Soal Uas 1 Hadits 2016-2017 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

YAYASAN ATTAQWA CABANG PONDOK UNGU PERMAI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)



ATTAQWA



02



Pondok Ungu Permai Sektor V Blok A/6 Kel. Bahagia, kec. Babelan Bekasi 17612 Telp (021) 88867109



ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) I TAHUN PELAJARAN 2016 - 2017 Nama



: .................................



Pelajaran



: Hadits



Kelas



: IV (empat) ( ............. )



Hari/Tanggal : ........................................



A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar !



‫عالل ع ع‬ 1. …..‫عاَمْلل‬ a.



‫تبلنتنينِاَمْتت‬



ْ‫ان نِعماَم‬ ‫إ‬



Lanjutan potongan hadits disamping adalah …. b.



َ‫عماَمْ ن ععوى‬



c. ‫اعمترئِئ‬



‫تل ل تن‬ ‫ك‬



d. ‫ي علقعولل‬



2. Niat artinya adalah …. a. Kehendak



b. Maksud



c. Pilihan



d. Syarat



c. Tirmidzi



d. annasa’i



3. Hadits tentang niat diriwayatkan oleh …. a. Abu daud 4.



5.



‫ان نِعماَمْ عالل ع ععاَمْلل‬ ‫إ‬



b. Bukhori dan Muslim



artinya adalah ….



a. Apa yang ia niatkan



c. Tergantung pada niat



b. Sesungguhnya setiap perbuatan



d. Setiap orang itu mendapatkan



‫ عدعرعجةة‬Kalimat di samping artinya …. a. Derajat



b. Pahala



c. Martabat



d. Pangkat



b. Tetangga



c. Bersaudara



d. Teman



b. Rizkinya



c. Umurnya



d. Umurnya



6. Muslim dengan muslim lainnya adalah …. a. Saling mengenal 7.



‫تف ع تيعزتقته‬



artinya adalah ….



a. Diluaskan



8. Salah satu hikmah silaturrahim adalah …. a. Menambah pekerjaan



c. Menambah rizki



b. Menambah dosa



d. Menambah pekerjaan



‫عصعللة الععجعماَمْععة أأفععضلل تمعن‬ b. …. ‫جعماَمْععة‬ c. ‫ص‬ ‫عصعلتة الععع ع ت‬ ‫عصعلتة الع ع‬



9. Kelengkapan hadits ini adalah .... a.



‫عصعلتة الععف نتذ‬



d.



‫عصعلتة ا ع تلععشاَمْتء‬



10. Sholat berjamaah akan mendapatkan kelipatan …. pahala. a. 30



b. 29



c. 28



d. 27



11. Sholat yang dikerjakan dua orang atau lebih disebut …. a. Berjamaah



b. Sendirian



c. Bersama



d. Munfarid



12. Yang merupakan contoh silaturrahim adalah ….. a. Sholat di rumah



c. Membaca qur’an



b. Memberikan hadiah



d. Berkunjung ke musium



13. Persaudaraan orang mu’min dengan mu’min lainnya diibaratkan …. a. Seluruh jiwa b. Satu badan c. Seluruh jasad



d. Satu iman



14. Menyambung hubungan kasih sayang persaudaraan disebut …. a. Hikmah 15.



b. Silaturahim



c. Keluarga



d. Sunnah



َ‫ تععداععى‬Arti kalimat di samping adalah …. a. Seluruh jasad



c. Seperti satu badan



b. Maka mereka



d. Tidak bias tidur



B. Isilah titiktitik dibawah ini dengan benar ! 1. Silaturrahim artinya adalah …. 2. Setiap perbuatan tergantung pada …. 3. Sholat munfarid adalah sholat yang dilakukan .... ‫ أأعفعض ل‬arti kalimat tersebut adalah .… 4. ‫ل‬ 5. Silaturrahim terdiri dari kata …. dan ….. 6. arti kalimat tersebut adalah .… 7. 8. 9. 10.



‫عمث علل العلمعؤتمتن ع عي‬



Memperlakukan orang lain sebagai saudara adalah arti dari …. Sholat berjamaah lebih utama dari pada sholat …. Hukum sholat berjamaah adalah …. Hadits silaturrahim diriwayatkan oleh …..



C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar ! 1. Tulislah 3 fungsi niat ! _____________________________________________________________________ 2. Tulislah 3 keutamaan sholat berjamaah ! _______________________________________________________________________ 3. Apakah yang dimaksud dengan persaudaraan ! ______________________________________________________________________ 4. Tulislah 3 cara bersilaturrahim ! ______________________________________________________________________ 5. Artikan hadits di bawah ini !



‫شيِرْعن عدعرعجةة‬ ‫عصعللة الععجعماَمْععة أأعفعضلل تمعن عصعلتة الععف نتذ ت عبسسعبع ئِ عوتع ع ت‬ Artinya : ________________________________________________________________



11. Sholat berjamaah terdiri dari imam dan …. 12. …. ‫صللةة‬ ‫ضلَل ةمنن ل‬ ‫صللةلَ انللجلماَلعةَ أنف ل‬ ‫ ل‬Lanjutan hadits disamping adalah ….



HADITS PERTAMA



‫ص سعلملر وبان اوللخ ط‬ ‫َ لساموع س‬:‫ضلي اس لعونهس لقاَلل‬ ‫ت لرسسوولل اا صلى ا‬ ‫ب لر ا‬ ‫طاَ ا‬ ‫لعون ألامويار اولسموؤامناويلن ألباوي لحوف ص‬ ‫ فللمون لكاَنل و‬.َ‫ئ لماَ نللوى‬ ‫ت اهوجلرتسهس إاللى اا‬ ‫َ إانطلماَ واللوعلماَسل اباَلنلطياَ ا‬:‫عليه وسلم يلقسووسل‬ ‫ت لوإانطلماَ لاسكلل اومار ص‬ ‫ِ لولمون لكاَنل و‬،‫لولرسسوولااه فلاهوجلرتسهس إاللى اا لولرسسوولااه‬ ‫صويبسلهاَ ألوو اوملرألصة يلوناكسحلهاَ فلاهوجلرتسهس إاللى‬ ‫ت اهوجلرتسهس لاسدونلياَ يس ا‬ .‫لماَ لهاَلجلر إاللوياه‬ ‫]رواه إماَماَ المحدثين أبو عبد ا محمد بن إسماَعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاَري وأبو الحسين مسلم بن الحجاَج بن مسلم القشيري‬ [‫النيساَبوري في صحيحيهماَ اللذين هماَ أصح الكتب المصنفة‬ Kosa kata: ‫العماَل ج العمل‬Perbuatan َ‫(نوى‬Dia) niatkan ‫امرء‬Seseorang ‫امرأة‬Seorang wanita Arti Hadits: Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabdaَ: Sesungguhnya setiap perbuatan[1])tergantung niatnya[2]). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya[3]) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).



Catatan: 1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkataَ: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata," Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata," Hadits ini merupakan sepertiga Islam. 2. Sebab dituturkannya hadits ini, yaituَ: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernamaَ: “Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).



Kandungan Hadist: 1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala). 2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. 3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah. 4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.



5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah. 6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat. 7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.



Shalihin Ini: Kitab Fadhilah / Keutamaan Amal (ِ‫ضاَئئل‬ ‫كضتاَب الفض ض‬ Bab ke-191: Bab Keutamaan Shalat Berjamaah (‫)باَب فضلِ صلةا الجماَعة‬ Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu Ta’ala ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabdaَ: ‫صللاة اولفللذ بالسوبصع لواعوشاريلن لدلرلجةة‬ ‫ضسل امون ل‬ ‫صللةس اوللجلماَلعة أوف ل‬ ‫ل‬ “Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabdaَ: ‫ضطع س‬ ‫ِ ثسطم لخلرلج إلى‬،‫ضولء‬ ‫ك ألنطهس إلذا تللو ط‬ ‫ضأَ لفأَوحلسلن السو س‬ ‫ِ لوذلا ل‬،َ‫ضوعةفا‬ ‫ف لعللى ل‬ ‫صلةس الطرسجال في لجلماَعصة تس ل‬ ‫ل‬ ‫صلتااه افي بلويتاه وفي سسوقااه لخومةساَ لواعوشاريلن ا‬ ‫و‬ ‫ط‬ ‫ط‬ ‫س‬ ‫ل‬ ‫ة‬ ‫ة‬ ‫س‬ ‫ط‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫صلي لعللوياه لماَ لدالم في‬ ‫ِ ل سيخارسجهس إلط ال ط‬،‫اللموساجاد‬ ‫صلى للوم تللزال اللملئالكة تس ل‬ ‫ِ لفإَلذا ل‬،‫ِ لوسحطت لعنهس بالهاَ لخاطيئلة‬،‫ِ للوم يلخط لخطلوةة إل سرفالعت للهس بالهاَ لدلرلجة‬،‫صلسة‬ ‫صلصة لماَ اونتل ل‬ ‫صللةل‬ ‫ظلر ال ط‬ ‫ِ لولل يللزاسل في ل‬،‫ِ اللطهسطم اورلحومسه‬،‫صلل لعللياه‬ ‫َ اللطهسطم ل‬:‫ِ تقوسل‬،ِ‫ِ لماَ للوم يسوحادث‬،‫صلطسه‬ ‫سم ل‬ “Sesungguhnya shalat seseorang secara berjamaah dilipatgandakan 25 kali lipat daripada dia shalat di rumahnya atau di pasarnya. Jika dia berwudhu, kemudian dia baguskan wudhunya, dan dia tidak ke masjid kecuali dia hendak shalat, maka dia tidak melangkahkan satu langkah kakinya kecuali diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya. Dan jika dia shalat maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama dia masih tetap di tempat shalatnya dan tidak berhadas. Para malaikat berkata, “Ya Allah angkatlah derajatnya, rahmatilah dia,” dan dia senantiasa dalam kondisi shalat selama dia menunggu shalat berikutnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dan hadits ini lafadz Al-Bukhari) Penjelasan rinci dan lengkap dari Bab Keutamaan Shalat Berjamaah termasuk pembahasan tentang Wajibnya Shalat Berjamaah di Masjid bagi Laki-laki dapat Anda simak atau download ceramah agamanya. Semoga bermanfaat.



Dengarkan dan Download Seri Kajian Kitab Syarah Riyadhush Shalihin – Syaikh ‘Abdur Razzaq: Bab 191 – Bab Keutamaan Shalat Berjamaah



MAKNA NIAT DALAM TUNTUNAN ISLAM OLEH : MEMET KURNIA



Dalam edisi yang lalu disebutkan bahwa Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah seseorang yang melakukan ibadahnya selaras dengan kebenaran yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagai pijakan dalam menimbang bahwa seorang muslim masuk dalam katagori Ahlus-sunnah Wal Jama’ah



ataukah hanya sebatas pengakuan yang bersandar pada taqlid buta dan kebodohannya. Memahami dan menjalankan makna niat dalam pengertian sebenarnya bisa mengantarkan seorang muslim pada kwalitas imannya yang diharapkan Islam. Pengertian Niat Niat secara bahasa adalah "maksud" (‫)القصدد‬ Sementara menurut Syara’ niat adalah ‫ء‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ُ والعبادةد‬.‫ص‬ ‫قر خ‬ ‫َ وهذا هو الخخلْ د‬،‫َ بأن يريخقصد بعملهِ الر تعال دورن شيء آخرر‬،‫صدد فخعلل العبادة رتقرببا إل ال تعال‬ ‫ص العملل بكليييلتهِ ل تعال‬ ‫إخخلْ د‬ “Maksud mengerjakan sebuah amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan tujuan ibadahnya tersebut hanya Allah swt tidak ada tujuan yang lain dan hal ini disebut pula ikhlas. Ibadah adalah pemurnian amal secara keseluruhan hanya kepada Allah semata.” Dari pengertian di atas niat identik dengan ikhlas, sebagimana Imam AlMawardi menguatkan hal itu ّ‫ص ف كلْلمهِم هوالنيية‬ ‫الخلْ د‬ Ikhlas dalam pandangan ulama adalah niat. Rasulullah bersabda َ:



(ّ‫إينا العأمادل بالنييلةّ )رواه الرئَأمةّ السيتة‬



“Sesungguhnya semua amal-amalan itu tergantung pada niat.” Lafadh ( َ‫ ) إننما‬dalam susunan kalimat di atas menunjukkan pada makna Al-Hashru artinya pembatasan dengan penterjemahan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “hanya”, dalam kaidah disebutkan bahwa AlHashru mengandung makna menetapkan hukum yang disebutkan dan menafikan selainnya. ‫ العمممماَلَل‬adalah bentuk jamak yang diawali dengan alif lam yang menunjukkan arti istighraq yang mengandung makna seluruh amal. Sementara yang dimaksud disini adalah semua amal syar’i yang membutuhkan niat. Jadi setiap amal harus ada niat dan tidak ada amal tanpa niat. Mengaplikasikan niat dalam melakukan suatu amal ibadah agar amal yang dilakukan tidak sia-sia, hal ini sangat penting karena makna niat



sebenarnya tidak hanya sebatas bermaksud untuk melakukan suatu amal saja, melainkan amal tersebut harus bersandar dengan ketentuan yang sudah digariskan Islam. Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan ‫ل‬ ‫أين النييةّر تريخرجْع إل الخخلْ ل‬ ِ‫ك له‬ ‫َ وهو واحدد للواحد الذي لشري ر‬،‫ص‬ “Sesungguhnya niat itu kembali pada ikhlas, dan ikhlas adalah satu untuk Yang Satu tiada sekutu bagi-Nya.” Imam Baidlawi berpendaapat



ِ‫الرادةد التوججْهِةّد نرو الفعلل لخبتغالء رضالء ال واخمتثالل حكلمه‬ ‫د‬ “Maksud yang terarah dalam melaksanakan suatu amal ibadah hanya mencari Keridhaan Allah dan dalam pelaksanaannya mentaati hukumNya.” Dari kedua pendapat di atas jelas bahwasannya untuk dapat diterimanya amal harus memenuhi persyaratan yang tekandung dalam makna niat tersebut, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani bahwa niat itu adalah satu untuk Yang Satu, mengandung pengertian bahwa amal harus sesuai dengan peraturan yang telah digariskan oleh yang Satu (risalah Islam sebagai hukum yang buat oleh Allah swt), sehingga untuk menuju Yang Satu tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan. Senada dengan keterangan di atas yaitu yang disampaikan Imam Baidlawi bahwa berniat dengan maksud yang terarah hanya untuk meraih Ridha Allah SWT dan pula dalam amalnya tersebut mengikuti dan tunduk pada cara yang telah di gariskan Allah swt. Dengan demikian bahwa apabila seorang muslim berniat untuk melakukan ibadah hanya menuju Ridha Allah tapi tanpa mengikuti tata cara ibadah yang di ajarkan Rasulullah saw maka dia tidak akan sampai amalnya kepada Allah swt karena persyaratan mutlak untuk tunduk pada hukum Allah tidak terpenuhi. Imam Fudlail bin ‘Iyad dalam menafsirkan ayat 2 surat Al-Mulku  ‫الطاذي لخلللق اوللموولت لواوللحلياَةل لايلوبلسلوسكوم أليَيسكوم ألوحلسسن لعلمةل ۚ لوهسلو اوللعازيسز اوللغسفوسر‬ “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” “siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya” kalimat ini di tafsirkan bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang yang melakukan



amalnya dengan ikhlas dan benar, selanjutnya Imam Fudlail bin ‘Iyad mengatakan َ: ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫صا‬ ‫َ حيت يكورن خال ب‬،‫صا رلخ ييدخقبرخل‬ ‫صواببا ورلخ يدكخن خال ب‬ ‫إين الرعمرل إذا كارن خال ب‬ ‫َ وإذا كان ر‬،‫صواببا رلخ ييدخقبرخل‬ ‫صا ورلخ يدكخن ر‬ ‫َ والصواب أخن يكورن عألى الكتا ل‬،‫ُ ألالص أخن يكورن ل‬.‫صوابا‬ ّ‫ب والدسننُلة‬ ‫ر د‬ ‫ر ب‬ “Sesungguhnya apabila melaksanakan amal dengan ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima, apabila amal itu benar namun tidak ikhlas maka tidak akan diterima, sehingga amal yang diterima itu harus ikhlas dan benar. Amal yang ikhlas adalah karena Allah swt semata dan amal yang benar itu adalah sesuai dengan Kitab Allah swt dan Sunnah Rasulullah SAW.” Al-Allamah Ibnu Qayyim berkomentar tentang niat َ: Sebagian Ulama Salaf mengatakan, tidaklah suatu pekerjaan meskipun kecil, melainkan dibentangkan kepadanya dua catatan, yaitu mengapa dan bagaimana? yakni mengapa kamu melakukan dan bagaimana kamu melakukan? Jadi sebagai seorang Ahlus-sunnah Wal Jama’ah dalam melakukan sebuah amal ibadah harus membersihkan tujuan yang lain kecuali hanya Allah semata dan amal ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan ketentuan Syari’at, tidak bisa seorang muslim melaksanakan ibadah hasil dari buah fikirannya sendiri yang mereka anggap baik. Sebagai seorang muslim yang rendah hati mereka akan melihat ke diri sendiri dan bertanya, sudahkah amal ibadah yang dilakukannya seiring dengan ketentuan syari’at ataukah masih bersandar pada taqlid buta? sementara taqlid akan mengantarkan pada amal-amal muhdatsat (sesuatu hal baru yang diada-adakan menyerupai syari’at). Di zaman sekarang ini kalau semua muslim jujur akan dirinya, tanpa disadari dan diketahui mayoritas mereka melaksanakan ibadahnya sudah banyak menyimpang dari tuntunan Rasulullah yang sebenarnya, hanya anehnya tatkala kebenaran yang bersandar kepada Rasul disampaikan mereka seolah menolaknya. Tapi penolakan mereka sangat bisa dimaklumi mungkin karena mereka belum mengetahui Islam yang sebenarnya. Sebagai suatu bukti untuk perenungan, pelaksanaan shalat yang seharihari dilakukan, sudahkah yakin bahwa apa yang dilaksanakan telah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW?, tatkala diajukan pertanyaan seperti ini mereka menjawab tidak tahu, inilah potret kaum muslimin di



akhir



zaman.



Daftar Pustaka: Tafsir Al-Baghawi - Fathul Bari -Mawarid Al-Imam Al-Muntaqa Min Ighasat Al-Lahfan - Madarij As-salikin -Al-Fatawa Al-Kubra - Al-Fiqh Al-Islami