SIKLUS HIDUP ALGA HIJAU Ulva SP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAPER BOTANI LAUT SIKLUS HIDUP ALGA HIJAU Ulva sp



OLEH : DELLA HIJRI YANTI 1704122397



JURUSAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU 2019



I.



2.1



SIKLUS HIDUP ALGA HIJAU Ulva sp



Karakteristik Ulva atau selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut yang tergolong dalam



divisi Chlorophyta. Termasuk dalam divisi Chlorophyta karena sel-sel mengandung banyak mengandung klorofil a sehingga memberikan warna hijau pada rumput laut ini. Morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng seperti pedang yang terdiri atas 2 lapis sel. Tidak ada diferensiasi jaringan dan seluruh sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel basal yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-masing sel pada spesies ini terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloroplas berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid (Guiry, 2007). Ulva lactuca memiliki panjang sampai 100 cm dan berwarna hijau apel terang, dan memiliki bentuk strap-shaped blades (pedang melipat) dengan tepi yang halus tapi bergelombang. Bagian tengah dari setiap helaian seringkali berwarna pucat dan semakin ke arah tepi warnanya semakin gelap. Pada daerah tropis, tumbuhan ini biasanya terdapat di air yang dangkal (zona intertidal bagian atas sampai kedalaman 10 meter). Pada substrat yang tepat, seringkali melakukan asosiasi dengan daerah yang memiliki nutrien yang tinggi (contohnya bakau) atau dekat sumber air tawar (Littler dkk., 1989). Ulva muda memiliki talus yang dapat melekat pada substrat atau dapat berkembang sendiri tanpa melekat pada substrat sebagai individu bebas atau agregat yang mengambang bebas. Bentuk Ulva air tawar muncul hanya sebagai tubular talus monostomatik (misalnya Ulva intestinalis dan Ulva compressa). Ulva



air tawar dewasa dapat memiliki salah satu dari dua jenis bentuk permukaan talus, yaitu satu memiliki talus bergelombang seperti usus dengan permukaan halus dan yang lainnya berbentuk talus keriting bergelembung berkerut dan seringkali talusnya membelah diri menjadi dua bagian (Littler dkk., 1989). Ulva sp adalah alga yang berbentuk heterothalik, berkembang biak secara aseksual dengan oospora berflagel empat yang terbentuk pada sel-sel vegetatif. Ulva sp. tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Di dalam sel Ulva sp. terdapat plastida yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida utama yang terdapat pada alga ini yaitu kloroplas yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga ini bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik. Pada umumnya Ulva sp. berbentuk seperti lembaran daun. Dinding selnya menghasilkan lendir. Spesies ini, memiliki blade berwarna hijau terang, rapuh, berkerut, berbentuk lonjong atau bulat, memiliki diameter lembaran blade sepanjang 65 cm, dan hidupnya di zona intertidal atau di daerah yang dangkal (Littler dkk., 1989). Menurut Gembong Tjitrosoepomo (2011), taksonomi Ulva sp adalah sebagai berikut: Kingdom



: Plantae



Divisio



: Thallophyta



Classis



: Chlorophyceae



Ordo



: Ulotrichales



Familia



: Ulvaceae



Genus



: Ulva



Species



: Ulva sp.



2.2



Habitat dan Distribusi Ulva sp memiliki aklimatisasi luas dan dapat tumbuh dengan baik di berbagai



suhu dan salinitas, tetapi karakteristik morfologi berubah dengan mudah sebagai respons terhadap lingkungan. Ulva sp banyak dijumpai di pantai berdasar batu karang mati terutama pada rataan terumbu karang. Alga ini mudah terlepas dari substratnya oleh ombak yang kuat dan arus yang deras. Pada pasang tinggi dengan arus yang kuat alga ini dapat terlempar ke tepi pantai sehingga pada waktu surut banyak yang mengering. Ulva sp banyak dijumpai di pantai Kupang dan pulau– pulau Indonesia bagian timur (Wang, dkk., 2010). Ulva tumbuh tersebar di daerah yang beriklim empat hingga daerah tropis. Oleh karena itu, genus ini termasuk dalam golongan alga yang kosmopolitan. Di Indonesia, daerah penyebarannya hampir pada seluruh pantai yang ditumbuhi alga bentik, bahkan dapat pula ditemukan di muara-muara sungai (Ulva reticulata). 2.3



Manfaat Secara umum, spesies Ulva sp mengandung (dalam per 100 gram berat



bersih) : air 18,7%, protein, 15-26%, lemak 0,1-0,7%, karbohidrat 46-51%, serat 25% dan abu 16-23%, dan juga mengandung vitamin B1, B2, B12, C, dan E. Ulva sp tumbuh baik pada pH 7,5-9. Salinitasi yang baik untuk pertumbuhan Ulva adalah 29-31,5%. Ulva hidup pada kisaran suhu 28-310C (Brotowidjaya dkk., 1984). Ulva memiliki vitamin yang baik dan profil mineral dan sangat kaya akan asam askorbat. Vitamin C meningkatkan metabolisme lemak yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan penumpukan gizi dalam ikan dan



dengan demikian mungkin dapat mengurangi karakas lemak dan meningkatkan level protein (Brotowidjaya dkk., 1984). Beberapa tahun terakhir, spesies Ulva menjadi makroalga penting, karena terdapat penelitian yang menyatakan bahwa Ulva dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk berbagai spesies ikan. Penggabungan Ulva dalam pakan dengan level yang rendah diketahui dapat menghasilkan peningkatan pertumbuhan, pemanfaatan pakan, aktivitas fisiologis, tahan terhadap penyakit dan mengurangi respon stress (Brotowidjaya dkk., 1984). Ulva yang telah dikeringkan dan digarami diperdagangkan dengan nama "cachiyugo". Selain itu Ulva juga digunakan sebagai salad dan sup. Ulva memiliki kandungan Fe yang sangat tinggi. Ulva banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan di China, Filipina, Chili dan Hindia Barat (Kadi, 2005) 2.4



Reproduksi Sistem reproduksi Ulva rnengikuti pola reproduksi makroalga bentik lainnya,



yaitu melalui pertukaran generasi antara seksual dan aseksual. Gamet jantan dilengkapi dengan alat gerak (flagella) untuk dapat bertemu dengan garnet betina dalam proses perkawinan yang membentuk zigot. Sporofit yang terbentuk dari perkembangan zigot tersebut akan mernproduksi spora sebagai stadia awal garnetofit (Atrnadja &Prud'homme van Reine, 2014). Siklus reproduksi Ulva terdiri dari dua fase yaitu fase haploid (satu set kromosom), dan diploid (dua set kromosom). Pada fase haploid, gametofit menghasilkan garnet biflagella, sedangkan pada fase diploid, sporofit menghasilkan zoospora quandriflageUa. Kedua fase tersebut, memiliki morfologi yang identik (isomorfik), perbedaannnya



terletak pada jumlah flagella pada fase motil sel tunggal dan ukuran sel haploid lebih kecil daripada sel diploid (Beach et 01., 1995). Perkembangbiakan Ulva dapat rnelalui reproduksi vegetatif maupun generatif (Verlaque et al., 2002). Sistem perkembangbiakan pada Ulva biasa disebut dengan istilah diosius-isomorfikbifasik dengan perkawinan isogami (Atmadja et 01., 2012). Selain itu, reproduksinya dapat terjadi dengan eara fragrnentasi (Gravier,20 12). Siklus hidup Ulva sp digambarkan pada :



Gambar 1. Siklus hidup Ulva sp



DAFTAR PUSTAKA



Atmadja W.S.,A.B. Susanto, dan Sjafrie N.D.M. 2012. Pengembangbiakan rumput lout (makroalgae). Ikatan Fikologi Indonesia. Jakarta. 82 hal. Atmadja, W.S. andW.F.Prud'domme van Reine. 2014. Chesklist of the seaweed species biodiversity oj Indonesia with their distribution and classification green algae (Chlorophyta) and brown algae (Phaeophyceae, Ochrophyta). Naturalis Biodiversity Center and Indonesian Institute of Sciences. 59 pp. Brotowidjaya, M. D., Tribuwana, D., dan Mulbyantora, E., 1984. Pengantar Lingkungan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Gravier, D. 2012. Monitoring of green tidess on the Brittany coasts (France). Primary Producers of the Sea: 1-9. Guiry, M. D., 2007. AlgaeBase version 4.2. World-wide electronic publication (online). National Universty of Ireland, Galway, Ireland. Kadi, A. 2005. Kesesuaian Perairan Teluk Klabat Pulau Bangka Untuk Usaha Budidaya Rumput Laut. Jurnal Oseana Vol. 30: Hal. 4-7. Littler, D. S., Littler, M. M., Bucher, K. E., dan Norris, J. N. 1989, Marine Plants of The Caribbean, A Field Guide from Florida to Brazil. Smithsonian Institution Press, Washington D.C. Tjitrosoepomo, G., 2011. Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta VerJaqueM.,T.Belsher, and J.M. Deslous-Paoli. 2002. Morphology and reproduction of asiatic Ulva per/usa (Ulvales, Chlorophyta) in Thau Lagoon (France, Mediterranean Sea). Cryptogamie Algol., 23(4):301310 Wang J., Li Nan., Jiang P., Boo S. M., Lee W. J., dan Zhao J., 2010. Ulva and Enteromorpha (Ulvaceae, Chlorophyta) from Two Sides of the Yellow Sea. Chinese Journal of Oceanology and LimnologyVol. 28 No. 4, P. 762768(online). Chinese Academy of Sciences, China.