Soal UTS DSS ROBBY GUNAWAN 372061025 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJIAN TENGAH SEMESTER KELAS KARYAWAN Mata Kuliah



: Decision Support System



Dosen



: Evan Jaelani, S.T., M.M.



Sifat Ujian



: Take Home Test



Nama



:Robby gunawan



Nim :372061025 _______________________________________________________________________________ Soal :



1.



Jelaskan pebedaan antara keputusan dengan pengambilan keputusan ! serta berikan contoh sederhananya !



Pengertian Pengambilan Keputusan : Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah “ sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat”. Dan sekali keputusan dibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain keputusan mempercepat diambilnya suatu tindakan, mendorng lahirnya pergerakan dan perubahan. Jadi ini menegaskan kalau keputusan itu sudah dibuat maka tindakan tidak dapat di tunda lagi. Beberapa Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli, Sebagai Berikut: 1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. 2. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,pengumpulan fakta dan data. 3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. 4. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi menjadi 3 tipe : 1. Keputusan Terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah Contoh kasus :          Manajer produksi dari PT. Langit selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan. 2.Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur.Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.



Contoh kasus :          Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan.  Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat. 3.Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.  Contoh kasus : Pak Budi adalah seorang Presiden Direktur PT. Sejahtera. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil. 2.



Jelaskan perbedaan antara pengambilan keputusan klasik dengan modern !



1. Hakikat pengambilan keputusan Kehidupan sehari – hari seorang eksekutif manajer, direktur, gubernur, menteri atau pejabat lainnya sesungguhnya adalah kehidupan yang bergumul dengan keputuasan.  Pengambilan keputusan merupakan aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen karena pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai kegiatan sentral dari manajemen, kunci kepemimpinan dan kareteristik yang pa;ing fundamental bagi suatu kegiatan administrative bahkan menurut Hoy dan Miskel (1978) pertanggung jawaban utama dari sebuah administrator melalui suatu proses tempat keputusan-keputusan itu dibuat dan dilaksanakan. 1. Pentingnya pengambilan keputusan Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan – keputusan sekarang Sungguhpun suatu pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan kegiatan politik yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya keputusan – keputusan mengenai kebijakan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu program, penempatan, dan penganggaran serta merupakan titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanaan. 1. Bagaimana tiba pada suatu keputusan Ada dua pandangan dalam proses mencapai keputusan suatu organisasi , yaitu: 1)      Optimasi :  disini seorangseorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternative- alternative, memperhitungkan untung dan ruginya dari setiap alternative itu merupakan tujuan organisasi. 2)      Satisficing: seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang asal memuaskan ketimabang mengejar penyelesaian terbaik. Ia tidak dapat mengidentifikasi semua alternative diakibatkan kelalaian dan kuranngnya informasi dari hasil penelitian



1. Pengertian, unsur, alternative dan konsekuensi keputusan Secara epistimologi keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, ia hampir tidak merupakan pilihan yang benar atau yang salah tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan yang hampir terjadi ialah pilihan antara yang “hampir benar dan yang mungkin salah”(Drucker, 1990). Walaupun keputusa itu dapat diartikan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkatan perorangan atau pada tingkatan kolektif. Hal ini dapat diartikan sebagai suatu keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label  pengambilan keputusan. Dibalik suatu keputusan ada unsure prosedur, yaitu pertama- tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan – tujuan khusus yang di inginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu keputusan hendaknya didasari pada fakta dan nilai . Dan apabila kita memperhatikan konsekuensi – konsekuensi dari suatu keputusan, hampir dapat dikatakan bahwa tidak akan ada satu keputusan pun yang akan menyenangkan setiap orang karena satu keputusan hanya bias memuaskan sekelompok orang atau sebagian orang dan selalu saja ada pihak yang dirugikan dengan keputusan itu dan apabila kerugian itu dirasa kurang objektif, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan reaksi. 1. A. B.



C.



1. A.



B.



C. i.



ii.



Tingkat – tingkat keputusan Keputusan otomatis. Keputusan ini dibuat dengan sangat sederhana, karena informasi yang ada sekaligus melahirkan suatu keputusan. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan. Tingkat informasi ini sudah mulai kompleks. Artinya informasi yang sudah ada member aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan tetapi keputusan belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu dipelajari. Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan. Keputusan jenis ini lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang diperlukan. Informasi- informasi itu harus dikumpulkan dan dianalisis. Factor – factor yang berperan dalam informasi itu  dipertimbangkan dan diperhitungkan. Antara informasi satu dengan yang lainnya dibandingkan, kemudian dicari yang paling banyak memberikan keuntungan dan kesenangan. Jenis- jenis Keputusan Keputusan terprogram. Mencakup keputusan operasional dan keputusan pada tingkat menengah dari morgan dan cerullo, keputusan operasional dan keputusan taktis dari Sutherland serta Mangkusubroto dan Trisnadi. Keputusan terprogram dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi yang reprentitif atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam organisasi yang terjadi berulang – ulang, yang sudah biasa, tempat para menejer bias memuat criteria penampilan, informasi yang jelas, serta alternative keputusan yang lebih baik. Keputusan tak terprogram. Mencakup keputusan strategis dan tujuan, keputusan ini dibuat sebagai respons terhadap masalah- masalah yang unik, jarang dijumpai dan yang tidak dapat di definisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan strategis. Kategori keputusan Keputusan Representasi. Suatu keputusan disebut representasi apabila pengambil keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan mengetahui dengan tepat bagaiman memanipulasi informasi tersebut. Keputusan empiris. Suatu keputusan yang miskin informasi tetapi memiliki cara yang cukup jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh, disebut keputusan empiris.



iii.



iv.



D. i.



Keputusan informasi. Suatu situasi yang kaya informasi, tetapi diliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi tersebut  akan menghasilkan apa yang disebut keputusan informasi. Keputusan eksplorasi. Istilah ini muncul karena situasi ini miskin dengan informasi dan tidak ada kata sepakat tentang cara yang hendak di anut untuk memulai mencari informasi. Ambiguitas muncul terutama tentang darimana usaha pembuatan keputusan hendak dimulai dan ada perasaan khawatir akan terjadi konflik karena tidak tersedia cara untuk mengantisipasi sasaran potensial. Teknik pengambilan keputusan Keputusan terprogram Tradisional dan Modern



  



  1.



Kebiasaan (Tradisional) Pekerjaan rutin sehari-hari, prosedur operasional yang baku.(Tradisional) Struktur organisasi, ada harapan bersama melalui perumusan sub-sub tujuan dengan menggunakan saluran informasi yang terumus dengan jelas. (Tradisional) Riset operasional, analisis matematik, model-model simulasi (Modern) Proses data elektronik(Modern) Keputusan tak terprogram Tradisional dan Modern











  



Heuristic, yaitu mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan sendiri intuisi dan kreatifitas. (Tradisional) Rule of thumb, yaitu suat prosedur praktis yang tidak menjamin penyelesaian optimal (Tradisional) Dengan seleksi latihan para eksekutif (Tradisional) Menyelenggarakan pelatihan bagi para pengambilan keputusan (Modern) Dengan menciptakan progam-progam komputer (Modern)



10.  Metode pengambilan keputusan 1.



Metode rasional . ini adalah metode klasik yang secara implicit mencakup model birokratik dari pengambilan keputusan bahkan merupakan model klasik dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis. 2. Metode tawar menawar. Metode ini yang justru dipandang sebagai model paling mendasar dalam aktivitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari inkrementalisme ialah bahwa keputusan tentang suatu kebijaksanaan terjadi dalam bentuk langkah – langkah kecil dan karenanya tidak tidak terlalu jauh dari sttus quo. 3. Metode agregatif. Mencakup antara lain teknik Delphi dan teknik – teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Sering kali metode ini memanfaatkan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam merumuskan kebijaksanaan – kebijaksanaan politik. 4. Metode keranjang sampah. Metode ini menolak model rasional , bahkan rasional yang sederhana sekalipun. Ia lebih tertarik pada pengambilan keputusan dan pada masalah – masalah yang timbul pada saat itu. Sering kali keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok. Dalam membahas alternative- alternative,



justru yang paling banyak di ungkapkan ialah tujuan dan sasaran, tetapi tidak mengevaluasi cara terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran itu. 1. Teori- teori pengambialn keputusan A. Aliran birokratik. Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, member informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lain kepada atasannya. B. Aliran manajemen saintifik. Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugastugas itu dapat dijabarkan kedalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. C. Aliran hubungan kemanusiaan. Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian yang diberikan kepada manusia dalam organisasi itu, seperti yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok social yang mempunyai tujuan. D. Aliran rasionalitas ekonomi. Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu ekonomi yang mengkonversi masukan (input) menjadi luaran (otuput), dan yang harus dilakukan dengan cara yang paling efisien. E. Aliran satisficing. Aliran ini tidak mengharapkan keputusan yang sempurna. Aliran ini yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat keputusan yang cukup membuat keputusan yang cukup rasional. F. Aliran analisis system. Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu system yang terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan dan berdampak satu sama lain. 1. Etika manejerial. Etika manajerial atau etika manajemen adalah koleksi ide dan pemeikir tentang perilaku manajer yang dapat dan yang tidak dapat diterima, yaitu terutama mencakup benar atau salah, baik atau buruk, adil atau tidak adil. Bagaimana pun juga, setiap organisasi memiliki kode etik atau peraturan perundangan- undangan yang setidak-tidaknya menjadi acuan dalam membuat keputusan yang tidak layak dipertanggungjawabkan sebagai keputusan etis. Jadi, memutuskan untuk melakukan itu dengan mengacu pada aturan-aturan etis, prinsip-prinsip, standar, norma-norma, yang sudah menjadi baku dalam berorganisasi atau masyarakat. Apabila tidak mengacu pada itu semua maka tidak boleh ada keputusan supaya tidak timbul konflik. Semua keputusan etis pada akhirnya di atur oleh suatu prinsip utilitas yang menyatakan 1.



Bahwa suatu rangkaian tindakan dapat dianggap baik bagi organisasi, jika dan hanya jika itu sudah merupakan alternative yang terbaik dalam kondisi itu. 2. Bahwa alternative terbaik itu adalah yang mempunyai dampak konsekuensi yang terbaik pula. 3. Bahwa alternative itu memaksimalkan perbandingan antara yang baik terhadap yang buruk bagi semua pihak yang terkena . memang agak sulit mencapai persyaratan itu, tetapi usaha setiap pengambilan keputusan untuk menuju kearah sana tidak akan pernah tertutup. 1. Tanggung jawab social manajer Tanggung jawab social berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak social dan ekonomi didalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab social perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, terutama untuk jangka panjang. Denagn demikian manajer sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha, terutama dalam hubungannya dengan langganan karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan perusahaan- perusahaan lain.



Etika berkenaan dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika ini khusus merupakan system ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam perilakunya. Ada lima factor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika yaitu: 1. Hukum 2. Peraturan-peraturan pemerintahan 3. Kode etik industri dan perusahaan 4. Tekanan – tekanan social 5. Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi Factor – factor ini mempengaruhi etika manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda-beda. Jadi dapat dikatakan bahwa pada era sekarang ini, para manajer semakin dituntut untuk mengikuti atau mentaati hokum dan standar-standaretika masyarakat. Pada waktu yang sama perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberiaan tanggapan organisasi terhadap masalah social.



3.



Perusahaan Tas “SAT” membuat 2 macam tas yaitu tas merk ANGRY BIRDS dan merk SPONGEBOB. Untuk membuat tas tersebut perusahaan menggunakan 3 jenis mesin. Mesin 1 khusus untuk memberi logo ANGRY BIRDS, mesin 2 khusus untuk memberi logo SPONGEBOB dan mesin 3 untuk menjahit tas dan membuat ritsleting. Setiap lusin tas ANGRY BIRDS mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan dimesin 3 selama 6 jam. Sedang untuk tas merk SPONGEBOB tidak diproses dimesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian dimesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum untuk mesin 1 adalah 8 jam, mesin 2 yaitu 15 jam dan mesin 3 adalah 30 jam. Laba penjualan setiap lusin tas merk ANGRY BIRDS adalah $3 dan merk SPONGEBOB adalah $5. maka : a. Formulasikan kedalam model matematis program linier dari permasalahan diatas ! b. Selesaikan model tersebut dengan metode grafik atau metode simpleks ! Penyelesaian Langkah 1: Memahami masalah Diketahui: Mesin 1 logo angrybirds, jam kerja maksimal 8 jam Mesin 2 logo spongebob, jam kerja maksimal 15 jam Mesin 3 menjahit tas dan ritsleting, jam kerja 30 jam Laba penjualan untuk setiap lusin tas merk Angry Birds $3 Laba penjualan untuk setiap lusin tas merk Spongebob $5 Ditanya: berapa lusin sebaiknya tas merk Angry Birds dan merk Spongebob yang dibuat agar bisa memaksimalkan laba?



Langkah 2: Menyusun rencana pemecahan masalah Membuat model matematika Tabel 2.4 Menyusun Model Matematika Jenis Tas Mesin I Mesin II



Mesin III



Fungsi Objektif



Angry Birds



2x



Spongebob ≤8



6x



3x



3y



5y



5y



≤ 15



≤ 30



Sehingga kendala-kendalanya dapat dituliskan sebagai berikut. 2X≤ 8 3X ≤ 15 6X + 5X ≤ 30 X ≥ 0, Y ≥ 0, x dan y anggota bilangan cacah. Sedangkan fungsi objektifnya adalah f(x,y) = 3x+5y. Garis-garis selidik yang memenuhi 3x+5y= k Langkah 3: Melaksanakan rencana pemecahan masalah Menggambar daerah himpunan penyelesaian 2X ≤ 8 2x = 8 x = 4 , jadi titik potongnya (4,0) 3Y ≤ 15



6X + 5Y≤ 30



3y = 15 y = 5 , jadi titik potongnya (0,5) 6x + 5y = 30 Jika x = 0, y = 6 , jadi titik potongnya (0,6) Jika y = 0, x = 5 , jadi titik potongnya (5,0)



Gambar 2.2 Grafik Daerah Himpunan Penyelesaian Contoh 2 Dari gambar di atas, dengan jelas kita dapat melihat bahwa garis selidik 3x +5y



=k akan menghasilkan nilai k maksimum, yaitu 𝑘4, apabila garis tersebut melalui titik potong grafik y = 5 dan 6x + 5y = 30. 6x + 5y = 30 y=5



6x +5.5 = 30 6x



=5 x =5/6



Ternyata kita memperoleh x= 5/6



yang bukan merupakan bilangan cacah.



Jawaban ini bukanlah jawaban yang valid karena banyaknya tas haruslah bilangan cacah. Oleh karena itu kita harus menentukan titik-titik yang absis maupun



ordinatnya bilangan cacah, dan titik-titik tersebut harus berada didaerah selesaian 5 dan dekat dengan titik ( 5). 6 Langkah 4: Memeriksa kembali Menganalisa nilai fungsi objektif Fungsi objektif maksimum yaitu (0,5) f(0,5) = 3.0 + 5.5 = 25 Jadi, agar memperoleh laba maksimum, yaitu $25, maka perusahaan tersebut harus memproduksi tas Spongebob sebanyak 5 lusin dan tidak memproduksi tas Angry Birds.