16 0 103 KB
PENERAPAN BUNDEL HAIS (ISK/CAUTI, PLABSI, IDO) No Dokumen SOP
:067/SOP. 005 /PMP/PKM TGA/ 2023
No.Revisi
: 00
TanggalTerbit
: 24 Februari 2023
Halaman
: 1/5
Puskesmas
dr.Allan Sartana
Tegal Angus
NIP.197010072001121002
1. Pengertian
Berdasarkan
sumber
infeksi,
maka
infeksi
dapat
berasal
dari masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari rumah sakit (Healthcare-Associated Infections/HAIs). Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection). Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan Kesehatan atau “HAIs” (Healthcare-Associated Infections) dengan pengertian yang lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan Kesehatan. Bundle HAIs terdiri dari Infeksi Saluran Kemih (ISK)/ Catheter Urinary Tract Infection (CAUTI), Peripheral Line Associated Bloodstream Infection (PLABSI), Infeksi Daerah Operasi (IDO). 2. Tujuan
Untuk mencegah penularan penyakit infeksi baik dari pasien ke petugas ataupun dari pasien ke pasien lain.
3. Kebijakan
Surat
Keputusan
Kepala
Puskesmas
Nomor
824/KEP.003/PMP/
PKM TGA/2022 tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas Tegal Angus 4. Referensi
Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ Langkahlangkah
Penerapan Bundles HAIs, antara lain: 1. Bundle ISK/CAUTI a. Bundle insersi i.
Kaji kebutuhan: pemasangan kateter hanya dilakukan jika
betul-betul diperlukan seperti pada retensi urin, obstruksi kemih, kandung kemih neurogenic, pasca bedah urologi, untuk memonitor output yang ketat. ii.
Pemasangan
oleh
petugas
yang
terlatih
dengan
mempertimbangkan antara lain: -
Ukuran kateter sekecil mungkin dengan aliran adekuat untuk mengurangi trauma uretra.
-
Kembangkan
balon
dengan
jumlah
air
yang
direkomendasikan pabrik. -
Setelah terpasang harus difiksasi untuk mencegah pergerakan dan traksi uretra.
iii.
iv.
Kebersihan tangan, dilakukan sebagai berikut: -
Sebelum mempersiapkan peralatan.
-
Sebelum memakai sarung tangan saat insersi.
-
Setelah melepas sarung tangan setelah insersi.
-
Setelah membereskan seluruh peralatan.
Teknik steril -
Gunakan Teknik aseptic saat pemasangan kateter, (sarung tangan steril dan peralatan steril sekali pakai)
-
Gunakan jelly pelican anetetik steril sekali pakai.
b. Bundles pemeliharaan i.
Kebersihan tangan: lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah memanipulasi kateter urin dan perangkatnya.
ii.
Perawatan kateter, sebagai berikut: -
Catheter-meatal junction harus dibersihkan setiap hari dengan sabun dan air bersih, tidak perlu dibalut.
-
Tidak
menggunakan
antibiotik/antiseptik
topical
karena akan berisiko terjadi koloni pathogen resisten. -
Pertahankan sisten aliran urin agar lancer, steril danb tertutup.
-
Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh dibuka kecuali atas indikasi.
-
Tidak dianjurkan irigasi bul-buli, kecuali bila ada sumbatan bekuan darah
iii.
Pemeliharaan kateter -
Kantong urin harus dikosongkan secara teratur dengan penampungan berbeda untuk setiap pasien.
-
Pakailah sarung tangan bersih, jika memanipulasi kateter atau pengosongan urine bag.
-
Urine bag harus selalu lebih rendah dari kandung kemih dan tidak boleh menyentuh lantai atau roda tempat tidur.
-
Bersihkan daerah genital dan kateter menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalir.
-
Jangan gunakan antibiotik/antiseptik topical untuk mencegah resistensi antibiotic dan tidak boleh dibalut untuk mencegah kolonisasi.
-
Penggantian kateter, hanya bila terjadi infeksi, tidak ada jadwal rutin penggantian kateter urin.
-
Fiksasi kateter untuk mencegah Gerakan dan trauma pada meatus uretra.
-
Letakan urine bag lebih rendah dari kandung kemih dan buang urin setiap 8 jam atau jika sudah penuh.
-
Tidak meletakan urin bag di lantai.
-
Periksa selang urin sesering mungkin jangan sampai terlipat serta menjaga sistem drainase agar tidak tertutup.
-
Gunakan
Teknik
aseptic
untuk
mendapatkan
specimen, pemeriksaan mikrobiologi tidak dilakukan secara rutin, kecuali ada indikasi. iv.
Pelepasan kateter -
Kaji kebutuhan kateter setiap hari
-
Segera lepas jika tidak dibutuhkan atau tidak ada indikasi.
2. Bundles Peripheral Line Associated Blood Stream Infection (PLABSI) a. Bundle Insersi -
Pastikan melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah insersi, perawatan, dan melepaskan kateter intra vena perifer.
-
Gunakan sarung tangan bersih saat melakukan pemasangan
dan
perawatan
infus
dan
hindari
kontaminasi dengan lingkungan misalnya memengang tempat tidur, tiang infus, meja dan lain-lain. -
Gunakan troli Tindakan sebagai tempat peralayan
yang akan digunakan dan bak instrument bersih yang telah
dibersihkan
alcohol
swab
70%
untuk
menempatkan peralatan steril (spuit berisi obat). Siapkan bengkok/ penampung limbah, safety box untuk menempatkan limbah hasil kegiatan. -
Pemilihan
area/lokasi
insersi
dilakukan
dengan
mempertimbangkan risiko paling rendah akibat dari pemasangan intra vena kateter. -
Sebelum melakukan insersi pada area pemasangan intra vena kateter maka lakukan disinfeksi permukaan kulit dengan alcohol swab 70% selanjutnya tunggu mengering tanpa menyentuh area insersi kembali, jika terdapat darah disekitar area insersi bersihkan dengan swab alcohol 70%.
-
Lakukan penutupan area insersi intra vena kateter menggukanan kasa steril atau penutup transparan steril (dressing steril) jika memungkinkan.
-
Tidak melakukan penusukan pada area plastic kolf infus sebagai cara memasukan obat.
-
Perangkat infus digantung denga naman di tempat yang bersih dan hindari pemindahan yang akan membawa mikroorganisme dari kulit ke dalam aliran darah misalnya: infus diletakan di tempat tidur atau meja.
-
Pastikan perangkat infus (administrasi set) dalam kondisi tertutup dan diberi label tanggal pemasangan.
b. Bundle maintenan -
Lakukan
kebersihan
tangan
setiap
sebelum dan
sesudah melakukan perawatan atau memanipulasi keteter intra vena perifer. -
Gunakan APD sesuai indikasi dan jenis paparan.
-
Setiap
mengakses
(membuka
atau
menutup)
sambungan infus maka lakukan disinfeksi dengan alcohol 70%. -
Perhatikan penggunaan selang kateter yang elstis sehingga dapat terlipat dengan baik dan tidak mudah terlipat dan rusak.
-
Gunakan balutan steril dengan pemasangan yang
aman dan nyaman untuk pasien. -
Pastikan konektor dengan sistem tertutup.
-
Pastikan perangkat infus dalam kondisi tertutup dan diberi label tanggal pemasangan.
-
Pengantian administrasi set setiap 96 jam atau sesuai standar yang ditetapkan.
-
Perangkat administrasi set untuk infus nutrisi perentral harus diganti setiap 24 jam dan jika penggunaanya hanya mengandung glukosa infus dectrose maka diganti maksimal dalam 72 jam.
-
Kaji kebutuhan kateter intra vena perifer setiap hari untuk memastikan apakah masih diperlukan atau sudah dapat dilakukan pelepasan segera atau tidak ada indikasi lagi.
3. Bundle Infeksi Daerah Operasi (IDO) Penerapan bundle IDO pada Tindakan Superficial Incision Surgical Site Infection a. Langkah-langkah pencegahan pra-operasi i.
Pasien yang akan menjalani pembedahan disrankan untuk mandi atau menjaga personal hygine sebelum Tindakan operasi dengan menggunakan sabun antiseptic
ii.
Pastikan ruang Tindakan operasi bersih, tertata baik, sirkulasi udara baik (minimal menyerupai semi kamar bedah jika memungkinkan).
iii.
Pencukuran rambut harus dihindari kecuali jika rambut dapat mengganggu prosedur operasi dan penggunaan pisau cukur hrus dihindari dan sebaiknya gunakan Surgical Electrical Clipper.
iv.
Petugas tidak menggunakan aksesoris di tangan (cincin, jam tangan, gelang, cat kuku atau berkuku Panjang).
v.
Sebelum
Tindakan
pembedahan
harus
melakukan
kebersihan tangan (cuci tangan pembedahan) menggunakan sabun antiseptic. vi.
APD sesuai indikasi dan jenis pajanan.
vii.
Dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah antara 140-200 mg/dl (7,8-11,1 mmol/L) pada pasien diabetes maupun bukan diabetes yang hendak menjalani operasi.
viii.
Batasi jumlah orang di dalam ruang atau kamar Tindakan.
b. Langkah pencegahan intra operasi i.
Antiseptic permukaan kulit dilakukan dengan menggunakan alcohol 70% atau iodine tincture 2% atau chlorhexidine 2-4% (manfaat iodin atau clorheksidin dan larurtan alcohol adalah untuk memperpanjang aktivitas bakterisidal).
ii.
Pertahankan ruang Tindakan berudara bersih dengan sirkulasi udara 12 kali/jam, temperature 19-24C dengan kelembapan
40-60%
dan
dibersihkan
setiap
selesai
Tindakan secara periodic (jika tidak memungkinkan maka kendalikan
lingkungan
untuk
mencegah
kontaminasi
lingkungan terhadap risiko infeksi). iii.
Pertahankan suhu tubuh pasien dari kondisi normothermia perioperasi dengan menggunakan alat penghangat jika diperlukan.
iv.
Hindari penggunaan antimikroba untuk mengirigasi luka insisi sebelum penutupan untuk menekan risiko IDO karena tidak terdapat cukup bukti untuk menganjurkan penggunaan atau tidak menggunakan irigasi larutan garam steril atau antiseptic terhadap luka insisi sebelum penutupan luka.
v.
Jangan memberikan bubuk vankomisin (antimikroba) ke daerah sayatan pembedahan untuk mencegah infeksi daerah operasi.
vi.
Gunakan APD sesuai indikasi dan risiko pajanan.
vii.
Peralatan dipergunakan sesuai dengan kriteria alat kritikal, semi kritikal dan non kritikal.
c. Langkah pencegahan pasca operasi i.
Lakukan Teknik aseptic saat melakukan pemasangan dressing dan penatalaksanaan luka.
ii.
Tidak menggunakan antimikroba topical untuk perawatan luka.
iii.
Melepaskan dressing (penutup luka) lebih awal (