5 0 82 KB
PEMBERIAN ANASTESI LOKAL No Dokumen SOP
:
/ /PKMSS/MSJ/2022
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
:
Halaman
:
Puskesmas Sungai Sidang a. Pengertian
ABDUL RAHMAN MS, SKM NIP. 19710702 199202 1 002
Pemberian anastesi local adalah Tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara local tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian anastesi local dapat dengan Teknik : a. Anastesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetic local diatas selaput mukosa seperti mata, hidung, dan faring. b. Anastesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetic local langsung diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blockade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan. c. Anastesi blok adalah penyuntikan analgetic local langsung ke asaraf uatama atau pleksus saraf. d. Anastesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetic local intervena. Obat anatesi local/regional adalah oabat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara local. Anastesi local idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, muka kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya reversible. Contoh obat anastesi local adalah : 1. Lidokain (liqnikaon, xylocaine) adalah anastesi local kuat yang digunakan secara topical dan suntikan. Efek anastesi lebih kuta, cepat, ekstensif disbanding prokain.
2. Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja Panjang. b. Tujuan
Sebagai
acuan
menghilangkan
rasa
penerapan sakit
Langkah-langkah
sementara
Ketika
untuk
melakukan
Tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. c. Kebijakan
Kebijakan tentang Pemberian anastesi lokal
d. Referensi
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Minimal Bidang Kesehatan 2. Permenkes RI No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
e. Alat dan Bahan
1. Alat: ATK, Buku register, Tensi.
2. Bahan: Obat-obatan anastesi f.
Prosedur
1. Petugas mengidentifikasi pasien 2. Petugas melakukan kajian awal klinis 3. Petugas menjelaskan Tindakan medis yang akan dilakukan sesuai identifikasi kasus 4. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang Tindakan anastesi yang dilakukan 5. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed consent oleh petugas 6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk Tindakan anastesi 7. Petugasmenempatkan pasien di ruang Tindakan, lalu dilakukan anastesi. 8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan 9. Petugas menggunakan sarungan tangan steril 10. Petugas mengambil obat anastesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anastesi 11. Petugas memberikan informasi kalua akan melakukan penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit. 12. Petugas menyuntikan obat anatesi langsung ke lesi, luka dan sekitarnya secara blokadi lingkar dan obat intradermal atau subcutan. 13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anastesi bereaksi dan pasien sudah tidak merasakan sakit pada luka dan
sekitarnya. 14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka 15. Setelah pasien tindak merasakan nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran dengan NaCl 0,9%. g. Diagram Alir Pasien Datang
Petugas melakukan pengkajian klinis
Indikasi dilakukan anastesi lokal
Petugas memberikan penjalasan kepada pasien
Petugas memberikan informed consent & pasien melakukan tanda tangan pada informed consent
Petugas mempersiapkan alat dan bahan
Petugas melakukan anastesi lokal
h. Hal-hal yang
1. Kesiapan obat anastesi
perlu diperhatikan i.
Unit Terkait
1. Dokter 2. Perawat
j.
Dokumen
1. UGD
Terkait
2. Ruang BP 3. Ruang KIA
k. Rekam historis
perubahan
No.
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggal diberlakukan
mulai