16 0 402 KB
SOP PEMERIKSAAN JVP No. Dokumen
STANDAR
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Disetujui oleh,
OPERSASIONAL PROSEDUR
.......................................... Pengertian
1. Tekanan Vena Jugularis merupakan gambaran/cerminan secara tidak langsung atas fungsi pemompaan ventrikel. Karena setiap kegagalan pemompaan ventrikel menyebabkan terkumpulnya darah lebih banyak pada sistem vena. 2. Dengan
inspeksi
dapat
tampak
apakah
vena
jugularis
mengembang dengan nyata atau tidak.
Tujuan
1. Tindakan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi adanya kegagalan pemompaan ventrikel akibat adanya gangguan/penyakit pada jantung. 2. Menilai adanya keadaan hidrasi yang over load.
Kebijakan
Pengukuran
vena
jugularis
di
lakukan
ketika
terdapat
tanda
permasalahan atau kegagalan jantung pada klien, seperti hypertrofi ventrikel kanan , stenosis katup trikuspid. Petugas Peralatan
Perawat a. 2 buah mistar b. Spidol/bolpoin c. Penlight/senter
Instruksi Kerja
1. Fase Pra Interaksi a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada b. Mencuci tangan 2. Fase Orientasi a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 3. Fase Kerja a. Posisikan pasien senyaman mungkin. b. Atur posisi tempat tidur/bed pasien pada posisi semifowler (antara 30-45 derajat). c. Anjurkan pasien untuk menengok ke kiri. d.
Identifikasi vena jugularis.
e. Tentukan undulasi pada vena jugularis (titik teratas pada pulsasi vena jugularis). Caranya adalah bendung vena dengan cara mengurut vena kebawah lalu dilepas. f.
Tentukan titik angel of Louis pada sternum. Titik tersebut letaknya dekat dengan angulus Ludovici.
g.
Dengan mistar pertama proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena secara horizontal ke dada sampai titik manubrium sterni.
h.
Kemudian mistar kedua letakkan vertikal dari angel of Louis pada sternum.
i.
Lihatlah hasil pengukuran dengan melihat hasil angka pada mistar vertikal (pertemuan antara mistar horizontal dan vertical). Hasil pembacaan ditambahkan dengan angka 5 cm, karena diasumsikan jarak antara angel of Louis dengan atrium kanan adalah sekitar 5 cm.
j.
Nilai normal dari pengukuran JVP adalah kurang dari 8 cmH2O.
k. Membereskan alat alat 4. Fase terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya c. Berpamitan dengan klien d. Mencuci tangan e. Mendokumentasikan hasil kegiatan
Unit terkait
RAWAT JALAN, UGD, KABER/ KAWASAN BERKAITAN , PUSKUSMAS PEMBANTU, POLINDES/POLIKLINIK DESA
SOP PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA No. Dokumen
STANDAR
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Disetujui oleh,
OPERSASIONAL PROSEDUR
.............................. Pengertian
Proses mengambil sampel darah dari pembuluh darah vena
Tujuan
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan. 2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita. 3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
Kebijakan
Pengambilan darah vena dilakukan untuk : 1. Pemeriksaan yang memerlukan specimen darah lebih dari 0,5cc 2. Pemeriksaan yang memerlukan serum, plasma, atau wholeblood dalam volume yang besar
Petugas
Perawat
Peralatan
1. Spuite atau jarum suntik 3 ml atau 5ml 2. Torniquet
3. Alkohol swap 4. Plesterin 5. Anti koagulan/ Ethylenediaminetetraacetic acid 6. Vacuum tube 7. Bak injeksi Instruksi Kerja
1. Fase Pra Interaksi a. Melakukan verifikasi data bila ada b. Mencuci tangan 2. Fase Orientasi a. Memberikan
salam
sebagai
pendekatan
terapeutik b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 3. Fase kerja a. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak melakukan aktivitas. b. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya. c. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku. d. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal. e. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit pada daerah lengan. f. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi. g. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas. h. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangannya. i. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit. j. Membereskan alat-alat. 4. Fase Terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya c. Berpamitan dengan klien d. Mencuci tangan e. Mendokumentasikan hasil kegiatan Unit Terkait
RAWAT BERKAITAN
JALAN,
UGD,KABER/KAWASAN
,PUSTU/PUSKESMAS
POLINDES/ POLIKLINIK DESA
PEMBANTU,
SOP PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH ARTERI No. Dokumen
STANDAR
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Disetujui oleh,
OPERSASIONAL PROSEDUR
................................ Pengertian
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan sampel darah melalui pembuluh darah arteri. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama
pemeriksaan
“ASTRUP”,
yaitu
suatu
pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri brachialis dan Arteri Femoralis.
Tujuan
1. mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel 2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2 3. kemampuan Hb dalam mengangkut O2 dan CO2 4. Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri
Kebijakan
Dilakukan kepada pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik, edema pulmo, pasien akut respiratori distress syndrome ( ARDS ), infark miokard, pneumonia,shock.
Petugas
Perawat
Peralatan
1. Spuit sesuai dengan ukursn yang berisi heparin 0.1 cc
2. Alkohol swap 3. Penutup jarum (karet) 4. Bantalan 5. Pengalas Instruksi Kerja
1. Fase Pra Interaksi a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada b. Mencuci tangan 2. Fase Orientasi a. Memberikan
salam
sebagai
pendekatan
terapeutik b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 3. Fase Kerja a. Ambile spuit sesuai dengan ukuran (5 ml) kemudian isi dengan heparin 0,1 cc. Basahi bagian dalam spuit dengan heparin dengan cara mengguncangkannya. b. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya c. Pasang penopang/bantalan bila mengambil darah arteri pada pergelangan tangan. d. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diambil darah dengan kapas alkohol e. Raba arteri dengan jari tangan yang telah dilokalisasi. f. Tusuk arteri dengan jarum dengan posisi tegak lurus, ambil darah sebanyak 2,5 cc atau sesuai program g. Tutup spuit dengan penutup kedap udara (penutup karet). h. Beri tekanan pada daerah yang ditusuk selama 2
– 5 menit 4. Fase Terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya c. Berpamitan dengan klien d. Mencuci tangan e. Mendokumentasikan hasil kegiatan f. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan gas darah arteri dan mengirimnya ke laboratorium dengan segera Unit Terkait
RAWAT BERLAITAN
JALAN,
UGD,KABER/
,PUSTU/PUSKESMAS
POLINDES/ POLIKLINIK DESA
KAWASAN PEMBANTU,
SOP PEMBERIAN TRANFUSI DARAH No. Dokumen
STANDAR
No Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Disetujui oleh,
.................
............................
OPERSASIONAL PROSEDUR
Pengertian
Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh pasien melalui vena
Tujuan
1. Meningkatkan volume darah 2. Menambah komponen darah yang kurang 3. Mencegah
terjadinya
kesalahan
pemberiantranfusi darah Kebijakan
a. Pemberian transfusi darah harus sesuai dengan golongan darah pasien b. Setiap pemberian transfusi darah dikenakan biaya
proses yang ditagihkan oleh PMI Petugas
Petugas PMI Perawat
Peralatan
1. Kelengkapan tranfusi set IV catheter ukuran 18 atau 19 2. Cairan NaCl 0,9 % 3. Darah yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan 4. Alkohol swap 5. Kassa steril 6. Gunting
7. Plester 8. Pengalas 9. Bengkok 10. Tourniquet 11. Standar infus 12. Sarung Tangan 13. Stetoscope 14. Inform Consent 15. Tensimeter
Instruksi Kerja
Fase prainteraksi : 1. Verifikasi data klien 2. Menyiapkan alat Fase orientasi : 1. Jelaskan prosedur pada klien, kaji pernah atau tidak klien menerima tranfusi sebelumnyadan catat reaksi yang timbul 2. Minta
klien
untuk
melaporkan
adanya
menggigil, sakit kepada, gatal – gatal atau ruam dengan segera 3. Pastikan
klien
menandatangani
infrom
consent 4. Cuci tangan dan pakai handscoon Fase kerja : 1. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter ukuran besar (18 atau 19) 2. Gantungkan botol larutan salin normal atau NaCl 0,9% untuk diberikan setelah pemberian tranfusi darah selesai 3. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakn transfusi 4. Siapkan area penusukan jarum transfuse 5. Periksa kantong darah dengan teliti dengan
disaksikan oleh petugas lainnya : o Nama pasien o Golongan darah o Nomor darah o Jenis darah o Rhesus o Tanggal kadaluarsa 6. Berikan terlebih dahulu NaCl 0,9%. Mulai berikan tranfusi secara perlahan dengan diawali pengisian filter didalam selang. 7. Atur kecepatan sampai 2 ml/ menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama klien. 8. Monitor tanda vital setiap 5 menit untuk 15 menit pertama tranfusi, selanjutnya ukur setiap jam 9. Pertahankan
kecapatan
infuse
yang
diprogramkan dengan pompa infuse. 10. Lepas handscoon dan cuci tangan Fase terminasi : 1. Jelaskan pada klien jika prosedur telah selesai 2. Ucapkan salam dan berpamitan Hal yang harus diperhatikan : a. Reaksi transfusi terhadap klien b. Infus, tetesan, dan jenis cairan c. Tangal kadaluarsa cairan infus dan darah d. Bekerja dengan teknik aseptik Unit Terkait
Ruang rawat inap, Kamar Operasi, Kamar Bersalin UGD
SOP MONITORING TRANSFUSI DARAH No. Dokumen
STANDAR
Tanggal Terbit
No Revisi
Halaman
Disetujui oleh,
OPERSASIONAL PROSEDUR .......................... Pengertian
Kegiatan pemantauan untuk melihat apakah ada reaksi yang timbul akibat tranfusi darah
Tujuan
Menganalisa atau mengetahui penyebab reaksi tranfusi
Kebijakan
SK Direktur tentang kebijakan pelayanan tranfusi darah dan produk darah dengan benar dan aman bagi pasien
Petugas
Perawat
Peralatan
1. Form monitoring 2. Alat tulis
Instruksi Kerja
1. Analis Bank Darah menyerahkan darah kepada petugas
ruangan
dengan
dilampiri
blangko
pemantauan tranfusi darah 2. Petugas ruangan mengecek nomor bag, golongan darah, apakah sudah sesuai dengan data pasien 3. Petugas ruangan mencatat ada tidaknya reaksi tranfusi selama dan sesudah pemberian trafusi darah pada blangko pemantauan reaksi tranfusi 4. Blangko dikembalikan ke Bank Darah untuk didata
Unit Terkait
1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Bedah Sentral 3. Instalasi Bank Darah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Dosen Pembimbing : Joni Siswanto.SKp., MKes
Mata kuliah : KMB I Disusun Oleh : Kelompok 2 1. Nurussya’adah Dwi A
6. Ika Risma
2. Dyan Nuarini
7. Indang Sri Wighati
3. Siti A’isyah
8. Nurul Fadia O.
4. Nina Khilmiyana
9. Retni Nur B.
5. Ajeng Sagita Wiagtama
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI D III KEPERAWATAN BLORA Tahun Ajara 2019/2020