Slide Kanker Kolorektal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT Carcinoma Colorectal



Referat Stase Bedah Muhammad Fatony Hadikusumma Pembimbing : dr. H. Asep Tajul Muttaqin, Sp.B Kepaniteraan Klinik RSUD Cianjur



PENDAHULUAN • •







Kanker masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia Tujuan dari pengobatan kanker adalah mencapai kesembuhan. Kesembuhan sangat ditentukan oleh jenis kanker dan stadium penyakit saat diagnosis dibuat Salah satu jenis kanker yang tercatat sebagai penyakit yang paling mematikan dan sering ditemukan di masyarakat adalah kanker kolorektal



DEFINISI



Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epitelial kolon dan rektum.



EPIDEMIOLOGI 















Kanker kolorektal adalah kanker usus yang tersebar di berbagai Negara Dunia. Prevalensinya berbeda-beda. Pravalensi tinggi di Amerika Serikat, Australia, new zealand, Scandinavia dan eropa barat, jarang di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Di Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh kanker yang sering dilaporkan Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita. Jarang ditemukan pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, banyak ditemukan pada kelompok pada usia diatas 50 tahun. Pada tahun 1995 American Cancer Society memperkirakan terdapat 138.000 kasus baru kanker kolorektal, 70% diantaranya berasal dari kolon dan 30% sisanya berasal dari rectum dan 55.000 diantaranya meninggal.



Epidemiologi



Indonesia urutan ke-10 (2,75%) setelah kanker lain (leher rahim, payudara, kelenjar getah bening, kulit, nasofaring, ovarium, jaringan lunak, dan tiroid)



Kejadian kanker terbanyak dunia Poston G. Tait D. 2011. Colorectal Cancer: Diagnosis and Management of Colorectal Cancer. Dalam NICE Clinical Guidelines. National Institute for Health and Clinical Excellence. Manchester



Sander MA. 2008. Profil Penderita Kanker Kolon dan Rektum di RSUP Hasan Sadikin Bandung



ANATOMI Usus besar panjangnya 1,5-1,8 m dan mulai pada katup ileosekal (kolika). Kolon asenden Kolon transversum kolon desenden Kolon sigmoid panjangnya sekitar 25-38 cm dan dimulai sebagai kelanjutan colon desenden yang terletak di depan A. Iliaca externa kiri. Di bawah colon sigmoid menjadi rektum yang terletak di depan vertebra sakralis III. rektum tergantung melengkung dalam rongga pelvis. Perdarahan Kolon sigmoid berasal dari rami sigmoideus A. Mesenterika inferior. Vena kolon sigmoid sesuai dengan arterinya dan dipercabangkan dari sistem vena porta. Pembuluh limfe kolon sigmoid mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe sepanjang A. Sigmoidea kemudian dialirkan ke nodi lympatici mesenterica inferior. Persarafan kolon sigmoid berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf berjalan ke atas pada atap mesocolon sigmoideum.



ANATOMI Rectum panjangnya sekitar 13 cm dan dimulai di depan vertebra sakralis III sebagai lanjutan colon sigmoideum. Rectum berjalan kebaah, mengikuti kelengkungan sacrum dan coccygis, dan berakhir 2,5 cm di depan ujung coccygis dengan menembus diafragma pelvis dan melanjutkan diri sebagai canalis ani, bagian bawah rectum yang terletak tepat diatas diafragma pelvis melebar membentuk ampula recti. Perdarahan rectum berasal dari arteri rectalis superior, media dan inferior,. Pembuluh limfe mengalirkan limfe ke kelompokan kelenjar limfe yang terdapat dalam jeringan ikat peri rektal tepat diluir lapisan otot. Pembuluh limfe dari rectum bagian bawah mengikuti arteri rectalis media menuju ke nodi limphatici iliaca interna. Persarafan rectum berasal dari plexos hypogastricus inferior.



Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed. Elsevier



American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer



Saekum, kolon asenden dan bagian kanan kolon transversum  cabang a. mesenterika superior (a.ileokolika, a. kolika dextra & a. kolika media)  Kolon transversum bagian kiri, kolon desenden, kolon sigmoid dan sebagian besar rektum  a. mesenterika inferior (a.kolika sinistra, a.sigmoid & a. hemoroidalis superior)  Kolon asenden dan kolon transversum  v. mesenterika superior  Kolon desenden, sigmoid dan rektum v. mesenterika inferior. 



Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9 th ed. Elsevier



ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO Faktor resiko yang paling sering berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal adalah faktor usia dan riwayat keluarga: - Usia 50 tahun atau lebih - Riwayat kanker kolon atau rektum dalam keluarga (genetik) - Pernah mengalami kanker kolon, rektum, ovarium, endometrium, atau payudara sebelumnya - Pernah mengalami colitis ulserativa atau Chron’s disease



ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO  















Diet tinggi lemak, rendah serat Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara pemakaian aspirin dan terapi hormon postmenopause dengan berkurangnya insidensi kanker rektal. Kebiasaan merokok dihubungkan dengan peningkatan tendensi adenoma untuk berkembang menjadi kanker rektal. Kolonoskopi dengan pengangkatan massa polip adenomatous dapat menurunkan resiko terjadinya kanker rektal. Kurangnya aktivitas fisik pada beberapa kasus dihubungkan dengan paningkatan resiko terjadinya kanker rektal.



PATOLOGI



Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rektum : Tipe polipoid atau vegetatif Tipe skirus Tipe ulseratif



GAMBARAN KLINIS Kolon kanan Anemia kelemahan



Kolon kiri dan



Perubahan defekasi



Rektum pola



Perdarahan rectum Darah di feses



Darah samar di feses Dyspepsia



Darah di feses Gejala dan obstruksi



tanda



Perubahan defekasi



pola



Perasaan kurang enak diperut kanan bawah



Perasaan tidak puas atau rasa penuh pasca defekasi



Massa perut kanan bawah



Penemuan tumor pada colok dubur



DIAGNOSIS 1.



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai dengan tinja, dalam jumlah banyak atau sedikit yang hanya menempel pada kertas tissue. Perdarahan sering sebagai manifestasi yang membuat pasien datang untuk berobat. Perubahan kebiasaan buang air besar Diare dan konstipasi Perubahan bentuk feses menjadi lebih tipis seperti pensil Rasa tidak nyaman pada perut, nyeri perut pada kanker kolon Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas Penderita tampak letih dan lesu Muntah-muntah



DIAGNOSIS Tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosa kanker kolorektal terdiri dari: 1. Fecal Occult Blood Test Merupakan tes untuk mendeteksi adanya darah pada tinja yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop.



DIAGNOSIS 2. Digital Rectal Exam Untuk mendeteksi adanya massa atau abnormalitas lainnya dalam rektum



3. Barium Enema



DIAGNOSIS 4. Endoskopi a. Sigmoidoskopi



DIAGNOSIS b. Kolonoskopi



5. Biopsi



STAGING Setelah kanker kolorektal didiagnosa, dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan tertentu untuk menentukan ada tidaknya penyebaran (metastasis) dari sel-sel kanker. Proses untuk menemukan apakah sudah terjadi penyebaran sel-sel kanker di dalam rektum atau ke bagian lainnya dari tubuh dinamakan staging. Informasi yang didapatkan dari proses staging tersebut akan menentukan tingkatan (stadium) penyakitnya. Hal ini sangat penting untuk merencanakan terapi yang akan dilakukan.



STAGING Pemeriksaan-pemeriksaan berikut ini dapat digunakan untuk menentukan tingkatan dari tumor: -



X-ray dada. Untuk mendeteksi metastase tumor ke paru-paru



-



CT scan, Magnetic Resonante imaging (MRI). Dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah mengenai organ lain melalui perluasan langsung atau metastase tumor.



-



Rectal Toucher



-



Sigmoidoskopi dan Kolonoskopi yang disertai dengan biopsi Endoscopic Ultrasound



-



Klasifikasi



www.cancerresearchuk.org



T



Tx



Tidak bisa mendiskripsikan seberapa jauh tumor primer tumbuh



Tis



karena informasi yang tidak lengkap Kanker insitu, tumbuh hanya sebatas mukosa tapi tidak mencapai



T1



muskularis mukosa Kanker tumbuh sampai lapisan submukosa



T2



Kanker tumbuh sampai lapisan muskularis propia



T3



Kanker tumbuh sedalam lapisan muskularis propia dan lapisan



T4



paling luar dari kolon dan rektum tapi tidak seluruhnya T4a  kanker tumbuh sampai lapisan serosa (biasanya disebut visceral peritoneum), lapisan paling luar pada usus T4b  kanker tumbuh sedalam dinding kolon dan rektum dan



N



Nx



dekat atau menginvasi jaringan/organ terdekat Tidak bisa mendeskripsikan kelenjar limfe karena informasi yang



N0



kurang lengkap Tidak ditemukan kanker pada kelenjar limfe terdekat



N1



N1 ditemukan sel kanker pada 1-3 kelejar limfe terdekat 1a  ditemukan 1 kelenjar limfe terdekat 1b  ditemukan 2-3 kelenjar limfe terdekat 1c  ditemukan deposit sel kanker dalam jumlah kecil pada



N2



lemak kelenjar N2  sekitar ditemukan sel limfe kanker pada 4 atau lebih kelenjar limfe terdekat 2a  ditemukan 4-6 kelenjar limfe terdekat



M



M0



2b  ditemukan 7 atau lebih kelenjar limfe terdekat Tidak ada metastasis jauh



M1



M1a  metastasis jauh pada 1 organ atau kelompok kelenjar limfe jauh M1b  metastasis jauh lebih dari 1 organ atau kelompok kelenjar limfe jauh, atau menyebar pada daerah yang jauh dari peritonium



Klasifikasi berdasarkan Dukes : Dukes A : terbatas di dinding usus Dukes B : menembus lapisan muskularis mukosa Dukes C : metastasis kelenjar limfe C1 : beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer C2 : dalam kelenjar limfe jauh Dukes D : metastasis jauh Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T. Ahmadsyah I. 2010. Bab 37 Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de Jong Edisi 3. Jakarta: EGC



AJCC STAGE GROUPING Stadium 0 (karsinoma in situ) Kanker hanya ditemukan pada lapisan mukosa kolon atau rektum Tis, N0, M0 Stadium I Kanker telah menembus mukosa kolon atau rektum sampai ke lapisan ke dua atau ke tiga dan melibatkan dinding dalam kolon atau rektum tapi tidak menembus dinding luar kolon atau rektum. T1, N0, MO atau T2, N0, M0



AJCC STAGE GROUPING Stadium II Kanker telah menembus dinding luar kolon atau rektum sampai ke jaringan terdekat, tapi tidak sampai menginvasi KGB Stadium IIA: T3, N0, M0 Stadium II B: T4, N0, M0 Stadium III Kanker telah menginvasi KGB terdekat, tapi tidak mengadakan metastasis ke bagian lain dari tubuh. Stadium IIIA: T1, N1, M0 atau T2, N1, M0 Stadium IIIB: T3, N1, M0 atau T4, N1, M0 Stadium IIIC: T apapun, N2, M0 Stadium IV Kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti hati, paru-paru, atau ovarium. Stadium IV: T apapun, N apapun, M1



AJCC STAGE GROUPING



KLASIFIKASI DUKES Dukes



A B % C



Dalamnya Infiltrasi



Terbatas di dinding usus Menembus muskularis mukosa C1



Metastase kelenjar limf - dekat tumor primer



FYSR



97 % 80 65



% C2 D %



- dalam kelenjar limf jauh Metastase jauh



35 %