuhan dan kolonisasi L. bifidus. Kuman ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, situasi asam dalam cairan usus akan menghambat pertumbuhan E. Coli. Sumber: Jurnal Kandidiasis Oral dari Luqmanul Hakim, Ricky Ramadhian Jurnal Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi dari Omar Sazaly Aldy, Bugis M Lubis, Pertin Sianturi, Emil Azlin, Guslihan D Tjipta Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan Repository USU