14 0 163 KB
Indikasi dan Kontraindikasi Gigi Tiruan Jembatan
1. Fixed-fixed Bridge/Rigid Fixed Bridge/Fixed Bridge Semua komponen digabungkan secara rigid, dengan cara penyolderan setiap unit individual bersama atau menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki dua atau lebih gigi penyangga. GTJ tipe ini menghasilkan kekuatan dan stabilitas yang sangat baik dan juga mendistribusikan tekanan lebih merata pada restorasi, serta memberikan efek splinting yang sangat baik. Indikasi:
Pada GTJ span pendek
Splinting pada gigi goyang dengan kondisi periodontal kurang baik.
15 Gambar Fixed Bridge
Sumber: http://guswiyan.blogspot.com/2008_08_03_archive.html&usg GTJ Konvensional
Definisi
1
GTJ yang menggantikan kehilangan (1) Untuk kehilangan gigi 1 s/d
Rigid fixed bridge
Indikasi
1/lebih gigi geligi yang berurutan, gigi 4 secara berurutan didukung
oleh
1/lebih
penyangga
pada
ujung
diastema,
gigi-gigi (2) Pada tekanan kunyah yang
masing-masing normal/besar dalam (3) Salah satu gigi penyangga
pemakaiannya
tidak
terdapat goyang (01) (tanpa kelainan
pergerakan individual dari gigi-gigi periodontal/ penyangga
paska
periodontal)
All acrylic rigid
(1) GTJ sementara
fixed bridge
(2) Tidak alergi akrilik
All
metal
rigid
fixed bridge
terapi
(1) Untuk kehilangan gigi yang tidak memerlukan estetis (2) Gigi penyangga pendek (3) Ruang protesa pendek/kecil (karena kuat dan higienis)
All porcelain rigid
Kehilangan satu gigi depan
fixed bridge Kombinasi (Metal
Sangat
acrylic rigid fixed
menggantikan semua regio
bridge, porcelain
luas,
karena
Metal rigid
fixed bridge)
2. Fixed-Movable Bridge/Semifixed Bridge
Pada GTJ ini, gaya yang datang dibagi menjadi dua, menggunakan konektor rigid dan nonrigid sehingga tekanan oklusi akan lebih disalurkan ke tulang dan tidak dipusatkan ke retainer. GTJ tipe ini memungkinkan pergerakan terbatas pada konektor di antara pontik dan retainer. Konektor tersebut dapat memberikan dukungan penuh pada pontik untuk melawan gaya oklusal vertikal, dan memungkinkan gerakan terbatas pada respon terhadap gaya lateral. Hal ini mencegah gerakan satu retainer yang mentransmisikan gaya torsional secara langsung ke retainer lainnya sehingga dapat menyebabkan lepasnya retainer. Indikasi:
Pada GTJ span panjang
Terdapat pier/intermediate abutment pada penggantian beberapa gigi yang
dapat
hilang.
Gambar 2.17. Semi-Fixed Bridge
Sumber: Shillingburg HT, et al. Fundamental of Fixed Prosthodontics. 3rd ed. Carol Stream: Quintessence Publishing Co, Inc. 1997. 3. Spring Bridge
Konektor GTJ tipe ini berupa loop atau bar.Loop tersebut menghubungkanretainer dan pontik di permukaan palatal. GTJ ini merupakan protesa tissue-borne karena gaya mastikasi yang diterima akan diabsorbsi oleh mukoperiosteum palatal sebelum mencapai gigi penyangga. Spring bridge membutuhkan retensi yang kuat, oleh karena itu biasanya dibutuhkan gigi penyangga ganda. Indikasi:
Terdapat diastema (multiple diastema) dan tetap mempertahankan diastema tersebut
Pada GTJ dengan gigi penyangga tidak berada di sebelah ruang edentulous, contohnya pada penggantian gigi insisif sentral atas yang menggunakan
premolar sebagai gigi penyangga. Gambar 2.18. Spring Bridge
Sumber: Rosenstiel SF, Land MF, and Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4th ed. St. Louis. Mosby, Inc. 2006. 4. Cantilever Bridge
Pontik GTJ tipe ini hanya memiliki satu atau beberapa gigi penyangga di satusisi. Pontik dan retainer akan mengalami/menerima gaya rotasi/ungkit dan akan sangat terbebani jika mendapat beban oklusal. Untuk meminimalkan efek ungkit, pontik biasanya dibuat lebih kecil daripada gigi asli dan kontak ringan saat oklusi dan artikulasi. Kontra Indikasi:
Daerah dengan beban oklusal besar. Apabila terkena gaya lateral, maka gigi penyangga akan tipping, rotasi, atau drifting.
Gigi penyangga nonvital sebagai terminal abutment. Cantilever bridge biasanya memiliki multiple abutment dan retainer harus dihubungkan secara rigid pada satu sisi diastema.
Indikasi:
Penggantian satu gigi hilang (contoh: penggantian insisif lateral yang menggunakan kaninus sebagai gigi penyangga (penggantian gigi kaninus yang menggunakan premolar pertama dan kedua sebagai gigi penyangga
11
, dan
penggantian gigi molar ketiga jika masih terdapat gigi antagonisnya, dengan catatan bentuknya lebih menyerupai gigi premolar. ab
Gambar 2.19. Cantilever Bridge
Sumber:(2.22a) Shillingburg HT, et al. Fundamental of Fixed Prosthodontics. 3rd ed. Carol Stream:Quintessence
Publishing
Co,Inc.1997.
(2.22b)
http://www.dokidoki.ne.jp/home2/jmurase/2.jpg&imgrefurl 5. Compound bridge
Merupakan gabungan dua atau lebih tipe GTJ. Indikasi:
Penggantian gigi hilang yang membutuhkan gabungan beberapa tipe GTJ.
Gambar 2.20. Compound Bridge
Sumber: Rosenstiel SF, Land MF, and Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4th ed. St. Louis. Mosby, Inc. 2006.
6. Adhesive Bridge/Resin-Bonded Fixed Partial Denture/Maryland Bridge Merupakan tipe GTJ yang sangat konservatif karena preparasi yang sangat minimal.Dilakukan preparasi gigi penyangga hanya sebatas email. GTJ tipe ini terdiri dari satu atau beberapa pontik yang didukung retainer tipis yang direkatkan dengan semen dengan sistem etcing bonding ke email gigi penyangga di bagian lingual dan proksimal.Gigi penyangga harus memiliki mahkota klinis yang cukup lebar agar dapat memberikan retensi dan resistensi yang maksimal. Gigi tersebut juga tidak boleh goyang dan inklinasi mesiodistalnya harus kurang dari 15o.Retensinya berupa mikromekanik antara permukaan email dengan permukaan dalam retainer yang telah dietsa. Indikasi:
GTJ span pendek
Abutment yang tidak membutuhkan restorasi
Penggantian kehilangan gigi anterior pada anak-anak, karena anak-anak masih memiliki ruang pulpa yang besar.
Kontraindikasi:
Penggantian
gigi
anterior
yang
deepover
bite
Gambar 2.21. Resin-Bonded Fixed Partial Denture 7. Immeadiate bridge Fixed bridge yang dipasang segera setelah pencabutan gigi dengan fungsi estetis dan membantu proses penyembuhan. 8. Removable Bridge GTJ yang tidak tidak memenuhi definisi sebagai GT yang tidak bisa dilepas.
Tujuan
removable
bridge
ini
adalah
menanggulangi
masalah
sulitnya
memelihara/membersihkan jaringan periodontal terutama daerah di bawah pontik dan antara gigi penyangga dengan pontik. Menggunakan threaded sleeves : Mematri pada coping dari tiap-tiap gigi penyangga. Tambahan retensi dan resistensi perlekatannya sekrup yang dipasangkan pada lengan metal berulir tadi Konstruksi bridge ini tanpa sementasi sehingga retensi berdasarkan friksi dan ketepatan (self retention) antara coping dengan permukaan bagian dalam GT
Andrew bridge
Indikasi: (1) Kehilangan 4 gigi I bawah dengan kedua C sebagai gigi penyangga dan keadaan residual ridge yang besar resorbsinya (2) Pontik mempunyai perluasan sayap untuk menggantikan bagian yang teresorbsi keuntungan : (1) Pemeliharaan lebih baik dapat membersihkan daerah sulit dapat dilepas oleh drg dan pasien
(2) Bila gigi penyangga memerlukan perawatan karena kelainan pulpa/periodontal dirawat tanpa merusak keseluruhan GT (3) Penyesuaian sayap pontik bila ada resorbsi tambahan dapat dilakukan secara langsung/tidak langsung
Periodontal bridge Fixed bridge dengan desain lebih mengutamakan faktor kebersihan dan kesehatan jaringan periodontal
Sumber : Odang, Roselani W, Moh. Arifin, Tri Budi W. Rahardjo. Ilmu Gigi Tiruan Cekat (Teori dan Klinik), Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi- Universitas Indonesia, Jakarta, 2004 (revisi). http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126181-R20-PRO201%20Distribusi%20dan%20frekuensi-Literatur.pdf