Sop Hepatitis B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HEPATITIS B No. Dokumen : SOP



No. Revisi



:



Tanggal Terbit: Halaman



:



PUSKESMAS I



DR. DRI KUSRINI



SUMPIUH



NIP 19720112 200212 2 004



1. Pengertian



No. ICPC-2 : D72 Viral Hepatitis No. ICD-10 : B16 Acute Hepatitis B Tingkat Kemampuan 3A



Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi. Virus ini tersebar luas di seluruh dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi.



Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita sebut sebagai hepatitis kronik (5%). Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi sirosis hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi hepatoma. 2. Tujuan



Sebagai



acuan



penerapan



langkah-langkah



untuk



penatalaksanaan Hepatitis B 3. Kebijakan



SK Nomor : ……………. Tentang



4. Referensi



KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR



HK.02.02/MENKES/514/2015



TENTANG PANDUAN



PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 5. Prosedur



Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan 1. Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anakanak. 2. Gejala timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6 minggu, antara lain: a. gangguan gastrointestinal, seperti: malaise, anoreksia, mual dan muntah;



HEPATITIS B No. Dokumen : No. Revisi



SOP



:



Tanggal Terbit: Halaman



:



b. gejala flu: batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.



3. Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning, tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap. 4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap. Pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat. Pada saat badan kuning, biasanya diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa sakit bila ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut akan timbul fase resolusi. . Faktor Risiko 1. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis B. 2. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada penyalahgunaan obat suntik. 3. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita hepatitis B. 4. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia. 5. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap donor. 6. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. 7. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.



Hasil



Pemeriksaan



Fisik



dan



Penunjang



Sederhana



(Objective) 



Pemeriksaan Fisik 1. Konjungtiva ikterik 2. Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati 3. Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien







Pemeriksaan Penunjang 1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin) 2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam



HEPATITIS B No. Dokumen : SOP



No. Revisi



:



Tanggal Terbit: Halaman



:



darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang lebih lengkap. 3. HBsAg (di pelayanan kesehatan sekunder)



Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis 



Diagnosis



ditegakkan



berdasarkan



anamnesis,



pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.



Diagnosis Banding 



Perlemakan hati, penyakit hati oleh karena obat atau toksin, hepatitis autoimun, hepatitis alkoholik, obstruksi akut traktus biliaris



Komplikasi 



Sirosis hepar, Hepatoma



Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan 1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat 2. Tirah baring 3. Pengobatan simptomatik a. Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari. b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10 mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari. c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x 200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari)



Rencana Tindak Lanjut 



Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan



Kriteria Rujukan 1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang laboratorium di pelayanan kesehatan sekunder



HEPATITIS B No. Dokumen : SOP



No. Revisi



:



Tanggal Terbit: Halaman



:



2. Penderita hepatitis B dengan keluhan ikterik yang menetap disertai keluhan yang lain



Konseling dan Edukasi 1. Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung pasien agar teratur minum obat karena pengobatan jangka panjang. 2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien. 3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan imunisasi



Peralatan 



Laboratorium darah rutin, urin rutin dan pemeriksaan fungsi hati



Prognosis 



Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya, prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungtionam dan sanationam dubia ad malam



6. Diagram Alur



-



7. Unit terkait



Balai Pengobatan



8.Rekaman Historis Perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan