Sop Pe KLB Campak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB CAMPAK



SOP Puskesmas Gogagoman



No. Dok



:



No. Revisi



:



Tanggal Terbit Tanggal Mulai Berlaku Halaman



:



Ditetapkan oleh : Kepala Puskesmas Gogagoman



: 1 dari 4 SUKMAWATI, S.ST NIP. 196408281984122002



1. Pengertian



2. Tujuan



3. Kebijakan 4. Referensi



5. Persyaratan



6. Prosedur/Langkah-langkah



Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan yang bertujuan mengetahui gambaran epidemiologi KLB berdasarkan waktu kejadian, umur dan status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas wilayah yang terjangkit dan kelompok yang teresiko. Disamping itu juga untuk mendapatkan factor risiko terjadinya KLB sehingga dapat dilakukan tindak lanjut. Tujuan umum : Mengetahui penyebab terjadinya KLB, luas wilayah terjangkit dan mencegah penyebaran yang lebi luas Tujuan khusus : 1. Mengetahui karakterisitik epidemiologi KLB menurut umur, waktu, tempat dan status imunisasi, status gizi serta risiko kematiannya. 2. Mengidetifikasi populasi dan desa risiko tinggi untuk mengevaluasi dan merumuskan strategi program imunisasi. 3. Meramalkan terjadinya KLB yang akan datang untuk segera diambil tindakan 4. Memastikan terlaksananya penyelidikan KLB sesuai pedoman yang ditetapkan. 5. Mengidentifikasi dan merekomendasikan respon imunisasi Surat Keputusan Kepala Puskesmas Penyelidikan dan penanggulangan KLB merupakan langkah penting dalam pengendalian penyakit menular di Indonesia. Penanggulangan suatu KLB penyakit menular diatur dalam UU No.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular, PP No.4 tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular, Permenkes No.560 tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan PP 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan pemerintah provinsi sebagai daerah otonom. 1. Mengidentifikasi dugaan diagnosis 2. Mengidentifikasi unit-unit pelayanan yang terlibat, terutama tenaga profesional yang memeriksa dan mengobati korban. 3. Menyusun hipotesis awal tentang diagnosis etilogi kasus-kasus, sumber dan cara penularan serta pemeriksaan laboratorium yang diperlukan. 4. Menyusun proposal penyelidikan KLB dan sumber pendanaan 5. Menyusun tim penyelidikan KLB, termasuk para ahli untuk berkonsultasi apabila memerlukan dukungan spesialis. 6. Mempersiapkan peralatan penyelidikan, termasuk sarana penunjang epidemiologi, referensi, transportasi dan komunikasi. Sarana epidemiologi berupa formulir penyelidikan, computer, peralatan laboratorium, perlengkapan diagnostic. 7. Mempersiapkan laboratorium yang akan memeriksa specimen 8. Mempersiapkan administrasi kegiatan termasuk surat tugas Langkah 1 : Konfirmasi awal KLB Petugas surveilans Puskesmas atau penanggungjawab surveilans melakukan konfirmasi awal untuk memastikan terjadinya KLB campak dengan cara : a. Review register Puskesmas untuk melihat jumlah kasus pada Desa dugaan KLB b. Wawancara dengan petugas Puskesmas lainnya dan beberapa pengunjung Puskesmas pada saat penyelidikan untuk mengetahui adanya kasus campak di daerah tempat tinggal mereka.



c. Mengirimkan laporan W1/telepon ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota apabila benar terjadi KLB dalam waktu 1 x 24 jam. Langkah 2 : Pelaporan segera KLB a. Puskesmas Apabila Puskesmas telah mengidentifikasi adanya KLB campak sesuai criteria KLB campak, maka dalam waktu 1 x 24 jam dilaporkan ke DInas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan SMS atau telepon yang diikuti dengan laporan W1. Selanjutnya laporan hasil penyelidikan KLB dikirim setelah selesai penyelidikan. b. Kabupaten/Kota Setelah adanya laporan KLB dari Puskesmas, dalam waktu 1 x 24 jam Kabupaten/Kota menginformasikan ke Dinas Kesehatan Propinsi, dapat dilakukan menggunakan SMS atau telepon yang diikuti laporan W1. c. Propinsi Setelah laporan KLB diterima di Propinsi, Dinas Kesehatan Propinsi meneruskan laporan tersebut ke Ditjen PP dan PL Cq. Subdit Surveilans dengan cara yang sama dalam waktu 1 x 24 jam. Langkah 3 : Persiapan penyelidikan a. Persiapan lapangan, menginformasikan adanya KLB campak kepada masyarakat, tokoh masyarakat, lurah, RT, RW, dll. b. Persiapan formulir penyelidikan (form C1) c. Persiapan tim Kabupaten/Kota dan apabila diperlukan dapat mengikut sertakan dokter ahli anak RS dan tim Provinsi atau Pusat. d. Persiapan vitamin A, antibiotic dan antiseptic. e. Persiapan pengambilan specimen darah oleh Puskesmas atau petugas Kabupaten/Kota Langkah 4 : Kunjungan rumah ke rumah/mencari kasus tambahan dan populasi terisiko. Kunjungan rumah ke rumah bertujuan untuk mencari kasus tambahan, populasi terisiko (population at risk) dan mereview status imunisasi campak pada populasi di daerah KLB. a. Luas wilayah yang dikunjungi : - Apabila kasus mengelompok di 1 RW, maka semua rumah di RW tersebut dikunjungi (house to house) - Apabila kasus menyebar di beberapa RW atau kelurahan atau desa maka kunjungi seluruh rumah di wilayah administrasi terkecil (RT) di wilayah kasus tersebut. Dalam epidemiologi, penentuan luas wilayah penyelidikan tergantung berbagai factor, seperti : mobilitas, kepadatan penduduk, kondisi yang membatasi wilayah, dll b. Tata cara kunjungan rumah ke rumah : Semua rumah sesuai criteria diatas harus dikunjungi walaupun tidak ada kasus campak, untuk memastikan tidak ada kasus yang lolos dan mendapatkan populasi berisiko (at risk). Pada saat kunjungan rumah dilakukan : - Jelaskan kepada Orang tua tentang maksud kedatangan dan gejala, bahaya dan cara pencegahan penyakit campak. - Tanyakan apakah ada anak yang menderita campak selama 1 bulan terakhir dengan menyebutkan tanda-tanda campak dan catat dalam formulir C1. - Tanyakan semua anak dibawah umur kurang 15 tahun yang tidak sakit campak, juga status imunisasi campaknya dan catat pada formulir C1. Dimaksudkan untuk mendapatkan angka populasi rentan serta populasi terisiko dan memprediksi status imunisasi populasi di daerah KLB tersebut. - Berikan vitamin A kepada anak yang menderita campak pada saat kunjungan dan dosis kedua pada hari berikutnya. Jelaskan kepada orang tua tentang kegunaan vitamin A. - Apabila ada komplikasi, segera rujuk ke Puskesmas terdekat dan apabila penyakit cukup berat, rujuk ke rumah sakit. - Minta Orang tua untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan



apabila ada kasus baru atau komplikasi. Langkah 5 : Mengumpulkan informasi factor risiko Informasi factor risiko dikumpulkan agar dapat diketahui penyebab terjadinya KLB menggunakan formulir C2 yang meliputi : a. Cakupan imunisasi campak di tingkat Puskesmas dan Desa terjangkit selama 3 – 5 tahun terakhir. b. Informasi keterjangkauan ke pelayanan kesehatan c. Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan penyimpanan vaksin d. Status gizi masyarakat secara umum, daerah dibahas kumuh atau padat atau daerah pengungsi. Langkah 6 : Mengambil specimen : a. Ambil specimen darah b. Pisahkan serum (dapat di centrifuge terlebih dahulu) Specimen disimpan dalam refrigerator (tidak boleh beku) Langkah 7 : Tatalaksana kasus Tatalaksana kasus di lapangan dilakukan oleh tim infestigasi yang meliputi : a. Pengobatan penderita yang tidak komplikasi (antipiretik) b. Pemberian vitamin A dosis tinggi c. Pengobatan komplikasi di Puskesmas (antibiotic) d. Apabila keadaan penderita cukup berat, segera rujuk ke RS. Langkah 8 : Pengolahan dan analisa data Kegiatan surveilans bertujuan untuk mempelajari gambaran epidemiologi dari kasus campak, sehingga dapat menjawab pertanyaan who (person), where (place), when (time), why (kenapa), how (bagaimana). Bila pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab oleh data surveilans, maka fungsi surveilans telah gagal dalam memberikan informasi tentang adanya suatu masalah kesehatan. a. Pengolahan dan analisis data rutin Pengolahan dan analisa data dilakukan di setiap tingkat, mulai puskesmas, kabupaten/kota, propinsi maupun nasional. b. Analisis data KLB Analisis data KLB hamper sama dengan analisis data rutin, prinsip time, place dan person yang akan menjawab pertanyaan siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana suatu kejadian KLB akan dapat memberikan masukan kepada program imunisasi



-



Langkah 9 : Penulisan laporan KLB Setelah selesai melakukan penyelidikan KLB maka buat laporan tertulis tentang hasil investigasi dan perkembangan KLB yang mencakup : a. Latar belakang yang mencakup riwayat KLB dan gambaran umum daerah terserang (urban, rural, sarana pelayanan kesehatan, ketenagaan, status gizi masyarakat secara umum) b. Metodologi c. Analisis kasus campak : Distribusi kasus menurut waktu (time), tempat (place) dan orang (person) Kurva epidemic kasus, mapping kasus, grafik kasus menurut kelompok umur dan status imunisasi. Attack rate menurut kelompok umur Menghitung vaksin efikasi bila memungkinkan d. Analisa pelaksanaan program imunisasi (manajemen. Logistic, cakupan) e. Upaya yang sudah dilakukan seperti pengobatan, pemberian vitamin A, penyuluhan maupun pemeriksaan laboratorium. f. Outbreak respons bila ada. g. Kesimpulan dan rekomendasi. Langkah 10 :



a. Laporan segera b. Laporan akhir penyelidikan



7. Unit terkait



Langkah 11 : Umpan balik dan rfencana tindak lanjut 1. Pokja 2. 2. Pelaksana Program



Rekaman Historis Perubahan



No



Isi Perubahan



Tanggal Mulai Diberlakukan