7 0 296 KB
SKRIPSI LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Prodi D-IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
RIZKY MARHAMA P07124417029
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES ACEH TAHUN 2021
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Penelitian ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
Nama
: Rizky Marhama
Nim
: P07124417029
Tanggal
: 8 Juni 2021
Yang Menyatakan,
Rizky Marhama
2
3
LEMBAR PERSETUJUAN
LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI TAHUN 2021 Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Rizky Marhama Nim : P07124417029 Telah disetujui oleh:
Pembimbing 1
Hj Rahmi, SKM, M.Kes NIP.196711101988032002
Tanggal: 9 Juni 2021
Pembimbing 2
Putri Santy, S.SiT, MPH NIP.198003272005012004
Tanggal: 8 Juni 2021
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI TAHUN 2021 Disusun oleh : Rizky Marhama NIM. PO7124417029 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal :.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Hj. Rahmi, SKM, M.Kes NIP. 196711101988032002
Ketua
(.................................)
Cut Nurhasanah, SST, M. Kes NIP. 197011201996032001
Anggota
(.................................)
Anita, SST, MPH NIP. 197609172001122001
Anggota
(.................................)
Mengetahui, Prodi D-IV Kebidanan Ketua,
Adri Idiana, S.SiT, MPH NIP. 197010211994032002
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi Literature Review Hubungan Dukungan Keluarga dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Bayi. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjanan Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh. Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Hj. Rahmi, SKM, M.Kes selaku pembimbing utama dan Ibu Putri Santy, S.SiT, MPH selaku pembimbing pendamping atas jerih payah beliau dalam membimbing skripsi ini hingga selesai. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak T. Iskandar Faisal, S. Kp. M. kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh. 2. Ibu Fithriany, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh. 3. Ibu Adri Idiana, S.SiT. MPH selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan 4. Ibu Iin Fitraniar, SST selaku Koordinator Skripsi Prodi DIV Kebidanan. 5. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; 6. Sahabat yang namanya tidak bisa penulis ucapkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Akhir kata, saya berharap semoga Allahh SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penulisan skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Banda Aceh, 14 Agustus 2020 Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul .............................................................................................. i Halaman Orisinalistas .................................................................................. ii Lembar Persetujuan....................................................................................... iii Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv Kata Pengantar............................................................................................... v Daftar Isi.......................................................................................................... vii Daftar Tabel.................................................................................................... viii Daftar Gambar................................................................................................ ix BAB I PENDAHLUAN A. Latar Belakang...................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian................................................................................ E. Keaslian Penelitian...............................................................................
1 5 5 5 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka...................................................................................... 8 B. Kerangka Teori ................................................................................... 30 C. Kerangka Konsep ................................................................................. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ B. Jenis Data ............................................................................................. C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. D. Analisa Data ........................................................................................
32 32 32 36
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil .................................................................................................... 38 B. Pembahasan.......................................................................................... 46 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................... 7 Tabel 3.1 Kriteria Inklusi.......................................................................................... 33 Tabel 3.1 Tabel Review Jurnal.................................................................................. 34
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.4 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Provinsi 2019...... Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. Gambar 2.2 Kerangka Teori............................................................................. Gambar 3.1 Diagram Alur Review Jurnal.........................................................
viii
2 30 31 31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, angka kematian neonatus (AKN) di Indonesia yaitu 15 per 1000 kelahiran, sedangkan angka kematian bayi (AKB), yaitu 24 dari 1000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita (AKBA) yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup.1 Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar 42% kematian bayi baru lahir disebabkan oleh berbagai bentuk infeksi saluran napas, meningitis dan infeksi gastrointestinal.1 Penyebab kematian bayi yang lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, campak dan difteri.2 Dalam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama. Dalam melaksanakan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita.3 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DTP. Sekitar 60% dari anak-anak ini tinggal di 10 negara termasuk Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan imunisasi meningkat dari tahun 2013 yaitu 32,1%. Terdapat 2-3 juta kematian anak
1
di dunia setiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, namun sebanyak 22,6 juta anak di seluruh dunia tidak terjangkau imunisasi rutin.4 Imunisasi dasar lengkap di Indonesia tahun 2019 sebesar 9,3%. Angka ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2019 yaitu sebesar 93%. Sedangkan menurut provinsi terdapat 15 provinsi yang mencapai target Renstra tahun 2019.5
cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut provinsi tahun 2019 Nusa Tenggara Timur
74.9
Riau
73.3
Papua
71.9
Kalimantan Utara
71.2
Aceh
cakupan imunisasi dasar lengkap bayi 2019
50.9 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumber : Ditjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit, Kemenkes RI, 2020 Gambar 1.4 Provinsi Aceh pada tahun 2018 imunisasi dasar HB 0 sebesar 53,89%, BCG sebasar 50,73%, DPT- HB-HIB1 sebesar 26,93%, DPTHB-HIB2 sebesar 24,98%, DPT- HB-HIB3 sebesar 22,01%, Polio sebesar 25,88%, dan Campak sebesar 37,89%.5 Akibat jika bayi tidak mendapatkan imunisasi, anak akan berisiko terkena penyakit-penyakit seperti Hepatitis B, TBC, Polio, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dan Campak.6 Sistem kekebalan tubuh pada anak yang
2
tidak mendapat imunisasi tidak sekuat anak yang diberi imunisasi, tubuh tidak mengenali virus penyakit yang masuk ke tubuh sehingga tidak bisa melawannya, ini membuat anak rentan terhadap penyakit.7 Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi meliputi beberapa hal, salah satunya disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, perkerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenanga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.8 Penelitian lain yang dilakukan Riskesdas 2013, salah satu alasan terbanyak mengapa anak tidak diimunisasi antara lain karena keluarga tidak mengizinkan anak untuk diimunisasi, sedangkan alasan lain karena factor sibuk, lokasi yang jauh, anak sering sakit dan tidak tau tempat imunisasi (kemenkes 2013).9 Pemberian imunisasi, ibu memerlukan dukungan keluarga (mertua, saudara dan terutama suami) untuk mencapai cakupan imunisasi yang lengkap, akan tetapi banyak ibu yang tidak memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi hal ini dikarenakan suami tidak memberi dukungan/izin kepada ibu untuk mengimunisasi bayinya. Suami tidak mengizinkan ibu diimunisasi karena suami takut bayinya demam, kurangnya pengetahuan dan informasi tentang imunisasi. Dukungan keluarga merupakan dukungan dari anggota keluarga (suami, mertua dan saudara) yaitu memberikan informasi terkait manfaat imunisasi, memberikan izin untuk melakukan
3
imunisasi,
mengingatkan
jadwal
imunisasi,
maupun
menfasilitasi
pemberian imunisasi.10 Budaya masyarakat terhadap imunisasi juga memiliki pengaruh pada pengetahuan seseorang, masyarakat menolak vaksin di berbagai tempat tidak hanya orangtua, tetapi sampai level pemimpin agama, bahkan para kepala daerah yang penduduknya mayoritas muslim. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran masyarakat terhadap bahan vaksin MR yang mengandung babi atau tidak halal (bertentangan dengan nilai agama) da nada juga yang berpengang kepada teori konspirasi Zionist untuk melemahkan umat islam sehingga umat islam enggan suntik vaksin.11 Hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi, penelitian Nintinjri Husnida 2018 yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar diwilayah kerja puskesmas Rangkasbitung desa Cijoro Lebak tahun 2018.12 Dalam penelitian lain yang dilakukan Prita Devy Igiany 2019 yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar.10 Dalam penelitian lain yang dilakukan Sofian (2020) yang berjudul factor yang berpengaruh terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja puskesmas Madat Aceh Timur menunjukkan bahwa ada hubungan budaya dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.13
4
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan tinjauan literature review “Hubungan Dukungan Keluarga dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Bayi”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumusan dalam pernyataan adakah hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi ?
C. Tujuan Penelitian Untuk melakukan riview pada beberapa literature terkait dengan hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat di kembangkan lebih luas lagi agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi.
2.
Manfaat praktis a. Bagi profesi kebidanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan kebidanan yang akan
5
dilakukan kedepannya berkaitan dengan hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi. b. Bagi institusi pelayanan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas dan sekolah-sekolah berkaitan dengan hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi. c. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi tentang hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai tambahan acuan dalam tindakan asuhan kebidanan imunisasi dasar pada bayi.
E. Keaslian Peneliti. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian mengenai “Literature Review Hubungan Dukungan Keluarga Dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Bayi” yaitu:
Judul Penelitian Metoda
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Rahmadani Jurnal Literature review hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap imunisasi dasar lengkap di Indonesia Desain penelitian menggunakan metode desain penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode study literature review yaitu mengkaji lebih keterkaitan hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap imunisasi dasar lengkap di Indonesia dengan cara melakukan
6
Hasil Persamaan Perbedaan
pengkajian terhadap beberapa jurnal. Diperoleh dari penelusuran artikel penelitian dari rentang waktu 2014-2020 menggunakan data base google schoolar, dengan menggunakan kriteria inklusi dan eklusi. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian ini antara lain imunisasi, pengetahuan dan dukungan keluarga diperoleh bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap imunisasi dasar lengkap Persamaan dengan penelitian terdahulu membahas tentang variabel dukungan keluarga Pada penelitian ini membahas tentang 2 variabel yaitu tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1.
Imunisasi a.
Pengertian Imunisasi Imunisasi menurut hidayat (2005) adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin BCG, DPT, campak dan melalui mulut, seperti vaksin polio.14 Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari system imun dalam tubuh.14 vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada suatu antigen berasal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun memproduksi limfosit yang peka, antibodi dan sel memori. Cara ini menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan. Tujuan vaksinasi adalah memberikan “infeksi ringan” yang tidak
8
berbahaya, namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen atau penyakit yang masuk tersebut.14 Kekebalan pasif diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu sendiri, contoh kekebalan janin dari ibu atau kekebalan setelah pemberian
suntikan
immunoglobulin.
Kekebalan
pasif
tidak
berlangsung lama karena di metabolisme tubuh. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat tubuh seperti sendiri akibat terpajan pada antigen, seperti pada imunisasi/terpajan secara alami kekebalan aktif berlangsung lebih lama karena ada memori imunologik.14 b. Tujuan Imunisasi Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).15 Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional kesehatan (RPJMN) target tahun 2019 yaitu 93%, tercapainya
9
Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang
mendapat
IDL
disuatu
desa/kelurahan)
di
seluruh
desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.15 c.
Jenis Imunisasi Dasar 1) Imunisasi BCG Vaksin
BCG
merupakan
vaksin
beku
kering
yang
mengandung Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), strain paris. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis. Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali dan disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik steril (auto distruct scheering) ,05 ml.14 Efek samping 2–6 mi nggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm. Penanganan efek samping : apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptic dan apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan orangtua membawa bayi ke ke tenaga kesehatan.14
10
2) Imunisasi Polio a)
Vaksin Polio Oral (0PV) Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis. Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. Kontra indikasi dan dosis Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.14 Efek samping Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis ulang. Penanganan efek samping : orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.14
b) Vaksin Polio Injeksi (IPV) Bentuk
suspensi
injeksi.
Untuk
pencegahan
poliomyelitis pada bayi dan anak immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada individu di mana vaksin polio oral menjadi
kontra indikasi. Disuntikkan
secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis
11
pemberian 0,5 ml, dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturutturut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu atau dua bulan, IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari WHO. Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan berturut-turut dengan interval satu atau dua bulan. Kontra indikasi : Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif, hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya, penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu sampai sembuh dan alergi terhadap Streptomycin.14 Efek samping reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari. Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI), jika demam, kenakan pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam) dan bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.14 3) Imunisasi Hepatitis B Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg. Dosis 0,5 ml atau 1
12
(buah) HB PID, secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral paha, pemberian sebanyak 3 dosis, dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4 minggu (1 bulan). Kontra indikasi Penderita infeksi berat yang disertai kejang.14 Efek samping reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak ASI, jika demam, kenakan pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam dan Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.14 4) Imunisasi DPT-HB-HIB Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan. Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas, satu dosis anak adalah 0,5 ml. Kontra indikasi : kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius. Efek samping reaksi lokal sementara, seperti bengkak,
13
nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan, disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.14 Kadang-kadang
reaksi
berat,
seperti
demam
tinggi,
irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian. Penanganan efek samping : orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah), jika demam, kenakan pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam), bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat, jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.14 5) Imunisasi Campak Vaksin virus hidup yang dilemahkan. Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada usia 9–11 bulan. Kontra indikasi, Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma. Efek samping Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.14
14
Penanganan efek samping: orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah), jika demam kenakan pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam), bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat, jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.15 2.
Dukungan Keluarga Suparyanto
(2011)
menyatakan
bahwa
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal yaitu pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan. a.
Definisi Keluarga Menurut Duval dan Logan, keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta social tiap anggota keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya, keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu sama lain mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.15
15
Menurut WHO, Keluarga adalah anggota rumah tangga saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.16 b. Bentuk Keluarga Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan
penilaian,
dukungan
instrumental
dan
dukungan
emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.15 c.
Definisi dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota
keluarganya
yang
bersifat
mendukung
selalu
siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini penerima dukungan keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya.15 Dukungan keluarga merupakan hubungan interpersonal yang didalamnya berisi pemberian bantuan yang melibatka aspek-aspek
16
yang terdiri dari informasi, perhatian emosi, penilaian dan bantuan instrumental yang diperoleh ibu postpartum blues melalui interaksi dengan lingkungan, dimana hal itu memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi penerima, sehingga dapat membantu ibu dalam mengatasi masalahnya.15 d. Jenis Dukungan Keluarga Menurut Caplan (1976, dalam Friedman, Bowden & Jones, 2010, hal. 446-447), terdapat empat dasar jenis dukungan keluarga yaitu : 1.
Dukungan Emosional Yaitu keluarga sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
2.
Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan mematarantai pemecahan masalah dan merupakan sumber serta validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.
3.
Dukungan Informasi Keluarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi mengenai
suatu
masalah
tertentu.
Menjelaskan
tentang
pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan
17
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. 4.
Dukungan Instrumental Keluarga mencakup pemberian asuhan langsung atau berbagai bantuan yang nyata berupa uang maupun bantuan pada pekerjaan
rumah.
Keluarga
merupakan
sebuah
sumber
pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya bantuan keluarga dalam merawat anak serta bantuan praktis selama masa kritis. e.
Peran Keluarga Terhadap Kesehatan Peran keluarga adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu alam posisi situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.4
f.
Hubungan dukungan keluarga dengan status imunisasi Dari hasil review yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa adanya dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Disampaikan oleh Mubarak (2012) bahwa keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis karena keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
18
keluarga, dan masalah keluarga saling berkaitan, keluarga juga dapat sebagai tempat pengambil keputusan (decision making) dalam perawatan kesehatan. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Sitepu (2012) yang menyatakan bahwa adanya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua maupun saudara lainnya) kepada ibu dalam bentuk mendapatkan informasi dari keluarga tentang imunisasi dasar pada anak. Ibu akan merasa bahwa imunisasi sangat penting untk meningkatkan kesehatan bayi. Kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian imunisasi yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan teori Heardman (1990) bahwa keluarga merupakan sumber dukungan karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan,
tempat
mengeluarkan
bercerita,
tempat
keluhan-keluhan
bertanya,
bilamana
dan
tempat
individu
sedang
mengalami permasalahan. 3.
Faktor budaya Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi
derajat
kesehatan
secara
berturut-turut,
yaitu:
prilaku/gaya hidup (life style), lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), pelayanan kesehatan dan faktor genetik (keturunan). Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status
19
kesehatan. Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika serikat sebagai salah satu Negara yang sudah maju, Blum menyampaikan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap status kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan kita seharusnya menaruh perhatian besar pada akar permasalahannya dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itu maka upaya kesehatan harus focus pada upaya preventif (pencegahan) bukan curative (pengobatan).17 a. Definisi budaya Asal kata kebudayaan, terutama mengenai maknanya, yaitu dari kata budhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang artinya “budi” dan “akal” sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal. Menurut para ahli Selo Soemardjan mengatakan bahwa kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia dan menurut Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.18 Budaya lokal adalah adalah berkaitan langsung dengan daerah yang meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang dianut masyarakat tertentu yang sering dihubungkan dengan kebudayaan suku bangsa. Budaya masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman
20
(pedesaan) yang tinggal di daerah pantai berbeda. Budaya masyarakat pedalaman
(pedesaan)
terlihat
tenang
dengan
karakteristik
masyarakat yang cendrung tertutup. Adapun budaya masyarakat yang tinggal
di
daerah
pantai
terlihat
keras
dan
karakteristik
masyarakatnya relative lebih terbuka.18 Budaya segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa dan karsa, dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu. Perubahan kebudayaan bisa saja terjadi akibat perunahan sosial dalam masyarakat, begitu juga sebaliknya. Manusia sebagai pencipta kebudayaan oleh karena itu kebudayaan akan selalu ada jika manusiapun ada.16 b. Faktor budaya Faktor
budaya
adalah
kebiasan
suatu
masyarakat
dalam
menanggapi sesuatu yang dianggap memiliki nilai dan kebiasaan, yang bisa dimulai dari mereka menerima informasi, posisi sosial mereka dalam masyarakat, dan pengetahuan mereka tentang apa yang mereka rasakan. Budaya adalah suatu kekuatan dalam mengatur perilaku manusia. Ini terdiri dari seperangkat pola perilaku yang ditularkan dan dipelihara oleh anggota masyarakat tertentu melalui berbagai cara. Faktor social budaya yang mempengaruhi vaksin menurut regmi (2014) sebagai berikut :
21
1) Persepsi umum Persepsi orang tua tentang imunisasi adalah pemain utama pada keputusan untuk mengikuti program imunisasi. Keinginan yang kuat untuk menjaga anak-anak dan masyarakat yang sehat dan terlindungi dari penyakit adalah hal yang bisa mempengaruhi orang untuk memilih anak-anak diberikan imunisasi. a) Manfaat vaksinasi Orang tua yang menganggap bahwa vaksin itu aman lebih cenderung dipengeruhi oleh penyedia layanan kesehatan dalam membuat keputusan untuk memberikan imunisasi kepada anakanaknya jika dibandingkan dengan orang tua yang berfikir bahwa vaksin tidak aman. Sebuah studi yang dilakukan oleh Mozamblik menunjukkan bahwa keinginan yang kuat untuk menjaga anak-anak dan masyarakat
yang
sehat
dan
terlindungi
dari
penyakit
memepengaruhi mereka untuk memberikan imunisasi kepada anak-anaknya, karena kebanyakkan pengasuh memahami bahwa imunisasi sangat menguntungkan anak dan keluarga. b) Efek samping vaksin Ketakutan orang tua adalaha penghalang utama dalam pemberian imunisasi bagi anak-anak walaupun resiko vaksin lebih
rendah
dari
pada
manfaatnya.
Sebuah
penelitian
menunjukkan bahwa orang tua lebih tidak memilih untuk tidak
22
memberikan imunisasi kepada anaknya dikarenakan khawatir terhadap efek sampingnya. c) Pengaruh komunitas Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi membantu sebagai penguat positif persepsi orang tua. Sebuah studi di Kanada menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang mendapatkan imunisasi di dorong oleh anggota keluarga atau teman-temannya, dan peserta yang tidak imunisasi memiliki anggota keluarga atau teman yang memberikan informasi negative tentang imunisasi. d) Pemanfaatan pelayanan kesehatan Ibu
yang
selama
kehamilannya
menjalani
perawatan
kehamilan di tenanga kesehatan akan mendapat penjelasan lebih dini tentang pentingnya imunisasi. Anak-anak yang lahir difasilitas kesehatan lebih mungkin mendapatkan imunisasi dibandingkan anak-anak yang lahir dirumah. e) Kemudahan akses ke tempat pelayanan kesehatan Jarak dari tempat imunisasi atau pusat kesehatan juga mempengaruhi cakupan imunisasi terutama Negara-negara berkembang.
Sebuah
studi
yang
dilakukan
di
Uganda
menunjukkan bahwa, daerah pedesaan mempunyai jalan yang buruk terutama saat musim hujan mengakibatkan cakupan imunisasi rendah.
23
2) Agama dan Etnis a) Agama Agama dan spiritual merupakan komponen integral dari sosio-demografi (budaya pedesaan) dan pengaruh kerentanan serta keparahan infeksi yang dirasakan. Para pemimpin agama sanagat dihormati dan mereka dapat menyakinkan anggota jemaatnya untuk menerima atau menolak imunisasi. Di Pakistan dimana beberapa pemimpin agama dan suku mengungkapkan keprihatian mereka tentang kampanye polio menjadi konspirasi Barat untuk mengontrol populasi muslim. Dari penelitian yang dilakukan Ahmed S., et al 2014, bahwa setelah beberapa agama islam dari beberapa kelompok saling berdiskusi untuk membahas hokum islam dalam imunisasi polio dan akhirnya pandangan dari intelektual agama memutuskan untuk mendukung imunisasi dengan membuat “legalitas keputusan” di Islam. Tapi mesih ada yang tidak mendukung imunisasi dikarenakan mesih ragu-ragu bercampur takut mengenai dampak imunisasi terhadap kesehatan anak-anak. Aspek pencegahan berlaku setelah masyarakat mengikuti ceramah tokoh antivaksin di berbagai masjid dan majlis taklm masalah penyakit secara umum. Hadist Nabi SAW tentang : “jagalah lima hal sebelum lima hal: hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, dan
24
waktu lapang sebelum sempit”. Serta hadist lain menyebutkan bahwa “mukmin yang kuat lebih disukai Allah dari pada mukmin yang lemah”. Kedua hadist tersebut mengisyaratkan seorang muslim harus menjaga dan melakukan aspek promotif preventif alam bidang kesehatan. Dalam kaidah ushul fiqih dikenal istilah sadudz-dzari’ah wajibun fil islam. Artinya mencegah kemungkinan terjadi kemudharatan di kemudian hari hukumnya wajib dalam islam. Penyakit termasuk salah satu kemudharatan yang bisa menimpa individu maupun komunitas masyarakat. Bagaimana cara spesifik untuk mencegah penyakit tentu diserahkan kepada ahlinya. b) Etnis Budaya local membentuk persepsi masyarakat tentang resiko atau kerentanan yang dirasakan. Orang memberikan nilai (baik positif atau negatif) untuk masalah atas dasar pengalaman mereka, dan mereka percaya para ahli yang memiliki latar belakang yang sama. Persepsi orang tua tentang vaksin adalah kunci untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang secara signifikan lebih rendah terjadi pada anak-anak dari kelompok minoritas dan tinggal di daerah pedesaan. Social demografi secara langsung mempengaruhi persepsi kerentanan dan
25
keparahan dalam Health Belief Model dan sosial demografis terdiri dari budaya pedesaan local termasuk agama. 3) Gaya hidup dan status social Ekonomi a) Keluarga dan dukungan masyarakat Peran orang tua untuk mendukung atau tidak dalam pemberian imunisasi dipengaruhi oleh keterlibatan keluarga. Sebuah survey kualitatif yang dilakukan di masyarakat Transkei di Eastern Cape yang menunjukkan bahwa salah satu alasan utama tidak membawa anak mereka ke klinik imunisasi adalah tidak tersediahnya pengasuh untuk embawa anaknya ke klinik atau untuk merawat anaknya dirumah, ibu hamil/ ibu yang tidak mampu berjalan ke klinik atau pengasuh yang tua tidak bisa berjalan ke klinik. b) Status social ekonomi Secara umum cakupan imunisasi rendah tejadi pada masyarakat miskin terutama di daerah pinggiran. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan membayar transportasi untuk membawa anak ke klinik imunisasi. c) Pendidikan kesehatan Kurangnya
informasi
tentang
imunisasi,
penjadwalan
imunisasi dan waktu pelayanan imunisasi merupakan kendala yang paling umum memengaruhi dalam pemberian imunisasi. Media massa mungkin memaikan peran penting, paparan media
26
secara signifkan berhubungan dengan imunisasi. Hali ini dapat dikaitkan dengan pesan yang diterima orangtua melalui media membuat anak mereka diimunisasi. 4) Jenis kelamin a) Pendidikan ibu Tingkat pendidikan ibu merupakan factor penting yang mengatur persepsi orang tua tentang imunisasi. Sebuah studi yang dilakukan Kenya menunjukkan pendidikan ibu sebagai salah satu factor yang mempengaruhi cakupan imunisasi b) Kepercayaan pada vaksinator Penyedia layanan kesehatan memiliki peran utama dalam imunisasi dengan cara memberikan informasi, menyikapi kecemasan yang dihadapi orang tua dan menjaga hubungan terbuka dlam diskusi mengenai imunisasi. Pengambilan keputusan ibu dalam pemberian imunisai bayinya menunjukkan bahwa ibu yang memiliki hubungan yang terbuka dan saling percaya dengan dokter anaknya lebih mungkin untuk menerima imunisasi dibandingkan dengan dokter anaknya tidak bisa mengatasi masalah ibu dan memberikan pengetahuan imunisasi kepada ibu. c) Perbedaan gender Penelitian di India menunjukkan bahwa proporsi anak lakilaki yang mendapatkan imunisasi lengkap lebih tinggi
27
dibandingkan anak perempuan. Namun, beberapa penelitian sebaliknya bahwa tidak ada perbedaan dalam cakupan menurut jenis kelamin anak. d) Urutan kelahiran Penelitian yang dilakukan diindia menunjukkan bahwa anakanak dengan saudara banyak memiliki presentase yang lebih rendah dari cakupan imunisasi lengkap. c. Hubungan budaya dengan status imunisasi Dari hasil review yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa adanya hubungan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Disamapaikan oleh Juliana (2016) di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tentang adanya hubungan faktor budaya terhadap status imunisasi dasar yaitu pengaruh kepercayaan dan dukungan tokoh masyarakat dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan kepercayaan berpengaruh terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Hal ini semakin diperjelas oleh penelitian sofian (2020) bahwa terdapat hubungan budaya dengan status imunisasi dasar pada bayi karena responden yang memiliki budaya yang tidak baik mayoritas imunisasinya tidak lengkap dan responden yang baik mayoritasnya lengkap. Budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungan dengan
28
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
29
B. Kerangka Teori Bayi 0-12 bulan Imunisasi dasar 1. BGG 2. Polio 3. Hepatitis B 4. DPT-HB-HIB 5. Campak Menurut syarifudin (2010), faktor faktor yang mempengaruhi status kesehatan 1. Factor lingkungan 2. Factor prilaku 3. Factor pelayanan kesehatan 4. Factor keturunan
Menurut Friedman dalam Jurnal Igiany (2019), Jenis dukungan keluarga
1. 2. 3. 4.
Dukungan emosional Dukungan penilaian Dukungan informasi Dukungan instrumental
Ada dukungan
Tidak ada dukung Menurut Suryo (2020 )Teori HBM factor modifikasi dalam Budaya yang mempengaruhi imunisasi
1. Persepsi umum 2. Agama dan etnis 3. Gaya hidup dan status social ekonomi 4. Jenis kelamin
Gambar 2.1 Kerangka Teori
30
Rendahnya status imunisasi dasar pada bayi Budaya tidak baik
Budaya baik
C. Kerangka konsep Berdasarkan kerangka teori maka variabel yang akan diteliti mengenai hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi adalah variabel terikat (dependen) yaitu status imunisasi dasar , sedangkan variabel bebas (independen) yaitu dukungan keluarga dan budaya. Sehingga terbentuk kerangka konsep dalam penelitian ini yang digambarkan sebagai berikut :
Variabel independent
Variabel dependent
Dukungan keluarga
Status imunisasi pada bayi
Budaya Gambar 2.2 Kerangka Konsep
31
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Literature Review atau tinjauan pustaka.
Studi
literature
review
adalah
cara
yang dipakai
untuk
mengumpulkan data atau sumber yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung. Akan tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Jurnal yang Akan di review dalam penelitian berkaitan dengan Hubungan Dukungan Keluarga Dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Pada Bayi.
C. Metode pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi.
Metode
dokumentasi
32
didefinisikan
sebagai
metode
pengumpulan data dengan cara mencariatau menggali literature terkait dengan apa yang dimaksud pada rumusan masalah. Pengumpulan data berupa jurnal penelitian diperoleh dari pepustakaan dan internet, kriteria jurnal yang di review adalah artikel jurnal bahasa Indonesia dan inggris yang membahas Hubungan Dukungan Keluarga Dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Pada Bayi. Sumber jurnal yang diperoleh dari Goegle Scholar, Proquest, Science Direct dan Pubmed. Jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan terdapat tema Hubungan Dukungan Keluarga Dan Budaya Terhadap Status Imunisasi Pada Bayi dilakukan review. Kriteria jurnal yang terpilih untuk review adalah jurnal yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria Jangka waktu Bahasa Subjek Jenis jurnal Tema isi jurnal
Inklusi Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 6 tahun (2014-2020) Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Bayi Jurnal penelitian yang tersedia full text Hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar bayi Tabel 3.1 Kriteria Inklusi
Berdasarkan hasil penelurusan yang telah dilakukan dengan kata kunci dukungan keluarga dan faktor budaya, diperoleh jurnal sebanyak 35171 jurnal. Dari jurnal tersebut yang sesuai dengan kata kunci penelitian ini berjumlah 17745 jurnal kemudian dilakukan skrining pada 17745 jurnal. Dari hasil skrining diperoleh sebanyak 17705 yang harus dieklusi karena jurnal berbayar dan tidak tersedia full texs. Dari hasil penilaian, sebanyak 30 jurnal di ekslusi 33
karna tidak sesuai dengan kriteria inklusi, sehingga dari proses tersebut diperoleh 10 jurnal full text yang akan di review.
Goegle schoolar N=19030
Pubmed N=35171
Proquest N=162
vn
vn
vn
Jumlah keseluruhan N=54363
17745 Jurnal dilakukan skrining
17705 Jurnal harus diekslusi karna tidak sesui full teks
40 Jurnal full text inklusi
30 Jurnal full text di eklusi karena tidak sesuai kriteria
10 Jurnal full text dilakukan review
Literature full text yang sesuai dengan kriteria inklusi 1. Artikel berkaitan dengan hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi 2. Rentang waktu publish 6 tahun yang lalu 3. Original hasil penelitian (bukan review)
Gambar 3.1 Diagram Alur Review Jurnal
34
1.
Igiany (2019) yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar. Dukungan keluarga yang rendah memiliki resiko hampir 18 lebih besar untuk terjadi ketidaklengkapan imunisasi pada bayi.
2.
Husnida (2019) yang berjudul Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkasbitungndesa Cijoro Lebak Tahun 2018. Hasil penelitian terdapat hubungan
yang
signifikan
antara
dukungan
keluarga
terhadap
kelengkapan imunisasi. Dukungan keluarga yang rendah memiliki resiko hamper 7 kali lebih besar untuk terjadi ketidaklengkapan imunisasi pada bayi 3.
Fitriana, dkk (2020) yang berjudul Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-11 Bulan Di Klinik Amin Tahun 2018. Hasil penelitian terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi paa bayi usia 9-11 bulan di klinik aminah amin.
4.
Hidayah, dkk (2018) yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Tahun 2017. Hasil penelitian terdapat hubungan dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Umban Sari Pekanbaru tahun 2017.
5.
Arista, dkk (2016) yang berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan, Dukungan Keluarga Dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2016. Hasil penelitian terdapat hubungan dukungan keluarga dengan riwayat pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2016. Didapatkan hasil 12 kali yang berarti ibu yang memiliki dukungan keluarga rendah akan berperluang 12 kali memberikan imunisasi dasar pada bayinya dibandingkan ibu yang mempunyai dukungan keluarga tinggi.
35
6.
Sofian, dkk (2019) yang berjudul Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Madat Aceh Timur . Hasil penelitian terdapat hubungan budaya dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.
7.
Fitrah, dkk (2020) yang berjudul Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Camapak Diwilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. Hasil penelitian terdapat hubungan budaya dengan sikap ibu dalam pemberian imunisasi cam pak.
8.
Sembiring (2020) yang berjudul Pengaruh Faktor Penentu Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kosik Putih Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2019. Hasil penelitian terdapat hubungan antara social budaya dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
9.
Ilhami, Afif (2020) yang berjudul The Influence of Family Support on Providing Complete Primary Immunizations. Hasil: terdapat Pengaruh dukungan keluarga pada imunisasi memiliki nilai signifikan terhadap dukungan emosional dukungan apresiasi, dukungan instrumental, dan dukungan informatif tidak substansial.
10. Ali, dkk (2018) yang berjudul Polio Vaccination An Analysis Of Cultural And Traditional Barriers. Hasil penelitian adalah anti vaksin atau mitos yang hadir di masyarakat sebanyak 98%, bayi baru lahir dikalangan masyarakat
dengan
perawatan
tradisional
sebanyak
79,5%,polio
bertentangan dengan moral sebanyak 95%, rintangan karena latar belakang budaya 81,5% dan kepercayaan efek samping vaksin dan menghindar vaksin sebanyak 92%. D. Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis data yang telah terkumpul untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain. Analisa
36
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis anotasi bibliograf (annotated bibliography). Anotasi berarti suatu kesimpulan sederhana dari suatu artikel, buku, jurnal atau beberapa sumber tulisan lain, sedangkan bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber-sumber yang digunakan dalam suatu penelitian, dimana setiap sumbernya diberikan simpulan terkait dengan apa yang tertulis di dalamnya. Pada penelitian dengan metode literatur review ini analisis data dilakukan dengan cara menganalisa jurnal-jurnal yang telah diperoleh dari proses pengumpulan
data,
jurnal-jurnal
menggunakan
langkah-langkah
tersebut
mencari
dianalisis
kesamaan
penelitiannya
(compare),mencari
ketidaksamaan (contrast), memberikan pandangan (critize), membandingkan (synthesize)
dan meringkas (summarize) dari keseluruhan jurnal yang
direview
37
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Studi Literature Tabel 4.1 : Tabel review jurnal Penelitian ini dilakukan dengan melakukan sepuluh review seperti tabel dibawah ini : NO
Tahun
1.
2019
2.
2019
Tujuan penelitian
Design
Untuk mengetahui dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar
Cross sectional
Untuk menganalisis hubungan
Populasi sampel dan teknik sampling Pupolasi : seluruh bayi yang ada di posyandu Dahlia, Sukoharjo Sampel : sebanyak 35 responden.
Cross sectional
Variable Variable independen : dukungan keluarga variable dependent : kelengkapan imunisasi dasar
Teknik : purposive sampling Populasi : Variable ibu yang memiliki independent : bayi usia 11-12 dukungan
38
Hasil
kesimpulan
Hasil uji Chi Square, diperoleh hasil p-value 0,004 dan OR 18. Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar
Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar
Hasil uji bivariate Ada hubungan menunjukkan nilai antara dukungan OR 6.67. Ada keluarga dengan
3.
4.
2020
2018
antara dukungan keluarga dengan kelengkepan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Rangkasbitung Desa Cijoro Lebak Tahun 2018 Untuk Cross mengetahui sectional hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi pada bayi usia 9-11 bulan di klinik aminah amin. Untuk mengetahui
Cross sectional
bulan baik yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap maupun belum Sampel : sebanyak 53 responden
keluarga variable dependent : kelengkapan imunisasi dsar
hubungan antara kelengkapan dukungan keluarga imunisasi dengan kelengkapan imunisasi
teknik :
Populasi : semua orangtua yang memiliki anak usia 9-11 bulan Sampel : sebanyak responden
Variable independent : dukungan keluarga variable dependent : kelengkapan 21 imunisasi dasar
Teknik sampel : accidental sampling Pupulasi : 1001 responden
39
Variable independent :
Hasil didapatkan nilai P value >α5% (P value= 0.67, α5%=0.05). ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi pada bayi usia 9-11 bulan
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkaan imunisasi pada bayi usia 9-11 bulan di puskesmas aminah amin
Hasil uji chi square Ada hubungan (Pvalue=0,010). keterbatasan waktu,
5.
2016
factor yang berhubungan dengan pembeian imunisasi dasar lengkap di posyandu wilayah kerja puskesmas umban sari pekanbaru tahun 2017 Untuk Cross mengetahui sectional hubungan tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan dengan riwayat pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja puskesmas
factor yang Ada hubungan berhubungan dukungan keluarga 91 terhadap pemberian variabel imunisasi dasar dependent : lengkap pada bayi Teknik samping : pemberian accidental imunisasi sampling dasar lengkap
dukungan keluarga, informasi dan komposisi vaksin terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi
Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 12 bulan di wilayah kerja puskesmas paal v kota jambi berjumlah 120 ibu bayi
Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu, dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan dengan riwayat pemberian imunisasi dasar pada bayi
Sampel : sebanyak responden
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden (50,8%) mempunyai riwayat imunisasi lengkap, 31 responden (52,5%) mempunyai Variable dukungan keluarga Sampel : dependent : tinggi. Ada sebanyak 59 riwayat hubungan responden pemberian dukungan keluarga imunisasi dengan riwayat Teknik sampel : dasar pada pemberian proportion to bayi imunisasi dasar
40
Variable independent : tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan peran tenanga medis
6.
2020
paal v kota jambi tahun 2016
population
Untuk Cross mengetahui sectional factor yang mempengaruhi pemberian imunisasi lengkap pada bayi di wilayah kerja puskesmas madat aceh timur yang dilihat berdasarkan pengetahuan, perkerjaan, dukungan tenaga kesehatan, budaya dan dukungan suami
Populasi : ibu yang mempunyai bayi usia 1-2 tahun yang ada diwilayah kerja puskesmas madat aceh timur Sampel : sebanyak teknik sampel : adalah accidental sampling
41
pada bayi di wilayah kerja puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2016 Variable Hasil probabilitas independent : (0,000) perkerjaan, 50%. Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga (suami,mertua dan saudara) berupa dorongan semangat untuk membawa anak diimunisasi, memberikan informasi tentang manfaat vaksin, memberikan izin untuk diimunisasi, mengingatkan jadwal imunisasi maupun memfasilitasi pemberian imunisasi sehingga individu yang diberikan dukungan merasa dirinya diperhatikan, dihargai dan mendapatkan bantuan dari orang orang yang berarti serta memiliki ikatan kuat dengan anggota keluarga lain, dengan demikian jika ibu memiliki dukungan keluarga tinggi maka kemungkinan besar ibu akan membawa anaknya diimunisasikan.10
46
2.
Ketidaksamaan (contrast) Berdasarkan 10 artikel yang dilakukan review terdapatkan ketidaksamaan yaitu tujuan penelitian, variabel independent dan variabel dependent, jumlah populasi, sampel dan teknik sampling. Pada penelitian Igiany (2019), Husnida (2019), Fitriana (2020) dan Arista (2016) sama sama menunjukkan hasil penelitian bahwa dukungan keluarga yang diteliti adalah dukungan keluarga tertinggi sebanyak >50% sedangkan pada penelitian Arista (2017) menunjukkan hasil dukungan keluarga yang diteliti adalah dukungan keluarga yang mendukung sebanyak < 50%. Rendahnya dukungan keluarga disebabkan suami yang tidak mengizinkan untuk bayinya diimunisasi, keraguan terhap vaksin dan ibu takut bayinya demam. Penelitian Sembiring (2020) menunjukkan hasil penelitian bahwa budaya yang diteliti adalah budaya baik > 50% sedangkan penelitian Sofian (2020) menunjukkan hasil penelitian bahwa budaya yang diteliti adalah budaya baik 50% dan dukungan keluarga terendah < 50 % sedangkan 1 artikel yang dilakukan penelitian oleh Hidayah (2017) terdapat hasil yang berbanding terbalik dengan penelitian 1-4 artikel (Igiany (2019), Husnida (2019), Fitriana (2020) dan Ilham (2020)) yaitu dukungan keluarga yang diteliti adalah dukungan keluarga yang mendukung sebanyak < 50% dan yang tidak mendukung sebanyak > 50% sedangkan 1 artikel yang dilakukan penelitian oleh Ilham (2020) terdapat hasil pada dukungan tertinggi pada dukungan keluarga adalah dukungan informatif sebanyak 61,1%.
49
Artikel 6 penelitian yang dilakukan oleh Sofian (2020) terdapat hasil budaya yang diteliti adalah budaya baik sebanyak < 50% dan budaya tidak baik sebanyak 53,6% sedangkan pada artikel 8 yang dilakukan Sembiring (2020) terdapat hasil penelitiannya terdapat social budaya yang diteliti adalah social budaya yang baik sebanyak > 50% dan social budaya yang kurang baik sebanyak 35,6% sedangkan pada artikel 7 yang dilakukan penelitian oleh Fitrah (2020) terdapat hasil budaya yang diteliti adalah budaya kuat sebanyak 61,9% dan budaya lemah sebanyak 38,1%, sedangkan artikel 10 penelitian yang dilakukan oleh Ali (2018) yang diteliti adalah bayi yang baru lahir diberikan perawatan tradisional sebanyak dari pada memberi vaksin sebanyak 98%, masyarakat mengobati penderita polio secara tradisional dari pada vaksin sebanyak 10,5% dan secara vaksin sebanyak 87,0%, mitos yang hadir di masyarakat tentang anti vaksin sebanyak 98 % 5.
Ringkasan (summarize) Dari 10 artikel yang dilaukan review mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Selain itu ditinjau dari hasil penelitian pada artikel 1-5 serta jurnal internasional artikel 9 menunjukkan hasil yang sama, yaitu adanya hubungan dukungan keluarga dengan status imunisasi
50
dasar pada bayi dan pada artikel 6-9 serta jurnal internasional artikel ke 10 menunjukkan hasil yang sama, yaitu adanya hubungan budaya dengan status imunisasi dasar pada bayi.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil literature review, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap stastus imunisasi dasar pada bayi, dilihat dari hasil penelitian bahwa rata-rata dukungan keluarga >50%
2.
Terdapat hubungan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi , dimana budaya di dalam keluarga atau di masyarakat sangat mempengaruhi ibu untuk membawa bayinya diimunisasi.
B. Saran 1.
Bagi peneliti lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi perpustakaan untuk penelitian selanjutnya dan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan meneliti hubungan dukungan keluarga dan budaya terhadap status imunisasi dasar pada bayi.
2.
Bagi peneliti Diharapkan dapat memperbanyak referensi dan bahan bacaan di perpustakaan sebagai bahan perbandingan dalam menyusun karya tulis selanjutnya
3.
Bagi masyarakat atau orangtua Bagi masyarakat atau orangtua agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai imunisasi dasar pada bayi dan mengaplikasikannya dengan
52
harapan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi. Dukungan keluarga dan faktor budaya sangat mempengaruhi status imunisasi dasar pada bayi.
53
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan Ri 2019 2. Uliarta Marbun. 2020. Dukungan Sosial Dan Keluarga Terhadap Peleksanaan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros. Jurnal Kebidanan Vokasional Vol.5 No. 1 2020 :26847450 3. I.Gn. Ranuh. 2008. Dasar Dasar Imunisasi. Dalam I.G.N. Ranuh, Hariyono Suritno, Sri Rezeki S Hadinegoro, Cissy B Kartasasimita, Ismoedijanto, Soedjarmiko: Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia 4. Balitbangkes. 2019. Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Ri. 2019 5. Riskesnas. 2019. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri Imunisasi. 6. Menteri Kesehatan Ri. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Ri 7. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Tenanga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta Selatan 8. Fitriana, Dkk. 2020. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-11 Bulan Di Klinik Aminah Amin Tahun 2018. Bunda Edu-Midwifery Journal (Bemj). Vol.3 No.1 26227487. Http://Www.Bemj.E-Journal.Id. 9. Riskesdas Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; Riskesdas. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes Ri 10. Prita Devy Igiany. 2019. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala. Issn 2714-5670 Vol. 1 No.1 2019 11. Afiah, Mistadiana. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Social Budaya Terhadap Motivasi Ibu Mengikuti Imunisasi Measles Rubella Di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Issn 2623-1581 Vol. 3 No. 2. 54
12. Nintinjri Husnida., Dkk. 2019. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkasbitung Desa Cijoro Lebak Tahun 2018. Jurnal Media Informasi Kesehatan. Vol.6 No.2 : 265. Http://Www.Jurnal.Poltekkesbanten.Ac.Id 13. Sofian., Dkk. 2020. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Madat Aceh Timur. The Indonesian Journal Of Health Promotion. 2597-6052 Vol. 3 No. 1. Http:///Www.Jurnal.Unismuhpalu.Ac.Id 14. Wafi Nur Muslihatun. 2010. Asuhan Neonates Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya 15. Fitriani Sahid., Dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi Bcg Pada Bayi Di Wilayah Puskesmas Maligano Kabupaten Munatahun 2018. Skripsi. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari. Http://Www.Repository.Poltekkes-Kdi.Ac.Id . 16. Marlina., Dkk. 2017. Faktor Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Sawang Kabupaten Aceh Utara. Jukema. Vol.3 No.1 212-218. Http://Www.Ejournal.Unmuha.Ac.Id 17. Yundri., Dkk. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidak Lengkap Status Imunisasi Anak Di Puskesmas Kuala Tungkal Ii. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol.5 No.3 361-370. Http://Www.Ejournal.Undip.Ac.Id 18. Tedi Sutardi. 2007. Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya. Bandung: Pt Setia Purna. 19. Syarifrudin. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media 20. Mubarak. 2012. Konsep Dasar Keluarga. Yogyakarta: Trans Info Media. 21. Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktik Edisi 5. Jakarta: Egc. 22. Afiah, Mistadiana. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Sosial Budaya Terhadap Motivasi Ibu Mengikuti Imunisasi Measles Rubelladi Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.3 No.2 2623-1581. 23. Regmi J. 2014. Socio-Cultural Influences On Vaccination-Vacctinators Perspective, Study From Nepal. Institute Of Public Health And Clinical Nutrition. Pp 3.
55
24. Fitriana., Dkk. 2020. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-11 Bulan Di Klinik Aminah Amin Tahun 2018. Bunda Edu-Midwifery Journal (Bemj). Vol.3 No.1 26227487. Http://Www.Bemj.E-Journal.Id. 25. Racmawati Sukarno Putri. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Dukuh Pilangbangau Desa Sepat Masaran Sragen Tahun 2016. Skripsi Universitas Airlangga Surabaya. 26. Rahmawati. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Dukuh Pilangbangau Desa Sepat Masaran Sragen Tahun 2016. Skripsi Un Airlangga Surabaya. Http://Www.Repository.Unair.Ac.Id 27. Tri Anisca Dillyana, Ira Nurmala. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Persepsi Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Di Wonokusumo. The Indonesian Journal Of Health Promotion And Health Education. Vol.7 No.1 67-77. Http://Www.E-Journal.Unair.Ac.Id 28. Adzaniyah, Chatarina Umbul W. 2014. Fakto R Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Kelurahan Krembakangan Utara. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol.2 No.1 59–70. Http://Www.Journal.Unair.Ac.Id 29. Juliana. 2016. Pengaruh Pengetahuan, Kepercayaan Dan Dukungan Tokoh Masyarakat Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Upt.Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bina Nusantara. 24604356. 30. Devi Arista, Hozana. 2016. Tingkat Pendidikan, Dukungan Keluarga Dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2016. Vol.5 No.2 31. Nurul Hidayah, Dkk. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Tahun 2017. Jurnal Endurance. Vol. 3 No.1 153-161 32. Wardhal fitrah, dkk (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Campak Diwilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol.15 No.3 23022531.
56
33. Fera Natalia S, Dkk (2020). Pengaruh Faktor Penentu Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kosik Putih Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2019. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Vol.3 No.1 2655-1292. 34. Ilham, Malik Alif (2020). The Influence Of Family Support On Providing Complete Primary Immunizations. Journal Of Health Promortion And Health Education, Vol.8 No.2 198-205 35. Ahmad Ali, Dkk (2018). Polio Vaccination An Analysis Of Cultural And Traditional Barriers. The Profesional Medical Journal. Vol.25 No.1 67-72
57