6 0 206 KB
LAPORAN STATUS KLINIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FISIOTERAPI NEUROMUSKULER Program Studi Profesi Fisioterapi Nomor Urut : NAMA MAHASISWA
: Fitria Fahrun Nisa
N.I.M.
: J130195110
TEMPAT PRAKTIK
: RSUD RA Kartini Jepara
PEMBIMBING
: Utami Handoyo A S.Ftr
/
/
===================================================================== Tanggal PembuatanLaporan : Selasa, 24 Desember 2019 I.
II.
KETERANGAN UMUM PENDERITA Nama
: Ny. mr
Umur
: 49 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: ibu rumah tangga (penjahit)
Alamat
: sowan pecangaan jepara
No. RM
:
DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. DIAGNOSIS MEDIS : Ischialgia ec HNP B. CATATAN KLINIS: (Hasil : Rontgen, uji Laboratorium, CT-Scan, MRI, EMG, EKG, EEG, dll yang terkaitdenganpermasalahanfisioterapi). Tidakada C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT ) : - Fisioterapi
- NSAID (suntik) D. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTER : Di rujukke fisioterapi oleh dokter spesialis saraf di RSUD RA Kartini Jepara III.
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF A. A N A M N E S I S ( AUTO / HETERO *)) 1. KELUHAN UTAMA : Pasien mengeluhkan nyeri punggung bawah sampai kesemutan di bagian pantat sampai telapak kaki sebelah kiri. 2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: Pada tanggal 4 desember pasien mengeluhkan adanya sakit pada bagian punggung bawah, ketika sedang membungkuk, dan ketika sedang mengejan untuk buang air besar sampai pasien tidak kuat untuk berjalan. Kemudian pasien dating ke RSUD Kartini Jepara pasien mengaku semasa muda sering mengangkat barang yang terlalu berat secara mandiri. kemudian dirujuk ke bagian saraf, dan di sarankan untuk melakukan terapi di Fisioterapi. 3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: Tidak ada 4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA: maag 5. RIWAYAT PRIBADI DAN KELUARGA: Tidak ada B.
PEMERIKSAAN 1.PEMERIKSAAN FISIK TANDA - TANDA VITAL : a) Bp : 120/70 mmHg b) RR: 24 x/Menit c) HR: 80 x / Menit d) Tb : 150 Cm
e) Bb : 46 Kg 2. INSPEKSI (STATIS & DINAMIS) a) Statis :
Bahu asimetris
Sedikit terlihat Varises kedua tungkai
Tidak dapat duduk dengan nyaman
b) Dinamis :
Ketika berjalan pasien terlihat menumpu pada satu kaki
Gerakan fleksi lumbal terbtas
Adanyanyeri gerak lumbal
3. PALPASI (nyeri, spasme, suhu local, tonus, bengkak, dll): -
Suhu tubuh normal
-
Spasme pada para vertebra lumbal
-
Spasme otot hamstring
-
Adanya nyeri tekan pada L4-L5
-
Adanya nyeri tekan pada otot hamstring dan gluteus maximus (piriformis)
4. PERKUSI (refleksfisiologis): Tidakada 5. PEMERIKSAAN GERAK DASAR a. Regio Lumbal
Nama gerakan
Aktif
Pasif
Fleksi
Nyeri, ROM tidak full
Nyeri, elastis end feel, ROM normal
Ekstensi
Tidak Nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak Nyeri, elastic end feel, ROM normal
Rotasi sinister
nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
Rotasi dextra
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, elasti end feel, ROM normal
L.fleksi sinistra
Nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak Nyeri, elastis end feel, ROM normal
L. fleksi dextra
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, end elastic end feel, ROM normal
Region hip Gerakan Fleksi Ekstensi Abduksi Adduksi Endorotasi Eksorotasi
Detra Full ROM tidak ada nyeri Full ROM tidak ada nyeri Full ROM tidak ada nyeri Full ROM tidak ada nyeri Full ROM tidak ada nyeri Full ROM tidak ada nyeri
Sinistra Tidak full ROM adanya nyeri Tidak full ROM adanya nyeri Tidak full ROM adanya nyeri Tidak full ROM adanya nyeri Full ROM tidak ada nyeri Tidak full ROM adanya nyeri
6. Pemeriksaan Kognitif, intra Personal, Interpersonal -
Kognitif : pasien dapat berkomunikasi dengan baik kepada terapis, keluarga maupun orang lain. Pasien juga dapat memahami dengan baik yang di instruksikan terapis, dan masih mempunyai memori yang bagus untuk menceritakan awal mula kejadian yang memyebabkan sakit bagian punggung bawah.
-
Intra personal : pasien mampu berintraksi dengan orang-orang di sekitarnya
-
Inter personal : pasien bersemangat untuk mengikuti terapi
7. Kemampuan Fungsional & Lingkungan Aktivitas Pasien tidak dapat melakukan kegiatan toileting terutama BAB Pasien tidak dapat melakukan sholat dengan berdiri. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas menjahit. 8. PEMERIKSAAN a. Nyeri pemeriksaan nyeri menggunakan NRS
nyeri diam : 2 nyeri tekan :5 (otot paravertebra lumbal), 6 (otot gluteus maximus), 6 (otot hamstring) nyeri gerak : 8 gerak fleksi lumbal, 5 lat fleksi sinistra, 4 rotasi sinistra. 5 gerak fleksi hip, abd-add,endo-ekso rotasi. b. MMT Gerak fleksi Ekstensi Lateral fleksi Rotasi
Nilai MMT 2 3 3 3
c. LGS (mid line) Normal tegak (C7-S2) Fleksi Ekstensi Normal tegak ujung jari Lateral fleksi sinistra Normal tegak ujung jari Lateral fleksi dextra
49 cm 43 cm 37 cm 56 cm 50 cm 53 cm 49 cm
d. tes khusus sesuai keluhan 1. Straight Leg Rissing Test Posisi awal : Telentang, hip adduksi dan endorotasi, knee lurus.Gerakan Terapis mengangkat tungkai pasien (350 – 700), bila pasien mengeluh nyeri pada pantat / paha belakang, untuk lebih meyakinkan bahwa yang terprovokasi adalah syaraf ischiadicus, sedikit turunkan tungkai kemudian lakukan gerakan dorsi fleksi ankle kemudian lepaskan dan pasien diminta mengangkat kepalanya (fleksi leher). intepretasi: Bila nyeri pertama terasa di pantat berarti terdapat penekanan syaraf yang sifatnya central atau karena herniasi discus. Hasil ( + ) 2. Tes Lasegue
Posisi awal : telentang kemudian Mengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila pasien tidak dapat mengangkat tungkai kurang dari 60° dan nyeri sepanjang nervus ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya gerakan sering menyertai radikulopati, terutama pada herniasi discus lumbalis / lumbo-sacralis. Hasil ( + ) 3. Tes bragard Posisi awal : telentang kemudian Mengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila pasien tidak dapat mengangkat tungkai kurang dari 60° tambah gerakan dorsi fleksi ankle dan nyeri sepanjang nervus ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya gerakan
sering
menyertai
radikulopati,
terutama
pada
herniasi
discus
lumbalis / lumbo-sacralis. Hasil ( + )
e. aktivitas fungsional menggunakan index oswestry Aktivitas Pemeliharaan kesehatan diri ( mandi) Aktivitas mengangkat Berjalan Duduk Berdiri Tidur Kehidupan social Bepergian / perjalanan jauh TOTAL Total nilai
Score 2 4 3 3 4 3 4 3 26
Х 100% = 52 %
50 41%-60 % = severe disability ( nyeri terasa sepanjang waktu dan aktivitas sehari-hari mulai terganggu karena rasa nyeri. 9. UNDERLYING PROCESS Mengangkat beban berat berulang
Stress fisik
Respon beban berat
Ligament longitudinal postolateral sinistra menyempit
Pemisahan lempeng tulang rawan
Serabut annulus robek
HNP
Menekan spinal cord
Syok spinal saraf ischiadicus tertekan
Respon nyeri
Gangguan mobilisasi
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI a) Impairment
Adanya nyeri gerak fleksi lumbal dan hip sinistra
Adanya nyeri tekan otot paravertebra lumbal, hamstring dan gluteus maximus sinistra
Adanya spsme otot erector spine (pvl)
Adanya spasme otot hamstring sinistra
ROM lumbal terbatas
ROM hip sinistra terbatas
b) Functional Limitation Tidak bisa rukuk Nyeri ketika berjalan kurang lebih 150 meter Nyeri ketika naik turun tangga Kesulitan gerak membungkuk dan tidak dapat mengangkat benda lebih dari 3 kg Tidak kuat untuk duduk lebih dari 2 jam c) Participation Restriction Tidak dapat melakukan sholat dengan berdiri Tjarang mengikuti kegiatan pengajian dan yasinan Tidak bisa melakukan aktivitas menjahit dengan leluasa Kegiatan toileting terganggu karena kesulitan untuk jongkok lebih dari 5 menit. D.
PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI a) TUJUAN 1) JangkaPendek
Mengurangi nyeri gerak lumbal dan hip sinistra pada terapi ke 2 Mengurangi spasme otot hamstring dan pvl pada terapi ke 2 Mengurangi nyeri pada otot gluteus pada terapi ke 2 2) Jangka Panjang Melanjutkan tujuan jangka pendek apabila masih ditemukan nyeri pada terapi ke 3 Correct posture. Mencegah terjadinya atrofi otot hamstring,quadrisep (anggota gerak bawah) sebelah kiri. E.
TINDAKAN FISIOTERAPI: Dilakukan pada tanggal : 3/ a) Infra Red ( IR ) 1) Persipan alat : - Pastikan kabel sudah terhubung - Atur waktuselama 15 menit dan jarak 30-45cm - Siapkan kacamata hitam 2) Persiapan pasien: - Posisi pasien prone lying dengan perut diganjal bantal - Jelaskan kepada pasien rasa yang di dapat - Jelaskankepada pasien tujuan daripemberian IR 3) Pelaksanaan : - Nyalakan IR - Arahkan sinar IR tegak lurus pada L4-L5 dengan jarak 30 cm selama 15 menit. - Kontrol setiap 5 menit - Tanyakan pada pasien terlalu panas atau tidak - Matikan alat - Rapihkan alat dan tempat
- Kembalikan alat ketempat semula. b) TENS 1) Persiapan Alat : - Pastikan kabel sudah terhubung - Basahi kedua pad - time : 15 menit - Frekuensi : 100 Hz - Arus : burst - Intensitas : 16 ma / toleransi pasien dan harus ada kontraksi otot 2) Persiapanpasien - posisi pasien prone lying senyaman mungkin 3) Pelakasanaan : Menggunakan 4 pad Channel 1 - pad positif (merah di letakkan pada vertebra lumbal4-5 kanan) - pad negative ( hitam di letakkan pada vertebra lumbal 4-5 kiri) Channel 2 - Pad positif di otot piriformis - Pad negative di otot hamstring c) c.) TERAPI LATIHAN DENGAN KONSEP ”Mc kenzie” 1) Persiapan pasien Pasien di posisikan untuk prone lying 2) Gerakan mc kenzie exercise Gerakan 1 mata terpejam selama 1-2 menit dengan mengatur frekuensi pernafasan yaitu dengan tariknafas dalam dan menghembuskan perlahanlahan hingga seluruh tubuh merasakan rilek.
Gerakan 2 posisi kepala dan badan bagian atas terangkat disangga dengan kedua
lengan bawah, posisi siku fleksi 90 derajat, gerakan ini dilakukan secara perlahan-lahan dengan kontraksi otot punggung seminimal mungkin yaitu gerakan terjadi akibat dorongan dan kontraksi dari otot-otot lengan, gerakan ini dilakukan dan ditahan selama 8 hitungan (8 detik) dengan 3 kali pengulangan.
Gerakan 3 posisi kepala dan badan bagian atas terangkat disangga dengan kedua lengan lurus 180 derajat, gerakan ini dilakukan secara perlahan-lahan dengan kontraksi otot punggung bagian bawah seminimal mungkin yaitu gerakan terjadi akibat dorongan lengan, gerakan ini dilakukan dan ditahan selama 8 hitungan (8 detik) dengan 3 kali pengulangan
d). HOME PROGRAM pasien di minta untuk melakukan gerakan seperti latihan mc kenzie di rumah secara mandiri dilakukan minimal 1x sehari setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien di minta untuk selalu menggunakan korset/ brace khusus ketika sedang beraktifitas dan untuk correct posture ketika sedang berjalan, untuk selalu tegak dengan bahu simetris. F.
RENCANA EVALUASI: - Pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT - Pemeriksaan kemampuan fungsional dengan index oswestry
G.
PROGNOSIS - Quo ad vitam
: Bonam
- Quo ad sanam
: dubia ad malam
- Quo ad fungsionam : Bonam H.
EVALUASI DAN TINDAKAN LANJUT -Evaluasi ROM menggunakan mid line
-Evaluasi Fungsional dengan Skala oswestry T0 49 cm 43 cm 37 cm 55 cm
T1 49 cm 43 cm 37 cm 55 cm
T2 49 cm 43 cm 37 cm 54 cm
T3 49 cm 45cm 38 cm 54 cm
T4 49 cm 47cm 39 cm 53 cm
jari Lateral fleksi sinistra 50 cm Normal tegak ujung 57 cm
50 cm 57 cm
48 cm 56 cm
46 cm 56 cm
44 cm 55 cm
jari Lateral fleksi dextra
49 cm
48 cm
48 cm
47 cm
Normal tegak (C7-S2) Fleksi Ekstensi Normal tegak ujung
49 cm
Penilaian menggunakan oswestry dilakukan pada terapi ke 4 : Aktivitas Pemeliharaan kesehatan diri ( mandi) Aktivitas mengangkat Berjalan Duduk Berdiri Tidur Kehidupan social Bepergian / perjalanan jauh TOTAL
Score 2 3 2 2 3 1 2 3 18
18 Х 100% = 36 % 50 21%-40 % = moderate disability ( pasien merasakan nyeri yang lebih dan mulai kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari).
I.HASIL EVALUASI TERAKHIR: Adanya perubahan ROM trunk menggunakan mid line pada terapi ke 2 hingga terapi ke 4, dan adanya perubahan nilai skala oswestry pada terapi ke 4 dari nilai 52 % menjadi 36 %.
_______________, ______________20…. PEMBIMBING
(_________________________________) NIP/NIK
DAFTAR PUSTAKA Ganong, W. F. (Edisi Bahasa Indonesia Wijaya Kusumah M) (1999). Buku Ajar Fisioterapi Kedokteran (Review of Medical Physiologi) edisi 14, Cetakan 1, Buku Kedokteran EGC. Kamali A. (1983). Kamus Kedokteran. Penerbit PT.Dian Rakyat. Jakarta. Kisner, C. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Fifth Edition. Philadelphia: F.A Davis Company. Khan, Marina. Khan, Danish Ali. Khan, Muhammad Ibrahim. 2015. Effectiveness of Mc Kenzie Eercise on Pain and Disability in Acute Discogenic Sciatica. AAHS, 1(2), 35-37. Koes, B. 2007. Diagnosis and Treatment of Sciatica. Netherlands:Department of General Practice, Erasmus MC, University Medical Center Rotterdam. Luklukaningsih, Z. 2009. Anatomi, Fisiologi dan Fisioterapi. Yogyakarta: Nuha Medika. Mardjono M dan Sidharta P. (1978). Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT.Dian Rakyat, Jakarta Markam S. (1982). Neurologi. Penerbit PT.EGC. Jakarta Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri.Semarang: Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Semarang. Permenkes RI.2013. Undang-undang Republik Indonesia No.80 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Jakarta: Permenkes RI. Sanjaya, A. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Sinistra Post Fraktur Kompresi Vl 4 –Vl 5 Di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Snell, S.R. 2014. Anatomi Klinis Berdasarkan Region. Dialihbahasakan oleh Huriawati Hartanto.Jakarta: EGC Usman. 2012. Materi Infra Merah, (online), (http: // www. fisiousman. Net /2012/ 04/ materi –infra -merah.html). Diakses pada tanggal 20 Juni 2016. Wibowo, D. 2013. Anatomi Fungsional Elementer dan Penyakit yang Menyertainya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, anggota IKAPI.
1 1