Skripsi 1605015036 Siti Maryam Isnaeni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWATI PT. AGRI WANGI INDONESIA MANUFACTURING DIVISION TAHUN 2020



OLEH SITI MARYAM ISNAENI 1605015036



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2020



PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Hubungan Status Anemia Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020. Merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya bukan plagiat dari karya ilmiah yan telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain. Semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya tulis dengan benar sesuai dengan pedoman dan tata cara pengutipan yang berlaku. Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini, baik sebagian maupun keseluruhan merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan perundang-undangan dan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.



Jakarta,



2020



Siti Maryam Isnaeni 1605015036



i



PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: Siti Maryam Isnaeni



NIM



: 1605015036



Program Studi : Kesehatan Masyarakat Fakultas



: Ilmu-ilmu Kesehatan



Jenis Karya



: Skripsi



Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi yang berjudul “Hubungan Status Anemia Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020” beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas



Muhammadiyah



Prof.



DR.



HAMKA



berhak



menyimpan,



mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.



Jakarta,



2020



Yang menyatakan,



Siti Maryam Isnaeni



ii



HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING Nama



: Siti Maryam Isnaeni



NIM



: 1605015036



Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi



: Hubungan Status Anemia Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020



Skripsi dari mahasiswa tersebut di atas telah diperiksa dan disetujui untuk / dan telah disidangkan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan



Masyarakat



Fakultas



Ilmu-ilmu



Kesehatan,



Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.



Jakarta, 5 Agustus 2020 Pembimbing I



Arif Setyawan, SKM., M.Kes



iii



Universitas



HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI Nama



: Siti Maryam Isnaeni



NIM



: 1605015036



Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi



: Hubungan Status Anemia Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020



Skripsi dari mahasiswa tersebut di atas telah berhasil di pertahankan di hadapan tim penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.



Jakarta,



2020



TIM PENGUJI Pembimbing I



: Arif Setyawan S,KM. M.Kes



(



)



Penguji I



: Ikhwan Ridha Wilti, Skm., Mkm



(



)



Penguji II



: Rony Darmawansyah, Skm., Mph (



)



iv



RIWAYAT HIDUP Nama



: Siti Maryam Isnaeni



NIM



: 1605015039



Tempat/Tanggal Lahir : Depok, 26 Mei 1997 Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Alamat



: KP. Sidamukti RT 04 RW 03 No. 23 Sukamaju Cilodong Depok



Telp/Hp



: 085893475083



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan 2002-2003



: TK Lestari Depok



2003-2009



: SD Negeri Sukamaju 6 Depok



2009-2012



: SMP Negeri 12 Depok



2012-2015



: SMK Kesehatan Pelita Husada Bogor



2016-Sekarang



: S1Jurusan Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA



Riwayat Organisasi 2016-2017



: Panitia Khusus MPM UHAMKA



2017-2018



: Wakil Ketua Umum HIMA KESMAS UHAMKA



2018-2019



: Anggota Bidang Hikmah PK IMM FIKES UHAMKA



2018-2019



: Ketua Komisi Keuangan DPM FIKES UHAMKA



v



HALAMAN PERSEMBAHAN Yang utama dari segalanya Sembah sujud serta syukur kepada Allah S.W.T Taburan kasih sayangmu telah memberiku kekuatan atas karunia yang kau berikan Akhirnya skripsi sederhana ini dapat terselesaikan Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kehadirban Rasullah Muhammad SAW Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat aku Kasihi dan sayangi Mamah dan Bapak Tercinta Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga Saya persembahkan karya kecil ini untuk mamah dan bapak yang telah memberikan kasih dan sayang atas dukungan serta cinta kasih yang diberikan dengan tak terhingga yang tidak mungkin terbalas dengan selembar kata cinta dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mamah dan bapak bahagia  Amin Yarobal Alamin… Adikku Tersayang Wulan Untuk adikku, tiada yang paling menyenangkan saat kumpulakur bersama, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu memberikan warna yang ngga akan bisa digantikan oleh apapun. Terimakasih dukungannya  Nenek dan Saudaraku Untuk nenekku tersayang, hormat dan rasa terimakasih yang tidak terhingga untuk nenekku tersayang, terimakasih selalu sayang sama cucunya ini dan selalu mendoakan cucunya untuk samapai di tahap ini. Untuka saudara-saudaraku tersayang terimakasih atas doa dan dukunggannya.



vi



Sahabat dan Teman Seperjuangan Terimakasih untuk temanteman dan sahabat yang saya cintai sudah menemani keluh kesah saya, suka duka di organisasi dan sudah berjuang bersama sampai tahap akhir ini. Terimakasih sudah ada dan saling mendukung satu sama lain mualia dari awal samapi selesai  Dosen Pembimbing dan Almamaterku Terima kasih untuk segala bimbingan serta pelajaran di dunia pendidikan terutama di dalam jurusan Kesehatan Masyarakat. Kepada Pak Arif Setyawan selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat sampai skripsi ini telah selesai. Kepada dosen-dosenku yang terhormat. Semoga kalian semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga pengabdian dan ilmu nya dapat di kenang hingga ujung usia. Dengan segala ketulusan hati Siti Maryam Isnaeni



vii



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Status Anemia Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020”. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini disampaikan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana strata I pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sejak persiapan hingga tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan baik moral maupun spiritual terutama kepada : 1. Ibu Ony Linda M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka 2. Ibu Dian Kholika Hamal,SKM.,M.Kes, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyrakat Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka 3. Bapak Arif Setyawan,SKM.,M.Kes selaku pembimbing utama skripsi. Yang dengan sabar telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan dan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyrakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa studi. 5. Kepada seluruh staff PT. Agri Wangi Indonesia yang telah mengijinkan saya untuk penelitan kepada karyawatinya.



viii



6. Kedua orang tuaku Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah kering akan do’a, dorongan dan bimbingan moril maupun spirituil, sehingga ananda dapat menyelesaikan studi dengan baik. 7.



Adik-adik ku yang selalu menghibur penulis dikala jenuh dalam menulis skripsi ini, terimakasih atas hiburan dan dukungannya



8. Teruntuk sahabat-sahabatku Ayu, Mala, Oput, Peny, Putri dan Nila terimakasih sudah memberi dukungan dan do’a kepada penulis. 9. Teruntuk Sahabat-sahabatku Nindia, Revani, Cucum, Riska, Niken dan Aida terimakasih sudah menjadi pengingat, penyemngat untuk selasai tepat waktu dan Terimakasih sudah sama-sama berjuang dan saling mendukung satu sama lain mulai dari awal hingga selesainya tugas akhir ini, semoga kita semua selalu diberi yang terbaik oleh Allah SWT ya. 10. Teruntuk Bagas Sansang Terimakasih atas perhatian yang selalu diberikan, sesulit apapun keadaan yang dialami selalu ada untuk mendampingi, memberikan support yang luar biasa. 11. Rekan-rekan HIMA KESMAS, DPM FIKES



UHAMKA dan PK



IMM FIKES UHAMKA yang selalu kompak dan selalu memberikan semangat serta dukungan kepada penulis. 12. Rekan mahasiswa Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 selalu kompak memberikan dukungan. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya sebagai balasan atas semua bantuan yang telah diberikan dari pihak-pihak yang telah disebutkan diatas. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, Amin. Wassalamu’alaikum Wr. WB Depok,



ix



2020



Penulis



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Skripsi, Agustus 2020 Siti Maryam Isnaeni, “Hubungan Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Karyawati PT. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020” mmxx + halaman, 26 tabel, 3 gambar + 7 lampiran



ABSTRAK Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Status Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja



pada karyawati. Metode penelitian



adalaha penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional , bertempat di Pt. Agri Wangi Indonesia, populasi pada penelitian ini 400 responden dan sempel pada penelitian ini 100 responden, pengambilan data menggunakan teknik simple random sampling. Faktor yang diteliti adalah usia, pengetahuan, massa kerja, status anemia dan status gizi. Hasil penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bahwa ada hubungan antara usia Pvaleu=0,000, massa kerja PValeu=0,064 , status gizi PValeu= 0,007 dan status anemia PValeu= 0,000. Sedangkan faktor yang tidak ada hubungan adalah pengetahuan PValeu=0,753, dengan kelelahan kerja.



x



Kata kunci: Kelelahan Kerja, Anemia dan Status Gizi



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Skripsi, Agustus 2020 Siti Maryam Isnaeni, “Correlation Anemia And Nutrition Status With Work Fatigue In PT. Agri Wangi Indonesia In 2020” mmxx + pages, 26 tables, 3 pictures + attachments ABSTRACT Fatigue is a protective mechanism for the body to prevent the body from further damage so that it recovers after rest. The purpose of this study was to determine the relationship between anemia status and nutritional status with work fatigue in female employees. The research method is this research using a cross sectional design, located at Pt. Agri Wangi Indonesia, the population in this study was 400 respondents and the sample in this study was 100 respondents, data collection using simple random sampling technique. The factors studied were age, knowledge, work mass, anemia status and nutritional status. The results of the research that have been done show that there is a relationship between age Pvaleu = 0,000, work mass PValeu = 0.064, nutritional status PValeu = 0.007 and anemia status PValeu = 0.000. While the factor that has no relationship is knowledge PValeu = 0.753, with work fatigue.



xi



Keywords: Fatigue, Anemia and Nutritional Status



DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...........................................iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .....................................................iv RIWAYAT HIDUP ........................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................vi KATA PENGANTAR ...................................................................................vii ABSTRAK ......................................................................................................x ABSTRACT......................................................................................................xi DAFTAR ISI ..................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xv DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan masalah ....................................................................................4 C. Tujuan penelitian .....................................................................................5 C.1 Tujuan Umum ..................................................................................5 C.2 Tujuan Khusus..................................................................................5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................5 D.1 Manfaat Untuk Insitusi ....................................................................6 D.2 Manfaat Untuk Fikes Uhamka ........................................................6 D.3 Manfaat Untuk Peneliti lain ............................................................6 E. Ruang Lingkup ........................................................................................6 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP A. Kelelahan Kerja A.1 Definisi Kelelahan Kerja ..............................................................7 A.2 Jenis Kelelahan .............................................................................8 A.3 Mekanisme Kelelahan ...................................................................8



xii



A.4 Gejala Kelelahan ...........................................................................10 A.5 Akibat Kelelahan ..........................................................................10 A.6 Pencegahan Kelelahan ..................................................................11 A.7 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kelelahan .............................11 A.8 Pengukuran Derajat Kelelahan .....................................................21 B. Status Gizi B.1 Pengertian Status Gizi ...................................................................24 B.2 Kebutuhan Gizi Pekerja ................................................................24 B.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ...........................24 B.4 Penilaian Status Gizi .....................................................................25 C. Status Anemia C.1 Definisi Anemia ............................................................................28 C.2 Penentuan Status Anemia .............................................................28 C.3 Cara Mengatasi Anemia ................................................................28 C.4 Definisi Hemoglobin .....................................................................30 C.5 Batas Kadar Hemoglobin ..............................................................30 C.6 Fungsi Hemoglobin .......................................................................32 C.7 Pengukuran Hemoglobin ..............................................................32 D. Penelitian Terkait .................................................................................33 E. Kerangka Teori ....................................................................................34 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPRASIONAL & HIPOTESIS A. Kerangka Konsep .................................................................................35 B. Definisi Oprasional ..............................................................................36 C. Hipotesis...............................................................................................39 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .................................................................................40 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................40 C. Populasi dan Sampel ............................................................................40 D. Sumber Data ........................................................................................42 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................42 F. Pengolahan Data ..................................................................................45 G. Analisis Data ........................................................................................46



xiii



BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................................47 B. Analisis Univariat ................................................................................48 B.1 Kelelahan Kerja ............................................................................48 B.2 Usia ...............................................................................................49 B.3 Status Gizi .....................................................................................49 B.4 Massa Kerja ..................................................................................50 B.5 Status Anemia ...............................................................................50 B.6 Pengetahuan ..................................................................................51 B.7 Rekapitulasi Analisis Univariat ....................................................52 C. Analisis Bivariat ..................................................................................52 C.1 Hubungan antara Usia dengan Kelelahan Kerja ...........................53 C.2 Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja .................53 C.3 Hubungan antara Massa Kerja dengan Kelelahan Kerja ..............54 C.4 Hubungan antara Status Anemia dengan Kelelahan Kerja ...........54 C.5 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kelelahan Kerja ..............55 C.6 Rekapitulasi Analisis Bivariat ......................................................55 BAB VI PEMBAHASAN A. Kelelahan Kerja ...................................................................................57 B. Usia ......................................................................................................58 C. Status Gizi ............................................................................................59 D. Massa Kerja..........................................................................................59 E. Status Anemia ......................................................................................60 F. Pengetahuan .........................................................................................60 G. Keterbatasan Penelitian .......................................................................61 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................................63 B. Saran.....................................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xiv



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indeks Masa Tubuh..........................................................................18 Tabel 2.2 Pertanyaan IFRC ..............................................................................22 Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif ..........................................23 Table 2.4 IMT menurut Supriasa .....................................................................26 Table 2.5 Batas Kadar HB ...............................................................................30 Table 2.6 Standar Batas Kadar Hemoglobin....................................................31 Table 3.1 Definisi Oprasional ..........................................................................36 Tabel 5.1 Nilai Statistik Berdasarkan Kelelahan Kerja....................................48 Table 5.2 Distribusi Responden berdasarkan katagorik kelelahan ..................48 Tabel 5.3 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Usia Karyawati...........................49 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Usia Karyawati.........49 Tabel 5.5 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Status Gizi Pada karyawati..........49 Tabel 5.6 Distribusi Responden Kategori Status Gizi karyawati....................49 Tabel 5.7 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Massa Kerja Pada karyawati.......50 Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja karyawati..............50 Tabel 5.9 Nilai Statistik Berdasarkan Status Anemia Pada karyawati............50 Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Status Anemia karyawati......51 Tabel 5.11 Nilai Statistik Berdasarkan Pengetahuan Pada karyawati............51 Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan..........................51 Tabel 5.13 Rekapitulasi Uji Univariat .............................................................52 Tabel 5.14 Hubungan Usia dengan Kelelahan.................................................53 Tabel 5.15 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kelelahan Kerja..............53 Tabel 5.16 Hubungan Massa Kerja dengan Kelelahan Kerja ..........................54 Tabel 5.17 Hubungan Status Anemia dengan Kelelahan Kerja .......................54 Tabel 5.18 Hubungan Pengetahuan dengan Kelelahan Kerja ..........................55 Tabel 5.19 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat..............................................55



xv



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 ......................................................................................................9 Gambar 2.2 ......................................................................................................34 Gambar 3.1 ......................................................................................................35



xvi



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran Kuesioner Lampiran Perizinan Kampus Lampiran Perizinan Institusi Lampiran Output Lampiran Kegiatan Penelitian



xvii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia sedang mengembangkan dan merumuskan program kesehatan dan keselamatan kerja nasional tahun 2019-2024. Penerapan K3 nasional yang diterapkan di setiap perusahaan harus sesuai dengan K3 Nasional yang dipegang oleh Kemenaker [ CITATION ILO191 \l 1033 ]. Dalam Rangka mewujudkan K3 Nasional di Era Globalisasi, maka K3 Nasional menyongsong sumber daya manusia yang berkualitas merupakan factor penentu untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pekerja mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku untuk tujuan pembangunan berkembangnya IPTEK, setiap tenaga kerja dipaksakan untuk menjadi pekerja yang berkualitas, terampil dan mampu meningkatkan kesejahteraan. Ketahanan tubuh pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik [ CITATION Adn161 \l 1033 ]. Partisipasi pekerja wanita dalam bekerja meningkat signifikan dibandingkan pekerja pria. Pada tahun 2019 populasi pekerja wanita mengalami peningkatan mencapai 70% (44.465) dari jumlah total 64.062 pekerja diseluruh wilayah Indonesia (BPS, 2018). Peningkatan jumlah pekerja wanita jauh dibandingkan dengan pekerja pria. Hal ini diakibatkan terbukanya sector pekerjaan dengan kesempatan kerja yang banyak serta dapat menampung pekerja wanita itu sendiri untuk memperkuat ekonomi keluarga (BPS,2018). Kemajuan jumlah tenaga kerja di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat, akan tetapi tidak ada upaya dari perusahaan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan pada pekerja, maka angka kecelekaan kerja di Indonesia cukup tinggi. Salah satu ganguan kesehatan pada pekerja adalah berupa kelelahan kerja. Kelelahan merupakan keadaan umum yang dialami kebanyakan tenaga kerja setelah melakukan pekerjaan [ CITATION Vic082 \l 1033 ].



1



2



2



Menurut International Labour Organitation (ILO) bahwa dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan, penelitian yang dilakukan oleh ILO bahwa dari 58.115 sempel diantaranya 32,8% atau sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Cha11 \l 1033 ] di China tentang Fatigue: The Most Critical Accident Risk in Oil and Gas Construction mengatakan bahwa sebanyak 226 respondent (78%) mengalami kelelahan, diantaranya sebanyak 64 respondent (22%) tidak mengalami kelelahan. Menurut Depnakertrans RI bahwa kecelakaan kerja tahun 2019 terjadi 9.891 khasus kecelakaan kerja ditahun 2012 terjadi kecelakaan kerja meningkat sebanyak 21.735, sedangkan 2013 kecelekaan kerja di Indonesia meningkat sangat tinggi sebanyak 35.917 akan tetapi pada tahun 2014 angka kecelakaan kerja menurun sebanyak 24.910. Lebih dari 65% pekerja di Indonesia datang ke poli klinik perusahaan dengan keluhan kelelahan kerja [ CITATION Kem14 \l 1033 ]. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Umiyati (2010) bahwa



kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja penjahit wanita disektor informal, sebanyak 41 respondent mengalami kelelahan yang disebabkan oleh target yang tidak menentu dari pabrik tersebut. Bahwa kelelahan itu merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan organ lebih lanjut. Bahwa kelelahan menunjukan kondidi yang berbeda antar individu, tetapi pada dasarnya sama yakni kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada pekerja adalah intensitas dan lamanya kerja fisik, mental dan lingkungan, problem fisik, kenyeriaan dan kondisi kesehatan, serta nutrisi/status gizi. Faktor-faktor tersebut dapat bervariasi namun hal ini dapat diperbaiki dengan penyegaran saat istirahat waktu malam hari atau saat istirahat waktu bekerja [ CITATION Kus141 \l 1033 ]. Factor yang mempengaruhi kelelahan kerja bisa terjadi pada wanita adalah IMT (Berat badan berlebih) dan Hemoglobin yang berkurang. Status IMT adalah keadaan suatu tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antar zat gizi kedalam tubuh dan serta perhitungan IMT seseorang (Mustika,2012). Status gizi memiliki peran penting bagi pekerja



3



dikarenakan untuk meningkatkan produktivitas pekerja itu sendiri. Pekerja dalam hakekatnya harus memiliki asupan gizi yang seimbang untuk melakukan pekerjaan yang sangat berat, tetapi seringnya pekerja lupa makan karna terlalu disibukan dengan target yang diberikan oleh tempat bekerjanya. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut adalah dapat mengurangi energy, asupan zat gizi, menurunkan imunitas, menurunkan kekebalan tubuh dan cepat merasa lelah. Kondisi tersebut harus diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas pekerja tersebut bila mana tidak diperhatikan maka produktivitas pekerja menurun dan banyak pekerja yang sakit. Pekerja yang memiliki berat badan lebih atau kurang akan cenderung memiliki gerakan yang lamban dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan mempengaruhi produktivitasnya. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan bahwa presentasi polisis yang berbadan gemuk dengan tingkat kelelahannya adalah 87%, angka ini jauh dari polantas yang berbadan normal, pekerja yang memiliki berat badan normal akan memiliki kapasitas kerja normal dan ketahan badan yang normal tidak akan merasa cepat lelah dan cape [ CITATION Sor141 \l 1033 ]. Penyebab kelalahan bisa juga disebabkan oleh faktor lain yaitu status Anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan masyrakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok Wanita Usia Reproduksi (WUS). Pekerja perempuan merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi. Dikarenakan pekerja perempuan lebih rentan terhadap kekurangan gizi atau kelebihan gizi karena selain masalah pekerjaan, wanita mengalami Menstruasi setiap bulan dan wanita mengalami keadaan hamil yang sengat mempengaruhi keadaan tubuhnya. Menurut WHO, pravelensi Anemia pada semua jenis kelamin dan usia dapat dilihat secara Global 2007-2018 dari tahun 2007-2018 sebesar 40-88% orang terkena Anemia, pada pekerja wanita mencapai 60% terkena Anemia gizi (Gandy et al, 2016). Menurut Kementerian Kesehatan (2015) menyakatakan bahwa sekitar 50% dari 25 juta pekerja wanita di Indonesia menderita Anemia Gizi Besi. Anemia Gizi Besi ini mengakibatkan kadar Hemoglobin (Hb) para pekerja perempuan di bawah nilai normal nasional yang di tentukan oleh Kemenkes. Kadar Hemoglobin yaitu suatu parameter yang digunakan secara



4



menyeluruh untuk menetapkan angka kejadian anemia. Nilai rerata Nasional Kadar Hemoglobin (Hb) pada perempuan dewasa adalah > 12,0 gr/dl. Sebanyak 17 provinsi di Indonesia mempunyai nilai kadar Hemoglobin (Hb) dibawah nilai normal nasional. Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi Anemia di Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% diperkotaan dan 22,8% dipedesaan serta 23,9% perempuan. Berdasarkan studi terdahulu yang dilakukan oleh Islami (2018) pada perawat Rumah Sakit PT. Nusantara Medika Utama Jember. Berdasarkan data yang ada perawat yang berjumlah 69 orang dan memiliki beban kerja yang berat. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara Anemia dengan kelelahan kerja, perawat yang memiliki Anemia rendah akan mempengaruhi kelelahan kerja sedangkan untuk status gizi terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada perawat PT. Nusantara Medika Utama Jember. Bagi PT. Agri Wangi indonesia, gizi kerja yang baik selain dapat meningkatkan produktiitas kerja. PT. Agri Wangi merupakan bidang usaha manufacturing di bidang pengepakan teh sariwangi, yang memiliki jam kerja sekitar 8 jam bekerja dengan istiahat 30 menit. Berdasarkan survey awal bahwa PT. Agri Wangi Indonesia memiliki tenaga kerja wanita sebanyak 85%. Dari jumlah keselurahan karyawan 1500 jiwa. Ditemukan kasus Anemia sebesar 20% pada unit pengepakan teh dan royco PT. Agri Wangi Indonesia. Data kesakitan dilihat dari data poli klinik PT. Agri Wangi Indonesia, sering didapatkan keluhan seperti lemah, lesu, ngantuk, dan pusing. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peniliti, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan ststus anemia dan ststus Gizi pada karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia tahun 2020. B. Rumusan Masalah Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penliti di PT. Agri Wangi Indonesia bahwa status gizi dan status Anemia bisa mempengaruhi kelelahan kerja dan dapat memperburuk produktivitas pekerja itu sendiri, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati PT. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020.



5



C. Tujuan C.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Antara Status Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020”. C.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran Kelelahan pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 2. Diketahuinya gambaran karakteristik karyawati (umur dan pengetahuan) PT. Agri Wangi Indonesia 3. Diketahuinya Massa Kerja pada karyawati



PT. Agri Wangi



Indonesia 4. Diketahuinya gambaran status gizi karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 5. Diketahuinya gambaran status anemia karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 6. Diketahuinya hubungan antara karakteristik karyawati dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 7. Diketahuinya hubungan antara massa kerja dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 8. Diketahuinya hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia 9. Diketahuinya hubungan antara status anemia dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia D. Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Untuk Insitusi Terkait Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bentuk data dan informasi tentang Hubungan Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia. Penelitian ini dapat digunakan data gambaran kelelahan serta faktor-faktor yang berhubungan digunakan sebagai



6



masukan atau pertimbangan dalam mengatasi masalah kelelahan kerja pada karyawati. D.2



Manfaat Untuk Fikes UHAMKA Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memberikan manfaat dalam bentuk data dan informasi tentang Hubungan Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia. Penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga pengajar, mahasiswa dan alumni UHAMKA sebagai bagian dari materi proses belajar dan mengajar di UHAMKA.



D.3 Manfaat Untuk Peneliti Lain Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memberikan manfaat dalam bentuk data dan informasi Hubungan Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia. Data dan informasi ini dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ide penelitian dalam memperkaya refrensi peneliti selanjutnya. E. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia. Sasaran pada penelitian ini adalah pekerja wanita di PT. Agri Wangi Indonesia.. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional karena pada penelitian ini variabel dependen dan variabel independen diamati dalam satu waktu yang sama. Sedangkan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu diperoleh



secara



observasi,



wawancara



menggunakan kuesioner alat ukur perasaan



dan



pengukuran



langsung



kelelahan Industrial Fatigue



Research Committee (IFRC) yang merupakan cara untuk mengukur tingkat kelelahan kerja secara subjektif tenaga kerja Indonesia dan alat ukur untuk mengukur tinggi badan, berat badan dan kadar hemoglobin.



BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Kelelahan Kerja A.1 Definisi Kelelahan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahwa kelelahan itu berasal dari kata lelah yang berarti penat, letih, payah, lesu, dan tidak bertenaga. Kelelahan yaitu suatu proses perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat [ CITATION Tar151 \l 1033 ]. Konsep kelelahan (kelesuan), yaitu perasaan



subjektif, tetapi berbeda dengan kelemahan dan memiliki sifat bertahap yang dapat diatasi dengan periode istirahat. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Berrios GE, (1990), menuliskan bahwa secara medis, kelelahan yaitu suatu gejala nonspesifik yang berarti memiliki banyak kemungkinan yang disebabkan oleh kelelahan. Kelelahan suatu fenomena yang bukan tanda karena kelelahan merupakan suatu perasaan subjektif yang dilaporkan oleh pasien. Selain kelelahan emosional ada juga kelelahan fisik atau kelelahan otot yaitu ketidakmampuan fisik otot untuk tampil maksimal [ CITATION Kus141 \l 1033 ].



Definisi kelelahan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan subyektif seperti perasaan frustasi, banyak fikiran, stress kerja, merasa sedih atau merasa apatis yang disebabkan oleh keadaan fisik dan keadaan mental dan serta faktor psikis sehingga kapasitas kerja terganggu. Menurut [CITATION DRd14 \l 1033 ] bahwa kelelahan yakni: pekerjaan yang monoton,



kesengguhan dan lamanya kerja baik mental ataupun fisik yang tidak sejalan dengan keadaan tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan suatu lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak di jelaskannya tanggung jawab, khawatiran yang mendalam dan konflik batin, serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja.



7



8



A.2 Jenis Kelelahan 1. Kelelahan Otot Menurut (Kusuma, 2014), kelelahan otot ditandai dengan keadaan tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot. Rendahnya kinerja otot terjadi setelah tekanan fisik yang diterima oleh otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukkan semakin rendahnya gerakan dan pada akhirnya dapat menyebabkan melemahnya suatu kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan dan meningkatkan kesalahan saat melakukan kegiatan kerja sehingga akan mengganggu produktivitas tenaga kerja. Sampai saat ini masih berlaku 2 teori mengenai kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan yaitu akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efesiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder. Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses (Tarwaka, 2015). 2. Kelelahan Umum Kelelahan umum menurut (Kusuma, 2014) yaitu hilangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan keadaan saraf sentral dan kondisi psikis. Gejala utama kelelahan pada umumnya yakni perasaan lelah yang luar biasa dan terasa aneh. Aktivitas menjadi terganggu karena timbulnya gejala kelelahan sehingga menimbulkan perasaan tidak ada gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun mental, menimbulkan perasaan terasa berat dan ngantuk [ CITATION Bud03 \l 1033 ]. A.3 Mekanisme Kelelahan Kelelahan kerja merupakan keadaan dan perasaan kelelahan akibat beroperasi dari pusat kesadaran yakni korteks serebri kemudian dipengaruhi oleh 2 sistem antagonistik yakni: sistem penghambat (Inhibisi) dan sistem penggerak (Aktivasi). Sistem penghambat (Inhibisi) yaitu mampu menurunkan kemampuan manusia dalam bereaksi sehingga menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Sistem penghambat ini terletak



9



pada Thalamus. Sistem penggerak (Aktivasi) mampu merangsang peralatan yang ada di dalam tubuh untuk bekerja, berkelahi dan lain sebagainya (Kusuma, 2014). Kelelahan sebagai akibat akumulasi asam laktat di otot dan zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot dan kemungkinan faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan. Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat dan asam laktat ini merupakan produk yang bisa menghabat kesinambungan kerja otot sehingga terjadi kelelahan. Dalam stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat kembali menjadi glikogen sehingga memungkinkan otot dapat berfungsi normal kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh terhadap kecepatan fungsi otot. Jika beban kerja otot tidak terlampau besar maka otot dapat mempertahankan keseimbangan, asam laktat yang berlebih tidak terakumulasi dan otot tidak mengalami oxygen debt sehingga kapasitas kerja otot kembali normal, atau tidak munurun (Mauritis, 2011). Siklus krebs menghasilkan karbondioksida dan energy yang berbentuk Adenosin Triphosfat (ATP). ATP adalah sumber utama energy tubuh yang digunakan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Kelelahan akibat dari akumulasi asam laktat di otot dan di dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot dan kemungkinan faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap proses terjadinya kelelahan. Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat dan asam ini merupakan produk yang dapat menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi kelelahan.



Gambar 2.1 Mekanisme Kelelahan Kerja



10



A.4 Gejala Kelelahan Kerja Kelelahan terjadi adanya gejala yang diawali dengan perasaan lelah pengurangan daya tahan tubuh dan ketidakinginan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Dalam teori Helbigh dan Rohment, bahwa gejala kelelahan dapat dibagi menjadi 3 kategori : 1. Gejala Psikologis Kelelahan diinterprestasikan sebagai penurunan fungsi organ. Perihal ini menciptakan reaksi psikologis terdapat adanya kenaikan frekuensi detak jantung. 2. Gejala Prilaku Keletihan diinterprestasikan sebagai penurunan parameter kinerja sebagai contoh kenaikan keselahan dalam bekerja dalam merapihkan tugas-tugas yang diberi. 3. Gejala PsikoFisik Kelelahan diinterprestasikan sebagai kenaikan perasaan, banyaknya aktivitas dan penurunan keseriusan, durasi serta komposisi aspek pendorong.



Keletihan



merupakan



sebutan



universal



untuk



menggambarkan suatu kondisi yang dirasakan oleh seorang dengan ditandai berbagai gejela semacam lemah, lesu, jenuh, konsentrasi berkurang dan sebagainya. A.5 Akibat Kelelahan Kerja Menurut [ CITATION Set18 \l 1033 ] kelelahan kerja bisa memunculkan sebagian kondisi ialah prestasi kerja yang menyusut, fungsi fisiologis motorik serta neural yang menyusut, badan terasa tidak merasa segar disamping semangat kerja yang menyusut. Perasaan letih saat bekerja cenderung meningkatkan terjadinya kecelakaan pada pekerja, sehingga bisa merugikan diri pekerja sendiri ataupun perusahaannya sebab terdapatnya penyusutan produktivitas kerja. Menurut Tarwaka, dkk. (2015) dalam bukunya yang berjudul Manajemen dan Implementasin K3 di tempat kerja bahwa risiko terbentuknya kelelahan adalah sebagai berikut : a. Motivasi kerja turun



11



b. Performansi rendah c. Mutu kerja rendah d. Banyak terjadi kesalahan e. Stress akibat kerja f. Penyakit akibat kerja g. Cidera h. Terjadi kecelakaan akibat kerja A.6 Pencegahan Kelelahan Kerja Upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja senantiasa baik, salah satu faktor pentingnya adalah pencegahan terhadap kelelahan kerja. Menurut Tarwaka, dkk. (2015) dalam bukunya yang berjudul Manajemen dan Implementasin K3 di tempat kerja bahwa cara mengatasi kelelahan dengan cara sesuai kapasitas kerja fisik, sesuai kapasitas kerja mental, redesain stasiun kerja ergonomis, perilaku kerja alamiah, kerja lebih dinamis, redesain area kerja, reorganisasi kerja dan kebutuhan kalori seimbang. Sedangkan Tarwaka mengatakan untuk mengendalikan kesehatan dibagi menjadi 4 yaitu : Tindakan preventif, Tindakan kuratif, Tindakan rehabilitative dan Jaminan masa tua. A.7 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Kelelahan kerja dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor yang saling berhubungan. Grandjean (1991) di dalam buku Tawaka tahun 2015 menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi dan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan dan efesiensi proses penyegaran harus dilakukan di luar tekanan (cancel out the stress). Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu senggang saat bekerja juga dapat memberikan penyegaran. Faktor- faktor penyebab kelelahan antara lain: 1. Karakteristik Individu Menurut Manuaba (1998) didalam bukunya dalam mencapai keserasian antara pekerja dengan pekerjaanya maka diperlukan kesesuaian antara pekerja dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum kemampuan atau kapasitas kerja



12



seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yakni diantaranya: usia dan jenis kelamin dan lama kerja. Berikut penjelasannya: a. Usia Faktor individu semacam usia bisa mempengaruhi terbentuknya perasaan letih. Proses menjadi tua diiringi dengan berkurangnya keahlian kerja sebab perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistem cardiovascular, serta hormonal [ CITATION Kus09 \l 1033 ] . Umur seseorang hendak mempengaruhi keahlian serta kapasitas tubuh dalam melaksanakan aktifitasnya. Produktifitas kerja akan menyusut bersamaan dengan adanya bertambahan usia. Umur seseorang yang berusia lebih muda memiliki kekuatan fisik serta cadangan tenaga lebih besar daripada orang yang berumur tua, namun pada subjek yang lebih tua maka lebih gampang memiliki hambatan serta mudah lelah. Hasil penelitian [ CITATION Sar17 \l 1033 ] menyebutkan bahwa responden yang mengalami kelelahan dengan kategori yang tinggi lebih banyak yang berusia tua atau ≥ 35 tahun (89,7%) dibandingkan dengan umur muda atau < 35 tahun (51,4%). Dapat disimpulkan bahwa pekerja dengan umur tua (≥ 35 tahun) lebih cepat mengalami kelelahan



dibandingkan dengan pekerja usia



muda (< 35 tahun). Menurut Kementerian Kesehatan Republic Indonesia tahun 2018 bahwa umur produktivitas untuk pekerja wanita sebagai berikut adalah : a) Usia Muda < 35 tahun. b) Usia Tua ≥ 35 tahun. b. Lama Kerja Lama kerja seseorang biasanya terhitung dalam sehari adalah 610 jam. Sisanya (14-18 jam) digunakan untuk kehidupan sosial, istirahat, tidur dan lain-lain. Dalam seminggu, jika terhitung dalam sehari 6-10 jam maka, dalam seminggu 40-50 jam seseorang dapat bekerja dengan baik dan optimal. Setiap individu memiliki batasan



13



waktu dalam bekerja. Batasan waktu ini diharapkan dapat mempertahankan efesiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dengan optimal guna menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu tanpa menurunkan kualitas kerja. Namun, akan berbeda apabila ada pemanjangan lama kerja lebih dari kemampuan pekerja maka akan berdampak pada penurunan kualitas dan hasil kerja, mempercepat kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit serta kecelakan kerja. c. Jenis Kelamin



Pada umumnya wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot pria. Bagi seorang wanita, jantung harus bekerja memompa darah yang mengandung oksigen lebih berat dari pada pria untuk mengalirkan satu liter oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Dengan demikian, untuk mendapatkan hasil kerja yang sesuai maka harus diusahakan pembagian tugas antara pria dan wanita. Hal ini harus disesuaikan dengan kemampuan, kebolehan, dan keterbatasannya masing masing. d. Pengetahuan Pengetahuan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) merupakan



segala



Sesutu



yang



diketahuinya.



Menurut,



pengetahuan merupakan terjadinya setelah orang melakukan proses pengindraan terhadap objek yang diamatinya. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki seseorang atau kelompok. Pengetahuan dalam peneliatian Amrullah (2019) bahwa kategori pengetahuan dapat dibedakan menjadi katagori pengetahuan baik dan kurang baik. Pengukuran



pengetahuan



menurut



Arikunto



(2010)



menerangkan bahwa pengetahuan seseorang dapat diketahui atau diinterprestasikan dalam skala yang bersifat kategorik yang didasarkan pada nilai presentase seperti pada kategori baik apabila



14



hasil presentase berkisar antara 75% - 100% dan kurang apabila hasil persentase 85 dBA) mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja berat sebesar 53,3% (Irma, 2014). Disimpulkan bahwa kebisingan (>85 dBA) merupakan bagian dari faktor eksternal yang mengakibatkan terjadinya kelelahan kerja. d. Iklim Kerja Efisensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah



16



lingkungan kerja. Untuk suatu ukuran suhu normal bagi orang Indonesia adalah 36,1—37,2oC (derajat celcius). Suhu panas mengurangi kecepatan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu



koordinasi



saraf



perasa



dan



motoris,



serta



memudahkan untuk dirangsang (Kusuma,2009). Iklim kerja mempengaruhi daya kerja seseorang. Produktivitas, efesiensi dan efektivitas kerja dipengaruhi oleh iklim kerja. 3. Faktor Pekerjaan Area pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Berikut poin dari faktor pekerjaan: a. Masa Kerja Semakin banyak masa kerja yang dimiliki oleh pekerja, maka produktivitasnya akan semakin tinggi. Pekerja yang mempunyai masa kerja cukup lama akan mempunyai



pengalaman kerja



yang baik sehingga dapat menghasilkan profuktivitas yang baik pula tetapi pekerja serta massa kerja baru juga dapat menghasilkan produktivitas yang baik juga akan tetapi pada pekerja dengan massa kerja baru akan rentan terhadap kelelahan dikarenakan pekerjaan yang sedikit berbeda dengan pekerja lama. Masa kerja dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu (Subadra, 2015): Masa kerja lama adalah ≥ 3 tahun. Masa kerja baru adalah < 3 tahun. b. Shift Kerja Shift kerja adalah periode waktu suatu kelompok pekerja dijadwalkan untuk bekerja dalam urutan waktu dan pada tempat kerja yang sama [ CITATION Win08 \l 1033 ] . Penerapan shift kerja selama 24 jam dibagi menjadi 2 shift yakni masing-masing siang dan malam 12 jam atau dibagi menjadi 3 shift yakni pagi, siang dan malam 8 jam. Pemilihan model shift kerja ditentukan oleh



17



keseimbangan pertimbangan profesional dan personal. Kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penggunaan shift kerja diantaranya: panjang kerja atau lama kerja tidak boleh melebihi 8 jam per hari, jumlah shift malam dibuat seminimal mungkin, setiap shift malam harus diikuti sedikitnya 24 jam istirahat. 4. Kondisi Kesehatan Keadaan seseorang dinyatakan sehat apabila terpenuhinya batas-batas parameter dari kondisi sehat secara medis. Tubuh yang sehat ideal secara fisik dapat dinilai dari tampilan luar secara medis melalui pemeriksaan antropometri, fisiologis, biokimia, dan patologi anatomi. a. Status Gizi Status gizi mempunyai arti penting dalam kapasitas kerja dan produktivitas. Kelengkapan gizi pada pekerja selama melakukan pekerjaan sebagai cara untuk penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dan merupakan cara dalam meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Hal ini, menjadikan perhatian pada para pekerja yang membutuhkan jumlah kalori yang tepat dengan durasi kerja 8 jam setiap hari dengan harapan dapat mengoptimalkan pemenuhan gizi para pekerja sehingga tercapainya



kesehatan



dan



kesejahteraan



pekerja,



dapat



mempertahankan kemampuan bekerja serta produktivitas kerja secara optimal. Perlu adanya perhatian terhadap kondisi kesehatan pekerja dan dipastikan pekerja dalam kondisi tubuh yang bugar. Kondisi tubuh yang bugar pasti mudah mencerna dan mendistribusikan nutrisi atau zat gizi yang diperoleh dari makanan masuk ke dalam organ tubuh secara baik dan tepat. Perhitungan status gizi dapat memakai metode Antropometri serta menggunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) serta mengukur berat badan dan tinggi badan.



18



Status gizi seseorang dapat diketahui dari perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Adapun cara perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT =



Berat Badan (KG) Tinggi Badan2 (CM)



Hasil tersebut akan dibandingkan dengan standart yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, adapun standart Imt yang diterapkan dapat dilihat ditabel dibawah ini : Tabel 2.1 Indeks Masa Tubuh KATAGORI Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat RINGAN



KURUS NORMAL



IMT < 17.0 17.0 – 18.4 18.5 – 25.0 25.1



GEMUK







Kelebihan berat badan tingkat RINGAN



27.0



Kelebihan berat badan tingan BERAT



< 27.0



Menurut teori kelelahan terjadi pada IMT yang lebih tinggi yaitu obesitas. Secara persentase dapat dilihat bahwa kelelahan kerja berat yang dialami oleh pekerja lebih banyak terjadi pada pekerja yang memiliki status gizi obesitas (Safitri, 2008). Dalam penelitian yang dilakukan kepada tenaga kerja dibagian weaving di PT. Iskandar Printing pada tahun 2014 menyatkan bahwa ststus gizi pekerja ada hubungannya dengan kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja weaving. b. Status Anemia Kadar hemoglobin darah yaitu suatu keadaan dengan darah lebih rendah dari normal. Rendahnya asupan zat besi di dalam tubuh menyebabkan kadar Hb menurun. Zat besi mempunyai



19



peranan yang penting dalam pembentukan Hemoglobin dan mendukung proses metabolisme di dalam tubuh. Hemoglobin memiliki fungsi mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan di dalam tubuh. Pada kondisi defisiensi gizi besi, tubuh tidak dapat menyientisa Hemoglobin sehingga konsentrasi Hemoglobin menurun.



Akibatnya



sel



darah



merah



tidak



dapat



mendistribusikan oksigen ke otak dan seluruh jaringan kedalam tubuh serta menurunnya fungsi otot dan dapat menyebabkan akumulasi asam laknat karena metobolisme anaerob sehingga menyebabkan seseorang mudah lelah. Bisa dikatakatan anemia bila seseorang itu melalukan pengukuran kadar Hemoglobin, pengukuran kadar hemoglobin bisa menguunakan banyak metode salah satunya adalah dengan metode digital dengan alat essy touch atau Hb meter memiliki Gold Standart adalah 80%. Hasil pengukuran Hb meter adalah 1. Anemia bila kadar Hb < 12,0 g/dL 2. Normal bila kadar Hb 12,1-15,1 g/dL [ CITATION WHO19 \l 1033 ]



c. Asupan Gizi Asupan gizi didapatkan dari konsumsi pangan seseorang. Kaonsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah untuk memenuhi rasa lapar atau keinginan memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memenuhi kepuasan emosional ataupun selera individu



dan



tujuan



sosiologis



berhubungan



dengan



pemeliharaan hubungan antar manusia dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (Marsetyo , 2010).



20



Lestyanto, dkk (2013) menyatakan bahwa kebutuhan pangan hanya diperlukan secukupnya, bila kurang maupun lebih dari kecukupan yang diperlukan, terutama apabila dialami dalam jangka waktu yang lama, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Adanya interaksi antara berbagai zat gizi memberikan gambaran perlunya diupayakan suatu keseimbangan zat-zat gizi yang dikonsumsi. Semakin beranekaragam bahan pangan yang dikonsumsi, maka semakin tercapai keseimbangan dalam interaksi antara zat gizi. Kekurangan dan kelebihan zat gizi yang diterima tubuh seseorang akan mempunyai dampak negatif yang sama. Perbaikan konsumsi pangan dan peningkatan status gizi sesuai atau seimbang dengan yang diperlukan tubuh merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia, kesehatan, kreativitas dan produktivitas. Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja, tanpa makanan dan minuman yang cukup maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil dari energi cadangan yang terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan makanan secara terus menerus akan menyebakan susunan tubuh fisiologi terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitas kerjanyaakan menurun bahkan dapat mencapai target rendah (Setyawati, 2018). Untuk mengetahui keadaan konsumsi makanan oleh tenaga kerja perlu diadakan survey makanan mengenai jenis makanan yang di makan yang disesuaiakan dengan usia dan Angka Kecukupan Gizi. Menurut Angka Kecukupan Gizi (2013). Untuk pekerja usia 19-29 tahun 2250 kkal, 56 gram untuk protein, 1500 mg untuk sodium, sedangkan vitamin B1 1,1 mg. Pada usia 30-49 tahun kecukupan energinya sebesar 2150 kkal, 57 gram untuk protein, 1500 mg untuk sodium, sedangkan vitamin B1 1,1 mg (Marmi, 207).



21



A.8 Pengukuran Derajat Kelelahan Terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kelelahan kerja antara lain [ CITATION Mau111 \l 1033 ] : 1. Pengukuran Waktu Reaksi Waktu reaksi adalah waktu yang terjadi antara pemberian rangsang tunggal sampai timbulnya respons terhadap rangsang tersebut. Waktu reaksi merupakan reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi yang memerlukan koordinasi (Kusuma, 2011). Parameter waktu reaksi ini sesekali digunakan untuk pengukuran reaksi kelelahan kerja, namun dikemukakan bahwa waktu reaksi dipengaruhi oleh faktor rangsangannya sendiri baik macam, intensitas maupun kompleksitas rangsangannya, dan dapat juga diengaruhi oleh motivasi kerja, jenis kelamin, usia, kesempatan serta anggota tubuh yang dipergunakan. Pada keadaan kelelahan terjadi perubahan waktu reaksi, waku reaksi lebih lama atau memanjang. 2. Uji Finger-tapping (Uji Ketuk Jari) Uji Finger-tapping adalah mengukur kecepatan maksimal mengetukkan jari tangan dalam suatu periode waktu tertentu. Uji ini sangat lemah karena banyak faktor yang sangat berpengaruh dalam proses mengetukkan jari-jari tangan dan uji ini tidak dapat untuk menguji kelelahan kerja bermacam-macam pekerjaan. 3. Uji Flicker-fusion Uji Flicker-fusion adalah pengukuran kecepatan berkelipnya cahaya (lampu) yang secara bertahap ditingkatkan sampai kecepatan tertentu sehingga cahaya tampak berbaur sebagai cahaya yang kontinyu. Uji ini dipergunakan untuk menilai kelelahan mata saja. 4. Uji Bourdon Wiersma Uji Bourdon Wiersma adalah pengujian terhadap kelelahan kecepatan bereaksi dan ketelitian. Uji ini dipakai untuk menguji kelelahan pada pengemudi.



22



5. Skala Kelelahan Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Metode pengukuran menggunakan skala yang dikeluarkan oleh International Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang atau disebut Subjective Self Rating Test (SSRT) merupakan salah satu kuesioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan subjektif. Di dalam skala IFRC terdapat 30 gejala kelelahan yang disusun dalam bentuk pertanyaan. Sepuluh pertanyaan pertama mengindikasikan adanya pemelahan aktivitas, sepuluh pertanyaan kedua pelemahan motivasi kerja dan sepuluh pertanyaan ketiga mengindikasikan kelelahan fisik atau kelelahan pada beberapa bagian tubuh. Semakin tinggi frekuensi gejala kelelahan muncul diartikan semakin besar pula tingkat kelelahan. Berikut merupakan 30 item indikator pertanyaan yang ada di kuesioner IFRC: Tabel. 2.2 Pertanyaan IFRC 1.Perasaan berat dikepala 2.Menjadi lelah seluruh badan 3.Kaki merasa berat 4.Menguap



16. Kurang kepercyaan 17. Cemas terhadap sesuatu 18. Tidak dapat mengontrol sikap 19.Tidak dapat tekun dalam



bekerja 5.Merasa kacau pikiran 20. Sakit kepala 6.Menjadi mengantuk 21. Kekakuan di bahu 7.Merasakan ada beban di mata 22. Merasa nyeri di pumgung 8.Kaku dan cangung dlam 23. Merasa pernapasan tertekan gerakan 9.Tidak seimbang dalam berdiri 10.Merasa ingin berbaring 11.Merasa sulit untuk berfikir 12.Lelah berbicara 13. Menjadi Gugup 14. Tidak dapat berkomunikasi



24. Haus 25. Suara serak 26. Merasa pening 27. Ketegangan pada kelopak mata 28. Gemeter pada anggota badan 29. Tidak dapat mempunyai perhatian



15. Cenderung untuk lupa



terhadap



sesuatu/memusatkan perhatian 30. Merasa kurang sehat



Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut terbagi menjadi empat kategori besar yaitu:



23



o Skor 0



= Tidak pernah merasakan



o Skor 1



= Kadang-kadang merasakan



o Skor 2



= Sering merasakan



o Skor 3



= Sering sekali merasakan



Berdasarkan desain penilaian kelelahan subjektif dengan menggunakan empat skala likert ini, akan diperoleh skor individu terendah adalah 0 dan skor individu tertinggi adalah 90. Langkah terakhir yaitu upaya perbaikan pada pekerjaan, jika diperoleh hasil yang menunjukkan kelelahan yang tinggi. Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Total Skor



Tingkat



Kategori



Individu



Kelelaha



Kelelaha



n



n Renda



0—21



0



22--44



1



h Sedang



Tindakan Perbaikan



Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan Mungkin diperlukan adanya



45--67



2



Tinggi



tindakan perbaikan Diperlukan adanya tindakan



68--90



3



Sanga



perbaikan Diperlukan tindakan



t



perbaikan



Tingg



mungkin



segera



i Sumber: Ergonomi Industri, Tarwaka (2015)



B. STATUS GIZI B.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah eksperesi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu (Supriasa, 2012). Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,



24



yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Disebabkan antara status gizi kurang, baik dan lebih. Gizi tidak berhubungan dengan kesehatan saja tapi gizi berhubungan dengan perkembangan otak, kemapuan belajar dan produktivitas kerja. Di Negara berkembang seperti di Indonesia dihubungkan dengan upaya untuk memacu pembangunan kualitas sumber daya manusai (SDM). Status gizi pada orang dewasa di perngaruhi oleh banyak factor, salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari-hari. Namun banyak factor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan maka, salah satunya adalah lingkungan. B.2 Kebutuhan Gizi Pekerja Gizi kerja yaitu nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan kalori atau energy sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu, zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air (Asmira, 1980). B.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Menurut Triwibowo dan Mitha (2013), bahwa status gizi biasa mempengaruhi beberapa faktor yaitu : 1.



Konsumsi Makan Merupakan



kebutuhan



sehari-hari



bagi



seseorang



manusia



mengkonsumsi makanan yang kurang asupan zat gizi akan mengakibatkan kurangnya simpanan gizi pada tubuh yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi kemerosotan jaringan. 2.



Faktor Lingkungan Kerja



25



Menurut [ CITATION Bud03 \l 1033 ] faktor lingkungan menunjukan pengaruh terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya motivasi yang kuat, kadangkadang meningkatkan selera makanan sebagai salah satu penyebab bertambahnya berat badan yang menyebabkan kegemukan B.4 Penilian Status Gizi Menurut [ CITATION Sup121 \l 1033 ] Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung yaitu : 1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung a. Indeks Antropometri Secara umum bahwa indeks antropometri artinya ukuran tubuh manusia, bahwa antropometri gizi adalah berkaitan dengan beragam pengukuran dimensi tubuh dari komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supriasa, 2012). Pengukuran antropometri gizi sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Ganguan ini umumnya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Jenis Parameter Antropometri sebagai indikator pengukuran dan memiliki beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Ada beberapa indeks antropometri yaitu : 1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U) 2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) 3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) 4. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) 5. Indeks Masa Tubuh (IMT)



26



Indikator BB/U menunjukan secara sensitive status gizi saat ini karena mudah berubah, namun indikator BB/U tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur berat badan juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu, dan indikator BB/TB menggambarkan secara sensitive dan spesifik status gizi saat ini [ CITATION Soe021 \l 1033 ]. Pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan digunakan untuk mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : IMT =



Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m) × Tinggi Badan (m)



Dengan katagori ambang batas sebagai berikut : Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh Menurut Supriasa



Kurus a.



Normal K



b.



Gemuk



Katagori Kekurangan berat badan tingkat berat badan Kekurangan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat



IMT 18,5-25,0 >25,0-27,0 >27,0



Pe Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan



27



mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelanjar tiroid (Supriasa, 2012). Penggunaan metode ini biasanya digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical survey). Survey ini dilakukan Biokimia b. Bikimia Penilaian status gizi dengan menggunakan teknik biokimia yaitu pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supriasa, 2012). c. Biofisik Penentuan metode biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung a. Survey Konsumsi Makanan Survey konsumsi makanan merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melibatkan jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi. Pengumpulan data untuk konsumsi makanan dapat memberikan tentang gambaran tentang konsumsi zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu [ CITATION Sup121 \l 1033 ].



b. Statistik Vital Pengukuran status gizi menggunakan metode statistic vital adalah dengan menganalisa data beberapa statistic seperti angka kemauan berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi [ CITATION Sup121 \l 1033 ].



c. Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan



28



lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, irigasi dan lain-lain. C. Status Anemia C.1 Definisi Anemia merupakan masalah gizi terbanyak terdapat di seluruh dunia. Anemia yaitu suatu kondisi dengan kadar Hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normal [ CITATION Rus18 \l 1033 ]. Menurut MOST [ CITATION Bri131 \l 1033 ] menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis anemia yakni terdiri dari anemia defesiensi gizi besi, infeksi atau genetik. Anemia yang banyak ditemukan adalah defesiensi gizi besi akibat dari kekurangan asupan zat gizi besi dan zat gizi lain serta rendahnya tingkat penyerapan zat besi. C.2 Penentuan Status Anemia Penentuan status anemia defesiensi zat gizi besi yang paling tepat yaitu menggunakan pemeriksaan biokimia untuk hasil yang nyata daripada menilai konsumsi pangan atau pemeriksaan lainnya. Pengecekan biokimia yang kerap kali digunakan adalah teknik pengukuran muatan zat gizi dan substansi kimia dalam darah dan urine. Dalam pemeriksaan dilakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin yakni dengan mengambil sebagian kecil darah pada responden. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada kondisi defisiensi gizi besi ditandai dengan rendahnya serum besi, TIBC dan transferin saturasi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan Hemoglobin dalam darah. Serum besi dan TIBC biasanya dihitung secara bersamaan dan disusul kemudian oleh transferin saturasi. Penentuan status anemia pada seseorang juga bergantung pada usia dan jenis kelaminnya. C.3 Cara Mengatasi Anemia Kekurangan Kadar Hemoglobin atau anemia dapat diatasi dengan cara meningkatkan kadar Hemoglobin atau mengobati penyakit yang menyebabkan kadar Hemoglobin berkurang. Karena bisa disebabkan oleh



banyak



hal,



maka



kekurangan



Hemoglobin



sebaiknya



diperiksakan ke dokter lebih lanjut. Setelah dokter menemukan apa



29



penyebab tubuh kekurangan Hemoglobin atau anemia, maka ada beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan atau disarankan oleh dokter, antara lain [ CITATION Azm19 \l 1033 ]: a. Meningkatkan asupan zat besi, vitamin B12, dan folat Zat besi, vitamin B12, dan folat adalah nutrisi yang berguna dalam produksi sel darah merah yang kaya Kadar Hemoglobin. Oleh sebab itu, jika tubuh kekurangan Hemoglobin, anda perlu meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi, vitamin B12, dan folat, seperti: 



Hati sapi atau hati ayam.







Daging.







Makanan laut, seperti ikan, udang, dan kerang







Sayuran hijau, seperti bayam, brokoli dan kale.







Kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang merah, dan kedelai.







Sereal yang diperkaya dengan zat besi maupun folat.







Selain dengan makanan, dokter mungkin akan memberikan suplemen yang mengandung zat besi, folat, dan vitamin B12 untuk menambah jumlah hemoglobin dalam tubuh.



Walau secara umum aman dikonsumsi, sebagian orang dapat merasakan beberapa efek samping, seperti mual, sembelit, sakit perut, dan warna tinja menjadi hitam, saat mengonsumsi tablet zat besi. Karena itu, pastikan dosis suplemen yang dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter. Selain asupan di atas, anda juga bisa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C untuk membantu tubuh menyerap zat besi lebih banyak [ CITATION Azm19 \l 1033 ]



b.Terapi eritropoietin Terapi eritropoietin adalah terapi hormon untuk merangsang produksi sel darah merah. Pilihan terapi ini adalah untuk anemia akibat penyakit ginjal berat yang menyebabkan produksi hormon eritropoietin tidak memadai. Penggunaan hormon ini juga bisa untuk



30



mengobati anemia karena efek samping kemoterapi, gangguan sumsum tulang, dan anemia yang disebabkan oleh kanker [ CITATION Azm19 \l 1033 ].



C.4 Definisi Hemoglobin Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah dan hematokrit serta merupakan indikator dalam penentuan defisiensi zat besi dengan tingkat yang paling parah [ CITATION Bri131 \l 1033 ]. Hemoglobin menurut [ CITATION Pea12 \l 1033 ] yaitu protein yang banyak akan zat besi dan mempunyai keterikatan terhadap oksigen. Oksigen akan menyusun ikatan Oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melewati fungsi maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan yang terdapat di seluruh tubuh. Sel darah merah merupakan suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Hemoglobin memiliki warna yang khas yakni merah tua. Warna merah pada hemoglobin disebabkan oleh Fe dengan rangka Protoperphyrin dan globin (tetra phirin) lalu eritrosit hemoglobin berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxyhemoglobin. C.5 Batas Kadar Hemoglobin Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin [ CITATION Pea12 \l 1033 ]. secara cepat untuk mengetahui ganguan klinis kekurangan gizi. Tabel 2.5 Batas Kadar Hemoglobin Umur (tahun)



Jenis



Defisit (g/100 ml)



Normal (g/100 ml)



11,5 atau > 13 atau >



31



F M F



< 10 > 16 < 12 < 10 Trimester 2 < 9,5 Trimester 3



14 atau > 12 atau > 11 atau > 10,5 atau > ml) ke unit standar



internasional dikalikan dengan 10. F = wanita M = lakilaki Sumber: Noss Whitney and Rady Rolfes (1996) di dalam [ CITATION Nin101 \l 1033 ]) Pada penelitian ini menggunakan alat hemometer digital Easy Touch. Alat ini merupakan sistem pemantauan pengujian diri yang dirancang untuk mendiagnosis secara in vitro saja (hanya penggunan eksternal). Sistem pemantauan ini ditujukan untuk para profesional perawatan kesehatan serta seseorang yang memiliki penyakit tertentu guna mempermudah pemantauan kesehatan. Alat ini juga memiliki batas kadar hemoglobin normal berdasarkan jenis kelamin yakni sebagai berikut: Tabel 2.6 Standar Batas Kadar Hemoglobin Jenis kelamin



Batasan



Defisit Hb



Wanita dewasa



normal 12,1-15,1



< 12,0 g/dL



Laki-laki dewasa



g/dL 13,0-16,5



< 13,0 g/dL



g/dL Sumber: Buku Petunjuk Pemakaian Alat Hemometer Hasil pemeriksaan hemoglobin pada penelitian ini melihat pada standar yang ditentukan oleh alat hemometer digital Easy Touch. Hasil pemeriksaan ini



juga



tidak berbeda jauh dengan standar yang



ditetapkan oleh WHO mengenai kadar batas normal nilai kadar Hemoglobin. C.6 Fungsi Hemoglobin



32



Menurut [ CITATION Kem18 \l 1033 ] adapun fungsi hemoglobin di dalam tubuh yaitu sebagai berikut: a. Mengatur perputaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh manusia.



Hemoglobin membawa oksigen ke



seluruh tubuh dan hemoglobin di dalam sel darah merah mengikat oksigen melalui suatu ikatan kimia dengan reaksi Hb + O2 ↔ HbO2 yang dapat berlangsung dalam 2 arah. Dalam perputaran oksigen dengan karbondioksida di dalam tubuh maka berlangsung reaksi arah ke kanan yang merupakan reaksi penggabungan terjadi di dalam alveolus paru-paru. b. Menjemput oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar tubuh. c. Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin (Widyawati, 2012). C.7 Pengukuran Hemoglobin Pengukuran kadar Hemoglobin yang paling sering digunakan adalah metode Sahli adapun metode yang lebih canggih dari metode Sahli yakni metode cyanmethemoglobin. Dalam penelitian ini menggunakan alat yang bernama hemometer digital Easy Touch. Alat ini digunakan untuk mengukur kadar Hemoglobin dalam darah dengan cara mengambil sampel darah responden. Berikut cara kerjanya: 1. Pastikan code card sudah terpasang pada alat. 2. Pasang strip pada ujung alat. Pastikan strip dipakai sebelum masa kadaluarsa berakhir. 3. Bersihkan ujung jari pada bagian yang akan diambil sampel darah dengan alcohol swap. 4. Tusuk ujung jari dengan menggunakan autoclick blood lancet.



33



5. Tekan ujung jari dengan perlahan-lahan hingga darah keluar hingga cukup, kemudian dekatkan sampel darah dengan mulut strip agar cepat terserap langsung oleh ujung mulut strip. 6. Tunggu hasil pada layar alat. 7. Lalu baca hasil yang tertera pada layar. 8. Catat hasil pengukuran pada lembar pengukuran. 9. Setelah kegiatan selesai, matikan alat dengan menekan tombol power off dan kembalikan alat pada tempatnya. D. Penelitian Terkait Menurut Emil Salim (2012) bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan



produktivitas yang



setinggi-tingginya. Sedangkan menurut (Kusuma D. , 2014) Gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aulia Islami (2018) berdasarkan kategori status gizi tidak normal dengan jumlah 58,3% responden dapat terjadi kelelahan dengan intensitas kelelahan berat. Sedangkan 35,3% responden dengan kategori status gizi normal tidak terjadi kelelahan berat. Berdasarkan analisis data tersebut menggunakan uji chi square, didapatkan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada perawat Rumah Sakit di PT Nusantara Binika Utama, sedangkan hubungan anemia dengan kelelahan kerja adalah penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa 52% responden menderita anemia namun terjadi kelelahan berat. berdasarkan hasil uji chi square didapatkan hasil p value kurang dari 0,05 (p=0,000 75



merupakan



%



segala



Sesutu



Sumber



:



yang



[



diketahuinya.



Ari10 \l 1033 ]



Menurut, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terjadi setelah orang melakukan proses pengindraan terhadap objek yang diamatinya.



C. Hipotesis



12,0gr/dL



peneliti di



dalam dari 6.



2. Normal :



CITATION



39



1. Ada hubungan antara anemia dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi 2. Ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi 3. Ada hubungan antara umur dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi 4. Ada Hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi 5. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kelelahan kerja pada keryawati PT. Agri Wangi



40



BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Hasil penelitian menggambarkan hubungan antara variabel bebas (Independen) dengan variabel terikat (Dependen). Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah usia pekerja, status gizi pekerja (IMT), masa kerja serta status anemia pekerja. Sedangkan variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah kelelahan pekerja. B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Agri Wangi Indonesia yang bertempat di desa sanja Citereup Kab. Bogor Jawa Barat dan waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2019, sedangkan waktu pengambilan data akan di lakukan di bulan Juli 2020. C. Populasi dan Sempel Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa,hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti. Pada Pt. Agri Wangi Indonesia memiliki jumlah karyawati sejumlah 400 orang dan 400 responden ini disebut populasi. Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh karyawati sebanyak 400 karyawati dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin [ CITATION Sug141 \l 1033 ]. Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel,



jumlahnya



harus



representative



agar hasil penelitian



dapat



digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :



Keterangan: n = Ukuran sampel/jumlah responden



40



41



N = Ukuran populasi E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e=0,1 Menurut [ CITATION Sug141 \l 1033 ] dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut: Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10-20 % dari populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 400 karyawati, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut: n=



N 1+N (e)2



n=



400 1+400(0,1)2



n=



400 1+ 4



n = 80; Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang mejadi responden wanita PT. Agri Wangi Indonesia, hal dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil berdasarkan teknik simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota. Adapun kriteria inklusi serta kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu : 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. a. Pekerja wanita yang bekerja dibagian produksi. b. Pekerja wanita yang tidak menstruasi.



42



2. Kriteria Eksklusi Kriteria Ekskuli adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel. a. Pekerja wanita yang baru selesai menstruasi. b. Pekerja wanita yang sedang dalam keadaan menstruasi. c. Pekerja wanita yang baru selesai melahirkan. D. Sumber Data Data dalam penelitian ini terdiri dari satu jenis data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder sebagai berikut : D.1 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari pihak lain dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain dalam bentuk tabel maupun diagram [ CITATION Not12 \l 1033 ]. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran tempat penelitian, jumlah pekerja, jam kerja (shift kerja) di Pt. Agri Wangi Indonesia. D.2 Data Priemer Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data [ CITATION Sug141 \l 1033 ]. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh, hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin dalam darah dan kelelahan kerja. E. Teknik Pengambilan Data Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: E.1 Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Mengumpulkan data dengan mengirim pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden, dilakukan dengan menyebar form kuesioner yang berisi pertanyaan meliputi penilaian kelelahan kerja yang terjadi di PT. Agri Wangi Indonesia. Penggunaan kuesioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta mendukung penelitian.



43



E.2 Observasi Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut (Siregar , 2017). Penelitian melakukan pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan tidak dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendaptkan data mengenai keadaan fisik obyek yang mencakup fasilitas yang ada di kawasan perusahaan. E.3 Pengukuran Metode pengukuran yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar hemoglobin (Hb) dan kelelahan kerja. Berikut penjelasannya: 1. Pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) Untuk pengukuran IMT menggunakan alat ukur microtoice dan bathroomscale. Berikut langkah-langkah pengukurannya menurut (Ningtyas, 2010): a. Pengukuran Tinggi Badan i. Microtoice ditempelkan dengan paku pada dinding yang lurus dan datar setinggi 2 meter dari lantai. Pada dinding lantai yang rata, angka 0. ii. Alas kaki dilepas responden harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna. Kaki lurus serta tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang menempel pada dinding dan menghadap lurus ke depan. iii. Microtoice diturunkan sampai rata pada kepala bagian atas, sikusiku harus menempel pada dinding. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan microtoice. Angka yang muncul tersebut menunjukkan tinggi badan yang diukur. b. Pengukuran Berat Badan i.



Jarum penunjuk berat badan harus menunjukkan angka nol.



ii.



Pakaian yang dikenakan usahakan seminimum mungkin, baju



44



atau pakaian tebal dan alas kaki harus dilepas. iii.



Responden berdiri di atas bathroomscale dan angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk adalah berat badan responden.



2. Pengukuran Kadar Hemoglobin Sampel darah responden diambil oleh petugas kesehatan dengan menggunakan alat hemometer digital. Cara kerjanya: a. Pastikan code card sudah terpasang pada alat. b. Pasang strip pada ujung alat. c. Bersihkan ujung jari pada bagian yang akan diambil sampel darah dengan alcohol swap. d. Tusuk ujung jari dengan menggunakan auto click blood lancet. e. Tekan ujung jari dengan perlahan-lahan hingga darah keluar hingga cukup, kemudian dekatkan sampel darah dengan mulut strip agar cepat terserap langsung oleh ujung mulut strip. f. Tunggu hasil pada layar alat. g. Lalu baca hasil yang tertera pada layar. h. Catat hasil pengukuran pada lembar pengukuran. i. Setelah kegiatan selesai, matikan alat dengan menekan tombol power off 1. Pengukuran Kelelahan Kerja Data mengenai kelelahan kerja diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner 30 item gejala kelelahan umum IFRC (International Fatigue Research Committee of Japanese Association of Industrial Health). Setelah melakukan wawancara dan pengisian kuesioner, maka melakukan penghitungan skor dari 1--30 pertanyaan dan dijumlahkannya menjadi total skor individu. Kuesioner ini kemudian dikembangkan untuk diskoring sesuai 4 skala Likert. Berdasarkan desain penilaian kelelahan subjektif dengan menggunakan 4 skala Likert, maka akan diperoleh skor individu terendah adalah sebesar 0 dan skor individu tertinggi 90. Kategori kelelahan kerja menurut Tarwaka (2015) yaitu: 1. Kelelahan rendah, jika skor 0—21 2. Kelelahan sedang, jika skor 22—44



45



3. Kelelahan tinggi, jika skor 45—67 4. Kelelahan sangat tinggi, jika skor 68--90 Namun untuk



keperluan



penelitian



bivariate



peneliti



mengelompokkannya menjadi 2 kategori, yaitu: 1.



Kelelahan tinggi, jika skor ≥ 45



2.



Kelelahan rendah, jika skor < 45



F. Pengolahan Data Data dari lapangan dikumpulkan, kemudian diperiksa, dan diteliti kelengkapannya, serta diolah menggunakan software pengolahan data statistik dengan langkah sebagai berikut: F.1 Coding Coding yaitu proses pemberian kode pada jawaban keusioner untuk memudahkan peneliti saat memulai proses komputerisasi yaitu tahap memasukan data ke komputer. Coding merupakan kegiatan merubah data dari bentuk huruf menjadi data dalam bentuk angka atau bilangan. F.2 Editing Editing yaitu proses menyunting data dan mengidentifikasi kembali variable pertanyaan yang belum di coding serta melihat kelengkapan, kejelasan, relavan, dan konsistensi jawaban sebelum di entry. F.3 Tabulating Tabulating yaitu pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian untuk mempermudah dalam pembacaan hasil penelitian. F.4 Entry Data Entry Data yaitu proses memasukan data dari keusioner ke komputer dengan menggunakan bantuan program komputer setelah semua jawaban keusioner diberikan kode serta keusioner terisi penuh dan benar. F.5 Cleaning Cleaning yaitu proses pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk memastikan tidak terdapat kesalahan pada data tersebut. Kemudian data tersebut siap diolah dan dianalisis. F.6 Skoring



46



Proses pemberian skor atau nilai untuk setiap jawaban responden. Pada penelitian ini dilakukan scoring untuk variabel kelelahan kerja dimana responden diberi skor 3 jika responden menjawab “sangat sering”, diberi skor 2 jika responden menjawab “sering”, diberi skor 1 jika responden menjawab “kadang-kadang” dan diberi skor 0 jika responden menjawab “tidak pernah”. Kemudian dihitung total skor semua item kelelahan kerja, jika total skor ≥ 45 maka dikategorikan menjadi kelelahan tinggi dan total skor < 45 maka



dikategorikan



menjadi kelelahan rendah. G. Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut : G.1 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel independen dan variabel dependen [ CITATION Not12 \l 1033 ].



G.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dengan uji Chi Square. Jika P-value >0,05 maka tidak ada hubungan yang siginifikan antara variabel dependen dengan variabel independen, sebaliknya jika P-Value ≤ 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Rumus : X² = ∑ (O – E)² E Keterangan : X² : Chi Square O : Frekuensi yang diperoleh dari sampel atau hasil pengamatan E : Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dari populasi



47



BAB V HASIL PENELITIAN



A. Gambaran Umum PT Agri Wangi Indonesia PT Agri Wangi Indonesia pada awalnya bernama Agri Tama Indonesia. Kemudian pada Juni tahun 2016 diakuisisi oleh Titan Group. Pemilik Titan Group yaitu Handoko A. Tanuaji. PT Agri Wangi Indonesia dibentuk oleh Handoko A. Tanuaji dan Cathalia F. Randing. Lalu dibuat perusahaan baru yakni PT Agri Wangi Indonesia yg berfokus pada food health free manufactory. PT Agri Wangi Indonesia adalah bentukan saham dari PT Sam Putra Jaya oleh Cathalia F. Randing dan PT Nusa Dua Perkasa oleh Go Rahman Priyono. PT Agri Wangi Indonesia dipimpin oleh Go Rahman Priyono sebagai presiden direktur yang mengolah fungsi-fungsi, seperti keuangan, kepatuhan, sumber daya manusia, hukum, manufaktur, kepegawaian, dan komersil. Pada bulan Juli tahun 2015 PT Agri Wangi Indonesia didirikan diatas tanah seluas 5,2 hektar dengan diawali bangunan seluas 1,2 hektar (bangunan utama). PT Agri Wangi Indonesia yg didirikan pada tahun 2015 mewakili kompetensi komprehensif dalam semi pembuatan teh, kakao, kopi dan rempahrempah dari sumber bahan baku sebagai pencampuran dan pengemasan. Karena banyak row material PT Agri Wangi Indonesia jenis produknya macam-macam sesuai dengan keinginan konsumen. PT Agri Wangi Indonesia pertama kali memulai ekspor pada bulan Oktober, kemudian distribusi lokal dan mendapat sertifikat ISO 9001 didapatkan pada tahun 2015. Lalu pada pertengahan 2017 masih memproduksi ekspor dan lokal. Tetapi, karena banyaknya sertifikat yang dimiliki kemudian secara resmi Unilever mempercayakan PT Agri Wangi Indonesia bekerjasama untuk memproduksi produknya pada bulan Maret tahun 2017. PT Agri Wangi Indonesia memproduksi sebanyak 4,5 ton setiap bulannya dan selalu meningkat sampai dengan 8,5 ton teh. Kemudian, di PT Agri Wangi Indonesiamemproduksi ice tea mulai padabulan Mei tahun 2017 dan untuk produksi knoor dan royco mulai diproduksi pada bulan Mei tahun 2018.



47



48



PT. Agri Wangi Indonesia memiliki 1500 karyawan sejak berdiri dengan pekerja tetap dan buruh lepas, PT. Agri Wangi memiliki 3 Shift untuk semua bagian kecuali untuk staff PT. Agri Wangi Indonesia. Shift tersebut antara lain adalah Shift Pagi dari jam 06.00 WIB s/d 14.00 WIB , Shift Siang dari jam 14.00 WIB S/D 22.00 wib dan untuk Shift malem dimulai dari jam 22.00 WIB s/d 06.00 WIB dengan istirahat masing-masing Shift adalah 30 menit. B. Analisis Uivariat Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif data kelelahan kerja, status anemia, ststus gizi, usia, pengetahuan dan massa kerja. B.1 Kelelahan Kerja Variabel Kelelahan kerja yang telah di olah menghasilkan data sebagai berikut : Tabel 5.1 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Kelelahan Kerja Karyawati di Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 Mean 41,48



Median 40,00



Modus 40



Min 30



Max 80



SD 8,426



Tabel 5.1 Menunjukkan kelelahan kerja pada karyawati di PT. Agri Wangi Indonesia tahun 2020 memiliki nilai rata-rata yaitu 41,48 dengan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 30 skor individu. Sedangkan untuk skor individu terbanyak yaitu dengan jumlah 40 dengan variasi data yaitu 8,426. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Katagori Kelelahan Kerja Karyawati di Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 Tinggi Rendah



Kelelahan Kerja ≥ 45 < 45 Total



N 24 76 100



Persentase (%) 24,0 76,0 100



Tabel 5.2 menunjukkan bahwa karyawati di Pt. Agri Wangi Indonesia tahun 2020 paling banyak pada kategori trendah yaitu 76 responden (76%) dibandingkan dengan kategori tinggi yaitu 24 responden (24%).



49



B.2 Usia Variabel usia yang telah di olah menghasilkan data sebagai berikut; Tabel 5.3 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Usia Karyawati di Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 Mean 28,89



Median 25,00



Modus 22



Min 20



Max 44



SD 8231



Tabel 5.4 menunjukkan rata-rata usia responden adalah 28,89 tahun, dengan usia terendah adalah 20 tahun dan tertinggi 45 tahun. Responden paling banyak berusia 22 tahun. Jumlah dan persentase Karyawati menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Usia Karyawati di PT. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 n 34 66 100



Usia ≥ 35 tahun < 35 tahun Total



Persentase (%) 34.0 66.0 100



Tabel 5.5 menunjukkan karyawati di Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 paling banyak pada usia median Total



N 59 41 100



Persentase (%) 59 41 100



Tabel 5.12 menunjukkan karyawatidi Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 paling banyak pada pengetahuan kurang baik berjumlah 59 karyawati



52



(59,0%) dibandingkan dengan pengetahuan baik berjumlah 41 karyawati (41,0% B.7 Rekapitulasi Univariat Variabel-variabel yang telah diolah kemudian direkapitulasi dalam satu tabel untuk mempermudah dalam melihat hasil keseluruhan data yang diperoleh. Hasil rekapitulasi ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5.13 Rekapitulasi Uji Univariat Hubungan Status Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Karyawati di Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020 Varibel Kelelahan Kerja Usia Status Gizi Masa Kerja Status Anemia Pengetahuan



Kategori 1. Tinggi (≥ 45 skor individu) 2. Rendah (< 45 skor individu) 1. Tua (≥ 35 tahun) 2. Muda (< 35 tahun) 1. Tidak Normal (IMT ≤18,5 atau >25,0) 2. Normal (IMT 18,5-25,0) 1. Lama (≥ 3 tahun) 2. Baru (< 3 tahun) 1. Anemia median)



n 24 76 34 66 49 51 61 39 47 53 59 41



C. Analisis Bivariat Apabila telah dilakukan analisa univariat kemudian telah diketahui karakteristik atau distribusi data setiap variabel, maka dapat dilanjutkan ke dalam analisa bivariat. Model analisis bivariat ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen (kelelahan kerja) dengan vriabel independen (usia, status gizi, massa kerja, status anemia dan pengetahuan). Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Jenis data yang digunakan peneliti untuk analisis adalah data kategorik sehingga uji hipotesa yang digunakan adalah uji statistik Chi Square (X2), dengan tingkat kemaknaan (level of significance) adalah 5%. Ketentuan hubungan dikatakan bermakna jika p-value < 0,05 dan tidak



% 76,0 24,0 34,0 66,0 49,0 51,0 61,0 39,0 47,0 53,0 59.0 41.0



53



bermakna jika p- value >0,05. Bedasarkan hasil analisis bivariat didapatkan hasil berikut: C.1 Hubungan Usia dengan Kelelahan Kerja Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Di Pt.Agri Wangi Tahun 2020



Kelelahan Kerja Tinggi



Usia



Total



Rendah



Tua



N 21



% 61.8



N 13



% 38.2



n 34



% 100



Muda



3



4.5



63



95.5



66



100



PR (95% Confiden t Interval)



P Valeu



13.588 (4.360— 42.350)



0.000



Tabel 5.14 menunjukkan bahwa responden dengan usia tua lebih banyak



mengalami



kelelahan



tinggi



dengan



persentase



61,8%



dibandingkan dengan usia muda dengan persentase 4,5%. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai PR = 13.588, artinya usia tua mempunyai peluang 13.588 kali untuk mengalami tingkat kelelahan yang tinggi dibanding kelompok usia muda C.2 Hubungan Status Gizi (IMT) dengan Kelelahan Kerja Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Di Pt.Agri Wangi Tahun 2020



Indeks Massa Tubuh Tidak Normal Normal



Kelelahan Kerja Tinggi



Rendah



Total



N



%



n



%



n



%



18



36.7



31



63.3



49



100



6



11.8



45



88.2



51



100



PR (95% Confident Interval)



P Valeu



3.122 (1,353— 7.208)



0.007



Tabel 5.15 menunjukkan bahwa responden dengan indeks massa tubuh tidak normal lebih banyak mengalami kelelahan tingkat tinggi dengan persentase 36.7% dibandingkan dengan indeks massa tubuh normal. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value 0,007 maka dapat disimpulkan



54



bahwa ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan kelelahan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai PR = 3.122, artinya pekerja dengan IMT tidak normal mempunyai peluang 3.122 kali untuk mengalami tingkat kelelahan yang tinggi dibanding pekerja dengan IMT normal. C.3 Hubungan Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Massa Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Di Pt.Agri Wangi Tahun 2020



Kelelahan Kerja Massa Kerja ≥3 Tahun Median berjumlah 41 orang dengan persentase 41% sedangkan pengetahuan buruk < median berjumlah 59 orang dengan persentase 59%. 2. Gambaran kelelahan kerja dari 100 karyawati PT. Agri Wangi Indonesia bagian produksi menunjukan hasil kelelahan kerja sebagai berikut, kelelahan kerja tinggi menunjukan bahwa 24 responden dengan persentase 24% dan kelelahan kerja rendah menunjukan bahwa 76 orang dengan persentase 76%. 3. Gambaran Status Gizi dan Status Anemia dari 100 responden karyawati bagian produksi di PT. Agri Wangi Indonesia tahun 2020 menunjukan 49 responden (49%) mempunyai status gizi (IMT) normal dan 51 responden (51%) mempunyai status gizi tidak normal. Status Anemia pada karyawati PT. Agri Wangi menunjukan 53 responden tidak mengalami anemia sedangkan 47 responden mengalami anemia. 4. Hanya ada dua variabel yang menunjukkan tidak adanya hubungan dengan kelelahan kerja yaitu pengetahuan karyawati (Pvalue =0,753)



63



64



dan masa kerja (Pvaleu 0,064), selain itu menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (indeks massa tubuh dengan Pvalue = 0,007, Status Anemia dengan Pvalue = 0,000, usia dengan Pvalue = 0,000) dengan kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia tahun 2020. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran dintaranya sebagai berikut: 1. Disarankan untuk pihak perusahaan untuk melalukan brefing sebelum bekerja untuk mengetahui apakah ada karyawati yang sedang sakit atau tidak supaya bekerja dengan keadaan baik dan pekerjaan dengan target tertentu bisa terkejar. 2. Disarankan untuk pihak perusahaan untuk memberi peregangan otot sekira 2 kali dalam satu shift untuk mengurangi rasa bosan dan pegal akibat pekerjaan yang dilakukan. 3. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk memberi sarapan pagi kepada karyawan untuk menambah kalori pada karyawan/I sarapan berupa teh manis. 4. Disarankan pada pihak perusahaan untuk meringankan karyawan membawa minum yang tidak berasa kedalam tempat produksi dikarenakan untuk mengurangi dehidrasi.



DAFTAR PUSTAKA



Adnyana, I. (2016). Pancreatic Lipase and α-Amylase Inhibitory Potential of Mangosteen ( Garcinia Mangostana Linn). International Journal of Medical Research and Health Science, 23-28. Ammrullah , D. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kryawan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Perilkau Aman. Jurnal Kesehatan Lingkungan , Vol.2. Azmi, N. (2019, April 3). dr. Yusra Firdaus - Dokter Umum. Dipetik Januari 25, 2020, dari Cara Mengatasi Terjadinya Anemia : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/anemia/cara-mengobati-mengatasianemia/ Briawan, D. (2013). Anemia: Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: Penerbit EGC . Budiono, A. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang: Badan Press UNDIP . Chan, M. (2011). Fatigue: The most critical accident risk in oil and gas construction . Construction Management and Economics, 29(4), hal. 341– 353, doi:10.1080/01446193.2010.545993. Hariyati. (2014). Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Pekerja Linting Manual di PT Dijitoe Indonesia Tobacco. Suratakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. (http://eprints.uns.ac.id/8474/1/193101411201107131.pdf). ILO. (2019). Safety and Health at Work . Germani: International Labour Organization. Kemenaker. (2014). Data Angka Kecelakaan Kerja 2011 - 2014. DKI Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia. Kemenkes, R. I. (2018). Fungsi Hemoglobin Pada Pekerja. Jakarta: Kemenkes.go.id. Kusuma, D. (2014). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto.



Kusuma, D. P. (2009). Hiegiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. . Jakarta : CV. Sagung Seto. Kuswana, W. (2014). Ergonomi dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mauritis. (2011). Selintas tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Press. Ningtyas, F. W. (2010). Penentuan Status Gizi secara Langsung. Jember: Universitas Jember. Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pearce, E. (2012). Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka. Russeng, S. (2018). Status Gizi dan Kelelahan Kerja: Kajian pada Pengemudi Bus Malam di Sulawesi Selatan dan Barat. Padang: Disertasi Unhas. Sartono. (2017). Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Karyawan dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Laundry Garment di Bagian Produksi CV Sinergie Laundry Jakarta Barat Tahun 2013. ARKESMAS, Volume 1 Hal 1. Setyawati, V. a. (2018). Hubungan Antara Asupan Gizi Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja. Jakarta: Jurnal Kesehatan UPN Jakarta . Soekirman. (2002). llmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Soraya, A. (2014). Hubungan antara Kadar Hemoglobin (Hb) dengan tingkat kelelahan kerja pada polisi lalu lintaswilayah semarang tahun 2014. Jurnal Kesehatan , http://eprints.dinus.ac.id/6694/1/jurnal_13861.pdf [12 Agustus 2017]. Sugiyono, P. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,. Bandung : Alfabeta. Supriasa, I. (2012). Penilian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . Tarwaka. (2015). Buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Victoria. (2008). Fatigue prevention in the workplace. Sdyne: Workcover.



WHO, W. O. (2019). Batas Kadar Hemoglobin Dalam Darah . Jakarta: ejournal.litbang.depkes.go.id. Winarsunu, T. (2008). Psikologi Keselamatan Kerja. Yogyakarta: UMM Press.



LAMPIRAN



Lampiran 1



HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWATI PT. AGRI WANGI INDONESIA MANUFACTURING DIVIDSION TAHUN 2020 PROGRAM STUDY KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA NASKAH PENJELASAN Selamat pagi/siang/malam. Ibu/saudari, izinkan saya memperkenalkan diri saya Siti Maryam Isnaeni Mahasiswa Dari Program studi Kesehatan Masyarakat S1 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, yang akan melakukan penelitian berjudul “Hubungan Status Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia Manufacturing Dividsion” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis anemia dan status gizi pekerja wanita apakah ada hubungan dengan kelelahan kerja yang di hasilkan perhari. Ibu/Saudari yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini akan diharapkan bersedia diperiksa kadar HB dengan mengambil spesimen darah dengan ukuran kecil (sedikit) dan menjawab pertanyaan yang di tanyakan tentang kelelahan kerja yang sudah disediakan. Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan responden. Apabila selama penelitian ini Ibu/ Saudari merasa ketidak nyamanan, maka Ibu /Saudari berhak untuk berhenti dari penelitian. Kami akan berusaha menjaga hak-hak Ibu/Saudari sebagai responden dari kerahasiaan selama penelitian berlangsung, dan peneliti menghargai keinginan responden untuk tidak meneruskan penelitian. Hasil penelitian ini kelak akan dimanfaatkan sebagai masukan bagi pihak pabrik dalam mengembangkan produktivitas dan kesehatan pekerjanya. Dengan penjelasan ini kami sangat mengharapkan partisipasi dari Ibu/Bapak/Saudara/i. Atas Perhatian dan Partisipasi Ibu/Bapak/Saudara/i dalam penelitian ini, kami ucapkan terimakasih Peneliti



Siti Maryam Isnaeni HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWATI PT. AGRI WANGI INDONESIA MANUFACTURING DIVIDSION TAHUN 2020 PROGRAM STUDY KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informend Consenf) Nama



:



No Telepon



:



Alamat



: Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang



penelitian “Hubungan Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Karyawati PT. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020” maka dengan ini saya sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Bogor, Saksi



2020



Responden



HUBUNGAN ANEMIA DAN STSTUS GIZI DENGAN



KELELAHAN KERJA PADA KARYAWATI PT. AGRI WANGI



INDONESIA



MANUFACTURING



DIVIDSION



TAHUN 2020



A. DATA UMUM A1. No Urut Kuesioner A2. Nama Pewawancara A3. Tanggal Wawancara B. FAKTOR INDIVIDU B1. Nama Responden B2. Umur B3. Berat Badan B4. Tinggi Badan B5. B6.



Sudah berapa lama Anda bekerja di Pt. Agri Wangi Indonesia Kadar Hemoglobin



…………... Tahun …………… Kg (diukur oleh peneliti) …………… Cm (diukur oleh peneliti) Tahun ................... gr/dL (diukur oleh



peneliti) C. PENGETAHUAN ANEMIA DAN STATUS GIZI Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (X) atau memberi jawaban yang paling sesuai pada



tempat yang



sudah di sediakan. C1.



C2. C3. C4. C5. C6. C7.



Menurut anda anemia adalah 1.Benar kekurangan darah yang disebabkan oleh kekurangan gizi ? Menurut saudara bahwa darah rendah bisa disebut juga anemia ? Benar Menurut saudara gejala anemia adalah muka pucat dan lelah berkepanjangan ? Apakah kadar HB normal adalah 12,0-15,0 g/dL ? Apakah makanan seperti hati ayam bisa menormalkan HB ? Apakah obestitas bisa disebut juga kelebihan berat badan ? Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat



2. Salah



2. Salah



1. Benar



2. Salah



1. Benar



2. Salah



1. Benar



2. Salah



1. Benar



2. Salah



1. Benar



2. Salah



berperan dalam meningkatkan zat gizi ? Apakah tahu dan tempe merupakan C8. makanan protein nabati yang bisa 1. Benar meningkatkan zat besi ? Status gizi yang buruk bisa menyebabkan C9. penyakit yang serius ? seperti gizi buruk 1. Benar dan stunting. Apakah makanan yang mengandung C10. banyak bahan pengawet bisa menyebabkan 1. Benar kematian ?



2. Salah 2. Salah 2. Salah



D. KUESIONER IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) Petunjuk Pengisian : Anda diminta memberikan tanggapan atau pernyataan yang terdapat pada kuesioner berikut, sesuai dengan keadaan, pendapat atau perasaaan Anda pada saat skala ini diisi bukan berdasarkan pendapat umum atau pendapat orang lain dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang telah disediakan. Keterangan SS : Sangat Sering (Jika hampir setiap hari terasa dalam 1 minggu) S : Sering (3-4 hari terasa dalam seminggu) K : Kadang-Kadang (1-2 hari terasa dalam seminggu) TP : Tidak Pernah (tidak pernah terasa dalam seminggu) Apakah pada saat Anda Bekerja, Anda merasakan hal-hal sebagai berikut: NO



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



D.1 PELEMAHAN KEGITAN Gejala Kelelahan SS



Apakah saudara mengalami berat di bagian kepala saat bekerja? Apakah saudara mengalami lelah pada seluruh badan saat bekerja? Apakah saudara mengalami berat di kaki saat bekerja? Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja ? Apakah saudara mengalami pikieran yang kacau saat bekerja? Apakah saudara mengantuk saat bekerja? Apakah saudara merasakan mata terasa berat (ingin dipejamkan) saat bekerja ? Apakah saudara merasakan Kaku dan canggung untuk bergerak saat bekerja? Apakah saudara merasakan Tidak seimbang dalam berdiri saat bekerja ?



S



K



TP



10.



No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Apakah saudara merasa ingin berbaring saat bekerja ? D.2 PELEMAHAN MOTIVASI



Gejala Kelelahan



SS



S



K



TP



S



K



TP



Apakah saudara susah untuk berfikir saat bekerja ? Apakah saudara lelah untuk bericara saat bekerja ? Apakah saudara merasa gugup saat bekerja ? Apakah saudara tidak bisa berkonsentrasi saat bekerja? Apakah saudara tidak bisa memusatkan perhatian terhadap sesuatu saat bekerja? Apakah saudara punya kecenderungan untuk lupa saat bekerja? Apakah saudara merasa kurang percaya diri saat bekerja? Apakah saudara cemas terhadap sesuatu saat bekerja? Apakah saudara tidak bisa mengontrol sikap saat bekerja? Apakah saudara tidak dapat tekun dalam pekerjaan saat bekerja? D.3 KELELAHAN FISIK Gejala Kesehatan Apakah saudara mengalami sakit di kepala? Apakah saudara mengalami kaku di bagian bahu setelah bekerja? Apakah saudara mengalami nyeri di punggung setelah bekerja? Apakah nafas saudara tertekan saat bekerja? Apakah saudara sangat haus setelah bekerja? Apakah suara saudara menjadi serak setelah bekerja? Apakah saudara mengalami pusing setelah bekerja? Apakah kelopak mata saudara menjadi kejang saat bekerja?



SS



9.



Apakah anggota badan saudara bergetar (tremor) saat bekerja?u



10.



Apakah saudara kurang sehat saat bekerja?



LAMPIRAN 2



PRINT OUT SPPS



A. Output Analisis Univariat 1. Kelelahan Kerja Statistics Kelelahan N



Valid Missing



100 0



Mean



41.48



Median



40.00



Mode



40



Std. Deviation



8.426



Minimum



30



Maximum



80



Statistics Kelelahan_K1 N



Valid Missing



100 0



Kelelahan_K1 Cumulative Frequency Valid



Valid Percent



Percent



Sedang skor 22-44



76



76.0



76.0



76.0



Tinggi skor 45-67



22



22.0



22.0



98.0



2



2.0



2.0



100.0



100



100.0



100.0



Sangat Tinggi skor 68-90 Total



Statistics Kelelahan_K2 N



Percent



Valid Missing



100 0



Kelelahan_K2 Cumulative Frequency Valid



Kelelahan Tinggi >45 skor



Percent



Valid Percent



Percent



24



24.0



24.0



24.0



76



76.0



76.0



100.0



100



100.0



100.0



Individu Kelelahan Rendah 35 Tahun



34



34.0



34.0



34.0



Muda 25,0 Normal IMT 18,5 - 25,0 Total



4. Massa Kerja Statistics Lama kerja di pt tersebut N



Valid



100



Missing



0



Mean



2.94



Median



3.00



Mode



3



Std. Deviation



1.023



Minimum



1



Maximum



5



Statistics MassaKerja_K N



Valid



100



Missing



0



MassaKerja_K Cumulative Frequency Valid



Valid Percent



Percent



> 3 Tahun



61



61.0



61.0



61.0



< 3 Tahun



39



39.0



39.0



100.0



100



100.0



100.0



Total



5. Status Anemia Statistics Kadar Hemoglobin dalam darah N



Percent



Valid Missing



100 0



Mean



12.449



Median



12.500



Mode Std. Deviation



13.2 1.4005



Minimum



10.0



Maximum



15.0



Statistics Anemia_K N



Valid



100



Missing



0



Anemia_K Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



Anemia 35 Tahun



Muda 25,0 / Normal IMT 18,5 - 25,0) For cohort Kelelahan_K2 = Kelelahan Tinggi >45 skor Individu For cohort Kelelahan_K2 = Kelelahan Rendah 3 Tahun



< 3 Tahun



Count



Total



19



42



61



% within MassaKerja_K



31.1%



68.9%



100.0%



% within Kelelahan_K2



79.2%



55.3%



61.0%



% of Total



19.0%



42.0%



61.0%



5



34



39



% within MassaKerja_K



12.8%



87.2%



100.0%



% within Kelelahan_K2



20.8%



44.7%



39.0%



5.0%



34.0%



39.0%



24



76



100



% within MassaKerja_K



24.0%



76.0%



100.0%



% within Kelelahan_K2



100.0%



100.0%



100.0%



24.0%



76.0%



100.0%



Count



% of Total Total



individu



Count



% of Total



Chi-Square Tests Asymptotic Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio



Exact Sig. (2-



Exact Sig. (1-



sided)



sided)



sided)



a



1



.036



3.434



1



.064



4.671



1



.031



4.381 b



df



Significance (2-



Fisher's Exact Test



.054



Linear-by-Linear Association N of Valid Cases



4.337



1



.037



100



a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,36. b. Computed only for a 2x2 table



Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for MassaKerja_K



Lower



Upper



3.076



1.041



9.094



2.430



.988



5.972



(> 3 Tahun / < 3 Tahun) For cohort Kelelahan_K2 = Kelelahan Tinggi >45 skor Individu



.029



For cohort Kelelahan_K2 =



.790



.642



.972



Kelelahan Rendah 45 skor Individu For cohort Kelelahan_K2 = Kelelahan Rendah