Sistem Komunikasi Masyarakat Desa Dan Masyarakat Kota [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM KOMUNIKASI MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA



Dosen Pengampu : Dr. Abdul Rasyid, MA Disusun Oleh : Kelompok 13 Putri Salwa Kurnia Balqis



0105192036



Dean Marcella



0105192034



ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2020/2021



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantinatikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Dasar – Dasar Komunikasi dengan judul “Sistem Komunikasi Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii BAB I..........................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................1 A. Latar Belakang....................................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................2 BAB II........................................................................................................................................................3 PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3 A. Sistem Komunikasi Masyarakat Desa..........................................................................................3 1. Media Rakyat...................................................................................................................................4 2. Koran Masuk Desa..........................................................................................................................5 3. Peran Pemerintah Daerah.................................................................................................................6 4. Media Dan Seni Tradisional............................................................................................................6 5. Penyuluh Pembangunan di Desa......................................................................................................7 B. Sistem Komunikasi Masyarakat Kota..........................................................................................8 1. Pengertian Masyarakat Kota............................................................................................................8 2. Karakteristik sistem komunikasi masyarakat kota...........................................................................9 3. Sistem Komunikasi Masyarakat Kota..............................................................................................9 4. Media Komunikasi Masyarakat Kota.............................................................................................11 BAB III.....................................................................................................................................................12 PENUTUP................................................................................................................................................12 A. Kesimpulan.......................................................................................................................................12 B. Saran.................................................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan saluran sosialisasi kebudayaan, yang mencerminkan bahwa komunikasi antar sesama adalah merupakan suatu yang harus dijaga dalam komunikasi di pedesaan, komunikasi tidak sekedar sebuah fenomena pertukaran informasi pengirim dan penerima pesan, lebih dari itu komunikasi merupakan upaya mencapai saling pengertian dan dari komunikasi inilah suatu kebudayaan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kemudian komunikasi menyebarluaskan ide-ide baru sehingga menjadi nilainilai baru. Nilainilai baru ini biasanya muncul dari kreatifitas individu-individu dari kelompok-kelompok manusia. Komunikasi menyediakan kesempatan dan rentang waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru tersebut. Pada hakekatnya masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunikasi yang terpisah satu sama lain. Tetapi dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.



B. Rumusan Masalah a. Bagaimana sistem komunikasi masyarakat desa? b. Bagaimana media rakyat, koran masuk desa, peran pemerintah daerah, media dan seni tradisional dan penyuluh pembangunan di desa ? c. Apa pengertian sistem komunikasi masyarakat kota? d. Apa saja karakteristik sistem komunikasi masyarakat kota? e. Bagaimana sistem komunikasi masyarakat kota? f. Apa saja media komunikasi masyarakat kota?



1



C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui bagaimana sistem komunikasi masyarakat desa. b. Untuk mengetahui bagaimana media rakyat, koran masuk desa, peran pemerintah daerah, media dan seni tradisional dan penyuluh pembangunan di desa. c. Untuk mengetahui pengertian masyarakat kota. d. Untuk mengetahui apa saja karakteristik sistem komunikasi masyarakat kota. e. Untuk mengetahui bagaimana sistem komunikasi masyarakat kota. f Untuk mengetahui Media Komunikasi Masyarakat Kota.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Komunikasi Masyarakat Desa Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas khusus yang berhubungan dengan komunikasi adalah komunikasi lebih banyak dilakukan dengan komunikasi antarpesona. Ini diakibatkan masyarakat desa belum percaya sepenuhnya terhadap media massa atau juga sejalan dengan tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, informasi dari orang lain yang bisa dipercaya lebih menemukan hasil, misalnya melalui pemimpin opini. Di desa, komunikasi antarpesona biasa disebut dengan gethok tular. Artinya, komunikasi dilakukan dengan lisan tentang suatu pesan dari suatu orang ke orang yang lain. Misalnya, jika di desa akan dilaksanakan kerja bakti atau gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang ke orang lain, begitu seterusnya. Tak terkecuali ketika berbicara tentang hal baru yang belum diketahui masyarakat desa, misalnya usaha memasyarakatkan Keluarga Berencana (KB) pada tahun 1972. Namun sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan pendidikan penduduk yang sudah mulai maju pola komunikasi semacam ini lambat laun akan ditinggalkan masyarakat. Pada saat ini ada tiga media yang sangat berpotensi dalam menyebarkan informasi ke masyarakat di pedesaan, yakni Koran Masuk Desa (KMD), Media Rakyat (MR), dan Media Tradisional (MT). KMD adalah koran kota (dikelola dan dicetak di kota) untuk masyarakat desa, sedangkan Media Rakyat adalah media profil pedesaan dari, oleh dan untuk rakyat pedesaan. Di Indonesia belum ada pernah Media Rakyat, Robert de Lawrence mengatakan, bahwa media rakyat sama dengan surat kabar pedesaan. Surat kabar semacam ini pernah terbit di Liberia tahun 1963. Sedangkan yang dimaksud dengan media tradisional misalnya, trong-trong (kentongan), bedug, angklung dan lain-lain. Semua jenis media ini punya ciri khas masing-masing. Bahkan irama tabuhannya juga mempunyai makna yang berbeda.



3



1. Media Rakyat Berrigan, mendefinisikan media rakyat (media masyarakat) sebagai berikut : a. Media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayaknya; b. Media masyarakat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apa pun tujuan yang ditetapkan oleh masyarakat; c. Media masyarakat adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, pendidikan, bila mereka menginginkan kesempatan itu; d. Media ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi, dan pelaksanaan; e. Media masyarkat adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu kepada masyarakat.



Adapun fungsi-fungsi media rakyat adalah sebagai berikut: a. Memberi saluran altenatif sebagai sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka; b. Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dalam isi media; c. Membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran; d. Mencegah membersarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan di kalangan penduduk daerah pedesaan; e. Memberi fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri; f. Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.



2. Koran Masuk Desa 4



Program KMD di Indonesia mulai dilaksanakan pada bulan Februari 1980 berdasarkan SK Menpen No. 11/A/Kep/Menpen/1980 tanggal 29 Januari 1980. Penetapan sebuah KMD dilakukan atas saran gubernur/kepala desa yang berkonsultasi dengan Serikat Pekerja Surat Kabar (SPS) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hasilnya kemudian adalah kesepakatan antara proyek pembinaan dari Deppen dengan perusahaan/penerbit pers yang bersangkutan. Ini dilakukan mengingat KMD sangat penting untuk mensosialisasikan pesan-pesan pembangunan pada masyarakat. Pentingnya koran masuk desa tercermin dari tujuannya sebagaimana tersebut dibawah ini: a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaruan. b. Meningkatkan keterampilan terutama yang mennyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup c. Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan. d. Meratakan informasikan dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.



Sebagai koran yang berbeda dengan koran pada umumnya, tentunya dari segi liputan reportase juga berbeda karena perbedaan target, tujuan, misi dan sasarannya. Misalnya, lingkup daerah yang hanya meliputi desa (dari desa ke desa agar masyarakat desa merasa memiliki). Kalaupun ada reportase di kota presentasenya kecil, mungkin hal-hal yang berhubungan dengan pembaruan agar ditiru oleh masyarakat desa. Sebab KMD adalah koran kota yang beredar di pedesaan, sehingga perlu dihindari munculnya sinyaleme bahwa koran itu adalah koran kota bukan koran masuk desa.



3. Peran Pemerintah Daerah



5



Indonesia, sudah memasuki era otonomi daerah (otda). Beberapa kalangan berharap dengan munculnya otonomi daerah akan membuka peluang pertumbuhan pesat KMD. Ini artinya, pemerintah pusat tidak lagi berurusan dengan kebijakan daerah terlalu besar, termasuk pengembangan KMD-nya. Pemerintah daerah diharapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD. Tak lain karena KMD bisa mendorong kemajuan masyarakat desa. Lewat KMD pesan-pesan pembangunan dan kebijakan pemda bisa diasosialisasikan secara cepat. Perkembangan KMD yang pesat tentu akan berkolerasi erat dengan kemajuan daerah. Semakin maju KMD, akan semakin maju pula masyarakatnya. Kelebihan KMD adalah karena dia akan memberikan muatan daerah lebih besar. Tentunya juga sangat tergantung pada adan akkun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Agar KMD bisa berkembang lebih baik ada beberapa permasalahan yang layak diperhatikan; pertama, perlu dukungan penuh pemda. Terutama sekali masalah dana. Pemda juga bisa mengerluarkan kebijakan untuk masingmasing kecamatan, kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD. Ini dimaksudkan program pemaksaan. Masalahnya, siapa lagi kalau bukan daerah sendiri yang bisa mendorong kemajuan KMD-nya. Kedua, masingmasing daerah harus punya inisiatif untuk berlangganan dan memasang iklan ke media KMD.



4. Media Dan Seni Tradisional Namanya saja sudah media tradisional, sehingga tidak sama dengan media massa. Kalau media massa adalah media dengan menggunakan alat teknologi komunikasi modern, sedangkan media tradisional adalah alat komunikasi yang sudah lama digunakan di suatu tempat (desa) sebelum kebudayaannya tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan di daerah itu. Adapun isinya masih berupa lisan, gerak isyarat atau alat pengingat dan alat bunyibunyian. Membicarakan media tradisional tidak bisa dipisahkan dengan seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media komunikasi tradisional sering disebut sebagai bentuk folklir. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara lain : cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng); uangkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah); puisi rakyat; nyanyian rakyat; gerak isyarat; alat pengingat dan alat bunyi-bunyian. Ditinjau dari aktualisasinya, ada seni tradisional seperti wayang purwa, wayang golek, ludruk, ketoprak. Seni ini memakai peralatan atau media tradisional. Seni tradisional tersebut juga sampai sekarang masih ada dan akan terus dipelihara. Hanya saja saat ini sudah mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, ia tidak lagi dimunculkan secara apa adanya, melainkan sudah masuk ke media televisi. Sekedar contoh adalah acara seni



6



tradisional yang dimunculkan oleh TV swasta Indosiar setiap sabtu malam. Sari segi cerita juga mengalami transformasi. William R. Bascom mengemukakan fungsi-fungsi pokok folklor sebagai media tradisional adalah sebagai berikut : a. Sebagai sistem proyeksi (projective system) b. Sebagai pengesahan/penguat adat c. Sebagai alat pendidikan (pedagogical devide) d. Sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi oleh anggota kolektifnya. Beberapa kelebihan media tradisional dan seni tradisional dibanding media lain adalah : a. Ia tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga dianggap sebagai bagian atau cermin kehidupan masyarakat desa. Di samping apa yang disuguhkan lebih mengena di hati masyarakat, melalui media tradisional juga bisa diselipkan pesan pembangunan, misalnya dalam ceita teater rakyat, ketoprak atau wayang. b. Media rakyat harus dinikmati dengan jenjang pengetahuan atau pendidikan tertentu, sedangkan media tradisional bisa dinimati semua lapisan masyarakat. c. Seni tradisional sifatnya lebih menghibur sehingga lebih mudah mempengaruhi sikap masyarakat. Di samping itu, seni tradisional tidak perlu dinikmati dengan mengerutkan dahi.



5. Penyuluh Pembangunan di Desa Penyuluh menurut Everet M. Rogers adalah seorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran pemyuluhan untuk mengadopsi inovasi (penemuan). Fenomena penyuluhan pembangunan adalah ciri khas yang ada di pedesaan. Para petugas penyuluh biasanya ingin menyebarkan suatu inovasi (penemuan), sedangkan di desa belum tersentuh inovasi itu. Oleh karena itu, inovasi perlu disosialisasikan ke tengah mayarakat pedesaan. Penyuluh pembangunan (juga masalah pertanian) sangat penting artinya bagi pemerintah. Sebab, lewat petugas penyuluh tersebut berbagi inovasi yang ada disosialisasikan perlu untuk disampaikan. Itu pulalah kenapa pemyuluh pembangunan bertindak atas nama pemerintah. Tak jarang dia adalah pegawai negeri. Lewat penyuluh pembangunan diharapkan masyarakat desa akan mengetahui inovasi dan diharapkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



7



Misalnya inovasi mengenai penggunaan urea tablet. Urea model ini lebih efektif dibanding dengan urea yang disebar. Sebab, urea yang disebar punya kemungkinan besar untuk tertiup angin atau menempel pada daun tanaman. Di sinilah penyuluh pembangunan sangat penting artinya. Hubungan dengan masalah pembangunan juga tak kalah berbeda. Penyuluh pembangunan bisa memberikan informasi penting pembangunan yang dikehendaki pemerintahnya. Misalnya, pemerintah sedang menggalakkan pendidikan dasar 6 tahun. Sementara itu, belum banyak masyarakat desa yang sadar akan arti pentingnya pendidikan, baik karena kurangnya kesadaran akan arti penting pendidikan atau karena fasilitas yang tersedia tidak memadai. Dalam hal ini, pemerintah melalui penyuluh pertanian bisa mensosialisasikan dampak postif pembangunan gedung instruksi presiden untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dasar. Diharapkan, masyarakat akan ikut memiliki dan ikut membantu membangun karena itu semua nantinya untuk kepentingan masyarkat di daerah itu.



B. Sistem Komunikasi Masyarakat Kota 1. Pengertian Masyarakat Kota Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang hidup di perkotaan yakni daerah yang sudah berkembang dan lebih modern di banding daerah pedesaan. Suatu daerah pastilah memiliki pengaruh bagi masyarakatnya misalnya perubahanperubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar, sehingga masyarakat akan terpengaruh oleh kebudayaan-kebudayaan dari luar yang cenderung memberikan dampak negatif. Alur kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhankebutuhan setiap individu, mengakibatkan lebih disiplinnya masyarakat di perkotaan, dan orang perkotaan cenderung lebih bisa mengurus dirinya sendiri atau lebih individualisme. Dalam aspek pengetahuan teknologi dan komunikasi, orang perkotaan cenderung lebih baik ketimbang pedesaan karena di perkotaan teknologi dan komunikasi cenderung berkembang ketimbang di pedesaan. Namun ada juga sisi negatif masyarakat di perkotaan yakni kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala masyarakat perkotaan tidak terlalu memikirkan masalah keagamaannya karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja, dan lebih mengejar ambisiambisi dunia saja. Adalagi yang berbeda dalam masyarakat perkotaan yakni kehidupan gotong



8



royong, gotong royong di dalam masyarakat perkotaan cenderung kurang karena masyarakat perkotaan lebih individualis.



2. Karakteristik sistem komunikasi masyarakat kota Adapun karakteristik sistem komunikasi masyarakat kota adalah : a. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Ini dikarenakan masyarakat kota lebih disibukkan dengan urusan duniawi. b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain (individualisme). c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan memunyai batas- batas nyata. d. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota. e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. f. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhankebutuhan seorang individu. g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



3. Sistem Komunikasi Masyarakat Kota Dengan perkembangan ilmu dan teknologi kontak sosial dewasa ini tidak hanya diartikan dengan hubungan fisik. Teknologi komunikasi dan informasi telah dapat mengubah bentuk kontak tidak hanya badaniah, tidak hanya diartikan sebagai pertemuan dua orang yang kemudian berkomunikasi akan tetapi lebih luas menyangkut peran teknologi. Akibatnya terjadi beberapa perubahan dalam masyarakat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai norma, nilai, pola-pola perilaku masyarakat, organisasi, susunan dan stratifikasi kemasyarakatan sebagai akibat dari dinamika masyarakat yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi dan informasi. Hal tersebut sangat terlihat pada sistem komunikasi pada masyarakat perkotaan.



9



Penduduk kota sangat bervariasi atau heterogen baik dari segi etnis, lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan, serta latar belakang agama maupun kebudayaan yg dianutnya. Hubungan sosialnya sangat kompleks, misal dari segi pekerjaan, warga kota sangat beraneka, mereka dapat berhubungan dengan banyak sekali orang disekitarnya dalam berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan. Contoh, warga kota yang bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko swalayan, ia akan berhubungan dengan berbagai jenis tipe manusia yang berbeda pekerjaan dan bahasa mereka, kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo waktu yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatian mereka kepada sesamanya, termasuk anggota keluarganya sendiri. Sehingga hal itu dapat memicu sifat acuh atau berkurangnya rasa solidaritas sosial kelompok. Kepadatan penduduk kota yang begitu tinggi mengakibatkan warga kota dekat secara fisik tapi jauh dari segi sosial-psikologis, seolah-olah terjadi jarak sosial yang cukup dalam. Terjadi perbedaan yang seringkali sangat jauh tentang penilaian sosial karena adanya perbedaan status, kepentingan dan situasi serta kondisi kehidupan kota yang mungkin berbeda satu sama lain. Akibat dari beberapa faktor diatas, masyarakat perkotaan cenderung memiliki sistem komunikasi yang tertutup dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Mereka lebih memilih untuk menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan orang lain ketimbang bertemu langsung, meskipun jaraknya cukup dekat. Rasa individualisme yang tinggi menyebabkan komunikasi yang terjalin tidak seerat seperti masyarakat pedesaan. Di pedesaan, meskipun jarak antar rumah masih terbilang sangat jauh, namun setiap orang dapat mengenal dan berkomunikasi dengan baik. Berbeda dengan masyarakat perkotaan, meskipun memiliki jarak yang cukup berdekatan antar rumah satu dengan yang lainnya karena kepadatan penduduknya, namun mereka tidak terlalu mengenal atau jarang berkomunikasi atau bahkan tidak saling kenal dengan tetangga yang berdekatan dengan rumah. Dalam keluarga, komunikasi yang terjalin juga mungkin tidak seintens atau sesering masyarakat pedesaan. Adanya orang tua yang bekerja menimbulkan kurangnya aktivitas bersama keluarga sehingga mengurangi rasa saling menyayangi dan solidaritas dalam keluarga itu sendiri. Selain itu adanya pengaruh media massa juga mempengaruhi dalam kaitannya mengubah perilaku dan sikap anak-anak, sebagian anak-anak lebih suka untuk melawan orang tua, tidak patuh dan tidak hormat, memiliki pergaulan yang bebas bahkan cenderung kebablasan, banyaknya perilaku kriminal yang ditimbulkan akibat kurangnya didikan orang tua yang sibuk bekerja dan lain sebagainya.



10



Adanya teknologi yang berkembang pesat juga menyebabkan sikap acuh tak acuh timbul pada masyarakat perkotaan, kepedulian terhadap sesama bukanlah suatu hal yang dikatakan penting seperti yang terjadi pada masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan lebih memilih untuk memperhatikan kebutuhannya dibandingkan kebutuhan orang lain yang ada disekitarnya. Keberadaan alat teknologi atau gadget menjadi sesuatu yang diagungkan di masyarakat perkotaan. Semuanya dilakukan dengan menggunakan teknologi untuk mempermudah dalam menjalani aktivitas.



4. Media Komunikasi Masyarakat Kota Media komunikasi Masyarakat Terdiri dari beberapa yaitu sebagai berikut: a. Pesan- pesan yang disampaikan melalui massa bersifat umum. b. Berlangsung satu arah. c. Komunikator harus mempersiapkan materi/ informasi yang hendak disampaikan kepada komunikan dengan sebaik mungkin sebelum disebarluaskan melalui media massa. d. Kekuatan siaran sebuah radio atau televisi melalui acara tertentu melahirkan keserempakan sehinggan membuat pendengan mendengarkan dan menyimak.



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat desa adalah masyarakat yang bertempat tinggal jauh dengan pusat fasilitas atau bisa disebut juga desa, serta masyarakat yang tradisional dalam beberapa aspek dalam kehidupannya. Sistem komunikasi masyarakat desa itu sendiri bisa dilihat dari media yang digunakan dan seni tradisional yang sudah ada di kalangan masyarakat. Sehingga masyarakat desa lebih mengenal pentingnya hidup bersama-sama guna menjaga suatu hubungan antar sesama. Masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain. Masyarakat perkotaan memiliki ciri- ciri yaitu Pelapisan Sosial Ekonomi, Individualisme, toleransi sosial, jarak sosial, dan pelapisan sosial. Masyarakat Perkotaan cenderung memiliki sistem komunikasi yang tertutup dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Mereka lebih memilih untuk menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan orang lain ketimbang bertemu langsung, meskipun jaraknya cukup dekat. Rasa individualisme yang tinggi menyebabkan komunikasi yang terjalin tidak seerat seperti masyarakat pedesaan. Di pedesaan, meskipun jarak antar rumah masih terbilang sangat jauh, namun setiap orang dapat mengenal dan berkomunikasi dengan baik.



B. Saran Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis tidak memungkiri adanya kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini. Sehingga, kami masih membutuhkan adanya banyak kritik dan saran dari para pembaca. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.



\



12



DAFTAR PUSTAKA



Imam, Sapari Asy’ari.1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Nurudin. 2014. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Panuju, Redi. 1997. Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yuliati, dkk. 2003. Sosiologi Perkotaan. Yogyakarta: Ponok Pustaka Jogja.



13