7 0 85 KB
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG UPT PUSKESMAS KALIORI
SOP
:171/SOP/III/2017 No. Dokumen No. Revisi : 0 Tanggal : 25 Januari 2017 Terbit Halaman : 1 - 3
Kepala Puskesmas
PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG
Pengertian
dr. Suzana Asih Iranti NIP. 19770819 200604 2 005
Pemeriksaan fisik hidung adalah melakukan inspeksi hidung dan bentuk hidung dan melakukan pemeriksaan hidung dengan
Tujuan
rhinoskopi anterior. Sebagai acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan fisik
Kebijakan
hidung Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kaliori Nomor /2017,Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di UPT Puskesmas Kaliori
Referensi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Langkah – langkah
Kesehatan Tingkat Pertama. Pemeriksaan hidung dengan Penlight 1.
Petugas menjelaskan kepada pasien jenis dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
2.
Cuci tangan sebelum melakukan prosedur pemeriksaan.
3.
Inspeksi permukaan anterior dan inferior hidung. Nilai adanya
tanda-tanda
inflamasi,
trauma,
atau
anomali
kongenital. Apakah hidung lurus? Apakah deviasi hidung melibatkan bagian tulang atau bagian kartilago?
4.
Palpasi hidung untuk menilai adanya nyeri dan bengkak.
5.
Minta pasien untuk mendongakkan kepalanya. Berikan tekanan ringan pada ujung hidung dengan jari jempol anda untuk memperlebar lubang hidung, dan dengan bantuan penlight pemeriksa dapat melihat sebagian vestibula.
6.
Inspeksi posisi septum terhadap kartilago lateral di tiap sisi.
7.
Inspeksi vestibula untuk melihat adanya inflamasi, deviasi septum anterior, atau perforasi.
8.
Inspeksi mukosa hidung. Nilai warna mukosa hidung. Lihat adanya eksudat, bengkak, perdarahan, tumor, polip, dan trauma. Mukosa hidung biasanya berwarna lebih gelap dibanding mukosa mulut.
9.
Jika terjadi epistaksis, periksa daerah little yang terletak kurang lebih 0,5 - 1 cm dari tepi septum untuk menilai adanya krusta dan hipervaskularisasi.
10. Ekstensikan kepala pasien untuk menilai deviasi atau perforasi septum posterior. Nilai ukuran dan warna konka inferior. 11.
Inspeksi ukuran, warna, dan kondisi mukosa konka media. Lihat apakah terdapat tanda-tanda inflamasi, tumor atau polip.
12. Inspeksi pengembangan cuping hidung apakah simetris. Periksa patensi tiap lubang hidung dengan meletakkan satu jari di tiap ala nasi dan minta pasien untuk menarik napas melalui hidung. 13. Palpasi sinus maksilaris dan frontalis. Palpasi sinus frontalis dengan mengetuk tulang di daerah alis, hindari menekan mata. Kemudian lakukan ketukan pada sinus maksilaris. Lihat
respon
wajah
pasien,
apakah
pasien
terlihat
kesakitan. Pemeriksaan rhinoskopi anterior 1.
Menggunakan otoskop. a. Letakkan jempol kiri pemeriksa di ujung hidung pasien sembari pemeriksa menggunakan telapak tangannya
untuk mempertahankan kepala pasien agar tetap tegak. b. Ekstensikan sedikit kepala pasien saat memasukkan spekulum otoskop ke lubang hidung. c. Setelah satu lubang hidung diperiksa, pindahkan ke lubang lain. Sarankan pasien bernapas dari mulut agar lensa otoskop tidak berembun. d. Nilai mukosa hidung, apakah terdapat tanda-tanda inflamasi, polip, tumor, sekret dan deviasi septum. 2.
Menggunakan spekulum hidung. a. Alat dipegang oleh tangan kiri pemeriksa dengan posisi jempol berada pada sendi spekulum nasal dan jari telunjuk kiri pemeriksa diletakkan di ala nasi pasien untuk memfiksasi. Spekulum dimasukkan ke lubang hidung pasien dengan posisi membentuk sudut 15o terhadap bidang horizontal. b. Blade spekulum nasal dimasukkan sekitar 1 cm ke dalam vestibula, dan leher pasien sedikit diekstensikan. c. Tangan kanan pemeriksa memegang kepala pasien untuk memposisikan kepala pasien agar struktur internal hidung terlihat lebih jelas. d. Kemudian blade spekulum nasal dibuka ke arah superior sehingga vestibulum terbuka lebar. Hindari membuka blade
spekulum
nasal
ke
arah
inferior
karena
menyebabkan nyeri. e. Nilai mukosa hidung, apakah terdapat tanda-tanda inflamasi, polip, tumor, sekret dan deviasi septum. f. Setelah memeriksa satu lubang hidung, spekulum yang masih dipegang oleh tangan kiri pemeriksa dikeluarkan dengan
menutupnya
sebagian
untuk
mencegah
terjepitnya bulu hidung. Lalu dimasukkan ke lubang Unit terkait
1.
hidung yang satu lagi. Pelayanan Umum
2.
Pelayanan Kesehatan Anak dan Imunisasi
3.
Pelayanan Gawat Darurat
Rekaman historis perubahan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl.mulai diberlakukan
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG UPT PUSKESMAS KALIORI
DT
:171/DT/III/2017 No. Dokumen No. Revisi : 0 Tanggal : 25 Januari 2017 Terbit Halaman : 1 - 4
PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG
Kepala Puskesmas
dr. Suzana Asih Iranti NIP. 19770819 200604 2 005
DAFTAR TILIK Unit
: …….………………………………………………………………...
Nama Petugas
: ….……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan
: ……..……………………………………………….………………. Langkah Kegiatan
No
Ya
Pemeriksaan hidung dengan Penlight 1 2 3
Apakah
Petugas menjelaskan kepada pasien jenis dan
Apakah
prosedur pemeriksaan yang dilakukan. Cuci tangan sebelum melakukan
Apakah
pemeriksaan. Inspeksi permukaan anterior dan inferior hidung.
prosedur
Nilai adanya tanda-tanda inflamasi, trauma, atau anomali kongenital. Apakah hidung lurus? Apakah deviasi hidung melibatkan bagian tulang atau bagian kartilago?
Tidak
4
Apakah
Palpasi hidung untuk menilai adanya nyeri dan
5
Apakah
bengkak. Minta pasien untuk mendongakkan kepalanya. Berikan tekanan ringan pada ujung hidung dengan jari jempol anda untuk memperlebar lubanghidung, dan dengan bantuan penlight pemeriksa dapat melihat sebagian vestibula.
6 7 8
Apakah
Inspeksi posisi septum terhadap kartilago lateral di
Apakah
tiap sisi. Inspeksi vestibula untuk melihat adanya inflamasi,
Apakah
deviasi septum anterior, atau perforasi. Inspeksi mukosa hidung. Nilai warna mukosa hidung.
Lihat
adanya
eksudat,
bengkak,
perdarahan, tumor, polip, dan trauma. Mukosa hidung biasanya berwarna lebih gelap dibanding 9
Apakah
mukosa mulut. Jika terjadi epistaksis, periksa daerah little yang terletak kurang lebih 0,5 - 1 cm dari tepi septum untuk
10
Apakah
menilai
adanya
krusta
dan
hipervaskularisasi. Ekstensikan kepala pasien untuk menilai deviasi atau perforasi septum posterior. Nilai ukuran dan
11
Apakah
warna konka inferior. Inspeksi ukuran, warna, dan kondisi mukosa konka media.
12
Apakah
Lihat
apakah
terdapat
tanda-tanda
inflamasi, tumor atau polip. Inspeksi pengembangan cuping hidung apakah simetris. Periksa patensi tiap lubang hidung dengan meletakkan satu jari di tiap ala nasi dan
13
Apakah
minta pasien untuk menarik napas melalui hidung. Palpasi sinus maksilaris dan frontalis. Palpasi sinus frontalis dengan mengetuk tulang di daerah alis, hindari menekan mata. Kemudian lakukan ketukan pada sinus maksilaris. Lihat respon wajah pasien, apakah pasien terlihat kesakitan. Pemeriksaan rhinoskopi anterior
1
Apakah
Menggunakan otoskop. a. Letakkan jempol kiri pemeriksa di ujung hidung pasien sembari pemeriksa menggunakan telapak
tangannya
untuk
mempertahankan
kepala pasien agar tetap tegak. b.
Ekstensikan
sedikit
kepala
pasien
saat
memasukkan spekulum otoskop ke lubang hidung. c. Setelah satu lubang hidung diperiksa, pindahkan ke lubang lain. Sarankan pasien bernapas dari mulut agar lensa otoskop tidak berembun. d. Nilai mukosa hidung, apakah terdapat tandatanda inflamasi, polip, tumor, sekret dan deviasi 2
Apakah
septum. Menggunakan spekulum hidung. a. Alat dipegang oleh tangan kiri pemeriksa dengan posisi jempol berada pada sendi spekulum nasal dan jari telunjuk kiri pemeriksa diletakkan di ala nasi pasien untuk memfiksasi. Spekulum dimasukkan ke lubang hidung pasien dengan posisi membentuk sudut 15o terhadap bidang horizontal. b. Blade spekulum nasal dimasukkan sekitar 1 cm ke dalam vestibula, dan leher pasien sedikit diekstensikan. c. Tangan kanan pemeriksa memegang kepala pasien untuk memposisikan kepala pasien agar struktur internal hidung terlihat lebih jelas. d. Kemudian blade spekulum nasal dibuka ke arah superior sehingga vestibulum terbuka lebar. Hindari membuka blade spekulum nasal ke arah inferior karena menyebabkan nyeri. e. Nilai mukosa hidung, apakah terdapat tandatanda inflamasi, polip, tumor, sekret dan deviasi septum.
f.
Setelah
memeriksa
satu
lubang
hidung,
spekulum yang masih dipegang oleh tangan kiri pemeriksa dikeluarkan dengan menutupnya sebagian untuk mencegah terjepitnya bulu hidung. Lalu dimasukkan ke lubang hidung yang satu lagi. CR:................% Kaliori,……………… Pelaksana / Auditor
……………………….