9 0 76 KB
SYOK ANAFILAKTIK
SOP
PUSKESMAS PARIT TIMUR
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Kebijakan D. Referensi E. Alat dan bahan
F. Langkah- Langkah
No. Dokumen No.Revisi Tanggal Halaman
: : : : 1/3
Mustain Hamsah, SKM NIP.19711105 199803 1 011
Penanganan komplikasi akibat pengobatan yaitu syok anafilaktik adalah caracara mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi pada setiap tindakan pengobatan pasien. Sebagai pedoman kerja bagi Dokter/Dokter Gigi/Perawat Gigi/ Bidan menangani kejadian tidak diinginkan yaitu komplikasi akibat anastesi yaitu syok anafilaktik di Puskesmas Parit Timur. SK Kepala Puskesmas Parit Timur Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, tahun 2011 1. Alat: a. tensimeter b. Setetoskop 2. Bahan : a. Adrenalin b. Spuit 1. Petugas menghentikan pemberian obat penyebab reaksi anafilaktik. 2. Petugas membaringkan pasien dengan tungkai lebih tinggi dari Kepala. 3. Petugas memberikan injeksi adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) perlahan-lahan secara IM pada lengan atas/ Paha : a. Dosis Dewasa : 0,3 – 0,5 ml b. Dosis Anak : 0,01 ml/kg BB 4. Bila tidak ada reaksi terhadap adrenalin IM atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, petugas memberikan adrenalin secara IV perlahan-lahan selama 10 menit a. Dosisi Dewasa : 5 ml adrenalin 1:10.000 (0,1 mg/ml) atau 0,5 ml adrenalin 1:1000 (1mg/ml) diencerkan dalam 10 ml NaCl fisiologis. b. Dosis Anak : 0,1 ml/kg BB larutan adrenalin 1:10.000 ATAU 0,01 ml/kg BB larutan adrenalin 1:10.000 yang diencerkan dalam 10 ml NaCl fisionogis. 5. Petugas membebaskan jalan nafas (kalau perlu membuat jalan napas melalui mulut atau intubasi endotrakea). 6. Saksi segera melaporkan kejadian kepada atasan unit kerja. 7. Atasan unit kerja membuat laporan kejadian dengan formulir laporan kejadian. 8. Korban menandatangani formulir laporan kejadian. 9. Atasan unit kerja menandatangani formulir laporan kejadian. 10. Atasan unit kerja memeriksa laporan dan melakukan investigasi sederhana. 11. Atasan unit kerja melaporkan kejadian kepada tim kelamatan pasien maksimal 2x24 jam.
12. Tim keselamatan pasien melakukan investigasi lanjutan kejadian. 13. Tim keselamatan pasien membuat rekomendasi dan rencana kerja hasil dari investigasi. 14. Tim keselamatan pasien melaporkan hasil investigasi lanjutan, rekomendasi dan rencana kerja kepada Kepala Puskesmas. 15. Tim keselamatan pasien memberikan untuk perbaikan dan pembelajaran kepada unit kerja terkait. 16. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian insiden atau kecelakaan kerja di unit kerjanya setiap 1 bulan 1 x. G. Bagan Alir Hentikan pemberian obat penyebab reaksi anafilaktik
Atur posisi pasien
Beri injeksi adrenalin IM
Petugas memberikan adrenalin secara IV perlahan-lahan selama 10 menit
Jika tidak terdapat reaksi terjadi kegagalan sirkulasi dan syok
Bebaskan jalan nafas
Segera melaporkan kejadian kepada atasan unit kerja
Atasan unit kerja membuat laporan kejadian dengan formulir laporan kejadian
Korban dan atasan unit kerja menandatangani formulir laporan kejadian
Atasan unit kerja memeriksa laporan dan melakukan investigasi sederhana
Tim keselamatan pasien melakukan investigasi lanjutan kejadian
Buat rekomendasi dan rencana kerja hasil dari investigasi Melaporkan kepada kepala puskesmas
Buat analisa dan trend kejadian insiden atau kecelakaan kerja di unit kerjanya setiap 1 bulan 1 x
Halaman 2/3 H. Hal-hal yang perludiperhatikan
1. Keadaan umum pasien 2. Vital sign 3. Anti dotum yang tersedia
I. Unit Terkait
1. Poli Umum 2. Poli Gigi 3. Poli KIA/KB 4. RuangTindakan 5. Ruang Observasi Rekammedis
J. DokumenTerkait K. RekamanHistoris
No
Yang diubah
Isi perubahan
Halaman 3/3
Tanggal mulai diberlakukan