Sop Uptd Puskesmas Todanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAYANAN PASIEN PESERTA ASURANSI KESEHATAN PENANGGUNG JAWAB



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Sistem asuransi kesehatan adalah tata cara pengambilalihan tanggung jawab dalam bidang pendanaan untuk orang sakit dan pihak penggunaan asuransi oleh pengelola dengan membayar jumlah premi Sebagai acuan langkah-langkah dalam menerima dan melayani pasien paserta askes di IGD Puskesmas Todanan agar tercapai pelayanan yang lancer. Mudah dan optimal.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Petugas administrasi,Perawat Peralatan 1. Setiap peserta askes berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Todanan dan IGD khususnya. 2. Setiap peserta askes sebanyak 5 lembar untuk rawat map dan 2 lembar untuk rawat jalan, serta surat rujukan dari Puskesmas 3. Persyaratan tersebut di atas bisa dilengkapi dalam waktu 2 x 24 jam bila pasien mondok 4. Untuk peserta PT. JAMSOSTEK yang bekerja sama dengan Puskesmas Todanan harus membawa fotocopy surat jaminan dari dokter perusahaan setempat yang ditunjuk rangkap 4 fotocopy kartu anggota JAMSOSTEK sebanyak 2 lembar dan menunjukan kartu sebanyak 2 lembar. 5. Pada anak usia 21-25 tahun selain persyaratan tersebut diatas, juga disertai fotocopy Kertu pelajar / mahasiswa yang berlaku,.sebanyak 2 lembar. 6. Hak mendapatkan pelayanan perawatan peserta wajib a. Gol.I, II mendapatkan perawatan di kelas III b. Gol III mendapatkan perawatan di kelas II. c. Gol IV mendapat perawatan di kelas I d. Untuk anggota veteran mendapat perawatan di kelas I 7. Peserta PT. JAMSOSTEK untuk rawat inap mendapat perawatan di kelas II 8. Bagi peserta yang menginginkan kelas yang lebih tinggi dari haknya, dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kelas yang diinginkan. 9. Untuk pelayanan obat-obatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh PT ASKES / PT JAMSOSTEK 1. administrasi



PROSEDUR PEMBAYARAN JASA PELAYANAN DI UGD



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Pembayaran jasa pelayanan UGD adalah jasa yang harus dibayar oleh pasien terhadap tindakan yang diberikan dan alat obat yang digunakan oleh pasien. Sebagai acuan langkah-langkah dalam menerima dan melayani pembayaran adminitrasi di UGD Puskesmas Todanan agar adminitrasi berjalan dengan tertib dan lancar



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Admintrasi,Perawat Peralatan 1. Semua jasa pembayaran UGD dilakukan dikasir UGD Puskesmas Todanan selama 24 jam oleh pasien / keluarga / penanggung jawab. 2. Petugas UGD merinci dan menerima pembayaran jasa dan pelayanan, antara lain: a. Karcis b. Biaya pemeriksaan dan pengobatan c. Biaya perawatan dan observasi d. Tindakan bedah minor e. Pendaftaran pasien mondok f. EKG g. Radiologi h. Penitipan jenazah i. Laboratorium j. Ambulance 1. Administrasi



PASIEN DATANG SUDAH MENINGGAL No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Pasien datang sudah meninggal berarti pasien sudah meninggal pada saat / belum sampai di Puskesmas Todanan. Sebagai acuan langkah-langkah pada saat menghadapi pasien datang di IGD Puskesmas Todanan sudah meninggal sehingga dapat dibuat pencatatan dan pelaporan secara terpadu



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat Peralatan 1. Dilakukan pencatatan identitas pasien, ciri-ciri lain serta keterangan penting yang ditemukan maupun keterangan dari pengantar / keluarga secara lengkap. 2. Dokter harus dapat memastikan dan menyatakan secara tertulis bahwa pasien sudah benar-benar dalam keadaan meninggal. Bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, misalnya EKG. 3. Jenazah dipindahkan ke kamar jenazah dan setelah 2 jam boleh diambil keluarganya 4. Kemungkinan tindak lanjut : a. Pasien meninggal biasa :  Keluarga diberitahu  Dibuatkan surat kematian b. Paien dalam kasus hukum (kasus dimana ada kecurigaan kematian tidak wajar) seperti kasus kriminal, kasua penganiayaan, kecelakaan lalu lintas :  Pihak berwajib dihubungi sesuai prosedur.  Disiapkan untuk visum luar.  Bila perlu dikirim ke bagian kedokteran Forensik untuk pemeriksaan lebih lanjut. c. Penderita meninggal tidak dikenal identitasnya :  Dilaporkan ke pihak berwajib (polisi) Dinas Sosial.  Buat laporan pada RM 20  Jenazah yang bertanggung jawab SATPAM  Bila ditunggu 2 x 24 jam tidak ada keluarga yang mengambil, maka diamankan oleh Puskesmas Todanan. 1. Ugd



PASIEN MENINGGAL DI UGD



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Pasien meninggal di UGD berarti kasus dimana pasien meninggal di UGD walaupun sudah mendapatkan penanganan medis secara maksimal di UGD Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan pasien meninggal di Puskesmas Todanan



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat Peralatan 1. Dilakukan pencatatan identitas pasien secara lengkap. 2. Dokter harus dapat memastikan dan menyatakan secara tertulis bahwa pasien sudah benar-benar dalam keaadaaan meninggal. 3. Dokter yang menangani wajib mengisi form yang telah disediakan, seperti : a. Surat Keterangan Kematian b. Laporan Kematian 4. Jenazah dipindahkan ke kamar jenazah dan setelah 2 jam boleh diambil keluarganya 5. Kemungkinan tindak lanjut jenazah dikirimke Kedokteran Forensik untuk penangnan selanjutnya. 1. UGD



PASIEN TIDAK DIKENAL



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Pasien tidak dikenal adalah pasien yang datang di UGD dengan tidak membawa identitas yang jelas atau belum dapat diketahui identitasnya yang jelas karena keaadaan tertentu yaitu : Pasien dengan masalah sosial, seperti gelandangan. Pasien tanpa masalah social yang datang dengan tidak sadar dan tidak diketahui identitasnya Sebagai acuan langkah-langkah pada saat menerima dan melakukan pemeriksaan, perawatan, pengobatan bagi pasien tidak dikenal di UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



PROSEDUR PELAKSANAAN



 



1. Pasien gelandangan dengan masalah social a. Dilakukan pencatatan identitas pasien dan pengantar secara lengkap untuk membantu penanganan selanjutnya dari gelandangan yang menyangkut keikutsertaan bertanggung jawab dalam mencari informasi dan melaporkan ke Dinas Sosial sebagai yang berwenang b. Dilakukan pemeriksaan, pertolongan dan tindakan sesuai dengan prosedur tetap pasien datang ke Puskesmas c. Pasien yang mondok harus dipondokan sesuai dengan penyakitnya ,.Biasa di kelas III d. Bagian yang telah ditunjuk memberikan informasi / melapor kepada instansi yang berwenang yaitu Dinas Sosial 2. Pasien tanpa masalah social. Karena biasanya pasien sulit diajak komunikasi, karena kesadarannya menurun maka : a. Pencatatan identitas pasien dengan cara : Dari pengantar dan mana pengantar ditulis dalam anamnesa Menghubungi polisi untuk kasus kecelakaan apabila identitas pasien kurang jelas b. Semua milik pasien yang dibawa, diamankan dan ditulis dalam blangko berita acara. c. Dilakukan pemeriksaan, pertolongan dan tindakan sesuai dengan prosedur tetap pasien datang ke UGD d. Pada kasus dimana perlu diadakan tindakan



yang memerlukan persetujuan pasien atau keluarga, maka dokter triase / jaga dapat memberikan persetujuannya.



UNIT TERKAIT



UGD



PENERIMAAN PENDERITA DI UGD PUSKESMAS TODANAN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 1. Setiap pasien yang datang di UGD memperoleh pelayanan, pemeriksaan, perawatan dan tindakan medis (pengobatan) 2. Pasien mendapat keselamatan Kesembuhan dan kepuasan Sebagai acuan langkah-langkah dalam menerima dan memberikan palayanan, perawatan serta pengobatan bagi setiap pasien yang datang di UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat Peralatan Penerimaan pasien: 1. Menyambut dengan segera setiap kali pasien datang/keluarga/penanggung jawab/pengantar dengan senyum, sapa dan salam yang ramah dan sopan serta berpenampilan meyakinkan 2. Menyiapkan alat transportasi pemindahan pasien (brancard atau kursi roda) diruang triase. 3. Memindahkan pasien dari transportasi luar ke transportasi IGD Melakukan seleksi pasien di ruang triase, kemudian dibawa ke ruang tindakan non bedah / bedah minor / resusitas / observasi 1. UGD



MERUJUK PASIEN UGD PUSKESMAS TODANAN KE RUMAH SAKIT LAIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011



PENGERTIAN



TUJUAN



Pasien yang perlu dirujuk:  Pasien yang memerlukan pemeriksan medis dan penunjang madis dimana fasilitas dan kemampuan Puskesmas TODANAN tidak ada  Pasien yang alih rawat diman tempat tidur penuh atau atas kemauan pasien oleh karena sesuatu hal. Sebagai acuan langkah-langkah dalam merujuk pasien ke Rumah Sakit lain yang lebih lengkap



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat,sopir ambulan Peralatan 1. Sebelum pengiriman Bila perlu penderita harus diresusitasi dan diusahakan untuk menstabilkan kondisinya. a. Dokter memeriksa, memberikan perawatan dan pengobatan kepada pasien b. Memberikan pemeriksaan penunjang dan konsul 2. Dokumentasi a. Dibuatkan surat rujukan rangkap 2 dengan blangko yang sudah disiapkan bagi penderita umum maupun askes dan diberi nomor pengiriman b. Harus disertakan dengan catatan tertulis penderita mengenai.  Nama, alamat, umur, nomor RM penderita  Riwayat cidera / penyakit  Diagnosa sementara  Tanda-tanda vital  Pengobatan yang sudah diberikan termasuk cara pemberian  Jenis dan jumlah cairan yang sudah diberikan  Hasil pemeriksaan penunjang medis  Nama dan tanda tangan dokter pengirim beserta stempel / cap UGD  Nama RS yang dituju serta alamatnya 3. Pengelolaan selama pengiriman a. Setiap pasien ynang dirujuk wajib didampingi perawat dengan membawa peralatan dan obat live saving b. Bantuan terhadap sistem kardio vaskuler dilanjutkan oleh perawat pendamping c. Penggantian cairan infus / darah dilanjutkan Pemantauan tanda-tanda vital. UGD,AMBULAN



PERAWAT PENDAMPING PASIEN DIRUJUK



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Perawat pendamping adalah perawat senior atau yang ditunjuk oleh komandan jaga yang menguasai resustitasi dan mengetahui metode-metode dasar untuk menolong kehidupan dasar (basic life support) guna pendamping pasien. Sebagai acuan langkah-langkah bagi perawat dalam mendampingi pasienyang dirujuk ke RS lain di UGD Puskesmas Todanan agar supaya penderita mendapat pelayanan yang optimal dan mengurangi angka kematian.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat Peralatan 1. Komandan jaga menunjuk salah satu perawat IGD yang bertugas 2. Apabila karena sesuatu hal perawat IGD tidak bisa mendampingi, maka komandan jaga mencari penggantinya dengan meminta bantuan kepada salah satu perawat jaga di rawat inap / bangsal. 1. UGD



FASILITAS DAN PERALATAN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Perawat Peralatan 1. a. b. c. d. e. 2.



PROSEDUR PELAKSANAAN



3. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.



Fasilitas dan peralatan yang ada meliputi : Papan penunjuk Papan informasi tentang alur pasien daftar tarif sewa kamar. Ruang tunggu pasien Ruang operasi kecil Alat komunikasi kecil Obat “Basic Life Support” di IGD tersedia selama 24 jam dengan jumlah dan macam obat yang cukup. Obat-obat “Basic Life Support” yang tersedia : Vasopressor Anti koagulan Kortiko steroid Diuretik Antibiotika Bronchodelator Anti Kolik Casdio Tonika ATS Tetanus Formal Toksoid Cairan Infus Anethesi local Anti kejang



Alat-alat “Basic Life Support” yang tersedia : a. Minor surgical instrument b. Alat-alat suntik disposable dengan bermacam-macam ukuran c. Standar infus dan giving set d. Alat pemberian oksigen lengkap



UNIT TERKAIT



UGD,INVENTARISASI



PENGGUNAAN AMINOFILIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Definisi suatu garam dalam darah membebaskan teofilin kembali. Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan Penderita Gawat Darurat pada pasien BRONKHODILASI



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan Indikasi Untuk mengatasi episode spasme bronkus hebat dan status asmatikus.



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis Dosis awal 6 mg / Kg BB secara infus selama 20-40 menit. Bila belum tercapai efek terapi maka dapat ditambahkan dosis 3 mg / KgBB dengan infus perlahan



UGD, APOTEK



PENGGUNAAN VERAMIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Definisi suatu senyawa amifilatik yang merintangi pemasukan ion-ion kalsium ke dalam sel-sel otot polos pembuluh darah dengan efek vasodilitasi dan turunnya daya tahan dinding pembuluh. Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan Penderita Gawat Darurat pada pasien Aritmia dan blok jantung.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Perawat Peralatan



Indikasi Untuk takiaritsupra Ventrikuler. PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis 0,075 – 150 mg / Kg BB perlahan-lahan (5-10 ada pasien 70 Kg) diulangi sesuai keperluan.



PENGGUNAAN NATRIUM BIKARBONAT



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 PENGERTIAN TUJUAN



Definisi : Suatu yang bersifat alkalis yang digunakan untuk menetralisir asam lambung sambil melepaskan banyak gas karbondioksida Untuk mempertahankan keasamaan tubuh dalam keadaan netral.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



Indikasi : Untuk asidosis metabolik PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis : Dosis awal : 1 mEq/kgBB Dapat diulang tiap 10 menit dengan dosis 0,5 mEq/kgBB sampai timbul denyut jantung spontan



Ugd,apotek



PENGGUNAAN ADRENALIN / EPHINEFRIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 PENGERTIAN TUJUAN



Definisi : Suatu senyawa kimia sintetis yang terdapat dalam sistem syaraf otonom sebagai neurotransmitter. Untuk meningkatkan kontraktilitas dan tekanan perfusi miokard



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokteer,Apotek,Perawat Peralatan Indikasi : Untuk asistol, fibrilasi ventricular yang halus dan disosiasi elektromekanis.



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis : Dewasa : 0,5- 1 mg tiap 3-5 menit Anak : 0,01 mg / kg BB UGD ,APOTEK



PENGGUNAAN ATROPIN SULFAT



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Suatu zat anti kolinergik yang dapat melawan sebagian atau seluruhnya efec ACH di otot-otot polos termasuk pembuluh darah, otot jantung dan kelenjarkelenjar yakni efek musbaren beserta efeknya di SPP Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan penderita gawat darurat pada pasien ARITMIA DAN BLOK JANTUNG



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Apotek,Perawat Peralatan Indikasi : Untuk bradikardi berad / blok atrioventrikuler derajat tinggi



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis : Dewasa : 0,5 -2mg Neonatus : 0-01 mg / kgBB UGD,Apotek



PENGGUNAAN NOREPINEPRIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Turunan adrenalin tanpa gugus metil pada atom N Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan penderita pada pasien yang perlu ditingkatkan tekanan berfusimiokrad



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter ,apotek ,Perawat Peralatan Indikasi : Untuk tekanan vaskuler sistemik yang rendah dengan hipotensi sistemik. Dosis : 0,1 -0,2 mg tiap 5 - 10 menit



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Ugd ,apotek



PENGGUNAAN LIDOKAIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Lidokain adalah suatu senyawa amida yang merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls saraf ke SPP Sebagai anestesi local



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Apotek,Perawat Peralatan Indikasi : Untuk anestesi lokal



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis : 5 - 10 cc cairan 1 % (50 - 100 mg) tiap 5 - 10 menit sampai mencapai 50 cc (500 mg) perjam. Dapat digunakan perinfus dengan konsentrasi 1 - 2 % di dalam glukosa 5% Ugd,apotek



PENGGUNAAN KALSIUM KLORIDA



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 PENGERTIAN TUJUAN



Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penangulangan Penderita Gawat darurat



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Perawat Peralatan Indikasi : Untuk kontraktilitas miokard buruk, asistol, disosiati elektro mekanis, hiperkalemia dan hipokalsemia.



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dosis : Dewasa : 5-10 dari cairan konsentrasi 10% jadi 500 - 100 mg Neonatus : 1 - 2 cc (100 - 200 mg) tiap 3 - 5 menit.



Ugd,apotek



PENGGUNAAN DOPAMIN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Suatu senyawa kimia sintetis yang terdapat dalam sistem syaraf otonom sebagai neurotranmilter Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan penderita gawat darurat pada pasien yang akan ditingkatkan kontraktilitas dan tekanan perfusi miokard



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,APOTEK,Perawat Peralatan Indikasi : Payah jantung akut dan bahaya Payah ginjal pada keadaan syok (post operatif, septic syok, anaphilatic syok) Dosis : 2 - 20 mog / kgBB / menit ditrasi sampai tercapai tekanan arteri yang diinginkan UGD,APOTEK



PENGGUNAAN DEXAMETHASON



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang mempunyai effek glukokortoid untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit. Sebagai acuan langkah-langkah terhadap sistem penanggulangan penderita gawat darurat pada pasien dengan kardiovaskuler, sistem syaraf, otot ginjal dan organ-organ lain



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,apotek, Perawat Peralatan Indikasi : Untuk anti alergi, syok, anti asma, inflamasi dan sembab otak. Dosis : 4 - 24 mg / ml Ugd,apotek



TINDAKAN KEPERAWATAN UGD “STERELISATOR



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Sterilisator adalah sebagai alat untuk menyeterilkan alat-alat medis maupan perawatan Sebagai acuan langkah-langkah dalam pembebasan alat-alat dari mikroorganisme dengan alat sterilisator.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Perawat Peralatan







PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



 



Ugd



1. Persiapan alat : a. Persiapan alat : Instrumen yang akan disterilkan harus disiapkan dalam keadaan bersih.



b. Persiapan sterilisator Angsang sterilisator dilapisi dengan kaca Isi air sesuai dengan ketentuan 2. Persiapan pelaksanaan a. Masukkan instumen ke dalam sterilisator lalu tutup b. Atur stop kontak, tombol sterilisator “on” c. Lama menyeterilkan kurang lebih 10 - 15 menit / setelah air mendidih. d. Setelah steril tombol sterilisator “of” e. Setelah dingin instrumen diangkat dengan korentang ditempelkan dengan teratur di bak instrumen.



TINDAKAN KEPERAWATAN UGD “INSISI”



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Melakukan tindakan mengeluarkan jaringan yang rusak. Sebagai acuan langkah-langkah dalam mengeluarkan jaringan yang rusak.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



        



PROSEDUR PELAKSANAAN



   



1. Persiapan alat : a. Persiapan alat : Klem bengkok Klem lurus Bisturi handelmes Kain kasa / rol kasa Bengkok Doek lubang Sarung tangan Gunting Sendok luka b. Obat yang digunakan betadin NaCL 0,9% Revanol Kurang lebih thyl chlorade spray 2. Persiapan pasien : Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan tindakan dan posisi pasien dibuat sesuai kebutuhan. 3. Pelaksanaan : a. Beritahu pasien akan dilakukan tindakan incici. b. Perawat cuci tangan c. Sarung tangan dipakai d. Daerah yang akan di incici dioles betadin e. Pasang doek lubang pada tempat yang akan di incici f. Fungsi test daerah yang bersangkutan, positif bengkok dipasang. g. Anastesi lokal lalu lakukan incici h. Kuratase hingga bersih kemudian tampon rol kasa larutan betadin dibanding NaCL 0,9% i. Kemudian luka ditutup / dibalut j. Dibuang kotoran dalam bengkok dengan steril dan



defikasi ketempat sampah klinik. Hasilnya dicatat di RM asuhan keperawatan buku laporan perawat



UNIT TERKAIT



1. ugd



TINDAKAN KEPERAWATAN UGD “LAVEMENT/MEMBILAS USUS”



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Melakukan tindakan membilas usus/Lavemen pada pasien yang sulit buang air besar. Sebagai acuan langkah-langkah dalam membantu mempermudah buang air besar.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan 1. Persiapan alat : a. Persiapan alat :     



Spuit glyserin Cairan glyserin yang dihangatkan Sarung tangan Bengkok + kasa Pispot b. Persiapan Penderita Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan dan posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



2. Persiapan pelaksanaan a. Perawat cuci tangan lalu pakai sarung tangan b. Posisi penderita diatur, miring kekiri, kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk ke depan. c. Glyserin spuit diangkat prectal dengan posisi ke depan dengan kedalaman kurang lebih 5 7 cm. d. Pantat ditekan, penderita disuruh menahan b.a.b kurang lebih 10 - 15 menit. e. Kemudian penderita disuruh ke WC / diambilkan pispot dan dibantu. f. Perawat cuci tangan g. Hasilnya dicatat dan dilaporkan dokter h. Alat dicuci dan dibersihkan. ugd



TINDAKAN KEPERAWATAN UGD “NEKROTOMI”



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Melakukan tindakan pengangkatan jaringan kulit yang sudah mati/rusak pada luka baru. Sebagai acuan langkah-langkah menghilang/memotong jaringan yang mati agar memberi kesempatan jaringan yang yang baru/tumbuh granulasi.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan 1. a.           



PROSEDUR PELAKSANAAN



Persiapan alat : Persiapan alat : Pinset anatomi/chirurgie Arteri klem pean sedang/lurus Arteri klem pean bengkok Gunting jaringan Kom kecil Kasa Dock lubang Sarung Tangan Bengkok Betadin/revanol/NaCl 0,9 %. Verban



b. Persiapan Penderita  Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan tindakan dan posisi diatur sesuai kebutuhan. 2. Persiapan pelaksanaan : a. Perawat cuci tangan lalu pakai sarung tangan. b. Daerah necrose disinfektan dengan kasa betadin. c. Doek lubang pasang. d. Jaringan yang telah nicrose diangkat hingga bersih, dengan pelan-pelan bila perlu irigasi dengan NaCl 0,9 %. e. Jaringan yang telah diangkat dimasukkan ke dalam bengkok dan buang ditempat klinis. f. Rawat luka dan penderita diberi saran sepenuhnya. g. Alat-alat dicuci - di Zet – disteril h. Perawat cuci tangan



i. UNIT TERKAIT



ugd



Mencatat hasil tindakan.



TINDAKAN KEPERAWATAN UGD “PROSES MENGGUNAKAN AMBUBAG”



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 PENGERTIAN TUJUAN



alat Bantu pernafasan manual. Sebagai acuan langkah-langkah dalam pemberian O2 secara cepat pada penderita, untuk menangani hypoksia



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan 1. Persiapan alat : a. Persiapan alat :    



Ambu bag lengkap Tabung O2, manometer, aquabidest steril kurang lebih 40 ml slang. Tempat tidur dengan papan, tidak tentu dan tidak tinggi. Suction, laryng oscope gudel tube sesuai.







b. Persiapan Penderita Penderita tidur, posisi terlentang, hyperextensi, saluran pernafasan bebas dari sumbatan pasang gudel tube.



PROSEDUR PELAKSANAAN











2. Persiapan pelaksanaan a. Satu penolong diatas penderita, tangan kiri memegang masker, tangan kanan memegang balon ambu bag. Cara memegang masker sebagai berikut : Ibu jari dan telunjuk menjepit masker, jari ketiga dan keempat menekan masker, jari kelima dagu dengan posisi masker menutup hidung dan mulut. Kemudian selang ambu bag dihubungkan dengan O2 dengan volume disesuaikan kebutuhan. b. Satu penolong lainnya berada disamping penderita untuk mengerjakan RJP. Posisi membungkuk, telapak tangan kanan diatas jantung, telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan kedua siku lurus.



UNIT TERKAIT



ugd



TINDAKAN SIRKUMSISI



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Sirkumsisi adalah tindakan pembuangan dari sebagian atau seluruh kulup (preputium) penis dengan tujuan tertentu. Dilakukan pada usia 6 - 12 tahun kecuali pada indikasi medis dapat terjadi pada semua umur. 1. Indikasi  Agama  Sosial  Medis : fimosis, parafimosis, pencegahan tumor, kondiluma akuminata kelainan-kelainan lain yang terbatas pada prepusium. 2. Kontra Indikasi  Mutlak : Hipospadia, kemofili, kelainan darah  Relatif : Infeksi lokal pada penis, infeksi umum dan diabetes militus sebaiknya tindakan sirkumsisi ditunda hingga penyakit teratasi. Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan kegawatan terhadap penderita phymosis di UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan I.      



PROSEDUR PELAKSANAAN 



Persiapan-persiapan Rambut di sekitar penis di cukur Penis dan sekitarnya dibersihkan dengan air sabun. Pada pasien anak-anak sebelum tindakan, perlu pendekatan agar anak tidak cemas dan gelisah. Periksa apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat, penyakit terdahulu dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Operator memakai sarung tangan dan posisi operator dikiri pasien. Ambil kasa steril, lakukan tindakan asepsis dan antiseptis. Mula-mula pada kulit sekitar penis termasuk daerah pubis dan skrotum serta lipat paha. Pengolesan dilakukan secara sentrifugal dengan penis sebagai pusat. Cairan yang dipakai misalnya : betadine R, asam pikrat 1 - 2 % lalu etanol 70%. Pasang duk steril, lakukan anestesi kombinasi blok syraf dorsalis penis jika pasien merasa sakit, lalu suntikan prokain (dosis maksimal 1 gram gr/jam) keduanya tanpa adrenalin. Suntikan dilakukan pada pangkal penis, tegak lurus pada batang penis sehingga terasa menembus fasia buck, kemudian jarum dimiringkan ke arah lateral, lakukan aspirasi bila tidak masuk ke pembuluh darah suntikan 1 - 3 ml zat anastesi. Setelah itu penis dibalik, penyuntikan dilakukan pada bagian medioventral agak kedistaldari frenulum menuju ke penis proksimal. Tusukan jarum hingga pangkalnya tidak terlihat kemudian mengeluarkan jarum, dilakukan penyuntikan



jarum anestesi 0,5 - 2 ml. Jika pasien masih merasa sakit dapat ditambahkan infilrasi pada pangkal batang penis. Disuntikan pada bagian distol ke preksimal secara subkutan, miring kea rah dorsal dan ventral. Sambil mengeluarkan jarum anestesi disuntikkan di bagian kiri dan kanan.  Sambil menunggu efek maximal anestesi (kira-kira 5 menit), lepaskan perekatan preputium dengan klem mosquito atau kasa dan bersihkan dengan antiseptic (Betadin R)  Yakinkan pasien tidak merasa sakit.  Kemudian preposium dijepit pada jam 11, 1 dan 6, lalu insisi diantara jam 11 dan 1,kearah sulkus koronarius glandis. Sisakan mukosa ke kulit 2 - 3 mm dari bagian distol silkus, pasanglah tali kendali. Pada prenulun prepusium insisi dibuat agak meruncing.  Pendarahan dirawat  Buat tali kendali pada jam 3 dan 9  Lakukan penjahitan prenulum kulit dengan jahitan berbentuk angka 8.  Lakukan penjahitan mukrosa kulit disekelililng penis  Lalu tepi luka dibubuhi anti septic (Betadine R) kemudian agkat duk, penis lalu dibalut dengan kain kasa steril lalu diplester.  Kemudian pasien diberi obat antibiotika dan analgenetika peroral. II. a. Peralatan Sirkumsisi :  Needle Holder  Klem Musquito lengkung  Klem pean lurus  Klem halstead lengkung  Klem kocher  Pinset jaringan  Gunting mayo lurus  Gunting mayo lengkung  Gunting benang  Mata pisau  Jarum jahit untuk kulit b. Perlengkapan Anestesi : * Tabung suntik 5 ml * Tabung suntik 2,5 ml * Jarumk infiltarasi * Anestesi lokal : Prokain 2% tanpa adrenalin atau likodain tanpa adrenalin. c. Perlengkapan Tambahan : * Kain steril yang berlubang pada bagian tengah. * Sarung tangan karet steril untuk operator dan asisten (2 Pasang) * Kasa steril secukupnya * Caran anti septik secukupnya * Plan cau gut ( cat gut polos) no. 20.0 (00) atau 3.0 (00) disediakan menurut kebutuhan 5. Penyulit : * Pendarahan * Shock anafilatik



UNIT TERKAIT



Ugd



PENDERITA HENTI JANTUNG



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Henti jantung adalah suatu gambaran klinik dimana O2 tidak beredar dan O2 yang tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik sehingga pasien akan meninggal pada saat itu. Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan terhadap penderita henti jantung di IGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan a. 1. a. b. c. d. e. f. 2. a. b.



PROSEDUR PELAKSANAAN



c. d.



Kriteria diagnosis : Tanda-tanda henti jantung : Kasadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung) Tidak teraba denyut arteri besar (radilalis, femoralis dan barotis pada orang dewasa atau brochialis pada bayi) Henti nafas atau megap-megap (gasping) Terlihat seperti mati Warna kulit pucat sampai kelabu Pupil diilatasi (setelah 45 detik) Diagnosis henti jantung sudah dapat ditegakkan bila dijumpai ketidaksadaran dan tak teraba denyut arteri besar : Tekanan darah sistolik 50 mm Hg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi yang dapat diraba. Aktivitas Elektrocardiagram (EKG) mungkin terus berdenyut meskipun tidak ada kontraksi mekanis, terutama pada aspeksia. Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap. Bila ragu-ragu saja Resusitasi Jantung Paru (RJP)



b. Diagnosis Banding : 1. Penyakit Kardiovaskuler : Penyakit Jantung Iskemik, IMA, embolus paru, fibrosisi pada sistem konduksi. 2. Kekurangan oksigeb akut : Henti nafas, benda asing di jalan nafas, sumbatan jalan nafas di sekresi. 3. Kelebihan dosis obat : Quindin, antidepressen triksilik, propoksifen, adrenalin, isoprenalin. 4. Gangguan asam basa/elektrolit : kalium serum yang tinggi/rendah, magnesium serum rendah, kalsium serum tinggi, asidosis. 5. Kecelakaan, syok listrik, tenggelam. 6. Refleks fogal peregangan spingterani, penekanan/penarikan



bola mata. 7. Anastesia dan pembedahan. 8. Terapi dan tindakan diagnostik medis 9. Syok (hipovilemik, hemogenik, toksis, anafilaksis) c. Terapi : Penangan secara ABC : 1. Airway (jalan nafas) a. Bebaskan jalan nafas dengan melakukan tindakan manual atau dengan memakai alat khusus.  Ekstensi kepala : menggunakan satu tangan di bawah leher dan tangan lainnya pada kening, tarik kepala ke arah kaudo posterior.  Tarik dagu : dagu ditarik ke arah kranioanterior dengan satu tangan lainnya mendorong kening ke arah kaudo posterior.  Dorong rahang : gunakan kedua tangan untuk mengangkat/mendorong rahang, pada waktu bersamaan pertahankan jalan nafas terbuka. 2. Breathing (pernafasan) a. Dari mulut ke mulut b. Dari mulut ke hidung c. Dari mulut ke mulut dan hidung Semua diatas dengan peralatan yang lebih memadai dapat ditinggalkan. d. Dari mulut ke masker : letakkan jungkup muka diatas mulut dan hidung, tiupkan udara ekspirasi penolong melalui hidung jungkup muka, lepaskan mulut penolong untuk membiarkan penderita ekspirasi secara pasif. e. Bag-maskventilation berupa :  Udara bebas : alat ini dipakai tanpa O2 tabung  Tambahan O2 tabung 3. Circulation (Sirkulasi) Apabila denyut jantung berhenti lakukan segera kompresi jantung luar kombinasi dengan pernafasan buatan yang dikenal dengan Restitusi Jantung Paru (RJP). Kompresi Jantung Luar :  Pada orang dewasa : pasien diletakkan ditempat yang keras dan rata, pangkal telapak tangan ditindihkan satu sama lain pada posisi dua jari diatas ujung tulang dada korban. Ditekankan sedalam 3-5 cm ke arah tulang belakang dengan kecepatan 80-100 kali per menit.  Pada anak-anak : pasien diletakkan ditempat yang keras dan rata, setalah dari pangkal telapak tangan diletakkan dipertengahan tulang dada. Ditekan sedalam 2-3 menit ke arah tulang belakang dengan kecepatan kurang lebih 100 kali permenit.  Pada bayi : Punggung pasien diletakkan dikedua telapak tangan, kedua ibu jari disatu jari dibawah pertemuan tulang dada dengan garis interpapilaris. Kedua ibu jari tersebut dibentakkan ke arah tulang belakang 1-2 cm sebanyak 100-200 kali permenit. Cara lain : Penekanan dilakukan dengan ibu jari telunjuk dan jari tengah.  Teknik kombinasi kompresi jantung luar dengan pernafasan buatan : # Dengan satu penolong : setiap 5 kali kompresi jantung luar, diikuti 1 kali pernafasan buatan. Kompresi berhenti pada waktu dilakukan pernafasan buatan. # Teknik Kombinasi pada anak / bayi, perbandingan kompresi luar dengan pernafasan buatan adalah 5 : 1 pada 1 atau 2 penolong. # Teknik Kombinasi ini dinyatakan berhasil kalau ada tanda-tanda nada barotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan dan kulit. Pernafasan mulai spontan dan kulit yang keabu-abuan menjadi merah. Bila denyut barotissudah teratur, maka kompresi dapat dihentikan tetapi



UNIT TERKAIT



pernafasan spontan. Bila pupil tetap dilatasi, warna kulit tetap pucat kelabu, tetap tidak sadar dan resusitasi dihentikan. Bila pupil mengecil, warna kulit menjadi kemerah-merahan tapi denyut barotis belum teraba, maka kompresi jantung dan pernafasan buatan tetap diteruskan. 4. Drug (obat-obatan) Cara : Intravena (parifer 0 semua obat, tanpa menunggu hasil EKG dapat langsung diberikan. Obat-obatan yang dapat dipakai dalam RJP : a. Adrenalin (Epinefirin) Dapat digunakan pada waktu henti jantung oleh sebagian sebab, tetapi tidak dapat digunakan pada :  Payah jantung  Shock karena pendarahan, trauma  Shock kardiogenik  Dosis : Dewasa 0,5 - 1,0 mg Anak-anak (10 meg/mg) b. Natrium Bikarbonat Indikasi : Asidosis metabolic Diberikan pada henti jantung lebih dari 2 menit. Dosis : 1 meg/BB, dapat diulang denan 10 menit dengan dosis 0,5 Eg/bgBB c. Korsikosteroid Indikasi : Inflamasi dan sembab otak pasien resusitasi. Dosis : 0,2 - 0,5 mg/bgBB d. Dopamin Indikasi : memperbaiki tekanan perfusi dan cardiaou put. Dosis dimulai yang rendah dahulu yaitu :  Rendah : 1-5 mikrogram / bgBB / menit.  Sedang : 2-10 mikrogram / bgBB / menit.  Tinggi : > 10 mikrogram / bgBB / menit. Penyulit : jika tak dapat diatasi maka dapat mengakibatkan kematian . 5. EKG (Elektro Kardio Grafi) Diagnodid EKG :  Fibrilasi Ventrikel  Asistole / hiposistole Kolaps kardio vaskuler. Ugd



MEMINDAHKAN PASIEN DARI UGD KE RUANG PERAWATAN ( RUANG RAWAT INAP)



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Setiap pasien yang datang di UGD apabila perlu mondok, segera dipindahkan ke ruang perawatan setelah selesai penanganan di UGD. Sebagai acuan langkah-langkah dalam memindahkan pasien dari UGD Puskesmas Todanan ke ruang rawat inap



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Perawat Peralatan



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



-



ugd



1. Semua pasien yang masuk UGD telah mendapatkan tindakan, pertolongan, asuhan keperawatan dan pemeriksaan penunjang diagnostic serta berindikasikan rawat inap dapat dipindahkan ke ruang perawatan sesuai dengan kasus dan permintaannya. Kasus kebidanan pindah ke bangsal kebidanan / bangsal utama Kasus pindah ke bangsal bedah / bedah utama Kasus penyakit dalam pindah ke bangsal penyakit dalam / bangsal utama. Kasus Jiwa pindah ke bangsal penykit dalam / bangsal utama / dirujuk. Kasus penyakit anak pindah ke bangsal penykit anak / bangsal utama. Kasus dengan penyakit intensif. 2. Sebelum dipindahkan, petugas UGD memberitahukan kepada pasien dan keluarga serta bangsal yang bersangkutan lewat telepon. 3. Teliti kelengkapan catatan Rekam Medis (status), sisa obat-obatan dan alat serta hasil tes diagnosa (foto roentgen, lab, EKG). 4. Pasien telah dalam keadaan stabil, pindahkan segera dengan menggunakan brankar atau kursi roda blila pasien duduk dan tidak dalam kegawatdaruratan. 5. Monitor dan awasi keadaan umum pasien, infuse dan oksigen selama dalam perjalanan transportasi pemindahan. 6. Lakukan serah terima dengan petugas bangsal yang dituju dan kemudian kembali ke tempat kerja.



PENATALAKSANAAN STATUS ASMA TIKUS



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medik berupa serangan asma berat atau kemudian bertambah berat yang refraktur sementara terhadap pengobatan yang lazim diberikan. Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan kegawatan terhadap penderita status asma tikus di UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



-



PROSEDUR PELAKSANAAN



-



UNIT TERKAIT



ugd



1. Kriteria Diagnosa : Gelisah, tampak sesak sampai seanosis Keringat banyak Batuk dengan riak kental, sulit dikeluarkan Laspirasi diperpanjang 2. Diagnosis Banding : PPOm Pneumotthorax Asthama cardiak Oedeme paru-paru Embali paru-paru 3. Pemeriksaan Penunjang : Darah lengkap LED Sputum 4. Penyulit : gagal nafas



PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Anafilaktif adalah suatu keadaan hipersensitifitas yang terjadi pada manusia, akibat sensitisasi yang serasi yang dapat menimbulkan syok, yang dapat berakibat kematian. Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan kegawatan terhadap penderita shock anafilaktik di IGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



-



-



PROSEDUR PELAKSANAAN



   



1. Kriteria Diagnosa : Timbul gejala biasanya antara 5-15 menit setelah pemberian antigen. Mula-mula rasa kesemutan dilidah, tangan, wajah/kepala. Dada terasa tertekan, nyeri prae cordial, sesak nafas, kemerahan pada muka yang kemudian menjadi pucat. Kadang-kadang nyeri di Epgastrium, mual, muntah, gangguan penglihatan, kejang yang disertai inkontinensia urine et alir, batuk, pernafasan berbunyi, kelopak mata dan laring oedem. Gejala-gejala data bila berlanjut, kemudian diikuti dengan kolaps vasomotor dengan gianosis, dyspmen, nadi lemah dan menimbulkan kematian.



2. Diagnosis Banding : Neurogenie shock Hypovlenire shock Septic shock Metabol shock 3. Terapi : Penanganan utama dan segera : a. Hentikan antigen penyebab. b. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala. c. Segera berikan suntikan adrenalin 0,3-0,5 ml Subcutan/ 1m (anak 0,01 ml/kgBB) dapat diulang tiap 10 - 15 menit. d. Jika tak ada respon, berikan adrenalin IV dengan dosis (dewasa) 0,5 adrenalin 1 : 1000 diencerkan dalam 10 ml larutan NaCl 0,9% dan berikan selama 10 menit. e. Jika penyebab syok anafilektik karena suntikan atau sengatan, dapat diberikan 0,1



- 0,3 ml adrenalin pada tempat suntikan/sengatan. f. Dorong daun laringoskop kearah tengah depan dan lihat mulut penderita, volvula, farings dan garis tengah, pita suara. g. Pipa endotrakhea dimasukkan dan balon pipa endotrakhea diisi secukupnya h. Kembangkan paru-paru dengan ambu bag untuk memeriksa penempatan pipa endotrakhea. Bila udara masuk ke lambung, maka endotrakhea dicabut dan dilakukan oksigenasi serta resintubasi.



UNIT TERKAIT



Ugd



PENANGANAN KASUS-KASUS TERTENTU PENANGANAN KOLIK URETER



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Definisi : Kolik adalah rasa nyeri yang hilang timbul yang disebabkan oleh kekejangan (spasme) dari jaringan lunak yang berbentuk pembuluh. - Kolik ureter bisa disebabkan oleh adanya : a. Batu b. Bekuan Darah c. Kristal Jengkol dan lain-lain di dalam ureter Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan kegawatan terhadap penderita kolik ureter di UGD Puskesmas Todanan. -



PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



Dokter ,Perawat Peralatan 1. Kriteria Diagnosa : - Nyeri hebat mendadak dengan penjalaran nyeri dari daerah ginjal ke paha bagian dalam, penderita dapat berguling-guling sampai shock. - Rasa mual dan muntah - Pada pemeriksaan fisik didapati nyeri tekan pada angulus castovertebralis. - Terdapat eritrosit di dalam sedimen urin dan lekositosis. 2. Diagnosis Banding : - Kolik renal - Kolik bilian - Kolik usus 3. Pemeriksaan penunjang :  Pemeriksaan Laboratorium - Urine lengkap - Darah lengkap - Faeces lengkap - Kimia darah : ureum, creatinin, test fungsi hati  Pemeriksaan foto abdomen 4. Terapi : a. Pengobatan.  Anti spasmodik/analgenik kuat sebagai pilihan. b. Monitor Keadaan membaik :  Jika keadaan membaik : - Dipulangkan dengan resep sesudah diobservasi. - Dianjurkan control ke poliklinik untuk pemeriksaan pelacakan dan pengobatan selanjutnya.







Jika keadaan membaik : - Infus D 5% = 1 amp baralgin perdrip. - Rujuk ke bagian bedah atau penyakit dalam - Mondok. 5. Penyulit - Neurogenic shock - Gagal ginjal acut



UNIT TERKAIT



Ugd



PELAYANAN DI RUANG OBSERVASI UGD



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Ruang Observasi adalah ruang rawat sementara bagi penderita UGD yang telah diberi terapi dan memerlukan pengawasan. Sebagai acuan langkah-langkah system pelayanan pasien yang dirawat diruang observasi UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



Perawat Peralatan Tata Cara Pelaksanaan : 1. Penderita Pada prinsipnya tidak semua penderita dapat dirawat diruang observasi ditinjau dari segi medis yang tidak dimungkinkan. Prioritas penderita untuk dirawat diruang observasi sebagai berikut : - Semua pasien gawat darurat - Pasien yang memerlukan observasi khusus. - Pasien baru atau rujukan yang belum mendapat tempat di bangsal 2. Dokter yang merawat Yang berhak memasukkan pasien ke ruang observasi adalah dokter UGD dan selama diruang observasi penderita dirawat oleh UGD dengan memberikan instruksi perawatan, pengobatan, macam tindakan, pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Radiologi dan EKG) dan tertulis jelas dalam status pasien. 3. Lama Perawatan Lamanya perawatan diruang observasi adalah 1 x 24 jam, tetapi sesuai indikasi medis penderita dapat dipindahkan sesegera mungkin kebangsal atau dipulangkan jika keadaan memungkinkan. 4. Penderita yang keluar dari ruang observasi. Untuk penderita yang dipindahkan kebangsal:  Dibuatkan status mondok dan diketahui dan ditandatangani oleh dokter jaga UGD.  Dibuatkan bukti penerimaan pasien dari para medis UGD ke para medis bangsal (Instalasi Rawat Inap) yang bersangkutan. Untuk penderita yang dipulangkan :  Penderita diberi penjelasan tentang perawatan pengobatan dirumah dan control bila perlu. Untuk penderita yang meninggal :



 



UNIT TERKAIT



UGD



Dokter yang merawat membuat surat kematian. Para medis membuat kelengkapan administrasi



RAHASIA MEDIS



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Rahasia medik adalah semua data-data kesehatan pasien yang didapat selama pasien dalam masa pemeriksaan, perawatan dan pengobatan yang dilakukan pleh petugas medis dan kesehatan dalam rangka upaya penyembuhan pasien yang tercatat secara rapi dalam catatan medik pasien, sehingga hal tersebut harus dijaga kerahasiaannya dari pihak-pihak yang tidak berhak dan berkepentingan. Sebagai acuan langkah-langkah bagi petugas dalam upaya rahasia pasien terjaga kerahasiaannya dan hanya diberikan kepada pihak yang berwenang serta tata cara pemberian keterangan rahasia medis tersebut bagi pasien yang datang ke UGD



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN -



-



PROSEDUR PELAKSANAAN -



-



-



Dokter,Perawat,Petugas RM Peralatan 1. Rawat Jalan / False emergency. Rekam Medik Rawat Jalan diambil oleh petugas UGD Setelah selesai pemeriksaan berkas RM ditinggal dan disimpan di Kantor RM. Bila perlu konsultasi dokter ahli, berkas rekam medik dibawa petugas UGD ke dokter yang bersangkutan. 2. Rawat Inap. RM dibawa oleh petugas dari UGD ke ruang dimana pasien mondok. Diruangkan RM disimpan ditempat khusus Bila penderita pulang/selesai rawat inap RM yang telah dikirim oleh petugas kebagian RM untuk disimpan. 3. Permintaan surat keterangan yang menyangkut rahasia medis dapat diminta oleh : a. Pasien itu sendiri dalam rangka untuk : Pengobatan selanjutnya Dokumentasi pribadi b. Setiap informasi hak milik pasien yang diminta oleh pihak lain dapay dilayani bila : Diminta oleh penyidik. Dalam hal ini Kepolisian dan Jaksa penuntut umum/Hakim yang berhubungan dengan proses penegakan hukum (bukan oleh Lembaga Bantuan Hukum) Diminta oleh penasehat medis, instansi tempat pasien bekerja (dokter perusahaan) Ada surat kuasa dari pasien atau keluarganya yang dilimpahkan kepada pihak ketiga untuk meminta informasi kesehatan/kesakitan pasien tersebut. Yang dimaksud keluarganya adalah :



Ayah dari pasien yang masih dalam asuhan orang tuanya atau pasien yang ada kelainan jiwa/cacat mental. Saudara/kakak/adik pasien tersebut yang sudah dewasa bila pasien tersebut ada kelainan jiwa/cacat/anak-anak dibawah umur yang orang tuanya meninggal. Suami/istri pasien tersebut bila pasien telah berkeluarga. Persyaratan dari salah satu tersebut diatas harus terpenuhi. Diminta oleh pihak lain untuk keperluan pendidikan atau penelitian. 4. Permintaan dibuat secara tertulis, diajukan kepada Kepala Puskesmas dan kalau perlu jawaban secara tertulis akan dijawab oleh dokter yang merawat pasien tersebut melalui Kepala Puskesmas. Permintaan surat keterangan rahasia medis setelah diterima Kepala Puskesmas akan didelegasikan kepada dokter yang merawat pasien teresebut, malalui sub bagian tata usaha Puskesmas. Dengan perantara perawat, sub bagian rekam medis akan membantu memeriksa RM pasien tersebut untuk disampaikan kepada dokter yang merawat pasien tersebut, agar dapat memberikan jawaban/informasi pasien tersebut. Lamanya memberikan jawaban tergantung dari kecepatan dokter yang merawat pasien tersebut memberikan informasi yang diminta.



-



-



-



UNIT TERKAIT



u ugd,RM



ORIENTASI BAGI PETUGAS BARU DI UGD PUSKESMAS TODANAN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Orientasi adalah cara pengenalan dan pemahaman suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum pegawai menjalankan tugas. Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan program orientasi bagi petugas baru UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



PROSEDUR PELAKSANAAN



UNIT TERKAIT



Dokter,Perawat Peralatan 1. Petugas Baru UGD. Semua petugas baru harus menjalani orientasi di UGD setelah mengetahui orientasi Puskesmas secara umum. Petugas baru mendapatkan materi dari kepala UGD sesuai dengan program orientasi terlampir. Selesai menjalankan orientasi kepala UGD menyampaikan laporan beserta rekomendasi kepada Kepala Puskesmas TODANAN lewat Kaur Kepegawaian. Petugas baru tersebut kemudian bertugas di UGD sesuai SK kepala Puskesmas. 2. Petugas Non UGD Setelah menjalani orientasi secara umum petugas UGD yang bersangkutan perlu mengetahui tugastugas yangsangat berkaitan di petugas UGD dengan membawa surat permohonan dari Kaur Kepegawaian. Petugas mendapatkan materi yang diberikan oleh kepala UGD sesuai dengan program orientasi (terlampir) Selesai mengikuti orientasi di UGD petugas dikembalikan kepada Kaur Kepegawaian yang mengirim beserta rekomendasi dari kepala UGD.



Ugd



PENANGGULANGAN DHF/DBD DI UGD PUSKESMAS TODANAN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011



PENGERTIAN



TUJUAN



Definisi : DBD adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue ditandai oleh adanya manifestasi pendarahan dan tendensi untuk terjadinya Dengue Syok Sindrom (DSS) dan kematian. Pathofisologi : Reinveksi Virus Dengue dari tipe berbeda sehingga terjadi komplek As-Ab dengan konsentrasi tinggi dalam sirkulasi darah menyebabkan aktivitas sistem komplimen yang akan melepaskan anaphylatoxin yang meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah dan berakibat kebocoran plasma dan elektrolit sehingga terjadi hipovolemi dan syok (renjatan) Sebagai acuan langkah-langkah pelayanan media terhadap penyakit demam berdarah dengue.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan



PROSEDUR PELAKSANAAN



1. Kriteria Diagnosa : Menurut WHO a. Klinis : Demam tinggi mendadak, terus-menerus 2-7 hari. Manisfestasi pendarahan, setidak-tidaknya test tourniquet positif. Pembesaran hati Renjatan b. Laboratorium : Trombositopenia (kurang dari 100.000/mm3) Hemokonsentrasi (Ht bertambah kurang dari 20%) c. Diagnosis klinis DBD (WHO) ditegakkan bila terdapat : 2 atau 3 gejala klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi. 2. Diagnosis Banding : a. Inveksi virus yang lain : - Chikungunya - Morbili - Exan Hema Subitum b. Tonsilo-pharingitis c. Penyakit-penyakit darah : ITP, Leukimia akut d. Syok dengan dehidrasi 3. Pemeriksaan penunjang * HI



UNIT TERKAIT



Ugd



PASIEN PENYAKIT MENULAR YANG HARUS DILAPORKAN SEGERA (KDP)



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Penyakit menular yang termasuk harus dilaporkan segera adalah : - DHF - TN - Campak - AFP KDP adalah Kewaspadaan Dini Puskesmas Sebagai acuan langkah-langkah pada saat menerima dan melakukan pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pelaporan ke bagian yang ditunjuk bagi pasien penyakit menular yang datang di UGD Puskesmas Todanan agar berjalan dengan lancar dan cepat dapat ditanggulangi agar tidak bertambah meluas



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan -



PROSEDUR PELAKSANAAN -



UNIT TERKAIT



Ugd,



Dilakukan pencatatan identitas pasien secara lengkap Dilakukan anamnesa, pemeriksaan, pertolongan dan tindakan sesuai dengan prosedur tetap pasien datang di UGD Petugas jaga melapor ke bagian Rekam Medis Puskesmas Todanan dan diintensifikasi/dicatat secara lengkap pada blangko kejadian luar biasa / KLB dalam waktu kurang lebih 24 jam Pasien dipindahkan ke ruang perawatan (Rawat Inap) sesuai dengan kasusnya Melaporkan ke Dinas Kesehatan Kab. Dati II Blora lewat telepon dan surat dengan menggunakan formulir yang tersedia



PASIEN KASUS PEMERKOSAAN



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN



TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Pemerkosaan adalah suatu perbuatan kontak seksual yang dilakukan seseorang terhadap orang lain tanpa persetujuan dan atau dengan paksaan. Hal tersebut terjadi dalam keadaan - Korban dalam keadaan fisik lemah sehingga tidak dapat melakukan perlawanan - Korban belum cukup umur - Korban mempunyai gangguan / kelainan mental - Korban dibawah ancaman - Korban dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh obat - Dan lain sebagainya Prinsip dasarnya pada kasus pemerkosaan, UGD sebagai pusat pelayanan kesehatan hanya bertugas memeriksa, mengobati pasien dalam segi kesehatan dan jika diperlukan membuat visum et repertum. Sedangkan untuk hal-hal lain diserahkan di bagian masing-masing yang berwenang Sebagai acuan langkah-langkah terhadap pasien kasus pemerkosaan



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan -



-



PROSEDUR PELAKSANAAN



-



-



Dilakukan pencatatan identitas pasien, cirri-ciri lain, laporan tentang hal itu dari pasien, pengantar atau keluarga dan dengan polisi sebagai pengaman secara lengkap. Dilakukan pemeriksaan, pertolongan dan tindakan sesuai dengan prosedur tetap pasien datang ke IGD Mencari tanda-tanda kekerasan di tubuh penderita, misalnya : Luka disekitar payudara Luka karena ruda paksa Luka disekitar anal / perianal Dilakukan pemeriksaancairan vagina di laboratorium Konsul dokter ahli kebidanan dan kandungan untuk : Menangani perlukaan yang terjadi Melakukan pemeriksaan yang lebih intensif Bila diperlukan konsul/dirujuk ke dokter jiwa atau dokter ahli lain untuk hal-hal yang memerlukan penanganan Bila ada permintaan visum dari kepolisian lakukan visum et repertum oleh dokter ahli kebidanan dan kandungan Dalam hal-hal tertentu, pembuatan visum et repertum dapat dikonsultasikan ke komite Medik



UNIT TERKAIT



Ugd



PENANGANAN KORBAN MASAL DI UGD



No. Dokumen :



No. Revisi:



Halaman: 1/1



UPTD PUSKESMAS TODANAN Tanggal Berlaku:



Ditetapkan di Blora Kepala UPTD Puskesmas Todanan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



PENGERTIAN TUJUAN



Surahman, S.Kep, M.Kes NIP : 19670327 198803 1 011 Korban masal adalah suatu kejadian yang terjadinya secara mendadak dalam waktu yang sangat singkat dan menimbulkan korban minimal 50 orang Sebagai acuan langkah-langkah dalam menghadapi adanya korban masal mendadak UGD Puskesmas Todanan.



KEBIJAKAN PETUGAS PERSIAPAN



Dokter,Perawat Peralatan -



-



PROSEDUR PELAKSANAAN



-



UNIT TERKAIT



-



Penderita datang langsung dibawa ke ruang triase dan kemudian dilakukan triase sesuai dengan prosedur Korban yang perlu diutamakan untuk ditangani segera disini adalah yang dimasukkan ke dalam golongan III dan IV dengan melakukan basic life support sesuai dengan prosedur Setelah keadaan memungkinkan maka bagi pasien yang perlu dirujuk segera ke RS lain dilakukan dengan rujukan sesuai dengan prosedur Pasien-pasien yang perlu konsul dengan dokter ahli dilakukan konsul sesuai dengan prosedur Pasien-pasien yang perlu dirawat inap dirawat diinapkan sesuai dengan prosedur Pasien-pasien yang boleh pulang/rawat jalan dipulangkan sesuai dengan prosedur Bagi mereka yang meninggal dikirim ke kamar jenazah sesuai dengan prosedur



Ugd